Analisis Kualitas Real Time Video Streaming Terhadap Bandwidth Jaringan Yang Tersedia

(1)

LAMPIRAN

1. Hasil cupture pada bandwidth 256 Kbps untuk frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, dan 40 fps.


(2)

2. Hasil cupture pada bandwidth 512 Kbps untuk frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, dan 40 fps.


(3)

3. Hasil cupture pada bandwidth 1024 Kbps untuk frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, dan 40 fps


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Madenda, Sarifuddin Madenda.” Sistem Multimedia” Bahan ajar, Universitas Gunadarma.

[2] Austerberry, David. 2005 ” The Technologi of Video and Audio Streaming (2nd ed) Burlington. Foval Press.

[3] Wikipedia, 6 Januari 2013, http://en.wikipedia.org/wiki/Color_depth [4] Firmansah, 2011. “Kompresi Video Menggunakan Standar MPEG”.

Teknik Elektro, Jurnal Tugas Akhir, Universitas Udayana, Bali.

[5] IT Telkom, 21 Desember 2013, Standar Kompresi Video, http://digilib.ittelkom.ac.id/14

[6] Aditiya Prasetiya, Bayu, 2008 “ Pengatuh Video Bitrate dan Backdround

Trafik terhadap Kinerja Video Streaming pada Jaringan Wireless LAN” Jurnal Tugas Akhir, Institut Pertanian Bogor.

[7] Jusak, 2013 “Teknologi Komunikasi Data Modern”. Yogyakarta. Hal 31-41

[8] Ari Kusumastuti, Periyadi, dan Tengku Ahmad Riza. “Analisis Unjuk Kerja Layanan IPTV Berbasis Web pada Blitzpot.net”. Teknik Komputer, Politeknik Telkom. Hal 4.

[9] ITU-T G.114, Quality of Service and Performance, http://www.itu.int/rec/T-REC-G.1010-200111-I/en, November 2001


(6)

[10] Ikawati, Yunia dan Okkie Puspitorini. 2011. “Analisa Interferensi Elektromagnetik pada Propagasi Wi-Fi Indoor”. Jurusan teknik Telekomunikasi PENS-ITS. Hal 2.

[11] ITU-T G.1010, Quality of Service and Performance, http://www.itu.int/rec/T-REC-G.1010-200111-I/en, November 2001. [12] Google image, 12 Januari 2014, http:/google/image/microwave-pc-HUB. [13] Goji, 3 Mei 2012. Tutorial Dasar Wireshark,

http://blog.uin-malang.ac.id/goji/files/2011/03/goji-wireshark.pdf.

[14] Giovanni Gualdi. 23 Oktober 2013. Blog. Mo.Vi.E dan Mo.Vi.De, http://imagelab.ing.unimore.it/imagelab/~gualdi/moses.asp


(7)

BAB III

INSTALASI DAN PENGUJIAN

3.1 Topologi Jaringan

Pada tugas akhir ini pengujian kualitas layanan Real Time Video Streaming menggunakan perangkat NSN Flexi Paket Radio yang dimisalkan sebagai jaringan internet yang berada di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio, Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatra Utara, serta menggunakan satu buah komputer PC sebagai Local Draft Terminal dan dua buah laptop dimana berfungsi sebagai server dan klient.

Sistem operasi yang digunakan dalam pengujian adalah Windows 7 64 bit dan Windows XP 32 bit. Di sisi server dan klient diinstal aplikasi video streaming

Mo.Vi.E dan Mo.Vi.De. Topologi jaringan Real Time Video Streaming pada

dilihat pada Gambar 3.1[12].


(8)

3.2 Spesifikasi Perangkat Keras

Dari Gambar 3.1 spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengujian ialah sebagai berikut :

1. Komputer server

Spesifikasi perangkat keras pada komputer server yaitu : Jenis : Laptop

OS : Windows 7, 64 bit Prosessor : 2,2 Ghz Inter Core i5 Memory : 2 GB DDR3 (1 x 2048 MB) Hard Disk : 512 GB

2. Komputer klient

Spesifikasi perangkat keras pada komputer klient yaitu : Jenis : Laptop

OS : Windows 7, 64 bit Prosessor : 2,2 Ghz Inter Core i5 Memory : 2 GB DDR3 (1 x 2048 MB) Hard Disk : 512 GB

3. Komputer LCT

Spesifikasi perangkat keras pada komputer LCT yaitu : Jenis : Desktop PC

OS : Windows XP, 32 bit


(9)

4. NSN FlexiPaket Radio

Spesifikasi perangkat keras pada NSN FlexiPaket Radio yaitu : 2 buah antena microwave 12 inchi

2 buah HUB A-2200

2 buah power supply 12 volt

3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak

a. Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan laptop server dan klient adalah Windows

7 64 bit sedangkan PC LCT menggunakan sistem operasi Windows XP 32 bit.

b. Wireshark

Wireshark adalah software open source gratis yang memiliki fungsi

menganalisa jaringan atau menangkap paket-paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi yang berhasil dicupture sedetail mungkin.

Wireshark juga dapat menganalisa beberapa parameter kualitas layanan seperti

delay, paket loss dan throughput[13].

c. Mo.Vi.e

Mo.Vi.e adalah software streaming dan yang dikembangkan oleh

Giovanni Gualdi, Andrea Prati dan Rita Cucciara dimana pembuatan software ini untuk menyelesaikan study di University of Modena and Reggio Emilia, Italy.

Software ini juga telah dipatenkan pada tahun 2008 di IEEE Transactions on


(10)

Gambar 3.2 memperlihatkan tampilan Mo.Vi.E yang ditempatkan pada sisi

server[14].

Gambar 3.2 Tampilan Mo.Vi.E disisi Server d. Mo.Vi.De

Mo.Vi.De adalah software sama seperti Mo.Vi.e yang juga dikembangkan

oleh Giovanni Gualdi. Andrea Prati dan Rita Cucciara. Software ini digunakan pada pc klient yang berfungsi menerima hasil streaming dari Mo.Vi.e. Gambar 3.3 memperlihatkan tampilan Mo.Vi.De yang ditempatkan pada sisi klient[14].


(11)

3.4 Diagram Pengambilan Data

Proses pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 3.2. Flow chart dibuat berdasarkan tahapan pengambilan data Real Time Video Streaming.

Gambar 3.4 Flowchart Pengukuran dan Pengujian

Untuk mendapatkan hasil parameter yang diingikan digunakan software

Wireshark yang dapat meng-cupture paket-paket jaringan. Pengukuran yang

dilakukan dengan mengubah-ubah frame rate mulai dari 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps serta mengubah-ubah bandwidth mulai dari 256 Kbps, 512 Kbps dan 1024 Kbps.

3.5 Spesifikasi Video

Pengujian Real Time Video Streaming membutuhkan file video yang Pemanggilan video streaming dijalankan bersamaan

dengan mengunakan LCT

Mengubah frame rate video 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps Menjalankan Wireshark untuk

pengambilan data

Pengamatan parameter QoS

STOP

256 Kbps, 512 Kbps, dan 1024 Kbps START


(12)

format video AVI. Format video AVI pertama kali dibuat oleh Microsoft dan diperkenalkan sejak hadirnya Wondows 3.1. Penggunaan format video AVI (Audio Video Interleaved) yang fleksibel menjadi alasan penggunaan karena format video AVI dapat digunakan untuk jenis codec yang berbeda-beda[14].

3.6 Langkah-langkah Streaming Video

Berikut ini merupakan langkah - langkah streaming video ialah sebagai berikut :

1. Pastikan laptop server dan klient terhubung dengan baik pada perangkat

NSN FlexiPaket Radio. Lakukan perintah PING dari command form

Windows. PING 20.60.160.21 untuk alamat IP server dan PING

20.60.160.22 untuk alamat IP klient.

2. Buka aplikasi Mo.Vi.E pada komputer server, klik file, klik browse untuk memilih file video, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.5.


(13)

3. Klik kolom IP untuk memasukkan alamat IP ke tujuan streaming yg diinginkan, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Alamat IP tujuan

4. Klik frame size untuk menentukan resolusi video streaming yang akan digunakan, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Resolusi Video

5. Klik kolom frame rate video dan pilih sesuai dengan kebutuhan, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.8.


(14)

Gambar 3.8 Menu Frame Rate Video

6. Klik bitrate video dan pilih sesuai dengan kebutuhan, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Menu Bitrate Video

7. Klik GO untuk memulai streaming video, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.10.


(15)

Gambar 3.10 Tool GO untuk Memulai Streaming

8. Kemudian buka aplikasi Mo.Vi.De pada sisi klient lalu klik GO untuk menerima hasil streaming, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.11.


(16)

3.7 Langkah-langkah Pengukuran Menggunakan Wiresahark

Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan data dengan menggunakan perangkat NSN FlexiPaket Radio dan menggunkan software

Wireshark sebagai software pengukuran.

1. Buka aplikasi wireshark. Tampilan wireshark seperti gambar 3.12.

Gambar 3.12 Wireshark

2. Pilih device capture interfaces yang digunakan. Tampilan menu capture interface seperti gambar 3.13.


(17)

3. Jalankan aplikasi video streaming pada kedua computer. Kemudian tunggu hingga paket UDP ter-capture oleh Wireshark. Proses capture paket oleh

Wireshark ditunjukkan oleh Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Proses Capture Paket Menggunakan Wireshark 4. Klik tab Statistics, kemudian pilih Summary. Hasil pengukuran

menampilkan throughput dari data yang di tangkap seperti Gambar 3.15.


(18)

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1 Umun

Kualitas layanan merupakan factor utama yang sangat diperhatikan dalam proses pentransmisian agar kualitas data terjaga dengan baik. Kualitas layanan dikatakan baik apabila paket hilang dan waktu tunda dapat diminimalisir.

Pada bab ini berisi tentang hasil pengukuran Real Time Video Streaming menggunakan perangkat NSN Flexi Paket Radio yang dimisalkan sebagai jaringan internet serta menggunakan software Wireshark sebagai software pengukur parameter yang dibutuhkan seperti waktu tunda, paket loss dan throughput. Dalam proses pengujian format video yang digunakan ialah AVI dengan kapasitas video 50,5 MB, bitrate yang dipakai 1024 Kbps, resolusi video 704 x 576. Pada saat pengujian dilakukan beberapa perubahan diantaranya dengan memvariasikan

frame rate dan bandwidth. Frame rate yang divariasikan diantarnya mulai dari 10

fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps dan bandwitdth mulai dari 256 Kbps, 512 Kbps dan 1024 Kbps.

4.2 Analisis Video Streaming

Berikut ini dijelaskan perhitungan secara manual untuk data yang tercupture oleh Wireshark. Gambar 4.1 memperlihatkan hasil cupture dari


(19)

Gambar 4.1 Hasil Cupture Wireshark a. Perhitungan untuk mencari nilai delay :

Dari persamaan (2.1) perhitungan delay dapat diperoleh sebagai berikut :

= 59,701 788

= 0,07576

b. Perhitungan untuk mencari nilai throughput :

Dari persamaan (2.2) perhitungan throughput dapat diperoleh sebagai berikut :

ℎ �ℎ = 1193032

59,701

ℎ �ℎ = 19983,450 = 160

c. Perhitungan untuk mencari nilai paket loss :


(20)

= � � − � �

� � 100 %

= 887−788

887 100 %

= 11,16 %

4.3 Pengukuran dan Analisa Kualitas Real Time Video Streaming pada bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps dan 1024 Kbps

Hasil pengukuran kualitas Real Time Video Streaming pada resolusi 704 x 576, bitrate 1024 Kbps dan frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps dapat dilihat pada Table 4.1, 4.2 dan Tabel 4.3.

Table 4.1 Hasil pengukuran Quality of Service pada bandwidth 256 Kbps

Frame rate Throughput Paket

Loss Delay

Keterangan Video 10 fps 305 Kbps 2,6 % 0,0396 sec Cukup Baik 20 fps 251 Kbps 7,1 % 0,0482 sec Cukup 30 fps 185 Kbps 10,6 % 0,0653 sec Buruk 40 fps 160 Kbps 11,2 % 0,0757 sec Buruk

Table 4.2 Hasil pengukuran Quality of Service pada bandwidth 512 Kbps

Frame rate Throughput Paket

Loss Delay

Keterangan Video 10 fps 503 Kbps 4.4 % 0,0240 sec Cukup Baik 20 fps 355 Kbps 7 % 0,0342 sec Cukup 30 fps 235 Kbps 8,1 % 0,0515 sec Cukup 40 fps 197 Kbps 9,7 % 0,0621 sec Buruk


(21)

Table 4.3 Hasil pengukuran Quality of Service pada bandwidth 1024 Kbps

Frame rate Throughput Paket

Loss Delay

Keterangan Video 10 fps 712 Kbps 1,5 % 0,0170 sec Baik 20 fps 350 Kbps 1,9 % 0,0345 sec Baik 30 fps 326 Kbps 2,1 % 0,0372 sec Baik 40 fps 244 Kbps 3,4 % 0,0497 sec Baik

4.3.1 Pengukuran Paket Loss

Paket loss ialah paket yang hilang saat proses transmisi terjadi. Semakin

besar paket yang hilang menyebabkan kualitas video kurang baik bahkan buruk. Dari hasil pengukuran paket loss untuk bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps serta frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps dan 40 fps dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2.

1.50% 1.90% 2.10%

3.40% 4.40% 7% 8% 9.70% 2.60% 7.10% 10.60% 11.20% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00%

10 fps 20 fps 30 fps 40 fps

Paket Loss

Paket Loss 256 Kbps Paket Loss 512 Kbps Paket Loss 1024 Kbps


(22)

Dilihat dari Gambar 4.2 dapat disimpulakan bahwa paket loss terbesar terjadi pada bandwidth 256 Kbps dan 512 Kbps untuk frame rate 20 fps, 30 fps dan 40 fps. Berdasarkan standar ITU-T G.1010 untuk video streaming paket loss yang dikatakan baik ialah kurang dari 5 %, sedangkan yang terjadi untuk

bandwidth 256 Kbps dan 512 Kbps paket loss yang terjadi mencapai 7% sampai

11,20 %. Pengujian terbaik terjadi pada bandwidth 1024 Kbps karna paket loss kurang dari 5%. Besarnya paket loss diakibatkan karna kecilnya bandwidth yang dibutuhkan pada saat pengiriman paket dari pengirim ke tujuan.

4.3.2 Pengukuran Throughput

Pengukuran throughput untuk bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps menggunkan perangkat NSN Flexi Paket Radio didapat hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

712 350 326 244 503 355 235 197 305 251 185 160 0 100 200 300 400 500 600 700 800

10 fps 20 fps 30 fps 40 fps

Throughput

1024 Kbps 512 Kbps 256 Kbps


(23)

Dari Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa throughput terbesar terjadi pada bandwidth 1024 Kbps untuk frame rate 10 fps dan throughput terkecil terjadi pada bandwidth 256 Kbps untuk frame rate 40 fps, artinya kecepatan data yang dikirim akan lebih cepat karna jumlah data yang lebih sedikit dari pada jumlah data yang lebih besar karna akan menyebabkan kecepatan transfrer yang lebih lambat.

4.3.3 Pengukuran Delay

Delay adalah waktu tunda yang dibutuhkan paket data dari pengirim ke

penerima. Delay merupakan hal penting dalam proses pengiriman data semakin besar delay maka akan sangat berpengaruh terhadap kualitas layanan yang dihasilkan. Dari hasil pengujian Real Time Video Streaming maka didapatkan nilai delay yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Hasil Pengukuran Delay 0.017 0.0345 0.0372 0.0497 0.024 0.0342 0.0515 0.0621 0.0396 0.0482 0.0653 0.0757 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08

10 fps 20 fps 30 fps 40 fps

Delay

Delay 1024 Kbps Delay 512 Kbps Delay 256 Kbps s (second)


(24)

Pada Gambar 4.4 hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa terjadi penururan delay untuk setiap kenaikan bandwidth. Nilai delay tertinggi terdapat pada bandwidth 256 Kbps untuk frame rate 40 fps yaitu sebesar 0,0757 s, sedangkan untuk nilai delay terkecil terdapat pada bandwidth 1024 Kbps untuk

frame rate 10 fps.

Pada bandwidth 1024 Kbps untuk frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps dan 40 fps keadaan delay sudah stabil, artinya bandwidth yang dibutuhkan sudah memadai.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada implementasi aplikasi

video streaming menggunakan PlexiPaket Radio dengan bitrate 1024 Kbps,

variasi bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps serta variasi frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, dan 40 fps maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan acuan:

1. Pengujian video streaming untuk frame rate 40 fps menggunakan

bandwidth 1024 Kbps sudah dikatakan baik.

2. Pengujian video streaming untuk frame rate 30 fps menggunakan

bandwidth 1024 Kbps sudah dikatakan baik.

3. Pengujian video streaming untuk frame rate 20 fps menggunakan

bandwidth 1024 Kbps sudah dikatakan baik.

4. Pengujian video streaming untuk frame rate 10 fps menggunakan

bandwidth 1024 Kbps sudah dikatakan baik .

5.2 Saran

Dari percobaan yang dilakukan penulis perlu menyarankan :

1. Bitrate lebih di variasikan agar dapat lebih membandingkan kualitas

gambar.

2. Format video yang akan diuji agar lebih bervariasi lagi sehingga akan dapat dilihat perbandingan antara format video yang ada.


(26)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Video

Video adalah teknologi pemrosesan urutan banyak gambar bergerak yang dihasilkan oleh kamera. Video pada saat ini telah menjadi media informasi, komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai perkembangan zaman video banyak mengalami perubahan dan pembaharuan menjadi video digital dan berbagai macam jenis format video. Video analog dan video digital dapat dibedakan berdasarkan media penyimpanannya, video analog disimpan dalam media kaset berbentuk piringan hitam sedangkan video digital disimpan dalam memory dan flasdisk yang terdiri dari beberapa jenis format video[1].

2.1.1 Frame Rate Video

Frame rate mengindikasikan jumlah gambar yang dapat ambil dan

transfer dalam satu detik. Frame rate video adalah jumlah bingkai gambar atau

frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak,

diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), semakin tinggi angka fps maka semakin halus gambar yang dihasilkan atau digerakkan. Semakin besar frame rate yang digunakan akan sangat berpengaruh pada kebutuhan besar kecilnya

bandwidth yang dibutuhkan. Pada penyebarannya melalui jaringan internet


(27)

Gambar 2.1 Proses Gambar Bergerak

Pada Tugas Akhir ini dilakukan beberapa variasi frame rate untuk mengetahui pengaruh terhadap jaringan yang tersedia dan seberapa baik video yang dihasilkan menurut pandangan mata biasa. Frame rate yang akan diuji diantaranya 10 fps, 20 fps, 30 fps dan 40 fps.

2.1.2 Bitrate Video

Bitrate ialah jumlah bit yang diproses dalam satu satuan waktu untuk

mewakili media yang kontitu seperti video dan audio setelah dilakukan kompresi. Satunya adalah bit per second (bps). Video bitrate merupakan ukuran kapasitas data video ketika dimainkan dalam satuan detik. Kualitas video diatur dalam proses encoding videonya. Semakin tinggi bitrare maka akan semakin banyak informasi data videonya[2].

2.1.3 Bit Depth (Kedalaman Warna)

Bit Depth adalah jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan

tiap pixel. Bit depth adalah jumlah bit untuk tiap pixel. Semakin banyak jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah pixel, yang berarti semakin tinggi kedalaman pixel-nya, maka semakin tinggi pula kualitasnya, dengan resiko


(28)

jumlah bit yang diperlukan menjadi lebih tinggi. Dengan 1 byte (8 bit) untuk tiap pixel, diperoleh 28 atau 256 level intensitas. Dengan level intensitas sebanyak itu, umumnya mata manusia sudah dapat dipuaskan. Kedalaman pixel paling rendah terdapat pada binary-value image yang hanya menggunakan 1 bit untuk tiap pixel, sehingga hanya ada dua kemungkinan bagi tiap pixel, yaitu 0 (hitam) atau 1 (putih)[3]. Gambar 2.2 menerangkan jumlah bit warna dalam fixel video dan Tabel 2.1 memperlihatkan hubungan antara kedalaman warna dan resolusi warna [2].

Gambar 2.2 Kedalaman Warna tiap Pixel Gambar

Tabel 2.1 Hubungan antara Kedalaman Warna dan Resolusi Warna Kedalaman Warna Resolusi Warna

1 bit (2 warna)

4 bit (16 warna)

8 bit (256 warna)

16 bit (65.563 warna)


(29)

2.2 Kompresi Video

Dalam teori informari kompresi data atau sumber pengkodean adalah proses encoding informasi dengan menggunakan sedikit bit (atau unit informasi lainnya) dari sebuah unencoded representasi akan menggunakan, melalui penggunaan khusus pengkodean skema. Kompresi video mengacu untuk mengurangi jumlah data yang digunakan untuk mewakili video digital gambar dan merupakan kombinasi dari ruang kompresi gambar dan temporal kompensasi gerak. Kompresi video adalah contoh dari konsep pengkodean sumber dalam teori informasi[4].

2.2.1 Standar Kompresi Video

Standarisasi terhadap kompresi informasi video diperlukan untuk memfasilitasi pertukaran data berupa video digital secara global. Sebuah standarisasi pengkodean dikatakan efisien bila mendukung algoritma kompresi yang baik dan mengimplementasikan disain encoder dan decoder yang efisien. Untuk komunikasi multimedia, terdapat dua organisasi standard yang utama yaitu

ITU-T dan International Organization For Standardization (ISO). Urutan standar


(30)

2.2.2 H.261

Standard H.261 adalah standar yang diterbitkan oleh ITU-T pada tahun 1990. Standar H.261 didesain untuk kompresi video yang akan ditansmisikan melalui jaringan ISDN dengan bandwidth yang diizinkan sebesar px64 Kbit/s, dimana p berkisar antara 1 sampai 30. Standar H.261 ini diimplementasikan untuk aplikasi conferencing dan videophone[5].

2.2.3 H.263

Pada Februari 1995 ITU-T SG15 mengeluarkan standar H.263 yang dirancang untuk penggunaan komunikasi bitrate namun tidak pernah berjalan dengan baik ketika melalui jaringan POTS (Plain Old Telephone Service). Standar H.263 telah menggantikan standar H.261 untuk video conferencing dibeberapa aplikasi yang mendominasi standarisasi untuk beberapa aplikasi internet video streaming sekarang ini[5].

2.2.4 H.264

Berdasarkan ISO/IEC 14496-10. Standar H.264/AVC pertama kali diterbitkan pada Mei pada tahun 2003 dan dibangun berdasarkanpada konsep awal standar seperti MPEG-2 dan MPEG-4 visual.H.2.64 menawarkan efisiensi kompresi lebih baik yakni kompresi video yang lebih berkualitas dan fleksibilitas yang lebih besar dalam melakukan kompresi, transmisi dan penyimpanan video. Video encoder H.264 dapat melakukan prediksi, transform dan proses encoding untuk menghasilkan kompresi bitstream H.264 dapat melakukan proses decoding


(31)

diencode. Dibandingkan dengan standar seperti MPEG-2 dan MPEG-4 visual.

H.264 memiliki kelebihan antara lain[5]:

a. Kualitas gambar yang lebih baik pada bitrate kompresi yang sama.

b. Kecepatan bit kompresi yang lebih rendah untuk kualitas gambar yang sama. c. Standar H.264 menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dari segi kompresi

dan transmisi.

2.3 Video Streaming

Video streaming sering disebut sebagai proses pendistribusian data video

dan audio secara terus menerut melalui jaringan internet. Dalam proses video

streaming juga dibutuhkan codec video yang berfungsi sebagai media kompresi

atau mengecilkan ukuran file video agar lebih mudah ditransfer melalui jaringan internet. Video streaming sering disebut sebagai tayangan langsung yang dibroadcast pada banyak orang dalam waktu bersamaan dengan kejadian aslinya, melalui media data komunikasi (network) baik yang terhubung dengan kabel maupun wireless. Secara teknis, internet broadcast yang menggunakan teknologi streaming ini terbagi menjadi dua jenis yaitu unicast dan multicast.

Unicast merupakan proses pengiriman data dari satu titik kesatu titik yang

lain dan bersifat non real time. Dengan metode ini, file yang akan didownload akan disimpan terlebih dahulu, kemudian jika penggunaan internet ingin menggunakan atau memakai file tersebut, maka file tersebut akan distreamingkan terlebih dahulu oleh streaming server sebelum digunakan.


(32)

data tersebut. Sifat dari metode multicast ini real time dan saling berbagi rute agar titik untuk menuju ke komputer pengguna tersebut hanya terjadi sekali saja, yaitu saat file media tersebut dibuat untuk pertama kalinya. Dengan demikian multicast tepat untuk internet brocast[2].

2.3.1 Layanan Video Streaming

Ada tiga tipe video streaming menurut bentuk layanan yaitu[6] :

1. Video on demand (VoD), yaitu suatu bentuk streaming pada permintaan data

yang sudah ada atau tersimpan dalam server. Video on demand mengijinkan pengguna untuk dapat melakukan proses pause, rewind, fast forward atau melakukan indeks isi multimedia.

2. Live streaming, aplikasi live streaming dapat dijumpai dalam teknologi broadcast radio dan televise. Aplikasi ini mengijinkan pengguna untuk

menerima siaran radio dan televise secara langsung (live). Dalam live streaming tidak ada data video yang tersimpan kedalam server sehingga klien tidak dapat melakukan fast forward dalam media yang diakses. Proses

cupture dan encoding secara langsung dilakukan sesuai dengan format

videonya sebelum video itu ditransmisikan kepada klien.

3. Real time streaming, aplikasi ini mengijinkan pengguna untuk berkomunikasi

dengan audio dan video dalam waktu yang real.

2.3.2 Transmisi Video Streaming


(33)

1. Download mode, client dapat memainkan media setelah semua file media

telah dilakukan proses download dari server. Pengunaan cara ini mengharuskan keseluruhan file multimedia harus diterima secara lengkap di sisi client. File multimedia yang sudah diterima kemudian disimpan pada perangkat penyimpan komputer, di mana penyimpanan ini dapat berupa penyimpanan sementara. Setelah file multimedia tersebut berhasil diterima secara lengkap pada sisi client, user baru dapat mengakses video tersebut.

2. Streaming mode, client dapat memainkan media secara langsung tanpa

melakukan proses download. Bagian media yang diterima melalui proses transmisi dapat langsung dimainkan seketika itu juga.

3. Progressive download, media yang dapat dimainkan beberapa detik

setelah proses download dimulai atau client dapat melihat media selama media itu dalam proses download. Secara langsung terlihat seperti streaming tetapi kenyataanya adalah melakukan download. Istilah lainnya juga menyebutkan sebagai pseudo streaming.

2.4 Protokol Streaming

Protocol streaming adalah sebuah aturan untuk membimbing sebuah aktifitas pertukaran data informasi. Adapun tujuannya ialah sebagai standarisasi komunikasi antara streaming sever dan streaming klient. Spesifikasi dibedakan menurut fungsiya, yaitu[7] :


(34)

2.4.1 Lapisan OSI

Model OSI ditetapkan oleh sebuah badan standar internasional yang bernama Internasional Standards Organization (ISO) pada tahun 1947. Standar ISO mencakup seluruh aspek komunikasi data dengan model Open System

Interconnection. Yang dimaksud dengan open system adalah seperangkat protocol

yang ada dalam model ini menjamin terjadinya komunikasi sekalipun dua atau lebih sistem yang saling terhubung memiliki arsitektur yang berbeda. OSI menetapkan 7 lapis proses, yaitu[7] :

1.Application layer

Lapis ini memungkinkan pengguna melakukan akses terhadap jaringan komunikasi melalui aplikasi antar muka (interface), misalnya aplikasi mail browser memungkinkan pengguna menulis, membaca, mengambil, mengirim dan mengorganisasi pesan.

2.Presentation layer

Lapis ini memiliki fungsi khusus yang berkaitan dengan translasi informasi diantara dua buah sistem, melakukan proses enkripsi untuk data-data yang penting dan melakukan proses kompresi dengan satu tujuan untuk memperkecil jumlah bit yang kan dikirimkan melalui jaringan komunikasi.

3.Session layer

Lapis ini melakukan kendali terhadap percakapan (dialog control) yang terjadi diantara dua buah sistem. Model dialog yang mungkin dilakukan


(35)

4.Transport layer

Transport layer adalah lapis pengiriman, melakukan deteksi error dan koreksi diantara dua komputer (end to end)

5.Network layer

Network layer memiliki tanggung jawab untuk mengiriman paket data dari alamat sumber ke alamat tujuan. Termasuk didalamnya adalah mengatur rute perjalanan masing-masing paket melintasi jaringan komunikasi.

6.Data link layer

Lapis yang berfungsi menghantarkan data dalam bentuk frame-frame kecil dari titik sumber ke tujuan.

7.Physical layer

Lapis yang bertanggung jawab untuk membawa bit-bit data melalui media transmisi .

2.4.2 TCP/IP

Transmision Control Protokol/Internet Protokol pertama kali diperkenalkan olah Departement of Defence (DoD) untuk memastikan dan menjaga integritas data sama seperti halnya menjaga komunikasi dalam situasi apapun. TCP/IP menjadi protocol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan mudah dari setiap jenis komputer dan interface jaringan, karena perubahan pada protocol yang sehubungan dengan interface jaringan saja. TCP/IP memiliki 4 layer yang terdiri dari[7] :


(36)

1.Application Layer

Layer ini mengintegrasikan berbagai macam aktivitas dan tugas-tugas yang melibatkan fokus dari layer OSI yaitu Application, Presentation dan Session. Layer ini juga mengendalikan spesifikasi tatap muka pengguna.

2.Transport Layer

Layer ini sejalan dengan layer Transport di model OSI. Layer ini mendefinisikan protocol untuk mengatur tingkat layanan transmisi untuk aplikasi.Layer ini juga menangani masalah seperti menciptakan komunikasi end to end yang handal dan memastikan data bebas dari kesalahan saat pengiriman, serta menangani urutan paket dan menjaga integritas data.

UDP yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. UDP melakukan pengiriman informasi yang tidak membutuhkan keandalan. Walaupun pengiriman dengan UDP kurang handal dibandingkan dengan protocol TCP, pengiriman dengan UDP mengurangi overhead jaringan.

TCP mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang

connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan


(37)

bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim.

Real-time Transport Protokol (RTP) menerapkan fungsi- fungsi untuk transport dari awal ke akhir data real time, seperti audio, video,

multimedia atau isi lainnya. RTP mendukung transmisi unicast,

broadcast, dan multicast.

3.Internet Layer

Layer ini setara dengan layer Network dalam OSI, yaitu mengalokasikan protocol yang berhubungan dengan transmisi logika sejauh paket keseluruh network. Layer ini menjaga pengalamatan host dengan memberikan alamat IP dan menangani routing dari paket yang melalui beberapa jaringan.

4.Network Access Layer

Layer ini merupakan gabungan dari layer Physical dan Data Link di OSI.Layer ini memantau pertukaran data antara host dan jaringan, dan bertugas mengawasi pengalamatan secara hardware dan mendefinisikan protocol untuk transmisi fisik data. Gambar 2.4 adalah gambar susunan struktur protocol pada TCP/IP yang disajikan secara berurutan.


(38)

Gambar 2.4 Struktur Protokol pada TCP/IP

2.5 Kualitas Layanan Real Time Video Streaming

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kualitas Real Time Video

Streaming, yaitu waktu tunda (delay), paket loss dan pemilihan jenis codec.

Ukuran dan pengalokasian kapasitas jaringan juga mempengaruhi kualitas Real

Time Video Streaming secara keseluruhan.Berikut penjelasan dari beberapa factor

tersebut[8].

2.5.1 Waktu Tunda (Delay)

Delay adalah waktu tunda yang dibutuhkan paket data dari pengirim ke penerima.. Untuk menghitung delay digunakan rumus :

= � (2.1) Keterangan


(39)

ITU G.114 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat kenyamanan user, dapat ditunjukkan pada Table 2.2[9]:

Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda berdasarkan ITU-T G.114

Waktu tunda Kualitas

0-150 ms Baik

150-300 ms Cukup, masih dapat diterima >300 ms Buruk

Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi dijaringan. Komponen waktu tunda tersebut yaitu waktu tunda pemprosesan, waktu tunda peketisasi, waktu tunda propagasi, dan waktu tunda akibat adanya jitter buffer diterminal penerima. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis waktu tunda yang dapat mempengaruhi kualitas layanan ialah[8]:

1. Waktu tunda pemrosesan, waktu tunda yang terjadi akibat proses pengumpulan dan pengkodean sampel analog menjadi digital.

2. Waktu tunda paketisasi, waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi sinyal suara menjadi paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam jaringan.

3. Waktu tunda antrian, waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data terjadinya kongesti jaringan.

4. Waktu tunda propagasi, waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik

jaringan dan jarak yang harus dilalui olah sinyal suara pada media transmisi data antara pengirim dan penerima.


(40)

6. Waktu tunda akibat jitter buffer, waktu tunda ini terjadi akibat jitter buffer yang digunakan untuk meminimalisasi nilai jitter yang terjadi.

2.5.2 Throughput

Throughput adalah kecepatan transfer data efektif, yang diukur dalam Kbps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada destinastion selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung throughput adalah [10]:

�ℎ �ℎ = ℎ � � � � �

� � � �� � � (2.2)

Beberapa factor yang menentukan nilai throughput adalah : 1. Piranti jaringan.

2. Tipe data yang dikirim.

3. Banyaknya pengguna jaringan.

4. Spesifikasi komputer server dan klient. 2.5.3 Paket Loss

Paket loss adalah jumlah paket data yang hilang saat proses transmisi

terjadi. Paket loss dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan signal dalam media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, dan kesalahan keras jaringan. Tabel 2.3 memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada jaringan[11].


(41)

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang Berdasarkan ITU-T G.1010

Tingkat Paket Hilang Kualitas

0 – 5 % Baik

5 – 10 % Cukup

> 10 % Buruk

Rumus yang digunakan untuk menghitung paket loss adalah :

� = � � � � −� �� �

� � � � 100% (2.3)

Keterangan :

Paket terkirim : total UDP paket yang terkirim


(42)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Masalah

Saat ini penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam. Banyak fasilitas yang bisa ditawarkan oleh internet salah satunya pertukaran informasi komunikasi. Pertukaran informasi tidak hanya sebatas teks dan gambar, kebutuhan informasi yang bersifat video juga sangat dibutuhkan, misalnya video

conference, video call, video streaming dan lain sebagainya. Tetapi, itu semua

tidak terlepas dari kualitas layanan yang memadai.

Kualitas layanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menjaga kualitas informasi dengan baik sebab semua informasi harus diterima sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini perlu diadakannya pengujian Real Time Video Streaming menggunakan perangkat NSN FlexiPaket

Radio yang dapat dimodelkan sebagai jaringan internet. Penggunaan NSN

FlexiPaket Radio dapat memudahkan proses pengambilan data karena dapat

melakukan perubahan bandwidth yang dibutuhkan serta tidak terganggu oleh penggguna internet yang lain.

Adapun parameter yang akan diuji pada Tugas Akhir ini adalah

throughput, packet loss dan delay

1.2 Rumusan Masalah


(43)

1. Apa yang dimaksud dengan Real Time Video Streaming ?

2. Bagaimana cara mengkonfigurasi Real Time Video Streaming menggunakan NSN FlexiPaket Radio ?

3. Apa saja parameter yang digunakan untuk menguji kualitas Real Time

Video Streaming dengan menggunakan perangkat NSN FlexiPaket Radio?

4. Apa pengaruh frame rate (fps) video terhadap bandwidth yang tersedia ? 1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisis terhadap kualitas Real Time Video Streaming dengan menggunakan perangkat

NSN FlexiPaket.

1.4 Batasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam Tugas Akhir ini, maka penulis membuat batasan masalah diantaranya sebagai berikut :

1. Analisa Real Time Video Streaming yang diamati memakai konfigurasi

point to point dalam proses pengiriman video streaming.

2. Aktivitas pengujian dilakukan di jaringan internet yang di modelkan menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio yang dimiliki oleh Laboratorium Sistem Komunikasi Radio Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Parameter kualitas video yang dianalisis hanyalah throughput, packet loss, dan delay sebagai fungsi perubahan bandwidth dari 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps dan frame rate dari 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps.


(44)

4. Membahas tentang Real Time Video Streaming dengan format .AVI,

bitrate 1024 Kbps dengan resolusi 704 x 576.

5. Analisa yang dilakukan hanya mengukur kualitas video saja, tidak untuk audio.

6. Menggunakan Mo.Vi.e sebagai media player pengirim dan Mo.Vi.De sebagai media player penerima.

7. Codec yang digunakan hanya codec H.264.

8. Layanan video streaming yang digunakan adalah Real Time Streaming dan Proses pentransmisiannya Streaming Mode.

9. Real Time Video Streaming yang dilakukan hanya dapat mengirim

informasi satu arah.

10.Menggunakan software Wireshark 1.10.2 untuk menghitung parameter- peremeter yang diinginkan.

1.4 Metodologi Penulisan

Metodologi penelitian yang digunakan dalam menyusun Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

1. Studi literature

Mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal dan tulisan-tulisan lain yang terkait, serta dari layanan internet guna menambah referensi Tugas Akhir ini. 2. Analisa data

Pengujian percobaan dan pengamatan menggunakan perangkat NSN


(45)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai Tugas Akhir ini, secara singkat dapat diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori Real Time Video Streaming berupa pengertian dan manfaat Real Time Video Streaming

BAB III : INSTALASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi instalasi dan perancangan Real Time Video Streaming menggunakan NSN FlexiPket Radio.

BAB IV : DATA DAN ANALISA

Bab ini menjelaskan tentang analisis data pengujian untuk menunjukkan kualitas hasil streaming dengan membandingkan hasil dengan parameter yang ada.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat beberapa kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini.


(46)

ABSTRAK

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi Real Time Video

Streaming menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio yang dimodelkan

sebagai jaringan internet. Salah satu software pilihan untuk layanan Video

Streaming adalah Mo.Vi.E dan Mo.Vi.De. Pada penelitian ini diamati layanan

video streaming menggunakan Mo.Vi.E dengan memvariasikan bandwidth dan

frame rate untuk mengamati kualitas layanan yang dihasilkan berupa packet loss, delay dan throughput. Adapun format video streaming yang diuji pada penelitian

ini adalah AVI.

Dengan mengacu kepada kualitas video streaming yang ditetapkan standar ITU-T G. 1010 mengenai parameter kualitas layanan dan melakukan pengujian dengan variasi bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps dan frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps maka diperoleh bahwa video streaming dengan format AVI (Audio Video Interleaved) sudah memiliki kualitas yang baik pada bandwidth 1024 Kbps. Delay terbesar terjadi pada bandwidth 256 Kbps untuk frame rate 40 fps yaitu 0,0757 sec sedangkan delay terkecil terjadi pada bandwidth 1024 untuk

frame rate 10 fps yaitu 0,0170 sec. Paket loss terbesar terjadi pada bandwidth 256

Kbps untuk frame rate 40 fps yaitu 11,2 % sedangkan untuk throughput sendiri,

throughput terbesar terjadi pada bandwidth 1024 Kbps. Hasil pengukuran

mungkin lebih besar terjadi pada jaringan internet karena terjadi buffer dan banyaknya pengguna internet.


(47)

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING

TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

( Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU )

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Telekomunikasi

Oleh:

EKO KURNIAWAN NIM : 090402102

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(48)

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING

TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

( Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU )

Oleh :

EKO KURNIAWAN 090402102

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Sidang pada tanggal 14 bulan Mei tahun 2014 di depan penguji : 1) Suherman, S.T., M.Comp., Ph.D : Ketua Penguji : ………… 2) Ir. M. Zulfin, M.T : Anggota Penguji : ...………

Disetujui Oleh : Pembimbing Tugas Akhir

Ir. Arman Sani, M.T NIP : 19631128 199103 1 003

Diketahui oleh :


(49)

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING

TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

( Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU )

Oleh :

EKO KURNIAWAN 090402102

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Sidang pada tanggal 14 bulan Mei tahun 2014 di depan penguji :

1) Suherman, S.T., M.Comp., Ph.D : Ketua Penguji 2) Ir. M. Zulfin, M.T : Anggota Penguji

Diketahui oleh : Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Teknik Elektro Pembimbing Tugas Akhir

Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si Ir. Arman Sani, M.T


(50)

ABSTRAK

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi Real Time Video

Streaming menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio yang dimodelkan

sebagai jaringan internet. Salah satu software pilihan untuk layanan Video

Streaming adalah Mo.Vi.E dan Mo.Vi.De. Pada penelitian ini diamati layanan

video streaming menggunakan Mo.Vi.E dengan memvariasikan bandwidth dan

frame rate untuk mengamati kualitas layanan yang dihasilkan berupa packet loss, delay dan throughput. Adapun format video streaming yang diuji pada penelitian

ini adalah AVI.

Dengan mengacu kepada kualitas video streaming yang ditetapkan standar ITU-T G. 1010 mengenai parameter kualitas layanan dan melakukan pengujian dengan variasi bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, 1024 Kbps dan frame rate 10 fps, 20 fps, 30 fps, 40 fps maka diperoleh bahwa video streaming dengan format AVI (Audio Video Interleaved) sudah memiliki kualitas yang baik pada bandwidth 1024 Kbps. Delay terbesar terjadi pada bandwidth 256 Kbps untuk frame rate 40 fps yaitu 0,0757 sec sedangkan delay terkecil terjadi pada bandwidth 1024 untuk

frame rate 10 fps yaitu 0,0170 sec. Paket loss terbesar terjadi pada bandwidth 256

Kbps untuk frame rate 40 fps yaitu 11,2 % sedangkan untuk throughput sendiri,

throughput terbesar terjadi pada bandwidth 1024 Kbps. Hasil pengukuran

mungkin lebih besar terjadi pada jaringan internet karena terjadi buffer dan banyaknya pengguna internet.


(51)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada ayahanda Surat S.Pd, M.Si dan ibunda Asri, serta adik-adik tercinta Widora Iswara, Prima Piawai, Alhaidar Wilatikta yang senantiasa mendukung dan mendo‟akan penulis.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pendidikan sarjana strata satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA” Penulisan Tugas Akhir ini dapat berlangsung dengan baik karena adanya dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas nasehat, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT selaku Penasehat Akademis penulis, atas

bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan perkuliahan selama ini. 3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, Msi dan Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.


(52)

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas segala bantuannya.

5. Sahabat – sahabat terbaik di Elektro: Kepin, Dea, Nuzul, Farizi, Samuel, Oloni, Frans, Daniel, Nicholas, Deni, Jehuda, Teguh, Budi, Meta, Kentrik, Wongto, Rudi, Reza, Arif, dan rekan – rekan „09 lainnya yang selama ini menjadi teman seperjuangan dalam hari – hari kuliah, semoga kita semua sukses di masa depan.

6. Keluarga besar Laboratorium Komunikasi Radio FT USU: Bapak Ir. Arman Sani, MT, Bang Aulia, Bang Muklis, Bang Rumi, Bang Latif, Irsad dan Robi yang telah memberikan banyak bantuan selama proses penulisan Tugas Akhir.

7. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak sekali kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan tujuan mendekati kesempurnaan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan wacana bagi rekan – rekan mahasiswa.

Medan, Mei 2014 Penulis,


(53)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Metodologi Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan... 4

II. DASAR TEORI 2.1 Video ... 5

2.1.1 Frame Rate Video ... 5

2.1.2 Bitrate Video ... 6

2.1.3 Bit Depth ( Kedalaman Warna) ... 6

2.2 Kompresi Video ... 8

2.2.1 Standar Kompresi video ... 8

2.2.2 H.261 ... 9


(54)

2.3 Video Streaming ... 10

2.3.1 Layanan Video Streaming ... 11

2.3.2 Transmisi Video Streaming ... 11

2.4 Protokol Streaming ... 12

2.4.1 Lapisan OSI ... 13

2.4.2 TCP/IP ... 14

2.5 Kualitas Layanan Real Time Video Streaming ... 17

2.5.1 Waktu Tunda (Delay) ... 17

2.5.2 Throughput ... 19

2.5.3 Paket Loss ... 19

III. INSTALASI DAN PENGUJIAN 3.1 Topologi Jaringan ... 21

3.2 Spesifikasi Perangkat Keras ... 22

3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 23

3.4 Diagram Pengambilan Data ... 25

3.5 Spesifikasi video ... 25

3.6 Langkah-langkah Streaming Video ... 26

3.7 Langkah-langkah Pengukuran Menggunakan Wireshark ... 30

IV. DATA DAN ANALISA 4.1 Umum ... 32

4.2 Analisa Real Time Video Streaming... 32

4.3 Pengukuran dan Analisa Kualitas Real Time Video Streaming pada Bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, dan 1024 Kbps ... 34


(55)

4.3.3 Pengukuran dan Analisa Delay ... 37 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 39 5.2 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN


(56)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Gambar Bergerak ... 6

Gambar 2.2 Kedalaman Warna tiap Pixel Gambar ... 7

Gambar 2.3 Perkembangan Kompresi Video ... 8

Gambar 2.4 Struktur Protokol Pada TCP/IP ... 17

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Real Time Video Streaming ... 18

Gambar 3.2 Tampilan Mo.Vi.E disisi Server ... 24

Gambar 3.3 Tampilan Mo.Vi.De disisi Klient ... 24

Gambar 3.4 Flowchart Pengukuran dan Pengujian ... 25

Gambar 3.5 Pemilihan File Video ... 26

Gambar 3.6 Alamat IP tujuan ... 27

Gambar 3.7 Resolusi Video ... 27

Gambar 3.8 Menu Frame Rate Video ... 28

Gambar 3.9 Menu Bitrate Video... 28

Gambar 3.10 Tool GO untuk Memulai Streaming ... 29

Gambar 3.11 Tool GO Menerima Streaming... 29

Gambar 3.12 Wireshark ... 30

Gambar 3.13 Menu Cupture Interface ... 30

Gambar 3.14 Proses Capture Paket Menggunakan Wireshark ... 31

Gambar 3.15 Pengukuran Bytes Received dan Bytes Drained ... 31


(57)

Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Throughput ... 36 Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Delay... 37


(58)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan antara Kedalaman Warna dan Resolusi Warna .. 7

Tabel 2.2 Pengelompukan waktu tunda berdasarkan ITU-T G.114 ... 18

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang ... 20

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran QoS pada bandwidth 256 Kbps ... 34

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran QoS pada bandwidth 512 Kbps ... 34


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Metodologi Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan... 4

II. DASAR TEORI 2.1 Video ... 5

2.1.1 Frame Rate Video ... 5

2.1.2 Bitrate Video ... 6

2.1.3 Bit Depth ( Kedalaman Warna) ... 6

2.2 Kompresi Video ... 8

2.2.1 Standar Kompresi video ... 8

2.2.2 H.261 ... 9

2.2.3 H.263 ... 9


(2)

v

2.3 Video Streaming ... 10

2.3.1 Layanan Video Streaming ... 11

2.3.2 Transmisi Video Streaming ... 11

2.4 Protokol Streaming ... 12

2.4.1 Lapisan OSI ... 13

2.4.2 TCP/IP ... 14

2.5 Kualitas Layanan Real Time Video Streaming ... 17

2.5.1 Waktu Tunda (Delay) ... 17

2.5.2 Throughput ... 19

2.5.3 Paket Loss ... 19

III. INSTALASI DAN PENGUJIAN 3.1 Topologi Jaringan ... 21

3.2 Spesifikasi Perangkat Keras ... 22

3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 23

3.4 Diagram Pengambilan Data ... 25

3.5 Spesifikasi video ... 25

3.6 Langkah-langkah Streaming Video ... 26

3.7 Langkah-langkah Pengukuran Menggunakan Wireshark ... 30

IV. DATA DAN ANALISA 4.1 Umum ... 32

4.2 Analisa Real Time Video Streaming... 32

4.3 Pengukuran dan Analisa Kualitas Real Time Video Streaming pada Bandwidth 256 Kbps, 512 Kbps, dan 1024 Kbps ... 34

4.3.1 Pengukuran dan Analisa Packet Loss ... 35

4.3.2 Pengukuran dan Analisa Throughput ... 36


(3)

4.3.3 Pengukuran dan Analisa Delay ... 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 39 5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN


(4)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Gambar Bergerak ... 6

Gambar 2.2 Kedalaman Warna tiap Pixel Gambar ... 7

Gambar 2.3 Perkembangan Kompresi Video ... 8

Gambar 2.4 Struktur Protokol Pada TCP/IP ... 17

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Real Time Video Streaming ... 18

Gambar 3.2 Tampilan Mo.Vi.E disisi Server ... 24

Gambar 3.3 Tampilan Mo.Vi.De disisi Klient ... 24

Gambar 3.4 Flowchart Pengukuran dan Pengujian ... 25

Gambar 3.5 Pemilihan File Video ... 26

Gambar 3.6 Alamat IP tujuan ... 27

Gambar 3.7 Resolusi Video ... 27

Gambar 3.8 Menu Frame Rate Video ... 28

Gambar 3.9 Menu Bitrate Video... 28

Gambar 3.10 Tool GO untuk Memulai Streaming ... 29

Gambar 3.11 Tool GO Menerima Streaming... 29

Gambar 3.12 Wireshark ... 30

Gambar 3.13 Menu Cupture Interface ... 30

Gambar 3.14 Proses Capture Paket Menggunakan Wireshark ... 31

Gambar 3.15 Pengukuran Bytes Received dan Bytes Drained ... 31

Gambar 4.1 Hasil Capture Wireshark ... 33

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengukuran Paket Loss ... 35


(5)

Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Throughput ... 36 Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Delay... 37


(6)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan antara Kedalaman Warna dan Resolusi Warna .. 7

Tabel 2.2 Pengelompukan waktu tunda berdasarkan ITU-T G.114 ... 18

Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang ... 20

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran QoS pada bandwidth 256 Kbps ... 34

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran QoS pada bandwidth 512 Kbps ... 34

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran QoS pada bandwidth 1024 Kbps ... 35