Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam

f. Pegawai Lepas, adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja

yang menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.

g. Penerima Pensiun, adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang

menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua.

h. Penerima honorarium, adalah orang pribadi yang menerima atau

memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan yang dilakukannya.

i. Penerima upah, adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah

mingguan, upah bororngan atau upah satuan. Yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dari pemotongan pajak.

2.1.5.3 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21

Mardiasmo 2004 : 139 mengatakan bahwa yang tidak termasuk penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara

asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat : 1 Bukan warga negara Indonesia, dan 2 Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia. 3 Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan baik.

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam

keputusan Menteri Keuangan Nomor 611KMK.0419094 sepanjang : 1 Bukan warga negara Indonesia, dan 2 Tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

2.1.5.4 Objek Pajak PPh Pasal 21

Sebelum pembayaran pajak dilakukan terlebih dahulu harus mengetahui mengenai penghasilan-penghasilan apa saja yang dijadikan objek pajak penghasilan. Pengertian objek pajak menurut Mardiasmo 2006:126, adalah : “Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau dipeoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maaupun dari luar indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dena bentuk apapun.” Sedangkan menurut Siti Resmi 2003:78 objek pajak adalah : “Adalah penghasilan yang dalam perpajakan adalah tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh atau diterima oleh wajib pajak dalam nama dan bentuk apapun.” Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek pajak adalah penghasilan yang dikenakan pajak pada setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak dari manapun asalnya yang dapat digunakan untuk menambah kekayaan wajib pajak tersebut. Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Kep-545Pj2000, penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 adalah :

a. Penghasilan yang diterima atau diperloeh secara teratur berupa gaji,