bisas digunakan oleh masy arakatnya

Pengertian Bahasa Itu Bersistem, Bersifat Arbitrer, dan Bersifat Konvensional, Serta Contoh Dari Masingmasinng Fungsi Bahasa
March 19, 2012
1. Bahasa itu bersistem
Bahasa sebagai sebuah sistem merupakan suatu susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna atau berfungsi. Ia terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur
menurut pola tertentu, dan membentuk satu kesatuan. Sebagai sebuah sistem, bahasa sekaligus bersifat
sistematis dan sistemis. Bersifat sistematis, artinya bahwa bahasa tersusun menurut satu pola yang tidak
tersusun secara acak atau sembarangan. Sementara secara sistemis berarti bahwa bahasa itu bukan merupakan
sistem tunggal, tapi terdiri juga dari sub-sistem atau sistem bawahan, seperti sub-sitem fonologi, sub-sistem
morfologi, sub-sitem sintaksis, sub-sistem semantik. Kemudian tiap-tiap unsur dalam subsistem-subsistem
tersebut juga tersusun menurut aturan atau pola tertentu, yang secara keseluruhan membentuk satu sistem.
Jika tidak tersusun menurut aturan atau pola tertentu, maka subsistem tersebut tidak dapat berfungsi.
Menurut Chaer (1995 : 15), Bersistem artinya susunan yang teratur berpola berbentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Bahasa terdiri atas unsur -unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu
dan membentuk suatu kesatuan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis, artinya bahasa itu
tidak bersistem tunggal melainkan terdiri atas beberapa subsistem yakni subsistem fonologi, morfologi,
sintaksis, dan leksikon.
2. Bahasa Bersifat Arbitrer
Kata arbitrer mengandung arti manasuka. Tetapi istilah arbitrer disini adalah tidak adanya hubungan wajib
antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang
tersebut (Chaer 1994:45). Yang dimaksud dengan arbitrer adalah tidak adanya hubungan langsung yang

bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dengan kata lain, hubungan antara bahasa dan
wujud bendanya hanya didasarkan pada kesepakatan antara penurut bahasa di dalam masyarakat bahasa yang
bersangkutan. Misalnya, lambang bahasa yang berwujud bunyi kuda dengan rujukannya yaitu seekor binatang
berkaki empat yang biasa dikendarai, tidak ada hubungannya sama sekali, tidak ada ciri alamiahnya sedikit pun.
3. Bahasa Bersifat Konvensional
Konvensional dapat diartikan sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata- kata sebagai penanda tidak
memiliki hubungan instrinsik atau inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan, kesepakatan atau
persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara arbitrer. Tahapan awal adalah manasuka/ arbitrer,
hasilnya disepakati/ dikonvensikan, sehingga menjadi konsep yang terbagi bersama (socially shared concept).
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbiter, tetapi penerimaan
lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu yang bersifat konfensional. Artinya semua anggota masyarakat
bahasa itu mematuhi konfensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Jadi kalau kearbiteran bahasa pada hubungan antara lambanag-lamabang bunyi dengan konsep yang
dilambangkannya, maka kekonfensionalan bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa untuk
menggunakan lambang itu sesuai dengan konsep yang dilambangkannya.
Fungsi Bahasa
1. Contoh fungsi bahasa untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong
ekspresi diri antara lain :


Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita

Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah satu sama lain dalam
kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana yang satu mulai dan di mana yang lain berakhir
sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagai berkembang sebagai alat untuk
menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan dirinya sendiri, ia menangis
bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa, ia memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus
dan sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya, suka-dukanya,
semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti,
aduh, hai, wahai, dan sebagainya. Menceritakan pada kita kenyataan ini.
2. Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa adalah alat umum yang telah digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi sejak lama. Dalam
kehidupan bahasa digunakan untuk bersosialisasi dengan orang lain antara lain dengan berbicara dan
menggunakan isyarat/simbol.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin
dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain.
Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh

lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita.
Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita (dalam arti
kita menggunakan kata yang sudah umum).
Contoh Percakapan 2 orang :
Ari : Darimana saja kamu?
Bima : Tadi habis pergi.
Percakapan 2 orang tersebut menggunakan kata sederhana sehingga mudah dimengerti.
3. Contoh bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat istiadat, tingkah
laku, dan tata karma masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan semuanya melalui
bahasa. Seorang pendatang bau dalam sebuah masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Bila ingin
hidup dengan tentram dan harmonis dengan masyarakat itu ia harus menyesuaikan dirinya dengan masyarakat
itu; untuk itu ia memerlukan bahasa, yaitu bahasa masyarakat tersebut. Bila ia dapat menyesuaikan dirinya
maka ia pun dengan mudah membaurkan dirinya (integrasi) dengan segala macam tata karma masyarakat
tersebut.
4. Contoh bahasa sebagai alat kontrol sosial
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh
lagi, orasi ilmiah atau merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincangbincang (talk show ) di televise atau radio. Iklan layanan Masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu
wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang

memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik.
Disamping itu. Kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
2. Ciri - ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan
tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah
subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase
depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian
kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif,
yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata
yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati
terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.

3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara
pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud
dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat
dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium
3. Dan inilah 5 cara yang terbukti berhasil untuk mendapatkan ide sebagai bahan artikel saya selama ini:
1. Bertanya kepada pembaca

Banyak sekali artikel di blog ini, adalah hasil saya bertanya atau saran dari pembaca. Ya, tanyakan kepada
pembaca, apa yang ingin mereka dengar dari Anda. Pembaca Anda akan dengan senang hati mengatakannya,
dan Anda akan mendapatkan banyak sekali ide untuk bahan artikel berikutnya.
2. Meminjam judul dari blog lain
Pergilah ke blog-blog populer yang sama dengan topik blog Anda. Ambil judul posting yang ada disana, dan
buatlah versi Anda sendiri. Buatlah perubahan atau perbaiki seperlunya. Ini adalah cara jitu mendapatkan ide
tulisan, karena Anda telah 'memiliki' judul yang telah jadi.
3. Berpikir seperti pemula
Jika Anda sudah cukup lama blogging dan menulis segala sesuatunya di topik yang Anda kelola, ada
kemungkinan Anda lupa 'menjadi pemula'. Masih ingatkah Anda saat-saat memulainya dulu? Saat Anda begitu
bersemangat tapi hampir tidak mengetahui apapun di topik tersebut?
Nah, saatnya Anda berpikir seperti pemula. Persis seperti Anda dulu menghadapi berbagai kesulitan. Apa yang
paling ingin Anda ketahui dulu? Apa yang membuat Anda bingung saat Anda masih pemula? Lalu, tulislah
tentang itu semua.
4. Tulislah ide sebanyak-banyaknya

Satu saat, kadang kita menjadi sangat produktif. Ide sepertinya tercurah begitu saja dari kepala kita. Nah, pada
saat Anda mudah menemukan ide, biasanya Anda mampu menuliskan ide lebih banyak lagi.
Jangan membatasi diri untuk menulis 1 - 2 ide, atau 10 ide. Tulis sebanyak-banyaknya. Jangan berpikir jauh dulu
tentang ide-ide tersebut, tulis saja apa yang keluar dari sisi kreatif Anda. Tidak ada ide yang terlalu buruk.

Nah, jika Anda memiliki stok ide yang Anda dapatkan ketika Anda sedang bergairah, maka suatu ketika Anda
sedang mengalami kebuntuan, Anda dapat membuka-buka kembali catatan Anda.
5. Menulis sesuatu yang Anda tidak setujui
Bila Anda menemukan publikasi, entah di koran, majalah, atau di blog lain tentang sesuatu yang berkaitan
dengan topik Anda, dan Anda secara mendasar tidak setuju dengan apa yang disampaikan, maka Anda sudah
memiliki bahan untuk tulisan Anda yang hebat.
Tulislah ketidaksetujuan Anda, lengkap dengan argumen-argumennya. Ini benar-benar saat paling bagus untuk
menunjukkan jati diri Anda.
Nah, itulah 5 cara yang terbukti berhasil menggali ide untuk bahan tulisan posting blog. Memang tidak
selamanya kita sebagai blogger, selalu dalam keadaan siap menulis artikel baru, untuk itu saya sering
menyarankan menyiapkan posting darurat, yang siap pakai kapan saja kita sedang mengalami kebuntuan.
Bagaimana? Apakah Anda memiliki tips lain mendapatkan ide bahan artikel di saat-saat sulit? Silakan berbagi
melalui komentar. Semoga bermanfaat.
Kalimat efektif mempunyai empat sifat / ciri, yaitu :
1) Kesatuan (Unity)
2) Kehematan (Economy)
3) Penekanan (Emphasis)
4) Kevariasian (Variety)
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek - predikat, predikat – objek, dan

predikat – keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan p. Ada
pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel.hal seperti ini hendaknya
dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan
baik oleh pembaca atau pendengar.
Contoh ;
1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia
2. Kehematan (Economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak
hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat
bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang
dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a. Mengulang subjek kalimat
b. Hiponim dihindarkan
c. Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
3. Penekanan (Emphasis)
a. Pemindahan letak Frase
b. Mengulang kata-kata yang sama

Disamping dilakukan dengandua hal yang disebutkan di atas, penekanan / penegasan dapat juga
dilakukan dengan :
a. Penegasan dengan Intonasi
b. Penegasan dengan Partikel
c. Penegasan dengan kata keterangan
d. Penegasan dengan Kontras Makna
e. Penegasan dengan Pemindahan Unsur

f. Penegasan dalam bentuk pasif
4. Kevariasian (Variety)
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat yang lain.
Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.
a. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada
pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
2) Frase Benda
3) Frase Kerja
4) Partikel Penghubung
Contoh:

a) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase
benda)
b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja)
c) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)
b. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan,
pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh :
1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)
2) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P – O – S)
3) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)
c. Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya
atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.
…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan baker dan
energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat
mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
d. Variasi bentuk aktif-pasif
Perhatikan contoh berikut!
a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita
tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula
tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa
kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan
paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
5. Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensidimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Nah,
pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangkan
paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan
yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan
kontrastif.
Contoh Paragraf Perbandingan 1
Tentu kita sering atau paling tidak pernah membeli dan meminum susu Ultra kemasan sedang. Dengan
berbagai rasa seperti coklat, stroberi dan vanila. Namun harganya terkadang berbeda antara susu Ultra biasa
dengan susu Ultra Low Fat-High Calsium. Harga yang ditawarkan di pasaran biasanya Rp500,00 lebih mahal
untuk susu Ultra Low Fat-High Calsium. Mengapa demikian? Bagi pakar gizi perbedaan harga pada kedua
produk ini dianggap sebagai sebuah hal yang sederhana. Ya. Karena nilai kandungan dan kebermanfaatan pada
susu Ultra Low Fat-High Calsium lebih tinggi dari pada produk susu Ultra biasa yang di dalamnya masih terdapat

kandungan lemak yang memungkinkan pengonsumsinya menjadi gemuk. Sehingga pada susu Ultra Low FatHigh Calsium kandungan kalsium pada susunya dua kali lipat dari susu Ultra biasa.
Contoh Paragraf Perbandingan 2
Melakukan investasi di pasar modal bisa diibaratkan seperti nelayan yang memancing di laut. Keduanya samasama beresiko. Bila berinvestasi di pasar modal dengan hanya menggunakan sedikit modal, maka gain atau
keuntungan yang diperoleh juga akan sedikit. Begitu juga dengan nelayan, bila hanya memiliki modal sedikit,
dalam artian hanya mempunyai perahu kecil dan peralatan seadanya, maka hasil tangkapan yang didapat juga
tidak akan sebanyak hasil tangkapan kapal besar. Ini disebabkan karena dengan adanya keterbatasan
perlengkapan, nelayan tidak bisa melaut jauh dari bibir pantai. Hal inipun berlaku di dunia investasi pasar
modal. Investor besar akan mendapatkan keuntungan yang besar karena modal yang ditanamkan juga besar.
Bagaimana dengan tingkat resiko? Di dunia pasar modal terdapat istilah high risk high gain, dimana semakin
tinggi resiko maka keuntungan yang akan didapat juga akan semakin besar. Jika di dunia nelayan, semakin besar
dan komplit peralatan yang dimiliki, akan semakin besar juga resikonya. Seperti resiko ditangkap bajak laut,
resiko tenggelam karena badai. dll. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menanamkan investasi di
pasar modal, perlu diketahui dan disadari bahwa semua investasi pasti emiliki resiko.
6.

Pengembangan Paragraf komparatif dan kontrastif

Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan
dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuanya, bentuknya, dan seterusnya.
Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaan untuk mengembangkan
paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan
yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan
kontrastif.
Kesimpulan:
“Pengembangan komparatif melakukan perbadingan dimensi dimensi yang sama. Sedangkan
pengembangan konstrastif melakukan perbandingan”.
Syarat judul yang baik untuk sebuah karya ilmiah
Judul yang baik harus:
a.Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
b.Relevan
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda.
c.Provokatif
Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda,
kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
d.Singkat
Judul yang singkat memungkinkan pembaca menangkap secara cepat maknanya,Bila judul itu panjang,(calon)
pembaca harus membuang energi terlebih dahulu untuk membacanya.

Dokumen yang terkait

VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu ‘Selamat Tinggal Gelap’ yang dinyanyikan oleh Sweeter Band)

1 24 2

THE HYBRID IDENTITY ON LEILA IN CARYL PHILLIPS’ THE FINAL PASSAGE (Identitas percampuran pada Leila di Novel The Final Passage oleh Caryl Phillips)

0 17 4

Pelanggaran Hak anak jalanan oleh orang tua dalam perspektif undang-undang perlindungan anak dan hukum islam

2 31 89

Penguasaan konsep oleh siswa melalui metode problem solving pada konsep sistem respirasi (eksperimen di MTS Negeri Cipondoh Tangerang)

1 53 182

Tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh PT. BPRS al-Salaam Cabang Depok

2 27 101

Analisis posisi produk (product postioning oleh konsumen minuman teh hijau dalam kemasan siap minum merek Joy Tea : studi kasus pelajar Sekolah Menengah Atas di Jakarta Utara

2 61 113

Pengaruh Komunikasi Pemasaran oleh Wiraniaga Melalui Personal Selling Terhadap Kepuasan Konsumen di Barkah Meubel Cimahi

0 22 2

Prosedur pertanggungjawaban fisik dan keuangan karcis kereta api oleh koordinator penjualan karcis pt.KAI (persero) stasiun Besar Bandung : laporan kerja praktek

1 6 40

Tahapan Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar (Suatu Studi Deskriptif tentang Penyembuhan Jiwa Pasien Melalui Tahapan Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

5 107 139

Prosedur penghitungan dan pelaporan pajak penghasilan pasal 22 oleh Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Propinsi Wilayah XXIII Padalarang pada Kantor Pelayanan Pajak Padalarang : laporan kerja praktek

0 3 39