Analisa Mesin Chiller Absorpsi

65 = bcdcefgce dhijfgkA;cA ljfhi 3 = 4 m 3 = 263 TRChiller Untuk pemilihan mesin yang akan digunakan, Gambar 4.17 Katalog Absorption Chiller LG Electronic [24]

4.2.3.1 Analisa Mesin Chiller Absorpsi

Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besaran nilai panas dari gas buang turbin yang dibutuhkan generator chiller absorpsi. Kapasitas Chiller = QE = 263TR = 925 kw Temperatur Produk Tp = -3°C Temperatur Evaporasi Ammonia Te = -13 °C Temperatur Kondensasi Tk = Temperatur lingkungan + 20°C = 35°C+20°C = 55°C Untuk menganalisa sistem diatas dan mencari data enthalpinya dari diagram Ph Ammonia dengan menggunakan Software Coolpack. Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 4.18 Diagram Ph Ammonia Dari software diatas, didapatkan data di setiap titik siklus seperti dibawah ini: Gambar 4.19 Analisa Diagram Ph Ammonia Untuk mempermudah menganalisa performansi chiller absorpsi, maka siklus pendinginan akan dibagi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.20 Siklus Absorpsi Siklus ke 1 Pada siklus ini yang bertindak sebagai refrigerant adalah ammonia dan absorbentnya adalah air. Untuk mencari nilai laju aliran masa refrigerant atau ammonia adalah: Qe = mr h1 – h5 mr = no pq pr = . 456 334, Y[ Y 34.,34 5s5 = 0,938 kgs Qk = mrh2 – h4 = 0,938 kgs 1787,8 kjkg – 459,45 kjkg = 1246kw Siklus ke 2 Pada diagram Ph software coolpack, diketahui panas yang dibutuhkan untuk menaikan tekanan larutan menjadi 23 Bar Tk 55°C adalah sebesar 153°C, oleh karena itu panas yang dibutuhkan pada generator adalah 153°C. Jika desain sumber panas tersebut adalah air dan desain temperatur air keluar generator sebesar 110°C dengan laju 4 kgs, maka analisa pada generator dan absorber adalah: Universitas Sumatera Utara 68 Cp air = 4.18 kjkg.k Qg = ṁair x Cpair x Tin – Tout = 4kgsx4.18 kjkg.kx153°C - 110°C = 719 kw Generator Gambar 4.21 Generator Produk = Air Cp = 4.18 kjkg.k Laju aliran panas air masuk generatorṁag = = 4 kgs x 4 = 16 kgs Tin = 110°C Tout = 153°C Sumber panas = Gas Cp = 1,005 kjkg.k ṁ = 168.8 kgs Tin = 500°C Universitas Sumatera Utara 69 Q = ṁ.Cp.∆Tair = 16 kgs x 4.18 kjkg.C 153°C – 110°C = 2876 Kw Q = ṁ.Cp.∆TGas Tout = Tin - ṁ. = 500 °C - 1 76 Y Z .4 Y[ Y . = 321 °C LMTD Method ∆ T1 = Th,in – Tc,out = 500°C – 153 °C = 347 °C ∆ T2 = Th,out – Tc,in = 321°C – 110°C = 211°C ∆ Tlm, CF = ∆ ∆ A ∆C ∆C = 31E E A t]uE E = 273,6 °C Universitas Sumatera Utara 70 Correction Factor T1 = 500 °C t1 = 110°C T2 = 321 °C t2 = 153°C P = = 4 E E 4E E = 0,094 F = 0,98 R = = 4E E 4E E = 4.2 Untuk faktor koreksi didapat dari chart dibawah ini: Gambar 4.22 Correction Factor Chart [2] Universitas Sumatera Utara 71 Pipe Design Q = U.As.F.∆Tlm CF U = Tabel Cengel 13-1 Representative values of the overall heat transfer coefficients inheat exchangers As = H I ∆ JK = 1 tGGv w .E ,. 1E = 35,7 S L = T U V = 4,1 S 2 U ,4 = 227 meter Universitas Sumatera Utara 72

BAB V ANALISIS KEUNTUNGAN