Analisis potensi ekonomi bandar lampung dg metode LQ th 2000

http://epserv.fe.unila.ac.id

Abstrak

ANALISIS POTENSI EKONOMI KOTA BANDARLAMPUNG
DENGAN METODE LQ TAHUN 2000
Oleh
Choirullah

Dalam pembentukan suatu daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah yang menjadi bahan pertimbangan adalah :
a. Faktor kemampuan ekonomi
b. Faktor potensi daerah
c. Faktor sosial budaya
d. Faktor sosial politik
e. Faktor jumlah penduduk dan pertimbangan lain yang memungkinkan
terselenggarakannya otonomi daerah
Menurut Soepomo salah satu faktor penentu dalam pembentukan suatu daerah
yakni Potensi ekonomi, potensi ekonomi menunjukkan suatu kemampuan
sumberdaya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah/ wilayah yang perlu
dikembangkan dan ditingkatkan guna memberikan nilai tambah bagi

pembangunan ekonomi selanjutnya.
Hal ini mengandung pengertian bahwa pembangunan sektor-sektor ekonomi yang
berlansung pada setiap daerah di wilayah Indonesia harus disesuaikan dengan
potensi dan prioritas yang dimiliki oleh masing-masing daerah sehingga
keseluruhan pembangunan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam rangka
mewujudkan pembangunan nasional.
Perkembangan sektor-sektor ekonomi memerlukan banyak dukungan, salah
satunya adalah tenaga kerja. Besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
tergantung dari besarnya jumlah produksi yang akan dilakukan dan adanya
kesempatan kerja yang luas di berbagai sektor ekonomi.
Dari uraian diatas penulis mengambil suatu permasalahan, Sektor-sektor apa saja
yang menjadi sektor basis dan nonbasis di Kota Bandarlampung dan berapa nilai
pengganda basis tenaga kerjanya sehingga pengembangan sektor basis ekonomi
dapat membantu sektor nonbasis ekonomi dalam peran sertanya terhadap
perkembangan ekonomi suatu daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui sektor apa yang menjadi
sektor basis dan nonbasis dalam perekonomian Kota Bandarlampung serta Untuk

mengetahui seberapa besar nilai penggada basis tenaga kerja pada sektor basis
ekonomi.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data
PDRB Kota Bandarlampung tahun 1999-2000, Jumlah Penduduk dan Tenaga
Kerja. Sumber data diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung
dan Pemerintah Kota Bandarlampung yakni mengambil keterangan atau bukti
tertulis berupa catatan, buku, dan publikasi laporan pada instansi yang
bersangkutan.
Dari sembilan sektor ekonomi yang dimiliki oleh Kota Bandarlampung dengan
menggunakan analisis LQ dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga sektor basis
ekonomi dominan dengan nilai LQ > 1 dan terdapat enam sektor nonbasis
ekonomi dengan nilai LQ < 1. Adapun ke tiga sektor basis ekonomi tersebut
terdiri dari (1) sektor Pertanian (2) sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (3) sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sedangkan ke enam sektor nonbasis
ekonomi tersebut adalah (1) sektor Pertambangan dan Penggalian (2) sektor
Industri Pengolahan (3) sektor Bangunan (4) sektor Pengangkutan dan
Komunikasi (5) sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (6) sektor Jasa-jasa
Adapun hasil perhitungan sembilan sektor ekonomi dengan menggunakan analisis
LQ di Kota Bandarlampung terlihat bahwa nilai LQ terbesar terdapat di sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan nilai LQ sebesar 2.76878 pada
kecamatan Panjang. Sedangkan nilai LQ terkecil terdapat di sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran dengan nilai LQ 0.01750 pada kecamatan Telukbetung

Selatan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kecamatan Telukbetung Barat memiliki
Pengganda Basis Tenaga Kerja terbesar dibandingkan dengan duabelas kecamatan
lainnya. Nilai pengganda basis tenaga kerja Telukbetung Barat adalah
217.361 : 2.979 = 64.751 berarti untuk setiap pertambahan tenaga kerja basis
sebanyak 2.979, mengakibatkan pertambahan tenaga kerja total sebesar 64.751
yakni 2.979 berasal dari sektor basis itu sendiri dan 61.772 berasal dari sektor
nonbasis.