4 Pengarus media massa
Pengarus media massa tidak kalah besarnya terhadap perkembangan anak. Keinginan atau kehendak yang tertanam pada diri anak untuk berbuat jahat
kadang-kadang timbul karena pengaruh bacaan, gambar-gambar dan film. Bacaan-bacaan yang buruk akan berbahaya dan dapat menghalang-halangi
mereka untuk berbuat baik. Tontonan yang berupa gambar-gambar porno akan memberikan rangsangan seks terhadap anak.
Pengaruh film ada kalanya memiliki dampak kejiwaan yang baik, akan
tetapi hiburan tersebut dapat memberikan pengaruh yang tidak nenguntungkan bagi perkembangan jiwa anak jika tontonannya
menyangkut aksi kekerasan dan kriminalitas. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengadakan penyensoran film-film yang berkualitas
buruk terhadap psikis anak dan mengarahkan anak pada tontonan yang menitik beratkan aspek pendidikan; mengadakan ceramah melalui mas
media massa mengenai soal-soal pendidikan pada umumnya; mengadakan pengawasan terhadap peredaran dari buku-buku komik, majalah-majalah,
pemasangan-pemasangan iklan dan lainnya sebagainya.
F. Landasan Teori
Penelitian ini dilandasi oleh model interaksional, menurut Jalaludin Rakhmat 2000:124 model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap sintem memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang paling tergantung dan bertindak bersama
sebagai satu kesatuan. Untuk memahami sistem, kita harus melihat struktural. Selanjutnya, semua sistem memiliki kecenderungan untuk memelihara dan
mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sisten dan subsistem
harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungan medan.
Hubungan interpersonal dapat dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita harus melihat pada karakteristik individu-individu
yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-sifat lingkungan juga harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi, dan pelaksanaan peran, serta
permainan yang dilakukan. Dalam hubungan interpesonal, kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita dan orang lain membalasnya dengan salah satu
aspek tersebut juga.
Menurut De Vito 2006:26, efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri yaitu:
a. Keterbukaan openess
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam memasuki hubungan antar pribadi. Keterbukaan merupakan ciri yang sangat
dominan terlihat pada bentuk komunikasi antar pribadi dimana anatar komunikator dan komunikan akan lebih terbuka dalam menyampaikan
informasi atau pesan. Disini keterbukaan antara Pembimbing Masyarakat dengan Klien Anak sangat diperlukan. Agar Pembimbing Kemasyarakatan
dapat mengetahui alasan klien anak melakukan tindak kriminal.
b. Empati emphaty
Merasakan apa yang dirasakan orang lain. Perasaan empati akan lebih terasa dalam komunikasi antar pribadi ini karena proses komunikasi aakan lebih
intim, sehingga akan lebih mudah untuk ikut apa yang dirasakan orang lain. Pembimbing masyarakat selalu melakukan pendekatan terhadap klien anak
dengan tidak selalu menyalahkan klien anak terhadap kriminalitas yang telah dilakukan klien anak. Perasaan empati yang diberikan pembimbing
kemasyarakatan bertujuan agar menjaga psikologis klien anak. c.
Dukungan supportiveness
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Adanya keterbukaan dari komunikator dan komunikan akan mendukung
komunikasi berlangsung dengan baik, dengan adanya dukungan dari masing- masing pihak diharapakan komunikasi lebih efektif. Dukungan dari orang tua,
keluarga, teman, dan masyarakat akan membantu pembimbing masyarakat menjalankan tugas nya untuk membantu, membimbing, dan mengawasi klien
anak. d.
Rasa Positif positiveness
Seorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan komunikasi kondusif untuk
interaksi yang efektif. Apabila dari komunikator memiliki rasa positif yang tingggi akan dirinya sendiri ,aka akan berpengaruh terhadap komunikan, dan
hasilnya akan lebih baik. Pembimbing kemasyarakatan harus mampu mendorong klien anak untuk merubah sifat yang terdahulu agar menjadi kearah
yang lebih baik. Pembimbing masyarakat gharus menciptakan komunikasi yang kondusif agar tercipta komunikasi yang baik antara pembimbing
masyarakat dengan klien anak. e.
Kesetaraan equality
Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak, menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang paling penting untuk disumbangkan. Adanya rasa
saling memnghargai dalam bentuk komunikasi antar pribadi merupakan hal yang sangat penting. Pembimbing kemasyarakan harus menghargai bahwa
klien anak adalah bukan pelaku kejahatan namun korban kejahatan. Klien anak adalah anak yang sedang tersangkut masalah hukum. Komunikasi yang
dilakukan pembimbing masyarakat adalah komunikasi yang biasanya dilaukan terhadap anak-anak.
G. Kerangka Pikir