Tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh PT. BPRS al-Salaam Cabang Depok

(1)

AL SALAAM CABANG DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)

Oleh: RIA RAHMANIA NIM. 205046100640

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

JAKARTA 1431 H/2010 M


(2)

AL SALAAM CABANG DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)

Oleh: RIA RAHMANIA NIM. 205046100640

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

DR. EUIS AMALIA, M.AG NIP. 197107011998032002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

JAKARTA 1431 H/2010 M


(3)

UIN Jakarta pada tanggal 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) pada program studi Muamalat.

Jakarta, 22 September 2010 Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M. NIP : 195505051982031012

Panitia Ujian :

1.Ketua : Dr. Djawahir Hejazziey, S.H, M.A ( )

NIP : 195510151979031002

2.Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag ( )

NIP : 196404121994031004

3.Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M.Ag ( )

NIP : 197107011998032002

4.Penguji I : Dr. Djawahir Hejazziey, S.H, M.A ( )

NIP : 195510151979031002

5.Penguji II : Dr. H. Abdurrahman Dahlan, M.A ( )

NIP : 150 234 496


(4)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian tugas akademis di Jurusan Muamalah Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat beserta salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan yang berperadaban dan berkeadilan serta para sahabat yang dicintainya.

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Ayahanda Aris Nur Komarudin, SE dan Ibunda Hj. Etty Sofiaty, orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun materil, serta membimbing dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terimakasih pula kepada Aaku Much. Ferdiansyah dan keluarga besarku: nenek, uwa, om-om, tante-tante, sepupu-sepupuku yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Sekretaris Non Reguler Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi dan Pembimbing. Bapak Ah. Azharruddin Lathif, M.Ag., MH., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran Ilmu Ekonomi Syariah selama penulis kuliah di Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada Seluruh Pimpinan Direksi, Pimpinan Cabang, Kepala Bagian SDM dan Umum, staf, dan karyawan/karyawati PT. BPRS Al Salaam cabang Cinere, dan cabang Depok yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian lapangan, baik observasi maupun penyebaran kuesioner.

8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mendapatkan buku-buku atau referensi lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Teman-teman baik penulis: Dian (FITK. Fisika’05). Mutia (FE. Akuntansi’05), Bunga dan Nana (SMU Muhammadiyah 8), terima kasih ya atas indahnya


(6)

10.Teman-teman selama kuliah di Program Studi Muamalat, khususnya konsentrasi Perbankan Syariah Non Reg. kelas B ’05: Jeddy (makasih ya buat dukungan, perhatian, dan kesabarannya), Nela, Wulan, Puput, Ayu, Maman, Ulfa, Sitrun, Wiwi, Aink, Nyoi, Firman, Shidiq, Mail, Rofie, Fatah, Santo, Madan, PS A ’05 , PS B ’06 , PS A’08, Nana (PS C’07), Annisa (PS C’06), Azza, Rheni tea, terima kasih karena kalian semua telah memberikan spirit dan pelajaran tentang makna persahabatan, keilmuan, dan pergaulan dalam membentuk kepribadian penulis. Demikianlah, semoga Allah SWT membalas sagala kebaikan yang telah diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan ini. Dengan segala kelemahan, kekurangan dan kelebihan yang ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita Amiin.

Jakarta, 24 September 2010

Ria Rahmania


(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kajian Terdahulu... 9

E. Metodelogi Penelitian ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Nasabah ... 21

1. Definisi Kepuasan ... 21

2. Faktor-Faktor Pendorong Tingkat Kepuasan Nasabah ... 23

3. Pengukuran Tingkat Kepuasan Nasabah... 26

B. Pembiayaan ... 28

1. Definisi Pembiayaan ... 28

2. Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan ... 29

3. Prinsip Analisis Pembiayaan... 31

4. Produk Penyaluran Pembiayaan... 33 iv


(8)

SYARIAH ( BPRS ) AL-SALAAM CABANG DEPOK

A. Sejarah Pembentukan ... 41

B. Visi dan Misi ... 43

C. Sttruktur Organisasi ... 43

D. Produk-Produk Pembiayaan... 49

BAB IV TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP PEMBIAYAAN SYARIAH oleh PT. BPRS AL SALAAM CABANG DEPOK A. Profil Responden... 53

B. Analisa Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan Syariah ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran... 88

DAFTAR PUSTAKA... 89

LAMPIRAN


(9)

Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 16

Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan ... 25

Tabel 4.1 Gambaran Responden Beerdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia... 54

Tabel 4.3 Gambaran responden Berdasarkan Pendidikan terakhir ... 55

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Agama ... 56

Tabel 4.5 Setiap Penyaluran Pembiayaan Di PT BPRS Al Salaam Terlebih Dahulu Diliat Karakteristik Nasabah ... 57

Tabel 4.6 Domisili Nasabah Merupakan Karakteristik Pertama Yang Harus Dilihat, Guna Menunjang Efektifitas Penyaluran Pembiayaan Di PT.BPRS Al Salaam ... 58

Tabel 4.7 Tingkat Kemapuan Nasabah Merupakan Salah Satu Syarat Penilaian Penyaluran Pembiayaan Di PT. BPRS Al Salaam ... 59

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Nasabah Yang Paling Utama Dilihat Dari Penghasilan Tetap Nasabah... 60

Tabel 4.9 Jangka Waktu Pinjaman/Pembiayaan Merupakan Salah Satu Unsur Kemampuan Nasabah Dalam Menyelesaikan Pembiaayaan ... 61

Tabel 4.10 Nasabah Yang Mengajukan Pembiayaan Di PT. BPRS Al Salaam Dilihat Dari Asset Yang Dimiliki Baik Berupa Tanah/Bangunan Maupun Barang Berharga Lainya ... 62


(10)

Tabel 4.12 Pembiayaan Yang Diberikan Oleh PT. BPRS Al Salaam Sangat Berperan Dalam Mendapatkan Keuntungam Yang Diharapkan

Nasabah ... 64

Tabel 4.13 Setiap Nasabah Yang Mengajukan Pembiayaan Wajib Memberikan Jaminan Pembiayaan Sesuai Dengan Tingkat Penyaluran Pembiayaan ... 65

Tabel 4.14 Setiap Jaminan Pembiayaan Dari Nasabah Terlebih Dahulu Dicek Kebenarannya Guna Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan... 66

Tabel 4.15 Setiap Penyaluran Pembiayaan Di PT. BPRS Al Salaam Selalu Dilihat Dari Kondisi Ekonomi Nasabah ... 67

Tabel 4.16 Pembiayaan Yang Diberikan PT. BPRS Al Salaam Dinilai Dari Sektor-Sektor Usaha Yang Dijalankan Oleh Nasabah... 68

Tabel 4.17 Bentuk Produk Dari BPRS Al Salaam Inovatif ... 69

Tabel 4.18 Jenis Produk Dari BPRS Al Salaam Variati ... 70

Tabel 4.19 Kualitas Produk Dari BPRS Al Salaam Dapat Bersaing ... 70

Tabel 4.20 BPRS Al Salaam Memiliki Tingkat Bagi Hasil Yang Kompetitif... 71

Tabel 4.21 BPRS Al Salaam Menerapkan Biaya Administrasi Yang Murah... 72

Tabel 4.22 BPRS Al Salaam Menetapkan Harga Secara Efisiensi ... 73

Tabel 4.23 BPRS Al Salaam Melayani Nasabah Dengan Santun Dan Ramah... 74


(11)

viii

Tabel 4.25 BPRS Al Salaam Menerapkan Prosedur Yang Mudah Dalam

Penyaluran Pembiayaan ... 76

Tabel 4.26 BPRS Al Salaam Bekerja Dengan Proses Yang Cepat... 77

Tabel 4.27 Karyawan/Karyawati BPRS Al Salaam Kompeten Dalam Menjalankan Tugas-Tugasnya ... 78

Tabel 4.28 Karyawan/Karyawati BPRS Al Salaam Cepat Tanggap Terhadap Keluhan Serta Keinginan Nasabah... 79

Tabel 4.29 Karyawan/Karyawati BPRS Al Salaam Bekerja Dengan Disiplin ... 80

Tabel 4.30 Karyawan/Karyawati BPRS Al Salaam Berpenampilan Islami... 80

Tabel 4.31 BPRS Al Salaam Menempati Kantor Yang Bagus Dengan Dekorasi Ruangan Yang Menarik ... 81

Tabel 4.32 BPRS Al Salaam Memiliki Peralatan Kantor Yang Lengkap... 82

Tabel 4.33 BPRS Al Salaam Menyediakan Tempat Parkir Kendaraan ... 83

Tabel 4.34 Kantor BPRS Al Salaam Bertempat Dilokasi Yang Strategis ... 84

Tabel 4.35 Lokasi BPRS Al Salaam Mudah Dijangkau Dengan Menggunakan Alat Transportasi Umum Maupun Pribadi... 85

Tabel 4.36 Keamanan Lokasi BPRS Al Salaam Terjamin... 86


(12)

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada 1 Mei 1992, yang kemudian diikuti oleh lahirnya peraturan tentang perbankan yaitu, UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan syariah yang mengakomodasi perbankan dengan prinsip bagi hasil baik bank umum maupun BPRS. Perkembangan selanjutnya adalah terbitnya UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI) yang mengakomodasi kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah dimana Bank Indonesia (BI) bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pengawasan bank komersial termasuk bank syariah. 1

Namun setelah muncul nya UU No.10 Tahun 1998 yang kini diganti dengan UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang memberikan landasan industri perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong perkembangan bank syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh lebih dari 65% per tahun namun pasarnya (market share) secara nasional masih

1

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 64 1


(13)

dibawah 5%, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

2

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tegah tahun 1997, mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu per satu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan hutang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi sektor perbankan juga ikut terpuruk ikut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi.

Untuk menyelesaikan persoalan ekonomi bangsa Indonesia yang telah selamat dari terpaan krisis multidimensi. Pemerintah Kabinet Indonesia bersatu

2

http://www.bi.co.id/banksyariahmandiri/profilperusahaan.php, diakses pada maret 28, 2010, 10:02:35 PM


(14)

telah menyusun agenda pembangunan Nasional 2010-2014 di bidang ekonomi ditetapkan agenda perbaikan.

Agenda pertama adalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh struktur ekonomi yang kokoh. Untuk itu peningkatan investasi dan ekspor mutlak dipelukan. Kebijakan investasi diarahkan untuk dapat meningkatkan ketrsediaan infrastruktur-infrastruktur strategis. Sementara itu, kebijakan ekspor diarahkan untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor utamanya untuk komoditas-komoditas unggulan. Peningkatan kuantitas ekspor perlu dilakukan untuk dapat lebih memperkokoh pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan ekspor yang tidak semata dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar. Sementara itu, peningkatan kualitas ekspor sangat penting untuk dapat meningkatkan daya saing komoditas-komoditas dalam negeri di pasar internasional.3

Agenda kedua adalah pencciptaan lapangan kerja. Beberapa kebijakan strategis dilaksanakan untuk mencapai agenda ketiga ini, diantaranya yaitu:

1. Harmonisasi hubungan industrial.

2. Penguatan keterampilan rata-rata pekerja.

3. Penguatan industri manufaktur yang berbasiskan sumber daya alam utamanya sumber daya alam terbarukan.

4. Peningkatan semangat kewirausahaan.

5. Perluasan aksesibilitas terhadap modal untuk UMKM.

3

http://www.ekon.go.id/content/view/533/1/Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014, diakses pada Mei 28, 2010, 10:02:35 PM.


(15)

Penguatan industri manufaktur yang berbasis sumber daya alam sangat erat hubungannya dengan kebijakan dibidang lain. Oleh karena itu penguatan industri manufaktur diatas akan diupayakan melalui:

1. Peningkatan produktivitas melalui perbaikan status pendidikan dan kesehatan. 2. Peninkatan intensitas kapital di industri pertanian melalui penanaman modal. 3. Perbaikan kondisi tata ruang bagi kegiatan industri dan pertanian.

4. Ketersediaan energi yang merata di selurauh Indonesia.

Selama krisis memang cukup menarik untuk dilihat dalam kerangka mengidentifikasikan kekuatan UKM karena karakter fleksibelitasnya ternyata tidak cukup menjadi satu-satunya pertimbangan untuk membuat lompatan. Hal ini antara lain karena usaha kecil yang ada harus fleksibel karena mereka terpaksa harus hidup, sehingga ketika dihadapkan pada tantangan baru batas maksimal kemampuannya untuk melakukan penyesuaian segera nampak dan tidak mampu bertahan terus dalam kegiatan yang sama. Kadang-kadang harapan yang dibebankan kepada UKM juga terlampau berat, karena kinerjanya semasa krisis yang mengesankan, selain itu juga bidang usaha yang selama ini berkemampuan dalam menyerap tenaga kerja adalah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Sektor UKM mempunyai keunggulan dan sangat potensial untuk lebih dikembangkan lagi melalui suatu kebijakan yang tepat dan dukungan dari


(16)

lembaga yang tepat, dalam menjalankan usahanya UKM selalu mempunyai kendala, adapun permasalahan UKM adalah4:

1. Permasalahan bersifat klasik dan mendasar UKM, antara lain berupa permasalahan modal dimana terkadang dalam memperoleh modal mengalami kesulitan dari bank , bentuk badan hukum yang umumnya non formal, SDM, pengembangan produk dan akses pemasaran

2. Permasalahan lanjutan, antara lain pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan yang berlaku di Negara tujuan ekspor.

3. Permasalahan antara (intermediate problems), yaitu permasalahan dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahan.

Untuk menumbuh kembangkan potensi UKM, kehadiran Bank Rakyat Syariah sangat dinantikan dalam upaya membantu mengembangkan ekonomi rakyat. Pada umumnya BPRS melayani masyarakat lapisan bawah , BPRS mempunyai peranan penting dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam sektor ekonomi, oleh karena itu BPR Al-Salaam hadir membantu

4

Andang Setyobudi, Peran Serta Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UKMK), (Jakarta: Buletin Hukum perbankan dan kebanksentralan, volume 5, nomor 2, Agustus 2007).


(17)

mensejahterahkan masyarakat. BPR Al-salaam baru mengkonversi menjadi syariah pada tahun 2006 lalu.

Dengan hadirnya lembaga keuangan syariah Al-salaam pada tahun 2006 diharapkan menjadi penopang bagi masyarakat cinere depok untuk meningkatkan usahanya, karena pada prinsipnya bank syariah berfokus pada pengembangan usaha skala mikro. Selain itu, sesuai dengan prinsipnya bank syariah melarang riba dari segala jenis transaksi-transaksi dalam melaksanakan aktifitasnya, sebab bank syariah mengutamakan prinsip kesetaraan dan keadilan.

Untuk itu diperlukan konsep pembiayaan yang tepat dan benar agar dapat mendukung usaha yang dilakukan kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sehingga lembaga keuangan tidak lagi memandang sebelah mata atas kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Apapun resiko yang akan dihadapi oleh lembaga keuangan terhadap pembiayaan kepada UKM seharusnya dijadikan proses pendewasaan dalam perkembangan lembaga keuangan khususnya untuk yang bergerak dilembaga perbankan syariah.

Akan tetapi apakah dengan kondisi yang demikian dalam prakteknya bank syariah mampu berperan aktif dalam kaitannya terhadap pemberdayaan usaha kecil dan menengah dalam pemberian pembiayaan dan alasannya? Pertanyaan ini yang akan menjadi topik utama dalam penulisan karya tulis ini. Adapun untuk penulisan karya tulis ini, penulis memilih judul “Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan Syariah Oleh PT. BPRS Al Salaam Cabang Depok”.


(18)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak meluas dan fokus pada permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan. Batasan yang dimaksud adalah penulis memfokuskan kepada tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh bank pembiayaan rakyat syariah Al Salaam cabang depok.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah pada PT. BPRS Al Salaam?

b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah di PT. BPRS Al Salaam?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh PT. Bank pembiayaan Rakyat Syariah Al Salaam.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al Salaam selama ini, apakah prosedurnya mudah atau tidak.


(19)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

Bagi peneliti: diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam penyaluran pembiyaan di Perbankan Syariah. Sehingga penulis benar-benar memahami dan mampu memberikan pandangan terhadap praktek pembiayaan di perbankan Syariah.

Bagi perbankan syariah: Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi manajemen PT. Bank Pembiayaan Rakyat Al Salaam agar mampu memberikan kontribusi positif bagi terciptanya praktek atau proses penyaluran pembiayaan yang benar-benar dapat memberikan kemudahan kepada mitra usahanya untuk mendapatkan tambahan modal usaha, dengan tidak menyalahi aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Bagi masyarakat: skripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang proses penyaluran pembiayaan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al Salaam, maka masyarakat akan mempercayakan bahwa PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah salah satu lembaga perbankan syariah yang dapat membantu perkembangan Usahanya.


(20)

D. Kajian Terdahulu

penelitian tentang tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah, menerut sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti karena sampai dengan saat ini penulis belum menemukan bentuk penelitian yang sama, tetapi setidaknya ada tiga penelitian yang relevan yang dapat dijadikan rujukan tinjauan kepustakaan berkenaan dengan topik yang dipilih penulis dalam penelitian ini. 1. Judul skripsi “BMT Sebagai Mitra Pengusaha Kecil dan Menengah” di

buat oleh Lilis Sali Satunnisa. NIM : 9946117137. NO. Skripsi SJM 34/2004 Dalam skripsi ini membahas tentang penggolongan UKM, peranan UKM, terhadap pembangunan nasional, keunggulan UKM. BMT juga sangat berperan dalam tumbuh kembangnya UKM, selain dalam hal permodalan juga sesuai fungsinya BMT menghimpun dana mereka sementara waktu.

2. Wita Annisa, Menngukur Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Customer Service pada PT. BPRS Wakalumi Ciputat, skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005.

Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan customer service pada PT. BPRS Wakalumi Ciputat, diantaranya dari sisi kualitas produk, murahnya prosedur menabung, kualitas pelayanan, faktor emosional dan adanya hadiah bagi nasabah yang sudah lama menabung. Pelayan customer service merupakan unjung tombak pemasaran bank, dimana harus dapat mempertahankan kepercayaan dan citra bank serta keberadaannya. Untuk mengacu pada tingkat


(21)

kepuasan nasabah, maka petugas customer service yang handal harus mengetahui keinginan-keinginan para nasabah agar para nasabahnya akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan, karena kualitas customer service dapat meningkatkan pemeliharaan hubungan antara bank dengan nasabah. 3. Judul skripsi “Strategi Pembiayaan Bank Bni Syariah Dalam Membantu

Peningkatan UKM” di buat oleh Rahmat Sunandar. NIM : 103046128238. NO. Skripsi SJM 17/2008.

Dalam skripsi ini akan diuraikan mengenai analisa Strategi yang dilakukan Bank BNI Syariah dalam membantu peningkatan UKM, Pola pembiayaan UKM pada BNI Syariah, prosedur persyaratan yang harus dimilikai UKM untuk mengajukan pembiayaan pada BNI Syariah, dan Perkembangan Pembiayaan UKM pada Bank BNI Syariah.

Dari uraian kajian terdahulu diatas, jelaslah bahwa masalah tingkat kepuasan nasabah terhadap proses penyaluran pembiayaan UKM menurut sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti.

Dengan demikian, pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada yang berkaitan dengan penyaluran pembiayaan dan mengukur tingkat kepuasan nasabah, dimana focus bahasan dalam skripsi ini adalah berkisar pada tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh PT. BPRS Alsalaam.


(22)

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field

Research) untuk mengetahui secara langsung respon atau tanggapan dari

responden. Karena melakukan penelitian langsung ke lembaga yang dijadikan obyek penelitian yaitu PT. BPRS Al Salaam cabang depok.

Di samping itu untuk melengkapi penelitian lapangan maka digunakan penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu mengkaji data-data yang diperoleh dari buku-buku, bahan-bahan referensi dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Data Penelitian a. Sumber Data

1) Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari responden yaitu nasabah di PT BPRS Al Salaam. Melalui kuisioner di samping itu juga melakukan wawancara dengan nasabah dan pihak PT BPRS Al Salaam.

2) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari:

a) Data internal pada PT. BPRS AL Salaam b) Penelitian-penelitian terkait


(23)

dan perilaku konsumen.

d) Majalah, koran, brosur dan jurnal yang memuat artikel-artikel mengenai PT. BPRS Al Salaam;

e) Dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Jenis Data

Data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Yaitu menggambarkan kondisi yang ada melalui angka-angka yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam bentuk kata-kata. Akan tetapi untuk memudahkan dalam proses analisi datanya dengan SPSS, maka data-data tersebut akan dilakukan

coding” (pemberian kode nomerik (kategorik) pada masing-masing

variabelnya). Hal ini ditujukan agar data tersebut bisa dikenali oleh SPSS. 3. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner, yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup kepada nasabah untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kepuasan mitra usaha terhadap pembiayaan syariah oleh PT. BPRS Al Salaam.

b. Wawancara dengan melakukan tanya jawab kepada nasabah terkait dengan pertanyaan yang ada pada kuisisoner.

c. Studi dokumen melalui library research dilakukan untuk memperoleh data sekunder tentang konsep atau teori yang terkait tentang konsep atau


(24)

teori yang terkait dengan pengajuan pembiayaan dan data tentang perkembangan PT. BPRS Al Salaam.

4. Subjek-Objek Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.5

Populasi dari penelitian ini adalah nasabah PT. BPRS Al Salaam. Yang berjumlah 100 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.6

Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah nasabah PT. BPRS Al Salaam, dan diambil sampel sebanyak 50 orang.

5

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2007), h.61. 6

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998), h.117.


(25)

Yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

N N =

1 + N (e)2 Keterangan:

n = ukuran sample N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan yang masih dapat ditolerir/diinginkan (10%).7

c. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis akan mengambil sampel responden dengan menggunakan Metode Probality Sampling melalui cara Simple

Random Sampling (Sampling Acak Sederhana) yaitu metode penarikan

sampel probabilitas dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai responden.

Dengan alasan terkait masalah tempat yaitu untuk mempermudah dalam proses penelitian ini, karena ketarbatasan waktu, tenaga, dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar, dan peneliti hanya mengambil 50 (lima puluh) sampel responden (nasabah).

7

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi, Tesis dan Bisnis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 79.


(26)

5. Variabel dan Operasional Variabel

( X ) ( Y )

Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan dilihat dari:

a. Kualitas Produk b. Harga

c. Proses d. Pelayanan e. Sarana Fisik f. Lokasi Penyaluran

Pembiayaan di lihat dari:

a. Character

b. Capacity

c. Capital

d. Colleteral

e. condition

a. Variabel Penelitian

1) Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat), variabel dalam penelitian ini adalah penyaluran pembiayaan.

2) Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, variabel dalam penelitian adalah kepuasan nasabah.

b. Operasional dan Variabel


(27)

Tabel 1.1 Operasional Variabel

Penyaluran Pembiayaan (X)

Sub variabel Konsep Variabel Indikator

Character Suatu keyakinan bahwa,

sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberkan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.

• Karakter nasabah

Capacity Untuk melihat nasabah

dalam kemampuannya menjalankan usahanya selama ini, yang pada akhirnya berkemampuan dalam mengembalikan pembiaan yang disalurkan.

• Kemampuan nasabah • Jangka waktu • Kemampuan

modal

Capital Untuk melihat penggunaan

modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba)

• penggunaan modal

Colleteral Jaminan yang diberikan

calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah

pembiayaan yang diberikan.

• Jaminan

Condition Dalam menilai pembiayaan

hendaknya juga dinilai dari kondisiekonominya, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan.

• Kondisi ekonomis


(28)

Kepuasan (Y)

Sub variabel Konsep Variabel Indikator

Kualitas Produk Pelanggan merasa puas kalau setelah membeli dan menggunakan suatu produk, dan ternyata produk yang digunakan berkualitas.

• Bentuk Inovatif • Jenis Variatif

• Kualitas Bersaing Harga biasanya harga murah

adalah sumber

kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat value for money yang tinggi. Komponen harga ini relaatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga.

• Bagi Hasil Kompetitif •Administrasi

Murah •Efisiensi

Harga

Proses Serangkaian langkah

sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasi yang diinginkan. • Pelayanan Ramah • Persamaan Pelayanan • Prosedur Mudah • Proses Cepat Pelayanan Kegiatan atau manfaat

yang ditawarkan PT. BPRS Al Salaam kepada nasabah yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. • Kompetensi Karyawan • Perilaku Responsif • Sikap Disiplin • Penampilan Islami Sarana Fisik Fasilitas yang dibangun

oleh bank guna

memberikan kenyaman

• Kantor bagus/dekora si ruangan


(29)

dan kemudahan bagi para nasabahnya.

menarik • Peralatan

lengkap • Terdapat

tempat parkir Lokasi Suatu tempat dimana

PT. BPRS Al Salaam melakukan kegiatan perbankannya.

• lokasi strategis • kemudahan

transportasi • keamanan

lokasi

Tehnik operasional variabel-variabel penelitian adalah angket atau kuisioner dengan skor jawaban (skala likert) sebagai berikut :

a. Untuk jawaban “Sangat Setuju”, skornya adalah lima (5) b. Untuk jawaban “Setuju”, skornya adalah empat (4) c. Untuk jawaban “Cukup Setuju”, skornya adalah Tiga (3) d. Untuk jawaban “Tidak Setuju”, skornya adalah dua (2)

e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”, skornya adalah satu (1) 6. Metode Analisis Data

Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mengdeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Statistik ini dapat ditampilkan melalui tabel distribusi frekuensi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk kata-kata.


(30)

Adapun rumus distribusi frekuansi yang digunakan di sini adalah: P =

N F

x 100% Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Sampel 7. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi ini menggunakan buku “Buu Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Press, 2007”.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, pada bab pendahuluan ini berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan

BAB II Landasan Teori, yang meliputi Kepuasan Nasabah; Definisi Kepuasan, Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dan Pengukuran tingkat kepuasan nasabah. Pembiayaan; Definisi Pembiayaan, Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan, Prinsip Analisis Pembiayaan, Produk Penyaluran Pembiayaan, Prosedur Umum Memperoleh Pembiayaan.


(31)

BAB III Gambaran Umum Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) AL SALAAM, yang meliputi: Sejarah Pembentukan, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Produk pembiayaan.

BAB VI Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan Syariah oleh PT. BPRS AL SALAAM yang meliputi: Profil responden, Analisa Tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah.


(32)

A. Kepuasan

1. Definisi Kepuasan

Kepuasan atau satisfaction berasak dari bahasa latin “statis” (artinya cukup baik memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat) secara sama kepuasan dapat diartikan sebagai pemenuhan sesuatu atau sesuatu yang memadai.8

Sedangkan menurut Kotler kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan antara hasil kerja produk atau jasa yang diterima dengan apa yang diharapkan.9 Pengertian lain dari Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.10

Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan, jika kinerja dibawah harapan nasabah, maka nasabah akan tidak puas, apabila kinerja sesuai harapan maka nasabah akan

8

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h.349 9

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa, Perancanaan, Implementasi dan Kontrol. Terjemahan Hendra Teguh dan A. Rusli, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), h. 36.

10

Handi Irawan, 10 Prinsip kepuasan pelanggan, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002), h. 3


(33)

merasa puas, dan apabila kinerja melampaui harapan, maka nasabah akan merasa sangat puas, senang, dan bahagia.

Nasabah yang datang dan melakukan penggunaan produk. Setelah mengkonsumsi dan menggunakan produk maka nasabah akan memberikan penilaian yang dapat berupa kepuasan maupun ketidakpuasan. Situasi ketidakpuasan terjadi manakala konsumen telah menggunakan produk atau mengalami jasa yang dibeli dan merasakan bahwa kinerja produk ternyata tidak memenuhi harapan. Ketidakpuasan bisa menimbulkan sikap negatif terhadap produsen atau penyedian jasa, berkurangnya kemungkinan pembelian ulang, dan berbagai macam perilaku komplain.

Konsumen yang merasa puas cenderung akan memberikan informasi yang positif kepada orang lain. Dimana informasi ini akan menarik minat konsumen yang belum pernah mencobanya. Meningkatnya jumlah konsumen yang puas akan berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Gambar 2.1: Kerangka Teori Kepuasan

Kepuasan

Kepuasan Word Of Mouth

(Mereferensikan) Repeat Order


(34)

Pada prinsipnya, definisi kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori pokok, yaitu:

a. Perspektif deficit normative, yaitu perbandingan antara hasil aktual dengan hasil secara kultural dapat diterima.

b. Ekuitas/keadilan, yaitu perbandingan perolehan keuntungan yang didapatkan dari pertukaran sosial. Bila perolehan tersebut tidak sama, maka pihak yang dirugikan akan tidak puas.

c. Standar normatif, yaitu perbandingan antara hasil aktual dengan akspektasi standar pelanggan yang dibentuk dari standar pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat kinerja yang seharusnya ia terima dari merek tertentu.

d. Keadilan prosedural, yaitu kepuasan merupakan fungsi dari keyakinan/persepsi konsumen bahwa ia telah diperlakukan secara adil.

e. Atribusional, yaitu kepuasan tidak hanya diperoleh dengan ada tidaknya

diskonfirmasi harapan, melainkan juga oleh sumber penyebab diskonfirmasi.11

2. Faktor-faktor Pendorong Tingkat Kepuasan Nasabah

Kepuasan nasabah ditentukan oleh persepsi nasabah atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan nasabah. Nasabah merasa terpuaskan apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan nasabah terlampui.

11


(35)

Untuk memuaskan pelanggan perlu diketahui faktor-faktor pedorong tingkat kepuasan pelanggan. Ada 5 faktor yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan yaitu12:

a. Kualitas Produk

Pelanggan merasa puas kalau setelah membeli dan menggunakan suatu produk, dan ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk yaitu: Performance, Durability, Feature, Realibility, Consistency, dan Design.

b. Harga

Untuk pelanggan yang relatif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat value for money yang tinggi. Komponen harga ini relaatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga. Untuk industry ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan relatif besar.

c. Kualitas Pelayanan

Pelanggan merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan yang paling popular adalah servqual yang dikembangkan oleh parasuraman, Berry dan Zeithhaml, berdasarkan

12

Handi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), h. 37.


(36)

konsep ini, kualitas pelayanan mempunyai 5 dimensi yaitu: Tangibles,

Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.13

Tabel 2.1

Dimensi Kualitas Pelayanan

Dimensi Definisi

Tangibles (Bukti Fisik) Fasilitas fisik, fasilitas layanan,

peralatan/perlengkapan dan sumber daya manusia.

Reliability(Keandalan) Kemampuan pegawai untuk

menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak peratma kali

Responsiveness (Daya Tanggap) Kesediaan dan kemampuan pegawai

untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka dengan segera

Assurance(Jaminan) Pengetahuan dan kesopanan pegawai

serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan pelanggan

Empathy (Empati) Kesediaan pegawai memahami masalah

para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan.

d. Faktor Emosional

Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum terhadap dia bila menggunakan produk merek tertentu, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan bukan karena kualitas

13


(37)

produk, tetapi rasa bangga, rasa percaya diri yang menjadikan pelanggan tersebut terhadap merek tertentu.

e. Biaya dan Kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa

Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.

3. Pengukuran Tingkat kepuasan Nasabah

Menurut kotler , ada 4 metode pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu14:

a. Sistem Keluhan dan Saran (complain and suggestion system)

Perusahaan meminta keluhan dan saran dari pelanggan dengan membuka kotak saran baik melalui surat, telepon bebas pulsa, custumer hot line kartu komentar, kotak saran, maupun berbagai sarana keluhan lainnya. Informasi ini dapat memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut, konsumen akan menilai kecepatan dan ketanggapan perusahaan dalam menangani kritik dan saran yang diberikan.

b. Survei Kepuasan nasabah (custumer satisfaction surveys)

Perusahaan melakukan survei untuk mendeteksi komentar pelanggan, diharapkan dari survei ini didapatkan umpan balik yang positif

14

Philip Kotler, manajemen pemasaran: Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Kontro, h. 46.


(38)

dari konsumen. Survei ini dapat dilakukan melalui pos, telepon, atau wawancara pribadi atau pelanggan diminta mengisi angket.

c. Pembeli bayangan (Gost Shoping)

Perusahaan menempatkan orang tertentu baik orang lain maupun dari level manajemen sendiri sebagai pembeli ke perusahaan lain atau keperusahaan sendiri. Pembeli bayangan ini akan memberikan laporan keunggulan dan kelemahan petugas pelayan yang melayaninya. Juga dilaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini sebagai upaya mencari solusi dari sudut pandang konsumen.

d. Analisa pelanggan yang lari (Lost Custumer Analisi)

Pelanggan yang hilang akan dihubungi, kemudian diminta alasan untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi atau terlambat diatasi. Misalkan ada nasabah yang menutup rekeningnya, maka bank harus menghubingi nasabah tersebut dan menanyakan alasan penutupan dan apabila terjadi masalah atau ketidakpuasan terhadap pelayanan bank maka harus dicarikan jalan keluar agar tidak ada lagi nasabah yang pindah dan menutup rekeningnya.


(39)

B. Penyaluran Pembiayaan

1. Definisi pembiayaan

Pembiayaan atau Financing adalah pendanaan yang diberikan oleh sutu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.15

Pembiayaan adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (bank/pemberi pinjam) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah/penerima pinjaman) dengn janji akan menbayar pinjaman pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.16

Adapun menurut rumusan Undang-undang perbakan nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat (12) yang kini diganti menjadi Undang-undang perbankan nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (25) adalah “ Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentukpiutang murabahah, salam, dan istishna;

15

M. Nur Rianto Al Arief, Dasar – Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 42.

16

Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, Credit Managemant Hand Book: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 4.


(40)

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh;

e. transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakantan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil”.17

Kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar dari aktiva produktif sehingga merupakan penghasilan utama sekaligus sumber dan potensi resiko terbesar dalam aktivitas bank. Pembiayaan atau kredit dilakukan dengan tujuan bagi bank untuk mendapatkan laba.

2. Tujuan dan fungsi pembiayaan

Gambar 2.2: Siklus Dana Bank Syariah

BANK

SYARIAH

SURPLUS UNIT DEFICIT UNIT

Adapun tujuan pemberian atau penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah adalah sebagai berikut18:

17

Indonesia Legal Center Publishing, Himpunan Peraturan Perundangan-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, (Jakarta: CV Karya Gemilang, 2009), Cet. Ke-1, h. 4.

18

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 100.


(41)

a. Mencari Keuntungan

Pemberian pembiayaan merupakan upaya untuk memperoleh hasil dalam bentuk bagi hasil yang diterima oleh bank sebagai balas jasa yang di bebankan kepada nasabah, dengan harapan nasabah yang memperoleh pembiayaan bertambah maju dalam usahanya.

b. Membantu Usaha Nasabah

Membantu usaha nasabah yang memerlukan pinjaman dana, baik investasi maupun modal kerja, sehingga debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin banyak pengusaha yang dapat berkembang, sehingga mendukung pembangunan di berbagai sektor yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor pajak.

d. Membantu Masyarakat

Semakin berkembang sektor riil yang diusahakan oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah, akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas pembiayaan juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi pembiayaan yang secara luas tersebut antara lain:


(42)

a. Meningkatkan daya guna uang b. Meningkatkan daya guna barang c. Meningkatkan peredaran uang

d. Meningkatkan semangat dalam berusaha e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

f. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan g. Sebagai alat hubungan internasional

3. Prinsip Analisis Pembiayaan

Terdapat 5(lima) C prinsip pembiayaan yang digunakan pula dalam perbankan syariah, yaitu:19

a. Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

b. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan).

19

http://kjksmadani.wordpress.com/2009/01/19/5cprinciple-prinsip-pemberian-pembiayaan syariah/, diakses pada Mei 28, 2010, 10:02:35 PM.


(43)

Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.

c. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.

d. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

e. Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.

Berdasarkan pengertian atau penjelasan diatas, jadi jumlah pembiayaan yang disalurka adalah salah satu jasa yang diberikan kepada para nasabahnya dalam bentuk pinjaman modal berupa uang, barang dan jasa baik secara


(44)

pribadi maupun kelompok yang akan dikembalikan pada suatu saat yang telah ditentukan dengan memberikan kontraprestasi berupa bagi hasil.

4. Produk Penyaluran Pembiayaan a. Produk Jual beli, terdiri dari:

1) Ba’I al Murabahah

Bai murabahah (defferend payment sale), adalah akad jual beli

barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang di sepakati

.

20

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”. (QS An-Nisa: 29)

Aplikasinya dalam perbankan dengan bentuk pembiayaan untuk pembelian barang-barang inventori, baik produksi maupun konsumsi. Bank sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli sedangkan keuntungan dan harga pokok disepakati di awal.

20

M. Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Mustasiq, (Beirut: Darul Qalam, 1998), vol. II, h. 216.


(45)

2) Ba’I al As-Salam

As-Salam dinamakan juga salaf (pendahuluan), yaitu jual beli

barang dengan criteria tertentu dengan pembayaran sekarang namun diterima sekarang.21 Ba’I al As-Salam diperbolehkan berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 282:

.

..

Artinya: “hai orang yang beriman! apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dengan benar…”.

Ibnu Abbas sahabat Rasulullah SAW, menyatakan bahwa ayat ini mengandung hukum jual beli yang ketentuan waktunya harus jelas. Alasan lainnya adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi.

“Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas

pula, untuk jangka waktu yang diketahui”. (HR. al-Bukhari,

Muslim, Abu Daud, al-Nasa’I, al-Tirmizi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas).

3) Ba’I al-Istishna

21


(46)

Ba’I al-Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontark ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau mem beli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat ats harga serta sistem pembayaran: apakah pembayaran dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau di tangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan dating. Landasan hukum transaksi istisna adalah:

Istisna adalah akad jual beli dimana produsen ditugaskan untuk

membuat suatu barang pesanan sesuai permintaan pemesan”. (Fiqh Sunnah Sayid Sabiq)

b. Produk Bagi hasil, terdiri dari: 1) Mudharabah

Kata mudharabah berasal dari kata al-dharb fi al-ardhi’ yaitu usaha dalam perniagaan. Sebagai mana firman Allah SWT,

….

Artinya: ….dan yang lain lagi, mereka berpergian di muka bumi

mencari sebagian karunia dari Allah….” (

Al-Muzzamil:20).

Pengertian mudharabah ialah akad antara dua pihak dimana salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang (sebagai modal) kepada


(47)

pihak lainnya untuk diperdagangkan. Laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.22

2) Musyarakah

Musyarakah atau syirkah secara definisi adalah akad kerja

sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Sebagai mana firman Allah SWT dalam QS. Annisa: 12.

……..

……

Artinya: “…..Maka mereka berserika pada sepertiga….” c. Produk Sewa ( ijarah)

Dalam syariat Islam, ijarah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan kompensasi. Pihak pemilik yang menyewakan sesuatu disebut mu’ajjir. Adapun pihak yang menyewa disebut musta’jir. Dan, Sesuatu yang diambil manfaatnya disebut ma’jur. Sedangkan jasa yang diberikan sebagai imbalan atas manfaat tersebut disebut ajrah atau ujrah ‘upah’.23

22

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 217. 23


(48)

Apabila akad sewa diputuskan, penyewa sudah memiliki hak atas manfaat dan pihak yang menyewakan berhak mengambil kompensasi sebab sewa adalah akad mu’awadhah timbal balik.

5. Prosedur Umum Memperoleh Pembiayaan

Untuk mendapatkan pembiayaan, sebenarnya sederhana yaitu hampir sama dengan istilah kredit dalam bank konvensional. Yang menjadi perbedaannya adalah pada bank syariah tidak dikenal dengan istilah bunga (interest), yang ada hanya nisbah(bagi hasil). Posisi pelaku usaha adalah sebagai mitra (partnership),yang berarti mempunyai kesejajaran dengan pemilik modal (bank syariah). Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan pembiayaan dalam bank syariah prosesnya sebagai berikut:

a. Pelaku usaha datang ke bank syariah untuk mengajukan pembiayaan dengan yang mereka kehendaki. Pengajuan pembiayaan dengan kedua skim ini dilakukan secara tertulis dengan memuat beberapa hal diantaranya adalah :

1) Identitas nasabah 2) Jenis proyek

3) Pihak-pihak yang terkait 4) Proyeksi keuntungan, dll.

b. Marketing Manager /Account Officer (AO) setelah menerima permohonan pembiayaan dari pelaku usaha, selanjutnya akan mempelajari dan


(49)

menganalisa kelayakan bisnis nasabah (studi kelayakan), historis usaha nasabah baik kualitatif maupun kuantitatif serta kelayakan proyek atau usaha yang akan dikerjakan oleh nasabah.

c. Setelah dilakukan studi kelayakan, kemudian Bagian Administrasi Pembiayaan akan menganalisa kelengkapan administrasi nasabah dari segi yuridis maupun kelengkapan perizinan dan keabsahan proyek tersebut. Beberapa hal yang menjadi perhatian dari segi kelengkapan yuridis tersebut adalah Akta Pendirian Perusahaan, menyangkut pemilik perusahaan dan kelengkapan izin lainnya. Segi yuridis tentang keabsahan proyek tersebut akan diperhatkan oleh Bagian Administrasi Pembiayaan.

d. Hasil pemeriksaan dari Bagian Administrasi Pembiayaan akan disampaikan kepada Account Officer untuk dipresentasikan pada Komite Pembiayaan. komite pembiayaan tersebut akan menilai permohonan dan hasil pemeriksaan yang telah direkomendasikan untuk disetujui. Apabila usulan pemberian pembiayaan tersebut disetujui atau dianggap layak maka Komite Pembiayaan akan memberikan persetujuannya terutama menyangkut: 1) Jumlah pembiayaan yang akan diberikan pada nasabah

2) Jangka waktu pengembalian

3) Nisbah bagi hasil yang harus dipenuhi nasabah

4) Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah biasanya berupa jaminan atau agunan yang akan jadi jaminan.

e. Account Officer berdasarkan persetujuan dari Komite Pembiayaan selanjutnya akan mengirimkan surat pembiayaan kepada nasabah. Setelah


(50)

nasabah setuju atas apa yang tercantum dalam surat persetujuan tersebut, maka nasabah akan menandatanganinya, sebagai tanda telah disetujui persyaratan pembiayaan yang akan diberikan oleh Bank Syariah.

f. Selanjutnya bagian administrasi atau Bagian Hukum akan menyiapkan akad pembiayaan antara nasabah dengan Bank Syariah. Akad pembiayaan ini merupakan perjanjian pokok dari pembiayaan karena menentukan hak dan kewajiban kedua belah pihak serta akibat hukumnya.Akad pembiayaan ini merupakan pengikatan persetujuan untuk berbagi keuntungan atas pendapatan atau laba suatu proyek tertentu dengan memperhatikan kelengkapan dokumen dan rincian proyek yang akan dikerjakan serta segala sesuatu ketentuan term dan kondisi (term and condition) yang telah disepakati.

g. Dengan telah ditandatanganinya akad pembiayaan ini maka secara langsung telah sah perikatan yang terjadi antara kedua belah pihak. Ini berarti nasabah telah bisa mencairkan dananya di Bank Syariah. Pencairan dana tersebut dilakukan dengan memberikan Surat Permohonan Realisasi Mudharabah atau Musyarakah (SPRM) yang berisi permintaan pencairan dana untuk dimulainya usaha.

h. Account Officer selanjutnya akan mencairkan dana untuk pembiayaan usaha tersebut dengan membuat Tanda Terima Uang Oleh Nasabah (TTUON). Selama pembiayaan usaha berlangsung maka Account Officer bertanggung jawab mengawasi atas kelancaran usaha. Karena hal ini


(51)

berguna bagi bank atas kelancaran nasabah untuk membayar kembali pembiayaan yan telah diterima dan juga bank syariah untuk memperoleh nisbah yang telah disepakati.

i. Pembayaran bagi hasil bagi bank akan dilakukan setiap bulannya tergantung dengan pendapatan yang diterima mudharib, sedangkan pokoknya akan dibayarkan kemudian.


(52)

A. Sejarah Pembentukan

PT. BPR Syariah Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Syariah AlSalaam didirikan pada 9 oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung(ITB) yang aktif di masjid Salman pada saat jadi mahasiswa. Kebersamaanya selama menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut, telah mendorong para alumni ini melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang telah mereka lakukan dahulu di masjid Salman ITB dengan cara membentuk lembaga yang bergerak dibidang sosial dengan yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan cara mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat dengan nama BPR AlSalaam.24 Pendirian BPR AlSalaam ini bermaksud untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah, dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman.

Berbeda dengan usaha swasta pada umumnya, BPR AlSalaam merupakan usaha yang berlandaskan prinsip kebersamaan yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR AlSalaam hadir untuk memberikan pelayanan Retail

24

Annual Report BPR Syariah AlSalaam 2005, h.2 41


(53)

Banking bagi kemajuan bersama sesuai dengan mottonya yaitu maju dalam kebersamaan.

Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 febuari 1992 berdasarka akte No.30 dari Abdul Latief Notaris di Jakarta, diubah dengan akte No. 14 tanggal 5 desember 1991 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2-7973. HT.01.01.TH.09 tanggal 19 desember 1991 dan terdaftar pada kantor Pengadilan Negeri Bogor dengan No. WB.DH.1.PR.01.10.92 serta diumumkan dalam tambahan No. 657 dari Berita Negara RI No. 70 tanggal 1 september 2002.25

Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi sistem operasional dari sistem konvensional menjadi sistem syariah, maka pada bulan maret 2006 perseroan ini resmi beroperasi dengan sistem syariah. Proses konversi ini dilakukan melalui system kemitraan dengan PT. Permodalan Madani yang diharapkan dapat memperkuat permodalan bank, pengembangan pasar, peningkatan sumber daya manusia, aspek teknologi informasi dan manajemen. Proses konversi dilakukan dengan proses sosialisasi terhadap nasabah melalui pola konfirmasi positif dengan cara mendatangani setiap nasabah serta pola konfirmasi negative dengan cara mengirim surat pemberitahuan. BPR Syariah AlSalaam baru memiliki satu kantor pusat dengan empat kantor kas.

Jumlah modal yang disetor pada wal pendiriannya tahun 1991 sebesar Rp. 69,8 juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003

25


(54)

modal yang disetor telah mencapai Rp. 1,28 milyar dengan jumlah pemegang saham sebanyak 103 orang. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan perbankan ini,telah disetujui peningkatan modal dasar perseroan dalam rencana Undang-Undang Perbankan Syariah tahun 2003 dari Rp. 1 milyar menjadi 5 milyar. Peningkatan tersebut juga telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI melalui surat Keputusan No. C-04029HT.01.04.TH.2004.

B. Visi Misi

Untuk lebih mengefektifkan jalannya roda operasional BPR Syariah AlSalaam, maka bank ini mengacu kepada visi dan misi yang telah disepakati dan ditetapkan serta berlaku dilingkungan kerja BPR Syariah AlSalaam. Visi PT. BPR Syariah AlSalaam adalah menjadi BPR Syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan misi dari PT. BPR Syariah AlSalaam ialah menjadi keuangan yang menghasilkan produk dan jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan situasi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan berorientasikan pada pengembangan usaha kecil dan menegah menuju kesejahteraan bagi stokeholder.26

C. Struktur Organisasi

PT. BPR Syariah AlSalaam secara struktur tidak terpisah dengan unit-unit organisasi BPR lainnya. Struktur organisasi yang ada pada PT. BPR Syariah

26


(55)

AlSalaam telah memenuhi standar berdirinya sebuah institusi yang bergerak dalam pelayanan masyarakat serta didukung pula oleh sumber daya insan yang unggul dan professional. Dibawah ini adalah struktur organisasinya.

Adapun ilustrasi dari struktur organisasi PT. BPR Syariah AlSalaam adalah sebagai pimpinan tertinggi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, kemudian Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk memastikan dan menjamin operasional bisnis syariah BPR sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi islam.

1. Fungsi utama Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:

a. Memberikan nasehat kepada manajemen tentang pengelolaan dan pengembangan bisnis syariah BPR dari aspek syariah.

b. Bertindak sebagai pemerintahan antara BPR dengan Dewan Syariah Nasional untuk kajian dan fatwa yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan bisnis syariah BPR seperti produk, jasa, system penunjang, dan lain sebagainya.

c. Melaporkan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis perbankan syaariah BPR kepada Dewan Syariah Nasional dan atau lembaga-lembaga eksternal lainnya yang terkait sesuai dengan ketentuan dan aturan pengelolaan bisnis perbankan syariah.

2. Satuan Pengawas Interen

Badan ini diadakan sebagai bagian prinsip kehati-hatian bagi BPRS AlSalaam dalam melakukan kegiatan operasonal anggota satuan pengawas


(56)

intern dipilih oleh RUPS. Secara umum tugas dan tanggung jawab satuan pengawas intern adalah:

a. Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional sehingga sesuai dengan tujuan operasional.

b. Melakukan pemeriksaan internal terhadap BPRS AlSalaam . c. Melakukan pengawasan kegiatan operasional.

d. Membuat laporaan hasil pengawasan 3. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah orang yang dipilih oleh RUPS. Persyaratan pemilihan pengurus dicantumkan dalam AD/ART secara umum. Pada BPRS AlSalaam ketentuan Dewan Komisaris sebagai berikut:

a. Dewan Komisaris BPRS AlSalaam dipilih oleh RUPS

b. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris

c. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas perkembangan BPRS AlSalaam dalam memeriksa, memberikan pengarahan, mengontrol operasional dan membantu dewan direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi 4. Dewan Direksi

a. Direksi dipilih oleh dewan komisaris.

b. Direksi bertanggung jawab atas perkembangan BPRS AlSalaam, membantu para karyawan dan memberikan laporan kepada komisaris. c. Bertindak mewakili BPRS AlSalaam dalam hal yang terkait usaha BPRS


(57)

d. Menyetujui arus kas sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan kepadanya.

e. Membuat rencana kerja anggaran tahunan dan memonitor realisasi anggaran tahun berjalan.

5. Remedial Head (Kepala Bagian Penanganan Pembiayaan Bermasalah) Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

a. Melakukan penanganan terhadap nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya.

b. Melakukan penagihan langsung terhadap nasabah macet.

c. Melakukan sita jaminan bila nasabah tidak membayar kewajibannya. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direksi.

6. Accounting Head ( Kepala Bagian Akuntansi) Tugas dan kewajibannya antara lain: a. Upload data kekantor kas

b. Memeriksa hasil auto debet c. Mendaftarkan premi asuransi

d. Mengembalikan selisih lebih premi asuransi e. Mencetak kas utama


(58)

7. Legal Hand ( Kepala Bagian Hukum) Tugas Pokok :

a. Mengarahkan dan membina personil yang berada dibawah supervise bidang hokum

b. Meneliti dan menilai serta memberikan saran mengenai kewenangan calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan

c. Melakukan analisa yuridis atas permohonan pembiayaan d. Menyiapkan berkas-berkas pengikatan

e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih ada ruang lingkup tugas dan urusan BPRS AlSalaam

8. Menajemen Information System Head (MIS)/Kepala Bagian Sistem Teknologi Informasi

Tugas Pokok;

a. Bertanggung jawab atas penyediaan system komputerisasi baik software ( perangkat lunak computer, seperti: program, system, dll) maupun hardware yang digunakan dalam kegiatan operasional bank.

b. Melakukan perawatan berkala terhadap software maupun hardware computer

c. Melakukan pengembangan system sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan operasional bank


(59)

9. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Insani (Human Resource Development)/ HRD Head

Fungsi: membantu direksi dalam tugasnya sehari-hari dalam menyelenggarakan dan mengkoordinir tugas-tugas yang menyangkut urusan personalia.

Tugas pokok:

a. Mengkoordinir, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personalia pada bagian personalia dan SDI

b. Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen atau peraturan dari Bank Indonesia.

c. Mengkoordinir bagian personalia dan SDI mengenai, mengurus dan menyelenggarakan sesuatu terkait kepegawaiaan, menyelenggarakan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan serta mengurus sistem penggajian yang baik.

10.Kepala Cabang

Tugas pokonya antara lain:

a. Menandangani surat-surat berharga atas nama bank serta memo yang telah diparaf oleh pejabat yang berwenang dalam kegiatan bank

b. Menetapkan dan menyetujui serta memerintahkan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penarikan, penyetoran dan pemindah bukuan.


(60)

c. Menetapkan, memutuskan dan menyetujuia serta memerintahkan pembayaran dalam rangka realisasi pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah bank dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi sesuai tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan

d. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah yang cidera janji (wanprestasi)

e. Mengatur dan menetapkan staf yang berkompeten dalam pelaksanaan dilingkungan bank.

f. Menilai prestasi kerja karyawan dan mengambil langkah-langkah perbaikan dalam upaya peningkatan produktifitas dan penerbitan personalia.

g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS

D. Produk-Produk Pembiayaan

BPRS Al Salaam merupakan suatu jenis lembaga perbankan syariah dengan sistem bagi hasil yang mempunyai beberapa produk, diantaranya sebagai berikut:

1. Produk Pendanaan a. Depositi Mudharabah

Dana disimpan oleh nasabah dan hanya ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan (1 bulan,3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan) dan


(61)

beransuransi syariah. Dana tersebut dapat dikelola oleh bank dan akan disalurka dalam aktivitas pembiayaan dimana keuntungan dari pembiayaan tersebut akan diberikan kepada nasabah berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama.

b. Tabungan wadi’ah

Merupakan simpanan dana pihak ketiga di BPRS Al Salaam, dimana nasabha berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana wadiah oleh bank. Tabungan ini dapat diambil setiap saat (pada jam kas/ aktivitas kas BPRS Al Salaam), setoran awal minimal Rp. 10.000 2. Produk Pembiayaan

a. Musyarakah

Perjanjian kerja sama usaha antara bank dengan nasabah dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atas usaha tersebut dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Musyarakah sangat tepat bagi nasabah yang kekurangan dana untuk penyelesaian suatu proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati kepada bank.


(62)

b. Murabahah

Perjanjian juali beli barang dimana bank (penjual) menyebutkan harga jual terdiri dari harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas barang tersebut. yang disetujui oleh nasabah (pembeli).

Murabahah sangat berguna bagi nasabah yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada saat nasabah kekurangan likuiditas, maka nasabah meminta kepada bank agai membiayai pembelian barang tersebut dan nasabah membayar secara angsuran.

c. Ijarah

Kontrak pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa di ikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Objek sewa pada BPRS Al Salaam dapat berupa multi jasa pada sektor pendidikn merupakan pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk kebutuhan biaya pendidikan.


(63)

SYARIAH OLEH PT. BPRS AL SALAAM

Tingkat kepuasan ini disajikan dalam bentuk tabel persentase distribusi frekuensi sebagai ilustrasi dari populasi yang diwakili oleh 50 orang responden, sehingga dapat diketahui gambaran umum mengenai nasabah dan kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah oleh PT. BPRS Al Salaam.

Data mengenai profil responden dan analisa tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah disajikan dalam bentuk persentasi distribusi frekuensi, yaitu dengan menggunakan rumus:

P = ×100% N

F

Dimana : P = Persentasi F = Frekuensi N = Jumlah Sampel


(64)

A. Profil Responden

profil responden disini digambarkan melalui jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan agama. Dari data akan kita peroleh gambaran responden yang mengajukan pembiayaan pada PT. BPRS AL Salaam.

Tabel 4.1

Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 35 70.0 70.0 70.0

Wanita 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Jenis Kelamin Nasabah

Wanita Pria

Fre

que

nc

y

40

30

20

10

0

Jenis Kelamin Nasabah

Berdasarkan data yang disajikan dalam table 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa presentase nasabah yang mengajukan pembiayaan pada PT. BPRS Al Salaam cabang depok lebih dari sepauhnya adalah wanita 30% sementara pria 70% berarti kebanyakan nasabah yang mengajukan pembiayaan rata-rata adalah pria.


(65)

Tabel 4.2

Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 25 tahun 13 26.0 26.0 26.0

26 - 35 tahun 26 52.0 52.0 78.0

36 - 50 tahun 5 10.0 10.0 88.0

> 51 tahun 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010\

Usia Nasabah

> 51 tahun 36 - 50 tahun

26 - 35 tahun < 25 tahun

Frequency

30

20

10

0

Usia Nasabah

Pada table 4.2 diatas dapat lihat bahwa rata-rata nasabah yang mengajukan pembiayaan adalah mereka yang bisa dibilang masih produktif (usia pekerja). Usia antara 26-35 tahun adalah kelompok terbanyak yaitu 52% ,usia <25 tahun sebesar 26%, >51 tahun sebesar 12% kemudian diikuti dengan usia 36-50 tahun sebesar 10%.


(66)

Tabel 4.3

Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 3 6.0 6.0 6.0

SLTP 3 6.0 6.0 12.0

SLTA 18 36.0 36.0 48.0

Diploma 1-3 6 12.0 12.0 60.0

Sarjana/ S1 20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Pendidikan Terakhir Nasabah?

Sarjana/ S1 Diploma

1-3 SLTA SLTP

SD

Frequency

20

15

10

5

0

Pendidikan Terakhir Nasabah?

Table 4.3 diatas menunjukan sebagian besar jawaban tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah pada PT. BPRS Al Salaam cabang depok memiliki latar belakang pendidikan Sarjana/S1 yaitu 40% kemudian diikuti dengan mereka yang berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 36%.


(67)

Tabel 4.4

Gambaran Responden Berdasarkan Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 49 98.0 98.0 98.0

Non Islam 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Agama Nasabah

Non Islam Islam

Frequency

50 40 30 20 10 0

Agama Nasabah

Sesuai dengan fakta yang ditunjukan table 4.4 diatas bahwa nasabah yang mengajukan pembiayaan syariah di PT.BPRS Al Salaam terdapat hanya 2% nasabah yang beragama non Islam, dan sebagian besarnya beragama Islam (98%). Ini mengidentifikasikan bahwa tidak hanya masyarakat yang beragama Islam saja yang mengenal adanya pembiayaan syariah melainkan masyarakat yang beragama non Islampun mengenal pembiayaan syariah.


(68)

B. Analisa Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan Syariah

Berikut adalah gambaran jawaban berdasarkan tingkat kepuasan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Tabel 4.5

Setiap penyaluran pembiayaan terlebih dahulu dilihat karakteristik nasabah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup Setuju 3 6.0 6.0 6.0

Setuju 25 50.0 50.0 56.0

Sangat Setuju 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Jika dikaitkan dengan setiap penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam ini, seperti yang tertera pada tabel 4.5 bahwa sebanyak 50% nasabah yang menyatakan setuju dan 44% nasabah yang menyatakan sangat setuju dengan pertanyaan ini.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Setiap penyaluran pembiayaan di PT BPRS Al Salaam terlebih dahulu dilihat karakteristik nasabah

50 3 5 4.38 .602

Valid N (listwise) 50

Kepuasan nasabah yang ditunjukan dalam hal setiap penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam terlebih dahulu dilihat dari karakteristik nasabahnya berdasarkan tabel deskriptif statistik didapat angka mean 4,38 atau masih berada di skala 4 (setuju).


(69)

Tabel 4.6

Domisili nasabah merupakan karakteristik pertama yang harus dilihat, guna menunjang efektifitas penyaluran pembiayaan di PT.BPRS Al

Salaam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.0 4.0 4.0

Cukup Setuju 7 14.0 14.0 18.0

Setuju 24 48.0 48.0 66.0

Sangat Setuju 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas yang berisi pertanyaan domisili nasabah merupakan karakteristik pertama yang harus dilihat guna menunjang efektifitas penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam. 24 Nasabah yang menjawab setuju sebesar 48% dan 17 nasabah yang menjawab sangat setuju sebesar 34%. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa domisili nasabah merupakan syarat utama dalam pengajuan pembiayaan.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Domisili nasabah

merupakan karakteristik pertama yang harus dilihat, guna menunjang efektifitas penyaluran pembiayaan di PT.BPRS Al Salaam

50 2 5 4.12 .799

Valid N (listwise) 50

Dari angka mean 4,12 pada tabel statistik diatas juga mengindikasikan bahwa rata-rata nasabah menjawab pada skala 4 yang berada pada skala setuju. Artinya tabel ini memperkuat pernyataan diatas bahwa domisili nasabah


(70)

merupakan karakteristik pertama yang harus dilihat, guna menunjang efektifitas penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam.

Tabel 4.7

Tingkat kemampuan nasabah merupakan salah satu syarat penilaian penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0

Cukup Setuju 7 14.0 14.0 16.0

Setuju 22 44.0 44.0 60.0

Sangat Setuju 20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

berdasarkan tabel diatas angket yang berisi pertanyaan tingkat kemampuan nasabah merupakan salah satu penilaian penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam. 44% Nasabah yang menjawab setuju,40% menjawab sangat setuju dan 14% menjawab cukup setuju. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hampir sebagian nasabah setuju dengan pertanyaan diatas.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tingkat kemampuan nasabah merupakan salah satu syarat penilaian penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam

50 2 5 4.22 .764

Valid N (listwise) 50

Mean dari tabel statistik menunjukkan kepuasan nasabah pada nilai mean 4.22 yaitu rata-rata nasabah mengaku setuju dengan tingkat kemampuan


(71)

nasabah merupakan salah satu syarat penilaian penyaluran pembiayaan di PT. BPRS Al Salaam.

Tabel 4.8

Tingkat kemampuan nasabah yang paling utama dilihat dari penghasilan tetap nasabah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0

Cukup Setuju 8 16.0 16.0 18.0

Setuju 23 46.0 46.0 64.0

Sangat Setuju 18 36.0 36.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Tabel 4.8 di atas menggambarkan bahwa dalam hal tingkat kemampuan nasabah yang paling utama dilihat dari penghasilan tetap nasabah, para nasabah yang menjawab setuju sebesar 46%, yang menjawab sangat setuju sebasar 36%, sedangkan yang menjawab cukup setuju sebesar 16%, artinya bahwa hampir sebagian nasabah merasa setuju jika dalam mengajukan pembiayaan harus dilihat dari kemapuan nasabah itu sendiri.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tingkat kemampuan nasabah yang paling utama dilihat dari penghasilan tetap nasabah

50 2 5 4.16 .766

Valid N (listwise) 50

Kepuasan nasabah ini juga ditunjukan oleh angka mean pada tabel statistik diatas yaitu sebesar 4,16 atau masih berada dalam skala 4 (setuju) yang artinya


(1)

Tabel 4.35

Lokasi BPRS Al Salaam mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi umum maupun pribadi

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Setuju 19 38.0 38.0 50.0

Sangat Setuju 25 50.0 50.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.35 diatas sebanyak 50% nasabah menyatakan sangat setuju, 38% menyatakan setuju dan 12% menyatakan cukup setuju dengan lokasi PT. BPRS Al Salaam yang mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun dengan kendaraan pribadi.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Lokasi BPRS Al Salaam

mudah dijangkau dengan menggunakan alat

transportasi umum maupun pribadi

50 3 5 4.38 .697 Valid N (listwise) 50

Mean dari tabel statistik diatas menunjukan kepuasan nasabah yaitu pada nilai 4,38, artinya rata-rata nasabah mengaku setuju. Ini juga mengindikasikan bahwa nasabah setuju dengan lokasi PT BPRS Al Salaam yang mudah terjangkau dengan menggunakan alat transportasi umum maupun pribadi.


(2)

86

Tabel 4.36

Keamanan lokasi BPRS Al Salaam terjamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup Setuju 4 8.0 8.0 8.0

Setuju 26 52.0 52.0 60.0

Sangat Setuju 20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: diolah dari data lapangan tahun 2010

Keamanan lokasi yang dijamin oleh PT.BPRS Al Salaam bisa dikatakan memberikan kepuasan tersendiri kepada para nasabahnya, ini bisa dilihat dari jawaban para nasabah yang menyatakan setuju sebanyak 52% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 40%.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Keamanan lokasi BPRS Al

Salaam terjamin 50 3 5 4.32 .621 Valid N (listwise) 50

Mean dari tabel statistik diatas menunjukan kepuasan nasabah yaitu pada nilai 4,08, artinya rata-rata nasabah mengaku setuju. Ini juga mengindikasikan bahwa nasabah setuju dengan PT BPRS Al Salaam menyediakan tempat parker kendaraan.


(3)

A. Kesimpulan

1. Dari hasil tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah menunjukan bahwa 66% responden menjawab setuju, itu bisa dilihat dari nilai mean sebesar 3,84 atau mendekati skala 4 (Setuju). Artinya, bahwa PT. BPRS AL Salaam cabang depok sudah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat, karena dari keseluruhan nilai mean yang didapat rata-rata nasabah menjawab setuju dengan penyaluran pembiayaan Syariah di PT. BPRS Al Salaam cabang depok.

2. Dari hasil penelitian berdasarkan nilai mean terdapat faktor-faktor paling dominan yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah yaitu faktor proses dan faktor collateral ( jaminan) dalam pembiayaan syariah yang didominasi oleh indikator-indikator sebagai berikut:

a. PT. BPRS Al Salaam melayani nasabah dengan santun dan ramah. b. PT. BPRS Al Salaam tidak membeda-bedakan dalam melayani nasabah. c. Setiap jaminan pembiayaan dari nasabah terlebih dahulu dicek

kebenarannya, guna meningkatkan efektifitas pembiayaan syariah.


(4)

88

B. Saran

1. Dari hasil penelitian terlihat sangat jelas bahwa faktor dominan menjadi pengaruh nasabah terhadap pembiayaan syariah, maka sangat perlu diperhatikan bahwa faktor tersebut sangatlah penting untuk perkembangan PT. BPRS Al Salaam.

2. PT. BPRS Al Salaam cabang depok diharapkan dari 32 item pertanyaan masalah tingkat kepuasan nasabah terhadap pembiayaan syariah ada 1 item yang kurang memuaskan yaitu kelengkapannya peralatan kantor yang di miliki oleh PT. BPRS Al Salaam, diharapkan bank agar dapat meningkatkan masalah kelengkapan peralatan kantor tersebut.

3. Bagi masyarakat umum diharapakan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman akan BPRS lebih dalam lagi khususnya mengenai penyaluran pembiayaan yang ada di PT BPRS Al Salaam. Sehingga masyarakat dapat beralih untuk menggunakan untuk memilih dan mempercayakan PT. BPRS Al Salaam sebagai pilihan utama.


(5)

Al-Qur’an dan Hadits

Al Arief, M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta, 2010.

Amalia, Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Indonesia Legal Center Publishing, “Himpunan Peraturan Undang-Undang Tentang Perbankan Syariah”, Jakarta: CV Karya Gemilang, 2009.

Irawan, Handi, dkk, Kewirausahaan UKM; Pemikiran dan Pengalaman, Yogyakarta: Graha Ilmu,2002.

Irawan, Handi, 10 Prinsip kepuasan pelanggan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.

Kotler, Philip, manajemen pemasaran: Analisa, Perencanaan, Implementasi dan

Kontrol, Terjemahan Hendra Teguh dan A. Rusli, Jakarta: Prenhallindo,

1997.

Mauludi, Ali, Statistika 1 Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Ciputat : PT. Prima Heza Lestari, 2006.

Mujahid, Ahmad, Tesis: Analisis Proses Penyaluran Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Pada Perbankan Syariah (studi kasus Bank BRI Unit Usaha Syariah), Jakarta: Universitas Indonesia, 2004.

Riva’I, V, dan A.P. Veithzal, Credit Management Hand Book: Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasaba, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Setyobudi, Andang, “Peran Serta Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UKMK)”, Buletin Hukum perbankan dan kebanksentralan, volume 5, nomor 2, Agustus 2007.


(6)

90

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta, 2007.

Supranto, J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasa, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi, Tesis dan Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Bandung : Citra Umbara, 2009.

Warna (Wahana Artikulasi Wacana), UMKM: Menyusun studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bagi UMKM Dengan DBS (Decision Support System),( Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Surabaya), Edisi 18, Maret 2009 – Agustus 2009.

Zainal, Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005.

http://www.bi.co.id/banksyariahmandiri/profilperusahaan.php http://www.ekon.go.id/content/view/533/1

http://kjksmadani.wordpress.com/2009/01/19/5cprinciple-prinsip-pemberian-pembiayaan syariah

http://bloggerborneo.com/peranan-ukm-dalam-perekonomian-indonesia.html http://bataviase.co.id/node/133531