JENIS, GOLONGAN, NAMA, OBJEK DAN TARIF RETRIBUSI

20. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II JENIS, GOLONGAN, NAMA, OBJEK DAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 2 1 Jenis Retribusi Perizinan Tertentu yang diatur dalam Perda ini adalah: a. Retribusi Izin Gangguan dan b. Retribusi Izin Trayek c. Retribusi Izin Usaha Perikanan. 2 Jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu. Bagian Kesatu Retribusi Izin Gangguan Ruang Lingkup Pasal 3 1 Dengan nama Retribusi Izin Gangguan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin tempat usahakegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian danatau gangguan. 2 Ruang Lingkup Retribusi Izin Gangguan, meliputi kegiatan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 4 1 Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a adalah pemberian izin tempat usahakegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian danatau gangguan 2 Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah tempat usahakegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Pasal 5 1 Subjek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Tempat Usaha yang dapat menimbulkan ancaman bahaya danatau gangguan terhadap lingkungan. 2 Wajib Retribusi Izin Gangguan adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Izin Gangguan. Pasal 6 1 pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah daerah. 2 Objek Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b adalah pemberian izin kepada Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada satu atau beberapa trayek tertentu. Pasal 7 1 Subjek Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b adalah Badan yang menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Izin Trayek. Pasal 8 1 Tarif Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran II Peraturan Daerah ini. Tarif Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 huruf a dihitung berdasarkan luas ruang usaha yang ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran I Peraturan Daerah ini. 2 Besarnya retribusi dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikalikan dengan Indeks Gangguan, Indeks Lokasi yang dijadikan dasar ukuran tingkat penggunaan jasa pelayanan, pengendalian, dan pengawasannya. 3 Izin gangguan berlaku selama 3 tiga tahun dan setiap tahun harus diperpanjang sebelum izin habis masa berlakunya. 4 Tarif Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 5 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bima. 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai klarifikasi indeks gangguan, indeks lokasi, koefisien tarif, tata cara pengurusan izin diatur dengan Peraturan Walikota Bima. Bagian Kedua Retribusi Izin Trayek Pasal 9 1 Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut retribusi sebagai pemberian izin untuk menyediakan 2 Tarif Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi dengan Peraturan Walikota Bima. Bagian Ketiga Retribusi Izin Usaha Perikanan Pasal 10 1 Dengan nama retribusi Izin Usaha Perikanan dipungut retribusi atas pelayanan pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan. 2 Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf c adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan yang tidak menggunakan tenaga kerja asing, adalah : a. Surat Izin Usaha Perikanan SIUP; b. Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI; c. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan SIKPI. 3 Termasuk objek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah Pungutan Hasil Perikanan PHP. 4 Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah usahakegiatan yang dikecualikan oleh peraturan perundang-undangan di sektor perikanan. Pasal 11 1 Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf c adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Izin Usaha Perikanan. Pasal 12 1 Tarif Retribusi Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf c ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran III Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bima

BAB III CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA