MAKSUD dan TUJUAN n. MENTERI KELAUTAN DAN PERI KANAN R.I . SEKRETARI S JENDERAL,

SJDIBiro Hukum dan Organisasi-DKP 6 Sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.76 MEN 2008 tentang Pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka I ndonesia National Single Window di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan, maka diperlukan suatu Prosedur Operasional Standar POS dan Service Level Arrangement SLA. Penyusunan POS dan SLA diperuntukkan bagi impor komoditas ikan dalam kerangka I ndonesia National Single Window , yang dalam implementasinya Kementerian Kelautan dan Perikanan membagi menjadi 2 dua jalur, yaitu Jalur Merah dan Jalur Hijau.

B. MAKSUD dan TUJUAN

Maksud disusunnya POS dan SLA sebagai acuan bagi petugas karantina ikan dalam memberikan pelayanan lalu lintas impor ikan. Sedangkan tujuan disusunnya POS dan SLA dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi petugas karantina ikan dan kepastian usaha bagi pengguna jasa dan mendukung transparansi dan keterbukaan dalam sistem pelayanan publik khususnya pelayanan perizinan karantina ikan. C. RUANG LI NGKUP Ruang lingkup Keputusan Menteri ini terdiri dari: 1. I mpor Komoditas I kan untuk Jalur Merah; 2. I mpor Komoditas I kan untuk Jalur Hijau. D. PENGERTI AN 1. Karantina ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik I ndonesia. 2. Hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya disebut HPI K, adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan atau telah terdapat hanya di area tertentu di wilayah Negara Republik I ndonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. SJDIBiro Hukum dan Organisasi-DKP 7 3. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya disebut media pembawa, adalah ikan dan atau benda lain yang dapat membawa HPI K. 4. Media pembawa beresiko tinggi adalah media pembawa dalam bentuk hidup, dan atau media pembawa yang berasal dari negara yang sedang terjangkit wabah HPI K dan atau Media Pembawa dalam keadaan mati yang berpotensi sebagai inang dan pembawa carrier HPI K. 5. I kan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. 6. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik I ndonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik I ndonesia. 7. Pemeriksaan dokumen adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan dan persyaratan lainnya. 8. Pemeriksaan klinis adalah tindakan untuk mengetahui jenis, jumlah dan status kesehatan media pembawa yang dilalulintaskan. 9. Penahanan adalah tindakan menahan media pembawa yang akan dimasukkan ke dalam negeri atau suatu area di dalam wilayah Negara Republik I ndonesia. 10. Penolakan adalah tindakan tidak diizinkannya media pembawa dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari suatu area atau dalam wilayah Negara Republik I ndonesia. 11. Surat penahanan sementara KI -D4 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan pengeluaran, yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum di dalamnya dikenakan tindakan penahanan. 12. Surat penolakan KI -D5 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan pengeluaran, yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum di dalamnya dikenakan tindakan penolakan. 13. Surat pemusnahan KI -D7 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan pengeluaran yang menyatakan tindakan pemusnahan terhadap media pembawa yang SJDIBiro Hukum dan Organisasi-DKP 8 dimasukkan atau akan dikeluarkan, baik karena tidak bebas atau tidak dapat dibebaskan dari HPI K, rusak, busuk, atau tidak memenuhi persyaratan karantina atau persyaratan lainnya. 14. Surat persetujuan pengeluaran media pembawa dari tempat pemasukan KI -D15 adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan atau kawasan pabean, yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum di dalamnya disetujui dikeluarkan dari tempat pemasukan untuk pelaksanaan tindakan karantina ikan atau dilalulintasbebaskan. 15. Jalur merah adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor terhadap suatu importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan klinis media pembawa jenis, jumlah dan status kesehatan di kawasan pabean. 16. Jalur hijau adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor terhadap suatu importasi yang dilakukan pemeriksaan dokumen di kawasan pabean. 17. Petugas karantina ikan adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 18. Pemohon adalah importir baik perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang melakukan kegiatan pemasukan media pembawa dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik I ndonesia. SJDIBiro Hukum dan Organisasi-DKP 9 BAB I I PELAKSANAAN

A. Waktu Pelayanan