V. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut. 1.
Mucor miehei memiliki potensi untuk mendegradasi kitin menjadi glukosamin.
2. Efektivitas Mucor miehei dalam mendegradasi kitin dapat dilakukan selama
24 jam dengan hasil sebesar 78 . 3.
Waktu inkubasi optimum fermentasi kitin dengan Mucor miehei adalah hari keempat berdasarkan hasil setelah freeze dried dan analisis dengan
spektrofotometer UV-Vis masing-masing dengan rendemen sebesar 90 dan 88 .
4. Kadar kemurnian glukosamin hasil fermentasi tertinggi diperoleh pada hari
kedua waktu inkubasi, yaitu sebesar 99 . 5.
Pembuktian adanya glukosamin dalam produk fermentasi dapat diamati dengan HPLC-ELSD yang menghasilkan kromatogram pada rentang waktu
retensi 2-3 menit yang sama seperti pada glukosamin standar WAKO Jepang. 6.
Penambahan jumlah substrat kitin, volume media inokulum, dan volume media fermentasi menyebabkan kenaikan jumlah glukosamin yang diperoleh.
7. Rata-rata kenaikan rendemen glukosamin hasil fermentasi akibat penambahan
jumlah substrat kitin, volume media inokulum, dan volume media fermentasi pada penelitian ini sebesar 2 selama 7 hari proses fermentasi.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka pada penelitian selanjutnya disarankan:
1. Menelusuri kurva pertumbuhan Mucor miehei.
2. Perlu dicari pengganti komponen FeSO
4
.7H
2
O dan pepton pada media inokulum dan media fermentasi agar diperoleh glukosamin berwarna putih
seperti glukosamin standar. 3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas enzim kitinase dan kitindeasetilase dalam rentang waktu setiap jam selama 24 jam
waktu fermentasi. 4.
Perlu dilakukan pengembangan proses fermentasi dengan metode isolasi dan pemurnian enzim terlebih dahulu agar diperoleh glukosamin yang lebih
optimal. 5.
Perlu dilakukan pengembangan metode analisis, misal dengan spektrofotometer massa MALDI-TOF untuk mengetahui pola kerja enzim
kitinase dan kitindeasetilase yang dihasilkan oleh Mucor miehei.
DAFTAR PUSTAKA
Alves, Maria Helena, Galba M. De Campos-Takaki, Kaoru Okada, Ines Helena Ferreira Pessoa, and Adauto Ivo Milanez. 2005. Detection of extracellular
protease in Mucor species. Rev Iberoam Micol. Vol. 22, pp. 114-117. Anonim, 2014. Glucosamine andor Chondroitin Not Effective at Reducing
Radiographic Progression of Osteoarthritis of the Knee. http:www.hopkinsarthritis.org. Diakses pada 23 Oktober 2013.
Anonim. 2007. Glukosamin untuk Osteoartritis. http:www.halalguide.info.
Diakses pada 19 Oktober 2013. Anonim. 2014. Phenyl isothiocyanate for Synthesis. http:merckmillipore.com.
Diakses pada tanggal 01 Juni 2014. Anonim. 2014. Spektrofotometri UV-Vis.
http:www.valdisreinaldo.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.
Araki, Y. and E. Ito. 1975. A pathway of chitosan formation in Mucor rouxii. Eur.
J. Biochem. Vol 55, pp. 71 –78.
Ariyanta, Yahya. 2014. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Inokulum dan Media
Fermentasi terhadap Efektivitas Fermentasi Kitin dengan Mucor miehei untuk Pembuatan Glukosamin Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Biset, D., L. R. Robinson, P. S. Raleigh, K. Miyamoto, T. Hakozaki, J. Li, and G.
R. Klem. 2007. Reduction in the Appearance of Facial Hyperpigmentation by Topical N-Acetyl Glucosamine. J. Cosmet. Dermatol. Vol. 6, pp. 20-26.