Persepsi masyarakat terhadap manfaat kesehatan dan pengembangan produk minuman fungsional dari ekstrak daun hantap (Sterculia oblongata R.Brown)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP MANFAAT KESEHATAN
DAN PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN FUNGSIONAL DARI
EKSTRAK DAUN HANTAP (Sterculia oblongata R.Brown)

ANY TRI HENDARINI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Persepsi Masyarakat
terhadap Manfaat Kesehatan dan Pengembangan Produk Minuman
Fungsional dari Ekstrak Daun Hantap (Sterculia oblongata R.Brown) adalah
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Maret 2011

Any Tri Hendarini
NIM I151070091

ABSTRACT
ANY TRI HENDARINI. Perception of Community for Health Benefits and
Development Product of Functional Drink from Ekstrak of Hantap Leaves
(Sterculia oblongata R.Brown). AHMAD SULAEMAN and BUDI SETIAWAN.
Indonesia is known by its diversity, especially ini herb-medicinal plants.
The aims of this study was explore the health benefit and development of product
of hantap leaves as functional drink by a community perception test. The study
was conducted in April to December 2010. Study on product development was
conducted at Laboratory of Food Processing, Laboratory of Organoleptic Test,
and Laboratory of Food-Chemistry Analysis, Department of Community NutritionFaculty of Human Ecology, Bogor Agricultural University. Survey and perception
test were conducted in sub district of Cicurug, Cidahu, and Parungkuda, district of
Sukabumi. Respondent in this perception test study are 87 of men and women
aged 20-60 years old and lived in resident of sub district of Cicurug, Cidahu, and
Parungkuda, in district of Sukabumi,.

This study comprised three steps. First, collecting perception of data
about health benefit of hantap’s leaves in a community. Second, produce hantap
leaves extract drink (HLED) and determine the best HLED. Then, conduct health
benefit perception test to respondents during 7 days and 13 days. In the benefit
perception test, uses coasi experimental design, HLED was tested to
respondents with giving frequency one glass each day and two glasses each day.
All treatment components were tested by analysis of variance(ANOVA) by
confidence interval 95%, if the result is significant so continue to Duncan Multiple
Range Test (DMRT). Third, to produce hantap leaves formula drink (HLFD) by
determination the best formula based on acceptability analysis (organoleptic test).
Next, analyze the best formula’s physic-chemistry and functional properties.
Benefit of HLED consumption dominated by health related to digestive
process. Respondent had positive emotional perception and health condition
perception after consume HLED one glass each day and two glasses each day
during 7 and 13 days respectively. There was significan difference (p0.05) between respondents who consume HLED one glass each day and two
glasses each day towards health condition perception after consume 7 and 13
days.
Functional drink has water content 80,8%, ash content 0,043%, soluble
fiber content 4,5%, and insoluble fiber content 15,67%. It’s total food fiber content
20,17%. Antioxidant activity of hantap leaves formulation drink (HLFD) was

44,03% and chlorophyll content of HLFD was 0,46259 mg/L.
Summaries of this study are health benefit optimally can take with
consumed HLED one glass each day and comparation of acceptability HLED is
more significan from acceptability of HLFD
Keyword: Hantap Leaves, Perception Test, Functional Drink, Antioxidant, and
Chlorophyll

RINGKASAN
ANY TRI HENDARINI. Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kesehatan dan
Pengembangan Produk Minuman Fungsional dari Ekstrak Daun Hantap
(Sterculia oblongata R.Brown). AHMAD SULAEMAN dan BUDI SETIAWAN.
Indonesia adalah negara terbesar kedua setelah Brazil dalam kekayaan
keanekaragaman hayati atau merupakan negara terbesar pertama apabila biota
laut diperhitungkan. Dari sekitar 30 ribu jenis tumbuhan yang ada di Indonesia
tersebut, lebih dari 1000 jenis telah dimanfaatkan untuk pengobatan. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya akan bahan obat yang berasal dari
alam (BPOM RI 2007). Esai Indonesia dalam bukunya Medical Herb Index in
Indonesia mengungkapkan tidak kurang dari 7000 spesies tanaman dan
tumbuhan yang memiliki khasiat obat (Kasahara 1995). Salah satu tanaman
tersebut adalah Sterculia oblongata R.Brown atau dikenal sebagai Hantap.

Kandungan gizi dan zat bioaktif yang berhubungan dengan khasiat daun
hantap terhadap berbagai penyakit belum banyak diketahui sehingga perlu
dilakukan kajian ilmiah secara mendalam untuk membuktikannya. Untuk tahap
awal diperlukan uji persepsi terhadap manfaat kesehatan sehingga menunjang
daya terima yang baik di masyarakat. Pembuatan minuman ekstrak daun hantap
juga masih tradisional dan tidak praktis sehingga khasiat minuman ini akan lebih
bermanfaat bila minuman ini dapat menjadi produk minuman fungsional sesuai
preferensi masyarakat dan dikembangkan dalam skala industri.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui manfaat kesehatan
minuman ekstrak daun hantap secara konvensional di masyarakat 2)
Menghasilkan minuman ekstrak daun hantap terbaik berdasarkan analisis daya
terima (Uji Organoleptik) dan mengetahui kandungan fisikokimia dan fitokimia 3)
Mengetahui persepsi tentang manfaat kesehatan setelah mengkonsumsi
minuman ekstrak daun hantap pada orang dewasa dengan periode tertentu 4)
Menghasilkan minuman fungsional dari ekstrak daun hantap berdasarkan
analisis daya terima (uji organoleptik) dan melakukan analisis fisikokimia dan
fitokimia.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Desember 2010. Penelitian
untuk pengembangan produk di Laboratorium Pengolahan Pangan, Lab.
Pengujian Organoleptik, Lab. Analisis Kimia dan Makanan Departemen Gizi

Masyarakat-FEMA dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Institut Pertanian Bogor. Penelitian survei dan uji persepsi dilaksanakan
di Kecamatan Cicurug, Cidahu dan Parungkuda Kabupaten Sukabumi.
Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan pertimbangan (1)
kemudahan untuk diakses (lokasi maupun perizinan), (2) ketersediaan daun
hantap dan (3) kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi daun hantap.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan penelitian. Tahap pertama
merupakan survei pendahuluan untuk mengetahui manfaat kesehatan daun
hantap di masyarakat. Sampel dalam survei manfaat daun hantap adalah
masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Cicurug, Parungkuda dan Cidahu
di Kabupaten Sukabumi, 51 orang laki-laki maupun perempuan yang berusia 20
- 60 tahun dengan kriteria inklusi adalah pernah menggunakan daun hantap
ketika sakit tertentu. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang
diperoleh dengan menggunakan pengamatan langsung dan kuesioner. Jenis
data yang dikumpulkan meliputi 1) karakteristik individu meliputi jenis kelamin,
umur dan suku, 2) kebiasaan mengkonsumsi minuman hantap. Data penelitian
diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2003 for Windows dan SPSS 16.0
for Windows. Proses pengolahan data meliputi kegiatan editing, coding, entry

dan cleaning. Kemudian data diolah dan dianalisis lebih lanjut secara deskriptif

dan analitik. Karakteristik responden dan kebiasaan mengkonsumsi MEDH
dianalisis secara deskriptif.
Pada tahap kedua penelitian ini adalah pembuatan minuman ekstrak
daun hantap (MEDH) sekaligus menentukan MEDH terbaik dan uji persepsi
terhadap manfaat kesehatan MEDH pada orang dewasa. Tahap uji persepsi ini
menggunakan disain koasi eksperimental dan pada tahap ini MEDH diujikan
kepada 87 orang dewasa (laki-laki dan perempuan) dengan frekuensi pemberian
yaitu 1 gelas per hari dan 2 gelas perhari dan dilakukan uji persepsi 7 hari dan 13
hari setelah mengkonsumsi. Sampel dalam uji persepsi manfaat kesehatan ini
adalah masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Cicurug, Parungkuda dan
Cidahu di Kabupaten Sukabumi, laki-laki maupun perempuan yang berusia 20 60 tahun. kriteria inklusi sampel adalah 1) tidak alergi minuman, 2) bersedia
mengkonsumsi minuman selama masa penelitian, 3) tidak puasa senin-kamis
atau puasa sunnah lainnya selama masa penelitian, dan 4) bersedia
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
Pada tahap uji persepsi, rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari satu faktor perlakuan yaitu dua
frekuensi pemberian minuman dengan dua taraf yaitu 1 gelas per hari dan 2
gelas per hari. Semua komponen perlakuan diuji dengan analisis ragam
(ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95 %, kemudian bila ada pengaruh nyata
maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Mutiple Range Test).

Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dengan menggunakan pengamatan langsung dan kuesioner. Jenis
data yang dikumpulkan meliputi 1) karakteristik individu meliputi jenis kelamin,
umur dan suku, 2) kebiasaan mengkonsumsi minuman hantap. Data kedua yang
dikumpulkan adalah persepsi terhadap MEDH setelah dikonsumsi selama 7 hari
dan data akhir dikumpulkan setelah dikonsumsi selama 13 hari yang tercakup
dalam 1 macam kuesioner yaitu persepsi emosional dan persepsi kondisi
kesehatan setelah mengkonsumsi MEDH. Data penelitian diolah
dengan
menggunakan Microsoft Excel 2003 for Windows dan SPSS 16.0 for Windows.
Proses pengolahan data meliputi kegiatan editing, coding, entry dan cleaning.
Kemudian data diolah dan dianalisis lebih lanjut secara deskriptif dan analitik.
Karakteristik organoleptik produk, karakteristik responden dan persepsi contoh
terhadap manfaat kesehatan setelah mengkonsumsi produk MEDH dianalisis
secara deskriptif.
Tahap ketiga adalah pembuatan minuman fungsional daun hantap
(MFDH) dengan menentukan formula MFDH terbaik berdasarkan analisis daya
terima (uji organoleptik). Setelah itu dilakukan analisis fisikokimia (fisik dan
Proksimat) dan fitokimia (aktivitas antioksidan dan analisis klorofil).
Manfaat penggunaan dan manfaat yang mereka rasakan setelah

mengkonsumsi MEDH didominasi oleh manfaat yang sangat terkait dengan
proses pencernaan. Formula MEDH yang mendapatkan daya terima terbaik
adalah formula dengan perbandingan daun hantap dan air 1 :15. Formula ini
memiliki kadar air sebesar 71,08 %, kadar abu 4.33 %, aktivitas antioksidan
75,8264 persen (daun hantap adalah 14,0719 persen) dan kandungan klorofil
adalah 1,9251 mg/L (daun hantapnya adalah 5,91838 mg/L).
Responden memiliki persepsi emosional dan persepsi kondisi kesehatan
yang positif setelah mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari dan 2 gelas per hari
dan selama 7 hari dan 13 hari. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05)
antara responden yang mengkonsumsi 1 gelas per hari dengan 2 gelas per hari
terhadap persepsi emosional dan persepsi kondisi kesehatan setelah
mengkonsumsi MEDH selama 7 hari dan 13 hari. Hal ini menunjukkan bahwa

frekuensi mengkonsumsi tidak memberikan pengaruh yang nyata pada persepsi
emosional responden dan persepsi kondisi kesehatan responden yang
mengkonsumsi MEDH selama 7 hari dan 13 hari. Terdapat perbedaan yang
nyata (p0,05) antara hari ke-7 dan ke-13
terhadap persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi MEDH dua
gelas sehari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama mengkonsumsi MEDH
ekstrak daun hantap 2 gelas per hari tidak memberikan pengaruh apapun

terhadap persepsi emosional responden. Terdapat perbedaan yang nyata
(p