Intervensi Dini Bersumber Daya Keluarga
INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA
Departemen PENDIDIKAN KHUSUS
Fakultas ilmu pendidikan
Universitas pendidikan indonesia
2014
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
kATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat
rahmat dan karuniaNya buku ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Buku berjudul INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA ini
diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Media Pembelajaran semester ganjil yang dibina oleh Zaenal Alimin,
M.Ed.
Buku ini berisi hasil asesmen anak yang terindikasi mengalami
hambatan perkembangan, program yang dilaksanakan, dan evaluasi
dari program tersebut.
Dibuatnya buku ini salah satunya untuk menawarkan solusi
dalam menangani hambatan perkembangan anak, khususnya dalam
hal pelatihan keterampilan toilet.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang turut berperan
dalam penyusunan buku ini, baik dalam bentuk materil maupun moril
yang tidak mampu disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak,
semoga Allah Swt., memberikan ganjaran dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Aamiin.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya
bagi pembaca, dan umumnya bagi era baru dunia pendidikan.
Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar
sebagai konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis
sangat terbuka untuk menerima kritik yang membangun.
Bandung, Desember 2014
Tim Penulis
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — i
DAFTAR ISI — ii
1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG — 1
RUMUSAN MASALAH — 1
TUJUAN PENULISAN — 2
2. ANALISIS KASUS
PROFIL ANAK DAN KELUARGA — 3
PROGRAM INTERVENSI UNTUK ANAK DAN KELUARGA — 42
PELAKSANAAN PROGRAM — 45
EVALUASI PROGRAM — 46
3. PENUTUP
KESIMPULAN — 49
REKOMENDASI — 49
BIODATA PENYUSUN — 51
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
1
1|
Pendahuluan
Latar Belakang
Keluarga adalah lingkungan pendidikan informal yang harus
fungsional bagi seorang anak. Peran keluarga sangat menentukan
keberhasilan perkembangan anak. Keberhasilan itu akan diperoleh
dengan baik jika keluarga memahami tugas dan kewajibannya.
Ketidakpahaman akan peran sebagai anggota keluarga terhadap
pendidikan anaknya dapat menimbulkan hambatan terhadap
perkembangan anak. Salah satunya adalah kemandirian, hambatan
pada kemandirian anak sangat berpengaruh pada kehidupan seharihari anak. Maka dari itu pengadaan program Intervensi Bersumber Daya
Keluarga memiliki fungsi sebagai penyediaan dukungan dan sumber
daya yang ditujukan kepada keluarga. Sebab sehebat apapun
pendidikan eksternal yang anak peroleh, bila tidak ada dukungan dari
keluarga, hal itu takkan berdampak banyak terhadap perkembangan
anak. Khususnya bagi seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sebuah
tindakan intervensi takkan berjalan dengan baik tanpa kesinambungan
dari pendidikan keluarga.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
Bagaimana kondisi anak dan keluarganya?
Program intervensi apa yang sesuai untuk menolong anak dan
keluaraga?
Apakah program dan diberikan tepat sasaran dan berjalan
dengan baik?
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
1
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kondisi anak dan keluarga, termasuk hambatan yang
dialami anak dan keluarga
2. Mengetahui
tindakan
intervensi
yang
sesuai
untuk
mengoptimalkan perkembangan anak dan keterampilan keluarga
dalam menjalankan fungsinya.
3. Mengevaluasi apakah tindakan intervensi yang dijalankan sudah
sesuai dengan kebutuhan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
2
2|
analisis kasus
Profil Anak dan Keluarga
IDENTITAS ANAK
Nama lengkap
Nama panggilan
TTL
Jenis Kelamin
Anak ke
Berat Badan
Alamat
Riwayat Penyakit
: Zahrannisa
: Zahra
: Bandung, 7 Juli 2011
: Perempuan
: Satu
: 35 kg
: Jl. Sindang Sirna 111 No. 69 Bandung
: - Alergi ikan (2012 - sekarang)
- Obesitas (2012 - sekarang)
- Diare (2012)
KONDISI ANAK (ASESMEN PERKEMBANGAN ANAK)
A. Kognitif (Jean Piaget)
Kisi-Kisi Instrumen
TAHAP
Pra operasional
(2-7 Tahun)
KEMAMPUAN
1. Fungsi Simbolis
(kemampuan berfikir
secara simbolik)
a. Egosentris
(membedakan
perspektif orang lain
dengan dirinya)
1)
2)
3)
4)
SUB KEMAMPUAN
Membedakan objek
berdasarkan warna,
bentuk dan ukuran
Membedakan
gambar berdasarkan
bentuk
Menggambar orang
Bermain simbolik
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
3
5) Animisme
1) Mengenal benda milik
orang lain
2) Mampu
menyampaikan pesan
1) Menyebutkan letak
benda
2) Memahami jumlah, isi,
luas
2. Fungsi Intuitif
a. Konservasi
Butir Instrumen
SUB KEMAMPUAN
1. Membedakan
Obyek
berdasarkan
Warna
2. Membedakan
Obyek
BUTIR INSTRUMEN
a. Berikan pada
anak obyek
warna minta
anak untuk
mengelompokan
berdasarkan
warna
1) Merah
2) Kuning
3) Biru
4) Hijau
b. Memberikan anak
satu warna,
kemudian minta
anak menemukan
pasangan
warnanya
a. Berikan obyek
berbentuk
KEMAMPUAN
M MB TM
KETERANGAN
Ketika anak
diperlihatkan
dengan obyek
yang berwarna
dan asesor
meminta lihat sini,
coba ambilkan
warna yang sama
dengan obyek ini
(dengan
menunjuk obyek)
anak mampu
mengambil obyek
warna yang sama
dengan yang
diperintah
Anak mampu
memberikan
warna yang
sesuai dengan
pasangannya
Ketika diberi
perintah coba
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
4
berdasarkan
bentuk
3. Membedakan
obyek
berdasarkan
ukuran
segitiga,lingkaran
dan persegi pada
anak. Lalu
perlihatkan obyek
lain yang sama.
Minta anak
mengelompokan
obyek tersebut
sesuai bentuk
b. Memberikan anak
satu bentuk,
kemudian minta
anak menemukan
pasangan
bentuknya
3.1. Perlihatkan obyek
ukuran pada
anak, sedotan
dengan ukuran
dari yang
terpendek sampai
ke terpanjang.
Minta anak
mengurutkannya
berdasarkan
ukuran
lihat bentuk ini
anak melihatnya
dan ketika
dimintai ambilkan
bentuk yang
sama anak
mamou
mengambil
bentuk yang
sesuai, yaitu
lingkaran, persegi
dan segitiga
Anak mampu
menunjukkan
bentuk yang
sesuai dengan
pasangannya.
Awalnya anak
mampu
mengurutkan
berdasarkan
ukuran namun
ketika dicoba lagi
sebanyak 2 kali
anak tidak
mampu
mengurutkan,
ketika dibantu
asesor dengan
member informasi
beberapa kali
seperti ini pendek,
sedang dan
panjang. Ketika
mengurutkan dari
yang terpendek
asesor
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
5
3.2. Perlihatkan obyek
ukuran berupa
lingkaran yang
terkecil hingga
terbesar minta
anak
mengurutkan
obyek tersebut
4. Menggambar
Orang
4.1. Berikan kertas
pada anak lalu
minta anak untuk
menggambar
orang
membantunya
dengan
memberitahu
selanjutnya yang
se- anak
menjawab
sedang lalu anak
mengurutkannya
anak tidak
mampu
mengurutkan,
ketika dibantu
asesor dengan
member informasi
beberapa kali
seperti ini baso
kecil, sedang dan
besar. Ketika
mengurutkan dari
yang terkecil
asesor
membantunya
dengan
memberitahu
selanjutnya baso
se-- anak
menjawab
sedang lalu anak
mengurutkannya
Ketika diminta
untuk
menggambar
orang anak
hanya mampu
menggambar
lingkaran dan
asesor membantu
anak dengan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
6
5.1. Berikan benda
milik
temannya/sepupu
tanyakan pada
anak milik siapa
barang itu
6. Mampu
6.1. Sampaikan pesan
menyampaikan
ini pada anak
pesan
minta anak
mengulangin
pesan tersebut
6.1.1. ibu akan
memasak
6.1.2. Kakak tidak
bisa keluar
6.1.3. ayah tidak
punya uang
7. Menyebutkan
7.1. Minta anak
letak benda
menyebutkan
letak benda pada
posisi
7.1.1. Kanan
7.1.2. Kiri
7.1.3. Atas
7.1.4. Bawah
5. Mengenal
barang milik
temannya
menginformasikan
untuk
menggambar
indera inderanya
dan asesor perlu
mencontohkan
gambarnya
Ketika anak
ditanya tentang
barang milik siapa
ini, anak hanya
menunjukan
bahwa barang itu
punya orang lain
Anak mampu
menyampaikan
pesan yang
diperintah
dengan
mengulang kata
kata
Anak hanya
mampu
menyebutkan
letak bendak atas
dan bawah,
ketika ditanya
letak benda yang
ada di kiri anak
menjawab kanan,
dan ketika anak
ditanya tangan
kanan mana
anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
7
8. Memahami
jumlah isi
8.1. Diletakan 3
benda dikanan
dan kiri, pada
kanan benda
ditupuk,
sedangkan pada
kiri benda
disusun dengan
jarak yang jauh.
Minta anak untuk
menanyakan
apakah jumlah
benda sama
8.2 Perlihatkan
pada anak 2
gelas gelas yang
berisi air (takaran
sama) alu
perlihatkan lagi
ketika air pada
gelas atu
ditumpahkan
kedalam
mangkuk.
Tanyakan pada
anak apakah
jumlah air yang
dimangkuk dan
gelas sama
mengangkat
tangan kiri
Anak mampu
menjawab
bahwa jumlah
benda di kiri dan
kanan sama
Anak mampu
menjawab
bahwa jumlah
benda di kiri dan
kanan sama
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
Mampu
16
: 24 × 100% = 66.7%
2
Dengan Bantuan : 12 x 100% = 16,7%
Tidak Mampu
: 16.6%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
8
80
60
40
20
0
KOGNITIF
MAMPU
DENGAN BANTUAN
TIDAK MAMPU
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Dari hasil asesmen perkembangan kognitif sebagian besar tes
dapat dikatakan mampu. Anak mampu membedakan warna, ketika
anak diperlihatkan dengan obyek yang berwarna dan asesor
meminta, “lihat sini, coba ambilkan warna yang sama dengan obyek
ini! (sambil menunjuk obyek)” anak mampu mengambil obyek warna
yang sama dengan yang diperintah. Pada saat aspek membedakan
bentuk pun anak mampu membedakan dengan mengandalkan
visualnya, ketika diperlihatkan bentuk, dan meminta mengambil
bentuk yang sama anak menunjuk bentuk yang sama. Anak mampu
dengan bantuan pada saat dipinta untuk mengurutkan berdasarkan
ukuran. Awalnya anak dapat mengurutkan berdasarkan ukuran ketika
diminta untuk mengurutkan kembali, anak salah mengurutkan dengan
dua kali pengulangan. Asesor kemudian membantu anak untuk
mengurutkan dengan menginformasikan bahwa ukuran seperti
pendek, sedang, dan panjang. Ketika dimintai untuk mengurutkan
kembali anak mengambil urutan yang terpendek, kemudian asesor
membantu dengan memberitahu “sesudah pendek, se-…” anak
kemudian berkata “sedang” dan mengambil ukuran yang sedang.
Namun pada saat anak diminta menyebutkan posisi benda anak
mengalami kesulitan, seperti posisi kiri dan kanan. Ketika posisi benda
berada di kanan anak, anak menjawab kiri dan begitu sebaliknya.
Setelah ditanya coba tangan kanan angkat, anak mengangkat
tangan kiri.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
9
B. Bahasa (Djamarah)
Kisi-Kisi Instrumen
ASPEK
1. Pemahaman
KEMAMPUAN
a. Kemampuan
memahami makna
ucapan orang lain
SUB KEMAMPUAN
1) Melakukan
percakapan
2. Pengembangan Kata
a. Mengembangkan
pembendaharaan
kata yang telah
diketahui.
a. Kemampuan
menyusun kata-kata
menjadi kalimat
a. Kemampuan
mengucapkan katakata melalui imitasi
1) Menyebutkan anggota
keluarganya
2) Menyebutkan benda
yang ada disekitarnya
1) Menyayikan lagu-lagu
3. Penyusunan
kata menjadi
kalimat
4. Ucapan
1) Mengulang kata yang
diperintah
2) Menyebutkan huruf
vokal dan konsonan
3) Mengikuti nyanyian
4) Menyebutkan kembali
bilangan
Butir Instrumen
SUB
KEMAMPUAN
1. Melakukan
Percakapan
KEMAMPUAN
BUTIR INSTRUMEN
KETERANGAN
M
Melakukan
percakapan
dengan
menjawab
1.1. Siapa
namamu?
MB
TM
Anak
memahami
pertanyaan
dan
menjawab
‘Ade”
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
10
1.2. Sudah makan
belum?
1.3. Makan sama
apa?
2. Menyebutkan
Anggota
Keluarga
3. Menyebutkan benda
benda di
sekitar
2.1. Menyebutkan
anggota
keluarga
3.1. Menyebutkan
benda- benda
yang
diperlihatkan
4. Menyanyikan lagulagu
4.1. Minta anak
menyanyikan
lagu
5.1. ibu ke pasar
Anak
menjawab
sudah sama
baso
Anak
menjawab
bahwa dia
makan
dengan baso
Anak
menjawab,
mamah,
mayang,
Anak
menjawab
sendok, pensil,
playdoh
Anak mamou
bernyanyi
namun anak
tidak
bernyanyi
ketika tidak
ada yang
mengiringi
atau bersamasama
menyanyi,
asesor
membantu
anak dengan
bernyayi
bersama-sama
Anak mampu
mengulang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
11
5. Mengulang
kata yang
diperintah
5.2. Ayah pergi
5.3. Saya lapar
6. Mengikuti
nyayian
6.1. Mengikuti
nyayian
7. Menyebutkan kembali
bilangan
7.1. Menyebutkan
kembali
bilangan
kata yang
disebutkan
Anak mampu
mengulang
kata yang
disebutkan
Anak mampu
mengulang
kata yang
disebutkan
Anak
mengikuti
nyayian yaitu
bernyayi
burung kaka
tua
Anak
menyebutkan
bilangan yang
diperintah
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
Mampu
:
20
22
x 100% = 90,9%
1
Dengan Bantuan : 11 x 100% = 0.91%
Tidak Mampu
:0
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
12
100
50
0
Bahasa
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Pada Perkembangan Bahasa anak sama sekali tidak
mengalami
hambatan.
Anak
mampu
menunjukan
perkembangan perkembangan bahasa seperti melakukan
perkcakapan. Dalam melakukan percakapan anak mampu
menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan seperti,
“siapa namanya? Anak menjawab”ade, ade Zahra”. Anak pun
mampu menyebutkan benda benda di sekitanrnya seperti
sendok, pensil, dan playdoh. Sebagian besar tes mampu anak
selesaikan dengan tepat dan menunjukan Perkembangan
Bahsa yang bagus.
Namun ada salah satu yang anak mampu dengan
bantuan yaitu, ketika anak diminta bernyanyi anak tidak
bernyanyi, namun ketika asesor menyanyi, anak mengikuti
nyanyiannya.
C. Motorik (Hurlock dan Suntrock)
Kisi-Kisi Instrumen
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
13
KEMAMPUAN
SUB
KEMAMPUAN
BUTIR INSTRUMEN
MOTORIK
KASAR
1. Kemampuan 1.1 Telungkup
1.2 Menopang
telungkup
dengan dua
0-2 tahun
tangan
(sensori-motor) 2. Kemampuan 2.1 Dari posisi
berguling
telungkup
mampu
berguling ke
kiri dan kanan
3. Kemampuan 3.1 Berdiri dengan
menopang
satu kaki
sebagian
bergantian
berat
dengan kaki
4. Duduk tanpa 4.1 Duduk
ditopang
TUJUAN
Mengetahui
kemampuan
keterampilan otototot lengan, kaki
anak
5. Berdiri
5.1 Berdiri
5.2 Berjalan
MOTORIK
1. Kemampuan 3.1 Menangkap
KASAR
Menangkap
bola
dan
3.2 Melempar
melempar
2-7 tahun (pra
bola
bola
operasional)
2. Kemampuan 2.1 Mengangkat
mengangkat
boneka
objek
2.2 Mengangkat
tas
3. Kemampuan 3.1 Naik tangga
3.2 Turun tangga
Mendaki
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
14
4. Kemampuan
Berlari
MOTORIK
1. Kemampuan
HALUS
genggaman
palmer
0-2 tahun
(menggeng(sensori-motor)
gam dengan
seluruh
tangan)
2. Kemampuan
genggaman
pengapit
(menggenggam dengan
ibu jari dan
jari telunjuk)
3. Kemampuan
menjangkau
benda
MOTORIK
HALUS
2-7 tahun
(pra
operasional)
1.
Berlari
1.1. Menggenggam botol
1.2. Menggenggam bola
1.3. Meremas
plastisin
Mengetahui
kemampuan
keterampilan otot
kecil
2.1. Memegang
sendok
2.2. Menyikat gigi
2.3. Memegang
sendok
3.1. Meraih benda
di atas meja
dalam posisi
duduk
4. Kemampuan 4.1. Membuat
menirukan
garis horizontal
suatu garis / 4.2. Membuat
garis vertikal
gambar
4.3. Membuat
lingkaran
5. Menggunting 5.1. Menggunting
sesuai pola
6. Kelenturan
6.1. Meremas
tangan
kertas
6.2. Membentuk
Plastisin
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
15
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
SUB KEMAMPUAN
1.
BUTIR INSTRUMEN
Kemampuan 1.3 Telungkup
telungkup
1.4 Menopang
dengan dua
tangan
M
√
√
4.
Duduk tanpa 4.1 Duduk
ditopang
√
5.
Berdiri
√
3.
5.1 Berdiri
TM
KET
Anak mampu
telungkup meskipun
tidak mampu
bertahan lama
karena sesak
Anak mampu duduk
dengan topangan
tangannya
√
Kemampuan 2.1 Dari posisi
berguling
telungkup
mampu
berguling ke
kiri dan kanan
Kemampuan 3.1 Berdiri dengan
menopang
satu kaki
sebagian
bergantian
berat
dengan kaki
2.
MB
Anak mampu
berguling dari arah
mana saja
√
Anak mampu berdiri
dengan satu kaki
secara bergantian
namun ketika
mencoba untuk
berdiri dengan satu
kaki anak perlu
dibantu dengan
pegangan sebagai
pemulaan
Anak mampu duduk
di mana saja dengan
sesuai
Anak mampu berdiri
dengan kokoh
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
16
5.2 Berjalan
6.
7.
8.
9.
√
Kemampuan 6.1 Menangkap
Menangkap
bola
dan
melempar
6.2 Melempar
bola
bola
√
Kemampuan 7.1 Mengangkat
mengangkat
boneka
obje
7.2 Mengangkat
tas
√
Kemampuan 8.1 Naik tangga
Mendaki
√
Kemampuan
Berlari
10. Kemampuan
genggaman
palmer
(menggengg
am dengan
seluruh
tangan)
√
√
8.2 Turun tangga
√
9.1 Berlari
√
10.1Menggenggam botol
√
10.2Menggenggam bola
√
10.3Meremas
plastisin
Anak mampu
berjalan dengan
seimbang
Anak mampu
menangkap bola
dengan tepat
Anak mampu
melempar bola
sebagaimana
menangkapnya
Anak mampu
mengangkat boneka
Anak mampu
mengangkat tas
√
Anak mampu
menaiki tangga
tanpa bantuan
Anak mampu
menuruni tangga
dengan seimbang
Anak mampu berlari
dengan baik
Anak mampu
menggenggam botol
dengan mantap
Anak mampu
menggenggam bola
dengan mantap
Anak hanya
meremas remas
plastisin kemudian
asesor
membantunya
dengan memegang
tangan anak untuk
membentuk
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
17
11. Kemampuan 11.1 Memegang
genggaman
sendok
pengapit
(menggengg
am dengan 11.2 Menyikat gigi
ibu jari dan
jari telunjuk)
11.3 Memegang
garpu
√
12. Kemampuan 12.1Meraih benda
menjangkau
di atas meja
benda
dalam posisi
duduk
13. Kemampuan 13.1Membuat
menirukan
garis horizontal
suatu garis /
gambar
13.2Membuat
garis vertikal
√
√
√
√
√
√
13.3Membuat
lingkaran
14. Menggunting 14.1Menggunting
sesuai pola
15. Kelenturan
tangan
15.1Meremas
kertas
Anak mampu
menggenggam
sendok dengan
mantap
Anak mampu
menyikat gigi
dengan sesuai
Anak mampu
menggenggam
garpu dengan
mantap
Anak mampu meraih
benda dengan tepat
dalam posisi duduk
√
√
Anak mampu
membuat garis
horizontal meskipun
tidak terlalu lurus
Anak mampu
membat garis vertikal
meskipun tidak terlalu
lurus
Anak mampu
menggambar
lingkaran, namun
perlu dibantu
Anak mampu
menggunting pola
sederhana tanpa
garis lengkung
Anak hanya mampu
melipat kertas, asesor
membantu
memegang tangan
anak untuk meremas
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
18
√
15.2Membentuk
Plastisin
kertas dan anak
melanjutkannya
Anak mampu
membentuk plastisin
dengan dibantu,
ketika diberi plastisin
anak hanyan
menekan nekan
plastisin kemudian
asesor membantu
untuk membentuk
plastisin
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
A. Motorik Kasar:
26
: 30 x 100% = 86.7%
Mampu
Dengan Bantuan :
Tidak Mampu
2
15
x 100% = 13.3%
:0
36,7
40
30
13,3
20
10
0
0
Motorik
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
B. Motorik Halus
Mampu
20
: 28 x 100% = 71.4%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
19
4
Dengan Bantuan :14 x 100% = 28.6%
Tidak Mampu
:0
71,4
80
60
28,6
40
20
0
0
Motorik
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Sebagian Besar anak mampu melaksanakan perintah yang
menggunakan kemampuan motorik kasar seperti, berjalan, berdiri, naik
turun tangga, melempar bola dan lain-lain. Pada motorik kasar anak
mampu melakukan dengan bantuan saat mengangkat satu kaki, anak
mampu melakukan jika dibantu dengan memegang tangan dan
menahan agar tidak terjatuh.
Begitu halnya dengan motorik halus, anak mampu ketika
melaksanakan perintah seperti mengegngam botol, memegang sisir,
menggambar garis vertikal dan horizontal. Namun ada beberapa
perintah yang anak bisa mengerjakannya dengan dibantu seperti
membentuk plastisin, asesor membantu menekan tangan anak agar
plastisinnya dapat terbentuk. Sama halnya pada saat meremas kertas
anak memerlukan bantuan untuk meremas kertas. Awalnya anak hanya
melipat lipat kertas, ketika asesor membantu dengan memegang
tangan anak dan meremasnya, anak pun melanjutkan meremas kertas
tersebut.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
20
C. Sosial Emosi
Kisi-kisi Instrumen
ASPEK
INDIKATOR
1. Sosial 1.1 Membaur dengan
teman
1.2 Respon positif
terhadap stimulus
yang diberikan
2. Emosi 2.1 Marah
2.2 Senang
2.3 Takut
ITEM
1.1.1 Mengajak temannya untuk
bermain
1.1.2 Menjawab pertanyaan teman
1.1.3 Bekerjasama dalam permainan
kelompok
1.1.4 Mengenal mainan milik
temannya
1.1.5 Mau berbagi dengan
temannya
1.2.1 Tersenyum sebagai respon
terhadap perhatian yang
diberikan orang lain
kepadanya
1.2.2 Menghampiri bila dipanggil
namanya
1.2.3 Menghargai orang lain
2.1.1 Mengamuk pada situasi
tertentu
2.1.2 Menunjukkan sikap marah bila
keinginannya tidak dipenuhi
2.1.3 Menunjukan sikap marah
apabila aktivitasnya diganggu
2.2.1 Tersenyum bila mendapat
barang/benda yang disukainya
2.2.2 Ikut senang ketika teman
senang
2.3.1 Menunjukkan sikap takut pada
suatu objek, orang atau pada
bunyi tertentu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
21
2.4 Sedih
2.5 Kasih sayang
2.3.2 Menunjukan sikap takut pada
suatu rangsangan atau
sentuhan tertentu
2.4.1 Menunjukkan sikap sedih bila
kehilangan orang atau benda
yang disayangi
2.5.1 Menunjukkan rasa sayang
terhadap anggota
keluarganya
Butir Instrumen
A. Sosial
INDIKATOR
ITEM
PERNYATAAN/
PERTANYAAN
1. Membaur a. Mengajak
dengan
temannya
teman
untuk
bermain
Apakah anak
mampu mengajak
temannya bermain?
b. Menjawab
pertanyaan orang
lain
Anak diberi 3
pertanyaan.
a) “De, namanya
siapa?”
b) “Suka Permainan
apa?”
c) “Di rumah ada
siapa aja?”
c. Bekerjasama
dalam
permainan
kelompok
Kita bermain kejarkejaran dengan
anak, namun
berkelompok. Kita
lihat apakah anak
berinisiatif
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KET
Anak
mengajak
temannya
bermain
Anak
menjawab
dengan
menyebut
namanya”a
de”
menjawab
suka
permainan
masak
masakan
Anak hanya
diam
melihatnya
setelah
asesor
bilang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
22
membantu teman
sekelompoknya atau
tidak
d. Mengenal
mainan
milik
orang lain
e. Mau
berbagi
dengan
orang lain
“Ini mainan punya
siapa?” (Anak)
“Playdoh punya
siapa ini?” (milik
kami)
Anak sedang
memakan kue. “De,
teteh boleh minta
kuenya?” Anak
sedang mewarnai.
“Pensil warnanya
boleh dipinjam
tidak?”. “Pinjam
mainannya?”
(mainan
kesukaannya)
coba bantu
temnnya
anak lalu
menbantun
ya
Anak
mampu
memahami
kepemilikan
benda
Anak
terlihat
masih egois
Anak diberi
perhatian dengan
memuji anak. Asik
gambarnya bagus”
“Ye Zahra wangi
sudah mandi ya?”
Anak
menunjukkan rasa
bangga
saat dipuji
melalui
ekspresi
senyum
b. Mengham- Dipanggil “Zahra...! ”
piri bila
dipanggil
namanya
Anak
memahami
maksud dari
panggilan
nama
2. Respon
a. Tersenyum
positif
sebagai
terhadap
respon
stimulus
terhadap
yang
perhatian
diberikan
yang
diberikan
orang lain
kepadanya
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
23
c. Menghargai
orang lain
a) Salam ketika kami
datang
b) Salam ketika
pulang.
c) Mengikuti instruksi.
Anak
mengetahui
dasar tata
krama
B. Emosi
INDIKATOR
1. Marah
ITEM
PERNYATAAN/
PERTANYAAN
YA
TDK
KET
a. Mengamuk 1) Apakah anak
√
pada situasi
mengamuk ketika
tertentu
kehilangan barang
kesukaannya?
Anak mencari
barang yang
hilang dan
nampak gusar
saat tidak
menemukannya
2) Apakah anak
√
mengamuk ketika
tidak betah di suatu
tempat asing?
3) Apakah anak
√
mengamuk ketika
ingin sesuatu?
Anak
merengek
untuk kembali
pulang
Anak
berteriak-teriak
jika tidak
diberikan susu
sebelum tidur
Anak tidak
mau tidur
sebelum
diberikan
minum
sebelum tidur
b. Menun1) Apakah anak marah √
jukkan sikap
ketika ingin sesuatu
marah bila
namun belum
keinginanterpenuhi?
nya tidak
dipenuhi
2) Menunjukan sikap
marah
1) Apakah anak merasa √
terganggu ketika
Anak nampak
kesal dan
terganggu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
24
apabila
aktivitasnya
diganggu
sedang main, lalu
disuruh makan?
2) Apakah anak merasa √
terganggu ketika asik
bermain namun
disuruh melakukan hal
lain oleh ibunya?
2. Senang a. Tersenyum
1) Apakah anak
√
bila
tersenyum ketika
mendapat
diberikan makanan
barang/
kesukaannya?
benda yang 2) Apakah anak
√
disukainya
tersenyum ketika
diberi mainan baru?
b. Ikut senang
ketika
teman
senang
3. Takut
3) Apakah anak senang,
√
ketika melihat
temannya senang?
a. Menuni.
jukkan sikap
takut pada
suatu objek,
orang atau
bunyi
tertentu
b. Menunjukan sikap
takut pada
suatu
rangsangan
atau
sentuhan
tertentu.
Anak beri stimulus
√
lagu yang ke dekat
telinganya. Anak
diberi gambar
binatang buas.
Anak diberi usapan √
pada kulitnya.
Anak merasa
terusik ketika
diganggu di
tengah
permainannya
Anak nampak
senang ketika
diberikan yang
diinginkan
Anak
tersenyum
tanda
bahagia akan
mainan
barunya
Anak sering
ikut tertawa
ketika
sepupunya
tampak
senang
Anak
menunjukkan
ketidaknyamanan saat
dilekukan hal
tersebut
Anak nampak
takut dan
terkejut saat
disentuh tibatiba
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
25
4. Sedih
5. Kasih
sayang
Menyembunyikan
√
mainan kesukaannya
dan menanyakan,
mana mainanmu?
(lihat ekspresinya)
Apakah merasa sedih
ketika ibu atau
bapaknya atau orang
yang disayanginya
pergi?
Apakah anak manja √
pada ibunya?
Apakah anak pernah
mencium ibunya?
Apakah anak manja
pada kakaknya?
Apakah anak pernah
menggandeng
tangan Ibunya bila
berjalan di luar
rumah?
a. Menunjukkan sikap
sedih bila
kehilangan
orang atau
benda yang
disayangi
Menunii.
jukkan rasa
sayang
terhadap
anggota
keluarganya
Selain marah,
anak juga
sedih dan
gelisah saat
kehilangan
yang
disayangi
Anak selalu
gelisah bila jah
dari ibunya,
dan sering
bermanjamanja bila
bersama
ibunya
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
A. Sosial
24
32
Mampu
:
Dengan Bantuan
:
Tidak Mampu
:0
4
16
x 100% = 75%
x 100% =25%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
26
75
80
60
40
25
20
0
0
Sosial
Mampu
B.
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Emosi
Ya
: 100%
Tidak
:0
100
100
80
60
40
0
20
0
Emosi
Ya
Tidak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
27
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Pada
Aspek
Perkembangan
Sosial
anak
mampu
memperlihatkan sosialisasi dengan baik seperti ketika ditanya namanya
siapa, anak mampu menjawab dengan mengatkaan namanya ade
(panggilan dir umahnya). Anak pun mampu menjawab pertanyaan di
rumah ada siapa saja? Anak menjawab, “ada mamah, mayang
(neneknya dipanggil “mamah eyang”). Ketika anak diberi apresiasi
seperti “Zahra wangi sudah mandi ya” anak merespon dengan
senyuman. Ketika anak menggambar dan diberi aspresiasi “ye Zahra
hebat “ anak tersenyum dan bertepuk tangan. Namun ada beberapa
tes yang anak memerlukan bantuan seperti menolong temannya, anak
hanya terdiam melihat, ketika melihat temannya jatuh, namun ketika
distimulus, Zahra baru mau membantu temannya. Anak juga belum
mampu sepenuhnya berbagi dengan temannya. Pada perkambangan
emosinya anak mampu menunjukan emosi-emosi pada umunya, seperti
jika barangnya rusak dia nampak sedih.
ASESMEN KETERAMPILAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)
A. Motorik Berkaitan Dengan Keterampilan Menolong Diri (Allen,
Coley, dan Leach)
Kisi-Kisi Instrumen
USIA
6 – 9 bulan
9 bulan – 1 tahun
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
KETERAMPILAN
Mulai menegakkan badan
Berguling dari telentang ke telungkup
Duduk sendiri tanpa bantuan
Merangkak dengan baik
Merayap
Dapat berpindah dari sisi ke sisi dalam posisi
duduk
Koordinasi tubuh yang baik ketika meraih obyek
yang dekat
Menggunakan tangan yang berlawanan untuk
membantu dirinya meraih obyek
Meraih obyek dengan satu tangan tanpa
bantuan tangan lain
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
28
2 – 2,5 tahun
3 – 4 tahun
Mampu meniru gerakan sederhana
menggunakan lengan dan kaki
Mampu duduk dengan dorongan punggung
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mulai menegakkan badan
√
√
Berguling dari telentang ke
telungkup
Duduk sendiri tanpa bantuan
√
Merangkak dengan baik
√
Merayap
√
Dapat berpindah dari sisi ke sisi
dalam posisi duduk
√
Koordinasi tubuh yang baik
√
ketika meraih obyek yang dekat
Menggunakan tangan yang
berlawanan untuk membantu
dirinya meraih obyek
√
KET
Anak dapat
duduk, berdiri
dengan tegak
Anak cukup
kesulitan saat
berguling
karena obesitas
yang
dialaminya
Anak dapat
duduk mandiri
Anak dapat
merangkak
dengan baik
Anak merasa
sesak karena
perutnya terapit
dengan lantai
Anak merasa
sesak ketika
harus bergeser
dari posisi
duduk
Anak mampu
meraih benda
dengan tepat
Anak mampu
menggunakan
kedua tangan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
29
Meraih obyek dengan satu
tangan tanpa bantuan tangan
lain
√
Mampu meniru gerakan
sederhana menggunakan
lengan dan kaki
Mampu duduk dengan
dorongan punggung
√
untuk meraih
benda
Anak mampu
memegang
obyek dengan
tangan mana
pun
Anak mampu
meniru dengan
baik
Anak mampu
duduk dengan
punggung
sebagai
penopang
√
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
16
22
Mampu
:
Dengan Bantuan
: 11 x 100% = 9%
Tidak Mampu
x 100% = 72,7%
1
: 18,3%
72,7
80
60
40
18,3
9
20
0
Motorik (Menolong Diri)
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
30
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Secara umum anak mampu melaksanakan instruksi motorik seharihari, seperti duduk, menyangga tubuh, gerakan tangan, dan berbagai
gerakan yang membutuhkan koordinasi otot-otot tertentu. Namun
dikarenakan obesitas yang dialaminya, anak kesulitan melakukan
aktivitas motorik yang mengapit otot-ototnya. Kesulitan itu adalah
ketidakmampuannya merayap dan berpindah tempat (bergeser) dalam
posisi duduk, serta perlu bantuan saat berguling dari posisi tengkurap ke
telentang maupun sebaliknya.
B. Keterampilan Makan (Allen, Coley, dan Leach)
USIA
6 – 9 bulan
9 bulan – 1
tahun
2 – 2,5
tahun
3 – 4 tahun
KEMAMPUAN
Mampu memegang botol sendiri dan memasukkannya
ke mulut
Mampu memegang dan memakan kue kering sendiri
Mengontrol air liur
Daerah bibir, lidah, dan rahang lebih terkontrol
Mengunyah dengan baik dan benar
Memegang cangkir dengan pegangan dan
mengangkatnya ke mulut untuk dihisap
Mulai menggunakan sedotan
Mengunyah makanan dengan mulut rapat
Makan dari sendok dengan sedikit kesalahan
Minum dari gelas dengan sedikit kesalahan
Memegang cangkir dengan satu tangan
Memegang garpu dan mulai menusuk makanan
Tidak berbicara sebelum selesai mengunyah dan
menelan makanan
Mulai menyuapi diri menggunakan jari
Memegang sendok dengan jari-jari
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
31
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
KET
Mampu memegang botol
sendiri dan
memasukkannya ke mulut
Mampu memegang dan
memakan kue kering sendiri
Mengontrol air liur
√
Anak mampu
menggunakan botol
√
Daerah bibir, lidah, dan
rahang lebih terkontrol
√
Mengunyah dengan baik
dan benar
√
Memegang cangkir
dengan pegangan dan
mengangkatnya ke mulut
untuk dihisap
Mulai menggunakan
sedotan
√
Anak mampu
memakan kue
Air liur tidak selalu
mengucur
Anak mampu
mengontrol daerah
mulut
Anak mampu
mengunyah dengan
baik
Anak mampu
menggunakan
cangkir
Mengunyah makanan
dengan mulut rapat
Makan dari sendok dengan
sedikit kesalahan
√
Makan dari gelas dengan
sedikit kesalahan
√
Memegang cangkir
dengan satu tangan
√
√
√
√
Anak mampu
menggunakan
sedotan
Anak mampu makan
dengan mulut rapat
Jika disuapi anak
mampu makan
dengan rapi
Anak mampu
menggunakan gelas
dengan baik
Anak mampu
menggunakan
cangkir dengan satu
tangan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
32
Memegang garpu dan
mulai menusuk makanan
√
Tidak berbicara sebelum
selesai mengunyah dan
menelan makanan
√
Anak mampu
menggunakan
sendok
Anak mampu
menahan
pembicaraan
sebelum selesai
mengunyah
Anak mampu makan
dengan jari tapi
masih berantakan
Anak mampu
memegang sendok
√
Mulai menyuapi diri
menggunakan jari
√
Memegang sendok dengan
jari-jari
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
28
30
x 100% = 93,3%
Mampu
:
Dengan Bantuan
: 15 x 100% = 6.7%
Tidak Mampu
1
:0
93,3
100
80
60
40
6,7
20
0
0
Keterampilan Makan
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
33
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Keterampilan makan secara umum sudah mampu anak lakukan,
seperti
keterampilan
yang
berkaitan
dengan
mengunyah,
mengendalikan air liur, menjangkau dan memegang peralatan makan.
Kesulitan yang anak hadapi adalah yang berkaitan dengan kemandirian,
yaitu menyuapkan makanan untuk dirinya sendiri, baik menggunakan
sendok maupun tidak. Ketidakmampuan ini membuat anak harus selalu
disuapi, sehingga anak semakin tidak tertarik untuk melakukannya sendiri.
Sesekali anak diminta melakukannya sendiri, namun yang terjadi adalah
anak melakukannya dengan berantakan dan mengotori pakaian serta
lantai dan sekitarnya. Membiarkan anak makan sendiri, menurut ibunya
malah menambah beban pekerjaan (karena harus membersihkan
pakaian dan lantai) sehingga ibunya pun tidak berusaha
membiasakannya makan sendiri.
C. Keterampilan Menggunakan Toilet (Allen, Coley, dan Leach)
Kisi-kisi Instrumen
USIA
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
2 – 2,5 tahun
2,5 – 3 tahun
3 – 4 tahun
KEMAMPUAN
Mulai memberi tanda ketika buang air terjadi
Menunjukkan komunikasi keinginan ke toilet
Kandung kemih terkontrol sepanjang hari
Mulai rutin dan terjadwal dalam buang air
Mendudukkan diri di toilet
Berusaha membersihkan diri setelah buang air
Selalu kering pada malam hari
Menyesuaikan pakaian selama buang air
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mulai memberi tanda
ketika buang air terjadi
√
KET
Anak menunjukkan
tanda tertentu saat
buang air
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
34
Mulai duduk di dudukan
toilet
Menunjukkan
komunikasi keinginan ke
toilet
√
√
Kandung kemih
terkontrol sepanjang
hari
√
Mulai rutin dan
terjadwal dalam buang
air
Mendudukkan diri di
toilet
Berusaha
membersihkan diri
setelah buang air
Selalu kering pada
malam hari
√
Menyesuaikan pakaian
selama buang air
√
√
√
√
Anak mampu duduk di
toilet
Anak masih harus
diingatkan dan ditanya:
“apakah ingin buang
air?”
Anak masih
mengandalkan diapers
yang dikenakannya
sehingga tidak berusaha
menahan untuk buang
air jika tidak dilepas
diapersnya
Anak masih harus
diingatkan pada waktu
tertentu
Anak dapat mandiri
duduk di toilet
Anak berupaya
membersihkan diri
seteah buang air
Anak selalu merengek
untuk minum sebelum
tidur sehingga selalu
mengompol ketika tidur
Anak mampu
mengangkat pakaian
selama buang air di toilet
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
10
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
: 18 x 100% = 55,6%
3
: 9 x 100% = 33,3%
: 11,1%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
35
55,6
60
50
40
30
20
10
0
33,3
11,1
Keterampilan Menggunakan Toilet
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Secara garis besar anak mampu menggunakan toilet dengan baik.
Masalahnya, anak tidak tahu kapan, dan mengapa Ia harus
menggunakan toilet dikarenakan tidak pernah dibiasakan oleh orang
tuanya. Hal ini menyebabkan ketergantungan yang parah terhadap
diapers yang digunakannya. Anak pun tidak termotivasi untuk belajar
mengguanakan toilet.
Berdasarkan hasil observasi, anak masih harus diingatkan dan
ditanya, “apakah hendak ke toilet?” karena belum ada inisiatif untuk ke
toilet setiap merasa ingin buang air. Ternyata anak dapat belajar
menggunakan peralatan toilet dengan cepat ketika diajak ke toilet, tapi
sekali lagi, tidak ada motivasi yang kuat baginya untuk belajar menahan
buang air dan menggunakan toilet.
D. Keterampilan Berpakaian dan Merawat Diri (Allen, Coley, dan Leach)
USIA
9 bulan – 1
tahun
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
2 – 2,5 tahun
KEMAMPUAN
Mengeluarkan tangan melalui lubang lengan
pakaian
Melepas sepatu
Melepas kaos kaki
Memakai sepatu
Mencari lubang lengan yang lebar
Menunjukkan ketertarikan pada pakaian tertentu
Mulai memasang kancing besar
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
36
2,5 – 3 tahun
3 – 4 tahun
Menyeka hidung menggunakan tisu
Mencuci dan mengeringkan tangan
Mengatur penggunaan handuk dan tisu
Mandi sendiri dengan pengawasan minimum
Menggosok gigi dan menggunakan pasta gigi
Mencoba menyisir rambut
Berpakaian dengan bantuan minimum
Mulai memakai sepatu tali
Membedakan bagian depan dan belakang pakaian
Memasang rangkaian kancing
Memasang ikat pinggang
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mengeluarkan tangan
melalui lubang lengan
pakaian
√
Melepas sepatu
√
Melepas kaos kaki
√
√
Mencoba memakai
sepatu
Menunjukkan
ketertarikan pada
pakaian tertentu
√
KET
Anak mampu
mengeluarkan tangannya
pada lubang tangan
yang sesuai
Anak mampu melepas
sepatunya sendiri
Anak mampu melepas
kaos kakinya sendiri
Anak baru mampu
menggunakan sendal,
kalau sepatu masih
kesulitan karena tidak kuat
bertahan dalam gerakan
memakaikan sepatu ke
kakinya yang
membuatnya sesak
(karena obesitas)
Anak tertarik pada baju
berkarakter favoritnya
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
37
Mulai memasang
kancing besar
√
Menyeka hidung
menggunakan tisu
Mencuci dan
mengeringkan tangan
Mengatur penggunaan
handuk dan tisu
√
Mandi sendiri dengan
pengawasan minimum
Menggosok gigi dan
menggunakan pasta
gigi
Mencoba menyisir
rambut
Berpakaian dengan
bantuan minimum
Mulai memakai sepatu
tali
Membedakan bagian
depan dan belakang
pakaian
Memasang rangkaian
kancing
Memasang ikat
pinggang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Anak masih kesulitan,
belum memahami
bagaimana cara
memasang sebelum diberi
contoh
Anak masih dibantu untuk
membersihkan hidungnya
Anak mampu
mengeringkan tangan
Anak mengetahui cara
menggunakan handuk
dan tisu
Anak masih dimandikan
orang tuanya
Anak menggosok gigi
dengan pasta
Anak masih dibantu
dalam memegang sisir
yang baik
Anak masih butuh
bantuan dalam
berpakaian
Anak belum mampu
mengikat tali sepatu
Anak belum paham ada
bagian depan dan
belakang baju
Anak belum mampu
memasang kancing
Anak belum mampu
memasang gesper pada
ikat pinggang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
38
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
14
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
: 34 x 100% = 41%
5
: 17 x 100% = 29,4%
: 29,6%
41
60
29,4
40
29,6
20
0
Keterampilan Berpakaian
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Dalam hal berpakaian anak baru mampu memakai pakaian instan
yang tidak terdapat kancing atau alat-alat lainnya. Anak sudah mampu
mengeluarkan tangannya ke lubang lengan pakaian meskipun masih
harus dibantu karena ukuran tangannya yang besar cukup
menyulitkannya. Anak juga mampu menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai sendal serta sepatu sederhana.
Dalam hal merawat diri, sebagian besar masih belum mampu
seperti mandi sendiri dan menyisir rambut.
Grafik Potential Ability (mampu dengan bantuan) Perkembangan Dasar
dan Keterampilan ADL
40
30
20
10
0
28,6
16,7
33,3
25
13,3
0,91
4,5
29,4
6,7
Potential Ability (%)
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
39
Berdasarkan hasil asesmen, asesor menyimpulkan untuk
mengintervensi anak pada aspek ADL yaitu dalam hal keterampilan
menggunakan toilet, dengan persentase potential ability tertinggi
dibandingkan keterampilan lainnya yakni 33%.
IDENTITAS
Nama lengkap
Nama panggilan
TTL
Jenis Kelamin
Tinggi Badan
Berat Badan
Pekerjaan
Alamat
Riwayat Penyakit
: Betrian Muamanah
: Betri
: Bandung, 30 Oktober 1992
: Perempuan
: 160
: 70 kg
: Pegawai Swasta
: Jl. Sindang Sirna 111 No. 69 Bandung
: Alergi makanan laut
KONDISI KELUARGA (PENERIMAAN DAN KOMPETENSI ORANG TUA)
Sebelumnya perlu diketahui bahwa Zahra adalah seorang anak tunggal
dan sudah tidak memiliki ayah. Ada pun tim intervensionis tidak berhasil
memeroleh biodata ayah kandung Zahra.
Hasil Wawancara
ASPEK
Penerimaan
PERTANYAAN
Berapa jam dalam sehari
meluangkan waktu untuk
anak?
Apa harapan orang tua
terhadap perkembangan
anak?
Berapa kali dalam
sepekan orang tua
membawa anak keluar?
JAWABAN
Karena bekerja, punya
waktu dengan anak
selama 4 jam dalam
sehari, sisanya diasuh
oleh neneknya
Berharap anak dapat
mandiri sebagaimana
saudara dan anak-anak
lain seusianya
Seminggu sekali anak
sering diajak keluar
rumah untuk jalan-jalan.
Dan senin-kamis anak
diajak ke tempat kerja
eyangnya.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
40
Bagaimana orang tua
menyikapi respon kerabat
terhadap hambatan
anak?
Kompetensi
Apakah orang tua
berusaha memberi
pemahaman tentang
kebutuhan anak pada
orang lain?
Apakah kebutuhan yang
anak miliki?
Layanan macam apa
yang dibutuhkan anak?
Apakah orang tua
berusaha memahamkan
anak tentang
hambatannya? Jika iya,
bagaimana caranya?
Apakah orang tua
berusaha melatih
kemandirian anak? Jika
iya, bagaimana caranya?
Biasa saja karena
memang menganggap
anak belum mampu
dan akan mampu
dengan sendirinya
Tidak, karena merasa
tidak terlalu penting
Masih belum mandiri
Latihan kemandirian
Berusaha sedikit demi
sedikit dengan cara
menjelaskan bahwa
seharusnya hanya anak
bayi yang masih
memakai diapers
Belum benar-benar
berusaha karena sibuk
bekerja, memberikan
diapers pada anak
dianggap praktis
Deskripsi
Berdasarkan hasil wawancara terhadap orang tua pada aspek
penerimaan, pada dasarnya orang tua menerima kondisi anak. Terbukti
ketika orang tua menjawab bahwa ia selalu mengajak anak jalan-jalan
ke luar rumah setiap seminggu sekali dan juga anak sering dibawa ke
tempat kerja eyangnya. Orang tua juga selalu menyempatkan untuk
menghabiskan waktu dengan anak ditengah kesibukannya bekerja,
adapun harapan orang tua terhadap anak yaitu berharap agar anak
dapat mandiri sebagaimana saudara dan anak-anak lain seusianya.
Pada aspek kompetensi, sebenarnya orang tua paham dengan
kebutuhan anak yaitu latihan kemandirian akan tetapi orang tua masih
belum sepenuhnya berusaha melatih kemandirian anak karena
kesibukannya bekerja, ia menganggap bahwa dengan memberikan
diapers pada anak akan lebih praktis.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
41
Program Intervensi untuk Anak dan Keluarga
PROGRAM INTERVENSI ANAK DALAM HAL PENGGUNAAN TOILET
KEMAMPUAN
HAMBATAN
KEBUTUHAN
1. Mampu
a. Mampu
1) Pemahaman
menggunakan
mengkomunik
bahwa
toilet jongkok
asikan ingin
kapan dan
buang air tapi
bagaimana
2. Mampu
belum
seharusnya
memakai dan
memahami
menyampaik
melepas
kapan
an pesan
diapers sendiri
seharusnya
“ingin buang
3. Anak mampu
mengatakan
air” itu
memahami
ingin buang
perintah
2) Pelatihan
air. Anak
orang tua
tata cara
malah
penggunaan
mengatakan
toilet
hal tersebut
ketika sudah
buang air
b. Anak belum
paham
sepenting apa
toilet training
itu
c. Anak memiliki
ketergantung
an yang tinggi
terhadap
diapers yang
dikenakannya.
Anak
menghabiskan
sedikitnya 6
diapers dalam
sehari.
AKTIVITAS INTERVENSI
- Orang tua memberi
pemahaman pada
anak kapan
seharusnya Ia
mengatakan ingin
buang air atau ingin
ke toilet. Berilah
istilah-istilah yang
mewakilinya, seperti
buang air kecil
dengan “pipis”, dan
air besar dengan
“poop”
- Orang tua
mengajarkan anak
bagaimana tata
cara penggunaan
toilet, mulai dari
duduk,
membersihkan diri,
hingga mencuci
tangan kembali
- Menaruh anak setiap
30 menit sekali di atas
kloset selama
beberapa menit,
yakinkan anak
bahwa itu adalah
saatnya Ia buang air.
Biarkan anak kembali
beraktivitas setelah Ia
buang air atau Ia
tampak yakin bahwa
Ia tidak ingin buang
air
- Orang tua
memberikan reward
setiap kali anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
42
membuat
pencapaian,
pemberian reward
dapat dilakukan
dengan cara:
Memberikan
makanan
kesukaan
Membuat papan
reward, anak
mendapatkan
“hadiah utama”
jika sudah berhasil
selama sekian kali
- Orang tua tidak
berhenti memotivasi
anak, jika anak
melakukan
kesalahan dalam
toilet training ini
yakinkan bahwa
anak mampu dan
kesalahan itu
hanyalah sebuah
kecelakaan kecil.
PROGRAM INTERVENSI ORANG TUA DALAM HAL PENGGUNAAN
TOILET BAGI ANAK
KEMAMPUAN
A. Penerimaan
1. Orang tua
sudah
menerima
kondisi dan
kebutuhan
anak
2. Sering
membawa
anak berjalanjalan kelua
MASALAH
Ibu terlalu sibuk
bekerja sehingga
hanya memiliki
waktu 4 jam
dalam sehari
untuk
menangani
anak, anak lebih
sering diasuh
oleh neneknya
KEBUTUHAN
Bimbingan
untuk lebih
memanfaatkan
waktu yang
tersedia bagi
anak
AKTIVITAS
INTERVENSI
- Mengajak orang
tua untuk terlibat
dalam toilet
training,
diharapkan
orang tua
mampu lebih
meluangkan
waktunya
selama proses
intervensi
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
43
B. Kompetensi
a. Jika anak
1) Bimbingan
- Meyakinkan
bertengkar
emosional
orang tua untuk
1. Ada upaya
dengan
bahwa untuk
mengurangi
untuk tidak
saudaranya,
menunjukkan
frekuensi
selalu
orang tua tidak
kasih sayang
bantuan tolieting
memanjakan
melerai
pada anak
pada anak
anak
melainkan
tidak selalu
secara bertahap
2. Memberikan
membiarkan
ditunjukkan
apa yang
- Mensosialisasikan
keduanya
melalui
anak inginkan
keuntungan
berkelahi di
pemenuhan
hanya jika
yang diperoleh
dalam kamar
seluruh
anak sudah
jika anak bisa
terkunci
keinginan anak
menangis
lebih mandiri,
baik dari segi
b. Orang tua selalu 1) Bimbingan
ekonomi
menyediakan
ekonomi,
maupun dari
diapers sehingga
dengan
segi kesehatan
anak tidak
mengkalkulasi
dan
terlatih dalam hal
pengeluaran
perkembangan
tolieting
perbulan khusus
anak
c. Orang tua
diapers anak
- Memberikan
hampir selalu
pengetahuan
mengabulkan
pada orang tua
permintaan anak
untuk memberi
yang ingin
pemahaman
makan dan
pada anak
minum di malam
tentang tata
hari sehingga
cara
anak selalu
penggunaan
mengompol di
toilet
tengan malam
- Bersama anak
menyepakati
“isyarat” yang
tepat bagi anak
untuk
menyampaikan
“ingin buang air”
- Meyakinkan
orang tua untuk
bersabar jika
terjadi
“kecelakaan”
berupa anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
44
mengompol saat
tidak memakai
diapers.
Pelaksanaan Program Intervensi
HARI, TANGGAL
Kamis, 27 November
2014
TUJUAN
Sosialisasi kepada
Orangtua/wali tentang
pelaksanaan program
Jumat, 5 Desember
2014
Pelaksanaan Program
Toileting dan modelling
Kamis, 11 Desember
2014
Bersama orang tua
melaksanakan Program
Toileting dan mulai
pengalihtanganan
12-14 Desember
2014
Pelaksanaan toileting
oleh orang tua disertai
monitoring harian
HASIL
Program yang
disosialisasikan berupa
program toileting. Dari
mulai menempatkan
anak ke toilet selama 30
menit sekali dan
dampaknya terhadap
pengurangan jumlah
diapers
Menempatkan anak di
toilet tiap 30 menit sekali,
sebanyak 50% dari
jumlah percobaan anak
berhasil buang air pada
tempatnya. Selama
program dilaksanakan,
diapers anak dilepas.
Anak mengatakan ingin
ke toilet pada orang tua.
Orang tua mengantar
anak sampai pintu toilet
dan mengawasi apakah
anak meggunakan toilet
dengan baik dan benar.
Terdapat perkembangan
terhadap kemandirian
anak, meskipun terjadi
“kecelakaan” pada
malam hari saat diapers
coba dilepas di saat
tidur.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
45
Kamis, 25 Desember
2014
Testimoni dan evaluasi
program
Kemandirian anak
berdampak pada
pegurangan jumlah
diapers, dari 6 menjadi 3
diapers saja. Anak baru
mampu mandiri pada
siang hari, sedangkan
pada malam hari masih
mengompol karena
belum bisa lepas dari
makan dan minum
sebelum tidur.
Evaluasi Program Intervensi
Setelah program selesai dijalankan, tim intervensionis bersama anak dan
keluarga melakukan evaluasi dan testimoni dari keluarga yang
bersangkutan. Ada pun hasil evaluasinya adalah sebagai berikut:
SASARAN
PROGRAM
Anak
PROGRAM
Orang tua memberi
pemahaman pada anak
kapan seharusnya Ia
mengatakan ingin buang air
atau ingin ke toilet. Berilah
istilah-istilah yang
mewakilinya, seperti buang
air kecil dengan “pipis”, dan
air besar dengan “poop”
Orang tua mengajarkan
anak bagaimana tata cara
penggunaan toilet, mulai
dari duduk, membersihkan
diri, hingga mencuci tangan
kembali
EVALUASI
Kalimat yang disepakati
adalah “mau pipis” dan
“mau poop”. Anak sudah
lebih peka saat hendak
buang air keci dan besar
dan mampu
mengkomunikasikannya
dengan baik
Kemampuan penggunaan
toilet anak semakin
membaik. Pada saat awal
intervensi anak masih buang
air di lantai toilet, kini sudah
mulai di toilet jongkok. Anak
juga mampu mencuci
tangan menggunakan
gayung, bukan lagi dengan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
46
memasukkan tangannya ke
dalam bak air
Menaruh anak setiap 30
menit sekali di atas kloset
selama beberapa menit,
yakinkan anak bahwa itu
adalah saatnya Ia buang air.
Biarkan anak kembali
beraktivitas setelah Ia buang
air atau Ia tampak yakin
bahwa Ia tidak ingin buang
air
Orang tua memberikan
reward setiap kali anak
membuat pencapaian,
pemberian reward dapat
dilakukan dengan cara:
Memberikan makanan
kesukaan
Membuat papan reward,
anak mendapatkan
“hadiah utama” jika
sudah berhasil selama
sekian kali
Orang tua tidak berhenti
memotivasi anak, jika anak
melakukan kesalahan dalam
toilet training ini yakinkan
bahwa anak mampu dan
kesalahan itu hanyalah
sebuah kecelakaan kecil.
Dari beberapa percobaan,
sebanyak 50% percobaan
anak berhasil buang air di
toilet dan mulai
membiasakan menggunakan
peralatan toilet
Reward cukup berpengaruh
untuk memotivasi anak
menggunakan toilet, reward
yang diberikan adalah
berupa makanan ringan
(coklat) dan penempelan
stiker di papan reward
Anak mengompol satu kali
selama menjalankan
program ketika diapers
dilepas pada malam hari.
Saat itu orang tua sempat
frustrasi dan memilih untuk
tetap memakaikan diapers
pada anak di malam hari.
Orang tua belum berusaha
memotovasi diri sendiri dan
anaknya.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
47
Orang
tua
Mengajak orang tua untuk
terlibat dalam toilet training,
diharapkan orang tua
mampu lebih meluangkan
waktunya selama proses
intervensi
Meyakinkan orang tua
bahwa sudah saatnya anak
mandiri sehingga perlu
mengurangi frekuensi
bantuan toileting pada anak
secara bertahap
Mensosialisasikan
keuntungan yang diperoleh
jika anak bisa lebih mandiri,
baik dari segi ekonomi
maupun dari segi kesehatan
dan perkembangan anak
Memberikan pengetahuan
pada orang tua untuk
memberi pemahaman pada
anak tentang tata cara
penggunaan toilet
Bersama anak menyepakati
pesan yang tepat bagi anak
untuk menyampaikan “ingin
buang air”
Meyakinkan orang tua untuk
bersabar jika terjadi
“kecelakaan” berupa anak
mengompol saat tidak
memakai diapers.
Orang tua bersedia terlibat
dalam kegiatan intervensi,
waktu yang diluangkan
adalah ketika sedang
menunggu warung
eyangnya dan di hari libur.
Orang tua setuju bahwa
sudah saatnya anak mandiri,
dan mau belajar untuk
memandirikan anak.
Orang tua sudah menyadari
keuntungan yang diperoleh
jika anak tidak lagi
menggunakan diapers dari
segi ekonomi, sedangkan
dari segi kesehatan dan
perkembangan anak, orang
tua baru mengetahuinya.
Orang tua memberi
pemahaman tentan
Departemen PENDIDIKAN KHUSUS
Fakultas ilmu pendidikan
Universitas pendidikan indonesia
2014
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
kATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat
rahmat dan karuniaNya buku ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Buku berjudul INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA ini
diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Media Pembelajaran semester ganjil yang dibina oleh Zaenal Alimin,
M.Ed.
Buku ini berisi hasil asesmen anak yang terindikasi mengalami
hambatan perkembangan, program yang dilaksanakan, dan evaluasi
dari program tersebut.
Dibuatnya buku ini salah satunya untuk menawarkan solusi
dalam menangani hambatan perkembangan anak, khususnya dalam
hal pelatihan keterampilan toilet.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang turut berperan
dalam penyusunan buku ini, baik dalam bentuk materil maupun moril
yang tidak mampu disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak,
semoga Allah Swt., memberikan ganjaran dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Aamiin.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya
bagi pembaca, dan umumnya bagi era baru dunia pendidikan.
Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar
sebagai konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis
sangat terbuka untuk menerima kritik yang membangun.
Bandung, Desember 2014
Tim Penulis
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — i
DAFTAR ISI — ii
1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG — 1
RUMUSAN MASALAH — 1
TUJUAN PENULISAN — 2
2. ANALISIS KASUS
PROFIL ANAK DAN KELUARGA — 3
PROGRAM INTERVENSI UNTUK ANAK DAN KELUARGA — 42
PELAKSANAAN PROGRAM — 45
EVALUASI PROGRAM — 46
3. PENUTUP
KESIMPULAN — 49
REKOMENDASI — 49
BIODATA PENYUSUN — 51
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
1
1|
Pendahuluan
Latar Belakang
Keluarga adalah lingkungan pendidikan informal yang harus
fungsional bagi seorang anak. Peran keluarga sangat menentukan
keberhasilan perkembangan anak. Keberhasilan itu akan diperoleh
dengan baik jika keluarga memahami tugas dan kewajibannya.
Ketidakpahaman akan peran sebagai anggota keluarga terhadap
pendidikan anaknya dapat menimbulkan hambatan terhadap
perkembangan anak. Salah satunya adalah kemandirian, hambatan
pada kemandirian anak sangat berpengaruh pada kehidupan seharihari anak. Maka dari itu pengadaan program Intervensi Bersumber Daya
Keluarga memiliki fungsi sebagai penyediaan dukungan dan sumber
daya yang ditujukan kepada keluarga. Sebab sehebat apapun
pendidikan eksternal yang anak peroleh, bila tidak ada dukungan dari
keluarga, hal itu takkan berdampak banyak terhadap perkembangan
anak. Khususnya bagi seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sebuah
tindakan intervensi takkan berjalan dengan baik tanpa kesinambungan
dari pendidikan keluarga.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
Bagaimana kondisi anak dan keluarganya?
Program intervensi apa yang sesuai untuk menolong anak dan
keluaraga?
Apakah program dan diberikan tepat sasaran dan berjalan
dengan baik?
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
1
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kondisi anak dan keluarga, termasuk hambatan yang
dialami anak dan keluarga
2. Mengetahui
tindakan
intervensi
yang
sesuai
untuk
mengoptimalkan perkembangan anak dan keterampilan keluarga
dalam menjalankan fungsinya.
3. Mengevaluasi apakah tindakan intervensi yang dijalankan sudah
sesuai dengan kebutuhan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
2
2|
analisis kasus
Profil Anak dan Keluarga
IDENTITAS ANAK
Nama lengkap
Nama panggilan
TTL
Jenis Kelamin
Anak ke
Berat Badan
Alamat
Riwayat Penyakit
: Zahrannisa
: Zahra
: Bandung, 7 Juli 2011
: Perempuan
: Satu
: 35 kg
: Jl. Sindang Sirna 111 No. 69 Bandung
: - Alergi ikan (2012 - sekarang)
- Obesitas (2012 - sekarang)
- Diare (2012)
KONDISI ANAK (ASESMEN PERKEMBANGAN ANAK)
A. Kognitif (Jean Piaget)
Kisi-Kisi Instrumen
TAHAP
Pra operasional
(2-7 Tahun)
KEMAMPUAN
1. Fungsi Simbolis
(kemampuan berfikir
secara simbolik)
a. Egosentris
(membedakan
perspektif orang lain
dengan dirinya)
1)
2)
3)
4)
SUB KEMAMPUAN
Membedakan objek
berdasarkan warna,
bentuk dan ukuran
Membedakan
gambar berdasarkan
bentuk
Menggambar orang
Bermain simbolik
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
3
5) Animisme
1) Mengenal benda milik
orang lain
2) Mampu
menyampaikan pesan
1) Menyebutkan letak
benda
2) Memahami jumlah, isi,
luas
2. Fungsi Intuitif
a. Konservasi
Butir Instrumen
SUB KEMAMPUAN
1. Membedakan
Obyek
berdasarkan
Warna
2. Membedakan
Obyek
BUTIR INSTRUMEN
a. Berikan pada
anak obyek
warna minta
anak untuk
mengelompokan
berdasarkan
warna
1) Merah
2) Kuning
3) Biru
4) Hijau
b. Memberikan anak
satu warna,
kemudian minta
anak menemukan
pasangan
warnanya
a. Berikan obyek
berbentuk
KEMAMPUAN
M MB TM
KETERANGAN
Ketika anak
diperlihatkan
dengan obyek
yang berwarna
dan asesor
meminta lihat sini,
coba ambilkan
warna yang sama
dengan obyek ini
(dengan
menunjuk obyek)
anak mampu
mengambil obyek
warna yang sama
dengan yang
diperintah
Anak mampu
memberikan
warna yang
sesuai dengan
pasangannya
Ketika diberi
perintah coba
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
4
berdasarkan
bentuk
3. Membedakan
obyek
berdasarkan
ukuran
segitiga,lingkaran
dan persegi pada
anak. Lalu
perlihatkan obyek
lain yang sama.
Minta anak
mengelompokan
obyek tersebut
sesuai bentuk
b. Memberikan anak
satu bentuk,
kemudian minta
anak menemukan
pasangan
bentuknya
3.1. Perlihatkan obyek
ukuran pada
anak, sedotan
dengan ukuran
dari yang
terpendek sampai
ke terpanjang.
Minta anak
mengurutkannya
berdasarkan
ukuran
lihat bentuk ini
anak melihatnya
dan ketika
dimintai ambilkan
bentuk yang
sama anak
mamou
mengambil
bentuk yang
sesuai, yaitu
lingkaran, persegi
dan segitiga
Anak mampu
menunjukkan
bentuk yang
sesuai dengan
pasangannya.
Awalnya anak
mampu
mengurutkan
berdasarkan
ukuran namun
ketika dicoba lagi
sebanyak 2 kali
anak tidak
mampu
mengurutkan,
ketika dibantu
asesor dengan
member informasi
beberapa kali
seperti ini pendek,
sedang dan
panjang. Ketika
mengurutkan dari
yang terpendek
asesor
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
5
3.2. Perlihatkan obyek
ukuran berupa
lingkaran yang
terkecil hingga
terbesar minta
anak
mengurutkan
obyek tersebut
4. Menggambar
Orang
4.1. Berikan kertas
pada anak lalu
minta anak untuk
menggambar
orang
membantunya
dengan
memberitahu
selanjutnya yang
se- anak
menjawab
sedang lalu anak
mengurutkannya
anak tidak
mampu
mengurutkan,
ketika dibantu
asesor dengan
member informasi
beberapa kali
seperti ini baso
kecil, sedang dan
besar. Ketika
mengurutkan dari
yang terkecil
asesor
membantunya
dengan
memberitahu
selanjutnya baso
se-- anak
menjawab
sedang lalu anak
mengurutkannya
Ketika diminta
untuk
menggambar
orang anak
hanya mampu
menggambar
lingkaran dan
asesor membantu
anak dengan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
6
5.1. Berikan benda
milik
temannya/sepupu
tanyakan pada
anak milik siapa
barang itu
6. Mampu
6.1. Sampaikan pesan
menyampaikan
ini pada anak
pesan
minta anak
mengulangin
pesan tersebut
6.1.1. ibu akan
memasak
6.1.2. Kakak tidak
bisa keluar
6.1.3. ayah tidak
punya uang
7. Menyebutkan
7.1. Minta anak
letak benda
menyebutkan
letak benda pada
posisi
7.1.1. Kanan
7.1.2. Kiri
7.1.3. Atas
7.1.4. Bawah
5. Mengenal
barang milik
temannya
menginformasikan
untuk
menggambar
indera inderanya
dan asesor perlu
mencontohkan
gambarnya
Ketika anak
ditanya tentang
barang milik siapa
ini, anak hanya
menunjukan
bahwa barang itu
punya orang lain
Anak mampu
menyampaikan
pesan yang
diperintah
dengan
mengulang kata
kata
Anak hanya
mampu
menyebutkan
letak bendak atas
dan bawah,
ketika ditanya
letak benda yang
ada di kiri anak
menjawab kanan,
dan ketika anak
ditanya tangan
kanan mana
anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
7
8. Memahami
jumlah isi
8.1. Diletakan 3
benda dikanan
dan kiri, pada
kanan benda
ditupuk,
sedangkan pada
kiri benda
disusun dengan
jarak yang jauh.
Minta anak untuk
menanyakan
apakah jumlah
benda sama
8.2 Perlihatkan
pada anak 2
gelas gelas yang
berisi air (takaran
sama) alu
perlihatkan lagi
ketika air pada
gelas atu
ditumpahkan
kedalam
mangkuk.
Tanyakan pada
anak apakah
jumlah air yang
dimangkuk dan
gelas sama
mengangkat
tangan kiri
Anak mampu
menjawab
bahwa jumlah
benda di kiri dan
kanan sama
Anak mampu
menjawab
bahwa jumlah
benda di kiri dan
kanan sama
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
Mampu
16
: 24 × 100% = 66.7%
2
Dengan Bantuan : 12 x 100% = 16,7%
Tidak Mampu
: 16.6%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
8
80
60
40
20
0
KOGNITIF
MAMPU
DENGAN BANTUAN
TIDAK MAMPU
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Dari hasil asesmen perkembangan kognitif sebagian besar tes
dapat dikatakan mampu. Anak mampu membedakan warna, ketika
anak diperlihatkan dengan obyek yang berwarna dan asesor
meminta, “lihat sini, coba ambilkan warna yang sama dengan obyek
ini! (sambil menunjuk obyek)” anak mampu mengambil obyek warna
yang sama dengan yang diperintah. Pada saat aspek membedakan
bentuk pun anak mampu membedakan dengan mengandalkan
visualnya, ketika diperlihatkan bentuk, dan meminta mengambil
bentuk yang sama anak menunjuk bentuk yang sama. Anak mampu
dengan bantuan pada saat dipinta untuk mengurutkan berdasarkan
ukuran. Awalnya anak dapat mengurutkan berdasarkan ukuran ketika
diminta untuk mengurutkan kembali, anak salah mengurutkan dengan
dua kali pengulangan. Asesor kemudian membantu anak untuk
mengurutkan dengan menginformasikan bahwa ukuran seperti
pendek, sedang, dan panjang. Ketika dimintai untuk mengurutkan
kembali anak mengambil urutan yang terpendek, kemudian asesor
membantu dengan memberitahu “sesudah pendek, se-…” anak
kemudian berkata “sedang” dan mengambil ukuran yang sedang.
Namun pada saat anak diminta menyebutkan posisi benda anak
mengalami kesulitan, seperti posisi kiri dan kanan. Ketika posisi benda
berada di kanan anak, anak menjawab kiri dan begitu sebaliknya.
Setelah ditanya coba tangan kanan angkat, anak mengangkat
tangan kiri.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
9
B. Bahasa (Djamarah)
Kisi-Kisi Instrumen
ASPEK
1. Pemahaman
KEMAMPUAN
a. Kemampuan
memahami makna
ucapan orang lain
SUB KEMAMPUAN
1) Melakukan
percakapan
2. Pengembangan Kata
a. Mengembangkan
pembendaharaan
kata yang telah
diketahui.
a. Kemampuan
menyusun kata-kata
menjadi kalimat
a. Kemampuan
mengucapkan katakata melalui imitasi
1) Menyebutkan anggota
keluarganya
2) Menyebutkan benda
yang ada disekitarnya
1) Menyayikan lagu-lagu
3. Penyusunan
kata menjadi
kalimat
4. Ucapan
1) Mengulang kata yang
diperintah
2) Menyebutkan huruf
vokal dan konsonan
3) Mengikuti nyanyian
4) Menyebutkan kembali
bilangan
Butir Instrumen
SUB
KEMAMPUAN
1. Melakukan
Percakapan
KEMAMPUAN
BUTIR INSTRUMEN
KETERANGAN
M
Melakukan
percakapan
dengan
menjawab
1.1. Siapa
namamu?
MB
TM
Anak
memahami
pertanyaan
dan
menjawab
‘Ade”
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
10
1.2. Sudah makan
belum?
1.3. Makan sama
apa?
2. Menyebutkan
Anggota
Keluarga
3. Menyebutkan benda
benda di
sekitar
2.1. Menyebutkan
anggota
keluarga
3.1. Menyebutkan
benda- benda
yang
diperlihatkan
4. Menyanyikan lagulagu
4.1. Minta anak
menyanyikan
lagu
5.1. ibu ke pasar
Anak
menjawab
sudah sama
baso
Anak
menjawab
bahwa dia
makan
dengan baso
Anak
menjawab,
mamah,
mayang,
Anak
menjawab
sendok, pensil,
playdoh
Anak mamou
bernyanyi
namun anak
tidak
bernyanyi
ketika tidak
ada yang
mengiringi
atau bersamasama
menyanyi,
asesor
membantu
anak dengan
bernyayi
bersama-sama
Anak mampu
mengulang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
11
5. Mengulang
kata yang
diperintah
5.2. Ayah pergi
5.3. Saya lapar
6. Mengikuti
nyayian
6.1. Mengikuti
nyayian
7. Menyebutkan kembali
bilangan
7.1. Menyebutkan
kembali
bilangan
kata yang
disebutkan
Anak mampu
mengulang
kata yang
disebutkan
Anak mampu
mengulang
kata yang
disebutkan
Anak
mengikuti
nyayian yaitu
bernyayi
burung kaka
tua
Anak
menyebutkan
bilangan yang
diperintah
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
Mampu
:
20
22
x 100% = 90,9%
1
Dengan Bantuan : 11 x 100% = 0.91%
Tidak Mampu
:0
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
12
100
50
0
Bahasa
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Pada Perkembangan Bahasa anak sama sekali tidak
mengalami
hambatan.
Anak
mampu
menunjukan
perkembangan perkembangan bahasa seperti melakukan
perkcakapan. Dalam melakukan percakapan anak mampu
menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan seperti,
“siapa namanya? Anak menjawab”ade, ade Zahra”. Anak pun
mampu menyebutkan benda benda di sekitanrnya seperti
sendok, pensil, dan playdoh. Sebagian besar tes mampu anak
selesaikan dengan tepat dan menunjukan Perkembangan
Bahsa yang bagus.
Namun ada salah satu yang anak mampu dengan
bantuan yaitu, ketika anak diminta bernyanyi anak tidak
bernyanyi, namun ketika asesor menyanyi, anak mengikuti
nyanyiannya.
C. Motorik (Hurlock dan Suntrock)
Kisi-Kisi Instrumen
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
13
KEMAMPUAN
SUB
KEMAMPUAN
BUTIR INSTRUMEN
MOTORIK
KASAR
1. Kemampuan 1.1 Telungkup
1.2 Menopang
telungkup
dengan dua
0-2 tahun
tangan
(sensori-motor) 2. Kemampuan 2.1 Dari posisi
berguling
telungkup
mampu
berguling ke
kiri dan kanan
3. Kemampuan 3.1 Berdiri dengan
menopang
satu kaki
sebagian
bergantian
berat
dengan kaki
4. Duduk tanpa 4.1 Duduk
ditopang
TUJUAN
Mengetahui
kemampuan
keterampilan otototot lengan, kaki
anak
5. Berdiri
5.1 Berdiri
5.2 Berjalan
MOTORIK
1. Kemampuan 3.1 Menangkap
KASAR
Menangkap
bola
dan
3.2 Melempar
melempar
2-7 tahun (pra
bola
bola
operasional)
2. Kemampuan 2.1 Mengangkat
mengangkat
boneka
objek
2.2 Mengangkat
tas
3. Kemampuan 3.1 Naik tangga
3.2 Turun tangga
Mendaki
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
14
4. Kemampuan
Berlari
MOTORIK
1. Kemampuan
HALUS
genggaman
palmer
0-2 tahun
(menggeng(sensori-motor)
gam dengan
seluruh
tangan)
2. Kemampuan
genggaman
pengapit
(menggenggam dengan
ibu jari dan
jari telunjuk)
3. Kemampuan
menjangkau
benda
MOTORIK
HALUS
2-7 tahun
(pra
operasional)
1.
Berlari
1.1. Menggenggam botol
1.2. Menggenggam bola
1.3. Meremas
plastisin
Mengetahui
kemampuan
keterampilan otot
kecil
2.1. Memegang
sendok
2.2. Menyikat gigi
2.3. Memegang
sendok
3.1. Meraih benda
di atas meja
dalam posisi
duduk
4. Kemampuan 4.1. Membuat
menirukan
garis horizontal
suatu garis / 4.2. Membuat
garis vertikal
gambar
4.3. Membuat
lingkaran
5. Menggunting 5.1. Menggunting
sesuai pola
6. Kelenturan
6.1. Meremas
tangan
kertas
6.2. Membentuk
Plastisin
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
15
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
SUB KEMAMPUAN
1.
BUTIR INSTRUMEN
Kemampuan 1.3 Telungkup
telungkup
1.4 Menopang
dengan dua
tangan
M
√
√
4.
Duduk tanpa 4.1 Duduk
ditopang
√
5.
Berdiri
√
3.
5.1 Berdiri
TM
KET
Anak mampu
telungkup meskipun
tidak mampu
bertahan lama
karena sesak
Anak mampu duduk
dengan topangan
tangannya
√
Kemampuan 2.1 Dari posisi
berguling
telungkup
mampu
berguling ke
kiri dan kanan
Kemampuan 3.1 Berdiri dengan
menopang
satu kaki
sebagian
bergantian
berat
dengan kaki
2.
MB
Anak mampu
berguling dari arah
mana saja
√
Anak mampu berdiri
dengan satu kaki
secara bergantian
namun ketika
mencoba untuk
berdiri dengan satu
kaki anak perlu
dibantu dengan
pegangan sebagai
pemulaan
Anak mampu duduk
di mana saja dengan
sesuai
Anak mampu berdiri
dengan kokoh
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
16
5.2 Berjalan
6.
7.
8.
9.
√
Kemampuan 6.1 Menangkap
Menangkap
bola
dan
melempar
6.2 Melempar
bola
bola
√
Kemampuan 7.1 Mengangkat
mengangkat
boneka
obje
7.2 Mengangkat
tas
√
Kemampuan 8.1 Naik tangga
Mendaki
√
Kemampuan
Berlari
10. Kemampuan
genggaman
palmer
(menggengg
am dengan
seluruh
tangan)
√
√
8.2 Turun tangga
√
9.1 Berlari
√
10.1Menggenggam botol
√
10.2Menggenggam bola
√
10.3Meremas
plastisin
Anak mampu
berjalan dengan
seimbang
Anak mampu
menangkap bola
dengan tepat
Anak mampu
melempar bola
sebagaimana
menangkapnya
Anak mampu
mengangkat boneka
Anak mampu
mengangkat tas
√
Anak mampu
menaiki tangga
tanpa bantuan
Anak mampu
menuruni tangga
dengan seimbang
Anak mampu berlari
dengan baik
Anak mampu
menggenggam botol
dengan mantap
Anak mampu
menggenggam bola
dengan mantap
Anak hanya
meremas remas
plastisin kemudian
asesor
membantunya
dengan memegang
tangan anak untuk
membentuk
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
17
11. Kemampuan 11.1 Memegang
genggaman
sendok
pengapit
(menggengg
am dengan 11.2 Menyikat gigi
ibu jari dan
jari telunjuk)
11.3 Memegang
garpu
√
12. Kemampuan 12.1Meraih benda
menjangkau
di atas meja
benda
dalam posisi
duduk
13. Kemampuan 13.1Membuat
menirukan
garis horizontal
suatu garis /
gambar
13.2Membuat
garis vertikal
√
√
√
√
√
√
13.3Membuat
lingkaran
14. Menggunting 14.1Menggunting
sesuai pola
15. Kelenturan
tangan
15.1Meremas
kertas
Anak mampu
menggenggam
sendok dengan
mantap
Anak mampu
menyikat gigi
dengan sesuai
Anak mampu
menggenggam
garpu dengan
mantap
Anak mampu meraih
benda dengan tepat
dalam posisi duduk
√
√
Anak mampu
membuat garis
horizontal meskipun
tidak terlalu lurus
Anak mampu
membat garis vertikal
meskipun tidak terlalu
lurus
Anak mampu
menggambar
lingkaran, namun
perlu dibantu
Anak mampu
menggunting pola
sederhana tanpa
garis lengkung
Anak hanya mampu
melipat kertas, asesor
membantu
memegang tangan
anak untuk meremas
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
18
√
15.2Membentuk
Plastisin
kertas dan anak
melanjutkannya
Anak mampu
membentuk plastisin
dengan dibantu,
ketika diberi plastisin
anak hanyan
menekan nekan
plastisin kemudian
asesor membantu
untuk membentuk
plastisin
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
A. Motorik Kasar:
26
: 30 x 100% = 86.7%
Mampu
Dengan Bantuan :
Tidak Mampu
2
15
x 100% = 13.3%
:0
36,7
40
30
13,3
20
10
0
0
Motorik
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
B. Motorik Halus
Mampu
20
: 28 x 100% = 71.4%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
19
4
Dengan Bantuan :14 x 100% = 28.6%
Tidak Mampu
:0
71,4
80
60
28,6
40
20
0
0
Motorik
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Sebagian Besar anak mampu melaksanakan perintah yang
menggunakan kemampuan motorik kasar seperti, berjalan, berdiri, naik
turun tangga, melempar bola dan lain-lain. Pada motorik kasar anak
mampu melakukan dengan bantuan saat mengangkat satu kaki, anak
mampu melakukan jika dibantu dengan memegang tangan dan
menahan agar tidak terjatuh.
Begitu halnya dengan motorik halus, anak mampu ketika
melaksanakan perintah seperti mengegngam botol, memegang sisir,
menggambar garis vertikal dan horizontal. Namun ada beberapa
perintah yang anak bisa mengerjakannya dengan dibantu seperti
membentuk plastisin, asesor membantu menekan tangan anak agar
plastisinnya dapat terbentuk. Sama halnya pada saat meremas kertas
anak memerlukan bantuan untuk meremas kertas. Awalnya anak hanya
melipat lipat kertas, ketika asesor membantu dengan memegang
tangan anak dan meremasnya, anak pun melanjutkan meremas kertas
tersebut.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
20
C. Sosial Emosi
Kisi-kisi Instrumen
ASPEK
INDIKATOR
1. Sosial 1.1 Membaur dengan
teman
1.2 Respon positif
terhadap stimulus
yang diberikan
2. Emosi 2.1 Marah
2.2 Senang
2.3 Takut
ITEM
1.1.1 Mengajak temannya untuk
bermain
1.1.2 Menjawab pertanyaan teman
1.1.3 Bekerjasama dalam permainan
kelompok
1.1.4 Mengenal mainan milik
temannya
1.1.5 Mau berbagi dengan
temannya
1.2.1 Tersenyum sebagai respon
terhadap perhatian yang
diberikan orang lain
kepadanya
1.2.2 Menghampiri bila dipanggil
namanya
1.2.3 Menghargai orang lain
2.1.1 Mengamuk pada situasi
tertentu
2.1.2 Menunjukkan sikap marah bila
keinginannya tidak dipenuhi
2.1.3 Menunjukan sikap marah
apabila aktivitasnya diganggu
2.2.1 Tersenyum bila mendapat
barang/benda yang disukainya
2.2.2 Ikut senang ketika teman
senang
2.3.1 Menunjukkan sikap takut pada
suatu objek, orang atau pada
bunyi tertentu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
21
2.4 Sedih
2.5 Kasih sayang
2.3.2 Menunjukan sikap takut pada
suatu rangsangan atau
sentuhan tertentu
2.4.1 Menunjukkan sikap sedih bila
kehilangan orang atau benda
yang disayangi
2.5.1 Menunjukkan rasa sayang
terhadap anggota
keluarganya
Butir Instrumen
A. Sosial
INDIKATOR
ITEM
PERNYATAAN/
PERTANYAAN
1. Membaur a. Mengajak
dengan
temannya
teman
untuk
bermain
Apakah anak
mampu mengajak
temannya bermain?
b. Menjawab
pertanyaan orang
lain
Anak diberi 3
pertanyaan.
a) “De, namanya
siapa?”
b) “Suka Permainan
apa?”
c) “Di rumah ada
siapa aja?”
c. Bekerjasama
dalam
permainan
kelompok
Kita bermain kejarkejaran dengan
anak, namun
berkelompok. Kita
lihat apakah anak
berinisiatif
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KET
Anak
mengajak
temannya
bermain
Anak
menjawab
dengan
menyebut
namanya”a
de”
menjawab
suka
permainan
masak
masakan
Anak hanya
diam
melihatnya
setelah
asesor
bilang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
22
membantu teman
sekelompoknya atau
tidak
d. Mengenal
mainan
milik
orang lain
e. Mau
berbagi
dengan
orang lain
“Ini mainan punya
siapa?” (Anak)
“Playdoh punya
siapa ini?” (milik
kami)
Anak sedang
memakan kue. “De,
teteh boleh minta
kuenya?” Anak
sedang mewarnai.
“Pensil warnanya
boleh dipinjam
tidak?”. “Pinjam
mainannya?”
(mainan
kesukaannya)
coba bantu
temnnya
anak lalu
menbantun
ya
Anak
mampu
memahami
kepemilikan
benda
Anak
terlihat
masih egois
Anak diberi
perhatian dengan
memuji anak. Asik
gambarnya bagus”
“Ye Zahra wangi
sudah mandi ya?”
Anak
menunjukkan rasa
bangga
saat dipuji
melalui
ekspresi
senyum
b. Mengham- Dipanggil “Zahra...! ”
piri bila
dipanggil
namanya
Anak
memahami
maksud dari
panggilan
nama
2. Respon
a. Tersenyum
positif
sebagai
terhadap
respon
stimulus
terhadap
yang
perhatian
diberikan
yang
diberikan
orang lain
kepadanya
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
23
c. Menghargai
orang lain
a) Salam ketika kami
datang
b) Salam ketika
pulang.
c) Mengikuti instruksi.
Anak
mengetahui
dasar tata
krama
B. Emosi
INDIKATOR
1. Marah
ITEM
PERNYATAAN/
PERTANYAAN
YA
TDK
KET
a. Mengamuk 1) Apakah anak
√
pada situasi
mengamuk ketika
tertentu
kehilangan barang
kesukaannya?
Anak mencari
barang yang
hilang dan
nampak gusar
saat tidak
menemukannya
2) Apakah anak
√
mengamuk ketika
tidak betah di suatu
tempat asing?
3) Apakah anak
√
mengamuk ketika
ingin sesuatu?
Anak
merengek
untuk kembali
pulang
Anak
berteriak-teriak
jika tidak
diberikan susu
sebelum tidur
Anak tidak
mau tidur
sebelum
diberikan
minum
sebelum tidur
b. Menun1) Apakah anak marah √
jukkan sikap
ketika ingin sesuatu
marah bila
namun belum
keinginanterpenuhi?
nya tidak
dipenuhi
2) Menunjukan sikap
marah
1) Apakah anak merasa √
terganggu ketika
Anak nampak
kesal dan
terganggu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
24
apabila
aktivitasnya
diganggu
sedang main, lalu
disuruh makan?
2) Apakah anak merasa √
terganggu ketika asik
bermain namun
disuruh melakukan hal
lain oleh ibunya?
2. Senang a. Tersenyum
1) Apakah anak
√
bila
tersenyum ketika
mendapat
diberikan makanan
barang/
kesukaannya?
benda yang 2) Apakah anak
√
disukainya
tersenyum ketika
diberi mainan baru?
b. Ikut senang
ketika
teman
senang
3. Takut
3) Apakah anak senang,
√
ketika melihat
temannya senang?
a. Menuni.
jukkan sikap
takut pada
suatu objek,
orang atau
bunyi
tertentu
b. Menunjukan sikap
takut pada
suatu
rangsangan
atau
sentuhan
tertentu.
Anak beri stimulus
√
lagu yang ke dekat
telinganya. Anak
diberi gambar
binatang buas.
Anak diberi usapan √
pada kulitnya.
Anak merasa
terusik ketika
diganggu di
tengah
permainannya
Anak nampak
senang ketika
diberikan yang
diinginkan
Anak
tersenyum
tanda
bahagia akan
mainan
barunya
Anak sering
ikut tertawa
ketika
sepupunya
tampak
senang
Anak
menunjukkan
ketidaknyamanan saat
dilekukan hal
tersebut
Anak nampak
takut dan
terkejut saat
disentuh tibatiba
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
25
4. Sedih
5. Kasih
sayang
Menyembunyikan
√
mainan kesukaannya
dan menanyakan,
mana mainanmu?
(lihat ekspresinya)
Apakah merasa sedih
ketika ibu atau
bapaknya atau orang
yang disayanginya
pergi?
Apakah anak manja √
pada ibunya?
Apakah anak pernah
mencium ibunya?
Apakah anak manja
pada kakaknya?
Apakah anak pernah
menggandeng
tangan Ibunya bila
berjalan di luar
rumah?
a. Menunjukkan sikap
sedih bila
kehilangan
orang atau
benda yang
disayangi
Menunii.
jukkan rasa
sayang
terhadap
anggota
keluarganya
Selain marah,
anak juga
sedih dan
gelisah saat
kehilangan
yang
disayangi
Anak selalu
gelisah bila jah
dari ibunya,
dan sering
bermanjamanja bila
bersama
ibunya
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
A. Sosial
24
32
Mampu
:
Dengan Bantuan
:
Tidak Mampu
:0
4
16
x 100% = 75%
x 100% =25%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
26
75
80
60
40
25
20
0
0
Sosial
Mampu
B.
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Emosi
Ya
: 100%
Tidak
:0
100
100
80
60
40
0
20
0
Emosi
Ya
Tidak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
27
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Pada
Aspek
Perkembangan
Sosial
anak
mampu
memperlihatkan sosialisasi dengan baik seperti ketika ditanya namanya
siapa, anak mampu menjawab dengan mengatkaan namanya ade
(panggilan dir umahnya). Anak pun mampu menjawab pertanyaan di
rumah ada siapa saja? Anak menjawab, “ada mamah, mayang
(neneknya dipanggil “mamah eyang”). Ketika anak diberi apresiasi
seperti “Zahra wangi sudah mandi ya” anak merespon dengan
senyuman. Ketika anak menggambar dan diberi aspresiasi “ye Zahra
hebat “ anak tersenyum dan bertepuk tangan. Namun ada beberapa
tes yang anak memerlukan bantuan seperti menolong temannya, anak
hanya terdiam melihat, ketika melihat temannya jatuh, namun ketika
distimulus, Zahra baru mau membantu temannya. Anak juga belum
mampu sepenuhnya berbagi dengan temannya. Pada perkambangan
emosinya anak mampu menunjukan emosi-emosi pada umunya, seperti
jika barangnya rusak dia nampak sedih.
ASESMEN KETERAMPILAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)
A. Motorik Berkaitan Dengan Keterampilan Menolong Diri (Allen,
Coley, dan Leach)
Kisi-Kisi Instrumen
USIA
6 – 9 bulan
9 bulan – 1 tahun
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
KETERAMPILAN
Mulai menegakkan badan
Berguling dari telentang ke telungkup
Duduk sendiri tanpa bantuan
Merangkak dengan baik
Merayap
Dapat berpindah dari sisi ke sisi dalam posisi
duduk
Koordinasi tubuh yang baik ketika meraih obyek
yang dekat
Menggunakan tangan yang berlawanan untuk
membantu dirinya meraih obyek
Meraih obyek dengan satu tangan tanpa
bantuan tangan lain
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
28
2 – 2,5 tahun
3 – 4 tahun
Mampu meniru gerakan sederhana
menggunakan lengan dan kaki
Mampu duduk dengan dorongan punggung
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mulai menegakkan badan
√
√
Berguling dari telentang ke
telungkup
Duduk sendiri tanpa bantuan
√
Merangkak dengan baik
√
Merayap
√
Dapat berpindah dari sisi ke sisi
dalam posisi duduk
√
Koordinasi tubuh yang baik
√
ketika meraih obyek yang dekat
Menggunakan tangan yang
berlawanan untuk membantu
dirinya meraih obyek
√
KET
Anak dapat
duduk, berdiri
dengan tegak
Anak cukup
kesulitan saat
berguling
karena obesitas
yang
dialaminya
Anak dapat
duduk mandiri
Anak dapat
merangkak
dengan baik
Anak merasa
sesak karena
perutnya terapit
dengan lantai
Anak merasa
sesak ketika
harus bergeser
dari posisi
duduk
Anak mampu
meraih benda
dengan tepat
Anak mampu
menggunakan
kedua tangan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
29
Meraih obyek dengan satu
tangan tanpa bantuan tangan
lain
√
Mampu meniru gerakan
sederhana menggunakan
lengan dan kaki
Mampu duduk dengan
dorongan punggung
√
untuk meraih
benda
Anak mampu
memegang
obyek dengan
tangan mana
pun
Anak mampu
meniru dengan
baik
Anak mampu
duduk dengan
punggung
sebagai
penopang
√
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
16
22
Mampu
:
Dengan Bantuan
: 11 x 100% = 9%
Tidak Mampu
x 100% = 72,7%
1
: 18,3%
72,7
80
60
40
18,3
9
20
0
Motorik (Menolong Diri)
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
30
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Secara umum anak mampu melaksanakan instruksi motorik seharihari, seperti duduk, menyangga tubuh, gerakan tangan, dan berbagai
gerakan yang membutuhkan koordinasi otot-otot tertentu. Namun
dikarenakan obesitas yang dialaminya, anak kesulitan melakukan
aktivitas motorik yang mengapit otot-ototnya. Kesulitan itu adalah
ketidakmampuannya merayap dan berpindah tempat (bergeser) dalam
posisi duduk, serta perlu bantuan saat berguling dari posisi tengkurap ke
telentang maupun sebaliknya.
B. Keterampilan Makan (Allen, Coley, dan Leach)
USIA
6 – 9 bulan
9 bulan – 1
tahun
2 – 2,5
tahun
3 – 4 tahun
KEMAMPUAN
Mampu memegang botol sendiri dan memasukkannya
ke mulut
Mampu memegang dan memakan kue kering sendiri
Mengontrol air liur
Daerah bibir, lidah, dan rahang lebih terkontrol
Mengunyah dengan baik dan benar
Memegang cangkir dengan pegangan dan
mengangkatnya ke mulut untuk dihisap
Mulai menggunakan sedotan
Mengunyah makanan dengan mulut rapat
Makan dari sendok dengan sedikit kesalahan
Minum dari gelas dengan sedikit kesalahan
Memegang cangkir dengan satu tangan
Memegang garpu dan mulai menusuk makanan
Tidak berbicara sebelum selesai mengunyah dan
menelan makanan
Mulai menyuapi diri menggunakan jari
Memegang sendok dengan jari-jari
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
31
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
KET
Mampu memegang botol
sendiri dan
memasukkannya ke mulut
Mampu memegang dan
memakan kue kering sendiri
Mengontrol air liur
√
Anak mampu
menggunakan botol
√
Daerah bibir, lidah, dan
rahang lebih terkontrol
√
Mengunyah dengan baik
dan benar
√
Memegang cangkir
dengan pegangan dan
mengangkatnya ke mulut
untuk dihisap
Mulai menggunakan
sedotan
√
Anak mampu
memakan kue
Air liur tidak selalu
mengucur
Anak mampu
mengontrol daerah
mulut
Anak mampu
mengunyah dengan
baik
Anak mampu
menggunakan
cangkir
Mengunyah makanan
dengan mulut rapat
Makan dari sendok dengan
sedikit kesalahan
√
Makan dari gelas dengan
sedikit kesalahan
√
Memegang cangkir
dengan satu tangan
√
√
√
√
Anak mampu
menggunakan
sedotan
Anak mampu makan
dengan mulut rapat
Jika disuapi anak
mampu makan
dengan rapi
Anak mampu
menggunakan gelas
dengan baik
Anak mampu
menggunakan
cangkir dengan satu
tangan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
32
Memegang garpu dan
mulai menusuk makanan
√
Tidak berbicara sebelum
selesai mengunyah dan
menelan makanan
√
Anak mampu
menggunakan
sendok
Anak mampu
menahan
pembicaraan
sebelum selesai
mengunyah
Anak mampu makan
dengan jari tapi
masih berantakan
Anak mampu
memegang sendok
√
Mulai menyuapi diri
menggunakan jari
√
Memegang sendok dengan
jari-jari
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
28
30
x 100% = 93,3%
Mampu
:
Dengan Bantuan
: 15 x 100% = 6.7%
Tidak Mampu
1
:0
93,3
100
80
60
40
6,7
20
0
0
Keterampilan Makan
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
33
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Keterampilan makan secara umum sudah mampu anak lakukan,
seperti
keterampilan
yang
berkaitan
dengan
mengunyah,
mengendalikan air liur, menjangkau dan memegang peralatan makan.
Kesulitan yang anak hadapi adalah yang berkaitan dengan kemandirian,
yaitu menyuapkan makanan untuk dirinya sendiri, baik menggunakan
sendok maupun tidak. Ketidakmampuan ini membuat anak harus selalu
disuapi, sehingga anak semakin tidak tertarik untuk melakukannya sendiri.
Sesekali anak diminta melakukannya sendiri, namun yang terjadi adalah
anak melakukannya dengan berantakan dan mengotori pakaian serta
lantai dan sekitarnya. Membiarkan anak makan sendiri, menurut ibunya
malah menambah beban pekerjaan (karena harus membersihkan
pakaian dan lantai) sehingga ibunya pun tidak berusaha
membiasakannya makan sendiri.
C. Keterampilan Menggunakan Toilet (Allen, Coley, dan Leach)
Kisi-kisi Instrumen
USIA
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
2 – 2,5 tahun
2,5 – 3 tahun
3 – 4 tahun
KEMAMPUAN
Mulai memberi tanda ketika buang air terjadi
Menunjukkan komunikasi keinginan ke toilet
Kandung kemih terkontrol sepanjang hari
Mulai rutin dan terjadwal dalam buang air
Mendudukkan diri di toilet
Berusaha membersihkan diri setelah buang air
Selalu kering pada malam hari
Menyesuaikan pakaian selama buang air
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mulai memberi tanda
ketika buang air terjadi
√
KET
Anak menunjukkan
tanda tertentu saat
buang air
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
34
Mulai duduk di dudukan
toilet
Menunjukkan
komunikasi keinginan ke
toilet
√
√
Kandung kemih
terkontrol sepanjang
hari
√
Mulai rutin dan
terjadwal dalam buang
air
Mendudukkan diri di
toilet
Berusaha
membersihkan diri
setelah buang air
Selalu kering pada
malam hari
√
Menyesuaikan pakaian
selama buang air
√
√
√
√
Anak mampu duduk di
toilet
Anak masih harus
diingatkan dan ditanya:
“apakah ingin buang
air?”
Anak masih
mengandalkan diapers
yang dikenakannya
sehingga tidak berusaha
menahan untuk buang
air jika tidak dilepas
diapersnya
Anak masih harus
diingatkan pada waktu
tertentu
Anak dapat mandiri
duduk di toilet
Anak berupaya
membersihkan diri
seteah buang air
Anak selalu merengek
untuk minum sebelum
tidur sehingga selalu
mengompol ketika tidur
Anak mampu
mengangkat pakaian
selama buang air di toilet
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
10
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
: 18 x 100% = 55,6%
3
: 9 x 100% = 33,3%
: 11,1%
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
35
55,6
60
50
40
30
20
10
0
33,3
11,1
Keterampilan Menggunakan Toilet
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Secara garis besar anak mampu menggunakan toilet dengan baik.
Masalahnya, anak tidak tahu kapan, dan mengapa Ia harus
menggunakan toilet dikarenakan tidak pernah dibiasakan oleh orang
tuanya. Hal ini menyebabkan ketergantungan yang parah terhadap
diapers yang digunakannya. Anak pun tidak termotivasi untuk belajar
mengguanakan toilet.
Berdasarkan hasil observasi, anak masih harus diingatkan dan
ditanya, “apakah hendak ke toilet?” karena belum ada inisiatif untuk ke
toilet setiap merasa ingin buang air. Ternyata anak dapat belajar
menggunakan peralatan toilet dengan cepat ketika diajak ke toilet, tapi
sekali lagi, tidak ada motivasi yang kuat baginya untuk belajar menahan
buang air dan menggunakan toilet.
D. Keterampilan Berpakaian dan Merawat Diri (Allen, Coley, dan Leach)
USIA
9 bulan – 1
tahun
1 – 1,5 tahun
1,5 – 2 tahun
2 – 2,5 tahun
KEMAMPUAN
Mengeluarkan tangan melalui lubang lengan
pakaian
Melepas sepatu
Melepas kaos kaki
Memakai sepatu
Mencari lubang lengan yang lebar
Menunjukkan ketertarikan pada pakaian tertentu
Mulai memasang kancing besar
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
36
2,5 – 3 tahun
3 – 4 tahun
Menyeka hidung menggunakan tisu
Mencuci dan mengeringkan tangan
Mengatur penggunaan handuk dan tisu
Mandi sendiri dengan pengawasan minimum
Menggosok gigi dan menggunakan pasta gigi
Mencoba menyisir rambut
Berpakaian dengan bantuan minimum
Mulai memakai sepatu tali
Membedakan bagian depan dan belakang pakaian
Memasang rangkaian kancing
Memasang ikat pinggang
Butir Instrumen
KEMAMPUAN
M
MB
TM
KETERAMPILAN
Mengeluarkan tangan
melalui lubang lengan
pakaian
√
Melepas sepatu
√
Melepas kaos kaki
√
√
Mencoba memakai
sepatu
Menunjukkan
ketertarikan pada
pakaian tertentu
√
KET
Anak mampu
mengeluarkan tangannya
pada lubang tangan
yang sesuai
Anak mampu melepas
sepatunya sendiri
Anak mampu melepas
kaos kakinya sendiri
Anak baru mampu
menggunakan sendal,
kalau sepatu masih
kesulitan karena tidak kuat
bertahan dalam gerakan
memakaikan sepatu ke
kakinya yang
membuatnya sesak
(karena obesitas)
Anak tertarik pada baju
berkarakter favoritnya
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
37
Mulai memasang
kancing besar
√
Menyeka hidung
menggunakan tisu
Mencuci dan
mengeringkan tangan
Mengatur penggunaan
handuk dan tisu
√
Mandi sendiri dengan
pengawasan minimum
Menggosok gigi dan
menggunakan pasta
gigi
Mencoba menyisir
rambut
Berpakaian dengan
bantuan minimum
Mulai memakai sepatu
tali
Membedakan bagian
depan dan belakang
pakaian
Memasang rangkaian
kancing
Memasang ikat
pinggang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Anak masih kesulitan,
belum memahami
bagaimana cara
memasang sebelum diberi
contoh
Anak masih dibantu untuk
membersihkan hidungnya
Anak mampu
mengeringkan tangan
Anak mengetahui cara
menggunakan handuk
dan tisu
Anak masih dimandikan
orang tuanya
Anak menggosok gigi
dengan pasta
Anak masih dibantu
dalam memegang sisir
yang baik
Anak masih butuh
bantuan dalam
berpakaian
Anak belum mampu
mengikat tali sepatu
Anak belum paham ada
bagian depan dan
belakang baju
Anak belum mampu
memasang kancing
Anak belum mampu
memasang gesper pada
ikat pinggang
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
38
Data Kuanitiatif Hasil Asesmen
14
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
: 34 x 100% = 41%
5
: 17 x 100% = 29,4%
: 29,6%
41
60
29,4
40
29,6
20
0
Keterampilan Berpakaian
Mampu
Dengan Bantuan
Tidak Mampu
Data Kualitatif Hasil Asesmen
Dalam hal berpakaian anak baru mampu memakai pakaian instan
yang tidak terdapat kancing atau alat-alat lainnya. Anak sudah mampu
mengeluarkan tangannya ke lubang lengan pakaian meskipun masih
harus dibantu karena ukuran tangannya yang besar cukup
menyulitkannya. Anak juga mampu menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai sendal serta sepatu sederhana.
Dalam hal merawat diri, sebagian besar masih belum mampu
seperti mandi sendiri dan menyisir rambut.
Grafik Potential Ability (mampu dengan bantuan) Perkembangan Dasar
dan Keterampilan ADL
40
30
20
10
0
28,6
16,7
33,3
25
13,3
0,91
4,5
29,4
6,7
Potential Ability (%)
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
39
Berdasarkan hasil asesmen, asesor menyimpulkan untuk
mengintervensi anak pada aspek ADL yaitu dalam hal keterampilan
menggunakan toilet, dengan persentase potential ability tertinggi
dibandingkan keterampilan lainnya yakni 33%.
IDENTITAS
Nama lengkap
Nama panggilan
TTL
Jenis Kelamin
Tinggi Badan
Berat Badan
Pekerjaan
Alamat
Riwayat Penyakit
: Betrian Muamanah
: Betri
: Bandung, 30 Oktober 1992
: Perempuan
: 160
: 70 kg
: Pegawai Swasta
: Jl. Sindang Sirna 111 No. 69 Bandung
: Alergi makanan laut
KONDISI KELUARGA (PENERIMAAN DAN KOMPETENSI ORANG TUA)
Sebelumnya perlu diketahui bahwa Zahra adalah seorang anak tunggal
dan sudah tidak memiliki ayah. Ada pun tim intervensionis tidak berhasil
memeroleh biodata ayah kandung Zahra.
Hasil Wawancara
ASPEK
Penerimaan
PERTANYAAN
Berapa jam dalam sehari
meluangkan waktu untuk
anak?
Apa harapan orang tua
terhadap perkembangan
anak?
Berapa kali dalam
sepekan orang tua
membawa anak keluar?
JAWABAN
Karena bekerja, punya
waktu dengan anak
selama 4 jam dalam
sehari, sisanya diasuh
oleh neneknya
Berharap anak dapat
mandiri sebagaimana
saudara dan anak-anak
lain seusianya
Seminggu sekali anak
sering diajak keluar
rumah untuk jalan-jalan.
Dan senin-kamis anak
diajak ke tempat kerja
eyangnya.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
40
Bagaimana orang tua
menyikapi respon kerabat
terhadap hambatan
anak?
Kompetensi
Apakah orang tua
berusaha memberi
pemahaman tentang
kebutuhan anak pada
orang lain?
Apakah kebutuhan yang
anak miliki?
Layanan macam apa
yang dibutuhkan anak?
Apakah orang tua
berusaha memahamkan
anak tentang
hambatannya? Jika iya,
bagaimana caranya?
Apakah orang tua
berusaha melatih
kemandirian anak? Jika
iya, bagaimana caranya?
Biasa saja karena
memang menganggap
anak belum mampu
dan akan mampu
dengan sendirinya
Tidak, karena merasa
tidak terlalu penting
Masih belum mandiri
Latihan kemandirian
Berusaha sedikit demi
sedikit dengan cara
menjelaskan bahwa
seharusnya hanya anak
bayi yang masih
memakai diapers
Belum benar-benar
berusaha karena sibuk
bekerja, memberikan
diapers pada anak
dianggap praktis
Deskripsi
Berdasarkan hasil wawancara terhadap orang tua pada aspek
penerimaan, pada dasarnya orang tua menerima kondisi anak. Terbukti
ketika orang tua menjawab bahwa ia selalu mengajak anak jalan-jalan
ke luar rumah setiap seminggu sekali dan juga anak sering dibawa ke
tempat kerja eyangnya. Orang tua juga selalu menyempatkan untuk
menghabiskan waktu dengan anak ditengah kesibukannya bekerja,
adapun harapan orang tua terhadap anak yaitu berharap agar anak
dapat mandiri sebagaimana saudara dan anak-anak lain seusianya.
Pada aspek kompetensi, sebenarnya orang tua paham dengan
kebutuhan anak yaitu latihan kemandirian akan tetapi orang tua masih
belum sepenuhnya berusaha melatih kemandirian anak karena
kesibukannya bekerja, ia menganggap bahwa dengan memberikan
diapers pada anak akan lebih praktis.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
41
Program Intervensi untuk Anak dan Keluarga
PROGRAM INTERVENSI ANAK DALAM HAL PENGGUNAAN TOILET
KEMAMPUAN
HAMBATAN
KEBUTUHAN
1. Mampu
a. Mampu
1) Pemahaman
menggunakan
mengkomunik
bahwa
toilet jongkok
asikan ingin
kapan dan
buang air tapi
bagaimana
2. Mampu
belum
seharusnya
memakai dan
memahami
menyampaik
melepas
kapan
an pesan
diapers sendiri
seharusnya
“ingin buang
3. Anak mampu
mengatakan
air” itu
memahami
ingin buang
perintah
2) Pelatihan
air. Anak
orang tua
tata cara
malah
penggunaan
mengatakan
toilet
hal tersebut
ketika sudah
buang air
b. Anak belum
paham
sepenting apa
toilet training
itu
c. Anak memiliki
ketergantung
an yang tinggi
terhadap
diapers yang
dikenakannya.
Anak
menghabiskan
sedikitnya 6
diapers dalam
sehari.
AKTIVITAS INTERVENSI
- Orang tua memberi
pemahaman pada
anak kapan
seharusnya Ia
mengatakan ingin
buang air atau ingin
ke toilet. Berilah
istilah-istilah yang
mewakilinya, seperti
buang air kecil
dengan “pipis”, dan
air besar dengan
“poop”
- Orang tua
mengajarkan anak
bagaimana tata
cara penggunaan
toilet, mulai dari
duduk,
membersihkan diri,
hingga mencuci
tangan kembali
- Menaruh anak setiap
30 menit sekali di atas
kloset selama
beberapa menit,
yakinkan anak
bahwa itu adalah
saatnya Ia buang air.
Biarkan anak kembali
beraktivitas setelah Ia
buang air atau Ia
tampak yakin bahwa
Ia tidak ingin buang
air
- Orang tua
memberikan reward
setiap kali anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
42
membuat
pencapaian,
pemberian reward
dapat dilakukan
dengan cara:
Memberikan
makanan
kesukaan
Membuat papan
reward, anak
mendapatkan
“hadiah utama”
jika sudah berhasil
selama sekian kali
- Orang tua tidak
berhenti memotivasi
anak, jika anak
melakukan
kesalahan dalam
toilet training ini
yakinkan bahwa
anak mampu dan
kesalahan itu
hanyalah sebuah
kecelakaan kecil.
PROGRAM INTERVENSI ORANG TUA DALAM HAL PENGGUNAAN
TOILET BAGI ANAK
KEMAMPUAN
A. Penerimaan
1. Orang tua
sudah
menerima
kondisi dan
kebutuhan
anak
2. Sering
membawa
anak berjalanjalan kelua
MASALAH
Ibu terlalu sibuk
bekerja sehingga
hanya memiliki
waktu 4 jam
dalam sehari
untuk
menangani
anak, anak lebih
sering diasuh
oleh neneknya
KEBUTUHAN
Bimbingan
untuk lebih
memanfaatkan
waktu yang
tersedia bagi
anak
AKTIVITAS
INTERVENSI
- Mengajak orang
tua untuk terlibat
dalam toilet
training,
diharapkan
orang tua
mampu lebih
meluangkan
waktunya
selama proses
intervensi
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
43
B. Kompetensi
a. Jika anak
1) Bimbingan
- Meyakinkan
bertengkar
emosional
orang tua untuk
1. Ada upaya
dengan
bahwa untuk
mengurangi
untuk tidak
saudaranya,
menunjukkan
frekuensi
selalu
orang tua tidak
kasih sayang
bantuan tolieting
memanjakan
melerai
pada anak
pada anak
anak
melainkan
tidak selalu
secara bertahap
2. Memberikan
membiarkan
ditunjukkan
apa yang
- Mensosialisasikan
keduanya
melalui
anak inginkan
keuntungan
berkelahi di
pemenuhan
hanya jika
yang diperoleh
dalam kamar
seluruh
anak sudah
jika anak bisa
terkunci
keinginan anak
menangis
lebih mandiri,
baik dari segi
b. Orang tua selalu 1) Bimbingan
ekonomi
menyediakan
ekonomi,
maupun dari
diapers sehingga
dengan
segi kesehatan
anak tidak
mengkalkulasi
dan
terlatih dalam hal
pengeluaran
perkembangan
tolieting
perbulan khusus
anak
c. Orang tua
diapers anak
- Memberikan
hampir selalu
pengetahuan
mengabulkan
pada orang tua
permintaan anak
untuk memberi
yang ingin
pemahaman
makan dan
pada anak
minum di malam
tentang tata
hari sehingga
cara
anak selalu
penggunaan
mengompol di
toilet
tengan malam
- Bersama anak
menyepakati
“isyarat” yang
tepat bagi anak
untuk
menyampaikan
“ingin buang air”
- Meyakinkan
orang tua untuk
bersabar jika
terjadi
“kecelakaan”
berupa anak
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
44
mengompol saat
tidak memakai
diapers.
Pelaksanaan Program Intervensi
HARI, TANGGAL
Kamis, 27 November
2014
TUJUAN
Sosialisasi kepada
Orangtua/wali tentang
pelaksanaan program
Jumat, 5 Desember
2014
Pelaksanaan Program
Toileting dan modelling
Kamis, 11 Desember
2014
Bersama orang tua
melaksanakan Program
Toileting dan mulai
pengalihtanganan
12-14 Desember
2014
Pelaksanaan toileting
oleh orang tua disertai
monitoring harian
HASIL
Program yang
disosialisasikan berupa
program toileting. Dari
mulai menempatkan
anak ke toilet selama 30
menit sekali dan
dampaknya terhadap
pengurangan jumlah
diapers
Menempatkan anak di
toilet tiap 30 menit sekali,
sebanyak 50% dari
jumlah percobaan anak
berhasil buang air pada
tempatnya. Selama
program dilaksanakan,
diapers anak dilepas.
Anak mengatakan ingin
ke toilet pada orang tua.
Orang tua mengantar
anak sampai pintu toilet
dan mengawasi apakah
anak meggunakan toilet
dengan baik dan benar.
Terdapat perkembangan
terhadap kemandirian
anak, meskipun terjadi
“kecelakaan” pada
malam hari saat diapers
coba dilepas di saat
tidur.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
45
Kamis, 25 Desember
2014
Testimoni dan evaluasi
program
Kemandirian anak
berdampak pada
pegurangan jumlah
diapers, dari 6 menjadi 3
diapers saja. Anak baru
mampu mandiri pada
siang hari, sedangkan
pada malam hari masih
mengompol karena
belum bisa lepas dari
makan dan minum
sebelum tidur.
Evaluasi Program Intervensi
Setelah program selesai dijalankan, tim intervensionis bersama anak dan
keluarga melakukan evaluasi dan testimoni dari keluarga yang
bersangkutan. Ada pun hasil evaluasinya adalah sebagai berikut:
SASARAN
PROGRAM
Anak
PROGRAM
Orang tua memberi
pemahaman pada anak
kapan seharusnya Ia
mengatakan ingin buang air
atau ingin ke toilet. Berilah
istilah-istilah yang
mewakilinya, seperti buang
air kecil dengan “pipis”, dan
air besar dengan “poop”
Orang tua mengajarkan
anak bagaimana tata cara
penggunaan toilet, mulai
dari duduk, membersihkan
diri, hingga mencuci tangan
kembali
EVALUASI
Kalimat yang disepakati
adalah “mau pipis” dan
“mau poop”. Anak sudah
lebih peka saat hendak
buang air keci dan besar
dan mampu
mengkomunikasikannya
dengan baik
Kemampuan penggunaan
toilet anak semakin
membaik. Pada saat awal
intervensi anak masih buang
air di lantai toilet, kini sudah
mulai di toilet jongkok. Anak
juga mampu mencuci
tangan menggunakan
gayung, bukan lagi dengan
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
46
memasukkan tangannya ke
dalam bak air
Menaruh anak setiap 30
menit sekali di atas kloset
selama beberapa menit,
yakinkan anak bahwa itu
adalah saatnya Ia buang air.
Biarkan anak kembali
beraktivitas setelah Ia buang
air atau Ia tampak yakin
bahwa Ia tidak ingin buang
air
Orang tua memberikan
reward setiap kali anak
membuat pencapaian,
pemberian reward dapat
dilakukan dengan cara:
Memberikan makanan
kesukaan
Membuat papan reward,
anak mendapatkan
“hadiah utama” jika
sudah berhasil selama
sekian kali
Orang tua tidak berhenti
memotivasi anak, jika anak
melakukan kesalahan dalam
toilet training ini yakinkan
bahwa anak mampu dan
kesalahan itu hanyalah
sebuah kecelakaan kecil.
Dari beberapa percobaan,
sebanyak 50% percobaan
anak berhasil buang air di
toilet dan mulai
membiasakan menggunakan
peralatan toilet
Reward cukup berpengaruh
untuk memotivasi anak
menggunakan toilet, reward
yang diberikan adalah
berupa makanan ringan
(coklat) dan penempelan
stiker di papan reward
Anak mengompol satu kali
selama menjalankan
program ketika diapers
dilepas pada malam hari.
Saat itu orang tua sempat
frustrasi dan memilih untuk
tetap memakaikan diapers
pada anak di malam hari.
Orang tua belum berusaha
memotovasi diri sendiri dan
anaknya.
Laporan intervensi dini bersumber daya keluarga
47
Orang
tua
Mengajak orang tua untuk
terlibat dalam toilet training,
diharapkan orang tua
mampu lebih meluangkan
waktunya selama proses
intervensi
Meyakinkan orang tua
bahwa sudah saatnya anak
mandiri sehingga perlu
mengurangi frekuensi
bantuan toileting pada anak
secara bertahap
Mensosialisasikan
keuntungan yang diperoleh
jika anak bisa lebih mandiri,
baik dari segi ekonomi
maupun dari segi kesehatan
dan perkembangan anak
Memberikan pengetahuan
pada orang tua untuk
memberi pemahaman pada
anak tentang tata cara
penggunaan toilet
Bersama anak menyepakati
pesan yang tepat bagi anak
untuk menyampaikan “ingin
buang air”
Meyakinkan orang tua untuk
bersabar jika terjadi
“kecelakaan” berupa anak
mengompol saat tidak
memakai diapers.
Orang tua bersedia terlibat
dalam kegiatan intervensi,
waktu yang diluangkan
adalah ketika sedang
menunggu warung
eyangnya dan di hari libur.
Orang tua setuju bahwa
sudah saatnya anak mandiri,
dan mau belajar untuk
memandirikan anak.
Orang tua sudah menyadari
keuntungan yang diperoleh
jika anak tidak lagi
menggunakan diapers dari
segi ekonomi, sedangkan
dari segi kesehatan dan
perkembangan anak, orang
tua baru mengetahuinya.
Orang tua memberi
pemahaman tentan