Makalah eko internasional PERDAGANGAN IN
LAPORAN TUGAS KELOMPOK
KEWIRAUSAHAAN
PRODUK MAKANAN “MIE SADIS”
Oleh :
Disusun Oleh :
1. AGUSTINA MULIDA
(A1B113004)
2. AUDITRA BELLA ASSAKHA
(A1B113024)
3. BAIQ NURAIDA ULFA
(A1B113034)
4. BAIQ RIZKA NOVALIAN
(A1B113036)
5. CUT ZULFA RIZQIAH
(A1B113044)
6. SUSILA IRAWATI
(A1B112253)
7. SODIKIN
(A1B113213)
8. I NYOMAN TAUFIK R.
(A1B111099)
9. DHARMA IMAM DWI CAHYA
(A1B113046)
10. AKHMAD NURKHOLIS AZIZY
(A1B113008)
S1. MANAJEMEN REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan
dengan tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah)
dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang
berada di negara yang berbeda. Dengan tidak adanya hambatan yang diterapkan
pemerintah dalam melaksanakan perdagangan, tentunya ada kebebasan aturan,
cara, dan jenis barang yang dijual. Maka, munculah persaingan dagang yang ketat
baik antar individu ataupun perusahaan yang berada di Negara yang berbeda yaitu
yang kita kenal dengan istilah ekspor dan impor atau proses penjualan dan pembelian
yang dilakukan antar Negara.
Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan
internasional. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak – dampak
yang mempengaruhi perekonomian Negara. Bukan hanya dampak positif bagi
komsumen yang bisa mendapatkan barang – barang berkualitas internasional dengan
mudah, tapi tentunya tidak sedikit pula dampak buruk bagi pelaku usaha di Indonesia
yang harus mengalami persaingan yang sangat ketat dengan tanpa dukungan
kualitas penjualan yang terkadang jauh dengan pesaing asing.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Apa pengertian dari perdagangan internasional ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap konsumsi dalam negeri ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap produksi dalam negeri ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan
dalam negeri ?
5. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply - demand dalam
negeri ?
6. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek non ekonomis
dalam negeri ?
7. Apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari perdagangan internasional ?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
konsumsi dalam negeri ?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
produksi dalam negeri ?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
distribusi pendapatan dalam negeri ?
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply
- demand dalam negeri ?
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek
non ekonomis dalam negeri ?
7. Untuk mengetahui apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan
suatu Negara dengan Negara lain atas dasar saling percaya dan saling
menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh
Negara maju saja, namun juga Negara berkembang. Perdagangan
internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor-impor. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Dibanyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun. Dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran
perusahaan multinasional.
Menurut Amir M.S, bila dibandingkan dengan pelaksanaan
perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah
rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena
adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang
impor.
Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
4. Transfer teknologi modern
Banyak faktor pendorong suatu Negara melakukan perdagangan
internasional, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
Negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan kepuasan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjual produk tersebut
5. Adanya perbedaaan kekayaan sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian
Indonesia
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang
bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak
yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
1. Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan
perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barangbarang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka
dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara,
sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan
teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat.
Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja
baru, sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk
memasuki dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara
akan memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di
negara lain, perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak.
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Adanya perdagangan antar negara memungkinkan suatu
Negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien.
Perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut
mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan
teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik.
2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa
dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak
diproduksi dalam negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara
lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan
dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri
menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari
jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang
untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang
pilihan yang dapat dikonsumsi.
c. Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan
industri dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu
bersaing tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan
usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat
menyebabkan pengangguran.
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat mengahambat
perdagangan internasional. Karena jika sumber daya manusia
rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu
Negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing
dengan barang-barang yang dihasilkan oleh Negara lain yang
kualitasnya lebih baik.
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional,
Negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal
pembayaran. Apabila pembayaran dilakukan secara langsung akan
mengalai kesulitan. Selain itu juga mempunyai resiko yang sangat
besar.
Dalam perdagangan internasional juga terdapat dua konsekuensi
penting, yaitu:
a) adanya manfaat dan perdagangan (gains from trade)
b) adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barangbarang yang memiliki keunggulan komparatif.
Kedua akibat ini termasuk “akibat ekonomis” dan perdagangan
luar negeri. Ada akibat-akibat lain yang bersifat non ekonomis.
Dibukanya suatu perekonomian terhadap hubungan luar negeri
mempunyai konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam
negeri. Konsekuensi ini mencakup aspek ekonomis maupun nonekonomis, dan bisa bersifat positif maupun negatif bagi negara yang
bersangkutan. Semua ini perlu kita kaji sebelum kita bisa mengatakan
apakah perdagangan luar negeri bermanfaat atau tidak bagi suatu
negara.
Kedua pengaruh ekonomis di atas hanyalah sebagian dan seluruh
pengaruh ekonomis dan perdagangan. Pengaruh-pengaruh ekonomis ini
bisa digolongkan dalam tiga kelompok:
(a) Pengaruh terhadap konsumsi masyarakat (consumption effects).
(b) Pengaruh terhadap produksi (production effects).
(c) Pengaruh terhadap distribusi pendapatan masyarakat (distribution
effects).
Selain mempengaruhi konsumsi masyarakat, produksi, dan
distribusi pendapatan masyarakat. Secara ekonomis, perdagangan
internasional juga dapat mempengaruhi tingkat supplay dan demand
suatu negara.
2.2
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap
Konsumsi Dalam Negeri
Salah satu pengaruh penting pada konsumsi masyarakat adalah
bergesernya garis Consumption Possibility Frontier (CPF) keatas. Hal ini
dapat terjadi karena perdagangan, masyarakat bisa berkonsumsi dalam
jumlah yang lebih besar daripada sebelum ada perdagangan. Ini sama
saja dengan mengatakan bahwa pendapatan riil masyarakat (yaitu,
pendapatan yang diukur dan berapa jumlah barang yang bisa dibeli
oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya perdagangan
Konsep ini sering disebut dengan nama Transformasi, yang
merupakan proses pengubahan sumber-sumber ekonomi atau barangbarang dalam negeri menjadi barang-barang lain yang bisa memenuhi
kebutuhan (konsumsi) masyarakat. Konsep transformasi ini mencakup:
a. Transformasi melalui produksi, yaitu memasukkan sumber-sumber
ekonomi (input) ke dalam pabrik-pabrik dan proses produksi lain
untuk menghasilkan barang-barang akhir (output). Inilah “proses
produksi” dalam arti yang biasanya kita gunakan.
b. Transformasi melalui perdagangan, yaitu menukarkan suatu barang
dengan barang lain yang (lebih) kita butuhkan. Dan segi arti
ekonomisnya menukarkan satu barang dengan barang lain melalui
perdagangan adalah juga suatu “proses pengubahan”. tidak ada
bedanya dengan proses pengubahan melalui pabrik-pabrik (proses
produksi). Keduanya mencapal hasil yang sama, yaitu mengubah
satu barang menjadi barang lain (yang dianggap lebih bernilai atau
lebih dibutuhkan).
Dalam ekonomi tertutup hanya ada satu proses transformasi,
yaitu “proses produksi”. Bila perdagangan dibuka, proses transformasi
bagi masyarakat menjadi dua macam, yaitu “proses produksi” dan
“proses perdagangan/pertukaran”. Inilah sumber dan kenaikan
pendapatan riil masyarakat dan perdagangan luar negeri: “yaitu
adanya kemungkinan yang lebih luas (dan lebih menguntungkan) untuk
mentransformasikan sumber-sumber ekonomi dalam negeri menjadi
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Jadi menutup
kemungkinan transformasi melalui perdagangan adalah sama saja
dengan menutup kemungkinan diperolehnya kenaikan pendapatan riil.
Berapa besar kenaikan pendapatan riil dan adanya perdagangan
seperti yang diuraikan sebelumnya. Hal tergantung pada sampai
berapa jauh dasar penukarannya “membaik” setelah ada perdagangan.
Satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola
konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama
demonstration effects. Pengaruh terhadap konsumsi yang diuraikan di
atas sebenarnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
berkonsumsi, yaitu pendapataan riil masyarakat.
Demonstration effects atau “pengaruh percontohan” adalah
pengaruh yang bersifat langsung dan perdagangan terhadap pola dan
kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat
positif atau bersifat negatif. Demonstration effects yang bersifat positif
adalah perubahan pola dan kecenderungan berkonsumsi yang
mendorong kemauan untuk berproduksi lebih besar.
Menurut J.S. Mill bahwa “terutama di negara yang masih pada
tahap perkembangan ekonomi yang rendah, ada kemungkinan
penduduknya ada dalam keadaan tertidur dan puas diri, dengan
perasaan bahwa selera dan keinginan mereka sudah semuanya
terpenuhi”
Dibukanya perdagangan luar negeri kadang-kadang bisa
mempunyai pengaruh yang serupa dengan ‘revolusi industri’, dengan
diperkenalkan dengan barang-barang baru kepada penduduk atau
karena terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh
barang-barang yang sebelumnya tak terbayangkan bisa terjangkau
oleh mereka.
Demonstrasi effects yang bersifat negatif adalah apabila
dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan
kebiasaan konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya, masyarakat (dimulai
dan golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung untuk meniru
gaya dan kebiasaan hidup dan konsumsi dan negara-negara maju lewat
“contoh-contoh” yang ditunjukkan lewat media seperti film, televisi,
majalah-majalah dan sebagainya. Akibatnya ada kecenderungan bagi
masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan” (dilihat dan
tahap perkembangan ekonomi dan kemampuan produksi masyanakat)
Dengan lain perkataan, propensity to consume menjadi terlalu tinggi.
ini selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk
investasi rendah, dan ini berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Menentukan apakah pengaruh positif lebih besar dan pengaruh
negatif atau sebaliknya, adalah persoalan yang sulit. Kita harus melihat
kasus demi kasus. Banyak bentuk pengaruh yang tidak bisa diukur
dengan tepat, sehingga unsur subyektivitas (atau kecenderungan
ideologis) sering tidak bisa dihindari. Beberapa negara (seperti RRC dan
negara-negara sosialis lain) berpendapat bahwa pengaruh negatifnya
lebih besar. Menurut mereka dibukanya hubungan luar negeri
merangsang kebiasaan hidup yang individualistis, pola konsumsi yang
mewah dan menggoyahkan kenyamanan ideologis masyarakat
terhadap sistem negaranya.
Negara-negara Barat yang telah maju dan sejumlah negaranegara sedang berkembang beranggapan sebaliknya, yaitu
menganggap bahwa pengaruh negatifnya tidak melebihi pengaruh
positifnya Sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti apakah
tingkat investasi (dan tingkat pertumbuhan) menjadi Iebih rendah atau
lebih tinggi dengan adanya perdagangan luar negeri. RRC dan
beberapa negara sosialis lain dengan perekonomian yang relatif
tertutup, bisa mencapai laju pertumbuhan yang sangat tinggi.
Sebaliknya Jepang, Singapura, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan yang
mempunyai perekonomian terbuka juga bisa mencapai laju
pertumbuhan yang sangat mengesankan.
Demikian pula, apakah dibukanya hubungan perdagangan luar
negeri menimbulkan pola dan gaya konsumsi masyarakat yang “keliru”,
adalah masalah yang sulit dijawab secara tegas. Orang bisa
mengatakan bahwa dalam masyarakat yang tertutuppun (seperti
masyarakat-masyarakat feodal dimasa lampau) bisa terjadi pola
konsumsi yang berlebihan dan pemborosan-pemborosan sosial oleh
golongan-golongan masyarakat tertentu. Dan sebaliknya, masyarakat
yang terbuka mungkin bersifat hemat dan tidak menunjukkan pola
konsumsi yang berlebihan.
Nampaknya ada faktor lain yang lebih menentukan apakah suatu
masyarakat adalah masyarakat yang hemat dan berpola konsumsi
wajar atau masyarakat yang boros dan berpola konsumsi mewah.
Faktor ini adalah pola distribusi kekayaan dan pendapatan yang ada di
dalam masyarakat. Pola distribusi yang timpang menimbulkan pola
konsumsi yang timpang dan boros, dan berlaku baik bagi ekonomi
tertutup maupun ekonomi terbuka. Adanya perdagangan luar negeri
mungkin membuat ketimpangan pola konsumsi tersebut lebih
mencolok, karena mereka yang melakukan konsumsi yang berlebihan
cenderung untuk memilih barang-barang “luar negeri” dan gaya hidup
“luar negeri”. Namun dalam hal ini masalah pokoknya sebenarnya
bukan karena masyarakat tersebut membuka hubungan dengan luar
negeri, tetapi karena sejak awal distribusi kekayaan dan pendapatan di
dalam negeri memang timpang, dan menutup diri dan percaturan
ekonomi dunia tidak menyelesaikan masalah justru sebaliknya.
Singkatnya “demonstration effects” memang ada, tetapi apakah
efek negatifnya atau efek positifnya yang lebih menonjol sulit untuk
ditentukan secara umum. ini tergantung situasinya kasus demi kasus.
Namun kita juga harus berhati-hati dalam menentukan apakah pola
konsumsi yang “keliru” memang karena demonstration effects atau
sebab-sebab lain.
2.3
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Produksi
Dalam Negeri
Perdagangan luar negeri memiliki pengaruh yang kompleks terhadap
sektor produksi di dalam negeri. Secara umum dapat dibagi menjadi
empat macam, antara lain:
a. Spesialisasi produksi
Spesialisi plus perdagangan dapat meningkatkan pendapatan
riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan mungkin
justru akan menurunkan pendapatan riiil dan kesejateraan
masyarakat. Tetapi apakah spesialisasi plus perdagangan selalu
menguntungkan suatu Negara? Dapat disimpulkan bahwa CPF
sesudah perdagangan selalu lebih tinggi atau setidak-tidaknya sama
dengan CPF sebelum perdangan. Ini berarti bahwa perdagangan
tidak akan membuat pendapatan riil masyarakat lebih rendah, dan
sangat mungkin membuatnya lebih tinggi. Tetapi perhatikan bahwa
analisa semacam ini bersifat “statik”, yaitu tidak memperhitungkan
pengaruh-pengaruh yang timbul apabila situasi berubah atau
berkembang, seperti yang kita jumpai dalam kenyataan.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi dan perdagangan
tidak selalu bermanfaat bagi suatu Negara. Ketiga keaadaan ini
berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu
jauh, artinya adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada
satu atau dua barang saja.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi menjadi tidak
selalu bermanfaat bagi suatu negara, yaitu:
1. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Turunnya satu barang atau dua barang mungkin bisa
diimbangi oleh naiknya harga barang-barang lain. Inlah
pertentangan antara spesialisasi dengan diversifikasi. Spesialisasi
dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat namun dengan
resiko ketidakstabilan yang tinggi. Sebaliknya diversivikasi lebih
menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi
harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan
spesialisasi.
2. Keamanan nasional
Ketika suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi
ternyata ketika itu terjadi perang atau apapun yang dapat
menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka negara
negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara
tersebut. Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila
kelangsungan hidup negara tersebut sama sekali tidak terjamin.
3. Dualisme
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari
negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan ini
spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi
manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Teori keunggulan
komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa
suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan
komparatifnya dan kesempatan “transformasi lewat
perdagangan”.
b. Kenaikan “investasi surplus”
Dengan pendapatan riil yang lebih tinggi berarti negara
tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi
yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disebut investible
surplus). Investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi. Jadi, perdagangan bisa mendorong laju
pertumbuhan ekonomi. Namun tidak lepas dari berapa besar
manfaat tersebut yang direalisir sebagai investasi dalam negeri,
siapa yang memperoleh manfaat dan pengaruh dari manfaat
tersebut terhadap pembangunan ekonomi.
c. Vent for Surplus
Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah
pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumbersumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang
memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya
daerah pasar yang baru. Yang mana konsep vent for surplus adalah
bahwa pertumbuhan ekonomi tersangsang oleh terbukanya daerah
pasar yang baru.
d. Kenaikan produktivitas
Pengaruh yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar
negeri adalah sektor produksi yang berupa peningkatan
produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini ada tiga
faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1) Economic of Scale
Yang terpenting adalah bahwa dengan makin luasnya
pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara
yang lebih murah dan efisien.
2) Teknologi Baru
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung
tetapi seringkali justru sangat penting, adalah apabila para
produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai
produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi,
pemasaran dan manajemen perusahaan pada umumnya,
semangat dan motivasi baru untuk melakukan inovasi dan
sebagainya.
3) Rangsangan Persaingan
Dalam hal ini dibukanya perdagangan mempunyai
pengaruhnya yang serupa dengan masuknya perusahanperusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor tersebut.
Jadi, perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu
sektor melalui peningkatan persaingan.
2.4
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Distribusi
Pendapatan Dalam Negeri
Dalam hal distribusi pendapatan terdapat dua sudut pandang
yaitu dari kaum neoklasik dan kaum anti neoklasik. Menurut kaum
neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan
distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar negara. Menurut
mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan
lewat dua saluran utama yaitu: saluran perdagangan dan saluran aliran
modal. Yang mana dari model ini maka dapat disimpulkan bahwa suatu
negara cenderung berspesialisasi dalam barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang tersedia relatif lebih banyak di
dalam negeri.
Kaum anti neoklasik mengatakan bahwa perdagangn bebas dan
penanaman modal asing justru meningkatkan ketimpangan distribusi
pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara. Hal ini
dikarenakan adanya unsur-unsur monopolitis, dan faktor-faktor sosiopolitis yang menentukan hasil akhir dari hubungan internasional antar
negara yang mana perdagangan bebas dan penanaman modal asing
justru semakin memperlebar jurang antara negara miskin dan negara
kaya. Masing-masing sudut pandang mempunyai unsur kebenarannya,
sehingga masalahnya harus dilihat kasus demi kasus.
2.5
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Supply Demand Dalam Negeri
Sistem ekonomi internasional merupakan bagian dari sistem
internasional yang terdiri atas berbagai macam praktek dan pranata
ekonomi. Adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat
pesat di bidang informasi dan komunikasi menyebabkan segala praktek
dan pranata yang ada dalam sistem ekonomi internasional turut
berkembang dengan pesat pula. Perkembangan ini membawa beberapa
dampak seperti makin terintegrasinya pasar-pasar modal di seluruh
dunia, serta perkembangan aliran barang dan modal yang semakin
besar jumlahnya. Sehingga muncul golongan profesi baru dalam
perekonomian yang memanfaatkan segala praktek dan pranata ini
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pada prinsipnya perdagangan antara dua negara itu timbul
karena adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran.
Perbedaan permintaan ini misalnya karena perbedaan pendapatan dan
selera. Sedangkan perbedaan penawaran misalnya dikarenakan
perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi dan
tingkat teknologi.
Teori supply dan demand biasanya mengasumsikan bahwa pasar
merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat
banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara
mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa
secara signifikan. Jika permintaan akan kebutuhan yang diproduksi
semakin tinggi, maka titik keseimbangan supply dan demand akan
semakin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek
produksi akan meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat
permintaan akan kebutuhan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila
permintaan akan kebutuhan yang diproduksi semakin rendah, maka
titik keseimbangan akan semakin bergeser ke tingkat yang rendah dan
berpengaruh buruk pada aspek supply dan demand negara. Pada
dasarnya, suatu negara seperti Indonesia mampu memproduksi dan
menyediakan kebutuhan yang memang dibutuhkan dan secara tetap
bersaing dalam perdagangan internasional, maka dapat terlihat dalam
keseimbangan supply dan demand di Indonesia.
2.6
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Aspek
Non Ekonomis Dalam Negeri
Aspek ekonomi hanyalah salah satu aspek dalam hubungan
internasional meskipun mungkin merupakan aspek yang sangat
penting, kalau tidak yang paling penting. Oleh sebab itu bentuk dan
pola hubungan luar negeri yang baik bagi suatu Negara tidak bisa
ditentukan oleh para ekonom saja. Kebijaksanaan luar negeri yang baik
adalah apabila terdapat sinkronisasi dan keseimbangan antar aspek
ekonominya dan aspek-aspek lain, sperti aspek cultural, aspek politik,
dan aspek militer. Pengaruh dan pembukaan hubungan luar negeri
terhadap kebudayaan, kehidupan politik dan setrategi militer bagi
suatu Negara adalah sangat luas dan kompleks. Namun semuanya
mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomis yang telah kita uraikan
di atas. Oleh sebab itu buknlah suatu pelanggaran etika profesi apabila
ekonom juga ikut berbicara mengenai aspek ekonomis dari
kebijaksanaan kebudayaan luar negeri, politik luar negeri, dan setrategi
militer luar negeri. Tentu saja, sebaliknya ekonom juga harus bersedia
mendengarkan pendapat para ahli dibidang-bidang lain tersebut, dalam
merumuskan kebijaksanaan kebijakan luar negeri yang tepat.
2.7
1. Tarif
Kebijakan – Kebijakan Dalam Perdagangan Internasional
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang
yang diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban
tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel
minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang
dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang
yang diimpor (Misalnya, tarif 25 persen atas mobil yang diimpor).
Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara.
2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada
perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri,
seperti tarif, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu
per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang
diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan
mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas
dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama dengan
nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga
dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya
turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan
langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini
biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa
kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat
membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang
tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang
diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak
boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya
kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang
diimpor tahun-tahun sebelumnya
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan
sukarela (Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan
kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint
Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota) atas
perdagangan yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan
bukan pengimpor. Contoh yang paling dikenal adalah pembatasan
atas ekspor mobil ke Amerika Serikat yang dilaksanakan oleh Jepang
sejak 1981. VER pada umumnya dilaksanakan atas permintaan
negara pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor untuk
mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya.
VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang
membuatnya menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih
disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut
pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan
kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan
karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih
mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang
membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang
menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang
diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata
mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan local (local content requirement)
merupakan pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian
tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun
1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang
mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang
berawal dari nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah
digunakan secara luas oleh negara berkembang yang beriktiar
mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan kepada
pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di amerika
serikat rancangan undang-undang kandungan local untuk kendaraan
bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini berlum
diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja
wujudnya dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika
Serikat seperti juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga
pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan
untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi
untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaanperusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barangbarang yang diproduksi di dalam negeri meskipun barang-barang
tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang klasik
adalah industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan
eropa pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun
pembeli-pembeli utama dari peralatan telekonumikasi adalah
perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa perusahaanperusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya
adalah hanya sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa
melakukannya secara formal. Untungnya atau sayangnya, begitu
mudah untuk membelitkan standar kesehatan, keamanan, dan
prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang
dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan
Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam
kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara
efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang relative amat sedikit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan
suatu Negara denagn Negara lain atas dasar saling percaya dan saling
menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh
Negara maju saja, namun juga Negara berkembang. Perdagangan
internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang
bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak
yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
b. Meningkatkan produktivitas usaha
c. Mengurangi pengangguran
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa
dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
b. Masyarakat menjadi konsumtif
c. Mematikan usaha-usaha kecil
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Daftar Pustaka
https://pebriandini.wordpress.com/2012/04/17/perdagangan-bebas/
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/ekonomi-bisnisinternasional/ekonomi-internasional-bagian-2/
http://www.bimbie.com/pengaruh-perdagangan-terhadap-perekonomian-dalamnegeri.htm
KEWIRAUSAHAAN
PRODUK MAKANAN “MIE SADIS”
Oleh :
Disusun Oleh :
1. AGUSTINA MULIDA
(A1B113004)
2. AUDITRA BELLA ASSAKHA
(A1B113024)
3. BAIQ NURAIDA ULFA
(A1B113034)
4. BAIQ RIZKA NOVALIAN
(A1B113036)
5. CUT ZULFA RIZQIAH
(A1B113044)
6. SUSILA IRAWATI
(A1B112253)
7. SODIKIN
(A1B113213)
8. I NYOMAN TAUFIK R.
(A1B111099)
9. DHARMA IMAM DWI CAHYA
(A1B113046)
10. AKHMAD NURKHOLIS AZIZY
(A1B113008)
S1. MANAJEMEN REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan
dengan tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah)
dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang
berada di negara yang berbeda. Dengan tidak adanya hambatan yang diterapkan
pemerintah dalam melaksanakan perdagangan, tentunya ada kebebasan aturan,
cara, dan jenis barang yang dijual. Maka, munculah persaingan dagang yang ketat
baik antar individu ataupun perusahaan yang berada di Negara yang berbeda yaitu
yang kita kenal dengan istilah ekspor dan impor atau proses penjualan dan pembelian
yang dilakukan antar Negara.
Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan
internasional. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak – dampak
yang mempengaruhi perekonomian Negara. Bukan hanya dampak positif bagi
komsumen yang bisa mendapatkan barang – barang berkualitas internasional dengan
mudah, tapi tentunya tidak sedikit pula dampak buruk bagi pelaku usaha di Indonesia
yang harus mengalami persaingan yang sangat ketat dengan tanpa dukungan
kualitas penjualan yang terkadang jauh dengan pesaing asing.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Apa pengertian dari perdagangan internasional ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap konsumsi dalam negeri ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap produksi dalam negeri ?
Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan
dalam negeri ?
5. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply - demand dalam
negeri ?
6. Bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek non ekonomis
dalam negeri ?
7. Apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari perdagangan internasional ?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
konsumsi dalam negeri ?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
produksi dalam negeri ?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap
distribusi pendapatan dalam negeri ?
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap supply
- demand dalam negeri ?
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perdagangan internasional terhadap aspek
non ekonomis dalam negeri ?
7. Untuk mengetahui apa saja kebijakan – kebijakan dalam perdagangan internasional ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan
suatu Negara dengan Negara lain atas dasar saling percaya dan saling
menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh
Negara maju saja, namun juga Negara berkembang. Perdagangan
internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor-impor. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Dibanyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun. Dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran
perusahaan multinasional.
Menurut Amir M.S, bila dibandingkan dengan pelaksanaan
perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah
rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena
adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang
impor.
Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
4. Transfer teknologi modern
Banyak faktor pendorong suatu Negara melakukan perdagangan
internasional, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
Negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan kepuasan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjual produk tersebut
5. Adanya perbedaaan kekayaan sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian
Indonesia
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang
bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak
yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
1. Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan
perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barangbarang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka
dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara,
sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan
teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat.
Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja
baru, sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk
memasuki dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara
akan memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di
negara lain, perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak.
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Adanya perdagangan antar negara memungkinkan suatu
Negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien.
Perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut
mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan
teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik.
2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa
dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak
diproduksi dalam negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara
lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan
dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri
menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari
jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang
untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang
pilihan yang dapat dikonsumsi.
c. Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan
industri dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu
bersaing tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan
usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat
menyebabkan pengangguran.
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat mengahambat
perdagangan internasional. Karena jika sumber daya manusia
rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu
Negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing
dengan barang-barang yang dihasilkan oleh Negara lain yang
kualitasnya lebih baik.
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional,
Negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal
pembayaran. Apabila pembayaran dilakukan secara langsung akan
mengalai kesulitan. Selain itu juga mempunyai resiko yang sangat
besar.
Dalam perdagangan internasional juga terdapat dua konsekuensi
penting, yaitu:
a) adanya manfaat dan perdagangan (gains from trade)
b) adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barangbarang yang memiliki keunggulan komparatif.
Kedua akibat ini termasuk “akibat ekonomis” dan perdagangan
luar negeri. Ada akibat-akibat lain yang bersifat non ekonomis.
Dibukanya suatu perekonomian terhadap hubungan luar negeri
mempunyai konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam
negeri. Konsekuensi ini mencakup aspek ekonomis maupun nonekonomis, dan bisa bersifat positif maupun negatif bagi negara yang
bersangkutan. Semua ini perlu kita kaji sebelum kita bisa mengatakan
apakah perdagangan luar negeri bermanfaat atau tidak bagi suatu
negara.
Kedua pengaruh ekonomis di atas hanyalah sebagian dan seluruh
pengaruh ekonomis dan perdagangan. Pengaruh-pengaruh ekonomis ini
bisa digolongkan dalam tiga kelompok:
(a) Pengaruh terhadap konsumsi masyarakat (consumption effects).
(b) Pengaruh terhadap produksi (production effects).
(c) Pengaruh terhadap distribusi pendapatan masyarakat (distribution
effects).
Selain mempengaruhi konsumsi masyarakat, produksi, dan
distribusi pendapatan masyarakat. Secara ekonomis, perdagangan
internasional juga dapat mempengaruhi tingkat supplay dan demand
suatu negara.
2.2
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap
Konsumsi Dalam Negeri
Salah satu pengaruh penting pada konsumsi masyarakat adalah
bergesernya garis Consumption Possibility Frontier (CPF) keatas. Hal ini
dapat terjadi karena perdagangan, masyarakat bisa berkonsumsi dalam
jumlah yang lebih besar daripada sebelum ada perdagangan. Ini sama
saja dengan mengatakan bahwa pendapatan riil masyarakat (yaitu,
pendapatan yang diukur dan berapa jumlah barang yang bisa dibeli
oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya perdagangan
Konsep ini sering disebut dengan nama Transformasi, yang
merupakan proses pengubahan sumber-sumber ekonomi atau barangbarang dalam negeri menjadi barang-barang lain yang bisa memenuhi
kebutuhan (konsumsi) masyarakat. Konsep transformasi ini mencakup:
a. Transformasi melalui produksi, yaitu memasukkan sumber-sumber
ekonomi (input) ke dalam pabrik-pabrik dan proses produksi lain
untuk menghasilkan barang-barang akhir (output). Inilah “proses
produksi” dalam arti yang biasanya kita gunakan.
b. Transformasi melalui perdagangan, yaitu menukarkan suatu barang
dengan barang lain yang (lebih) kita butuhkan. Dan segi arti
ekonomisnya menukarkan satu barang dengan barang lain melalui
perdagangan adalah juga suatu “proses pengubahan”. tidak ada
bedanya dengan proses pengubahan melalui pabrik-pabrik (proses
produksi). Keduanya mencapal hasil yang sama, yaitu mengubah
satu barang menjadi barang lain (yang dianggap lebih bernilai atau
lebih dibutuhkan).
Dalam ekonomi tertutup hanya ada satu proses transformasi,
yaitu “proses produksi”. Bila perdagangan dibuka, proses transformasi
bagi masyarakat menjadi dua macam, yaitu “proses produksi” dan
“proses perdagangan/pertukaran”. Inilah sumber dan kenaikan
pendapatan riil masyarakat dan perdagangan luar negeri: “yaitu
adanya kemungkinan yang lebih luas (dan lebih menguntungkan) untuk
mentransformasikan sumber-sumber ekonomi dalam negeri menjadi
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Jadi menutup
kemungkinan transformasi melalui perdagangan adalah sama saja
dengan menutup kemungkinan diperolehnya kenaikan pendapatan riil.
Berapa besar kenaikan pendapatan riil dan adanya perdagangan
seperti yang diuraikan sebelumnya. Hal tergantung pada sampai
berapa jauh dasar penukarannya “membaik” setelah ada perdagangan.
Satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola
konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama
demonstration effects. Pengaruh terhadap konsumsi yang diuraikan di
atas sebenarnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
berkonsumsi, yaitu pendapataan riil masyarakat.
Demonstration effects atau “pengaruh percontohan” adalah
pengaruh yang bersifat langsung dan perdagangan terhadap pola dan
kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat
positif atau bersifat negatif. Demonstration effects yang bersifat positif
adalah perubahan pola dan kecenderungan berkonsumsi yang
mendorong kemauan untuk berproduksi lebih besar.
Menurut J.S. Mill bahwa “terutama di negara yang masih pada
tahap perkembangan ekonomi yang rendah, ada kemungkinan
penduduknya ada dalam keadaan tertidur dan puas diri, dengan
perasaan bahwa selera dan keinginan mereka sudah semuanya
terpenuhi”
Dibukanya perdagangan luar negeri kadang-kadang bisa
mempunyai pengaruh yang serupa dengan ‘revolusi industri’, dengan
diperkenalkan dengan barang-barang baru kepada penduduk atau
karena terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh
barang-barang yang sebelumnya tak terbayangkan bisa terjangkau
oleh mereka.
Demonstrasi effects yang bersifat negatif adalah apabila
dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan
kebiasaan konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya, masyarakat (dimulai
dan golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung untuk meniru
gaya dan kebiasaan hidup dan konsumsi dan negara-negara maju lewat
“contoh-contoh” yang ditunjukkan lewat media seperti film, televisi,
majalah-majalah dan sebagainya. Akibatnya ada kecenderungan bagi
masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan” (dilihat dan
tahap perkembangan ekonomi dan kemampuan produksi masyanakat)
Dengan lain perkataan, propensity to consume menjadi terlalu tinggi.
ini selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk
investasi rendah, dan ini berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Menentukan apakah pengaruh positif lebih besar dan pengaruh
negatif atau sebaliknya, adalah persoalan yang sulit. Kita harus melihat
kasus demi kasus. Banyak bentuk pengaruh yang tidak bisa diukur
dengan tepat, sehingga unsur subyektivitas (atau kecenderungan
ideologis) sering tidak bisa dihindari. Beberapa negara (seperti RRC dan
negara-negara sosialis lain) berpendapat bahwa pengaruh negatifnya
lebih besar. Menurut mereka dibukanya hubungan luar negeri
merangsang kebiasaan hidup yang individualistis, pola konsumsi yang
mewah dan menggoyahkan kenyamanan ideologis masyarakat
terhadap sistem negaranya.
Negara-negara Barat yang telah maju dan sejumlah negaranegara sedang berkembang beranggapan sebaliknya, yaitu
menganggap bahwa pengaruh negatifnya tidak melebihi pengaruh
positifnya Sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti apakah
tingkat investasi (dan tingkat pertumbuhan) menjadi Iebih rendah atau
lebih tinggi dengan adanya perdagangan luar negeri. RRC dan
beberapa negara sosialis lain dengan perekonomian yang relatif
tertutup, bisa mencapai laju pertumbuhan yang sangat tinggi.
Sebaliknya Jepang, Singapura, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan yang
mempunyai perekonomian terbuka juga bisa mencapai laju
pertumbuhan yang sangat mengesankan.
Demikian pula, apakah dibukanya hubungan perdagangan luar
negeri menimbulkan pola dan gaya konsumsi masyarakat yang “keliru”,
adalah masalah yang sulit dijawab secara tegas. Orang bisa
mengatakan bahwa dalam masyarakat yang tertutuppun (seperti
masyarakat-masyarakat feodal dimasa lampau) bisa terjadi pola
konsumsi yang berlebihan dan pemborosan-pemborosan sosial oleh
golongan-golongan masyarakat tertentu. Dan sebaliknya, masyarakat
yang terbuka mungkin bersifat hemat dan tidak menunjukkan pola
konsumsi yang berlebihan.
Nampaknya ada faktor lain yang lebih menentukan apakah suatu
masyarakat adalah masyarakat yang hemat dan berpola konsumsi
wajar atau masyarakat yang boros dan berpola konsumsi mewah.
Faktor ini adalah pola distribusi kekayaan dan pendapatan yang ada di
dalam masyarakat. Pola distribusi yang timpang menimbulkan pola
konsumsi yang timpang dan boros, dan berlaku baik bagi ekonomi
tertutup maupun ekonomi terbuka. Adanya perdagangan luar negeri
mungkin membuat ketimpangan pola konsumsi tersebut lebih
mencolok, karena mereka yang melakukan konsumsi yang berlebihan
cenderung untuk memilih barang-barang “luar negeri” dan gaya hidup
“luar negeri”. Namun dalam hal ini masalah pokoknya sebenarnya
bukan karena masyarakat tersebut membuka hubungan dengan luar
negeri, tetapi karena sejak awal distribusi kekayaan dan pendapatan di
dalam negeri memang timpang, dan menutup diri dan percaturan
ekonomi dunia tidak menyelesaikan masalah justru sebaliknya.
Singkatnya “demonstration effects” memang ada, tetapi apakah
efek negatifnya atau efek positifnya yang lebih menonjol sulit untuk
ditentukan secara umum. ini tergantung situasinya kasus demi kasus.
Namun kita juga harus berhati-hati dalam menentukan apakah pola
konsumsi yang “keliru” memang karena demonstration effects atau
sebab-sebab lain.
2.3
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Produksi
Dalam Negeri
Perdagangan luar negeri memiliki pengaruh yang kompleks terhadap
sektor produksi di dalam negeri. Secara umum dapat dibagi menjadi
empat macam, antara lain:
a. Spesialisasi produksi
Spesialisi plus perdagangan dapat meningkatkan pendapatan
riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan mungkin
justru akan menurunkan pendapatan riiil dan kesejateraan
masyarakat. Tetapi apakah spesialisasi plus perdagangan selalu
menguntungkan suatu Negara? Dapat disimpulkan bahwa CPF
sesudah perdagangan selalu lebih tinggi atau setidak-tidaknya sama
dengan CPF sebelum perdangan. Ini berarti bahwa perdagangan
tidak akan membuat pendapatan riil masyarakat lebih rendah, dan
sangat mungkin membuatnya lebih tinggi. Tetapi perhatikan bahwa
analisa semacam ini bersifat “statik”, yaitu tidak memperhitungkan
pengaruh-pengaruh yang timbul apabila situasi berubah atau
berkembang, seperti yang kita jumpai dalam kenyataan.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi dan perdagangan
tidak selalu bermanfaat bagi suatu Negara. Ketiga keaadaan ini
berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu
jauh, artinya adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada
satu atau dua barang saja.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi menjadi tidak
selalu bermanfaat bagi suatu negara, yaitu:
1. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Turunnya satu barang atau dua barang mungkin bisa
diimbangi oleh naiknya harga barang-barang lain. Inlah
pertentangan antara spesialisasi dengan diversifikasi. Spesialisasi
dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat namun dengan
resiko ketidakstabilan yang tinggi. Sebaliknya diversivikasi lebih
menjamin kestabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi
harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dan
spesialisasi.
2. Keamanan nasional
Ketika suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi
ternyata ketika itu terjadi perang atau apapun yang dapat
menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka negara
negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara
tersebut. Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila
kelangsungan hidup negara tersebut sama sekali tidak terjamin.
3. Dualisme
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari
negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan ini
spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi
manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Teori keunggulan
komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa
suatu negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan
komparatifnya dan kesempatan “transformasi lewat
perdagangan”.
b. Kenaikan “investasi surplus”
Dengan pendapatan riil yang lebih tinggi berarti negara
tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi
yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disebut investible
surplus). Investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi. Jadi, perdagangan bisa mendorong laju
pertumbuhan ekonomi. Namun tidak lepas dari berapa besar
manfaat tersebut yang direalisir sebagai investasi dalam negeri,
siapa yang memperoleh manfaat dan pengaruh dari manfaat
tersebut terhadap pembangunan ekonomi.
c. Vent for Surplus
Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah
pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Sumbersumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang
memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya
daerah pasar yang baru. Yang mana konsep vent for surplus adalah
bahwa pertumbuhan ekonomi tersangsang oleh terbukanya daerah
pasar yang baru.
d. Kenaikan produktivitas
Pengaruh yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar
negeri adalah sektor produksi yang berupa peningkatan
produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini ada tiga
faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1) Economic of Scale
Yang terpenting adalah bahwa dengan makin luasnya
pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara
yang lebih murah dan efisien.
2) Teknologi Baru
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung
tetapi seringkali justru sangat penting, adalah apabila para
produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai
produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi,
pemasaran dan manajemen perusahaan pada umumnya,
semangat dan motivasi baru untuk melakukan inovasi dan
sebagainya.
3) Rangsangan Persaingan
Dalam hal ini dibukanya perdagangan mempunyai
pengaruhnya yang serupa dengan masuknya perusahanperusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor tersebut.
Jadi, perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu
sektor melalui peningkatan persaingan.
2.4
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Distribusi
Pendapatan Dalam Negeri
Dalam hal distribusi pendapatan terdapat dua sudut pandang
yaitu dari kaum neoklasik dan kaum anti neoklasik. Menurut kaum
neoklasik hubungan luar negeri mempunyai pengaruh lebih meratakan
distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar negara. Menurut
mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan
lewat dua saluran utama yaitu: saluran perdagangan dan saluran aliran
modal. Yang mana dari model ini maka dapat disimpulkan bahwa suatu
negara cenderung berspesialisasi dalam barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang tersedia relatif lebih banyak di
dalam negeri.
Kaum anti neoklasik mengatakan bahwa perdagangn bebas dan
penanaman modal asing justru meningkatkan ketimpangan distribusi
pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara. Hal ini
dikarenakan adanya unsur-unsur monopolitis, dan faktor-faktor sosiopolitis yang menentukan hasil akhir dari hubungan internasional antar
negara yang mana perdagangan bebas dan penanaman modal asing
justru semakin memperlebar jurang antara negara miskin dan negara
kaya. Masing-masing sudut pandang mempunyai unsur kebenarannya,
sehingga masalahnya harus dilihat kasus demi kasus.
2.5
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Supply Demand Dalam Negeri
Sistem ekonomi internasional merupakan bagian dari sistem
internasional yang terdiri atas berbagai macam praktek dan pranata
ekonomi. Adanya globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat
pesat di bidang informasi dan komunikasi menyebabkan segala praktek
dan pranata yang ada dalam sistem ekonomi internasional turut
berkembang dengan pesat pula. Perkembangan ini membawa beberapa
dampak seperti makin terintegrasinya pasar-pasar modal di seluruh
dunia, serta perkembangan aliran barang dan modal yang semakin
besar jumlahnya. Sehingga muncul golongan profesi baru dalam
perekonomian yang memanfaatkan segala praktek dan pranata ini
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pada prinsipnya perdagangan antara dua negara itu timbul
karena adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran.
Perbedaan permintaan ini misalnya karena perbedaan pendapatan dan
selera. Sedangkan perbedaan penawaran misalnya dikarenakan
perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi dan
tingkat teknologi.
Teori supply dan demand biasanya mengasumsikan bahwa pasar
merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat
banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara
mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa
secara signifikan. Jika permintaan akan kebutuhan yang diproduksi
semakin tinggi, maka titik keseimbangan supply dan demand akan
semakin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek
produksi akan meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat
permintaan akan kebutuhan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila
permintaan akan kebutuhan yang diproduksi semakin rendah, maka
titik keseimbangan akan semakin bergeser ke tingkat yang rendah dan
berpengaruh buruk pada aspek supply dan demand negara. Pada
dasarnya, suatu negara seperti Indonesia mampu memproduksi dan
menyediakan kebutuhan yang memang dibutuhkan dan secara tetap
bersaing dalam perdagangan internasional, maka dapat terlihat dalam
keseimbangan supply dan demand di Indonesia.
2.6
Bagaimana Pengaruh Dari Perdagangan Internasional Terhadap Aspek
Non Ekonomis Dalam Negeri
Aspek ekonomi hanyalah salah satu aspek dalam hubungan
internasional meskipun mungkin merupakan aspek yang sangat
penting, kalau tidak yang paling penting. Oleh sebab itu bentuk dan
pola hubungan luar negeri yang baik bagi suatu Negara tidak bisa
ditentukan oleh para ekonom saja. Kebijaksanaan luar negeri yang baik
adalah apabila terdapat sinkronisasi dan keseimbangan antar aspek
ekonominya dan aspek-aspek lain, sperti aspek cultural, aspek politik,
dan aspek militer. Pengaruh dan pembukaan hubungan luar negeri
terhadap kebudayaan, kehidupan politik dan setrategi militer bagi
suatu Negara adalah sangat luas dan kompleks. Namun semuanya
mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomis yang telah kita uraikan
di atas. Oleh sebab itu buknlah suatu pelanggaran etika profesi apabila
ekonom juga ikut berbicara mengenai aspek ekonomis dari
kebijaksanaan kebudayaan luar negeri, politik luar negeri, dan setrategi
militer luar negeri. Tentu saja, sebaliknya ekonom juga harus bersedia
mendengarkan pendapat para ahli dibidang-bidang lain tersebut, dalam
merumuskan kebijaksanaan kebijakan luar negeri yang tepat.
2.7
1. Tarif
Kebijakan – Kebijakan Dalam Perdagangan Internasional
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang
yang diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban
tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel
minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang
dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang
yang diimpor (Misalnya, tarif 25 persen atas mobil yang diimpor).
Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara.
2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada
perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri,
seperti tarif, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu
per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang
diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan
mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas
dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama dengan
nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga
dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya
turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan
langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini
biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa
kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat
membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang
tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang
diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak
boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya
kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang
diimpor tahun-tahun sebelumnya
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan
sukarela (Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan
kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint
Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota) atas
perdagangan yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan
bukan pengimpor. Contoh yang paling dikenal adalah pembatasan
atas ekspor mobil ke Amerika Serikat yang dilaksanakan oleh Jepang
sejak 1981. VER pada umumnya dilaksanakan atas permintaan
negara pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor untuk
mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya.
VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang
membuatnya menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih
disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut
pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan
kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan
karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih
mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang
membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang
menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang
diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata
mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan local (local content requirement)
merupakan pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian
tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun
1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang
mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang
berawal dari nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah
digunakan secara luas oleh negara berkembang yang beriktiar
mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan kepada
pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di amerika
serikat rancangan undang-undang kandungan local untuk kendaraan
bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini berlum
diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja
wujudnya dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika
Serikat seperti juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga
pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan
untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi
untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaanperusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barangbarang yang diproduksi di dalam negeri meskipun barang-barang
tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang klasik
adalah industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan
eropa pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun
pembeli-pembeli utama dari peralatan telekonumikasi adalah
perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa perusahaanperusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya
adalah hanya sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa
melakukannya secara formal. Untungnya atau sayangnya, begitu
mudah untuk membelitkan standar kesehatan, keamanan, dan
prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang
dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan
Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam
kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara
efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang relative amat sedikit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan
suatu Negara denagn Negara lain atas dasar saling percaya dan saling
menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh
Negara maju saja, namun juga Negara berkembang. Perdagangan
internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang
bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak
yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
b. Meningkatkan produktivitas usaha
c. Mengurangi pengangguran
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa
dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
b. Masyarakat menjadi konsumtif
c. Mematikan usaha-usaha kecil
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Daftar Pustaka
https://pebriandini.wordpress.com/2012/04/17/perdagangan-bebas/
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/ekonomi-bisnisinternasional/ekonomi-internasional-bagian-2/
http://www.bimbie.com/pengaruh-perdagangan-terhadap-perekonomian-dalamnegeri.htm