Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang)
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KEDELAI
BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT
(Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang)
HANIFAH NURHAFIZHOH
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kesesuaian
Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus: Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Subang) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Hanifah Nurhafizhoh
NIM G24090055
ABSTRAK
HANIFAH NURHAFIZHOH. Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai
berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang). Dibimbing oleh YON SUGIARTO.
Kedelai merupakan salah satu hasil pertanian yang perlu dikembangkan.
Selain melalui intensifikasi, pengembangan tanaman kedelai dapat dilakukan
dengan ekstensifikasi atau perluasan lahan. Penentuan lahan yang sesuai bagi
pengembangan tanaman kedelai dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek
agroklimatnya, yaitu faktor iklim dan tanah. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis tingkat kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
dan Kabupaten Subang. Metode yang digunakan adalah overlay dengan
pemberian pembobotan (Weighted Overlay Process). Dari hasil analisis dan
pemetaan menunjukkan luas wilayah cukup sesuai (S2) di Kabupaten Cianjur
adalah 1396.8 km2 atau sekitar 50%, wilayah yang sesuai marginal (S3) yaitu
1389.0 km2 atau sekitar 49% dan wilayah yang tidak sesuai (N) yaitu seluas 9.6
km2 atau sekitar 1% dari luas Kabupaten Cianjur. Adapun di Kabupaten Subang,
luas wilayah sangat sesuai (S1) adalah 1181.6 km2 atau sekitar 55%, cukup sesuai
(S2) 809.0 km2 atau sekitar 38%, dan wilayah yang sesuai marginal (S3) yaitu
151.6 km2 atau sekitar 7% dari luas Kabupaten Subang, dan tidak ada wilayah
yang tidak sesuai (N).
Kata kunci: Agroklimat, kesesuaian lahan, kedelai.
ABSTRACT
HANIFAH NURHAFIZHOH. Land Suitability Analysis of Soybean Plant based
on Agroclimat Aspect (Case studies : Cianjur and Subang) Supervised by YON
SUGIARTO.
Soybean is one of the crops that need to be developed. Other than through
intensification, development of soybean plants can be use with the extensification
or expansion. Determination of land suitable for development of soybean plants
can be done by focusing on agro-climate, the climate and soil factorsThe purpose
of this study was to analyze the level of agro-climatic suitability of soybean plant
in Cianjur and Subang. The weighted overlay process method was used in this
study. From the analysis and mapping showed quite suitable area (S2) in Cianjur
was 1396.8 km2 or about 50%, suitable marginal region (S3) was 1389.0 km2 or
about 49%, and the area was not suitable (N) an area of 9.6 km2 or about 1% of
the cianjurarea. As in Subang, an area highly suitable (S1) was 1181.6 km2 or
about 55%, quite suitable (S2) 809.0 km2 or about 38%, and suitable marginal
region (S3) was 151.6 km2, or about 7% of Subang wide, and there were no areas
that are not suitable (N).
Keywords:Agroclimatic, Land Suitability, Soybean.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KEDELAI
BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT
(Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang)
HANIFAH NURHAFIZHOH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKAN DNA ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek
Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang)
Nama
: Hanifah Nurhafizhoh
NIM
: G24090055
Disetujui oleh
Tanggal Lulus :
'3"0 SEP 2013
Judul Skripsi: Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek
Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang)
Nama
: Hanifah Nurhafizhoh
NIM
: G24090055
Disetujui oleh
Yon Sugiarto, SSi MSc
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Rini Hidayati, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan pertolongan, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman
Kedelai berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang)” sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Sains.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah
banyak membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1 Yon Sugiarto, SSi MSc selaku pembimbing skripsi dan juga pembimbing
akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.
2 Ir Bregas Budianto, AssDipl dan Dr Perdinan selaku dosen penguji atas
segala saran dan kritiknya yang membangun.
3 Dr Ir Rini Hidayati, MS selaku Ketua Departemen Geofisika dan
Meteorologi.
4 Kementrian Agama RI yang telah memberikan beasiswa selama perkuliahan
di tingkat sarjana.
5 Bapak Nuryadi beserta jajarannya di BMKG Dramaga atas segala bantuan
dan kerjasamanya.
6 Ayahanda tercinta Mat Kawari dan Ibunda tercinta Siti Chasanah atas segala
do’a, kasih sayang, dan motivasinya.
7 Adik-adikku tersayang, Izdihar dan Wafiqah, yang senantiasa memberikan
dorongan dan keceriaan.
8 Saudari-saudariku ‘shahibul amal’ yang senantiasa memberikan semangat,
nasihat, do’a, serta berbagi suka dan duka.
9 Saudari seperjuangan, Sonia dan Rika atas persaudaraan yang tulus serta
setia memberikan nasihat dan dorongannya.
10 Sahabat-sahabat FAZEH, Pipit, Anis, Sofi, dan Evi, meski jarak
memisahkan kita, terima kasih untuk semua do’a, dukungan, inspirasi, serta
motivasi yang kalian berikan selama ini.
11 Teman-teman seperjuangan GFM 46 yang saya banggakan, khususnya Eko
dan Dwi, atas segala bantuannya. Ika, Silvi, Alina, Hifdy, Tommy, Ipin,
Rizal, Normi, Nita untuk moment indah yang telah kalian berikan.
12 Keluarga CSS MoRA 46, keluarga pertama di IPB.
13 Teman-teman satu atap, Botiq dan Aulia yang telah berbagi dalam segala
hal.
14 Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian
tugas akhir.
Tiada yang sempurna di dunia ini, hanya Dia-lah Allah yang Maha
sempurna dengan segala kesempurnaannya. Penulis menyadari begitu banyak
kekurangan dalam tulisan ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia ilmu pengetahuan di Indonesia, serta memberikan tambahan
ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Bogor, September 2013
Hanifah Nurhafizhoh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Bahan
2
Alat
2
Prosedur Analisis Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Analisis Korelasi Curah Hujan Observasi dan Curah Hujan TRMM
5
Keadaan Umum Daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang
6
Identifikasi Kesesuaian Iklim
8
Identifikasi Kesesuaian Tanah
10
Identifikasi Kesesuaian Agroklimat
12
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
18
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR TABEL
1 Kriteria kesesuaian agroklimat tanaman kedelai
2 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
iklim di Kabupaten Cianjur
3 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
iklim di Kabupaten Subang
4 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
tanah di Kabupaten Cianjur
5 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
tanah di Kabupaten Subang
6 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
agroklimat di Kabupaten Cianjur
7 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
agroklimat di Kabupaten Subang
8 Sentra produksi padi dan palawija di Jawa Barat
4
berdasarkan kesesuaian
10
berdasarkan kesesuaian
10
berdasarkan kesesuaian
12
berdasarkan kesesuaian
12
berdasarkan kesesuaian
14
berdasarkan kesesuaian
14
15
DAFTAR GAMBAR
1 Skema proses pembuatan peta kesesuaian lahan
2 Hasil validasi curah hujan bulanan observasi dengan curah hujan bulanan
TRMM di stasiun Pacet, Cianjur dari tahun 1998-2009 (a) dan Kalijati,
Subang dari tahun 1998-2001 (b)
3 Curah hujan dan suhu rata-rata bulanan di stasiun Pacet, Cianjur tahun
1998-2012 (sumber data: BMKG Dramaga, Bogor)
4 Curah hujan dan suhu rata-rata bulanan di stasiun Kalijati, Subang tahun
1998-2012 (sumber data: BMKG Dramaga, Bogor)
5 Peta kesesuaian iklim Kabupaten Cianjur berdasarkan CH dan suhu
6 Peta kesesuaian iklim Kabupaten Subang berdasarkan CH dan suhu
7 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur berdasarkan
kedalaman tanah dan kelerengan
8 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Subang berdasarkan
kedalaman tanah dan kelerengan
9 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
10 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Subang
5
6
7
8
8
9
11
12
13
13
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data rata-rata curah hujan bulanan di Stasiun Pacet Cianjur
2 Data rata-rata suhu bulanan di Stasiun Pacet Cianjur
18
19
3 Data rata-rata curah hujan bulanan di Stasiun Kalijati Subang
4 Data rata-rata suhu bulanan di Stasiun Kalijati Subang
5 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian iklim
di Kabupaten Cianjur
6 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan
kesesuaian
iklim di Kabupaten Subang
7 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian tanah
di Kabupaten Cianjur
8 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian tanah
di Kabupaten Subang
9 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian
agroklimat di Kabupaten Cianjur
10 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian
agroklimat di Kabupaten Subang
11 Peta curah hujan wilayah Kabupaten Cianjur (a) dan Kabupaten Subang
(b)
12 Peta sebaran elevasi di Kabupaten Cianjur (a) dan Kabupaten Subang (b)
13 Peta kesesuaian curah hujan tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
14 Peta kesesuaian suhu tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
15 Peta kesesuaian kelerengan tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
(a) dan Kabupaten Subang (b)
16 Peta kesesuaian kedalaman tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
(a) dan Kabupaten Subang (b)
17 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
18 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi tanaman.
Daerah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies tumbuhan
tertentu, yakni yang dapat beradaptasi baik pada kondisi iklim tersebut.
Berdasarkan keterkaitan yang erat antara kondisi iklim dengan spesies tumbuhan
yang dominan, beberapa ahli telah membuat klasifikasi iklim berdasarkan jenis
tumbuhan dominan pada daerah tersebut. Pada keadaan tertentu, unsur iklim dapat
menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Hal ini menyebabkan peranan
unsur iklim semakin penting artinya dalam peningkatan produksi dan mutu hasil
tanaman (Supriyadi et al. 2007).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan luas panen,
produktivitas, dan produksi kedelai Indonesia menurut daerah periode tahun 20052012 dapat dikatakan fluktuatif. BPS mencatat impor kedelai selama 2011
mencapai 2.08 juta ton dengannilai US$ 1.24 miliar. Pemerintah berusaha
meningkatkan produktivitas kedelai dengan tujuan menekan laju impor dan
merintis jalan mencapai swasembada kedelai. Sejak tahun 1975 telah dirintis
program ekstensifikasi kedelai dikaitkan dengan kegiatan transmigrasi dan
program intensifikasinya ditunjang dengan fasilitas kredit dan subsidi. (Panda
2012).
Rata-rata pertumbuhan produksi kedelai nasional dalam sepuluh tahun
terakhir sebesar 4.06 %, luas areal 2.72 % dan produktivitas 1.22 %. Bila tahun
lalu produksi kedelai nasional sebesar 870 ribu ton, maka pada tahun ini
diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Angka produksi tersebut masih kurang 1,7
juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang kini mencapai 2.6 juta per ton.
Dengan demikian diperlukan lahan minimal 19 juta ha untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Bila luas areal produksi tahun ini yang diperkirakan 648
ribu ha, maka negeri kita membutuhkan minimal 18.3 juta ha lagi untuk
memenuhi kebutuhan nasional sendiri. (Pirantiwi 2012)
Dalam rangka mendukung peningkatan produksi kedelai, perluasan areal
tanaman tidak hanya dilakukan ke daerah yang sebelumnya menjadi sentra
produksi kedelai, tetapi juga membuka daerah pertumbuhan baru. Berkaitan
dengan hal itu, potensi dan ketersediaan lahan penting diketahui.
Salah satu daerah yang memiliki potensi sebagai daerah sentra produksi
kedelai di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Menurut Departemen Pertanian
(2013), tiga kabupaten yang menjadi sentra produksi kedelai tertinggi di Provinsi
Jawa Barat adalah Garut, Cianjur, dan Majalengka. Tiga kabupaten dengan
produksi kedelai terendah adalah Cirebon, Subang, dan Purwakarta. Pada
penelitian ini akan dianalisis kesesuaian lahan berdasarkan aspek agroklimat di
Kabupaten Cianjur dan Subang yang menjadi sentra produksi tertinggi dan
produksi terendah di Jawa Barat.
2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diperoleh perumusan masalahnya, yaitu :
1 Bagaimana kesesuaian lahan tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang?
2 Manakah daerah yang menjadi prioritas untuk pengembangan tanaman kedelai
di Jawa Barat?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian lahan
berdasarkan aspek agroklimat untuk pengembangan budidaya tanaman kedelai di
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang serta menentukan daerah prioritas
utama pengembangan kedelai.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diketahuinya
kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai sehingga produktivitas kedelai di Jawa
Barat dan Indonesia menjadi lebih tinggi serta teridentifikasinya daerah-daerah
yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangannya.
METODE
1
2
3
4
5
Bahan
Bahan atau data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data iklim Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang berupa curah hujan dan
suhu rata-rata bulanan dari tahun 1992-2012 (BMKG Dramaga Bogor).
Data curah hujan bulanan dari pemantauan satelit TRMM Versi 3B42 tahun
1998-2012 yang diekstrak setiap tiga jam.
Data DEM-SRTM.
Peta penunjang lainnya seperti peta administrasi Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang.
Peta Rupabumi Provinsi Jawa Barat skala 1:340.000 (BAKOSURTANAL 2000).
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat PC (Personal
Computer) dan perangkat lunak (software) pengolah data, Arc GIS 9.3, dan ER
Mapper 7.1.
Prosedur Analisis Data
Pengolahan Data TRMM
Selain data iklim observasi yang diperoleh dari BMKG, digunakan juga data
estimasi intensitas hujan satelit TRMM Multisatellite Precipitation Analysis Versi 6
3B42: three-hourly combinated microwave-1R estimates. Nilai curah hujan bulanan
diperoleh dari hasil penjumlahan delapan data curah hujan 3 jam dalam satu hari
kemudian diakumulasikan selama satu bulan. Penyesuaian resolusi spasial daerah
3
kajian perlu dilakukan karena daerah resolusi spasial yang dimliki oleh citra satelit
TRMM yaitu 0,25˚ ~ 27 km. Untuk itu dilakukan proses gridding menggunakan
software ER Mapper 7.1 dengan tipe grid Minimum Curvature untuk memperhalus
resolusi ukuran piksel menjadi 30 m atau 0,00027027°. Proses gridding dilakukan
dengan menggunakan interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW).
Analisis Korelasi Curah Hujan Observasi dan Curah Hujan TRMM
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan (hubungan
linier) antara dua peubah atau lebih. Kuat lemahnya hubungan antara dua peubah
dapat dilihat dengan besarnya koefisien korelasi (r). Nilai r berkisar antara -1
hingga 1 (-1 ≤ X ≤ 1), nilai r yang mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat
hubungan linier antara kedua peubah tersebut. Nilai negatif (-) dan positif (+)
hanya menunjukkan korelasi yang berbanding terbalik dan berbanding lurus. Nilai
r yang mendekati nol menggambarkan hubungan kedua peubah tersebut tidak
linier (Mattjik dan Imade 2006).
Penentuan Data Suhu Bangkitan
Data suhu udara yang digunakan dalam analisis kesesuaian lahan diperoleh
dari hasil pendugaan berdasarkan ketinggian tempat daerah kajian. Diasumsikan
bahwa suhu akan turun 0.6 °C tiap kenaikan 100 meter. Sebagai patokan suhu
digunakan suhu rata-rata dari Stasiun Iklim Pusakanagara, Subang (ketinggian 7
mdpl). Hal ini dilakukan karena letak stasiunnya yang hampir mendekati
permukaan laut (0 mdpl). Pendugaan tersebut diturunkan dari rumus Braak dalam
Sidik (2002):
Suhu Udara (°C) = 26.3 – (elevasi x 0.6/100)
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai
Pada tahap ini, setiap peta diklasifikasikan dan diberi nilai berdasarkan
tingkat kelas kesesuaian lahan tanaman kedelai. Kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Menurut Ritung et al.
(2007) kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini atau setelah
diadakan perbaikan. Kesesuaian lahan pada tingkat kelas terbagi menjadi (FAO
1976):
1 Kelas S1: sangat sesuai (highly suitable).
Lahan tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan,
atau hanya pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan
tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan.
2 Kelas S2: cukup sesuai (moderately suitable).
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk
atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
3 Kelas S3: sesuai marginal ( marginally suitable).
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi
dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.
4 Kelas N: tidak sesuai pada saat ini atau selamanya (currently or permanently not
suitable).
4
Lahan mempunyai pembatas yang lebih besar. Keadaan pembatas sedemikian
besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka
panjang atau lahan mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala
kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai dilakukan pada
beberapa parameternya menggunakan tabel persyaratan kesesuaian tanaman
kedelai seperti berikut ini:
Tabel 1 Kriteria kesesuaian agroklimat tanaman kedelai
Tingkat kesesuaian
Karakteristik
S1*
Sangat sesuai
S2*
Cukup sesuai
S3*
Sesuai marginal
N*
Kurang sesuai
Suhu rata-rata (°C)
23-25
20-23
25-28
18-20
28-32
32
Elevasi (mdpl)
1-700
700-1000
1000-1300
>1300
Curah hujan (mm/tahun)
1000-1500
1500-2500
100-700
2500-3500
500-700
>3500
75
50-75
30-50
BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT
(Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang)
HANIFAH NURHAFIZHOH
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kesesuaian
Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus: Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Subang) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Hanifah Nurhafizhoh
NIM G24090055
ABSTRAK
HANIFAH NURHAFIZHOH. Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai
berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang). Dibimbing oleh YON SUGIARTO.
Kedelai merupakan salah satu hasil pertanian yang perlu dikembangkan.
Selain melalui intensifikasi, pengembangan tanaman kedelai dapat dilakukan
dengan ekstensifikasi atau perluasan lahan. Penentuan lahan yang sesuai bagi
pengembangan tanaman kedelai dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek
agroklimatnya, yaitu faktor iklim dan tanah. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis tingkat kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
dan Kabupaten Subang. Metode yang digunakan adalah overlay dengan
pemberian pembobotan (Weighted Overlay Process). Dari hasil analisis dan
pemetaan menunjukkan luas wilayah cukup sesuai (S2) di Kabupaten Cianjur
adalah 1396.8 km2 atau sekitar 50%, wilayah yang sesuai marginal (S3) yaitu
1389.0 km2 atau sekitar 49% dan wilayah yang tidak sesuai (N) yaitu seluas 9.6
km2 atau sekitar 1% dari luas Kabupaten Cianjur. Adapun di Kabupaten Subang,
luas wilayah sangat sesuai (S1) adalah 1181.6 km2 atau sekitar 55%, cukup sesuai
(S2) 809.0 km2 atau sekitar 38%, dan wilayah yang sesuai marginal (S3) yaitu
151.6 km2 atau sekitar 7% dari luas Kabupaten Subang, dan tidak ada wilayah
yang tidak sesuai (N).
Kata kunci: Agroklimat, kesesuaian lahan, kedelai.
ABSTRACT
HANIFAH NURHAFIZHOH. Land Suitability Analysis of Soybean Plant based
on Agroclimat Aspect (Case studies : Cianjur and Subang) Supervised by YON
SUGIARTO.
Soybean is one of the crops that need to be developed. Other than through
intensification, development of soybean plants can be use with the extensification
or expansion. Determination of land suitable for development of soybean plants
can be done by focusing on agro-climate, the climate and soil factorsThe purpose
of this study was to analyze the level of agro-climatic suitability of soybean plant
in Cianjur and Subang. The weighted overlay process method was used in this
study. From the analysis and mapping showed quite suitable area (S2) in Cianjur
was 1396.8 km2 or about 50%, suitable marginal region (S3) was 1389.0 km2 or
about 49%, and the area was not suitable (N) an area of 9.6 km2 or about 1% of
the cianjurarea. As in Subang, an area highly suitable (S1) was 1181.6 km2 or
about 55%, quite suitable (S2) 809.0 km2 or about 38%, and suitable marginal
region (S3) was 151.6 km2, or about 7% of Subang wide, and there were no areas
that are not suitable (N).
Keywords:Agroclimatic, Land Suitability, Soybean.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KEDELAI
BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT
(Studi Kasus: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang)
HANIFAH NURHAFIZHOH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTAS MATEMATIKAN DNA ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek
Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang)
Nama
: Hanifah Nurhafizhoh
NIM
: G24090055
Disetujui oleh
Tanggal Lulus :
'3"0 SEP 2013
Judul Skripsi: Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai berdasarkan Aspek
Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang)
Nama
: Hanifah Nurhafizhoh
NIM
: G24090055
Disetujui oleh
Yon Sugiarto, SSi MSc
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Rini Hidayati, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan pertolongan, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman
Kedelai berdasarkan Aspek Agroklimat (Studi Kasus Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang)” sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Sains.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah
banyak membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1 Yon Sugiarto, SSi MSc selaku pembimbing skripsi dan juga pembimbing
akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.
2 Ir Bregas Budianto, AssDipl dan Dr Perdinan selaku dosen penguji atas
segala saran dan kritiknya yang membangun.
3 Dr Ir Rini Hidayati, MS selaku Ketua Departemen Geofisika dan
Meteorologi.
4 Kementrian Agama RI yang telah memberikan beasiswa selama perkuliahan
di tingkat sarjana.
5 Bapak Nuryadi beserta jajarannya di BMKG Dramaga atas segala bantuan
dan kerjasamanya.
6 Ayahanda tercinta Mat Kawari dan Ibunda tercinta Siti Chasanah atas segala
do’a, kasih sayang, dan motivasinya.
7 Adik-adikku tersayang, Izdihar dan Wafiqah, yang senantiasa memberikan
dorongan dan keceriaan.
8 Saudari-saudariku ‘shahibul amal’ yang senantiasa memberikan semangat,
nasihat, do’a, serta berbagi suka dan duka.
9 Saudari seperjuangan, Sonia dan Rika atas persaudaraan yang tulus serta
setia memberikan nasihat dan dorongannya.
10 Sahabat-sahabat FAZEH, Pipit, Anis, Sofi, dan Evi, meski jarak
memisahkan kita, terima kasih untuk semua do’a, dukungan, inspirasi, serta
motivasi yang kalian berikan selama ini.
11 Teman-teman seperjuangan GFM 46 yang saya banggakan, khususnya Eko
dan Dwi, atas segala bantuannya. Ika, Silvi, Alina, Hifdy, Tommy, Ipin,
Rizal, Normi, Nita untuk moment indah yang telah kalian berikan.
12 Keluarga CSS MoRA 46, keluarga pertama di IPB.
13 Teman-teman satu atap, Botiq dan Aulia yang telah berbagi dalam segala
hal.
14 Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian
tugas akhir.
Tiada yang sempurna di dunia ini, hanya Dia-lah Allah yang Maha
sempurna dengan segala kesempurnaannya. Penulis menyadari begitu banyak
kekurangan dalam tulisan ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia ilmu pengetahuan di Indonesia, serta memberikan tambahan
ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Bogor, September 2013
Hanifah Nurhafizhoh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Bahan
2
Alat
2
Prosedur Analisis Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Analisis Korelasi Curah Hujan Observasi dan Curah Hujan TRMM
5
Keadaan Umum Daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang
6
Identifikasi Kesesuaian Iklim
8
Identifikasi Kesesuaian Tanah
10
Identifikasi Kesesuaian Agroklimat
12
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
18
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR TABEL
1 Kriteria kesesuaian agroklimat tanaman kedelai
2 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
iklim di Kabupaten Cianjur
3 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
iklim di Kabupaten Subang
4 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
tanah di Kabupaten Cianjur
5 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
tanah di Kabupaten Subang
6 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
agroklimat di Kabupaten Cianjur
7 Luas potensi pengembangan tanaman kedelai
agroklimat di Kabupaten Subang
8 Sentra produksi padi dan palawija di Jawa Barat
4
berdasarkan kesesuaian
10
berdasarkan kesesuaian
10
berdasarkan kesesuaian
12
berdasarkan kesesuaian
12
berdasarkan kesesuaian
14
berdasarkan kesesuaian
14
15
DAFTAR GAMBAR
1 Skema proses pembuatan peta kesesuaian lahan
2 Hasil validasi curah hujan bulanan observasi dengan curah hujan bulanan
TRMM di stasiun Pacet, Cianjur dari tahun 1998-2009 (a) dan Kalijati,
Subang dari tahun 1998-2001 (b)
3 Curah hujan dan suhu rata-rata bulanan di stasiun Pacet, Cianjur tahun
1998-2012 (sumber data: BMKG Dramaga, Bogor)
4 Curah hujan dan suhu rata-rata bulanan di stasiun Kalijati, Subang tahun
1998-2012 (sumber data: BMKG Dramaga, Bogor)
5 Peta kesesuaian iklim Kabupaten Cianjur berdasarkan CH dan suhu
6 Peta kesesuaian iklim Kabupaten Subang berdasarkan CH dan suhu
7 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur berdasarkan
kedalaman tanah dan kelerengan
8 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Subang berdasarkan
kedalaman tanah dan kelerengan
9 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
10 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Subang
5
6
7
8
8
9
11
12
13
13
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data rata-rata curah hujan bulanan di Stasiun Pacet Cianjur
2 Data rata-rata suhu bulanan di Stasiun Pacet Cianjur
18
19
3 Data rata-rata curah hujan bulanan di Stasiun Kalijati Subang
4 Data rata-rata suhu bulanan di Stasiun Kalijati Subang
5 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian iklim
di Kabupaten Cianjur
6 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan
kesesuaian
iklim di Kabupaten Subang
7 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian tanah
di Kabupaten Cianjur
8 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian tanah
di Kabupaten Subang
9 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian
agroklimat di Kabupaten Cianjur
10 Luas daerah pengembangan tanaman kedelai berdasarkan kesesuaian
agroklimat di Kabupaten Subang
11 Peta curah hujan wilayah Kabupaten Cianjur (a) dan Kabupaten Subang
(b)
12 Peta sebaran elevasi di Kabupaten Cianjur (a) dan Kabupaten Subang (b)
13 Peta kesesuaian curah hujan tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
14 Peta kesesuaian suhu tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
15 Peta kesesuaian kelerengan tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
(a) dan Kabupaten Subang (b)
16 Peta kesesuaian kedalaman tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur
(a) dan Kabupaten Subang (b)
17 Peta kesesuaian tanah tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
18 Peta kesesuaian agroklimat tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur (a) dan
Kabupaten Subang (b)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi tanaman.
Daerah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies tumbuhan
tertentu, yakni yang dapat beradaptasi baik pada kondisi iklim tersebut.
Berdasarkan keterkaitan yang erat antara kondisi iklim dengan spesies tumbuhan
yang dominan, beberapa ahli telah membuat klasifikasi iklim berdasarkan jenis
tumbuhan dominan pada daerah tersebut. Pada keadaan tertentu, unsur iklim dapat
menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Hal ini menyebabkan peranan
unsur iklim semakin penting artinya dalam peningkatan produksi dan mutu hasil
tanaman (Supriyadi et al. 2007).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan luas panen,
produktivitas, dan produksi kedelai Indonesia menurut daerah periode tahun 20052012 dapat dikatakan fluktuatif. BPS mencatat impor kedelai selama 2011
mencapai 2.08 juta ton dengannilai US$ 1.24 miliar. Pemerintah berusaha
meningkatkan produktivitas kedelai dengan tujuan menekan laju impor dan
merintis jalan mencapai swasembada kedelai. Sejak tahun 1975 telah dirintis
program ekstensifikasi kedelai dikaitkan dengan kegiatan transmigrasi dan
program intensifikasinya ditunjang dengan fasilitas kredit dan subsidi. (Panda
2012).
Rata-rata pertumbuhan produksi kedelai nasional dalam sepuluh tahun
terakhir sebesar 4.06 %, luas areal 2.72 % dan produktivitas 1.22 %. Bila tahun
lalu produksi kedelai nasional sebesar 870 ribu ton, maka pada tahun ini
diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Angka produksi tersebut masih kurang 1,7
juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang kini mencapai 2.6 juta per ton.
Dengan demikian diperlukan lahan minimal 19 juta ha untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Bila luas areal produksi tahun ini yang diperkirakan 648
ribu ha, maka negeri kita membutuhkan minimal 18.3 juta ha lagi untuk
memenuhi kebutuhan nasional sendiri. (Pirantiwi 2012)
Dalam rangka mendukung peningkatan produksi kedelai, perluasan areal
tanaman tidak hanya dilakukan ke daerah yang sebelumnya menjadi sentra
produksi kedelai, tetapi juga membuka daerah pertumbuhan baru. Berkaitan
dengan hal itu, potensi dan ketersediaan lahan penting diketahui.
Salah satu daerah yang memiliki potensi sebagai daerah sentra produksi
kedelai di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Menurut Departemen Pertanian
(2013), tiga kabupaten yang menjadi sentra produksi kedelai tertinggi di Provinsi
Jawa Barat adalah Garut, Cianjur, dan Majalengka. Tiga kabupaten dengan
produksi kedelai terendah adalah Cirebon, Subang, dan Purwakarta. Pada
penelitian ini akan dianalisis kesesuaian lahan berdasarkan aspek agroklimat di
Kabupaten Cianjur dan Subang yang menjadi sentra produksi tertinggi dan
produksi terendah di Jawa Barat.
2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diperoleh perumusan masalahnya, yaitu :
1 Bagaimana kesesuaian lahan tanaman kedelai di Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang?
2 Manakah daerah yang menjadi prioritas untuk pengembangan tanaman kedelai
di Jawa Barat?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian lahan
berdasarkan aspek agroklimat untuk pengembangan budidaya tanaman kedelai di
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang serta menentukan daerah prioritas
utama pengembangan kedelai.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diketahuinya
kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai sehingga produktivitas kedelai di Jawa
Barat dan Indonesia menjadi lebih tinggi serta teridentifikasinya daerah-daerah
yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangannya.
METODE
1
2
3
4
5
Bahan
Bahan atau data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data iklim Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang berupa curah hujan dan
suhu rata-rata bulanan dari tahun 1992-2012 (BMKG Dramaga Bogor).
Data curah hujan bulanan dari pemantauan satelit TRMM Versi 3B42 tahun
1998-2012 yang diekstrak setiap tiga jam.
Data DEM-SRTM.
Peta penunjang lainnya seperti peta administrasi Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang.
Peta Rupabumi Provinsi Jawa Barat skala 1:340.000 (BAKOSURTANAL 2000).
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat PC (Personal
Computer) dan perangkat lunak (software) pengolah data, Arc GIS 9.3, dan ER
Mapper 7.1.
Prosedur Analisis Data
Pengolahan Data TRMM
Selain data iklim observasi yang diperoleh dari BMKG, digunakan juga data
estimasi intensitas hujan satelit TRMM Multisatellite Precipitation Analysis Versi 6
3B42: three-hourly combinated microwave-1R estimates. Nilai curah hujan bulanan
diperoleh dari hasil penjumlahan delapan data curah hujan 3 jam dalam satu hari
kemudian diakumulasikan selama satu bulan. Penyesuaian resolusi spasial daerah
3
kajian perlu dilakukan karena daerah resolusi spasial yang dimliki oleh citra satelit
TRMM yaitu 0,25˚ ~ 27 km. Untuk itu dilakukan proses gridding menggunakan
software ER Mapper 7.1 dengan tipe grid Minimum Curvature untuk memperhalus
resolusi ukuran piksel menjadi 30 m atau 0,00027027°. Proses gridding dilakukan
dengan menggunakan interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW).
Analisis Korelasi Curah Hujan Observasi dan Curah Hujan TRMM
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan (hubungan
linier) antara dua peubah atau lebih. Kuat lemahnya hubungan antara dua peubah
dapat dilihat dengan besarnya koefisien korelasi (r). Nilai r berkisar antara -1
hingga 1 (-1 ≤ X ≤ 1), nilai r yang mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat
hubungan linier antara kedua peubah tersebut. Nilai negatif (-) dan positif (+)
hanya menunjukkan korelasi yang berbanding terbalik dan berbanding lurus. Nilai
r yang mendekati nol menggambarkan hubungan kedua peubah tersebut tidak
linier (Mattjik dan Imade 2006).
Penentuan Data Suhu Bangkitan
Data suhu udara yang digunakan dalam analisis kesesuaian lahan diperoleh
dari hasil pendugaan berdasarkan ketinggian tempat daerah kajian. Diasumsikan
bahwa suhu akan turun 0.6 °C tiap kenaikan 100 meter. Sebagai patokan suhu
digunakan suhu rata-rata dari Stasiun Iklim Pusakanagara, Subang (ketinggian 7
mdpl). Hal ini dilakukan karena letak stasiunnya yang hampir mendekati
permukaan laut (0 mdpl). Pendugaan tersebut diturunkan dari rumus Braak dalam
Sidik (2002):
Suhu Udara (°C) = 26.3 – (elevasi x 0.6/100)
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai
Pada tahap ini, setiap peta diklasifikasikan dan diberi nilai berdasarkan
tingkat kelas kesesuaian lahan tanaman kedelai. Kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Menurut Ritung et al.
(2007) kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini atau setelah
diadakan perbaikan. Kesesuaian lahan pada tingkat kelas terbagi menjadi (FAO
1976):
1 Kelas S1: sangat sesuai (highly suitable).
Lahan tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan,
atau hanya pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan
tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan.
2 Kelas S2: cukup sesuai (moderately suitable).
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk
atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
3 Kelas S3: sesuai marginal ( marginally suitable).
Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi
dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.
4 Kelas N: tidak sesuai pada saat ini atau selamanya (currently or permanently not
suitable).
4
Lahan mempunyai pembatas yang lebih besar. Keadaan pembatas sedemikian
besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka
panjang atau lahan mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala
kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai dilakukan pada
beberapa parameternya menggunakan tabel persyaratan kesesuaian tanaman
kedelai seperti berikut ini:
Tabel 1 Kriteria kesesuaian agroklimat tanaman kedelai
Tingkat kesesuaian
Karakteristik
S1*
Sangat sesuai
S2*
Cukup sesuai
S3*
Sesuai marginal
N*
Kurang sesuai
Suhu rata-rata (°C)
23-25
20-23
25-28
18-20
28-32
32
Elevasi (mdpl)
1-700
700-1000
1000-1300
>1300
Curah hujan (mm/tahun)
1000-1500
1500-2500
100-700
2500-3500
500-700
>3500
75
50-75
30-50