Relasi Sosial Mahasiswa yang Menggunakan Smartphone (Studi Kasus: Mahasiswa/I Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN
RELASI SOSIAL MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN SMARTPHONE
(Studi Kasus: Mahasiswa/I Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara )
PEDOMAN WAWANCARA
I. Data Informan
Nama

:

Tempat/Tgl. Lahir :
Alamat

:

Usia

:

Agama

:


Suku Bangsa

:

II. Pertanyaan Umum
1.

Berapa lama anda menggunakan jenis ponsel smartphone ?

2.

Apa penyebab awal anda mengganti ponsel lama anda ke ponsel jenis
smartphone ?

3.

Sejak kapan Anda menggunakan smartphone ?

4.


Aplikasi apa yang paling anda sukai di dalam smartphone anda ?

5.

Bagaimana respon orangtua Anda, saat Anda mengeluarkan biaya yang lebih
banyak saat menggunakan smartphone dibanding ponsel biasa ?

6.

Mengapa Anda bertahan menggunakan smartphone ketika sadar bahwa biaya
pulsa untuk smartphone lebih besar disbanding ponsel biasa ?

66
Universitas Sumatera Utara

7.

Apakah Anda mengisi pulsa untuk mengaktifkan paket lebih sering daripada
mengisi pulsa untuk sekedar sms dan telpon ?


8.

Apakah Anda menjadi lebih boros setelah menggunakan smartphone, karena
banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk sebuah smartphone ?

9.

Apakah setelah menggunakan smartphone komunikasi Anda dengan keluarga
dan teman menjadi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan ponsel
biasa ?

10. Apa yang Anda lakukan jika smartphone Anda kehabisan paket ataupun
kehabisan daya ?
III

RELASI

SOSIAL


MAHASISWA

YANG

MENGGUNAKAN

SMARTPHONE
III. 1. Relasi Sosial Dengan Orangtua
1.

Apakah dengan menggunakan smartphone yang mana memilki
aplikasi yang canggih membuat Anda sering berkomunikasi dengan
orangtua Anda ?

2.

Apakah waktu Anda lebih banyak Anda luangkan untuk bermain
games yang ada di smartphone Anda, atau berbincang secara tatap
muka dengan orangtua ?


3.

Apakah dengan memiliki sebuah smartphone membuat hubungan
Anda dengan orangtua Anda menjadi lebih dekat ? Jika iya, coba
jelaskan!

67
Universitas Sumatera Utara

4.

Apa perbedaan yang Anda rasakan saat berinteraksi dengan orangtua
Anda dengan menggunakan smartphone dibandingkan ponsel biasa ?

5.

Apakah dengan memiliki smartphone, membuat Anda mengabaikan
orangtua Anda dengan memilih “asyik” sendiri bermain ponsel ?

III.2 Relasi Sosial dengan Teman Sebaya

1.

Apakah jika Anda memiliki masalah yang mendesak dengan teman
Anda, Anda lebih memilih menyelesaikannya via aplikasi yang ada di
smartphone atau tatap muka dengan yang bersangkutan ?

2.

Apakah smartphone yang anda gunakan membantu Anda dalam
berorganisasi, maupun membantu Anda dalam kegiatan perkuliahan ?

3.

Apakah Anda lebih sering menggunakan aplikasi yang ada di
smartphone untuk bercerita dengan teman Anda, atau bercerita secara
tatap muka ?

4.

Apakah Anda lebih sering memberi informasi mengenai apapun

kepada teman Anda lewat smartphone atau disampaikan secara
langsung ?

5.

Apakah Anda lebih banyak berbicara di segala social media yang
Anda miliki di smartphone, dibandingkan berbicara secara langsung ?

68
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung: Refika
Aditama
Arikunto, Suharsimi. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Irawan, Prasetya. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk IlmuIlmu Sosial. DIA Fisip UI
Siagian, Matias. 20011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT Grasindo
Monoratama
Soetomo, 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.

Fiati, Rina. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta : Penerbit Andi
Yogyakarta, 2005.
Gea, Antonius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes
Babari. Character Building II, Relasi Dengan Sesama. Jakarta : PT
Gramedia, 2003.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-teori
Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka, 2002.

69
Universitas Sumatera Utara

Sumber Lain :
Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang penggunaan Penggunaan
Ponsel
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 September
2015 pukul 14.20
http://www.pengertianku.net/2014/11/kenali-pengertian-mahasiswa-danmenurut-para-ahli.html diakses pada 13 September 2015 pukul 15.55
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/teman-sebaya/ diakses pada 30
September 2015 pukul 16.55
https://mcdens13.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-teman-sebaya/

diakses pada 30 September 2015 pukul 17.15
Simanjuntak, Fritz E. Aspek Sosial Telepon Selular, diakses pada
www.kompas.com 13 Oktober 2015 pada pukul 14.45
https://www.google.co.id/search?site=&source=hp&btnG=Telusuri&q=Uns
ur-Unsur+Relasi+Sosial, diakses pada 13 Januari 2016 pada pukul 01.55
http://eprints.upnjatim.ac.id/1665/, diakses pada 13 Januari 2016, pukul
02.10

70
Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode
yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda,
menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih
peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai
yang dihadapi.
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian
dengan topik ini memiliki data dan kajian yang sangat terbatas sehingga penelitian ini
merupakan eksplorasi. Untuk mendapatkan data mengenai isu yang belum banyak
dieksplorasi maka harus dilakukan deskripsi secara mendalam. Oleh karena itu, maka
hanya bisa dilakukan dengan penelitian kualitatif.

39
Universitas Sumatera Utara

3.2 Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara. Alasan
melakukan penelitian ini adalah karena banyaknya mahasiswa Ilmu Kesejahteraan
Sosial yang kurang relasi sosialnya dengan lingkungan sekitar akibat penggunaan
ponsel pintar (smartphone)
3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1


Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah
5 (lima) orang mahasiswa yang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehariharinya.
3.3.2

Informan

Untuk menentukan informan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
purposive sampling (sampling bertujuan), dimana informan ditentukan secara sengaja
oleh peneliti dengan kriteria dan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:53-54).
Informan dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian sebagai orang yang
dapat memberikan informasi atau berbagai keterangan yang diperlukan terkait dengan
penelitian yang dilakukan.

40
Universitas Sumatera Utara

3.3.2.1 Informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah 5
orang mahasiswa yang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-harinya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan
melalui penelitian kepustakaan (Library Research). Data akan diolah dari
berbagai sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah,
surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan
subjek penelitian.
2. Studi Lapangan
Studi Lapangan yaitu pengumpulan data yang duperoleh melalui
penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta
yang berkaitan dengan subjek penelitian, yakni:
a. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk
memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Observasi
dilakukan untuk mengamati objek di lapangan.

41
Universitas Sumatera Utara

b. Wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu mengumpulkan data
dengan mengajukan pertanyaan secara bertatap muka dengan informan
yang bertujuan untuk melengkapi data dan menganalisa masalah yang
ada dan diperlukan dalam penelitian ini.
3.5 Tehnik Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Pekerjaan analisis data dalam hal
ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara
langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari informan dan
informasi-informasi yang didapat oleh peneliti (Moleong, 2007:247).
Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan
untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik
kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Data tersebut disajikan dalam bentuk
deskriptif tentang peristiwa atau pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa
bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-kata sendiri.

42
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Lembaga
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial pertama kali dibuka pada tahun 1986
dari hasil pilihan mahasiswa yang mengambil semester VII,di masa FISIP-USU
dipimpin oleh Prof. Drs. M. Adham Nasution. Pertamakali diberinama Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial dan kemudian berubah menjadi Departemen Ilmu Kesejahteraan
Sosial.Pembukaan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial mengacu pada Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis
dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
Departemen ini beralamat di Jalan Dr. A. Sofyan No 1, Kampus USU Padang
Bulan Medan.

43
Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Visi & Misi Lembaga
Adapun yang menjadi visi dan misi dari Departemen Ilmu Kesejahteraan
Sosial adalah sebagai berikut:
VISI:
Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sarjana Ilmu Kesejahteraan
Sosial yang menguasai teori-teori ilmu kesejahteraan sosial dan terampil
dalam menggunakan metode-metode pemberdayaan masyarakat sehingga
mampu tampil secara professional dalam memecahkan masalah-masalah
sosial pada umumnya dan masalah-masalah kesejahteraan sosial pada
khususnya

dan

memberdayakan

masyarakat,

baik

secara

individu,

organisasi/kelompok, maupun masyarakat secara kolektif, serta berpartisipasi
dalam pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial sesuai dengan tuntutan
jaman.
Misi :
1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
pada masyarakat sesuai dengan sifat disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial
sebagai suatu ilmu terapan.
2. Mendidik dan melatih mahasiswa menjadi sarjana yang menguasai teori-teori
dan metode-metode yang dikembangkan dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial
sehingga mampu tampil secara professional dalam rangka memecahkan
masalah-masalah sosial pada umumnya dan masalah-masalah sosial pada
khususnya serta mampu memberdayakan masyarakat, baik secara individual,
kelompok/organisasi, maupun masyarakat secara kolektif.
44
Universitas Sumatera Utara

3. Berperan aktif dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni khususnya yang berkaitan dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial
sehingga teori-teori dan metode-metode yang dikembangkan dalam Ilmu
Kesejahteraan Sosial selalu mampu menjadi alat untuk memahami dan
memecahkan masalah-masalah sosial pada umumnya dan masalah-masalah
kesejahteraan sosial pada khususnya serta dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
4. Menjalin kebersamaan dan toleransi sesame tenaga pengajar, mahasiswa, dan
masyarakat sehingga terjalin hubungan yang kondusif dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dengan tetap mempertahankan kaidahkaidah moralitas yang baik.
4.1.3 Mata Kuliah Yang Ditawarkan
1. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial,
2. Metode-Metode Pekerjaan Sosial,
3. Sistem Sosial Indonesia
4. Metode Penelitian Sosial,
5. Lembaga-Lembaga Pembangunan,
6. Teori Sosiologi untuk Kesejahteraan Sosial,
7. Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial,
8. Statistik Sosial
9. Analisa Masalah Kesejahteraan Sosial,
10. Kebijakan dan Perencanaan Sosial

45
Universitas Sumatera Utara

11. Dinamika Masyarakat Perdesaan
12. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (COCD)
13. Studi Kemiskinan
14. Perundanng-undangan Sosial
15. Penelitian Kesejahteraan Sosial (Penelitian Evaluatif)
16. Metode Pekerjaan Sosial Industri
17. Organisasi dan Administrasi Kesejahteraan Sosial
18. Intervensi Mikro
19. Teori Konsultasi dan Supervisi
20. Dampak Sosial Pembangunan
21. Teori dan Praktek Pekerjaan Sosial
22. Pekerjaan Sosial Internasional
23. Pengembangan Masyarakat Tertinggal
24. Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial
25. Hukum dan Masalah Agraria
26. Masalah Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
27. Praktek Perencanaan Kesejahtraan Sosial,
28. Masalah Perburuhan.

46
Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Tenaga Pengajar
1. Hairani Siregar, S.Sos, M.SP
2. Mastauli Siregar, S.Sos,M.Si
3. Drs. Matias Siagian, M.Si
4. Agus Suriadi, S.Sos, M.Si
5. Prof.Dr.Risnawati Sinulingga, M.Th
6. Dra. Tuti Atika, M.SP
7. Drs. Bengkel Ginting,M.Si
8. Drs.Edward, M.SP
9. Husni Thamrin, S.Sos, M.SP
10. Dra. Berlianti, M.SP

47
Universitas Sumatera Utara

4.2 Jumlah Mahasiswa
1. Tabel

1

Jumlah

mahasiswa

yang

masih

aktif

berdasarkan

stambuk/tahun masuk ke Ilmu Kesejahteraan Sosial
Stambuk/Tahun Masuk

Jumlah Mahasiswa

2011

20

2012

78

2013

117

2014

128

2015

68

TOTAL

421

2. Tabel 2 Jumlah mahasiswa yang masih aktif berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Pria

164

Perempuan

257

TOTAL

421

48
Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh sesuai teknik analisis data yang
digunakan yaitu teknik analisis data secara kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif
dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam
dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung kelengkapan data penelitian serta
observasi yang dapat mendukung penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah 5
orang mahasiswa yang menggunakan smartphone.
5.1 Hasil Penelitian
Informan yang terlibat dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria yang
telah peneliti tetapkan. Keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 6 orang
mahasiswa yang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-harinya. Dari
penelitian tersebut, diperoleh data umum dan karakteristik informan seperti nama
(untuk kerahasiaan informan, nama hanya berupa inisial saja), usia, tempat/tanggal
lahir, agama, suku bangsa, lama menggunakan smartphone, penyebab awal
mengganti ponsel lama dengan smartphone, dan sejak kapan mulai menggunakan
smartphone.

49
Universitas Sumatera Utara

Dalam tahapan analisis ini peneliti akan memaparkan latar belakang tentang
informan yang diharapkan dapat memberikan gambaran awal. Untuk dapat melihat
gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka peneliti akan menarasikan data-data yang
telah peneliti dapatkan, disertai dengan petikan-petikan wawancara dengan informan.
5.1.1

Informan 1

Informan yang pertama bernama AY, 20 tahun, lahir di 5 April 1996 merupakan
mahasiswi yang tinggal di salah satu kost di daerah Pajak Sore Jl. Jamin Ginting,
Kelurahan Padang Bulan. AY berasal dari Tebing Tinggi, saat ini sedang menempuh
pendidikan tinggi di Universitas Sumatera Utara.
AY dulunya tidak menggunakan smartphone, dia hanya menggunakan handphone
bermerek Nokia, yang tidak smartphone AY baru meenggunakan smartphone 2 tahun
belakangan ini,
“HPku dulu nggak ini kak, yang baru kugantinya ini. Dulu hpku cuma bbsnya kak
(blackberry senter)”
Seiring berjalannya waktu, dan semakin cepatnya teknologi baru dalam bentuk
handphone dipasarkan, AY mulai tergiur untuk memiliki sebuah smartphone.
“Kutengok kawan-kawanku udah pada pake HP yang canggih kak, udah yang
layar sentuh, jadikan agak sirik aku kak. Udah gitu sejak pake smartphone kawankawanku kak, jadi agak susah balas sms, karna uda ada itu BBM, Line, WA kak,
makanya jadi mau gak mau harus ada juga kek gitu punyaku kak, biar gampang

50
Universitas Sumatera Utara

komunikasi”
Akan tetapi, setelah memiliki smartphone AY malah sering sibuk atau “asyik”
dengan dunianya sendiri, seringkali dia mengabaikan orangtuanya yang tinggal di
Tebing Tinggi, dengan jarang memberi kabar kepada orangtuanya.
“ Ya memang jadi agak malas kak ngabari mamak di Tebing sana kak, apalagi
kan mamak disana gak makek android kak, jadi kan gak ada BBMnya ka, malas kan
ngabarin apalagi kalo pulsa sekarat, hehehe. Paling ngabari kalo memang ada perlu
kak, apalagi kalo keuangan sudah menipis kak.”
AY juga orang yang sangat suka bermain games melalui smartphone-nya, yang
mana games yang sering AY mainkan mengharuskan dia tetap terkoneksi dengan
internet. Sementara provider yang AY gunakan signalnya tidak kuat dikampungnya.
Hal ini menjadi penyebab utama AY jarang pulang ke Tebing.
“Aku ada mainkan game online dari HP kak, padahal kartu yang kupakek ini
signalnya timbul-tenggelam disana ka, udah gitu kalo lagi main aku kak, memang
sering lupa semuanya kak, fokusku digames itu aja kak.”
AY sebenarnya tidak ingin jarang memberi kabar kepada orangtua di Tebing,
tapi seringkali AY merasa kehilangan banyak waktunya yang digunakan untuk
bermain games bila mengabari orangtuanya, apalagi orangtuanya lebih suka
menelpon AY.

51
Universitas Sumatera Utara

“ Ya kekmanala kak, nantikan kalo nelpon mamakku bisa sampe 30-40 menitan
kak, ya namanya mamak2 kan kak, semua ditanyai mamak kak, makanya lama
kalo bertelepon kak, jadi terputus aku main game kak, hahaha.”
Tapi AY adalah orang yang tetap menjalin relasi sosialnya dengan teman sebaya
dengan baik.
“Aku kalo sama kawan-kawanku memang sering ngumpul kak, komunikasian,
pokoknya bagus memang relasi kami, apalagi aku salah satu pengurus di salah satu
komunitas kak, jadi seringlah kami komunikasian.”
Melalui penelitian ini didapatkan hasil, bahwa AY tipe yang menjalin relasi sosial
dengan baik terhadap teman sebaya-nya, namun kurang begitu dekat dengan
orangtuanya.
5.1.2

Informan 2

GLYM adalah seorang perantau dari Pulau Jawa yang datang ke Sumatera Untuk
kuliah, karena GLYM dinyatakan lulus di Universitas Sumatera Utara. GLYM lahir
pada 5 Mei 1993, bertempat tinggal di Pasar V Padang Bulan, GLYM mengontrak
rumah sederhana bersama teman-temannya yang juga perantau.
Lain halnya dengan AY yang kurang dekat dengan orangtuanya karena
menggunakan smartphone, GLYM termasuk dekat dengan orangtuanya,walaupun
berjauhan. Orangtua GLYM termasuk orangtua modern yang mengerti menggunakan
teknologi seperti Video Call. GLYM sudah menggunakan smartphone dari kelas 3
SMA, yang berarti sudah 5 tahun dia memakai smartphone.

52
Universitas Sumatera Utara

“Bosku masih enak diajak bicara android kak, orang itu soalnya mengerti kali
teknologi. Biarpun jauh kami, masih tau orang itu ber-video call samaku kak.”
GLYM sama dengan AY, sama-sama pencinta game-online, walaupun jenis
game-nya berbeda.
“Aku suka main game-online kak, mulai dari SMP udah candu game-online
aku kak, cuman memang kalo lagi ada yang lebih penting dari main game, bisa
kutinggalkan dulu game itu kak, entah pas mau video call sama bosku, entah
mau ngerjakan tugas kuliah, entah mau ada kumpul sama kawan-kawan kak.”
GLYM menyadari jika berkomunikasi dengan orangtua yang jauh maupun
bersosialisasi dengan teman-teman kampus lebih penting dibandingkan dengan
sekedar bermain games di smartphone.
5.1.3

Informan 3

Informan yang ketiga ini bukanlah anak kost, melainkan tinggal dengan
orangtuanya di kota Binjai. EPA setiap harinya menempuh jarak yang lumayan jauh
dari Binjai-Medan, karena dia berkuliah di Medan, EPA lahir pada 16 Juni 1992.
Jarak tempat tinggalnya dengan tempat dia kuliah yang jauh, membuat dia harus
update hal-hal yang baru dikampus, mengenai jadwal kuliah, jadwal ujian, bahkan
ada tidaknya dosen dikampus, hal ini membuat EPA sangat aktif di segala social
media di dalam smartphone yang dimilikinya walaupun dia baru menggunakan
smartphone 2 tahun belakangan ini.

53
Universitas Sumatera Utara

“Ya cemanala wak, kalo gak update aku soal kampus ya gak tau apa-apa aku,
kan susah kalok nanya cuma dari sms, mending dibalas, ini enggak. Makanya
aku sering nanya dari BBM, Line, Facebook, Twitter, Path, dll,”
Perlu diketahui EPA adalah orang yang sangat suka menggunakan semua media
sosial, hampir semua media sosial dia punya. Dari BBM (Blackberry Messegers),
Line, Whatsapp, Path, Twitter, Facebook, Instagram dia punya.
“Aku kan hobi main sosmed wak, makanya punya aku hampir semua sosmed,
apalagi aku memang termasuk orang yang suka apdet-apdet, eceknya aku anak
gehol wak.”
Akan tetapi EPA orang yang biarpun aktif di media sosial, dia juga memiliki
relasi sosial yang baik dengan keluarga maupun dengan teman-teman sebayanya.
“Aku punya kawan-kawan dekat wak, sering kok kami pergi bareng, kalo kami
lagi ngumpul bareng ya selalu apdet bareng-bareng wak, sama orangtuaku
pun gitu juga, kan bosku makek BBM, bahkan mamakku makek Line, jadi enak
kalo mau komunikasian pas lagi gak di Binje aku wak.”
Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa biarpun EPA menggunakan
smartphone, tidak membuat relasi sosialnya dengan orangtua maupun dengan teman
sebayanya rendah.

54
Universitas Sumatera Utara

5.1.4

Informan 4

Informan ini berinisial TS, dia adalah salah satu mahasiswa asal Jambi, yang lahir
pada tanggal 12 Maret 1995. TS termasuk tipe orang yang “gadget addict” mungkin
satu-satunya yang bisa membuat dia lepas dari smartphone-nya itu adalah tidur
apalagi dia sudah lama menggunakan smartphone yakni dari tamat SMP, yang berarti
hampir 8 tahun lamanya.
“Aku pencinta bahkan mungkin termasuk pecandu smartphone kali, kalo uda
keluar tipe smartphone yang baru, langsung ku ganti memang smartphone yang
lama.”
TS adalah orang yang tidak begitu baik dalam hal menjalin relasi sosial dengan
teman sebaya-nya, bahkan dia cenderung cuek dan tidak peduli kepada oranglain.
Begitu juga dengan relasinya dengan orangtuanya, dia sangat jarang menjalin
komunikasi dengan orangtuanya di Jambi
“Aku memang kalo ga penting samaku, gak pala peduli aku sama oranglain Rin,
apalagi kalo uda kumainkan smartphone-ku, makin ga ku pedulikanlah, kalo masalah
komunikasi sama orangtuaku memang jarang Rin, ya cumin rahasia perusahaan
kenapa bisa jarang Rin, hehehe”
Melalui penelitian ini, dapat dihasilkan bahwa TS adalah orang yang sangat tidak
bagus relasi sosialnya baik dengan teman sebaya apalagi orangtua. Dia lebih
mengagungkan smartphone yang dia miliki diatas segalanya, dan orangtuanya oun
tipe yang memenuhi segala permintaan anak-anaknya.

55
Universitas Sumatera Utara

5.1.5

Informan 5

Informan yang terakhir ini berdomisili di Pematangsiantar, tapi dia kost di Medan
ini, karna dia adalah mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. AIA lahir pada 19
Agustus 1992, dia adalah salah satu pengguna smartphone, yang sama dengan EPA,
sama-sama memiliki banyak akun media sosial, dan aktif di media-media sosial
tersebut. Dia menggunakan smartphone sudah sekitar 3 tahun.
“Ya aku gak munafiklah, aku tipe yang suka apdet, udah gitu memang aktif aku di
beberapa sosmed, kayak Path, Instagram, Line, FB ya yang gitu-gitulah pokoknya.”
Tapi biarpun dia “sibuk” dengan segala sosial media yang dimilikinya, dia tidak
mengabaikan orangtuanya yang tinggal di Pematangsiantar, dia sering berkomunikasi
dengan orangtuanya.
“ Kalo aku seringnya komunikasian sama bosku, sama mamakku smsan terus,
kalo sama bapakku lebih sering dari facebook, soalnya bapakku aktif di facebook,
tengah malam pun mau kami chat dari facebook.”
AIA juga sama dengan EPA yang memiliki relasi sosial yang baik dengan teman
sebayanya.
“Kalo kawan dekat ku dari semester 1 sampe sekarang ada, kawan dari stambuk
lain, jurusan lain, bahkan Universitas lain pun ada, aku kan orangnya termasuk
cepat dekat sama orang baru, makanya banyak kawanku, apalagi sama-sama kami
makek BBM, Line, Path dll, teruslah apdet kalo lagi ngumpul.”

56
Universitas Sumatera Utara

Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa biarpun AIA menggunakan
smartphone, tidak membuat relasi sosialnya dengan orangtua maupun dengan teman
sebayanya rendah.
5.2 Pembahasan
Beda-beda setiap informan ini dalam relasi sosialnya dengan orangtua dan teman
sebayanya, ada yang tidak dekat dengan orangtuanya, tetapi dekat dengan teman
sebaya-nya, ada yang memiliki relasi sosial yang baik dengan orangtuanya maupun
dengan teman sebaya-nya, ada juga yang malah tidak memiliki relasi sosial yang baik
dengan kedua belah pihak.
Menurut Spradley dan McCurdy, hubungan antara sesama disebut relasi atau
relation. Relasi sosial juga disebut hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi
(rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial
merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain
dan saling mempengaruhi.

57
Universitas Sumatera Utara

5.2.1

Data Karekteristik Informan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 5 orang informan yaitu AY,
GLYM TS, dan AIA maka didapatlah beberapa data dan karakterisitik dari kelimanya
yang akan diuraikan dalam sub-bab ini.
Informan dalam penelitian adalah 5 (lima) orang mahasiswa yang
menggunakan smartphone. Kelimanya merupakan pendatang dari luar Kota Medan
dan bertempat tinggal di kost-kostan yang berada di sekitar Kelurahan Padang Bulan.
Adapun karakteristik dari ketiga informan akan diuraikan dalam 3 kriteria
berdasarkan sudah berapa lamanya menggunakan smartphone, penyebab mengganti
ponsel lama ke ponsel jenis smartphone dan sejak kapan mulai menggunakan
smartphone.
5.2.1.1 Kriteria pertama yaitu, sudah berapa lama menggunakan smartphone
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 3
No

Inisial Informan

Usia

Lama Menggunakan Smartphone

1

AY

20

2 Tahun

2

GLYM

22

5 Tahun

3

EPA

23

2 Tahun

58
Universitas Sumatera Utara

4

TS

21

7 Tahun

5

AIA

23

3 Tahun

Sumber: Wawancara Penelitian, Januari 2016
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa TS yang paling lama
menggunakan smartphone, sedangkan yang masih tergolong baru menggunakan
smartphone adalah AY dan EPA. GLYM dan AIA memiliki lama penggunaan
smartphone yang sedang.
5.2.1.2 Kriteria kedua yaitu, penyebab mengganti ponsel lama ke ponsel jenis
smartphone dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4
No

Inisial Informan

Alasan Mengganti Ponsel Lama ke Jenis Smartphone

1

AY

Agar lebih mudah bermain game-online

2

GLYM

Agar lebih mudah bermain game-online

3

EPA

Agar lebih mudah mengakses media sosial

4

TS

Agar lebih mudah bermain game-online

5

AIA

Agar lebih mudah mengakses media sosial

Sumber: Wawancara, Januari 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa alasan AY, GLYM dan TS mengganti
ponsel lama mereka ke jenis smartphone adalah agar lebih mudah bermain gameonline, karena ketiganya adalah pecinta game. Sedangkan untuk EPA, dan AIA

59
Universitas Sumatera Utara

alasan mereka sama mengganti menjadi menggunakan smartphone karena keduanya
suka menggunakan berbagai macam media sosial.
5.2.1.3 Untuk kriteria terakhir, yaitu sejak kapan menggunakan smartphone,
dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 5
No Inisial Informan

Awal Menggunakan Smartphone

1

AY

Sejak semester 3

2

GLYM

Sejak kelas 3 SMA

3

EPA

Sejak semester 4

4

TS

Sejak tamat SMP

5

AIA

Sejak semester 3

60
Universitas Sumatera Utara

5.3 Relasi Sosial Mahasiswa yang Menggunakan Smartphone (Studi Kasus:
Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara?
Tabel 6
No

Inisial Informan

Relasi Sosial
Orangtua

Teman Sebaya

1

AY

Sedang

Dekat

2

GLYM

Dekat

Dekat

3

EPA

Dekat

Dekat

4

TS

Kurang

Kurang

5

AIA

Dekat

Dekat

Sumber: Wawancara, Januari 2016
Dari tabel diatas diketahui bahwa TS yang kurang memiliki relasi sosial dengan
orangtua maupun teman sebaya, sedangkan GLYM, EPA, dan AIA memiliki
hubungan yang dekat dengan kedua belah pihak, sedangkan AY dekat dengan teman
sebaya tapi tidak begitu dekat dengan orangtuanya.

61
Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan smartphone pada
remaja cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa smartphone sebagai media
komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang
penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja
menggunakan smartphone cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung dari
panggilan yang ada dan keinginan untuk mengisi waktunya.
Mengenai fasilitas pada smartphone, remaja cenderung tinggi memanfaatkan
dalam kesehariannya. Tetapi dari jenis-jenis fasilitas yang dimanfaatkan tersebut
dapat terlihat bahwa remaja juga mempertimbangkan faktor-faktor biaya, sehingga
tidak terlalu memberatkan pihak orang tua sebagai sumber biaya pengeluaran seharihari. Dengan begitu biaya pengeluaran smartphone remaja tergolong rendah, tetapi
biaya tersebut diperkirakan akan meningkat ketika remaja mulai memasuki kegiatan
diluar perkuliahan.
Remaja dalam menggunakan smartphonenya sebagian besar menghubungi
pihak yang berada dalam lingkungan sebayanya, yaitu teman atau pacar. Hal ini
dikarenakan remaja merasa belum cukup untuk berkomunikasi atau berhubungan
ketika bertemu saja dengan teman atau pacar. Selain itu faktor kesibukan orang tua
atau saudara dapat menjadikan remaja jarang
menghubunginya melalui smartphone.

62
Universitas Sumatera Utara

Karakteristik internal yang informan yang menggunakan smartphone pada
karya ilmiah ini adalah lamanya menggunakan smartphone, apa penyebab mengganti
ponsel lama dengan smartphone, dan sejak kapan menggunakan smartphone.
Berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa relasi sosial
antara remaja dengan lingkungan teman lebih baik dalam hal kuantitas, yang berarti
lebih sering waktunya dalam bertemu secara tatap muka. Sedangkan relasi dengan
lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas, yang berarti topik pembicaraan
yang dibicarakan lebih intens. Remaja lebih membicarakan beragam topik
pembicaraan dengan keluarga mereka, mulai dari pembicaraan ringan sampai pada
pembicaraan yang penting (menyangkut masa depan remaja).
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan smartphone tidak
mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan
teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan
smartphone dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam
interaksi tatap muka.
Banyak terdapat faktor-faktor lainnya dalam karakteristik remaja, seperti
semakin tingginya beban akademik, mulai mengkonsumsi media-media massa atau
teknologi dengan tinggi serta cenderung lepas dengan lingkungan sosial keluarganya.
Dengan begitu terlihat bahwa memang kelompok usia remaja cenderung kurang
interaksinya secara tatap muka dengan lingkungan sosialnya.

63
Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulis
memberikan saran kepada beberapa pihak :
1. Masyarakat
Kepada kelompok remaja hendaknya dapat meluangkan waktu
yang lebih banyak lagi secara tatap muka (langsung) dengan
lingkungan sosialnya serta menambah kegiatan atau aktivitas di
luar jam kuliahnya. Mengingat dalam penelitian ini sebagian besar
remaja memiliki tingkat aktivitas yang rendah dan adanya
karakteristik remaja cenderung melepaskan diri dengan lingkungan
keluarganya. Dengan begitu dapat meningkatkan kualitas maupun
kuantitas interaksi secara tatap muka remaja tersebut. Khusus
kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan
pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan
remaja saat ini. Mengingat bahwa pengaruh eksternal dari teman
dekat sangatlah kuat bagi remaja itu sendiri.
2. Pengusaha smartphone
Selain memberikan iklan atau promosi yang semakin gencar
mengenai produknya, hendaknya pengusaha smartphone juga
memberikan informasi mengenai dampak-dampak lain dari
penggunaan smartphone itu sendiri. Misalnya dampak yang timbul
dari segi sosial, psikologis, maupun keuangan (financial).

64
Universitas Sumatera Utara

3. Penelitian selanjutnya
Kepada penelitian selanjutnya yang ingin membahas mengenai
permasalahan

serupa

dengan

penelitian

ini

hendaknya

menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakatyang
berbeda. Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda
pula serta relevansinya dengan teori tertentu.

65
Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Relasi Sosial
2.1.1 Pengertian Relasi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses yang
dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung
membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain,
tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok individu, atau antara
kelompok individu dengan kelompok individu lain.
Sejak manusia lahir dan dibesarkan, ia sudah merupakan bagian dari
kelompok sosial yaitu keluarga. Disamping menjadi anggota keluarga, sebagai
seorang bayi yang lahir disuatu desa atau kota, ia akan menjadi warga salah satu umat
agama; warga suatu suku bangsa atau kelompok etnik dan lain sebagainya.
Hubungan antara sesama disebut relasi atau

relation. Relasi sosial juga

disebut hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang
sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial merupakan hubungan timbal
balik antar individu yang satu dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi.
Suatu relasi sosial atau hubungan sosial akan ada jika tiap-tiap orang dapat
meramalkan secara tepat seperti halnya tindakan yang akan datang dari pihak lain
terhadap dirinya.

10
Universitas Sumatera Utara

Merry Richmond Tokoh pekerjaan sosial mengatakan bahwa konsep
mengenai relasi dipandang sebagai konsep yang SENTRAL karena :
a. Praktek pek-sos itu sendiri dilaksanakan melalui relasi
b. Relasi antara peksos dengan kelayan
c. Relasi antara peksos dengan sistem lainnya atau disiplin ilmu lain
d. Semua ahli dalam peksos mempunyai pandangan bahwa tujuan dari peksos
memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian social
e. Melalui relasi peksos bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Melalui
relasi peksos bisa menjajagi dan mengungkapkan masalah masalah kalayan
dan relasi antara kalayan dengan peksos dapat terjadi tukar pikiran dan saling
menyesuaikan diri.
Felix B mengumpamakan relasi sebagai BRIDGE/jembatan artinya yang
dapat menghubungkan anatara lain :
a. Relasi itu sebagai atmosfir.
b. Yang dimaksud atmosfir adalah suasan artinya harus bisa memberikan
suasana dalam hubungan antara peksos dengan kalayan.
c. .Relasi bisa diumpamakan darah dan daging artinya memberikan hidup,
maksudnya hidupnya peksos dengan kelayan bergantung pada relasi.
d. Relasi sebagai open table atau meja terbuka artinya suatu keleluasaan tersedia
untuk diisi dengan relasi.
e. Relasi itu merupakan interplay yaitu saling pertukaran antara peksos dengan
kalayan.

11
Universitas Sumatera Utara

f. Dalam peksos terjadi saling pertukaran emosional yang sifatnya kooperatif.
emotional cooperatif artinya bekerjasama bukan kepada konflik
g. Relasi memiliki sifat yang dinamik artinya selalu berubah rubah dan
berkembang
Menurut Spradley dan McCurdy, relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin
antara individu yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk
suatu pola, pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi sosial.
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai makhluk
sosial.Sebagai makhluk pribadi, manusia berusaha mencukupi semua kebutuhannya
untuk kelangsungan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak
mampu berusaha sendiri, mereka membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya manusia
perlu berelasi atau berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial dalam rangka menjalani kehidupannya selalu
melakukan relasi yang melibatkan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antar individu, antar kelompok, ataupun antara individu dengan kelompok.
Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar
individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan
pada kesadaran untuk

saling menolong. Relasi sosial merupakan proses

mempengaruhi diantara dua orang atau lebih.
Relasi adalah hubungan yang terkait dengan aspek emosianal, pertumbuhan
dan perkembangan manusia adalah hasil dari relasi dengan orang lain, hal ini
disebabkan karena manusia sebagai makhluk sosial, karena manusia selalu
12
Universitas Sumatera Utara

berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itulah manusia tumbuh dan
berkembang adalah hasil dari relasi.
2.1.2 Jenis-Jenis Hubungan Sosial
Adapun jenis – jenis hubungan sosial adalah sebagai berikut
A. Akulturasi
Pola akulturasi akan terjadi manakala kedua kelompok ras yang bertemu
mulai berbaur dan berpadu. Misalnya kita melihat bahwa kebudayaan orang
belanda di Indonesia menyerap berbagai unsur kebudayaan Indonesia, seperti
cara berbusana, cara makan, dan gaya berbahasa.
B. Dominasi
Pola ini akan terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain.
Contoh: kedatangan bangsa eropa ke benua asia untuk memperoleh SDA.
Atau kita jumpai dalam pengelompokan, misalnya suatu kelompok etnik
mendominasi kelompok etnik lain,laki-laki mendominasi perempuan, orang
kaya mendominasi orang miskin, dan lain sebagainya.
C. Paternalisme
Suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Banton mengemukakan bahwa pola ini muncul manakala kelompok
pendatang yang secara politik lebih kuat mendirikan koloni di daerah jajahan.
Dalam pola hubungan ini Banton membedakan tiga macam masyarakat:
masyrakat metropolitan (didaerah asal pendatang), masyarakat kolonial yang
terdiri atas para pendatang serta sebagian dari masyarakat pribumi, dan
masyarakat pribumi yang dijajah.
13
Universitas Sumatera Utara

D. Integrasi
Suatu pola hubungan yg mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan perhatian khusus atau makna penting pada perbedaan
ras tersebut.
E. Pluralisme
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak
perdata semua warga masyarakat.Akan tetapi pola hubungan itu lebih terfokus
pada kemajemukan kelompok ras daripada pola integrasi.Dalam pola ini
solidaritas

dalam

masing-masing

kelompok

ras

lebih

besar.Barton

berpendapat bahwa suatu pola mempunyai kecenderunagn untuk lebih
berkembang kesuatu arah tertentu.Pola dominasi cenderung mengarah pada
pluralisme, sedangkan pola akulturasi dan paternalisme cenderung mengarah
pada pola integrasi.

14
Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Unsur-unsur hubungan sosial :

1. Hubungan timbal balik atau saling berinteraksi.
2. Belangsungan di tengah-tengah masyarakat.
3. Ada tujuan tertentu ( yaitu memenuhi kebutuhan hidup ).

2.1.4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial

2.1.4.1 Faktor Pendorong Terjadinya Hubungan Sosial
a. Kondisi geografis
b. Hasrat untuk mempertahankan diri
c. Hasrat atau keinginan untuk berjuang
d. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup
e. Hasrat untuk hidup bersama
f. Hasrat untuk mewujudkan hari esok yang lebih baik
g. Rasa simpati dan hasrat tolong-menolong

2.1.5.2 Faktor Penghambat Terjadinya Hubungan Sosial
a. Keadaan alam
b. Bencana alam
c. Adanya perbedaan pendapat
d. Adanya perbedaan paham

15
Universitas Sumatera Utara

2.2 Mahasiswa

2.2.1 Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas,
institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit
itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat
administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian
yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.

Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata,
Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di
berbagai belahan dunia.
Mahasiswa menurut Knopfemacher [dalam Suwono, 1978] – adalah
merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan
tinggi, dididik & di harapkan menjadi calon – calon intelektual.

16
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan mahasiswa menurut Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang
secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas
usia sekitar 18 – 30 thn. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat
yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga
merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat
yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18
sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa
dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang
peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani
pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah
dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.

17
Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama
yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari
sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan
yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu
struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan
kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada
prestasi dan penilaiannya (Santrock, 2002: 74)

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan
kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang
menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain yang
berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda
dengan kultur pada umumnya, dan terhadap anggota fakultas yang memberikan
model baru.

Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang
menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk, 2008: 672 ). Ciri-ciri
perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21 tahun) dapat dilihat
dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa: 2001: 129-131);


Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja

18
Universitas Sumatera Utara

akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap
dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi
fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai
menerima keadaannya.


Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional
dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi
yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai
terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih
terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya
dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan
emosionalnya.



Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan
memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan
sesuai dengan norma sosial yang ada.



Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor
penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang
ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku
dan bersikap sebaik-baiknya.

19
Universitas Sumatera Utara



Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk.
Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan
tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat
prestasi yang ingin dicapai.



Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu
tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya.
Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai
pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum
(positif) yang berlaku dilingkungannya.



Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia
remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa
yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan
dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan
masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan
berikutnya yakni masa dewasa muda. Apabila telah selesai masa
remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase
perkembangan, seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk
kepribadian tersendiri.

20
Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa ialah
pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai memiliki
intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa
depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan
kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki
tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta
mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di
lingkungan masyarakat dimana dia berada.

2.2.3 Peran & Fungsi Mahasiswa

Sebagai mahasiswa berbagai macam label pun disandang, ada beberapa
macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:

1.

Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena
SDMnya yg banyak

2.

Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk
melakukan perubahan

3.

Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.

4.

Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.

5.

Social

Control,

mahasiswa

itu

pengontrol

kehidupan

sosial,contoh

mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat.

21
Universitas Sumatera Utara

Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap
mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut
suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat
menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup
dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa
juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak
hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebutsebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah
bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik
dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

22
Universitas Sumatera Utara

2.3 Smartphone (Ponsel Pintar)
2.3.1 Pengertian Smartphone (Ponsel Pintar)
Ponsel cerdas (bahasa Inggris: smartphone) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.
Belum ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang,
ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak
sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang
aplikasi. Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang
menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan
membaca buku elektronik (e-book). Dengan kata lain, ponsel cerdas merupakan
komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon. Pertumbuhan
permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan
besar dalam pemroses, ngingatan, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur
telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
Belum ada kesepakatan dalam industri ini mengenai apa yang membuat
telepon menjadi “pintar”, dan pengertian dari ponsel cerdas itu pun berubah
mengikuti waktu. Menurut David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS,
"Ponsel cerdas dapat dibedakan dengan telepon genggam biasa dengan dua cara
fundamental, yakni bagaimana mereka dibuat dan apa yang mereka bisa lakukan."
Ponsel cerdas kelas atas merupakan ponsel cerdas yang memiliki spesifikasi
perangkat keras yang sangat tinggi. Ponsel ini biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur
unggulan yang membuatnya sangat menonjol dan lengkap dalam pengoperasiannya.
Selain dari sisi prosesor, memori, GPU, ukuran layar, jenis layar, dan kamera, ponsel
23
Universit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5 82 120

Penjadwalan Perkuliahan Dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: S-1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

7 85 140

Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

10 84 90

Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Telkomsel Flash Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan di Kalangan Mahasiswa/I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1 65 106

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002)

0 60 66

Fenomena Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

7 62 94

Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 58 120

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4 36 123

Keinginan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Terhadap Kesesuaian Lapangan Pekerjaan (Studi Deskripsi Terhadap Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Jember),

0 5 18

Demokrasi di Kalangan Mahasiswa (Studi Etnografi tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 12