Hubungan Stimulasi Psikososial dan Metode Sosialisasi dengan Karakter Disiplin dan Hormat Santun Remaja pada Keluarga Bercerai

HUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL DAN METODE
SOSIALISASI DENGAN KARAKTER DISIPLIN DAN
HORMAT SANTUN REMAJA PADA KELUARGA BERCERAI

PRETTY DINDA SRIKANDI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Stimulasi
Psikososial dan Metode Sosialisasi dengan Karakter Displin dan Hormat Santun
Remaja pada Keluarga Bercerai adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Pretty Dinda Srikandi
NIM I24090048

RINGKASAN
PRETTY DINDA SRIKANDI. Hubungan Stimulasi Psikososial dan Metode
Sosialisasi dengan Karakter Disiplin dan Hormat Santun Remaja pada Keluarga
Bercerai. Dibimbing oleh DWI HASTUTI dan NETI HERNAWATI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan stimulasi
psikososial dan metode sosialisasi dengan karakter disiplin dan hormat santun
remaja pada keluarga bercerai. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1)
mengidentifikasi karakteristik keluarga dan remaja, stimulasi psikososial, metode
sosialisasi, serta karakter disiplin dan hormat santun remaja pada keluarga
bercerai; (2) menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan remaja, stimulasi
psikososial, dan metode sosialisasi dengan karakter disiplin dan hormat santun
remaja pada keluarga bercerai; dan (3) menganalisis hubungan stimulasi
psikososial dan metode sosialisasi dengan karakter disiplin dan hormat santun
remaja pada keluarga bercerai.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi
penelitian adalah di Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Barat, yang dipilih secara
purposive. Contoh dalam penelitian ini adalah 50 remaja SMP dan SMA usia 12
sampai 21 tahun beserta ibunya yang berasal dari keluarga bercerai yang dipilih
secara convenience. Pengambilan data yang dilakukan meliputi data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara dan observasi pada ibu
remaja untuk memperoleh informasi mengenai stimulasi psikososial dan self
report kepada remaja untuk memperoleh informasi mengenai metode sosialisasi,
karakter disiplin, dan hormat santun. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari
Pengadilan Agama Kota Bogor untuk memperoleh rincian data jumlah perceraian
di Kota Bogor. Stimulasi psikososial diukur dengan kuesioner HOME inventory
dengan nilai reliabilitas 0.816. Metode sosialisasi diukur dengan kuesioner yang
dikembangkan oleh Pasaribu (2013) dengan nilai reliabilitas 0.910. Karakter
disiplin diukur dengan kuesioner yang dikembangkan peneliti dengan nilai
reliabilitas 0.638. Sementara itu karakter hormat santun yang diukur dengan
kuesioner modifikasi dari Karina (2012) dengan nilai reliabilitas 0.771. Analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia, yaitu menghitung
rata-rata, nilai minimum maksimum, standar deviasi, uji korleasi Pearson, dan
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh remaja memiliki ibu yang

berada pada kategori dewasa madya (52%) dengan pendidikan terakhir ibu paling
tinggi adalah tamat SMA/sederajat (44%). Lebih dari sepertiga keluarga (34%)
memperoleh pendapatan keluarga sebesar ≤Rp1 000 000 setiap bulannya, hampir
seluruhnya bekerja (92%). Keluarga yang diteliti termasuk dalam keluarga kecil
(≤4 orang). Hampir dua pertiga remaja (64%) memiliki ibu yang menikah di usia
dewasa awal (21-40 tahun). Hampir separuh remaja memiliki ibu yang sudah
bercerai antara 1 sampai dengan 5 tahun (46%). Dari keseluruhan ibu yang
diwawancarai hampir seluruhnya merupakan pernikahan pertama (98%). Hasil
penelitian pada karakteristik remaja menunjukkan bahwa dari total
keseluruhannya, persentase jumlah remaja perempuan lebih besar (60%) daripada
laki-laki (40%). Tiga perempat remaja berada pada kategori remaja awal (12-15

tahun) dengan persentase jumlah perempuan yang lebih besar (46%) daripada
laki-laki (32%).
Pada stimulasi psikososial, hasil menunjukkan bahwa pada stimulasi emosi
dan tanggung jawab verbal, dorongan untuk kematangan anak, serta iklim emosi,
hampir separuh remaja memperoleh skor dengan kategori tinggi, sedangkan pada
stimulasi aspek lingkungan, lebih dari separuh remaja berada pada kategori yang
tinggi. Sementara itu, persentase paling tinggi untuk stimulasi yang mendorong
pengalaman anak dan penyediaan material, ketersediaan stimulasi aktif, serta

partisipasi keluarga dalam pengalaman yang penuh stimulasi berada pada skor
capaian kategori sedang. Dari total keseluruhan skor capaian, dapat dilihat bahwa
lebih dari separuh remaja memiliki stimulasi psikososial pada kategori sedang
(62%).
Hasil penelitian pada variabel metode sosialisasi menunjukkan bahwa dalam
mensosialisasikan nilai karakter disiplin, ibu remaja cenderung menggunakan
metode penjelasan (42%), yaitu ibu cenderung menjelaskan mengapa suatu hal
dianggap baik atau buruk kepada remajanya. Sementara itu, sebagian besar ibu
remaja cenderung mensosialisasikan nilai karakter hormat santun dengan metode
penetapan standar (80%), yaitu ibu cenderung menetapkan ketentuan mengenai
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh remaja
Hasil penelitian pada variabel karakter menunjukkan bahwa terdapat 2
persen remaja yang memiliki capaian karakter disiplin yang rendah. Capaian yang
rendah tersebut terlihat dari lebih dari separuh remaja (52%) tidak beribadah tepat
waktu dan 28 persen remaja merasa tidak penting untuk membuat jadwal
kegiatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lebih dari duapertiga remaja
berada pada kategori sedang (76%), dan 22 persen remaja memiliki karakter
disiplin yang tinggi. Item pernyataan yang memberikan sumbangan terbesar pada
capaian tersebut adalah pada pernyataan perihal menepati janji, yaitu sebesar 70
persen remaja menyatakan setuju. capaian karakter hormat santun, diperoleh hasil

kurang dari sepertiga remaja memiliki kategori yang tinggi (26%) dan hampir
sepertiganya berada pada kategori capaian yang sedang (74%). Belum optimalnya
capaian karakter hormat santun remaja terlihat dari sebesar 38 persen remaja
merasa ingin meninggalkan orangtua ketika sedang memarahinya, 48 persen
remaja masih setuju untuk menertawakan teman yang terpeleset atau terjatuh, dan
56 persen remaja masih sering memanggil temannya dengan nama julukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu, maka
semakin tinggi pula stimulasi psikososial yang diberikan ibu, khususnya dalam
memberikan pasrtisipasi pengalaman. Selain itu ditemukan bahwa semakin tua
usia ibu, maka semakin menurun kematangan anak, serta semakin tua usia remaja
maka semakin menurun penyediaan material dari ibu. Pada uji hubungan
karakteristik keluarga dan anak dengan metode sosialisasi tidak ditemukan adanya
hubungan yang signifikan, sedangkan uji hubungan karakteristik keluarga dan
remaja dengan karakter kejujuran dan hormat santun diperoleh hasil bahwa besar
keluarga memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan karakter hormat
santun. Ditemukan pula hasil yang menunjukkan bahwa semakin baik metode
sosialisasi dari ibu kepada remaja, maka semakin baik karakter disiplin dan
hormat santun remaja tersebut
Kata kunci: stimulasi psikososial, metode sosialisasi, karakter, perceraian, remaja.


ABSTRAK
PRETTY DINDA SRIKANDI. Hubungan Stimulasi Psikososial dan Metode
Sosialisasi dengan Karakter Disiplin dan Hormat Santun Remaja pada Keluarga
Bercerai. Dibimbing oleh DWI HASTUTI dan NETI HERNAWATI.
Tingkat perceraian di Bogor semakin meningkat tiap tahun sehingga dapat
berdampak pada siklus kehidupan keluarga. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional study yang bertujuan untuk menganalisis hubungan stimulasi
psikososial dan metode sosialisasi ibu kepada remaja dengan karakter disiplin dan
hormat santun remaja. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tanah Sareal dan
Bogor Barat. Contoh sebanyak 50 remaja SMP dan SMA usia 12 sampai 18 tahun
beserta ibunya dipilih secara convenience. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam memberikan stimulasi psikososial dan metode sosialisasi nilai karakter
disiplin dan hormat santun, lebih dari separuh ibu dari keluarga bercerai berada
pada kategori sedang. Demikan juga dengan capaian karakter disiplin dan hormat
santun, lebih dari separuh remaja berada pada kategori sedang. Hasil penelitian
juga menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara stimulasi
psikososial dengan capaian karakter disiplin dan hormat santun remaja, namun
terdapat hubungan yang signifikan antara metode sosialisasi dengan karakter
disiplin dan hormat santun remaja (p-value