T PSN 1303334 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31
menyatakan bahwa, (Ayat 1) Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan; dan (Ayat 2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan penerintah wajib membiayainya. Dukungan tersebut dibuktikan dengan
diberikannya Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) pada tahun 2005
sebagai upaya menyokong program wajib belajar tersebut. Undang-Undang No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
warga Negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pada pasal 34 ayat 2 dipaparkan bahwasanya pemerintah dan juga pemerintah
daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada pendidikan dasar
tanpa dipungut biaya.
Pada ayat 3 disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Hukum tersebut menjadi landasan wajibnya pendidikan,
khususnya pendidikan formal. Tidak hanya itu Peraturan Pemerintah No 73 tahun
1993 memberikan peluang kepada pendidikan luar sekolah untuk turut
memberikan andil dalam percepatan program wajib belajar 9 tahun dengan
diadakannya program paket A dan paket B.
Pengerucutan pemaparan di atas dimulai ketika menilik Undang-Undang No
20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri
dari pendidikan formal, nonformal dan informal. Dari hukum di atas, maka
didapat turunan pengaplikasian tentang pendidikan yang mencakup tiga yakni
pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal menitikberatkan
kepada pendidikan di sekolah seperti SD, SMP dan SMA dan perguruan tinggi
atau dengan istilah lain yakni pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai
pendidikan tinggi.
Berbeda dengan informal yang memfokuskan kepada pendidikan di dalam
keluarga seperti belajar kesantunan, homeschooling (pendidikan formal yang
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
dilaksanakan secara informal) dan yang terakhir namun tak kalah pentingnya
adalah pendidikan non formal. Pendidikan non formal merupakan jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang, seperti kursus, bimbingan belajar, pembinaan keterampilan ibu-ibu
PKK dan sebagainya. Pendidikan non formal ini mendukung layanan pendidikan
bagi warga masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti penambah maupun
pelengkap pendidikan formal. Hal ini pun mendorong pengembangan kepribadian
profesional.
Penelitian ini kemudian merujuk kepada fenomena bahwa Indonesia tidak
hanya berkutat pada pendidikan saja, akan tetapi juga banyak hal yang menjadi
pendukung kemajuan negara ini. Di antaranya adalah keanekaragaman wisata
alam, budaya, karya seni, kuliner dan sebagainya. Jayagiri - Lembang, Jawa Barat
merupakan salah satu wilayah yang menggambarkan hal tersebut. Sehingga
tidaklah mengherankan bilamana disana terdapat berbagai potensi budaya yang
bisa digali.
Potensi tersebut tidak serta merta terwujud begitu saja. Butuh pendidikan
sebagai cara untuk meraihnya. Dalam penelitian ini, pendidikan luar sekolah atau
pendidikan non formal bisa menjadi alternatif untuk menggali potensi budaya.
Selain hal tersebut penelitian ini juga dapat menjadi cara terbaik dalam mengelola
dan menangani sampah, khususnya limbah tekstil yang dipandang sering
melahirkan permasalahan lingkungan.
Menurut hasil wawancara dengan dosen seni (Tri Karyono, 6 April 2015)
dalam produksi kerajinan atau indukstri dikenal dengan sistem 3R atau reuse,
reduce, dan recycle. Usaha mengolah sampah termasuk salah satu bagian dalam
pengelolaan sampah limbah tekstil. Reuse berarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan
Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat. Mengelola sampah dengan sistem 3R dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan bahkan tanpa
biaya yang besar. Hanya dibutuhkan sedikit waktu dan kepedulian kita. Produk
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
karya yang dihasilkan diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat
sekitar terutama kaum perempuan, menggali potensi wisata daerah, penelitian ini
juga bermaksud mengurangi permasalahan lingkungan hidup dalam bidang
limbah tekstil.
Pemanfaatan sampah atau limbah indstri tekstil dapat digunakan untuk
pembuatan kerajinan, khususnya dalam pembuatan kerajinan tangan dari bahan
tekstil. Jenis kerajinan ini bilamana diolah dan ditata sedemikian rupa bisa
menjadi produk kerajinan yang akan menarik perhatian. Upaya memproduksi dan
memasyarakatkan
produk
kerajinan
pada
suatu
masyarakat
bilamana
membutuhkan untuk benda yang akan di Jual atau benda yang akan menjadi
bagian pendapatan hidupnya.
Daerah Lembang Bandung yang penuh dengan panorama keindahan alam,
dalam lima tahun terakhir telah berkembang menjadi tempat wisata masyarakat
domestik dan luar negeri. Semakin banyaknya wilayah rekreasi dibarengi dengan
tumbuhnya bangunan hotel dan villa yang menyebabkan keramaian di hari libur.
sekaligus menjadi pangsa pasar berbagai produk, termasuk produk kerajinan.
Kenyataannya, pelaku usaha bidang kerajinan bukanlah penduduk asli
lembang. Umumnya mereka yang datang dari berbagai daerah lainnya. Sedangkan
penduduk aslinya kebanyakan menjadi penonton. Sebagai seorang wanita penulis
membidik keberadaan penduduk wanita, khususnya kategori ibu-ibu rumah
tangga yang ada di Desa Jayagiri Lembang. Mereka tidak banyak terlibat dalam
industri pariwisata, khusunya dalam pembuatan benda kerajinan yang bisa dijual
dalam industrialisasi pariwisata di Kota Lembang.
Posisi Desa Jayagiri berada tepat di seputar Kota Lembang yang tentunya
bersentuhan langsung dengan kegiatan industri pariwisata. Tidak banyak produk
kerajinan buatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang. Tatkala terjadi
hirup pikuknya keramaian wisata di setiap hari libur, mereka tampak kebingungan
mengembangkan diri dan mencari produk apa yang dijual. Kenyataan ini lebih
jelasnya diperlihatkan dari fenomena, sebagai berikut:
1.
Kebanyakan kelompok ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri memiliki
banyak waktu yang tidak dimanfaatkan yang dapat menambah penghasilan
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
keluarga. Kurang produktifnya kelompok ini disebabkan karena tidak
memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk dengan bahan yang ada di
sekitarnya.
2.
Desa Jayagiri Lembang dari dahulu sampai sekarang dikenal sebagai daerah
wisata dengan beragam tempat yang ditawarkan ke wisatawan yang datang.
Mengingat demikian, wilayah ini sangat baik untuk digunakan sebagai tempat
pemasaran hasil kerajinan produksinya.
3.
Banyaknya limbah tekstil yang tidak dimanfaatkan di berbagai tempat di
Lembang dan daerah lainnya, menyebabkan produk yang akan dibuat
memiliki kompetitif dari segi harga yang akan dijual.
4.
Utamanya keahlian para ibu rumah tangga adalah berkaitan dengan kain dan
memperbaikinya. Keterampilan jahit-menjahit dan pengeleman adalah
keahlian yang sudah dimiliki kebanyakan. Namun karena pengetahuan yang
terbatas kemampuannya tidak bisa dikembangkan menjadi kemampuan
produksi kerajinan yang berbasis kemampuan dasar.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dikatakan, sekalipun wilayah Lembang
menjadi objek pariwisata namun kemampuan memproduksi kerajinan dan
keahalian pembuatan kerajinan masih belum tumbuh. Hal ini disebabkan
kurangnya daya masyarakat (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dimiliki
mereka. Diperlukan usaha pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis limbah
tekstil untuk kelompok ibu rumah tangga agar kemampuan dasarnya bisa
berkembang di Desa Jayagiri. Permasalahan ini diduga karena hal-hal, sebagai
berikut:
1. Faktor pendorong, khususnya pengajar yang memberikan kemampuannya
secara terbuka dan kongkrit dalam pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil. Para pengajar atau narasumber tidak memberi kesempatan pada
kelompok ibu rumah tangga yang membutuhkan kesempatan untuk menambah
kemampuan diri untuk berusaha.
2. Kurang gigihnya semangat masyarakat kelompok ibu rumah tangga untuk
terlibat dalam berwirausaha kerajinan, khususnya mereka yang bermukim di
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
wilayah Desa Jayagiri Lembang untuk mengembangkan diri menjadi bagian
pelaku usaha industri kerajinan.
3. Belum ditemukan pola pembelajaran yang efektif untuk kelompok ibu rumah
tangga dalam mengolah limbah tekstil untuk dijadikan produk kerajinan bagi
kelompok ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pembelajaran kerajinan tangan yang berbahan dasar limbah tekstil
untuk peningkatan kemampuan kelompok ibu rumah tangga. Penelitian ini berkait
dengan studi yang penulis geluti dalam bidang pendidikan seni rupa di Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan demikian judul penelitian
yang penulis ajukan yakni: POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah
Tangga di Jayagiri-Lembang).
B. Batasan dan Fokus Permasalahan
Penelitian ini berkenaan dengan pola pembelajaran keterampilan yang sangt
luas cakupannya. Namun penulis membatasi yang dimaksud dengan keterampilan
adalah pembuatan benda kerajinan yang menggunakan bahan dasar limbah
industri tekstil. Pembelajar dari keterampilan difokuskan pada kelompok
masyarakat ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah Desa Jayagiri,
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pola pembelajaran ini adalah
bagian dari pola pembelajaran yang dipandang efektif untuk digunakan oleh
kelompok pembelajar ibu rumah tangga yang tentunya berbeda dengan pola
pembelajar usia lainnya. Pola pembelajaran menyangkut tahapan-tahapan
pembelajaran yang harus dilalui dari merancang, membuat dan memfinishing.
Dengan batasan tersebut, maka penulis memfokus masalah penelitian ini menjadi:
“Bagaimana pola pembelajaran keterampilan kerajinan yang berbasis limbah
tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu Rumah Tangga di Desa Jayagiri –
Lembang Bandung Barat?.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Agar lebih operasional, maka fokus masalah penelitian ini dirumuskan dalam
tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil
yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang?
2. Tahapan-tahapan pola pembelajaran keterampilan apa saja yang harus dilalui
dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok
masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?
3. Produk kerajinan apa yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran
keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah
tangga di Desa Jayagiri - Lembang?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil
untuk masyarakat Desa Jayagiri - Lembang dalam pembuatan benda kerajinan
limbah tekstil.
2.
Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, peneliti menyimpulkan tujuan khusus
dalam penelitian ini, yakni:
a. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa
Jayagiri – Lembang.
b. Menganalisis produk kerajinan yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran
keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah
tangga di Desa Jayagiri – Lembang.
c. Menemukan tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan yang harus dilalui
dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok
masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan bermanfaat, baik secara
keilmuan (teoritis) maupun empirik (dapat diterapkan), seperti yang dijabarkan
sebagai berikut:
1.
Manfaat secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menemukan konsep pembelajaran
keterampilan yang digunakan untuk penambahan kemampuan diri, khususnya
pembelajaran keterampilan keterampilan yang berbasis limbah tekstil di
lngkungan masyarakat.
2.
Manfaat secara Praktis
a.
Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan tentang kemampuan pembelajaran keterampilan yang
diterapkan di lingkungan masyarakat.
2) Menjadi pengalaman praktis penulis dalam melakukan penelitian lanjutan di
bidang pendidikan.
3) Menjadi keahlian peneliti yang menjadi tenaga pendidik dalam meningkatkan
apresiasi dan kreativitas masyarakat dalam berkarya seni.
4) Dapat mengembangkan seni dalam konteks mendaur ulang bahan limbah
tekstil yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.
b.
Bagi Pemegang Kebijakan
1) Melengkapi kepustakaantentang pola pembelajaran keterampilan berbasis
limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
2) Mengembangkan seni dengan memanfaatkan bahan limbah sehingga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.
3) Dapat memberdayakan dan memberi peluang lapangan pekerjaan bagi
penduduk sekitar Jayagiri Lembang.
4) Dapat memproduksi karya seni tanpa tergantung pada produk buatan yang
diproduksi dari luar daerah bahkan dari negara asing.
5) Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi pemegang kebijakan tentang
pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Jayagiri
Lembang
dalam
berwirausaha
(studi
kasus
pembelajaran
keterampilan).
c.
Bagi Prodi Pendidikan Seni
1) Menjadikan Universitas Pendidikan Indonesia khususnya Prodi Pendidikan
Seni Sekolah Pasca Sarjana sebagai perguruan tinggi yang memiliki referensi
pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat
Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
2) Sebagai bahan acuan untuk pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
Berisi uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan, Batasan dan Fokus
permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Berisi kajian pustaka berupa temuan penelitian terdahulu dengan bidang yang
dikaji yaitu Konsep Pendidikan, Konsep Pembelajaran dan Belajar, Konsep
Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran Seni Rupa, Konsep Seni Rupa, Konsep
Seni Tekstil dan Model Berpikir.
BAB III
Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metodologi Penelitian, meliputi Metode
dan Pendekatan Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data, serta Pengelolaan dan Analisis Data.
BAB IV
Berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Melaporkan hasil
pengolahan data berupa pemaparan analisis temuan.
BAB V
Berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil temuan dalam penelitian serta memuat
saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31
menyatakan bahwa, (Ayat 1) Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan; dan (Ayat 2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan penerintah wajib membiayainya. Dukungan tersebut dibuktikan dengan
diberikannya Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) pada tahun 2005
sebagai upaya menyokong program wajib belajar tersebut. Undang-Undang No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
warga Negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pada pasal 34 ayat 2 dipaparkan bahwasanya pemerintah dan juga pemerintah
daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada pendidikan dasar
tanpa dipungut biaya.
Pada ayat 3 disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Hukum tersebut menjadi landasan wajibnya pendidikan,
khususnya pendidikan formal. Tidak hanya itu Peraturan Pemerintah No 73 tahun
1993 memberikan peluang kepada pendidikan luar sekolah untuk turut
memberikan andil dalam percepatan program wajib belajar 9 tahun dengan
diadakannya program paket A dan paket B.
Pengerucutan pemaparan di atas dimulai ketika menilik Undang-Undang No
20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri
dari pendidikan formal, nonformal dan informal. Dari hukum di atas, maka
didapat turunan pengaplikasian tentang pendidikan yang mencakup tiga yakni
pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal menitikberatkan
kepada pendidikan di sekolah seperti SD, SMP dan SMA dan perguruan tinggi
atau dengan istilah lain yakni pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai
pendidikan tinggi.
Berbeda dengan informal yang memfokuskan kepada pendidikan di dalam
keluarga seperti belajar kesantunan, homeschooling (pendidikan formal yang
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
dilaksanakan secara informal) dan yang terakhir namun tak kalah pentingnya
adalah pendidikan non formal. Pendidikan non formal merupakan jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang, seperti kursus, bimbingan belajar, pembinaan keterampilan ibu-ibu
PKK dan sebagainya. Pendidikan non formal ini mendukung layanan pendidikan
bagi warga masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti penambah maupun
pelengkap pendidikan formal. Hal ini pun mendorong pengembangan kepribadian
profesional.
Penelitian ini kemudian merujuk kepada fenomena bahwa Indonesia tidak
hanya berkutat pada pendidikan saja, akan tetapi juga banyak hal yang menjadi
pendukung kemajuan negara ini. Di antaranya adalah keanekaragaman wisata
alam, budaya, karya seni, kuliner dan sebagainya. Jayagiri - Lembang, Jawa Barat
merupakan salah satu wilayah yang menggambarkan hal tersebut. Sehingga
tidaklah mengherankan bilamana disana terdapat berbagai potensi budaya yang
bisa digali.
Potensi tersebut tidak serta merta terwujud begitu saja. Butuh pendidikan
sebagai cara untuk meraihnya. Dalam penelitian ini, pendidikan luar sekolah atau
pendidikan non formal bisa menjadi alternatif untuk menggali potensi budaya.
Selain hal tersebut penelitian ini juga dapat menjadi cara terbaik dalam mengelola
dan menangani sampah, khususnya limbah tekstil yang dipandang sering
melahirkan permasalahan lingkungan.
Menurut hasil wawancara dengan dosen seni (Tri Karyono, 6 April 2015)
dalam produksi kerajinan atau indukstri dikenal dengan sistem 3R atau reuse,
reduce, dan recycle. Usaha mengolah sampah termasuk salah satu bagian dalam
pengelolaan sampah limbah tekstil. Reuse berarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan
Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat. Mengelola sampah dengan sistem 3R dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan bahkan tanpa
biaya yang besar. Hanya dibutuhkan sedikit waktu dan kepedulian kita. Produk
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
karya yang dihasilkan diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat
sekitar terutama kaum perempuan, menggali potensi wisata daerah, penelitian ini
juga bermaksud mengurangi permasalahan lingkungan hidup dalam bidang
limbah tekstil.
Pemanfaatan sampah atau limbah indstri tekstil dapat digunakan untuk
pembuatan kerajinan, khususnya dalam pembuatan kerajinan tangan dari bahan
tekstil. Jenis kerajinan ini bilamana diolah dan ditata sedemikian rupa bisa
menjadi produk kerajinan yang akan menarik perhatian. Upaya memproduksi dan
memasyarakatkan
produk
kerajinan
pada
suatu
masyarakat
bilamana
membutuhkan untuk benda yang akan di Jual atau benda yang akan menjadi
bagian pendapatan hidupnya.
Daerah Lembang Bandung yang penuh dengan panorama keindahan alam,
dalam lima tahun terakhir telah berkembang menjadi tempat wisata masyarakat
domestik dan luar negeri. Semakin banyaknya wilayah rekreasi dibarengi dengan
tumbuhnya bangunan hotel dan villa yang menyebabkan keramaian di hari libur.
sekaligus menjadi pangsa pasar berbagai produk, termasuk produk kerajinan.
Kenyataannya, pelaku usaha bidang kerajinan bukanlah penduduk asli
lembang. Umumnya mereka yang datang dari berbagai daerah lainnya. Sedangkan
penduduk aslinya kebanyakan menjadi penonton. Sebagai seorang wanita penulis
membidik keberadaan penduduk wanita, khususnya kategori ibu-ibu rumah
tangga yang ada di Desa Jayagiri Lembang. Mereka tidak banyak terlibat dalam
industri pariwisata, khusunya dalam pembuatan benda kerajinan yang bisa dijual
dalam industrialisasi pariwisata di Kota Lembang.
Posisi Desa Jayagiri berada tepat di seputar Kota Lembang yang tentunya
bersentuhan langsung dengan kegiatan industri pariwisata. Tidak banyak produk
kerajinan buatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang. Tatkala terjadi
hirup pikuknya keramaian wisata di setiap hari libur, mereka tampak kebingungan
mengembangkan diri dan mencari produk apa yang dijual. Kenyataan ini lebih
jelasnya diperlihatkan dari fenomena, sebagai berikut:
1.
Kebanyakan kelompok ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri memiliki
banyak waktu yang tidak dimanfaatkan yang dapat menambah penghasilan
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
keluarga. Kurang produktifnya kelompok ini disebabkan karena tidak
memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk dengan bahan yang ada di
sekitarnya.
2.
Desa Jayagiri Lembang dari dahulu sampai sekarang dikenal sebagai daerah
wisata dengan beragam tempat yang ditawarkan ke wisatawan yang datang.
Mengingat demikian, wilayah ini sangat baik untuk digunakan sebagai tempat
pemasaran hasil kerajinan produksinya.
3.
Banyaknya limbah tekstil yang tidak dimanfaatkan di berbagai tempat di
Lembang dan daerah lainnya, menyebabkan produk yang akan dibuat
memiliki kompetitif dari segi harga yang akan dijual.
4.
Utamanya keahlian para ibu rumah tangga adalah berkaitan dengan kain dan
memperbaikinya. Keterampilan jahit-menjahit dan pengeleman adalah
keahlian yang sudah dimiliki kebanyakan. Namun karena pengetahuan yang
terbatas kemampuannya tidak bisa dikembangkan menjadi kemampuan
produksi kerajinan yang berbasis kemampuan dasar.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dikatakan, sekalipun wilayah Lembang
menjadi objek pariwisata namun kemampuan memproduksi kerajinan dan
keahalian pembuatan kerajinan masih belum tumbuh. Hal ini disebabkan
kurangnya daya masyarakat (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dimiliki
mereka. Diperlukan usaha pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis limbah
tekstil untuk kelompok ibu rumah tangga agar kemampuan dasarnya bisa
berkembang di Desa Jayagiri. Permasalahan ini diduga karena hal-hal, sebagai
berikut:
1. Faktor pendorong, khususnya pengajar yang memberikan kemampuannya
secara terbuka dan kongkrit dalam pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil. Para pengajar atau narasumber tidak memberi kesempatan pada
kelompok ibu rumah tangga yang membutuhkan kesempatan untuk menambah
kemampuan diri untuk berusaha.
2. Kurang gigihnya semangat masyarakat kelompok ibu rumah tangga untuk
terlibat dalam berwirausaha kerajinan, khususnya mereka yang bermukim di
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
wilayah Desa Jayagiri Lembang untuk mengembangkan diri menjadi bagian
pelaku usaha industri kerajinan.
3. Belum ditemukan pola pembelajaran yang efektif untuk kelompok ibu rumah
tangga dalam mengolah limbah tekstil untuk dijadikan produk kerajinan bagi
kelompok ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pembelajaran kerajinan tangan yang berbahan dasar limbah tekstil
untuk peningkatan kemampuan kelompok ibu rumah tangga. Penelitian ini berkait
dengan studi yang penulis geluti dalam bidang pendidikan seni rupa di Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan demikian judul penelitian
yang penulis ajukan yakni: POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah
Tangga di Jayagiri-Lembang).
B. Batasan dan Fokus Permasalahan
Penelitian ini berkenaan dengan pola pembelajaran keterampilan yang sangt
luas cakupannya. Namun penulis membatasi yang dimaksud dengan keterampilan
adalah pembuatan benda kerajinan yang menggunakan bahan dasar limbah
industri tekstil. Pembelajar dari keterampilan difokuskan pada kelompok
masyarakat ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah Desa Jayagiri,
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pola pembelajaran ini adalah
bagian dari pola pembelajaran yang dipandang efektif untuk digunakan oleh
kelompok pembelajar ibu rumah tangga yang tentunya berbeda dengan pola
pembelajar usia lainnya. Pola pembelajaran menyangkut tahapan-tahapan
pembelajaran yang harus dilalui dari merancang, membuat dan memfinishing.
Dengan batasan tersebut, maka penulis memfokus masalah penelitian ini menjadi:
“Bagaimana pola pembelajaran keterampilan kerajinan yang berbasis limbah
tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu Rumah Tangga di Desa Jayagiri –
Lembang Bandung Barat?.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Agar lebih operasional, maka fokus masalah penelitian ini dirumuskan dalam
tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil
yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang?
2. Tahapan-tahapan pola pembelajaran keterampilan apa saja yang harus dilalui
dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok
masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?
3. Produk kerajinan apa yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran
keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah
tangga di Desa Jayagiri - Lembang?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil
untuk masyarakat Desa Jayagiri - Lembang dalam pembuatan benda kerajinan
limbah tekstil.
2.
Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, peneliti menyimpulkan tujuan khusus
dalam penelitian ini, yakni:
a. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa
Jayagiri – Lembang.
b. Menganalisis produk kerajinan yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran
keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah
tangga di Desa Jayagiri – Lembang.
c. Menemukan tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan yang harus dilalui
dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok
masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan bermanfaat, baik secara
keilmuan (teoritis) maupun empirik (dapat diterapkan), seperti yang dijabarkan
sebagai berikut:
1.
Manfaat secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menemukan konsep pembelajaran
keterampilan yang digunakan untuk penambahan kemampuan diri, khususnya
pembelajaran keterampilan keterampilan yang berbasis limbah tekstil di
lngkungan masyarakat.
2.
Manfaat secara Praktis
a.
Bagi Peneliti
1) Menambah wawasan tentang kemampuan pembelajaran keterampilan yang
diterapkan di lingkungan masyarakat.
2) Menjadi pengalaman praktis penulis dalam melakukan penelitian lanjutan di
bidang pendidikan.
3) Menjadi keahlian peneliti yang menjadi tenaga pendidik dalam meningkatkan
apresiasi dan kreativitas masyarakat dalam berkarya seni.
4) Dapat mengembangkan seni dalam konteks mendaur ulang bahan limbah
tekstil yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.
b.
Bagi Pemegang Kebijakan
1) Melengkapi kepustakaantentang pola pembelajaran keterampilan berbasis
limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
2) Mengembangkan seni dengan memanfaatkan bahan limbah sehingga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.
3) Dapat memberdayakan dan memberi peluang lapangan pekerjaan bagi
penduduk sekitar Jayagiri Lembang.
4) Dapat memproduksi karya seni tanpa tergantung pada produk buatan yang
diproduksi dari luar daerah bahkan dari negara asing.
5) Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi pemegang kebijakan tentang
pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Jayagiri
Lembang
dalam
berwirausaha
(studi
kasus
pembelajaran
keterampilan).
c.
Bagi Prodi Pendidikan Seni
1) Menjadikan Universitas Pendidikan Indonesia khususnya Prodi Pendidikan
Seni Sekolah Pasca Sarjana sebagai perguruan tinggi yang memiliki referensi
pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat
Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
2) Sebagai bahan acuan untuk pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah
tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
Berisi uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan, Batasan dan Fokus
permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Berisi kajian pustaka berupa temuan penelitian terdahulu dengan bidang yang
dikaji yaitu Konsep Pendidikan, Konsep Pembelajaran dan Belajar, Konsep
Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran Seni Rupa, Konsep Seni Rupa, Konsep
Seni Tekstil dan Model Berpikir.
BAB III
Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metodologi Penelitian, meliputi Metode
dan Pendekatan Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data, serta Pengelolaan dan Analisis Data.
BAB IV
Berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Melaporkan hasil
pengolahan data berupa pemaparan analisis temuan.
BAB V
Berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil temuan dalam penelitian serta memuat
saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan.
Asri Wibawa Sakti, 2015
POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT
JAYAGIRI - LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu