Fenomena Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(1)

FENOMENA JUDI SEPAKBOLA DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun Oleh : HARYONO

080902007

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Haryono N I M : 080902007

ABSTRAK

FENOMENA JUDI SEPAKBOLA DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 85 halaman, 2 tabel,

20 kepustakaan dan 6 lampiran)

Judi sepakbola merupakan suatu masalah sosial dan suatu bentuk perjudian yang marak terjadi pada saat ini. Hampir semua kalangan gemar melakukan aktivitas judi sepakbola, salah satunya adalah dari kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui fenomena judi sepakbola yang terjadi di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif. Adapun populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah di FISIP USU, penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel bola salju (Snow ball sampling technique). Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif untuk dapat mengetahui bagaimana fenomena judi sepakbola di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Dari penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa ada 3 (tiga) jenis cara atau bentuk judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa FISIP USU, yaitu cara atau bentuk face to face, melalui Bandar/agen dan melalui online/internet. Judi sepakbola yang terjadi di kalangan mahasiswa FISIP USU muncul dari berbagai alasan, yaitu dari alasan untuk mengidolakan tim sepakbola kesayangan, alasan situasi atau tekanan dari teman, kelompok dan lingkungan untuk berpartisipasi dalam judi sepakbola, alasan ekonomi dan alasan sosial lainnya seperti untuk mencari kesibukan dan mengisi kekosongan waktu.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, meskipun penulis menyadari bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Fenomena Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, M.SI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

2. Ibu Hairani Siregar, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan pengetahuan, arahan dan dorongan kepada penulis selama berkuliah.


(4)

3. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing, mengarahkan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU atas segala ilmu pengetahuan dan segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

5. Dosen selaku Pembina UKM Sepakbola FISIP USU, kepada pak Hendra, Pak Dani, Pak Taufan, bang Arifin, terima kasih atas bantuan dan motivasinya untuk UKM Sepakbola FISIP USU.

6. Kepada kedua orang tua saya yang telah mendidik, memberikan motivasi, bantuan moril maupun materil selama perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini.

7. Buat adik-adikku, Meli dan Nadia yang selalu memberi perhatiannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Semua kawan-kawan yang pernah tergabung di UKM Sepakbola FISIP USU, bang Franklin Gattuso, bang diding, bang Junjung, Lias, Rahmat, Andi, Corry, Reno, Willi, Andry, Daniel, Ricky dan semua kawan-kawan UKM Sepakbola yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, tetap semangat dalam bermain sepakbola.

9. Kepada kawan-kawan penulis Stambuk 2008 : Joel, Johannes, Candro, Amril, Tedi, Karlos, Hardi, Ari, Gok, Frans, Hendrik, Indra, Erwin, Prie, Noval, Paisal, Randa, Dafi, Agus, Alimul, Tama, Eli, Ain, Evi, Nova, Jojor, Jinong, Isna, Ana, Rizka, Manda, Vera, Lisaini, Ririn, Nora, Tata, Malemta, Julianti,


(5)

Cyntia, Poppi, dan buat semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga ilmu yang kita miliki dapat kita pergunakan untuk keharuman dan kebanggaan almamater kita.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran guna menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Medan, Juli 2012

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Abstrak

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ………. 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ………. 7

1.4 Sistematika Penulisan ………. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fenomena ……….. 9

2.2 Sejarah Judi ……….. 10

2.2.1 Pengertian Judi ………. 11

2.2.2 Jenis-jenis Judi ………. 18

2.3 Perkembangan Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa……. 22


(7)

2.5 Kerangka Pemikiran ………. 25

2.6 Defenisi Konsep ………. 28

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ……….. 30

3.2 Lokasi Penelitian ……….. 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……… 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….. 31

3.5 Teknik Analisa Data ……….. 32

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU……… 33

4.2 Program Study ………... 43

4.3 Sarana dan Fasilitas FISIP USU………... 45

4.4 Visi dan Misi FISIP USU ……….. 46

4.4.1 Visi ……….. 46

4.4.2 Misi ………. 46

4.5 Tujuan, Tugas dan Fungsi ………. 47

BAB V. ANALISIS DATA 5.1 Identitas Informan ……….. 49

5.2 Cara atau Model Judi Sepakbola……….. 54


(8)

5.2.2 Bandar/agen ……….. 56

5.2.3 Online/internet……….. 56

5.3 Alasan Ikut Bermain Judi Sepakbola ………. 65

5.4 Sistem Taruhan dalam Judi Sepakbola……… 70

5.5 Kemenangan dan Kekalahan ………. 73

5.6 Dampak Positif dan Negatif bagi Mahasiswa yang Melakukan Aktivitas Judi Sepakbola ………. 75

5.7 Kepercayaan yang Sangat Tinggi Antar Sesama Penjudi Sepakbola ………. 76

5.8 Judi Sepakbola dalam Kehidupan Mahasiswa……… 78

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……….. 82

6.2 Saran ……….. 83


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Identitas Informan ………. 49 Tabel 5.2 Cara atau Model Judi Sepakbola ………. 54


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan lain-lain. Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternatif kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri yang biasa disebut masalah sosial.

Ilmu kesejahteraan sosial merupakan sebuah studi yang didalamnya mempelajari banyak cakupan, dimana didalamnya seringkali membahas hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi dan industrialisasi, memunculkan banyak masalah sosial. Masalah sosial diartikan sebagai semua bentuk tingkah laku yang melanggar adat-istiadat masyarakat (adat-istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup bersama) dan situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak.

Pada masa sekarang ini banyak sekali masalah-masalah sosial yang timbul ditengah-tengah masyarakat, salah satunya adalah masalah perjudian yang semakin hari semakin marak terjadi dan meningkat yang kerap sekali membuat


(11)

resah masyarakat. Perjudian sudah ada di muka bumi ini beribu-ribu tahun yang lalu. Dalam bermain pun kadang-kadang kita tanpa sadar telah melakukan perbuatan yang mengandung unsur perjudian secara kecil-kecilan. Misalnya, dalam bermain kelereng, lempar dadu, bermain kartu, dan sebagainya, siapa yang menang akan mendapatkan hadiah tertentu, yang kalah akan memberikan atau melakukan sesuatu sesuai kesepakatan. Semua itu menunjukkan bahwa dalam permainan tersebut ada unsur perjudian. Ada sesuatu yang dipertaruhkan dalam permainan itu.

Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Meskipun demikian, berbagai macam dan bentuk perjudian dewasa ini sudah demikian merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 303 ayat (3) mengartikan taruhan (judi) adalah tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengharapan buat pemenang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain.

Perjudian jelas menghambat pembangunan nasional yang beraspek materi-spiritual. Dengan persaingan judi orang dididik untuk mencari nafkah dengan tidak sewajarnya dan membentuk watak pemalas. Sedangkan pembangunan justru


(12)

membutuhkan individu yang giat bekerja keras dan bermental kuat (Simanjuntak : 2001)

Setiap perilaku manusia pada dasarnya melibatkan pilihan-pilihan untuk merespon ataukah membiarkan suatu situasi berlalu begitu saja. Pada umumnya setiap pilihan yang diambil akan membawa kepada suatu hasil yang hampir pasti atau dapat diramalkan. Namun demikian ada kalanya pilihan tersebut jatuh pada sesuatu yang tidak dapat diramalkan hasilnya. Jika pilihan yang diambil jatuh pada hal yang demikian maka dapat dikatakan bahwa kita telah memberikan peluang untuk kehilangan sesuatu yang berharga. Dengan kata lain kita telah terlibat dalam suatu "perjudian".

Salah satu bentuk perjudian yang marak terjadi sekarang ini adalah judi sepakbola. Sepakbola merupakan sebuah sarana olahraga yang banyak dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak, baik yang masih sekolah dasar, remaja, para mahasiswa dan juga orang tua tentunya terutama kaum laki-laki yang menyukai permainan sepakbola.

Memang terkesan melebih-lebihkan jika dianggap sepakbola bisa mengatasnamakan apa saja. Mulai dari politik, ekonomi, sosial, dan budaya, bahkan yang lebih ekstrim mengatasnamakan agama. Sejak sepakbola modern mulai dikenalpun, sejarah menunjukkan bagaimana olahraga antar sebelas orang itu jadi alasan bahkan pembenaran untuk selalu ditempatkan diatas segalanya. Seakan hanya melalui sepakbola akan ditentukan garis pemisah yang tegas, siapa sebenarnya memiliki mental yang lebih siap atau tidak. Walaupun terkadang dua


(13)

garis pemisah itu sangat bisa ditentukan oleh takdir, keberuntungan, atau mukjizat.

Sepakbola menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah tim, lembaga, organisasi, bahkan sebuah negara jika ingin sukses di era sekarang yakni kombinasi dari kerja individu dan tim, keberuntungan dan keberpihakan wasit yang biasanya berurusan dengan hukum atau penguasa. Selanjutnya olahraga ini menjadi populer karena seluruh komunitas, kota, bahkan negara dapat mengidentifikasikan diri mereka kedalam tim kesayangannya.

Sepakbola telah menjadi referensi internasional dalam budaya global serta melewati sudut pandang perbedaan wilayah, negara dan generasi. Sepakbola mengatasnamakan apa saja bisa tampak di bidang politik. Bahkan dalam beberapa kasus, sepakbola menjadi barometer ideal dalam hubungan internasional, ketegangan antarbangsa, serta ambisi nasional. Sebagai contoh, negara-negara yang baru merdeka langsung mencari legitimasinya dengan mengajukan syarat menjadi anggota FIFA (Federation International Football Asosiation), yang jumlahnya lebih banyak daripada anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). (Arief Natakusumah, 2008)

Permainan sepakbola memang sangat menarik untuk dinikmati, karena permainan ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang olahraga, akan tetapi sepakbola bisa dijadikan sebagai model dalam kehidupan sosial, sebagaimana aktifitas mahasiswa dalam mengikuti permainan taruhan sepakbola. Banyaknya penggemar sepakbola hampir diseluruh lapisan masyarakat, mulai anak-anak, remaja dan orang tua terutama kaum laki-laki sangat menyukai permainan ini.


(14)

Disamping menikmati tayangan televisi yang menyajikan pertandingan sepakbola, para mahasiswa penggemar sepakbola juga memanfaatkan pertandingan tersebut menjadi sebuah ajang pertaruhan. Taruhan tersebut berupa uang, barang-barang berharga yang dimiliki mahasiswa, seperti jam tangan, telepon seluler, televisi dan bahkan laptop dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah salah satu contoh kasus tentang maraknya judi sepakbola yang terjadi saat ini.

MEDAN: Kepolisian Resor Kota Medan saat ini tengah menyelidiki kasus judi bola dengan metode online beromset sekitar Rp500 juta yang beroperasi di sebuah rumah di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sei Mati. “Kasus ini harus diusut tuntas sampai ditemukannya siapa bandar judi yang terlibat dalam pengelolaan permainan ilegal ini,” kata Kompol Mohammad Yoris Marzuki, Kasat Reskrim Polresta Medan, hari ini. Menurutnya, pada penggerebekan tempat perjudian di lokasi Gang Kasih Kelurahan Sei Mati pada Senin lalu, Satuan Reserse dan Kriminal mengamankan tersangka C (23) dan barang bukti diantaranya berupa uang transaksi Rp10 juta, uang tunai Rp500 ribu, laptop serta kartu ATM. Dia berpendapat, dalam kasus itu, tidak mungkin hanya dilakukan satu orang saja. “Ini jelas ada bandar judi besar lain. Karena itu, kami segera mengusut siapa orang yang bertanggung jawab dengan kehadiran judi yang mengganggu ketertiban masyarakat ini.” Praktik-praktik perjudian di

Medan

, tuturnya, harus dikikis habis.

Banyaknya penggemar permainan sepakbola, dari masyarakat yang perekonomiannya sangat rendah hingga lapisan masyarakat yang terbiasa hidup mewah, hampir semua tertarik dan terhipnotis dengan permainan ini sehingga sepakbola seakan-akan menjadi olahraga yang paling digemari saat ini. Di kalangan mahasiswa terutama dikampus FISIP USU (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara), permainan sepakbola ini sangat digemari, terbukti setiap tahunnya selalu diadakan Turnamen FISIP CUP dimana selalu diikuti oleh tim dari masing-masing Departemen di kampus Fisip USU.


(15)

Seorang mahasiswa Fisip USU berinisial WA yang berusia 23 tahun adalah seorang mahasiswa yang gemar melakukan judi sepakbola. Hampir setiap waktu apabila ada pertandingan sepakbola yang dia sukai dia selalu melakukan judi sepakbola. WA mengatakan “tidak menyenangkan apabila hanya menonton sepakbola saja tetapi tidak ikut taruhan, apalagi yang ditonton adalah tim besar dan tim kesayangan”. Dari aktivitas judi sepakbola yang WA lakukan ternyata berdampak bagi perkuliahannya dan aktivitas judi tersebut membuatnya sering mengabaikan perkuliahannya. Sehingga membuat dia lupa akan status dan tanggung jawab yang dia miliki sebagai mahasiswa.

Permainan sepak bola merupakan permainan yang tidak hanya dinikmati dari sudut pandang olahraga, akan tetapi disamping dari banyaknya penggemar permainan sepakbola, banyak masyarakat terutama para mahasiswa Fisip yang memanfaatkan permainan ini menjadi sebuah ajang pertaruhan. Arena taruhan sepakbola ini biasa dilakukan di cafe-cafe, warung nasi, melalui layanan internet, tempat tinggal mahasiswa, dan ditempat-tempat lainnya ditempat para mahasiswa saling berinteraksi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk melihat fenomena judi bola yang terjadi dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Fenomena Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.


(16)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Fenomena Judi Bola di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan mengetahui bagaimana fenomena judi bola dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kajian dan bacaan dilingkungan mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang berminat mengenai studi tentang masalah sosial.

2. Secara teoritis dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah, menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir terhadap fenomena dan dan masalah sosial secara lebih baik.


(17)

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum mengenai lokasi/tempat peneliti melakukan penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari penelitian serta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran saran-saran penulis dari hasil penelitian.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Fenomena

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997)

Fenomena juga diartikan sebagai berikut :

a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala. Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan;

b. Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban.

Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg berwibawa, tokoh itu merupakan – tersendiri

c. Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.

Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan

2012 pukul 22:00)

Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau perkar


(19)

2.2 Sejarah Judi

Pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat yang netral ini, lambat laun ditambahkan unsure baru untuk merangsang kegairahan bermain dan menaikkan ketegangan serta pengharapan untuk menang, yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau tindakan yang bernilai.

Pertaruhan dalam perjudian ini sifatnya murni spekulatif untung-untungan. Konsepsi untung-untungan itu sedikit atau banyak selalu mengandung unsure kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung. Menurut para penjudi, nasib untung atau kalah itu merupakan “suratan”, sudah menjadi nasib. Permainan untung-untungan itu dapat kita lihat pada bangsa dan masyarakat primitif.

Permainan tersebut dihubungkan dengan personifikasi dari satu kejadian atau fakta, yaitu berupa relasi dengan roh-roh yang baik dan memberikan keuntungan dan kerasukan roh-roh jahat yang membawa kesialan. Interpretasi animistic semacam ini menghubungkan rakyat dengan satu kepercayaan nasib-untung, dan menjadi atribut kemanusiaan, sekaligus juga menjadi elemen terpenting pada perjudian.

Bangsa yang modern, yang semakin maju dalam segala bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi, mengembangkan macam-macam permainan yang disertai perjudian, dan menjadikan permainan tadi aktivitas khusus yang bisa memberikan kegairahan, kesenangan dan harapan untuk menang. Namun begitu, unsure kepercayaan animistic terhadap keberuntungan itu masih saja melekat pada bangsa berbudaya di abad modern sekarang ini.


(20)

Pada perjudian itu ada unsur minat dan pengharapan yang makin meninggi, juga unsur ketegangan, disebabkan oleh ketidakpastian untuk menang atau kalah. Situasi tidak pasti ini membuat organisme semakin tegang dan makin gembira, menumbuhkan efek-efek yang kuat dan rangsangan-rangsangan besar untuk betah bermain.

Sepakbola pada masa sekarang ini yang hampir disukai oleh semua orang. Banyak orang yang memanfaatkan permainan ini menjadi sebuah arena perjudian. Selain menikmati pertandingan sepakbola baik secara langsung maupun lewat televisi, tidak sedikit para penggemar olahraga ini yang melakukan taruhan. Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi sekarang ini, taruhan sepakbola pun mengalami kemajuan dari yang dulunya hanya dilakukan dengan sistem tatap muka (face to face) yaitu para pemain taruhan sepakbola bertemu dengan pemain taruhan lainnya ataupun mendatangi langsung Bandar taruhan sepakbola. Saat ini sudah banyak Bandar bola yang bisa membantu dengan menyediakan fasilitas secara online melalui internet.

2.2.1 Pengertian Judi

Perjudian merupakan masalah sosial yang sangat buruk. Kemenangan yang dihasilkan dari perjudian tidak akan bertahan lama justru akan berakibat pada pengrusakan karakter individu dan akan merusak kehidupannya. Banyak sudah fakta menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiliki hidup yang sejahtera, sebagian besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan mengalami alianasi (keterasingan) dari keluarga dan masyarakat


(21)

diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17 WIB)

Pada hekekatnya perjudian adalah bertentangan dengan agama, kesusilaan dan moral Pancasila serta membahayakan masyarakat, bangsa dan negara dan ditinjau dari kepentingan nasional. Perjudian mempunyai dampak yang negatif merugikan moral dan mental masyarakat terutama generasi muda. Di satu pihak judi adalah merupakan masalah sosial yang sulit di tanggulangi dan timbulnya judi tersebut sudah ada sejak adanya peradaban manusia. Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah “Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan”. Berjudi ialah mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta semula.

Pengertian judi adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain. Termasuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain pukul 23:14)

Menurut Dra. Kartini Kartono, pengertian judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,


(22)

dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan,perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya.

Dalam KUHP dalam Pasal 303 ayat (3) yang menyebutkan bahwa : “Yang disebut permainan judi, adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya”.

Perjudian didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan elemen resiko. Dan resiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Sementara Robert Carson & James Butcher (1992) dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life, mendefinisikan perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai tinggi dalam suatu komunitas WIB)

Definisi serupa dikemukakan oleh Stephen Lea, dkk dalam buku The Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987). Menurut mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat


(23)

potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung resiko:

a. Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah. b. Resiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang,

dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang bersifat kebetulan/keberuntungan.

c. Resiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan; kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku yang melibatkan adanya resiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak.

Dra. Kartini Kartono mengatakan bahwa judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya.


(24)

Dari penjelasan diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai taruhan, yaitu :

a. Permainan/perlombaan. Yaitu perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan atau perlombaan. Dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati, bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan, boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan.

b. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsure spekulatif/kebetulan atau untung-untungan. Atau factor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang bertaruh yang sudah sangat terbiasa atau terlatih.

c. Ada taruhan. Dalam permainan atau pertaruhan ini ada teruhan yang diberlakukan oleh para pihak pemain atau Bandar. Baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsure ini merupakan yang paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan.

Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sangat banyak disadari oleh para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penelitian


(25)

lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh 5 (lima) faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor tersebut adalah:

a. Faktor Sosial & Ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, perjudian seringkali dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) pada zaman Orde Baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak, pedagang kaki lima atau buruh. Dengan modal yang sangat kecil mereka berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejap tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi social masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas.

b. Faktor situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu


(26)

yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan untuk menang sangatlah kecil). Peran media massa seperti televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah” dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-agungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk mencoba permainan judi.

c. Faktor belajar

Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan.

d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat


(27)

subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam fikiran: “kalau sekarang belum menang pasti dikesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya”.

e. Faktor Persepsi terhadap Keterampilan

Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena keterampilan yang dimilikinya. Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan (illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai “hampir menang”, sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan (Papu Johannes, 2002)

2.2.2 Jenis-jenis Judi

Perjudian adalah

di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain yang kalah

Perjudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.


(28)

a. Perjudian di kasino, yang terdiri dari Roulette, Blackjack

b. Perjudian di tempat keramaian, yang terdiri dari lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang (Coin), kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu domba/kambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing, kailai, mayong/macak dan erek-erek.

, Baccarat, Creps, Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu.

c. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu domba/kambing.

Stanford Wong dan Susan Spector (1996), dalam buku Gambling Like a Pro, membagi 5 kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas para penjudi. Kelima kategori tersebut adalah:

a. Sociable Games

Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama. Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling bercakap, tertawa, atau pun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut,


(29)

paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat, BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika.

b. Analytical Games

Analytical games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (contoh : sepakbola, balap mobil/motor, dll).

c. Games You Can Beat

d.

Dalam games you can beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan. Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow Poker, Video Poker, Sports Betting, Pacuan Kuda


(30)

Setiap orang pada dasarnya ingin sekali-sekali lain dari kenyataan. Pada permainan escape from reality, para pemain yang menjalankan slot machine atau video games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga, meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games

e.

Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil, maka patience games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno,

Bingo

Patience Games

Judi bola atau taruhan bola banyak juga dilakukan di tempat-tempat keramaian. Biasanya mahasiswa melakukan taruhan atau judi bola di kost-kosan mereka sambil menikmati pertandingan sepakbola di televisi, ada juga yang melakukan nonton bareng di warung-warung atau café dimana mahasiswa sering berkumpul dengan mahasiswa lain.

diakses pada 21 April 2011 pukul 15:30 WIB)


(31)

2.3 Perkembangan Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa

Dalam kenyataannya, sepakbola telah menjadi salah satu olahraga atau permainan yang paling digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pendukung atau supporter sepakbola dalam memberikan dukungan kepada tim kesayangan mereka saat tim mereka tersebut bertanding. Tidak ketinggalan, diantara banyaknya pendukung dan supporter tersebut adalah dari kalangan mahasiswa. Tingginya dukungan tersebut menimbulkan kefanatikan terhadap tim kesayangan mereka, sehingga dalam menikmati sebuah pertandingan tidak jarang para pendukung tersebut melakukan taruhan.

Dikalangan mahasiswa di Fisip USU judi sepakbola sudah menjadi aktivitas yang sulit untuk ditinggalkan bagi mahasiswa yang menyukai permainan sepakbola dan para mahasiswa pecandu permainan tersebut. Aktivitas tersebut sudah lama muncul dan hingga sekarang ini aktivitas tersebut masih saja dilakukan oleh mereka pecinta dan pecandu permainan sepakbola. Kecenderungan perilaku taruhan yang memiliki nilai judi dimulai ketika adanya keinginan untuk menambah nilai suatu kegiatan (dalam menonton bola) sehingga mengurangi rasa bosan dan meningkatkan perhatian melalui adanya sesuatu yang dijanjikan apabila menang atau kalah.

Setiap generasi muda cenderung mudah terangsang untuk melawan suatu tantangan, dan para mahasiswa yang gemar dengan sepakbola sangat terpancing untuk membuat suatu taruhan untuk mendukung tim kesayangan mereka pada saat tim tersebut bertanding dilapangan hijau. Pada mahasiswa, faktor rangsangan secara umum dalam bertaruh adalah adanya akibat yang dijanjikan di akhir proses


(32)

taruhan tersebut, seperti faktor keuntungan yang berlifat ganda apabila memenangkan taruhan, dan kerugian yang tidak sebanding dengan apa yang diperoleh ketika beruntung. Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa saat ini mereka anggap satu hal yang sangat menarik, dimana adanya ide dan pemikiran, faktor lingkungan, pertemanan dan juga pergaulan antar mahasiswa menjadi pemicu aktivitas taruhan bola tidak dapat dilepaskan dari kehidupan mahasiswa.

2.4 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan jika diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur atau selamat dan artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman.

Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.


(33)

Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya.

Menurut Suharto, pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut : “Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat” (http://tesisdisertasi .blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraan-sosial.html

Dalam Undang-Undang tentang kesejahteraan sosial yang baru disahkan pada 18 desember tahun 2008 yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 sebagai pengganti terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 juga tentang kesejahteraan social. Dalam pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 00.20 WIB)


(34)

Dalam perjudian, terutama judi sepakbola biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang sudah terpenuhi dan tercukupi kebutuhan ekonominya, seandainya pun kalah, para penjudi masih mempunyai harta benda untuk mencukupi kebutuhannya. Tapi tidak jarang judi sepakbola juga dilakukan oleh orang-orang yang dalam pemenuhan kebutuhan dirinya saja masih kurang, yang semata-mata mencari keuntungan dengan cepat, namun pada akhirnya malah merugikan dirinya sendiri dengan kekalahan yang dia alami.

Judi bola atau taruhan sepakbola misalnya yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak jarang para mahasiswa mempertaruhkan uang atau benda, dimana uang atau benda yang dipertaruhkan tersebut adalah uang dari orang tuanya, bukan uang yang dihasilkan dari usaha sendiri. sehingga apabila kalah, sangat jelas hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan hidupnya sehari-hari.

2.5 Kerangka Pemikiran

Perjudian merupakan suatu pilihan yang tidak bisa diramalkan hasilnya, dengan menggantungkan sebuah harapan yang besar untuk sebuah kemenangan judi sepakbola adalah salah satunya. Banyak kalangan yang menggemari permainan ini, salah satunya merupakan dari kalangan mahasiswa Fisip USU.

Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu judi sepakbola secara face to face, dimana judi sepakbola dilakukan antara seseorang dengan orang lain ataupun dengan orang yang tidak dikaenal melalui perantara seorang yang dikenal dengan jumlah besar taruhan yang sama. Kemudian yang kedua adalah melaui Bandar/agen, dan yang ketidga adalah


(35)

melalui online/internet. Dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk tujuan mencari kemenangan (keuntungan), mengisi waktu luang, menikmati suatu permainan sepakbola menjadi lebih menarik.

Perilaku taruhan atau judi sepakbola tersebut muncul disebabkan rasa semangat dalam mendukung tokoh atau tim dalam pertandingan. Pada perkembangannya rasa semangat dan pengisi waktu luang ini berubah menjadi suatu perilaku yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kemenangan dalam pertandingan dan sisi ekonomis (uang) yang didapatkan dari hasil pertandingan tersebut.

Aktivitas judi sepakbola tidak hanya sebatas antar individu saja, akan tetapi judi sepakbola juga terjadi ditengah-tengah kehidupan mahasiswa yang semakin lama sudah sangat berkembang pesat dan ada juga yang dikontrol atau dikuasai oleh kaum pemilik modal (Bandar) atau agen yang memanfaatkan taruhan tersebut menjadi sebuah bisnis atau usaha untuk mendapatkan keuntungan.


(36)

Bagan Kerangka Pemikiran

MAHASISWA

FISIP USU

MAHASISWA

PENJUDI BOLA

Aktivitas judi bola yang dilakukan dengan beberapa cara , yaitu :

a. Face to face

b. Melalui agen (Bandar) c. Melalui internet (online)

JUDI


(37)

2.6 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep adalah defenisi yang menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (Silalahi, 2009). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

a. Yang dimaksud dengan fenomena adalah fakta dan kenyataan, merupakan hal-hal yang dapat disaksikan panca indra dan dapat diterangkan dan dapat ditinjau secara ilmiah.

b. Yang dimaksud dengan judi sepakbola adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang dalam menikmati suatu permainan sepakbola, baik yang dilakukan secara langsung atau bermain sepakbola langsung maupun hanya menonton atau menyaksikan lewat media. Ataupun tidak bermain langsung atau hanya menyaksikan pertandingan sepakbola namun tetap melakukan taruhan. Dimana dalam melakukan aktivitas ini ada ditambahkan unsur-unsur judi atau taruhan didalamnya dengan tujuan untuk mencari keuntungan atau kemenangan.


(38)

c. Mahasiswa adalah sebagian orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat yang mendapatkan pendidikan tertinggi. Mempunyai perspektif yang luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan masyarakat.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011)

Melalui penelitian deskriptif ini, penulis ingin menggambarkan atau menceritakan fenomena judi bola yang terjadi di kalangan mahasiswa Fisip USU.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang beralamat di Jalan A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan, kode pos 20155, Medan.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Istilah populasi sangat populer dalam penelitian. Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011)

Berdasarkan pendapat tersebut, adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah di FISIP USU yang melakukan aktivitas judi bola.


(40)

Sesungguhnya penelitian yang paling ideal tidak memerlukan sampel. Artinya, lebih baik mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian yang berasal dari populasi penelitian, karena cara inilah sesungguhnya yang dapat menjamin 100% akurasi sumber data penelitian (Siagian, 2011)

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel bola salju (snow ball sampling technique), yaitu untuk populasi yang tidak diketahui. Tidak ada data yang jelas mengenai besaran populasi, termasuk sebarannya (Siagian, 2011)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan yaitu proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan karya tulis lainnya.

2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Wawancara mendalam dan terbuka, yaitu peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung kepada responden. Data yang diperoleh terdiri dari


(41)

kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat dan pengetahuannya.

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa deskriptif yaitu dengan menceritakan atau menjabarkan hasil penelitian sebagai mana adanya yang diperoleh saat meneliti. Dalam hal ini guna menganalisis data yang diperoleh secara mendalam, dengan harapan dapat diketahui bagaimana fenomena judi bola di kalangan mahasiswa Fisip USU.


(42)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai


(43)

tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982


(44)

Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada.

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.


(45)

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H. 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah sebanyak 73 orang.

Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi


(46)

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang ada.

Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.

Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:


(47)

1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.

Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut. Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.


(48)

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang.

Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra USU sampai selesai pendidikannya.


(49)

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar.

Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto

Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51 orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.


(50)

Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.

Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang.

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode.

Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso


(51)

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto Pemabntu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara


(52)

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1999-2003.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.

4.2 Program Studi

Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:


(53)

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa.

Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2011/2012 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi 6. Jurusan Ilmu Politik

7. Jurusan Administrasi Perpajakan


(54)

4.3 Sarana dan Fasilitas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini memiliki 4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang 2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian sebagai berikut :

a. Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III Ruang Dharma Wanita

Ruang Kantor Prodip III Adm. Perpajakan

b. Lantai 2: Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Politik, Departemen Ilmu Sosiologi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium Radio Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM

c. Lantai 3 : Ruang Perpustakaan dan Ruang Laboratorium Komputer

Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, warnet, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan gedung serbaguna. 4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk perkuliahan.


(55)

4.4 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU 4.4.1 Visi

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Asia Tenggara”

a. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

4.4.2 Misi

b. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

c. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip


(56)

Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

d. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

4.5 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU Tujuan:

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah.

b. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas: Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan berpedoman pada:


(57)

a. Tujuan pendidikan nasional

b. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan.

c. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi

Fungsi:

a. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran.

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu pengetahuan sosial.

c. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat. d. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan adminstratif.


(58)

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Identitas Informan

Tabel 5.1 Identitas Informan Nama Samaran Jenis Kelamin Departemen/ Stambuk Tempat/Tgl. Lahir Informan I

Tomi Laki-laki Komunikasi 2011

Sidikalang, 7 Oktober 1992

Informan II

Sudi Laki-laki Administrasi Bisnis 2010

Binjai, 14 November 1991

Informan III

Nata Sinaga

Laki-laki Sosiologi 2009 Pekanbaru, 6 Februari 1992

Informan IV

Ganda Laki-laki Sosiologi 2008 Tebing Tinggi, 3 Agustus 1990 Informan

V

Tido Laki-laki Ilmu

Kesejahteraan Sosial 2007

Nias, 4 Desember 1987

Informan I adalah seorang mahasiswa bernama Tomi yang berasal dari Sidikalang, lahir pada tanggal 7 Oktober 1992. Seorang mahasiswa yang masih baru di Fisip USU mengaku mulai mengikuti judi sepakbola sejak kelas 2 SMA. Kebiasaan judi sepakbola yang dia lakukan tersebut tidak bisa ditinggalkan sampai dia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu di Fisip USU. Tomi sangat gemar bermain sepakbola, mengatakan bahwa dia tidak ada mengikuti organisasi kampus maupun non kampus, dia hanya aktif di Unit Kegiatan


(59)

Mahasiswa (UKM) Sepakbola Fisip USU. Alasan kefanatikan terhadap tim sepakbola menjadi alasan utama Tomi dalam mengikuti judi sepakbola. Selama kuliah Tomi tinggal bersama saudara sepupunya di daerah Simalingkar. Tomi adalah informan yang melakukan judi sepakbola secara face to face, biasa melakukan judi sepakbola dengan-temannya dan terkadang dengan orang lain melalui perantara temannya. Tomi menyatakan bahwa apabila menang dalam judi sepakbola, uang yang dia dapatkan bisa digunakan untuk membantu membeli buku dan alat tulis, dan apabila kalah maka dia harus meminjam uang kepada temannya dan untuk melunasi hutang tersebut Tomi harus menunggu datang uang kiriman dari orang tuanya. Dia mengaku uang yang digunakan untuk berjudi adalah dari uang jajannya, dan mengaku banyak teman-temannya dikampus yang melakukan judi sepakbola.

Kecintaan Tomi kepada sepakbola dan judi sepakbola melahirkan berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk bagi dirinya yang secara langsung dapat mengganggu aktivitas perkuliahan, salah satunya adalah begadang hingga larut malam apabila ada suatu pertandingan sepakbola. Aktivitas yang dilakukan tersebut Tomi katakan sangat berpengaruh bagi kuliahnya, selain berkurangnya jam belajar, juga lamanya waktu begadang membuat dirinya akan sangat malas untuk kuliah apabila ada jadwal kuliah esok harinya.

Informan II adalah Sudi, seorang mahasiswa departemen Administrasi Bisnis yang berasal dari kota Binjai. Mulai mengikuti judi sepakbola semenjak SMP, kira-kira tahun 2004. Informan yang sering melakukan judi sepakbola secara face to face ini mengaku tertarik karena bisa menambah uang yang cukup


(60)

banyak dari judi sepakbola, karna dari aktivitas itu dia bisa menambah uang jajan dan bisa menambah perlengkapan alat-alat belajar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Tapi dari judi sepakbola ini tidak jarang Sudi menjual barang-barang berharga miliknya apabila kalah, Sudi juga mengaku bahwa banyak teman-teman dikelasnya yang gemar melakukan judi sepakbola. Tidak jauh berbeda dengan informan I, banyak kebiasaan-kebiasaan yang dia lakukan ketika melakukan judi sepakbola. Sudi biasa melakukan judi sepakbola dengan teman-temannya, dan terkadang melakukannya ditempat-tempat mahasiswa biasa berinteraksi seperti di café.

Informan III bernama Nata Sinaga, seorang mahasiswa Fisip USU yang berasal dari daerah pekanbaru yang mempunyai kegemaran bermain sepakbola. Seperti pengakuannya sewaktu masih dikampungnya, Nata Sinaga masih sering disebut sebagai anak muda yang polos, terutama untuk urusan judi. Apalagi untuk judi sepakbola, Nata Sinaga sangat jarang untuk melakukannya, kegemarannya hanya untuk bermain sepakbola bersama teman-temannya dan hanya menyaksikan pertandingan sepakbola melalui layar televisi. Dia baru mengenali dan mengikuti judi sepakbola semenjak ia kuliah di Fisip USU. Selain kegemarannya bermain sepakbola, salah satu faktor penyebab dia mengikuti judi sepakbola adalah karna pengaruh dan ajakan teman-temannya, baik teman-teman dikampus maupun di kost tempat dia tinggal. Judi sepakbola yang Nata Sinaga lakukan adalah dengan face to face, biasa melakukan judi sepakbola didaerah kostnya disekitar Jl. Pembangunan.


(61)

Informan IV adalah bernama Ganda, anak pertama dari tiga bersaudara, yang mengenyam pendidikan dari SD Negeri Amborokan, SMP Negeri 1 Raya Kahean, SMA Sutomo 2 medan dan sekarang berstatus sebagai mahasiswa ilmu Sosiologi Fisip USU. Mempunyai hobi futsal, sepakbola dan jalan-jalan. Pernah menjuarai turnamen futsal dalam rangka memperingati HUT RI sewaktu di SMA. Karna kecintaannya terhadap sepakbola, dia pun ikut tergabung dalam UKM Sepakbola Fisip USU dan masih aktif hingga sekarang. Ganda tinggal di daerah Martubung Medan, ganda merupakan salah satu informan yang melakukan judi sepakbola dengan agen/Bandar. Ganda mengatakan bahwa hal positif dari judi sepakbola yang ia lakukan adalah bisa menambah uang jajan dan uang tersebut tidak digunakan untuk hal lain seperti rokok dan narkoba. Ganda juga menyatakan bahwa ada hal negatif dari judi sepakbola tersebut, bahwa pada umumnya kita tidak ingin menerima suatu kekalahan, selanjutnya akan mencoba lagi, bahkan biasanya taruhan dilipat-gandakan dengan harapan bisa menang dan bisa mengembalikan modal dari kekalahan sebelumnya.

Informan V adalah bernama Tido seorang mahasiswa Fisip angkatan 2007. Salah satu informan yang kerap melakukan judi sepakbola melalui internet/online. Sebelum gemar bermain judi sepakbola, informan V terlebih dahulu mengenal judi sejenis permainan kartu atau poker. Namun sekarang dia lebih memilih judi sepakbola dengan alasan judi sepakbola lebih menguntungkan dari judi lainnya. Informan V memang menyukai sepakbola sejak kecil, tim sepakbola kesayangannya adalah Italy dan AS Roma. Tido menyatakan bahwa banyak permainan judi yang bisa diikuti dalam judi sepakbola melalui internet/online,


(62)

selain itu juga dapat lebih menambah wawasan dan pengetahuan, bisa sekalian meng-update berita-berita terbaru.

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat informasi mengenai identitas informan. Jika dilihat dari departemen dan stambuk kelima informan, dapat diketahui bahwasanya kelima informan memang benar mahasiswa Fisip USU yang memang masih aktif kuliah di Fisip USU. Berikut ini beberapa pernyataan para informan :

Saya sangat gemar bermain judi sepakbola, apalagi saat tim kesayangan saya akan bertanding, saya mau memasang taruhan sebanyak-banyaknya apabila tim kesayangan saya Manchester United akan bertanding. Judi sepakbola ini bagi saya hanya sekedar hiburan dan berharap bisa menghasilkan uang dari suatu pertandingan tersebut. Saya mulai mengikuti judi bola semenjak kelas 2 SMA, awalnya hanya iseng-iseng aja, tapi lama kelamaan jadi kecanduan dan tak mau ketinggalan, apalagi tim kesayangan saya yang akan bertanding (Informan I)

Saya mulai ikut taruhan semenjak saya SMP, kira-kira tahun 2004. Saya sangat tertarik karena bisa mendapatkan uang dari taruhan itu, dari taruhan tersebut bisa menambah uang jajan saya, dan ketika saya sudah kuliah sekarang, modal atau uang yang saya gunakan untuk taruhan tersebut adalah dari uang jajan saya, apabila saya kalah maka saya akan meminjam uang kepada teman atau menjual barang-barang berharga yang saya miliki (Informan II)

Saya mulai ikut taruhan sejak saya kenal kampus Fisip, awalnya dari sering nonton bola bareng sama teman-teman dan akhirnya ikut-ikutan


(63)

taruhan. Uang yang saya gunakan untuk taruhan adalah uang jajan bulanan saya, apabila saya menang saya akan ajak teman-teman saya untuk makan-makan dan nambah-nambah uang jajan (Informan III)

Dari pernyataan informan I, Informan II dan Informan III tentang bagaimana awalnya mereka mulai mengikuti judi sepakbola, dapat diketahui bahwa informan I dan informan II mulai mengikuti judi sepakbola semenjak mereka belum kuliah di Fisip USU yaitu semenjak mereka duduk di bangku SMP dan SMA, dan aktifitas judi sepakbola yang mereka lakukan tersebut tidak dapat mereka tinggalkan hingga sekarang mereka duduk di bangku perkuliahan.

Sedangkan dari informan III, sebelumnya dia belum pernah mengikuti judi sepakbola. Dia mengaku mulai mengikuti aktifitas judi sepakbola semenjak dia mulai kuliah di Fisip. Uang yang dia gunakan adalah uang jajan bulanan yang dia dapatkan dari orang tuanya. Berarti sebagian besar mahasiswa Fisip USU yang melakukan aktifitas judi sepakbola adalah menggunakan uang dari orang tua mereka.

5.2 Cara atau Model Judi Sepakbola

Tabel 5.2 Cara atau model judi sepakbola

Cara / Model Judi Sepakbola

Informan

I II III IV V

Face to face   

Bandar / agen


(64)

5.2.1 Face to Face

Judi sepakbola bisa dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama adalah dengan face to face. Face to face yang dilakukan oleh informan I, informan II dan informan III yaitu bermain judi sepakbola yang dilakukan dengan orang lain. Baik dilakukan dengan teman dekat atau bermain dengan orang lain yang tidak dikenal melalui perantara seorang teman. Baik dilakukan dengan menjumpai secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya mereka menghubungi teman-teman mereka yang biasa melakukan judi sepakbola dan terkadang bertatap muka langsung sebelum diadakannya suatu pertandingan sepakbola di layar televisi. Kesepakatan dalam bermain secara face to face ditentukan oleh kedua pemain yang melakukan judi, seperti kesepakatan tentang voor yang akan dibuat, tentang ada atau tidaknya uang air/pajak/kei dan juga kesepakatan tentang jumlah uang yang akan dipertaruhkan. Istilah uang air dalam permainan judi sepakbola bisa diartikan sebagai tambahan uang yang akan diberikan oleh pemain yang kalah dan besarnya nilai dari tambahan uang tersebut disepakati oleh kedua pemain yang bertaruh. Misalnya disepakati uang air Rp.10.000, seorang pemain bertaruh Rp.500.000, maka apabila kalah, ia harus membayar Rp.550.000, dan seperti itu seterusnya. Ketentuan voor yang mereka buat biasanya mengikuti ketentuan yang sudah ada di internet. Sebelum melakukan taruhan melihat berapa pasaran voor yang ditetapkan di internet. Salah satu situs yang mereka lihat untuk mengetahui voor suatu pertandingan adalah melalui situs


(65)

5.2.2 Bandar/agen

Cara yang kedua adalah melalui Bandar/agen. Dalam hal ini para penjudi mempunyai hubungan langsung dengan Bandar/agen. Mereka sudah mengenal secara langsung Bandar/agen, seperti judi sepakbola yang dilakukan informan IV. Sebelum dimulainya pertandingan sepakbola, informan IV terlebih dahulu menjumpai atau pergi ketempat Bandar/agen untuk membuat kesepakatan-kesepakatan dalam permainan yang akan diikuti. Namun karna informan IV sudah lebih kenal dan sudah sering bermain dengan Bandar, informan IV lebiah sering menghubungi Bandar melalui via telepon dan SMS untuk mengetahui kesepakatan-kesepakatan suatu pertandingan. Salah satu Bandar yang ada disekitar daerah USU adalah bertempat di Lorong 9 dan Pasar 1 Padang Bulan. Dalam bermain judi sepakbola dengan Bandar/agen, para pemain judi bisa melakukan taruhan dengan sebanyak-banyaknya sesuai yang diinginkan. Dalam hal ini, Bandar/agen mempunyai hak dalam menentukan besaran voor maupun uang air yang akan ditentukan. Melalui cara ini, banyak para pemain yang mengambil keuntungan tersendiri yaitu dengan banyak mencari atau menampung orang-orang yang ingin berjudi sepakbola dan menaikkan uang air yang sudah ditentukan oleh Bandar/agen. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan keuntungan tersendiri.

5.2.3 Online/internet

Selanjutnya adalah melalui internet/online. Banyaknya jenis permainan yang bisa diikuti melalui internet/online merupakan salah satu penyebab dan


(66)

menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan judi sepakbola melalui internet/online, seperti yang dilakukan informan V. Berikut ini adalah berupa proses pendaftaran pada judi internet/online.


(1)

Ketiga tingkatan penjudi diatas memberi gambaran singkat tentang kehidupan psikologis penjudi, dari tingkat paling rendah yang memiliki fungsi kontrol yang kuat terhadap diri lalu kemudian tingkatan kedua dimana penjudi tidak memiliki fungsi kontrol terhadap kehidupannya dan tingkat paling akhir atau tingkat ketiga yaitu telah terobsesi dan tidak dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut.

Melihat kennyataan yang ada dilapangan dalam penelitian ini bila dikaitkan dalam ketiga tingkatan atau tipe penjudi adalah bahwa pada tingkatan penjudi pertama dimana mahasiswa masih bisa mengontrol atau masih terdapat kontrol yang kuat terhadap diri, hal ini disebabkan karna perannya sebagai mahasiswa yang memiliki tanggung jawab sehingga masih bisa mengontrol atau membatasi aktivitas judi.

Pada tingkatan berikutnya adalah rusaknya fungsi kontrol terhadap diri yang juga berimbas pada kehidupan pribadi, keluarga maupun lingkungan. Para mahasiswa yang melakukan aktivitas judi sepakbola termasuk dalam tingkatan atau tipe ini, kehidupan para mahasiswa penjudi bola akan terganggu dari segi ekonomis karna kekalahan yang dialami. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan berkurang dimana selanjutnya akan lebih sering untuk meminta tambahan uang kepada orang tua atau keluarga, perilaku seperti ini apabila terus terjadi kemungkinan akan merusak keharmonisan antara mahasiswa penjudi dengan keluarganya.

Dalam tingkatan ketiga, dalam penelitian ini mahasiswa yang melakukan aktivitas judi bola tidak termasuk dalam tingkatan ini. Mahasiswa tidak termasuk


(2)

kedalam tingkatan obsesi karna mahasiswa masih memiliki peran atau tanggung jawab lain yaitu menuntut ilmu dalam perkuliahan dimana akan memunculkan dua pilihan atau kepentingan antara kuliah atau melakukan aktivitas judi sepakbola.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian. Berdasarkan analisis data pada Bab V, maka peneliti membuat suatu bentuk penutup berupa kesimpulan dan saran.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, penulis memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam suatu judi sepakbola akan ada yang menang dan kalah, bagi mahasiswa yang mendapatkan kemenangan dalam judi sepakbola akan memancing dirinya untuk lebih semangat mengikuti judi sepakbola, dan bagi yang kalah pada umumnya mereka akan mencoba untuk bertaruh lagi, bahkan jumlah taruhan dalam judi sepakbola akan dilipat-gandakan dengan harapan bisa menang dan mengembalikan modal yang kalah sebelumnya. Judi sepakbola bisa membuat ketagihan dan bisa berdampak positif maupun negatif pada ekonomi atau keuangan mahasiswa.

2. Ada beberapa alasan yang mendorong mahasiswa untuk melakukan judi sepakbola, yaitu alasan untuk mengidolakan tim kesayangan, alasan situasi, alasan ekonomi dan alasan sosial lainnya.

3. Kemenangan dan kekalahan adalah suatu keadaan yang akhirnya akan diterima dan mempunyai peluang yang sama dalam melakukan aktivitas judi sepakbola. Peluang untuk menang akan lebih besar apabila seorang pemain judi sepakbola sudah mahir, paham dan mempunyai kesabaran


(4)

dalam memprediksi suatu pertandingan sepakbola. Meskipun demikian, prediksi tersebut nyatanya masih ragu-ragu atau belum pasti dan berujung pada faktor keberuntungan.

6.2 Saran

1. Seharusnya para mahasiswa yang melakukan aktivitas judi sepakbola tersebut tidak menjadikan sepakbola sebagai wahana perjudian, akan lebih baik apabila hanya dijadikan sekedar hobi, menghilangkan rasa penat dan untuk mengisi kekosongan waktu, tidak menjadikan suatu pertandingan sepakbola sebagai perjudian.

2. Para mahasiswa seharusnya sadar akan tugasnya sebagai mahasiswa yang lebih aktif dalam aktivitas kampus agar nantinya terlahir sebagai generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.

3. Pengawasan dan perhatian yang lebih dari orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau anak mereka agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang mengganggu mereka sebagai seorang mahasiswa.

4. Pihak pemerintah dan juga dari masyarakat seharusnya lebih peka dan serius dalam melihat dan mengatasi masalah sosial ini dengan tepat, agar nantinya masalah ini tidak menjadi aktivitas yang semakin meluas dan mengkhawatirkan bagi masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Bagong Suyanto, Sutinah 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Kencana Simandjuntak. 2001. Beberapa aspek Patologi Sosial. Bandung

Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial Kenakalan Remaja. Jakarta, Rajawali Pers Natakusumah, Arief. 2008. Drama itu Bernama Sepakbola. PT Elex Media-

Komputindo. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 2003. Patologi Sosial jilid 1. PT.Raja Grafindo. Jakarta Sudarsono. S.H. Kenakalan Remaja. PT Rineka Cipta, Jakarta

Sumber Lain :

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat 3 Undang-Undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 Tahun 2009

Papu, Johanes. 2002. Perilaku Berjudi. Jakarta. Balai Pustaka. Dalam- 21 April 2011 pukul 15:30 WIB)

Papu, Johanes. 2002. Sejarah & Jenis Perjudian. Jakarta. Balai Pustaka. Dalam- 21 April 2011 pukul 16.10 WIB)


(6)

pukul 22:00)

2012 pukul 22:15)

pukul 23:14)

diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 00.20 WIB)


Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002)

0 60 66

Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 58 120

FENOMENA JILBOOBS DI KALANGAN REMAJA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung)

0 4 83

Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

0 42 107

Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1 4 12

Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

0 0 3

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 15

Demokrasi di Kalangan Mahasiswa (Studi Etnografi tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 12

BAB II BERDIRINYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (1982-2002) - Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002)

0 0 17