S PAI 1001812 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Gambar 3.1 Peta Lokasi Madrasah

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung, yang bertempat di Jalan H. Alpi No. 40 Cijerah Kota Bandung 40212, Telp. (022) 6027957. Dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ MAN 1 Bandung, sertabeberapa siswa kelas X dan XI MAN 1 Bandung.

B. Desain Penelitian

Proses mengamati dalam suatu penelitian cocok dilakukan untuk hampir semua kegiatan dalam mempelajari kehidupan manusia. Melalui proses pengamatan yang sering dilakukan, peneliti akan mampu menerangkan apa yang terjadi, apa dan siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut, dimana kejadian itu berlangsung, bagaimana terjadinya, dan mengapa bisa terjadi seperti itu. Pengamatan dan metode penelitian kualitatif meliputi keseluruhan kejadian, kelakuan, dan benda-benda yang ada pada latar penelitian tempat subjek berada sebagaimana yang diamati oleh peneliti sendiri. Cara tersebut juga sangat bagus untuk mempelajari proses terjadinya suatu peristiwa, mencari hubungan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, hubungan orang-orang tersebut dengan


(2)

mencapai tujuan yang diharapkan jika persiapan dilakukan dengan matang, oleh karena itu untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.Maka, untuk memudahkan penelitian agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku, peneliti mempersiapkan penelitian ini dengan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut.

1. Tahap pra-survei

Pada tahap ini, peneliti mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu dengan melakukan pra-survei ke MAN 1 Bandung dengan maksud untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi umum di tempat tersebut. Hal ini dilakukan guna untuk mendapatkan data tentang keadaan pembelajaran di MAN 1 Bandung.

Setelah mengadakan pra-survei, selanjutnya peneliti mengajukan rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Setelah menetapkan lapangan penelitian, selanjutnya peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, maka peneliti terjun ke lapangan untuk memulai pelaksanaan penelitian dengan menekankan bahwa instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.

3. Tahap analisis data

Kegiatan analisis data ini dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Dengan demikian, pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen.


(3)

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan menganalisis secara lebih dekat serta mendalam bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran al-Qur`ān

al-Ḥadīṡ sebagai salah satu mata pelajaran di Madrasah Aliyah. Hasil penglihatan dan analisis peneliti dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi. Adapun penulisan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif, yaitu melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang.

Untuk memusatkan penelitian pada prinsip-prinsip umum dari satuan-satuan gejala lainnya dengan menggunakan kebiasaan guru dan siswa yang bersangkutan, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif sebagaimana menurut Prof. Parsudi Suparlan (dalam Patilima, 2011, hlm. 2), pendekatan kualitatif seringkali juga dinamakan sebagai pendekatan humanistik, karena didalam pendekatan ini cara pandang, cara hidup, selera, ataupun ungkapan emosi dan keyakinan dari warga masyarakat yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti, juga termasuk data yang perlu dikumpulkan.

D. Definisi Operasional

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, terlebih dahulu akan diuraikan tentang model. Istilah “model” dapat dipahami sebagai suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan sesuatu kegiatan. Selain itu, istilah “model” dapat juga

dipahami sebagai suatu barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya (Sagala, 2005, hlm. 62).

Adapun istilah belajar atau pembelajaran, adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Pengertian lainnya adalah bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2009, hlm. 27-28), yang mana pembelajaran di sini merupakan proses yang dilakukan oleh siswa di kelas


(4)

Maka, dapat diketahui bahwa model pembelajaran menurut Winataputra adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan belajar dan mengajar (Sagala, 2005, hlm. 62). Pengertian lain yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model mengajar atau model pengajaran adalah pendekatan spesifisik dalam mengajar yang memiliki tiga ciri, yaitu tujuan, fase, dan fondasi. Strategi mengajar tertanam di dalam setiap model. Model merupakan sebuah alat untuk membantu guru menggunakan segala keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki (Eggen & Kauchak, 2012, hlm. 7-8).

Dari penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu upaya sistematis untuk membelajarkan murid tentang al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung dalam situasi dan kondisi tertentu, yaitu pada saat peneliti melakukan penelitian ini. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung adalah pembelajaran yang tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, akan tetapi suasana penciptaan lingkungan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ yang tergambar di luar kelas/jam mata pelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri atau human instrument. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2011, hlm. 306). Fokus penelitiannya pun ada pada persepsi dan pengalaman informan dan cara mereka memandang kehidupannya, sehingga tujuannya bukan untuk memahami realita tunggal, tetapi realita majemuk. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian proses yang berlangsung dan hasilnya (Patilima, 2011, hlm. 61).


(5)

Dalam Sugiyono (2011, hlm. 307-308), disebutkan ada beberapa ciri peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution, yaitu:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada situasi instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan

pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelaksanaan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yangdigunakan oleh human instrument agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diperlukan adalah melalui pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Ketiga teknik pengumpulan data ini dilakukan karena menyesuaikan dengan metode dan pendekatan penelitian yang telah dibahas di atas. Melalui pengamatan, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa; selanjutnya melalui wawancara, peneliti dapat menanyakan data yang diperlukan yang tidak dapat hanya melihat kegiatan ataupun dokumen untuk memenuhi data yang diperlukan; dan yang terakhir adalah melalui studi dokumen, teknik pengumpulan data ini digunakan untuk memperkuat data temuan dari hasil wawancara dan observasi, karena dengan adanya dokumen tersebut berarti terdapat kebenaran atas apa yang ditanyakan dalam wawancara.


(6)

1. Pengamatan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, yang dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Dalam Patilima (2011, hlm. 64), disebutkan bahwa metode pengamatan terdapat tiga jenis metode, yaitu pengamatan biasa, pengamatan terkendali, dan pengamatan terlibat. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa penelitian ini menggunakan observasi non-partisipan, atau dalam kata lain adalah pengamatan biasa. Metode pengamatan biasa menurut Prof. Parsudi Suparlan (Patilima, 2011, hlm. 64) disebutkan tidak memperbolehkan peneliti terlibat dalam hubungan-hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini sering dipergunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang diperlukan berkenaan dengan masalah-masalah yang terwujud dari sesuatu peristiwa atau gejala-gejala.

Pengamatan ini dilakukan pada kegiatan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ

(P. KP. QH) dan pengamatan terhadap suasana di lingkungan MAN 1 Bandung (P. SL. MAN1BDG).

2. Wawancara

Dalam Sarosa (2012, hlm. 45), wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu, dengan wawancara peneliti dapat memperoleh banyak data yang berguna bagi penelitiannya. Berdasarkan bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara, maka wawancara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu wawancara tertutup, wawancara terbuka, dan wawancara tertutup terbuka. Namun, teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan-pertanyaan yang mangundang jawaban terbuka (Emzir, 2011, hlm. 51).

Adapun berdasarkan macam-macamnya, Esterberg dalam Sugiyono (2011, hlm. 317) membagi wawancara kedalam tiga macam, yaitu: wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dan yang digunakan dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan


(7)

wawancara terstruktur, yaitu pewawancara telah mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Selain menggunakan alat instrumen ketika melakukan wawancara, pewawancara pun dapat menggunakan alat bantu lainnya seperti tape recorder, camera, atau pun alat lainnya yang dapat membantu pewawancara dalam melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ (W. G. QH). 3. Studi Dokumen

Disamping observasi dan wawancara, teknik pengumpulan data lainnnya adalah melalui studi dokumen, menurut Esterberg, studi dokumen yaitu segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012, hlm. 61). Begitu juga dalam Sugiyono (2011, hlm. 326), disebutkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia mencakup: budget, iklan, deskripsi kerja, laporan tahunan, memo, arsip sekolah, korespondensi, brosur informasi, materi pengajaran, laporan berkala, websites, paket orientasi atau rekruitmen, kontrak, catatan proses pengadilan, poster, detik-detik pertemuan, menu dan banyak jenis item tertulis lainnya (Emzir, 2011, hlm. 62).

Hasil penelitian dari pengamatan atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang dikumpulkan peneliti, dan juga dapat digunakan sebagai bukti dari sebagian data hasil wawancara maupun observasi.

Studi dokumentasi ini dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang ada pada guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, seperti Kurikulum (D. KUR. QH) Silabus (D. SIL. QH), RPP (D. RPP. QH), Bagian Kesiswaan MAN 1 Bandung (D. KES. MAN1BDG), Bagian Tata Usaha MAN 1 Bandung (D. TU. MAN1BDG),


(8)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles & Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2011, hlm. 334). 1. Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah rangkuman, pemilihan hal-hal pokok, pemokusan hal-hal yang penting, mencari tema dan pola. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 336).

Tidak jauh berbeda dengan Sugiyono, Patilima (2011, hlm. 100) menyebutkan reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Sebenarnya reduksi sudah tampak pada saat penelitian memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan penelitian dan metode pengumpulan data yang dipilih. Pada saat pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode menelusur tema, membuat gugus-gugus, dan membuat caatan kaki. Pada intinya reduksi data terjadi sampai penulisan laporan akhir penelitian.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman

menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk


(9)

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2011, hlm. 339).

Begitu juga dengan Matthew dan Michael (Patilima, 2011, hlm. 101) menyebutkan bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Conclusion drawing/verification (kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011, hlm. 343).

Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor. Penarikan kesimpulan hanyalahsebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Pembuktian kembali atau verifikasi dapat dilakukan untuk mencari pembenarn dan persetujuan, sehingga validitas dapat tercapai (Patilima, 2011, hlm. 101).


(1)

Maka, dapat diketahui bahwa model pembelajaran menurut Winataputra adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan belajar dan mengajar (Sagala, 2005, hlm. 62). Pengertian lain yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model mengajar atau model pengajaran adalah pendekatan spesifisik dalam mengajar yang memiliki tiga ciri, yaitu tujuan, fase, dan fondasi. Strategi mengajar tertanam di dalam setiap model. Model merupakan sebuah alat untuk membantu guru menggunakan segala keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki (Eggen & Kauchak, 2012, hlm. 7-8).

Dari penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu upaya sistematis untuk membelajarkan murid tentang al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung dalam situasi dan kondisi tertentu, yaitu pada saat peneliti melakukan penelitian ini. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung adalah pembelajaran yang tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, akan tetapi suasana penciptaan lingkungan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ yang tergambar di luar kelas/jam mata pelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri atau human instrument. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2011, hlm. 306). Fokus penelitiannya pun ada pada persepsi dan pengalaman informan dan cara mereka memandang kehidupannya, sehingga tujuannya bukan untuk memahami realita tunggal, tetapi realita majemuk. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian proses yang berlangsung dan hasilnya (Patilima, 2011, hlm. 61).


(2)

Dalam Sugiyono (2011, hlm. 307-308), disebutkan ada beberapa ciri peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution, yaitu:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada situasi instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan

pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelaksanaan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yangdigunakan oleh human instrument agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diperlukan adalah melalui pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Ketiga teknik pengumpulan data ini dilakukan karena menyesuaikan dengan metode dan pendekatan penelitian yang telah dibahas di atas. Melalui pengamatan, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa; selanjutnya melalui wawancara, peneliti dapat menanyakan data yang diperlukan yang tidak dapat hanya melihat kegiatan ataupun dokumen untuk memenuhi data yang diperlukan; dan yang terakhir adalah melalui studi dokumen, teknik pengumpulan data ini digunakan untuk memperkuat data temuan dari hasil wawancara dan observasi, karena dengan adanya dokumen tersebut berarti terdapat kebenaran atas apa yang ditanyakan dalam wawancara.


(3)

1. Pengamatan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, yang dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Dalam Patilima (2011, hlm. 64), disebutkan bahwa metode pengamatan terdapat tiga jenis metode, yaitu pengamatan biasa, pengamatan terkendali, dan pengamatan terlibat. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa penelitian ini menggunakan observasi non-partisipan, atau dalam kata lain adalah pengamatan biasa. Metode pengamatan biasa menurut Prof. Parsudi Suparlan (Patilima, 2011, hlm. 64) disebutkan tidak memperbolehkan peneliti terlibat dalam hubungan-hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini sering dipergunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang diperlukan berkenaan dengan masalah-masalah yang terwujud dari sesuatu peristiwa atau gejala-gejala.

Pengamatan ini dilakukan pada kegiatan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ

(P. KP. QH) dan pengamatan terhadap suasana di lingkungan MAN 1 Bandung (P. SL. MAN1BDG).

2. Wawancara

Dalam Sarosa (2012, hlm. 45), wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu, dengan wawancara peneliti dapat memperoleh banyak data yang berguna bagi penelitiannya. Berdasarkan bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara, maka wawancara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu wawancara tertutup, wawancara terbuka, dan wawancara tertutup terbuka. Namun, teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan-pertanyaan yang mangundang jawaban terbuka (Emzir, 2011, hlm. 51).

Adapun berdasarkan macam-macamnya, Esterberg dalam Sugiyono (2011, hlm. 317) membagi wawancara kedalam tiga macam, yaitu: wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dan yang digunakan dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan


(4)

wawancara terstruktur, yaitu pewawancara telah mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Selain menggunakan alat instrumen ketika melakukan wawancara, pewawancara pun dapat menggunakan alat bantu lainnya seperti tape recorder, camera, atau pun alat lainnya yang dapat membantu pewawancara dalam melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ (W. G. QH). 3. Studi Dokumen

Disamping observasi dan wawancara, teknik pengumpulan data lainnnya adalah melalui studi dokumen, menurut Esterberg, studi dokumen yaitu segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012, hlm. 61). Begitu juga dalam Sugiyono (2011, hlm. 326), disebutkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia mencakup: budget, iklan, deskripsi kerja, laporan tahunan, memo, arsip sekolah, korespondensi, brosur informasi, materi pengajaran, laporan berkala, websites, paket orientasi atau rekruitmen, kontrak, catatan proses pengadilan, poster, detik-detik pertemuan, menu dan banyak jenis item tertulis lainnya (Emzir, 2011, hlm. 62).

Hasil penelitian dari pengamatan atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang dikumpulkan peneliti, dan juga dapat digunakan sebagai bukti dari sebagian data hasil wawancara maupun observasi.

Studi dokumentasi ini dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang ada pada guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, seperti Kurikulum (D. KUR. QH) Silabus (D. SIL.

QH), RPP (D. RPP. QH), Bagian Kesiswaan MAN 1 Bandung (D. KES. MAN1BDG), Bagian Tata Usaha MAN 1 Bandung (D. TU. MAN1BDG),


(5)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles & Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2011, hlm. 334). 1. Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah rangkuman, pemilihan hal-hal pokok, pemokusan hal-hal yang penting, mencari tema dan pola. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 336).

Tidak jauh berbeda dengan Sugiyono, Patilima (2011, hlm. 100) menyebutkan reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Sebenarnya reduksi sudah tampak pada saat penelitian memutuskan kerangka konseptual, wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan penelitian dan metode pengumpulan data yang dipilih. Pada saat pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode menelusur tema, membuat gugus-gugus, dan membuat caatan kaki. Pada intinya reduksi data terjadi sampai penulisan laporan akhir penelitian.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk


(6)

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2011, hlm. 339).

Begitu juga dengan Matthew dan Michael (Patilima, 2011, hlm. 101) menyebutkan bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Conclusion drawing/verification (kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011, hlm. 343).

Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor. Penarikan kesimpulan hanyalahsebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Pembuktian kembali atau verifikasi dapat dilakukan untuk mencari pembenarn dan persetujuan, sehingga validitas dapat tercapai (Patilima, 2011, hlm. 101).