Ukuran Tubuh Ayam Kampung yang Diberi Pakan Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)

UKURAN TUBUH AYAM KAMPUNG YANG DIBERI
PAKAN DEDAK PADI DAN DAUN SINGKONG
(Manihot esculenta Crantz)

WALUYO

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ukuran Tubuh Ayam
Kampung yang Diberi Pakan Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta
Crantz) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Waluyo
NIM D14090043

ABSTRAK
WALUYO. Ukuran Tubuh Ayam Kampung yang Diberi Pakan Dedak Padi dan
Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz). Dibimbing oleh SRI DARWATI dan
RONNY RAHMAN NOOR.
Penelitian ini bertujuan mengetahui ukuran tubuh ayam kampung yang
diberi pakan campuran dedak padi dan daun singkong selama 12 minggu. Ternak
yang digunakan ayam kampung sebanyak 45 ekor jantan dan 45 ekor betina.
Pakan yang diberikan yaitu pakan komersial (P1), campuran dedak padi 75% dan
daun singkong 25% sebagai pengganti pakan komersial diberikan mulai umur 512 minggu (P2) dan umur 9-12 minggu (P3). Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan. Faktor
pertama adalah jenis kelamin (jantan dan betina). Faktor kedua adalah jenis pakan
(P1, P2 dan P3). Data dianalisis ragam (ANOVA). Variabel yang diamati adalah
bobot badan, panjang sayap, panjang punggung, panjang sternum, panjang femur,

panjang tibia, panjang shank, lingkar dada dan lingkar shank. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada interaksi antara jenis kelamin dengan pakan perlakuan
terhadap ukuran tubuh. Pakan berpengaruh terhadap ukuran tubuh ayam kampung.
Pakan P2 memberikan performa paling rendah untuk semua variabel ukuran tubuh
dan mengganggu pertumbuhan ayam kampung jika diberikan mulai umur 5-12
minggu. Pakan campuran dedak padi 75% dan daun singkong 25% bisa diberikan
mulai umur 8 minggu.
Kata kunci: ayam kampung, daun singkong, dedak padi, ukuran tubuh

ABSTRACT
WALUYO. Body Size of Native Chicken Which Given Rice Bran and Cassava
(Manihot Esculenta Crantz) Leaf Feed. Supervised by SRI DARWATI and
RONNY RAHMAN NOOR.
This study aimed to know body size of native chicken with a fed mixture of
rice bran and cassava leaf as long 12 weeks. Animals used native chicken as much
as 45 males and 45 females. The feed is commercial feed (P1), a mixture of 75%
rice bran and 25% cassava leaves as a substitute for commercial feed given from
the age of 5-12 weeks (P2) and the age of 9-12 weeks (P3). These research used a
randomized complete design (RCD) 2x3 factorial with 3 repetition. The first
factor was sex (male and female). The second factor was the type of feed (P1, P2

and P3). Data was analyzed of variance (ANOVA). The variables measured were
body weight, wing length, length of spine, sternum length, length of femur, tibia
length, shank length, chest circumference and shank circumference. The results
showed no interaction between sex with feed treatment toward of body size. Feed
affected the morphometric of native chicken. Feed P2 given the lowest
performance for all body size variables and impaired growth of native chicken
when given from the age of 5-12 weeks. Feed rice bran mixture 75% and 25%
cassava leaf can be given from the age of 8 weeks.
Keyword: body size, cassava leaf, native chicken, rice bran

UKURAN TUBUH AYAM KAMPUNG YANG DIBERI
PAKAN DEDAK PADI DAN DAUN SINGKONG
(Manihot esculenta Crantz)

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan


DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Ukuran Tubuh Ayam Kampung yang Diberi Pakan Dedak Padi
dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Waluyo
Nama
NIM
D14090043

Disetujui oleh

\

Dr If Sri Darwati. MSi
Pembimbing I


Tanggal Lulus:

o4 seセ@

PfofDr If Ronny Rahman Noor, MRurSc
Pembimbing II

2013

Judul Skripsi : Ukuran Tubuh Ayam Kampung yang Diberi Pakan Dedak Padi
dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Nama
: Waluyo
NIM
: D14090043

Disetujui oleh

Dr Ir Sri Darwati, MSi
Pembimbing I


Prof Dr Ir Ronny Rahman Noor, MRurSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian adalah ukuran tubuh ayam kampung yang diberi pakan
dedak padi dan daun singkong (Manihot esculenta Crantz).
Terima kasih kepada Dr Ir Sri Darwati, MSi dan Prof Dr Ir Ronny Rahman
Noor, MRurSc selaku pembimbing. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc, Dr Ir Ibnu Katsir Amrullah, MS dan Ir
Lucia Cyrilla ENSD, MSi selaku dosen panguji.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas do’a dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada Anugrah Cipta
Romadhoni, Alhidayat dan Syeh Ahmad Muhammad Basalamah, atas bantuannya
selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga kepada
teman-teman IPTP 46 yang telah memberi dukungan serta staf pegawai
Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor yang telah membantu penulis selama penelitian. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Waluyo

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran Tubuh
Pertumbuhan
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
1
1
1
2
2
2

2
2
3
6
6
15
16
16
18

DAFTAR TABEL
1 Hasil analisa proksimat pakan komersial dan pakan perlakuan
2 Rataan dan simpangan baku ukuran tubuh ayam kampung pada umur 12
minggu
3 Persamaan Huxley pada ukuran tubuh ayam kampung umur 12 minggu

3
7
15


DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Bagian-bagian kerangka ayam kampung
Kurva bobot badan ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang sayap ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang punggung ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang sternum ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang femur ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang tibia ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva panjang shank ayam kampung umur 0-12 minggu

Kurva lingkar dada ayam kampung umur 0-12 minggu
Kurva lingkar shank ayam kampung umur 0-12 minggu

5
8
9
10
10
11
12
12
13
14

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ayam kampung merupakan salah satu plasma nutfah dan sumber daya
genetik ternak asli di Indonesia. Ayam kampung lebih mudah dipelihara dan lebih
tahan terhadap penyakit dibandingkan dengan ayam ras. Sebagian besar ayam
kampung di Indonesia dipelihara dengan sistem tradisional secara ekstensif,
sehingga ayam-ayam tersebut bebas berkeliaran mencari makannya sendiri.
Ayam kampung merupakan komoditas ternak yang sampai saat ini masih
mempunyai potensi komersial untuk dikembangkan karena dagingnya banyak
digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga ayam kampung memegang peranan
penting dalam mencukupi kebutuhan protein hewani di Indonesia. Meskipun
ayam kampung lebih mudah dalam pemeliharaannya, tetapi ayam kampung masih
memiliki produktivitas yang rendah jika dibandingkan dengan ayam ras. Diduga
pertumbuhan kerangka pada ayam kampung yang lambat.
Pemberian pakan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan kerangka ayam
kampung. Adapun ditinjau dari segi ekonomi, salah satu biaya produksi adalah
harga pakan. Harga pakan dapat terus meningkat seiring dengan kebutuhan pakan
dan ketersediaan bahan baku pakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meminimalisasi biaya pakan adalah dengan mencari pakan alternatif yang dapat
mensubstitusi pakan komersial. Pakan alternatif ini dapat berupa pakan lokal atau
pakan konvensional yaitu bahan pakan yang tidak digunakan atau dimanfaatkan
lagi oleh manusia. Limbah dari pertanian atau perkebunan seperti daun singkong
yang tua dan limbah penggilingan padi yaitu dedak padi yang masih dapat dijadikan pakan alternatif untuk ayam kampung.
Pemberian pakan alternatif tersebut tidak bisa langsung diberikan pada
ayam kampung yang masih berumur sehari (DOC), kemungkinan saluran
pencernaannya belum siap untuk mencerna pakan tersebut yang dapat
menghambat pertumbuhan kerangka ayam kampung. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini diamati ukuran tubuh ayam kampung yang diberi pakan alternatif
campuran dedak padi dan daun singkong yang dimulai pada umur berbeda.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan ukuran tubuh ayam kampung
yang diberi pakan campuran dedak padi 75% dan daun singkong 25% dibandingkan dengan pakan komersial pada masa pertumbuhan selama 12 minggu.
Penelitian ini juga menguji pemberian pakan campuran dedak padi 75% dan daun
singkong yang diberikan 25% pada umur 5-12 dan 9-12 minggu untuk
pertumbuhan (ukuran tubuh) ayam kampung.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Informasi mengenai ukuran tubuh ayam kampung memang sudah banyak
dilakukan, tetapi penelitian mengenai ukuran tubuh ayam kampung yang diberi
perlakuan pakan masih sedikit. Pemberian pakan sangat erat kaitannya dengan
pertumbuhan dari kerangka ayam kampung. Oleh karenanya perlu dilakukan
penelitian mengenai ukuran tubuh ayam kampung dengan pakan perlakuan yang
diberikan. Pakan perlakuan yang diberikan adalah campuran dedak 75% dan daun
singkong 25% yang diberikan pada umur yang berbeda, yaitu mulai umur 5-12
minggu dan 9-12 minggu dengan lama pemeliharaan 12 minggu (0-12 minggu).

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2013 dan berakhir
bulan April 2013. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan
Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Alat
Peralatan yang digunakan adalah 2 kandang yang dibagi dalam 9 sekat
setiap kandangnya. Tempat pakan tray sebanyak 6 buah, tempat pakan sebanyak
18 buah, tempat minum ukuran sedang kapasitas 2 liter sebanyak 18 buah, lampu
75 watt, wing band dan tirai penutup di setiap kandang.
Peralatan lain yang digunakan adalah jangka sorong digital, pita ukur,
benang, alat tulis, gelas ukur plastik 500 ml dengan ketelitian 10 ml, alat ukur
suhu dan kelembaban, timbangan digital kapasitas 3 kilogram dengan ketelitian
0.5 gram, timbangan duduk kapasitas 3 kilogram dengan ketelitian 1 gram. Panci
pemanas untuk merebus air, kompor dan terpal untuk menjemur daun singkong.
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam kampung yang
berumur sehari (DOC). DOC ayam kampung diperoleh dari Balai Penelitian
Ternak (Balitnak) Ciawi berjumlah 90 ekor terdiri dari 45 ekor jantan dan 45 ekor
betina.
Pakan
Pakan yang digunakan yaitu pakan komersial dan pakan perlakuan. Pakan
perlakuan berupa campuran dedak padi dan daun singkong yang sudah tua.
Jenis pakan yang diberikan adalah: pakan 1 (P1)= pakan komersial 100%
diberikan pada ayam umur 0-12 minggu, pakan 2 (P2)= dedak padi 75% + daun
singkong 25% diberikan pada ayam umur 5-12 minggu dan pakan 3 (P3)= dedak
75% + daun singkong 25% diberikan pada ayam umur 9-12 minggu. Berikut

3
adalah kandungan nutrien hasil analisa proksimat dari pakan komersial dan pakan
perlakuan yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil analisa proksimat pakan komersial dan pakan perlakuan
Kandungan nutrien
Pakan komersial
Pakan perlakuan1)
Bahan kering (%)
87.0
41.2
Protein (%)
19.0 – 21.0
18.7
Lemak (%)
5.0
9.2
Serat kasar (%)
5.0
17.4
Abu (%)
7.0
10.6
Kalsium (%)
0.9
Posfor (%)
0.6
Energi Metabolis (%)
3 000 – 3 100
Sumber: 1)Pusat penelitian sumberdaya hayati dan bioteknologi, LPPM IPB (2013)

Kandang
Kandang yang digunakan yaitu kandang koloni dan kandang bersekat.
Ayam dikandangkan secara koloni pada umur 0-4 minggu. Setelah ayam berumur
4 minggu, ayam dibagi dalam 9 sekat kandang untuk masing-masing jenis
kelamin jantan dan betina.
Kandang bersekat terbuat dari bambu dengan ukuran 70x90x70 cm
sebanyak 18 sekat yang diisi 5 ekor ayam per sekat. Kandang ini untuk
pemeliharaan ayam pada umur 5 sampai 12 minggu.

Prosedur
Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dilakukan sejak ayam berumur sehari di
kandang koloni yang masih digabung antara jantan dan betina yang sebelumnya
telah diberi nomor pada bagian sayap (wing band). Setelah ayam berumur 4
minggu, ayam dipisahkan berdasarkan jenis kelamin yaitu jantan dan betina ke
dalam kandang bersekat.
Pakan komersial diberikan pada semua ayam kampung saat berumur 0-4
minggu. Pakan perlakuan berupa campuran dedak padi dan daun singkong yang
diberikan sejak ayam kampung berumur 5 sampai 12 minggu untuk jantan dan
betina pada perlakuan pakan 2 (P2). Pakan perlakuan berupa campuran dedak padi
dan daun singkong diberikan pada ayam kampung yang berumur 9 sampai 12
minggu pada perlakuan pakan 3 (P3).
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan yaitu pakan komersial dan pakan perlakuan. Pakan
perlakuan yang diberikan merupakan pakan semi basah dan diberikan 2 kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan selalu ditimbang dan dicatat
bobotnya. Air minum diberikan ad libitum.
Sisa pakan yang ada, ditimbang bobotnya setiap pagi dan dicatat sebelum
diganti dengan pakan yang baru. Pakan perlakuan berupa campuran dedak padi
dan daun singkong. Dedak padi diperoleh langsung dari penggilingan padi. Daun

4
singkong diperoleh dari petani yang baru panen di kebun sekitar tempat
penelitian.
Cara pembuatan pakan perlakuan yaitu daun singkong yang sudah tua
dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Setelah
kering, daun singkong diremas-remas dengan tangan sampai hancur. Pakan dedak
padi 75% dan daun singkong 25% dicampurkan dengan cara ditimbang berat dari
masing-masing bahan. Pakan dicampurkan dalam ember hingga homogen,
kemudian disiram dengan air panas dan diaduk hingga merata.
Adaptasi pakan perlakuan pada kandang 2 mulai diberikan pada ayam yang
berumur 4 minggu dengan pemberian bertahap selama 1 minggu untuk ayam
jantan dan betina yang diberi perlakuan P2. Adaptasi pakan perlakuan pada
kandang 3 mulai diberikan pada ayam yang berumur 8 minggu dengan pemberian
bertahap selama 1 minggu untuk jantan dan betina yang diberi perlakuan P3.
Pengambilan Data Ukuran Tubuh Ayam Kampung
Pengambilan data ukuran tubuh ayam kampung dilakukan setiap 2 minggu
sekali dimulai dari minggu ke-0 sampai minggu ke-12. Pengambilan data diawali
dengan menimbang bobot badan menggunakan timbangan digital, kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran panjang sayap, panjang punggung, panjang
sternum, panjang femur, panjang tibia, panjang shank, lingkar dada dan lingkar
shank menggunakan jangka sorong digital (Gambar 1).
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis
kelamin (jantan dan betina). Faktor kedua adalah pemberian pakan (P1, P2 dan
P3). Model statistik yang digunakan menurut Gaspersz (1992) adalah:
Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + (ɛ)ijk
Keterangan:
Yijk
= Respon pengamatan ukuran tubuh ayam kampung pada jenis kelamin ke-i (jantan dan
betina) dengan pemberian pakan ke-j (P1, P2 dan P3) pada ulangan ke-k (1, 2, 3).
µ
= Nilai rataan ukuran tubuh ayam kampung.
Ai
= Pengaruh jenis kelamin ke-i (jantan dan betina)
Bj
= Pengaruh pemberian pakan ke-j (P1, P2 dan P3)
(AB)ij = Pengaruh interaksi jenis kelamin ke-i (jantan dan betina) dan pemberian pakan ke-j
(P1, P2 dan P3).
ɛijk
= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan jenis kelamin ke-i (jantan dan betina) dan
pemberian pakan ke-j (P1, P2 dan P3) pada ulangan ke-k (1, 2, 3).

Selanjutnya dalam mempelajari pertumbuhan ukuran tubuh ayam kampung
digunakan persamaan allometri Huxley Y = aXb (Huxley 1932).
Keteranagan:
Y = ukuran tubuh yang mengalami pertumbuhan
X = bobot badan
a = intersep (konstanta)
b = koefisien pertumbuhan relatif

5

A
G

E
D

B

F
H

C

Keterangan: A= panjang sayap; B= lingkar dada; C= panjang shank; D= panjang tibia; E=
panjang femur; F= panjang sternum; G= panjang punggung; H= lingkar shank
Sumber: Waggoner dan Hutchinson (2001)

Gambar 1 Bagian-bagian kerangka ayam kampung
Peubah yang Diamati
Peubah yang diukur adalah bobot badan, panjang sayap, panjang punggung,
panjang sternum, panjang femur, panjang tibia, panjang shank, lingkar dada dan
lingkar shank.
1. Bobot badan, diperoleh dengan cara menimbang bobot badan ayam setiap dua
minggu menggunakan timbangan digital dalam satuan gram (g).
2. Panjang sayap, diperoleh dengan cara mengukur panjang sayap dari pangkal
tulang humerus sampai ujung tulang phalanges menggunakan jangka sorong
dalam satuan milimeter (mm).
3. Panjang punggung, diperoleh dengan mengukur panjang tulang punggung
menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm).
4. Panjang sternum, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang sternum
menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm).
5. Panjang femur, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang femur
menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm).
6. Panjang tibia, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang tibia
menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm).

6
7. Panjang shank, diperoleh dengan cara mengukur panjang tulang shank
menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm).
8. Lingkar dada, diperoleh dari hasil pengukuran melingkar secara vertikal dari
ujung tulang sternum dan kembali pada tulang sternum semula menggunakan
pita ukur dalam satuan sentimeter (cm).
9. Lingkar shank, diperoleh dengan mengukur lingkar shank menggunakan
benang dan panjang benang diukur dengan jangka sorong dalam satuan
millimeter (mm).
Analisis Data
Data ditabulasi kemudian dianalisis ragam untuk mengetahui pengaruh
perlakuan yang diberikan. Apabila berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji
banding Tukey untuk mengetahui perbedaan antar kombinasi perlakuan (Gaspersz
1992).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh pada ayam kampung merupakan sifat kuantitatif karena sifat
kuantitatif yaitu sifat yang dapat diukur. Ukuran tubuh diartikan sebagai suatu
cara yang mencakup pengukuran bentuk atau pengukuran yang memungkinkan
sesuatu untuk diuji (Biology Online Team 2005). Beberapa sifat kuantitatif yang
penting dalam menentukan produktivitas pada ayam kampung adalah bobot badan
serta beberapa ukuran-ukuran tubuh seperti panjang femur, panjang shank, lingkar
shank, panjang sayap dan lingkar dada. Warwick et al. (1995) menyatakan bahwa
sifat kuantitatif penting dalam bidang peternakan. Selanjutnya Crawford (1990)
menambahkan bahwa sifat yang berhubungan dengan produktivitas adalah
sternum, panjang shank, lingkar metatarsus, lingkar dada dan panjang paha.
Rataan ukuran tubuh ayam kampung umur 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak ada interaksi antara jenis kelamin
dengan pakan perlakuan terhadap ukuran tubuh ayam kampung. Ukuran tubuh
ayam kampung tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, kecuali untuk bobot badan.
Performa ukuran tubuh ayam kampung lebih dipengaruhi oleh pakan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ukuran tubuh pada pemberian pakan P1 berbeda
dengan P2 dan P3 serta P3 berbeda dengan P2, kecuali pada variabel panjang
sayap dan panjang punggung yaitu P1 dan P3 berbeda dengan P2.
Bobot Badan
Bobot badan sangat tergantung pada pertumbuhan yang berhubungan
dengan mutu pakan, keseimbangan zat nutrien serta sistem perkandangan. Hasil
analisis ragam menunjukkan pemberian pakan perlakuan P2 berbeda nyata
(P