Hasil Percobaan Penelitian Tanah Di
Laporan Praktikum
“Konservasi Tanah”
Disusun oleh
Martha Elita Hutasoit
Kelas : A1 Reguler
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Medan
Tahun Ajaran 2015/2016
Percobaan Konservasi Tanah
I.
II.
III.
Judul Percobaan
Tujuan Percobaan
Tinjauan Teoritis
: Praktikum Konservasi tanah
: Mengetahui fungsi pohon sebagai penyimpanan air
Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun
1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con (together) dan
servare (to keep, to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep,
to save what we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Banyak
definisi mengenai konservasi. Beberapa diantaranya dapat disebutkan di sini.
Dalam American Dictionary, konservasi dipahami sebagai menggunakan sumber daya
alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang
lama.
Konservasi (biologi) fokus pada kelangsungan hidup jangka panjang dari spesies yang
terancam bahaya (Hedrick 2003). Spesies dimaksud mencakupi binatang dan tumbuhtumbuhan.
Norton (2004) mengartikan konservasi (biologi) sebagai suatu penyesuaian mekanisme
alam untuk kepentingan dan tujuan sosial.
IUCN (2007) mengartikan konservasi sebagai manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia
yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian,
administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.
Richmond and Alison Bracker (ed) (2009) mengartikan konservasi sebagai suatu proses
kompleks dan terus-menerus yang melibatkan penentuan mengenai apa yang dipandang
sebagai warisan, bagaimana ia dijaga, bagaimana ia digunakan, oleh siapa, dan untuk
siapa. Warisan yang disebut dalam definisi Richmond dan Alison tersebut, tidak hanya
menyangkut hal fisik, tetapi juga kebudayaan.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of
nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang
tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah. Upaya konservasi tanah bertujuan untuk :
Mencegah erosi.
Memperbaiki tanah yang rusak.
Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan
secara berkelanjutan.
Metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga golongan utama, yaitu:
A. Metode Vegetatif adalah penggunaan tanaman atau bagian-bagian tanaman atau sisa-sisanya
untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan
aliran permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah (Arsyad, 2006).
1. Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah (cover crop) adalah tanaman yang biasa ditanam pada lahan
kering dan dapat menutup seluruh permukaan tanah. Tanaman penutup tanah dimaksudkan
untuk menambah penghasilan petani dari hasil panennya, selain itu juga untuk memperbaiki
sifat tanah karena mampu menambat N dari udara dan sisa tanamannya dapat dijadikan
sumber bahan organik. Sebagai contoh tanaman penutup tanah dari jenis legum seperti
Mucuna sp.
2. Sistem penanaman menurut strip
Yaitu cara bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam berselang
seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau kontur. Cara
ini ada beberapa tipe yaitu:
Penanaman dalam strip menurut garis kontur (Contour strip cropping) susunan stripstrip harus tepat sejajar dengan kontur dengan urutan pergiliran yang tepat pula.
Penanaman dalam strip lapangan (field strip contour) terdiri dari strip-strip tanaman
yang tidak perlu sejajar, namun lebarnya seragam dan disusun melintang/memotong
arah lereng.
Penanaman dalam strip penyangga (buffer strip cropping) terdiri dari strip-strip
rumput atau leguminosae yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok, strip
lebarnya dapat seragam atau tidak.
3. Penghutanan kembali
Penghutanan
kembali
(reforestation)
secara
umum
dimaksudkan
untuk
mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekologi dan hidrologi suatu wilayah dengan
tanaman pohon-pohonan. Penghutanan kembali biasanya dilakukan pada lahan-lahan kritis
yang diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, erosi, abrasi, tanah longsor, dsb.
4. Wanatani
Wanatani (agroforestry) adalah salah satu bentuk usaha konservasi tanah yang
menggabungkan antara tanaman pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman
komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian. Sistem wanatani telah
lama dikenal di masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Pertanaman sela
Pertanaman sela adalah pertanaman campuran antara tanaman tahunan dengan
tanaman semusim. Sistem ini banyak dijumpai di daerah hutan atau kebun yang dekat
dengan lokasi permukiman.
b. Penanaman lorong (allay cropping)
Sistem pertanaman lorong atau alley cropping adalah suatu sistem dimana
tanaman pagar pengontrol erosi berupa barisantanaman yang ditanam rapat mengikuti
garis kontur, sehingga membentuk lorong-lorong dan tanaman semusim berada di antara
tanaman pagar tersebut.
c. Talun hutan rakyat
Talun adalah lahan di luar wilayah permukiman penduduk yang ditanami tanaman
tahunan yang dapat diambil kayu maupun buahnya. Ditinjau dari segi konservasi tanah,
talun hutan rakyat dengan kanopi yang rapat dapat mencegah erosi secara maksimal
jugasecara umum mempunyai fungsi seperti hutan.
d. Kebun campuran
Berbeda dengan talun hutan rakyat, kebun campuran lebih banyak dirawat.
Tanaman yang ditanam adalah tanaman tahunan yang dimanfaatkan hasil buah, daun, dan
kayunya.
e. Pekarangan
Pekarangan adalah kebun di sekitar rumah dengan berbagai jenis tanaman baik
tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Tanaman yang umumnya ditanam di lahan
pekarangan petani adalah ubi kayu, sayuran, tanaman buah-buahan seperti tomat, pepaya,
dan tanaman lain yang umumnya bersifat subsisten.
f. Tanaman pelindung
Tanaman pelindung adalah tanaman tahunan yang ditanam disela-sela tanaman
pokok tahunan. Tanaman pelindung ini dimaksudkan untuk mengurangi intensitas
penyinaran matahari, dan dapat melindungi tanaman pokok dari bahaya erosi terutama
ketika tanaman pokok masih muda. Tanaman pelindung ini dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
Tanaman pelindung sejenis yang membentuk suatu system wanatani sederhana
(simple agroforestry). Misalnya tanaman pokok berupa tanaman kopi dengan satu
jenis tanaman pelindung misalnya: gamal (Gliricidia sepium), dadap (Erythrina
subumbrans), lamtoro (Leucaena leucocephala) atau kayu manis (Cinnamomum
burmanii).
Tanaman pelindung yang beraneka ragam dan membentuk wanatani kompleks
(complex agroforestry atau system multistrata). Misalnya tanaman pokok berupa
tanaman kopi dengan dua atau lebih tanaman pelindung misalnya: kemiri (Aleurites
muluccana), jengkol (Pithecellobium jiringa), petai (Perkia speciosa), kayu manis,
dadap, lamtoro, gamal, durian (Durio zibethinus), alpukat (Persea americana), nangka
(Artocarpus heterophyllus), cempedak (Artocarpus integer),dan lain sebagainya.
g. Silvipastura
Sistem silvipastura sebenarnya adalah bentuk lain dari system tumpang sari, tetapi
yang ditanam di sela-sela tanaman tahunan bukan tanaman pangan melainkan tanaman
pakan
ternak
seperti
rumput
gajah
(Pennisetum
purpureum),
rumput
raja
(Penniseitumpurpoides), dan lain-lain. Silvipastura umumnya berkembang di daerah yang
mempunyai banyak hewan ruminansia.
h. Pagar hidup
Pagar hidup adalah sistem pertanaman yang memanfaatkan tanaman sebagai
pagar untuk melindungi tanaman pokok. Manfaat tanaman pagar antara lain adalah
melindungi lahan dari bahaya erosi baik erosi air maupun angin. Tanaman pagar sebaikny
atanaman yang mempunyai akar dalam dan kuat, menghasilkan nilai tambah bagi petani
baik dari hijauan, buah maupun dari kayu bakarnya.
5. Strip rumput
Teknik konservasi dengan strip rumput (grass strip) biasanya menggunakan rumput
yang didatangkan dari luar areal lahan, yang dikelola dan sengaja ditanam secara strip
menurut garis kontur untuk mengurangi aliran permukaan dan sebagai sumber pakan ternak.
Selain bertujuan untuk menahan erosi, sistem ini juga efektif dalam mempertahankan
kelengasan tanah. Strip rumput dapat dikombinasikan dengan teknik konservasi secara
mekanis seperti penerapan teras.
6. Mulsa
Dalam konteks umum, mulsa adalah bahan-bahan (sisa tanaman, serasah, sampah,
plastik atau bahan-bahan lain) yang disebar atau menutup permukaan tanah untuk melindungi
tanah dari kehilangan air melalui evaporasi serta kehilangan unsur hara karena hujan. Secara
umum mulsa berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah. Pemanfaatan mulsa di lahan
pertanian juga dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma.
7. Barisan sisa tanaman
Pada dasarnya, sistem barisan sisa tanaman (trash line) ini sama dengan sistem strip.
Sistem ini adalah teknik konservasi tanah yangbersifat sementara dimana gulma/rumput/sisa
tanaman yang disiangi ditumpuk berbaris. Untuk daerah berlereng biasanya ditumpuk
mengikuti garis kontur. Penumpukan ini selain dapat megurangi erosi dan menahan laju
aliran permukaan juga bias berfungsi sebagai mulsa.
8. Penyiangan parsial
Penyiangan parsial merupakan teknik dimana lahan tidak disiangi seluruhnya yaitu
dengan cara menyisakan sebagian rumput alami maupun tanaman penutup tanah (lebar
sekitar 20-30 cm) sehingga di sekitar batang tanaman pokok akan bersih dari gulma. Teknik
penyiangan yang termasuk dalam penyiangan parsial adalah :
a. Strip tumbuhan alami (natural vegetative strips = NVS)
b. Penyiangan sekeliling batang tanaman pokok
9. Penerapan pola tanam
Pola tanam adalah sistem pengaturan waktu tanam dan jenis tanaman sesuai dengan
iklim, kesesuaian tanah dengan jenistanaman, luas lahan, ketersediaan tenaga, modal, dan
pemasaran. Pola tanam berfungsi meningkatkan intensitas penutupan tanah dan mengurangi
terjadinya erosi.
a. Pergiliran tanaman
Pergiliran tanaman (crop rotation) adalah sistem bercocok tanam dimana sebidang
lahan ditanami dengan beberapa jenis tanaman secara bergantian.
b. Tumpang sari
Tumpang
sari
(intercropping)
adalah
sistem
bercocok
tanam
dengan
menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak/bersamaan pada
sebidang tanah.
B. Metode Mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah dan
pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan
kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam konservasi tanah dan air adalah
pengolahan tanah, guludan, teras, penghambat (check dam), waduk, rorak, perbaikan
drainase dan irigasi (Arsyad, 2006).
C. Metode Kimia atau cara kimia dalam usahan pencegahan erosi,yaitu dengan pemanfaatan soil
conditiner atau bahan pamtap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah
akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia yang banyak di pakai dalam pemantapan
struktur tanah ini adalah
1. MCS : Campuran dimethyldichlorosilane dan methyl-trichlorosilane. Cairan ini dapat
mudah menguap, gas yang terbentuk akan bercampur dengan air tanah dan membuat
agregat tanah stabil.
2. Emulsi Bitumen : Bitumen merupakan bahan kimia termurah di bandingkan dengan
senyawa kimia yang lain dan mengandung gugus aktif Carboxyl. Bahan kimia ini
menyebabkan tanah lebih hidrofobik sehingga sangat bermanfaat bagi pembentukan
agregat tanah yang mudah mengeras
IV.
Alat dan Bahan
1. Tiga wadah besar berukuran sama (dapat memanfaatkan botol air mineral bekas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
V.
berukuran 1,5 liter)
Tiga wadah dengan volume 500 ml
Tanah untuk mengisi ketiga wadah tersebut
Tanah yang di tumbuhi rumput
Serasah
Air 1 liter
Gunting
Prosedur Kerja
1. Wadah pertama isi dengan tanah yang ditumbuhi rumput, wadah kedua isi dengan
tanah bercampur serasah dan wadah ketiga diisi tanah saja
2. Bagi dua wadah 500 ml kemudian lubangi ujungnya setelah itu pasang benang
3.
4.
5.
6.
VI.
sehingga botol bisa digantung
Tuangkan air kedalam wadah yang telah dipotong di ujung wadah berukuran 1,5 liter
Tuangkan air di masing-masing wadah secara perlahan sebanyak 100 ml
Amati tingkat kekeruhan air yang telah ditampung dibagian bawah wadah
Untuk lebih memahami langkah percobaan dapat dilihat gambar dibawah ini
Hasil
Pada
dan Pembahasan
percobaan
konservasi tanah
kali
ini
menggunakan
strategi mulsa yang
mengunakan bahan-bahan sisa tanaman, serasah, sampah, plastik dan bahan-bahan lainnya.
Keunggulan mulsa adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kesuburan tanah karena menambah bahan organik
Meningkatkan peresapan air
Mengurangi erosi
Meningkatkan kehidupan jasad mikro dan makro di dalam tanah
Meningkatkan kelembaban tanah
A. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Mulsa
1. Mulsa Organik dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti jerami, cacahan
batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya
a. Kelebihannya meliputi :
Dapat di peroleh secara bebas/gratis
Memiliki efek menurunkan suhu tanah
Mengonservasi tanah dengan menekan erosi
Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu
Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu
tertentu
b. Kekurangannya meliputi :
Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.
Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari
pusatbudidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi.
Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya
2. Mulsa Anorganik dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai seperti bahan
plastik
a. Kelebihannya adalah :
Dapat di peroleh setiap saat
Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik
Dapat menekan erosi
Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa
b. Kekurangannya adalah :
Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk
Harganya relativ mahal
1
2
3
Hasil percobaan:
a. Wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput airnya agak jernih karena aliran air akan diserap
oleh akar rumput tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses
penghancuran partikel tanah
b. Wadah ke-2 diisi serasah airnya agak keruh karena hanya sedikit tanah menyerap air
sehingga partikel tanah ikut terangkut aliran air
c. Wadah ke-3 diisi tanah airnya keruh sekali hal ini disebabkan karena tidak
penyerapan air sehingga partikel-partikel tanah lebih mudah terbawa aliran air
VII.
Pertanyaan dan Tugas
1. Apa yang terjadi ketika kita mengalirkan air ke dalam ketiga wadah tersebut
2. Dari ketiga wadah, mana yang memiliki air yang lebih banyak dan jernih?
3. Apa pendapat anda tentang fungsi dari tanaman rumput di wadah 1?
4. Diskusikan mengapa terjadi banjir bandang serta bagaimana cara mengantisipasinya
Jawaban:
1. Pada wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput airnya agak jernih, wadah ke-2 diisi serasah
airnya agak keruh, pada wadah ke-3 diisi tanah airnya keruh sekali
2. Pada wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput
3. Fungsi dari tanaman rumput diwadah ke-1 untuk melindungi tanah dari kehilangan air
melalui evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan
ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam
tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses
transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam
tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
4. Banjir bandang adalah banjir di daerah dipermukaan rendah yang terjadi akibat hujan
yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat
penjenuhan air terhadap tanah yang berlangsung begitu cepat hingga air tidak dapat
diserap lagi oleh tanah, cara mengantisipasi banjir bandang sebagai berikut:
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak menebang pohon secara liar
Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul
Tidak mendirikan bangunan atau pemukiman pada wilayah yang menjadi lokasi
penyerapan air
VIII.
Kesimpulan
Strategi konservasi tanah bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Konservasi
tanah pada dasarnya merupakan cara penggunaan tanah yang sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah. Salah satu strategi konservasi tanah dalam mengurasi erosi
pada lahan pertanian adalah dengan mulsa yang memanfaatkan bahan-bahan sisa
makanan atau tumbuhan, sampah dan serasah.
Daftar Pustaka
Arysad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Instisut Pertanian Bogor Press
Aulia, N. 2012. Konservasi mekanik dan kimia.
http://www.slideshare.net/Nurul_Aulia/konservasi-mekanik-dan-kimia, diakses pada 15 Oktober
2015
Balai besar litbang. 2007. Petunjuk Teknis Konservasi Air dan Tanah.
http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/download/jukniskta.pdf, diakses pada 15 Oktober 2015
Ikhsan. 2009. Mulsa. http://informasipertanian.blogspot.com/2009/09/mulsa.html, diakses pada
15 Oktober 2015
Arga, A. 2010. Mulsa. http://anggi-arga.blogspot.com/2010/03/mulsa.html, diakses pada 15
Oktober 2015
Ruijter, J. dan F. Agus. 2004. Mulsa. http://www.worldagroforestry.org, diakses pada 15 Oktober
2015
“Konservasi Tanah”
Disusun oleh
Martha Elita Hutasoit
Kelas : A1 Reguler
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Medan
Tahun Ajaran 2015/2016
Percobaan Konservasi Tanah
I.
II.
III.
Judul Percobaan
Tujuan Percobaan
Tinjauan Teoritis
: Praktikum Konservasi tanah
: Mengetahui fungsi pohon sebagai penyimpanan air
Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun
1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con (together) dan
servare (to keep, to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to keep,
to save what we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Banyak
definisi mengenai konservasi. Beberapa diantaranya dapat disebutkan di sini.
Dalam American Dictionary, konservasi dipahami sebagai menggunakan sumber daya
alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang
lama.
Konservasi (biologi) fokus pada kelangsungan hidup jangka panjang dari spesies yang
terancam bahaya (Hedrick 2003). Spesies dimaksud mencakupi binatang dan tumbuhtumbuhan.
Norton (2004) mengartikan konservasi (biologi) sebagai suatu penyesuaian mekanisme
alam untuk kepentingan dan tujuan sosial.
IUCN (2007) mengartikan konservasi sebagai manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia
yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian,
administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.
Richmond and Alison Bracker (ed) (2009) mengartikan konservasi sebagai suatu proses
kompleks dan terus-menerus yang melibatkan penentuan mengenai apa yang dipandang
sebagai warisan, bagaimana ia dijaga, bagaimana ia digunakan, oleh siapa, dan untuk
siapa. Warisan yang disebut dalam definisi Richmond dan Alison tersebut, tidak hanya
menyangkut hal fisik, tetapi juga kebudayaan.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of
nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang
tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah. Upaya konservasi tanah bertujuan untuk :
Mencegah erosi.
Memperbaiki tanah yang rusak.
Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan
secara berkelanjutan.
Metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga golongan utama, yaitu:
A. Metode Vegetatif adalah penggunaan tanaman atau bagian-bagian tanaman atau sisa-sisanya
untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan
aliran permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah (Arsyad, 2006).
1. Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah (cover crop) adalah tanaman yang biasa ditanam pada lahan
kering dan dapat menutup seluruh permukaan tanah. Tanaman penutup tanah dimaksudkan
untuk menambah penghasilan petani dari hasil panennya, selain itu juga untuk memperbaiki
sifat tanah karena mampu menambat N dari udara dan sisa tanamannya dapat dijadikan
sumber bahan organik. Sebagai contoh tanaman penutup tanah dari jenis legum seperti
Mucuna sp.
2. Sistem penanaman menurut strip
Yaitu cara bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam berselang
seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau kontur. Cara
ini ada beberapa tipe yaitu:
Penanaman dalam strip menurut garis kontur (Contour strip cropping) susunan stripstrip harus tepat sejajar dengan kontur dengan urutan pergiliran yang tepat pula.
Penanaman dalam strip lapangan (field strip contour) terdiri dari strip-strip tanaman
yang tidak perlu sejajar, namun lebarnya seragam dan disusun melintang/memotong
arah lereng.
Penanaman dalam strip penyangga (buffer strip cropping) terdiri dari strip-strip
rumput atau leguminosae yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok, strip
lebarnya dapat seragam atau tidak.
3. Penghutanan kembali
Penghutanan
kembali
(reforestation)
secara
umum
dimaksudkan
untuk
mengembalikan dan memperbaiki kondisi ekologi dan hidrologi suatu wilayah dengan
tanaman pohon-pohonan. Penghutanan kembali biasanya dilakukan pada lahan-lahan kritis
yang diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, erosi, abrasi, tanah longsor, dsb.
4. Wanatani
Wanatani (agroforestry) adalah salah satu bentuk usaha konservasi tanah yang
menggabungkan antara tanaman pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman
komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian. Sistem wanatani telah
lama dikenal di masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Pertanaman sela
Pertanaman sela adalah pertanaman campuran antara tanaman tahunan dengan
tanaman semusim. Sistem ini banyak dijumpai di daerah hutan atau kebun yang dekat
dengan lokasi permukiman.
b. Penanaman lorong (allay cropping)
Sistem pertanaman lorong atau alley cropping adalah suatu sistem dimana
tanaman pagar pengontrol erosi berupa barisantanaman yang ditanam rapat mengikuti
garis kontur, sehingga membentuk lorong-lorong dan tanaman semusim berada di antara
tanaman pagar tersebut.
c. Talun hutan rakyat
Talun adalah lahan di luar wilayah permukiman penduduk yang ditanami tanaman
tahunan yang dapat diambil kayu maupun buahnya. Ditinjau dari segi konservasi tanah,
talun hutan rakyat dengan kanopi yang rapat dapat mencegah erosi secara maksimal
jugasecara umum mempunyai fungsi seperti hutan.
d. Kebun campuran
Berbeda dengan talun hutan rakyat, kebun campuran lebih banyak dirawat.
Tanaman yang ditanam adalah tanaman tahunan yang dimanfaatkan hasil buah, daun, dan
kayunya.
e. Pekarangan
Pekarangan adalah kebun di sekitar rumah dengan berbagai jenis tanaman baik
tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Tanaman yang umumnya ditanam di lahan
pekarangan petani adalah ubi kayu, sayuran, tanaman buah-buahan seperti tomat, pepaya,
dan tanaman lain yang umumnya bersifat subsisten.
f. Tanaman pelindung
Tanaman pelindung adalah tanaman tahunan yang ditanam disela-sela tanaman
pokok tahunan. Tanaman pelindung ini dimaksudkan untuk mengurangi intensitas
penyinaran matahari, dan dapat melindungi tanaman pokok dari bahaya erosi terutama
ketika tanaman pokok masih muda. Tanaman pelindung ini dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
Tanaman pelindung sejenis yang membentuk suatu system wanatani sederhana
(simple agroforestry). Misalnya tanaman pokok berupa tanaman kopi dengan satu
jenis tanaman pelindung misalnya: gamal (Gliricidia sepium), dadap (Erythrina
subumbrans), lamtoro (Leucaena leucocephala) atau kayu manis (Cinnamomum
burmanii).
Tanaman pelindung yang beraneka ragam dan membentuk wanatani kompleks
(complex agroforestry atau system multistrata). Misalnya tanaman pokok berupa
tanaman kopi dengan dua atau lebih tanaman pelindung misalnya: kemiri (Aleurites
muluccana), jengkol (Pithecellobium jiringa), petai (Perkia speciosa), kayu manis,
dadap, lamtoro, gamal, durian (Durio zibethinus), alpukat (Persea americana), nangka
(Artocarpus heterophyllus), cempedak (Artocarpus integer),dan lain sebagainya.
g. Silvipastura
Sistem silvipastura sebenarnya adalah bentuk lain dari system tumpang sari, tetapi
yang ditanam di sela-sela tanaman tahunan bukan tanaman pangan melainkan tanaman
pakan
ternak
seperti
rumput
gajah
(Pennisetum
purpureum),
rumput
raja
(Penniseitumpurpoides), dan lain-lain. Silvipastura umumnya berkembang di daerah yang
mempunyai banyak hewan ruminansia.
h. Pagar hidup
Pagar hidup adalah sistem pertanaman yang memanfaatkan tanaman sebagai
pagar untuk melindungi tanaman pokok. Manfaat tanaman pagar antara lain adalah
melindungi lahan dari bahaya erosi baik erosi air maupun angin. Tanaman pagar sebaikny
atanaman yang mempunyai akar dalam dan kuat, menghasilkan nilai tambah bagi petani
baik dari hijauan, buah maupun dari kayu bakarnya.
5. Strip rumput
Teknik konservasi dengan strip rumput (grass strip) biasanya menggunakan rumput
yang didatangkan dari luar areal lahan, yang dikelola dan sengaja ditanam secara strip
menurut garis kontur untuk mengurangi aliran permukaan dan sebagai sumber pakan ternak.
Selain bertujuan untuk menahan erosi, sistem ini juga efektif dalam mempertahankan
kelengasan tanah. Strip rumput dapat dikombinasikan dengan teknik konservasi secara
mekanis seperti penerapan teras.
6. Mulsa
Dalam konteks umum, mulsa adalah bahan-bahan (sisa tanaman, serasah, sampah,
plastik atau bahan-bahan lain) yang disebar atau menutup permukaan tanah untuk melindungi
tanah dari kehilangan air melalui evaporasi serta kehilangan unsur hara karena hujan. Secara
umum mulsa berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah. Pemanfaatan mulsa di lahan
pertanian juga dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma.
7. Barisan sisa tanaman
Pada dasarnya, sistem barisan sisa tanaman (trash line) ini sama dengan sistem strip.
Sistem ini adalah teknik konservasi tanah yangbersifat sementara dimana gulma/rumput/sisa
tanaman yang disiangi ditumpuk berbaris. Untuk daerah berlereng biasanya ditumpuk
mengikuti garis kontur. Penumpukan ini selain dapat megurangi erosi dan menahan laju
aliran permukaan juga bias berfungsi sebagai mulsa.
8. Penyiangan parsial
Penyiangan parsial merupakan teknik dimana lahan tidak disiangi seluruhnya yaitu
dengan cara menyisakan sebagian rumput alami maupun tanaman penutup tanah (lebar
sekitar 20-30 cm) sehingga di sekitar batang tanaman pokok akan bersih dari gulma. Teknik
penyiangan yang termasuk dalam penyiangan parsial adalah :
a. Strip tumbuhan alami (natural vegetative strips = NVS)
b. Penyiangan sekeliling batang tanaman pokok
9. Penerapan pola tanam
Pola tanam adalah sistem pengaturan waktu tanam dan jenis tanaman sesuai dengan
iklim, kesesuaian tanah dengan jenistanaman, luas lahan, ketersediaan tenaga, modal, dan
pemasaran. Pola tanam berfungsi meningkatkan intensitas penutupan tanah dan mengurangi
terjadinya erosi.
a. Pergiliran tanaman
Pergiliran tanaman (crop rotation) adalah sistem bercocok tanam dimana sebidang
lahan ditanami dengan beberapa jenis tanaman secara bergantian.
b. Tumpang sari
Tumpang
sari
(intercropping)
adalah
sistem
bercocok
tanam
dengan
menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak/bersamaan pada
sebidang tanah.
B. Metode Mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah dan
pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan
kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam konservasi tanah dan air adalah
pengolahan tanah, guludan, teras, penghambat (check dam), waduk, rorak, perbaikan
drainase dan irigasi (Arsyad, 2006).
C. Metode Kimia atau cara kimia dalam usahan pencegahan erosi,yaitu dengan pemanfaatan soil
conditiner atau bahan pamtap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah
akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia yang banyak di pakai dalam pemantapan
struktur tanah ini adalah
1. MCS : Campuran dimethyldichlorosilane dan methyl-trichlorosilane. Cairan ini dapat
mudah menguap, gas yang terbentuk akan bercampur dengan air tanah dan membuat
agregat tanah stabil.
2. Emulsi Bitumen : Bitumen merupakan bahan kimia termurah di bandingkan dengan
senyawa kimia yang lain dan mengandung gugus aktif Carboxyl. Bahan kimia ini
menyebabkan tanah lebih hidrofobik sehingga sangat bermanfaat bagi pembentukan
agregat tanah yang mudah mengeras
IV.
Alat dan Bahan
1. Tiga wadah besar berukuran sama (dapat memanfaatkan botol air mineral bekas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
V.
berukuran 1,5 liter)
Tiga wadah dengan volume 500 ml
Tanah untuk mengisi ketiga wadah tersebut
Tanah yang di tumbuhi rumput
Serasah
Air 1 liter
Gunting
Prosedur Kerja
1. Wadah pertama isi dengan tanah yang ditumbuhi rumput, wadah kedua isi dengan
tanah bercampur serasah dan wadah ketiga diisi tanah saja
2. Bagi dua wadah 500 ml kemudian lubangi ujungnya setelah itu pasang benang
3.
4.
5.
6.
VI.
sehingga botol bisa digantung
Tuangkan air kedalam wadah yang telah dipotong di ujung wadah berukuran 1,5 liter
Tuangkan air di masing-masing wadah secara perlahan sebanyak 100 ml
Amati tingkat kekeruhan air yang telah ditampung dibagian bawah wadah
Untuk lebih memahami langkah percobaan dapat dilihat gambar dibawah ini
Hasil
Pada
dan Pembahasan
percobaan
konservasi tanah
kali
ini
menggunakan
strategi mulsa yang
mengunakan bahan-bahan sisa tanaman, serasah, sampah, plastik dan bahan-bahan lainnya.
Keunggulan mulsa adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kesuburan tanah karena menambah bahan organik
Meningkatkan peresapan air
Mengurangi erosi
Meningkatkan kehidupan jasad mikro dan makro di dalam tanah
Meningkatkan kelembaban tanah
A. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Mulsa
1. Mulsa Organik dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti jerami, cacahan
batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya
a. Kelebihannya meliputi :
Dapat di peroleh secara bebas/gratis
Memiliki efek menurunkan suhu tanah
Mengonservasi tanah dengan menekan erosi
Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu
Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu
tertentu
b. Kekurangannya meliputi :
Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.
Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari
pusatbudidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi.
Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya
2. Mulsa Anorganik dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai seperti bahan
plastik
a. Kelebihannya adalah :
Dapat di peroleh setiap saat
Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik
Dapat menekan erosi
Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat
Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa
b. Kekurangannya adalah :
Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk
Harganya relativ mahal
1
2
3
Hasil percobaan:
a. Wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput airnya agak jernih karena aliran air akan diserap
oleh akar rumput tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses
penghancuran partikel tanah
b. Wadah ke-2 diisi serasah airnya agak keruh karena hanya sedikit tanah menyerap air
sehingga partikel tanah ikut terangkut aliran air
c. Wadah ke-3 diisi tanah airnya keruh sekali hal ini disebabkan karena tidak
penyerapan air sehingga partikel-partikel tanah lebih mudah terbawa aliran air
VII.
Pertanyaan dan Tugas
1. Apa yang terjadi ketika kita mengalirkan air ke dalam ketiga wadah tersebut
2. Dari ketiga wadah, mana yang memiliki air yang lebih banyak dan jernih?
3. Apa pendapat anda tentang fungsi dari tanaman rumput di wadah 1?
4. Diskusikan mengapa terjadi banjir bandang serta bagaimana cara mengantisipasinya
Jawaban:
1. Pada wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput airnya agak jernih, wadah ke-2 diisi serasah
airnya agak keruh, pada wadah ke-3 diisi tanah airnya keruh sekali
2. Pada wadah ke-1 yang ditumbuhi rumput
3. Fungsi dari tanaman rumput diwadah ke-1 untuk melindungi tanah dari kehilangan air
melalui evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan
ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam
tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses
transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam
tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
4. Banjir bandang adalah banjir di daerah dipermukaan rendah yang terjadi akibat hujan
yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat
penjenuhan air terhadap tanah yang berlangsung begitu cepat hingga air tidak dapat
diserap lagi oleh tanah, cara mengantisipasi banjir bandang sebagai berikut:
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak menebang pohon secara liar
Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul
Tidak mendirikan bangunan atau pemukiman pada wilayah yang menjadi lokasi
penyerapan air
VIII.
Kesimpulan
Strategi konservasi tanah bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Konservasi
tanah pada dasarnya merupakan cara penggunaan tanah yang sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah. Salah satu strategi konservasi tanah dalam mengurasi erosi
pada lahan pertanian adalah dengan mulsa yang memanfaatkan bahan-bahan sisa
makanan atau tumbuhan, sampah dan serasah.
Daftar Pustaka
Arysad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Instisut Pertanian Bogor Press
Aulia, N. 2012. Konservasi mekanik dan kimia.
http://www.slideshare.net/Nurul_Aulia/konservasi-mekanik-dan-kimia, diakses pada 15 Oktober
2015
Balai besar litbang. 2007. Petunjuk Teknis Konservasi Air dan Tanah.
http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/download/jukniskta.pdf, diakses pada 15 Oktober 2015
Ikhsan. 2009. Mulsa. http://informasipertanian.blogspot.com/2009/09/mulsa.html, diakses pada
15 Oktober 2015
Arga, A. 2010. Mulsa. http://anggi-arga.blogspot.com/2010/03/mulsa.html, diakses pada 15
Oktober 2015
Ruijter, J. dan F. Agus. 2004. Mulsa. http://www.worldagroforestry.org, diakses pada 15 Oktober
2015