Analisis penggunaan daya traktor beroda ban untuk pembajakan pada tanah berkadar liat tinggi

,

.

"-

"Yz
-

ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAKTOR .
BERODA BAN UNTUK PEMBAJAKAN PADA TANAH.
.
BERKADAR LlAT TIN661

Oleh

FRANS JUSUF DAYWlN
( 82530 )

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1991.

FRANS JUSUF DAYWIN.

Analisis Penggunaan Daya Traktor Be-

roda Ban untuk Pembajakan pada Tanah Berkadar Liat Tinggi
(Di bawah

Bimbingan H. Moeljarno

Djojomartono, Sebagai

Kstua; Kamaruddin Abdullah, H. Mohammad Azron

Dhalhar,

Naik Sinukaban dan H. Achmad Surkati, sebagai Anggota).
Penggunaan traktor pertanian beroda ban di


Indonesia

meningkat jumlahnya dalam tahun 1980-an. Traktor pertanian
terutama

digunakan untuk pengolahan tanah pada lahan ke-

ring di areal pembukaan baru untuk pemukiman transmigrasi,
perluasan

areal perkebunan dan reboisasi.

Pada

umumnya

traktor yang mempunyai daya lebih besar dari 24 kW beserta
seluruh peralatannya didatangkan dari luar negeri, yang
telah memenuhi persyaratan standar dari masing-masing


ne-

gara pengekspor.
Lahan
maupun

kering yang tersebar baik di luar

pulau

Jawa

di pulau Jawa umumnya mempunyai kadar liat

tinggi

dengan persentase liat antara 40 sampai 60 persen.

Pengo-


lahan tanah pada lahan berkadar liat tinggi dengan keadaan
kandungan air tanah rendah mempunyai nilai tahanan

tarik

d

pembajakan

tinggi dan bongkah-bonikah tanah hasil

jakan besar. Pengolahan tanah yang dilakukan pada
kadar

air tanah tinggi menyebdbkan slip roda

pembakeadaan

traksi


me-

ningkat sehingga sebagian daya tarik digunakan untuk meng-

iii
Sampai

saat ini belum banyak penelitian langsung

di

lapangan yang ditujukan untuk menurunkan pengaruh berbagai
faktor terhadap kebutuhan daya tarik. Hal ini disebabkan
sulitnya mendapatkan instrumen pengukur yang

tidak

peka

terhadap goncangan-goncangan yang terjadi di lapangan dan

kompleksnya hubungan parameter pada penelitian in situ.
Tujuan penelitian adalah 1) mengidentifikasi

parame-

ter yang mempengaruhi tahanan tarik pengolahan tanah

pada

lahan kering berkadar liat tinggi dengan menggunakan bajak
singkal; 2) pendugaan secara matematis dari proses
lahan

tanah yang ditekankan pada hubungan antara

pengotahanan

tarik pembajakan dengan bentuk alat bajak, cara kerja alat
dan sifat fisik serta mekanika tanah berdasarkan
dimensi;


analisis

menentukan operasi pembajakan yang

3)

efisien

pada lahan kering berkadar liat tinggi sesuai dengan

daya

traktor yang

roda

tersedia dan slip yang

terjadi pada


traksi.
Untuk mengatasi kesulitan pengamatan di lapangan dirancang alat pengukur dinamometer tiga-titik-gandeng. Alat
tersebut dipasang pada traktor berdaya 54 kW dan menarik
bajak

tiga

buah singkal. Nilai slip roda

traksi

diukur

dengan slip sensor magnetik yang telah dibuat dan dipasang
pada roda traksi. Untuk mengatasi goncangan-goncangan digunakan

instrumen penguat sinyal Kyowa model 611

A


dan

iv
613 B,

pengukur

dan perekam gaya Kyowa model RTP

650

A

dengan sumber daya aki 12 Volt.
Percobaan
ngan
51

lapangan dilakukan pada tanah latosol


tekstur tanah berkadar liat tinggi antara 42

persen. Parameter percobaan yang

bervariasi

2

taraf lebar ban traksi; 2 taraf pemberat

3

taraf kedalaman operasi pembajakan; 3

de-

sampai

meliputi


roda

traksi;

taraf

kecepatan

pembajakan dan 4 taraf kadar air tanah. Variasi

parameter

kadar air tanah adalah 40% basis kering, 43% basis kering,
46%

dan 49% basis kering. Batas plastis

tanah

percobaan

46.3% basis kering dan batas cair 68.7% basis kering.
Pada hasil penelitian sifat mekanika tanah didapatkan
Angka
157

Indeks

Kerucut berkisar antara

128

~ / c m sampai
~

~ / c m pada
~
kedalaman 0 sampai 25

cm.

Angka

Kerucut
ngan

tidak konsisten dan tidak mempunyai korelasi

perubahan kadar air tanah. Nilai kohesi

sudut

Indeks

tanah

dedan

gesekan dalam dari tanah menurun pada selang

kadar

air antara 40 sampai 43%, dan meningkat pada selang

kadar

air antara 43 sampai 46% dan mencapai maksimum pada selang
kadar air batas plastis (kadar air 46%). Pada selang melewati

batas plastis yaitu kadar air lebih besar dari

nilai kohesi dan sudut gesekarpdalam tanah menurun

46%,
kemba-

li.
Faktor yang berpengaruh terhadap tahanan tarik pembajakan dalam penelitian ini adalah

kedalaman

pembajakan,

v

kecepatan pembajakan, kohesi tanah dan sudut gesekan dalam. Lebar pembajakan, berat bajak, berat butir tanah
gravitasi merupakan peubah bebas yang konstan.

dan

Kedalaman

pembajakan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tahanan
tarik pembajakan pada selang kedalaman 0.14 sampai 0.24 m.
Kecepatan pembajakan mempunyai pengaruh yang kurang

nyata

terhadap tahanan tarik karena tingkat kecepatan berdasarkan gigi transmisi low 1, low 2, dan low 3 pada RPM

1600

tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap kecepatan
maju traktor.
Tahanan tarik dan tahanan tarik spesifik kecil pada
selang kadar air 40 sampai 43%, kemudian -akan meningkat
pada

selang mendekati batas plastis

batas

serta pada

selang

plastis (kadar air antara 43 sampai 46%). Pada

lang kadar air lebih besar dari batas plastis (46%)t

semaka

tahanan tarik dan tahanan tarik spesifik menurun.
Model

pendugaan matematis yang

dibuat

berdasarkan

analisis dimensi didapatkan dari nilai pendugaan

tahanan

tarik nl (D/F~)dari hasil penyederhanaan nl yang ada. Ni-

* untuk
lai tersebut ialah nl (D/T~)

(ibltPb
) t
(rb/pb)

(a)

dan ( p ) konstan dan merupakan fungsi dari
(db/ib)
-2 C/Wb) (c/Zb) *dan (tan @) , dengan nilai
(Vb2/glb), (lb

-

-

-

lbt Wb,

T

-

dan

adalah konstan. Koefisien regresi dari

konstanta adalah sebesar 4.749. Koefisien regresi dari
(db/ib)

adalah

sebesar

1.809 dan untuk

n3

n2

(vb2/Zb)

vi
adalah sebesar
dan

0.088.

- 2 c/Kb)
Koefisien regresi untuk n4 (lb

(c/Zb) berturut-turut adalah sebesar

n5

Koefisien regresi dari

0.093.

r6

(tan 4 )

adalah

sebesar

dan pengujian koefisien regresi bersama-sama

0.716

patkan. koefisien korelasi (r) sebesar
keabsahan dengan penyimpangan

25%

60%

pangan

35%

sebesar

85%

Daya

dida-

Pengujian

0.776.

dari nilai pengamatan,

jumlah populasi hasil pendugaan model yang dapat
sebesar

dan

0.606

diterima

dari jumlah populasi pendugaan dan
dari nilai pengamatan, yang dapat

penyimditerima

jumlah populasi pendugaan.

tarik yang diperlukan untuk

pengolahan

tanah

dengan bajak singkal pada percobaan ini berkisar dari
kW

sampai dengan

dengan

64.27%

34.889

kW atau selang dari

5.83%

3.15

sampai

dari daya traktor yang tersedia'pada motor

traktor. Daya tarik traktor bertambah besar dengan bertambahnya kadar air tanah pada selang mendekati batas plastis
tanah antara 43 sampai
di

pada slip antara

46%.

Daya tarik yang efisien terjasampai

90%

daya tarik yang ada digunakan untuk mengatasi tahanan

ta-

10

sampai

20%,

dirnana

80

rik pembajakan untuk selang kadar air tanah antara
pai

43%.

Sam-

Pada selang kadar air mendekati batas plastis dan

pada selang batas plastis (kadar air tanah
pai

40

46%),

daya tarik traktor meningkat

slip roda traksi yang melebihi

20%

ensi menurun dengan kisaran antara

antara

Sam-

untuk mengatasi

dan menyebabkan
40

43

sampai

60%.

efisi-

vii
Traktor

beroda

ban dengan daya pada

motor

54 kW dengan pengisian air 314 roda traksi yang

sebesar

berukuran

15-30 dan pemberat tambahan 2943 N menghasilkan daya

18.4/

tarik pembajakan

sebesar

sampai dengan

1.836

9.675 kW

dengan daya yang tersedia pada roda gila sebesar
Traktor beroperasi pada
m/detik

0.75
40

pada

kecepatan antara

14

0.20

sampai

selang kadar air meningkat

antara

-

sampai 43% basis kering sebelum mendekati batas

tis;

kW.

daya tarik akan meningkat dengan bertambahnya

plaskadar

air tanah melebihi 43% untuk mengatasi slip yang terjadi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyempurnakan model pendugaan tahanan tarik dengan memasukkan peubah
bebas

yang

bervariasi

nilainya

antara

pembajakan, berat bajak, panjang bajak,
kungan

.lain

jari-jari

lebar
leng-

bajak, sudut olah bajak dan tanah, koefisien ge-

sekan logam dan tanah, serta adhesi tanah.

ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAKTOR
BERODA BAN UNTUK PEMBAJAKAN PADA TANAH
BERKADAR LIAT TINGGI

Oleh
FRANS JUSUF DAYWIN
(82530)

Desertasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Doktor Dalam Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian
Pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

INTITUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R

Judul

~enelitian : ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAXTOR
BERODA BAN UNPUK PEMBAJAKAN PADA
TANAH BERKADAR LIAT TINGGI

Nama Mahasiswa

:

Nomor Pokok

: TEP 82530

FRANS JUSUF DAYWIN

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing

Dr. H. MOELJARNO DJOJOMARTONO, MSA
Ketua

UDDIN ABDULLAH, MS

Dr. Ir. NAIK SINUKABAN

Prof. Dr.

Anggota

I~LAC
SURKATI
Anggota

2. Ketua Program Studi
Keteknikan Pertanian

Dr. H. MOELJARNO DJOJOMARTONO, MSA
Tanggal ~ u l u s:

-1 8 JAN 1991

Prof. Dr.Ir.

H. ED1 GUHARDJ

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang Sulawesi Selatan,
tanggal
Jusuf

Nopember 1942, putera sulung dari

almarhum

Daywin dan almarhumah Anastasia M. Jawia.

Penulis

24

menyelesaikan

sekolah tingkat dasar di SR

Pandang tahun 1954.

Frater

Pendidikan tingkat menengah

Ujung

di

SMP

Frater Ujung Pandang diselesaikan pada tahun 1957 dan di
SMA

Katolik Ujung Pandang pada tahun 1960.
Tahun 1960 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas

Pertanian, ~nstitutPertanian Bogor (IPB), Penulis menyelesaikan studi dengan mengambil minat (mayor) Mekanisasi
Pertanian pada tahun 1966.
Penulis bekerja sebagai staf asisten tetap pada

Fa-

kultas Mekanisasi dan ~eknologiPertanian (Fatemeta), IPB
pada

tahun 1964 dan diangkat menjadi staf pengajar

pada

tahun 1966, sampai saat ini.
Pada tahun 1979 penulis diberi kesempatan melanjutkan
program

S2 di bidang Agricultural Engineering di

Univer-

sity of the Philippines at Los Banos, Pilipina dan selesai
pada tahun 1981.
patan

Pada tahun 1982 penulis mendapat

kesem-

melanjutkan pendidikan 53 di Fakultas Pascasarjana

IPB, program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian.
Penulis menikah dengan Liannie Kristanti pada
1969

dan dikaruniai 2 orang anak, Adriani

Astrid Lorrain.

tahun

Fransisca dan

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

penghargaan

dan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Moeljarno Djojomartono MSA, staf pengajar Jurusan Mekanisasi Pertanian Fateta
IPB, yang bertindak sebagai Ketua Komisi Pembimbing atas
'

bimbingan, dorongan serta saran-saran di dalam penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga

disampaikan

kepada Anggota Komisi Pembimbing : Bapak Dr.

Kamaruddin

Abdullah, MS., Bapak Dr. Ir. H. M. Azron Dhalhar, MSAE.,
Staf Pengajar Jurusan Mekanisasi Pertanian Fateta IPB dan
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Achmad Surkati serta Bapak Dr.

Ir.

Naik Sinukaban, Staf Pengajar Fakultas Pertanian IPB, atas
bimbingan, dorongan dan saran-saran yang berguna bagi

pe-

nulis di dalam penyelesaian penelitian ini.
Jasa

almarhum Prof. Dr. Ir. H. Siswadhi Soepardjo,

MSAE tidak dapat penulis lupakan karena sejak penulis mengikuti program

S3 hingga beliau

sebagai Ketua Komisi Pembimbing.

wafat, masih

bertindak

Doa penulis panjatkan ke

hadirat Tuhan Yang Maha Esa, semoga almarhum diterima

di

xii
Terima kasih juga disampaikan kepada :

- Bapak

Rektor IPB dan Bapak Dekan Fakultas Pascasarjana

IPB, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
melanjutkan pendidikan di Fakultas Pascasarjana IPB.

- Bapak

Prof. Dr. Ir. H. Muin ~abinru,Direktur Jenderal

Pertanian Tanaman Pangan dan Bapak Dr. Ir.
Staf
bing

-

A.

Pengajar UGM sebagai Penguji Luar Komisi

Rozak,
Pembim-

.

Bapak Dekan FATETA IPB dan Bapak Ketua Jurusan Mekanisasi

Pertanian FATETA IPB atas fasilitas yang

diberikan

kepada penulis di dalam menyelesaikan penelitian.

-

Bapak Ketua Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan yang menyediakan

pem-

biayaan dalam mengikuti pendidikan di Fakultas Pascasarjana IPB.

-

Proyek

kerjasama JICA-DGHEIIPB ADAET : JTA-9 a

atas bantuan biaya serta fasilitas peralatan yang

/

132

dise-

diakan untuk pelaksanaan penelitian.

-

Center for Development of Appropriate Agricultural Engineering Technology (CDAET), Serpong atas peminjaman peralatan ukur untuk pelaksanaan penelitian.

-

Staf

Pengajar Jurusan Mekanjsasi Pertanian Fateta

khususnya

Ir. Imam Hidayat dan Ir. E.N.

atas bantuan yang diberikan.
\

IPB

Sembiring MS,

xiii

- Saudara Ir.

Sofyan Ridwan, Ir. Eka Priatna B. dari Metta

Data serta Ir. Adil atas fasilitas dan bantuan pengolahan data penelitian.

-

Saudara Dwi, Togi, Robin, Rudolf, Etje, Abbas dan

Wanna

atas bantuannya selama penelitian dan pengolahan data.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada Liannie,
ngan

istriku, Adriani dan Astrid, anak-anakku yang

penuh kesetiaan, kesabaran dan ketabahan

de-

memberikan

dorongan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

xiv
DAFTAR I81

......................................
GAMBAR ....................................
LAMPIRAN ..................................

DAFTAR TABEL

xvii

DAFTAR

xix

DAFTAR

DAFTAR LAMBANG

...................................

......................................
1 . Latar belakang ...............................
2 . Tujuan penelitian ............................
TINJAUAN PUSTAKA .................................
PENDAHULUAN

1

.

..........
.......................

Traktor Sebagai Sumber Daya Penarik

1.1.

Gaya Traksi Traktor

1.2.

Optimasi Gaya Traksi dari Traktor

2

.

Dinamika Tanah pada

.........
Pengolahan Tanah .........

2.1.

Proses Pengolahan Tanah dengan Bajak Singkal

2.2.

Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan Pengolahan
Tanah

.....................................
3 . Tahanan Tarik dan Pengukurannya ..............
3.1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Bajak Singkal ..
3.2. Tahanan Tarik Pembajakan ..................
3.3.
Pengukuran Tahanan Tarjk Pembajakan .......
ANALISIS MODEL TRAKSI ............................
METODA PERCOBAAN .................................
1

.

Pembuatan dan Pemasangan Alat Pengukur

.......

dxii
xxiv
1

1
6

7
7

xv
Halaman

...
1.1.1.
Pendekatan Rancangan .....................
1.1.2.
Rancangan Struktural .....................
1.1.3.
Rancangan Fungsional .....................
1.1.4.
Analisis Teknik .........................
1.1.5.
Instrurnen Pengukuran. Perekam dan
Pengeluaran Data .........................
1.1.6.
Kalibrasi dan ~ j Pengukuran
i
Gaya ........
1.2. Pembuatan Slip Sensor ......................
1.2.1.
Unit Pengukur Kecepatan ..................
1.2.2.
Pengujian Instrumen .......................

. 1.1.

1.3.

Pembuatan Dinamometer Tiga-Titik-~andeng

51
52
53
55
56
57
60

Penyediaan Bahan Percobaan dan Alat Pengukur

1.3.1.

Penyediaan Bahan Percobaan Pendahuluan dan
Percobaan Utama

1.3.2.

Pemasangan Strain Gage pada As Roda
Penggerak Belakang

1.3.3.

Penyiapan Instrumen Analisis Fisik dan
Mekanika Tanah

...........................
.......................

...........................
2 . Pengukuran PerlakuanIPeubah Bebas ............
3 . Pengamatan dan Pengukuran Percobaan
Pendahuluan dan Percobaan Utama ..............
3.1. Peralatan dan Instrumen di Lapangan ........
3.2. Prosedur Pelaksanaan .......................
4.
Pengolahan Data Percobaan Pendahuluan dan
Percobaan Utama ............................
Waktu dan Lokasi Percobaan Pendahuluan dan
5.
Percobaan Utama ............................

89

xvi

..................
5.2.
Percobaan di Lapang ........................
5.3. Waktu Percobaan Pendahuluan dan Utama ......
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................
1 . Sifat Fisik dan Mekanis Tanah.. ..............
2 . Kedalaman Pembajakan. Kecepatan Pembajakan
dan Slip Roda Traksi .........................
3 . Tahanan Tarik dan Tahanan Tarik Spesifik .....
3.1. Hubungan Tahanan Tarik. Tahanan Tarik
Spesifik dan Kadar Air .....................
3.2. Hubungan Tahanan Tarik dan Kedalaman'
Pembajakan .................................
5.1.

3.3.

Percobaan di Laboratorium

89
90
90
91
91
96
98

108

Hubungan Tahanan Tarik dan Kecepatan
Pembajakan

112

3.4.

Model

117

3.5.

Hubungan Daya Tarik. Efisiensi Traksi
dan Slip

KESIMPULAN

.................................
Pendugaan Persamaan Tahanan Tarik ....

...................................
DAN SARAN .............................

...................................
2 . Saran ........................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................
1

.

Kesimpulan

128
136
136
138

xvii
DAFTAR TABEL

Ha laman
Bilangan Pi Hasil Aplikasi Teori Buckingham dan Hasil Penyederhanaan

Tabel

2.

.....
Karakterisitik Dinamometer Tiga-TitikGandeng ..............................
Perbedaan Gaya Terhitung dengan
yang Terukur.........................

Gaya

Tabel

4.

Kesalahan Pengukuran Karena Perubahan
Posisi Transduser....................

Tabel

5.

Tegangan Keluaran Rata-rata pada Pengujian Unit Sensor di RTP 650-A.......

Tabel

6.

Data ine ear it as Instrumen I dan II...

Tabel

7.

Hubungan antara Kombinasi Perlakuan
Lebar Ban, Kedalaman Pembajakan dan
Kecepatan Pembajakan dengan Tahanan
Tarik Spesifik dan Slip Roda Traksi
Hasil Percobaan Tahap Ia..............

Tabel

8.

Hubungan antara ~ombinasi Pemberat
pada Roda Traksi Tarik dan Kecepatan
Pembajakan dengan Tahanan Tarik, Tahanan Tarik Spesifik dan Slip Roda
Traksi ~ a s i lPercobaan Tahap Ib......

Tabel

9.

Analisis Sifat Fisik Tanah Latosol dari Lahan Percobaan Lapang Untuk Keempat Taraf Kadar Air Tanah.............
Analisis Sifat Mekanika Tanah Latosol
dari Lahan Percobaan Lapangan Untuk
Keempat Taraf Parameter Kadar Air Tanah

.

Tabel 11.

Nilai Slip Roda Traksi pada Berbagai
Kedalaman Pembajakan
dan Kecepatan
Pembajakan Traktor pada Lebar Pembajakan yang Tetap (Ib = 1.10 m)

.........

xviii
Halaman
Tabel 12.

Nilai Tahanan Tarik dan Tahanan Tarik
Spesifik pada Berbagai Tingkat Kadar
Air dan Penggunaan Macam Ban dan Pemberat pada Roda Traksi...

...............

Tabel 13.

Nilai Koefisien Persamaan Regresi Hubungan Tahanan Tarik Spesifik dan pada
Berbagai Tingkat Penggunaan Macam Ban
dan Pemberat pada Roda Traksi

.......

Tabel 14.

Nilai Tahanan Tarik dan Tahanan Tarik
Spesifik pada Berbagai Tingkat Kadar
Air Tanah dan Kedalaman Pembajakan

...

Tabel 15.

Nilai ~oefisienPersamaan Regresi Hubungan Tahanan Tarik ~pesifikdan Kadar
Air Tanah pada Berbagai Kedalaman Pembajakan

..............................

Tabel 16. Nilai Tahanan Tarik dan Tahanan Tarik
Spesifik pada Berbagai Tingkat Kadar
Air Tanah dan Kecepatan Maju Pembajakan

...............................

Tabel 17.

Nilai ~oefisienPersamaah Regresi Hubungan Tahanan Tarik Spesifik dan Kadar Air Tanah pada ~erbagai Kedalaman
Pembajakan

...........................

Tabel 18.

Nilai Koefisien Persamaan Regresi Hubungan Tahanan Tarik dan Kecepatan
Pembajakan

...........................

Tabel 19. Nilai ~oefisienPersamaan Regresi Hubungan Tahanan Tarik dan Kecepatan
Pembajakan

...........................

Tabel 20.

Analisis Regresi Persamaan Pendugaan
Tahanan Tarik

Tabel 21.

Data Hasil ~enelitianOsborne (1971).

Tabel 22.

Nilai Daya pada Traktor, Slip dan
Efisiensi Traksi terhadap Gaya Tarik
Drawbar (Tahananan Tarik) pada Selang
Kadar Air KA1, Lebar Ban B1 dan Pemberat. Pbl..........................

..........................

xix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar

1.

Soil Thrust dari Alat Traksi, pada
Keadaan Umum, Dipengaruhi oleh Bidang
Kontak dan Berat (Liljedahl
1979).

u.
...............................

Gambar

Gambar

2.

3.

Batas-batas Konsistensi Tanah yang
Tanah
Berkaitan dengan Pengolahan
pada Berbagai Tingkat Kelembaban Tanah
(Baver, 1959)

........................

25

Cara-cara Deformasi dan
Kerusakan
Berbagai Jenis Tanah Selama Pengolahan Tanah (Hillel, 1980).

26

Gaya-gaya yang ~ e k e r j apada Bajak Singkal (Clide, 1944 dalam Bainer & &,,
1972; Kepner & &,,1982)

............

27

Garis Kerja Gaya Tarik pada Peralatan
Tipe Trailed (Kepner & &., 1982).

..

30

Garis Kerja Gaya Tarik pada Peralatan
Tipe Integral Mounted (liljedahl &
1979)....

............................

30

Hubungan Antara Daya Tarik, Persen
Slip dan Efisiensi Traksi (Wanders,
1978)

41

Bentuk Transduser dan Letak
gage.................................

52

.........

Gambar

Gambar

4.

5.

Gambar' 6.

Gambar

7.

a,

................................

Gambar
Gambar

8.
9.

Gambar 10.

Strain-

~angkaianJembatan Wheatstone
duser Gaya

Trans...........................

54

Bagian-bagian Dinamometer Tiga-TitikGandeng

56

Gambar 12.

..............................
Instrumen pengukurv*danPerekam Data. .
Dinamometer Tiga-Titik- Gandeng ......

Gambar 13.

Cara Pelaksanaan Kalibrasi Transduser

Gambar 11.

59
61
62

Halaman
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.

Posisi Relatif Titik Gandeng dan
sat Berat Bajak

Pu......................
Perubahan Posisi Transduser pada Saat
Pengukuran ...........................

66

68

Diagram Blok Unit-unit
Fungsional
Instrumen Pengukur Kecepatan Traktor
dengan Sistem Peraga Secara Digital..

70

Gambar 17.

Tegangan ~ i g iGergaji dari Integrator

73

Gambar 18.

Hubungan antara Kadar air Tanah dan
Sifat-sifat Fisik Tanah Terhadap Kebutuhan Tahanan ~ a r i k (Nichols, 1939
dalam Baver, 1959)

Gambar 19.
Gambar 20.

...................
Grafik Hubungan Indeks Kerucut dengan
Kedalaman Lapis Olah .................
Hubungan Tahanan Tarik Spesifik' dengan Kadar Air pada Berbagai Tingkat
Penggunaan Macam Ban dan Pemberat pada Roda Traksi........

100

Hubungan Tahanan Tarik Spesifik dengan Kadar Air pada Berbagai Tingkat
Kedalaman Pembajakan

104

Hubungan Tahanan Tarik Spesifik dengan Kadar Air pada Berbagai Tingkat
Kecepatan Pembajakan

107

Gambar 23a. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kedalaman Pembajakan pada Kadar Air I...

109

Gambar 23b. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kedalaman Pembajakan pada Kadar Air 2

109

Gambar 23c. Hubungan
ah an an Tarik dengan Kedalaman'Pembajakan pada Kadar Air 3 . . .

110

Gambar 23d. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kedalaman ~embajakanpada Kadar Air 4...

110

Gambar 2 4 a . Hubungan Tahanan Tarik dengan Kecepatan Pembajakan pada Kadar Air I...

113

.............

Gambar 2 1.

................

Gambar 22.

................

xxi

Halaman
Gambar 24b. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kecepatan Pembajakan pada Kadar Air 2 . . .

113

Gambar 24c. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kecepatan Pembajakan pada Kadar Air 3 . . .

114

Gambar 24d. Hubungan Tahanan Tarik dengan Kecepatan Pembajakan pada Kadar Air KA4

114

Gambar 25.

Hubungan Parsial ln nl dengan In n2

Gambar 26.

Hubungan ~ a r s i a lIn nl dengan In n3

Gambar 27.

Hubungan Parsial In nl dengan ln n4

Gambar 28.

Hubungan Parsial ln nl dengan In n5

Gambar 29.

Hubungan Parsial In n1 dengan In n6

Gambar 3 0.

Hubungan Tahanan Tarik antara data
Hasil Percobaan dan Perhitungan.;

Gambar 3 1.

Hubungan Tahanan Tarik Gaya Tarik
Drawbar) dengan Slip Roda Traksi pada
Selang Kadar Air KA1, Lebar Ban B1
dan Pemberat Pb . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 3 2.

Hubungan antara Daya yang Tersedia
pada Traktor (P
dan PBR) dengan Tahanan ~ a r i k $8a Selang Kadar Air
KAlr Lebar Ban B1 dan Pemberat Pbl . . .

Gambar 3 3

.

Gambar 3 4.

....

Hubungan antara Daya Traksi dan Slip
Roda Traksi dari Traktor.............
Hubungan antara Efisiensi Traksi
Slip Roda Traksi.......

dan

..............

120

xxii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Gambar 35. Bentuk Serta Ukuran-ukuran
Dinamometer.........

146

Lampiran 2.

Tabel

150

Lampiran 3.

Tabel

Lampiran 4.

Tabel 25. Spesifikasi dan Identifikasi
Bagian Dynamic Strain Amplifier Model
DPM 611 A dan DPM 613 B

152

Lampiran 5.

Tabel 26. Spesifikasi Perekam Data...

154

Lampiran 6.

Tabel 27. Data Kalibrasi Gaya-Voltase
Listrik

155

.................
23.Spesifikasi Strain Gage .....
24.Spesifikasi Bridge Box .....
.............

Lampiran 7.
Lampiran 8.

.............................
Tabel 32. Data kalibrasi Regangan-Voltase Listrik ........................

151

163

Tabel 34. Data Hasil Pengujian Dinamometer..............................

167

Gambar 48. Rangkaian Model Instrumen
Pengukur Kecepatan dan Slip Roda Traktor

168

Lampiran 10. Tabel 35. Data Kalibrasi Beban b in am is
pada As ~anan/KiriTraktor

170

Lampiran 11. Gambar 51. Roda Ban yang Digunakan
Selama Percobaan.....................

173

Lampiran 12. Tabel 36. Spesifikasi Traktor yang
Digunakan

174

Lampiran 13. Gambar

17 5

Lampiran 9.

.................................

..........

.?.........................
52. Deskripsi Bajak Singkal ...

Lampiran 14. Gambar 53. Skema ~ a n ~ k a i aPemasangan
n
Instrumen Untuk Pengukuran Slip Sensor

176

Lampiran 15. Gambar 54. contoh Keluaran Pen Recorder Data Pulsa Slip Traktor

177

Lampiran 16. Gambar 55. Contoh Keluaran Pen Recorder
Hasil Pengukuran Tahanan Tarik Tanah

178

..........

xxiii

Halaman
Lampiran 17. Tabel 37. Data Pengukuran Kadar Air
Tanah pada Masing-masing Parameter
Kadar Air.........
Lampiran 18.
Lampiran 19.

..................
Tabel 38. Analisa Batas Plastis dan
Batas Cair .........................
Tabel 40. Data Hasil Analisis Tekstur
Tanah Lahan Percobaan Utama ........

179
180
182

Lampiran 20. Tabel 41. Data Indeks Kerucut Berdasarkan Taraf Kadar Air

183

Lampiran 21. Tabel 42. Hasil Analisa Alat Triaxial pada Masing-masing Perlakuan
Kadar Air

184

..............

Lampiran 22.

..........................
Tabel 43. Data
Hasil Pengukuran
Percobaan ..........................

185

Lampiran 23. Tabel 44. Data Kedalaman Pembajakan
pada Masing-masing Taraf Kadar Air..

189

Lampir,an 24. Tabel 45. Data Kecepatan Gabungan
Kadar Air...............

197 -

Lampiran 25. Tabel 46. Data Gaya Tarik Horizontal
untuk Masing-masing Kadar Air........

198

Lampiran 26. Tabel 47. Data Perhitungan In nl,
In n2, In n3, In n4, In n5 dan In n6
dari Data Pengamatan Lapangan

206

............

Lampiran 27.

........
Tabel 48. Data In (D/Wb) Hasil Pengamatan dan Perhitungan Model ........

Lampiran 28. Tabel 49. Data Hasil Pengukuran CI,
Slip dan Berat Dinamis pada Roda Traksi serta Perhitungan PDB, Efisiensi
Traksi dan PBR
Lampiran 29.

......................
Tabel 50. Data Slip Gabungan Kadar
Air .................................

Lampiran 30. Tabel 51. Analisis Sidik Ragam Untuk
Percobaan Tiga-faktor (Split-Split
Plot Design) KAdb, BPb dan Vb dengan
2 Replikasi

.........................

210

214
218

xxiv

DAFTAR LAMBMG

Keterangan :

Lambang

lu s bidang kontak roda rakt r dan tanah
? )
(m9 ) , luas penampang (cm , mm

f

sudut olah bajak (sudut potong) (-1
lebar tapak roda (m)
sudut gesekan antara tanah dan logam (-)
kohesi tanah ( ~ / m ~ )
Cot C1, C2, Cg, C4, C5
Ci, CI

koefisien regresi (konstanta) (-1

Indeks Kerucut tanah (cone index) (kN/m2,N/cm2)
koefisien tahanan guling

C~

koefisien traksi ( - )
koefisien traksi maksimum (-)
tahanan tarik tanah (N)
diameter roda ban (m) persamaan (5)
kedalaman olah alat bajak
laman pembajakan (cm, m)

, parameter

keda-

tahanan tarik spesifik tanah yany berubah
berdasarkan Ip (kgf/cm2 atau N/m )
komponen tahanan tarik tanah statis (N)
tahanan tarik rata-rata (N)
tahanan tarik spesif ik (kgf/cm2 atau ~ / m ~ )
*

tahanan tarik pada kecepatan v (N)
defleksi roda ban (m)
gaya tarik (N)

xxv

Keterangan :

Lambang

gaya eksternal yang diizinkan (N)
gaya tarik drawbar (kN)
gaya horisontal (N)
gaya horisontal pada tranduser sebelah kiri (N)

gaya horisontal pada tranduser sebelah kanan (N)
tegangan lentur pada satuan panjang (N/mm)
gaya traksi maksimum (N)
gaya tarik (tensile force) (N)
tegangan puntir pada satuan panjang (N/mm)
tahanan guling (N)
gaya vertikal (N)
gaya vertikal pada transduser sebelah kiri (N)
gaya vertikal pada transduser sebelah kanan (N)
percepatan gravitasi (m/det2)
tinggi lintang ban (m)
momen inersia penampang (mm4)
Indeks plastisitas tanah (kgf/cm2) , ( ~ / m ~ )
momen polar inersia penampang las (mm3)
faktor kepekaan strain gage ( - )
konstanta ( - )
panjang (cm, mm)" ;
panjang jejak roda (m) persamaan (3) dan (4)
lebar olah alat bajak (m)

xxvi

Keterangan :

Lambang

M

angka mobilitas (-) ;
momen lentur (kN.m, N.mm)
kandunganlkadar air tanah ( % basis kering);
lintasan roda traktor tanpa beban tarik (m)
lintasan roda traktor dengan beban tarik (m)
efisiensi traksi ( % )
tekanan qormal rata-rata pada roda panggerak (N/m )
panjang alat bajak (m)
daya pada roda gila (kW)
daya tersedia pada drawbar (kW)
daya yang hilang pada penyaluran daya
melalui kotak transmisi dan final drive
traktor (kW)
daya yang hilang karena tahanan guling (kW)
sudut gesekan dalam tanah ( - )
tekanan tambahan pada permukaan tanah bebas (N)
resultan gaya parasitik tanah pada bidang
horisontal (N)
resultan gaya parasitik tanah pada bidang
vertikal (N)
kandungan liat tanah ( % );
resistansi listrik (Ohm)
jari-jari lengkungan bajak (m)
#

gaya dukung tanah pada roda-roda depan (kN)
resultan gaya berguna tanah pada bidang
horisontal (N)

xxvii

Keterangan :
resultan gaya berguna tanah pada bidang
vertikal (N)
komponen menyamping gaya berguna tanah (N)
slip ( % ) , resistansi strain gage (Ohm)
densitas tanah (bulk density) (kN)
momen puntir (N.mm)
ukuran leher las alur (mm)
berat butir tanah, kerapatan tanah (kN)
koefisien gesekan logam dan tanah (-)
komponen vertikal gaya berguna tanah (N)
kecepatan maju alat bajak (mldet), kecepatan
maju traktor (mldet, km/jam)
bebanlberat pada roda ban penggerak ( ~ / m ~ )
berat alat bajak ( ~ / m ~ )
peubah bebas dengan nilai konstan

1. Latar Belakang

Traktor beroda ban merupakan salah satu sumber daya
utama

di bidang pertanian.

Traktor beroda ban

digunakan

pada semua kegiatan budidaya pertanian mulai dari pembukaan

dan penyiapan lahan sampai dengan pengangkutan

hasil-

hasil pertanian.
Penggunaan traktor pertanian beroda ban di
untuk

pengolahan

1980-an.

tanah meningkat jumlahnya dalam

Traktor tersebut beserta

didatangkan dari

negara

tahun

seluruh peralatannya

luar negeri yang memenuhi

standar dari masing-masing
beroda

Indonesia

persyaratan

pengekspor.

Traktor

ban yang diimpor digunakan untuk pengolahan

pada lahan kering di areal pembukaan baru untuk

tanah

pemukiman

transmigrasi, perluasan areal perkebunan tebu, kelapa
wit dan karet.
kan

sa-

Selain itu traktor beroda ban juga diguna-

untuk reboasasi oleh Departemen Kehutanan pada

areal

lahan alang-alang di luar pulau Jawa.
Lahan yang digunakan untuk perluasan tersebut umumnya
tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi berkisar antara

40 sampai 60 persen.

.

Lahan tersebut jika diolah pada

keadaan kadar air tanah rendah'tahanan tariknya tinggi dan
berbongkah-bongkah besar.
air

Bila

diolah pada keadaan kadar

tanah tinggi menyebabkan slip roda traksi meningkat

sehingga daya tarik traktor bertambah besar untuk mengatasi
slip, dan mengakibatkan pemadatan tanah.
Hasil penelitian di beberapa pabrik gula di Jawa Barat dan Sumatera Selatan didapatkan traktor yang berdaya
60 sampai 61 kW memakai bajak tiga buah piringan yang

nya

ha-

memerlukan daya tarik berkisar antara 9 sampai 17 kW

atau

15

sampai 28 persen dari daya traktor yang

tersedia

pada

motor (Raihan Yomni, 1984 ; Dede Jaelani,1984, Bam-

bang Dwinugroho, 1984 ; Dudi Sudrajat, 1985 dan Yon
an,

1986).

Nofy-

Traktor tersebut digunakan pada lebar pemba-

jakan antara 70 sampai 90 cm dan kedalaman berkisar antara
13

dan

17 cm.

Penggunaan daya tarik traktor

tersebut

jauh di bawah kemampuan traksinya. Traktor tersebut masih
dapat ditingkatkan kemampuan traksinya mendekati 60 persen
dari daya yang tersedia pada roda gila.
punyai

daya

pembajakan

Traktor yang mem-

60 sampai 61 kW seharusnya dapat melakukan

pada kecepatan L-3 dengan RPM berkisar

antara

1600 sampai 2000 (1.00 m/detik), kedalaman pembajakan

se-

lang

120

20

sampai 25 cm dengan lebar pembajakan

antara

sampai 150 cm dan pada daya traksi sebesar 36 kW.
Besarnya daya tarik umumnya dibatasi oleh kapasitas
$anah

traksi yang dapat diberikan oleh alat traksi pada

.

(Gill dan Van den Berg, 1968; Crolla dan Pearson,
Oleh

karena itu kemampuan traksi suatu traktor akan me-

nentukan

besarnya gaya tarik yang dapat dihasilkan

traktor tersebut.
nya

1975).

oleh

Efisiensi traks.i tergantung dari besar-

beban yang diberikan untuk ditarik yang

menyebabkan

perubahan penempelan atau kontak pada tanah oleh roda ban.
Gaya

traksi maksimum dengan tahanan guling minimum

memberikan

gaya

tarik yang maksimum.

Dalam

akan

usaha

ningkatkan efisiensi traksi, maka besarnya daya dan

me-

berat

dari elemen traksi, serta kecepatan kendaraan dan slip harus disesuaikan untuk mendapatkan traksi yang optimal.
Sifat-sifat dinamis yang mempengaruhi
pada

waktu

reaksi tanah

pembajakan adalah tahanan terhadap

tekanan,

kohesi, adhesi dan tahanan terhadap pemotongan.

Semua

pengaruh sifat-sifat ini dinyatakan sebagai gaya yang

di-

butuhkan untuk menarik bajak.
Penggunaan daya
atan

yang paling besar

pertanian adalah pembajakan.

di. dalam

kegi-

Pembajakan adalah pe-

kerjaan pengolahan tanah pertanian dengan jalan memotong
dan membalikkan bongkah-bongkah tanah.

Kebutuhan daya unlebar,

tuk setiap pekerjaan pembajakan adalah fungsi dari
kedalaman, serta kecepatan operasi lapangan dan
tanah.

Sedangkan jumlah daya yang

tersedia

tahanan

pada

roda

traksi adalah fungsi dari besarnya daya motor traktor, sifat-sifat tanah, muatan dinamis pada roda traksi dan slip.
Penggunaan Indeks Kerucut tanah (CI) sebagai

nilai

beban tahanan tanah untuk memprediksi kemampuan traksi dae

ri

traktor beroda ban telah dilakukan oleh

ASAE

dalam

bentuk model prediksi kemampuan traksi (Agricultural Engineers Yearbook, 1983/1984). Nilai Indeks Kerucut juga
lah

digunakan oleh beberapa peneliti sebagai

salah

tesatu

parameter untuk memprediksi model kemampuan traksi (Wissmer
dan

Luth,

1974; Gee

- Clough, 1980; Gee-Clough

&

aJ,,

1982; Ismail & aJ., 1981) di mana digunakan bermacam-macam

alat penetrometer untuk menghitung nilai Indeks Kerucut.
Para peneliti tersebut berhasil membuat

model

kernampuan

traksi dengan menggunakan Indeks Kerucut sebagai salah
satu parameter prediksi.
Dari hasil penelitian Kramadibrata (1990) didapatkan
bahwa

nilai Indeks Kerucut tanah yang berbeda pada

areal penelitian yang sama, meskipun tidak ada
nyata

dalam

suatu

perbedaan

kondisi fisik tanah antara lain kadar

kerapatan tanah, tekstur dan

struktur tanah.

air,

Menurut

Kramadibrata (1990) nilai Indeks Kerucut (CI) sebagai salah

satu parameter tidak praktis digunakan untuk

model

memprediksi kemampuan traksi. Dalam tahun 1973, Dinas Alat
dan Mesin Pertanian, Direktorat Teknik Pertanian Departemen

Pertanian telah menerbitkan peta Beban Tahanan Tanah

(Soil Draft Resistance) serta buku petunjuk penggunaannya.
Peta

tersebut didasarkan atas pengukuran

Indeks Kerucut

alat penetrometer SR-2 buatan Jepang.

Peta

Beban Tahanan tersebut perlu dikaji ulang mengingat

hasil

menggunakan

penelitian

Kramadibrata

.

(1990), diketahui adanya

kele-

mahan-kelemahan dari penggunaan nilai Indeks Kerucut untuk
memprediksi

model kemampuan traksi sehingga perlu

dicari

model prediksi kemampuan traksi yang tidak memasukkan
deks Kerucut sebagai salah satu parameter prediksi.

In-

Sampai saat ini belum banyak peneliti membuat
maan

pendugaan tahanan tarik dengan memasukkan

persa-

parameter

yang berhubungan dengan bentuk alat bajak, cara kerja alat
dan sifat fisik dan mekanika tanah dengan melakukan
litian langsung di lapangan.
mendapatkan

Hal ini disebabkan

instrumen pengukur yang tidak

peka

pene-

sulitnya
terhadap

goncangan-goncangan yang terjadi di lapangan dan kompleksnya hubungan parameter pada penelitian
Kemampuan
alat.

a.

traksi dipengaruhi oleh kondisi tanah dan

Salah satu cara agar traktor dapat memberikan

daya

maksimum pada kondisi lahan yang tidak sesuai, adalah dengan menambah beban traktor. Penambahan beban

dapat

lakukan dengan memasang ballast (pemberat)pada ban
gerak (Gill dan Van den Berg, 1968).
ban

cara

peng-

Penggunaan pemberat

akan meningkatkan traksi dan menurunkan slip,

dengan

di-

tetapi

ini tahanan guling juga akan meningkat

se-

hingga dibutuhkan daya yang lebih besar untuk menggerakkan
traktor.

Jumlah pemberat yang dapat digunakan dibatasi

oleh beban maksimum yang dapat diterima ban traktor, daya
yang tersedia pada motor traktor, dan kecepatan kerja yang
digunakan di lapangan.

Semua faktor ini akan mempengaruhi

efisiensi traksi dan daya tarik yang dapat diberikan traktor

.

h al. (1982) untuk
(Hunt, 1983) Menurut ~ e e k l o u ~et

mencapai efisiensi traksi maksimum traktor sebagai

sumber

daya tarik perlu diadakan penyesuaian yang tepat dari daya
traktor, berat, kecepatan kerja dan gaya tarik.

Sampai

saat ini pembajakan yang dilakukan belum

me-

menuhi kemampuan pembajakan yang diingini yaitu:
1. kedalaman

pembajakan harus cukup, sesuai dengan kebu-

tuhan pertumbuhan perakaran tanaman;
2. pembalikan tanah harus sempurna;

3. pemotongan bongkah-bongkah tanah harus baik;
4. kapasitas pembajakan harus besar.

Kemampuan pembajakan tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan bajak singkal, tetapi tahanan tarik bajak
lebih

singkal

besar jika dibandingkan dengan bajak piringan yang

biasa digandengkan dengan traktor pertanian.
2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Mengidentifikasi parameter yang mempengaruhi

tahanan

tarik pengolahan tanah pada lahan kering berkadar liat
tinggi dengan menggunakan bajak singkal.
2.

Pendugaan hubungan maternatis dari proses

pengolahan

tanah

yang

ditekankan pada hubungan antara tahanan

tarik

pembajakan dengan bentuk alat bajak, cara kerja

alat dan sifat fisik serta mekanika tanah berdasarkan
analisis dimensi.
3.

Menentukan operasi pembajakan yang efisien pada

lahan

kering berkadar liat tinggi sesuai dengan daya traktor
tersedia dan slip yang terjadi pada roda traksi.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Traktor Sebagai sumber Days Penarik
Gaya Traksi Traktor

1.1.

Sebuah traktor pertanian dilengkapi dengan motor
kar

internal yang mengubah energi kimia dari bahan

menjadi panas dan kemudian menjadi energi mekanik.

ba-

bakar
Indi-

c a t e d power merupakan daya yang diterima piston akibat le-

dakan

bahan

bakar.

Brake power atau belt

adalah

power

daya mekanis yang ditimbulkan oleh motor dan tersedia pada
roda

gila atau puli untuk melakukan kerja berguna.

yang

tersedia

ini merupakan pengurangan dari

indicated

power oleh daya untuk mengatasi gesekan pada bagian

gian motor

yang

bergerak (Mc Colly

Daya

dan Martin,

-

ba1955;

Eshelman, 1967).
Traktor pertanian dapat menyalurkan dayanya dalam tidaya

tarik

(McColly dan Martin, 1955; Liljedahl et al,, 1979;

Hunt,

ga

bentuk

1983).

daya

yaitu melalui PTO, hidrolik

dan

Di antara ketiga daya yang tersedia pada
tarik (drawbar pull) merupakan daya

yang

traktor,
terbanyak

digunakan tetapi yang terendah efisiensinya (Barger & gJ.,
1985;

Young

dan Schafer, 1977; Liljedahl & d.,
1979).

Jika

traktor digunakan sebagai suatu sumber daya

maka

daya

motor

tarik,

dikonversikan menjadi penarik oleh alat

traksi atau roda penggerak (Eshelman, 1967).

Daya traktor efektif akan berkurang pada waktu

ber-

operasi karena adanya transmisi dan untuk menjalankan trakt0.r itu sendiri serta untuk mengatasi tahanan guling
mengatasi

slip

(Moens, 1978; Jones dan Aldred,

dan

1980).

Besarnya daya tarik traktor dan kemampuan mobilitasnya ditanah.

batasi oleh kapasitas traksi dari alat traksi pada
Efisiensi alat traksi mengubah daya putaran motor

menjadi
tanah

daya berguna umumnya rendah pada saat beroperasi di
(Gill dan Vanden Berg, 1968).
Traksi adalah gaya dorong yang dapat dihasilkan
roda

penggerak

1958).

oleh

atau alat traksi lainnya (Barger & d.

Keragaan traksi yang dapat dihasilkan traktor di-

pengaruhi oleh kondisi roda penggerak, kondisi tanah, kondisi permukaan tanah, dan interaksi roda penggerak

dengan

tanah (Richey et al. 1961; Wanders, 1978; Liljedahl et al.
1979).

Menurut Gill dan Vanden Berg (1968), faktor yang

mempengaruhi traksi adalah jenis dan keadaan alat

traksi.

Liljedahl et a1.(1979), menyatakan bahwa faktor yang

mem-

pengaruhi kemampuan traksi dari roda traktor antara

lain

adalah tekanan ban dan berat yang diterima roda penggerak.
Fungsi roda adalah menahan beban kendaraan dan menyalurkan .gaya yang diperlukan untuk menggerakkan dan
tir kendaraan.

Roda penggerakTtraktoryang berguling akan

mengalami gaya dukung tanah, tahanan guling, gaya
gaya
1985).

menye-

akibat berat

traktor dan

gaya

traksi

kemudi,

(Plackett,

Traksi searah dengan gerak maju traktor, sedangkan

tahanan guling berlawanan arah dengan traksi.

Tahanan gu-

ling terjadi akibat reaksi tanah pada saat roda bergerak.
Besarnya gaya traksi maksimum dari traktor yang dapat
dihasilkan roda penggerak pada permukaan tanah dipengaruhi
reaksi

tanah terhadap roda dan ketahanan tanah

keretakan.

Besarnya gaya traksi dari suatu

terhadap

alat

traksi

dapat diduga dengan menggunakan persamaan berikut

(Bekker

d a l a ~Gill dan Vanden Berg, 1968) :

F

= ( A ) (C)

+

(W) (tan 4)

. . . . . . . . ..

..

(1)

Menurut Gill dan Vanden Berg, (1968), gaya yang didapatkan
dari persamaan (1) menunjukkan bahwa gaya traksi untuk tanah

tertentu, dapat ditingkatkan dengan memperbesar

luas

bidang kontak roda dengan tanah (A) dan atau menambah
ban traktor (W).

be-

Nilai kohesi tanah (C) kecil pada

tanah

dengan kandungan pasir tinggi, sehingga faktor yang

lebih

mempengaruhi

adalah

berat dinamis pada

roda

penggerak.

Luas permukaan bidang kontak roda dengan tanah lebih

ber-

pengaruh terhadap traksi pada tanah dengan kandungan

liat

tinggi, karena tanah liat mempunyai koefisien gesekan yang
rendah

dan sudut gesekan dalam (9)yang kecil. Dalam

nyataannya
dari

gaya traksi (F) tidak hanya

merupakan

sifat dinamis tanah serta berat dari

tetapi

traktor

juga merupakan fungsi dari slip yang

ke-

fungsi
saja,

timbul

dan

panjang permukaan kontak antara alat traksi dengan tanah.

Kemampuan traksi traktor juga dipengaruhi kondisi tanah dan alat yang ditarik.

Penggunaan traktor yang

tidak

sesuai dengan kondisi alat traksi dapat menyebabkan

menu-

runnya traksi traktor.

Fungsi alat traksi atau roda peng-

gerak selain dapat memberikan kemampuan traksi yang
untuk

cukup

menghasilkan daya tarik yang diperlukan, juga

agar

dapat menghasilkan kecepatan kerja yang sesuai untuk

men-

capai

hasil kerja yang diharapkan (Gill dan Vanden

Berg,

1968).

Menurut Gee-Clough (1980), karakteristik alat
atau roda

traksi

penggerak yang mempengaruhi kemampuan traksi

adalah

lebar, diameter, tinggi lintang ban, defleksi

akibat

pembebanan, dan jenis serta keadaan kembang ban

(tread).

Kemampuan traksi optimum didapat jika

ban

diketahui

interaksi roda penggerak dan tanah dimana roda beroperasi.
Interaksi yang terjadi adalah pada bidang kontak roda

de-

ngan tanah, dimana bentuk dan ukuran bidang kontak ini ditentukan oleh sifat-sifat struktur tanah dan roda.
bidang

kontak roda dan tanah terjadi suatu medan

atau disebut juga dengan tekanan bidang kontak

Pada
tekan

rata-rata,

dimana menurut Liljedahl & d.(1979), besarnya ditentukan
oleh beban yang ditanggung roda penggerak dibagi luas bidang

kontak (W/A).

Dengan demikian persamaan

(1) dapat

diubah menjadi :
F = ( A ) [ (C)

+ (p)(tan r$) 1

. . . . . .' . . . . . . ( 2 )

di mana p sama dengan W/A.
lainya mengikuti

Untuk roda penggerak rantai ni-

persamaan

berikut

(Liljedahl et d.,

1979) :
p

=

(W)/ [ (b)(1)]

Sedang untuk

................

roda penggerak ban nilai p adalah

(3)

seperti

persamaan berikut :
p

=

(W)/ 10.78 (b)(1)]

.............

(4)

di mana b dan 1 adalah lebar dan panjang jejak roda dengan

tanah. Perkiraan bentuk dan luas bidang kontak roda penggerak dengan tanah ditunjukkan pada Gambar 1.
Pada

tahun 1965, Freitag

dalam Gee-Clough

(1980)

dan Plackett (1985), menggunakan analisis empiris dari parameter-parameter ban dan tanah, mendapatkan hubungan

bi-

langan tak berdimensi yang disebut angka mobilitas (M) untuk

tanah liat-pasir. Oleh Turnage ha1 tersebut kemudian

dikembangkan lebih lanjut dan didapatkan persamaan berikut
ini :

di mana CI adalah Indeks Kerucut tanah,
ban

6

adalah defleksi

akibat pembebanan (W) dengan tekanan

inflasi yang

digunakan, h adalah tinggi lintang, b adalah lebar ban dan
d adalah diameter ban.

rantai

A = Luas Bidang Kontak Ban
W = Berat Traktor
F = Gaya Traksi
Gambar

1.

Soil Thrust dari Alat Traksi, pada Keadaan
Umum, Dipengaruhi oleh Bidang Kontak dan Berat
(Liljedahl
a,,
1979)

Dari persamaan (1) dan (5) didapatkan bahwa penambahan lebar ban serta peningkatan diameter ban akan menaikkan
angka mobilitas.
akan

Penggunaan ban-ban yang berukuran

menghasilkan kemampuan traksi yang tinggi.

~ee- lou ugh

(1980), pemakaian ban-ban yang

akan rnenimbulkan efek meratakah tanah.

lebar

Menurut

terlalu

lebar

Efek ini menyebab-

kan penumpukan tanah di depan roda, sehingga koefisien tahanan guling (CRR) akan membesar.
meratakan

Untuk menjaga agar efek

tanah tidak terjadi, lebar ban diusahakan pada

batas-batas lebar yang tepat.
~ i n g g ilintang ban tergantung pada desain ban.

Penu-

runan tinggi lintang ban akan memperbesar kekakuan dinding
ban,

sehingga defleksi akan berkurang.

Penambahan serat

atau karkas bahan ban serta tekanan inflasi dalarn usaha
untuk

mendukung beban yang lebih tinggi akan rnenurunkan

defleksi, sehingga ban berlaku seperti roda padat.

Tekan-

an bidang kontak rata-rata saling berkaitan dengan tekanan
inflasi dan kekakuan dinding ban akibat konstruksi.
Tekanan bidang

kontak rata-rata

akan bertambah

dengan

penambahan tekanan inflasi tetapi akan berkurang jika dilakukan penambahan beban pada

tekanan

inflasi konstan

seperti yang sering terjadi pada ban pneumatik

di

yang

keras.

Besarnya tekanan inflasi dan berat

yang

dapat ditanggung ban pada operasi pembajakan

tanah

maksimum
telah

ditetapkan oleh pabrik pembuat ban (Hunt, 1983).
1.2.

Optimasi Gaya Traksi dari Traktor

Gaya

tarik efektif traktor didapat dari gaya

traksi

maksimum yang dapat dikerahkan roda pada tanah setelah digunakan

untuk

mengatasi tahanan guling.

Besarnya

tarik efektif tersebut ditunjukkan oleh persarnaan

gaya

berikut

ini (Wanders, 1978) :
Gaya tarik efektif = (Fmax)
di mana Fmax merupakan

gaya

-

(FRR)

.......

traksi maksimum yang

(6)

dapat

dihasilkan roda, FRR adalah tahanan guling yang

terjadi

sedangkan gaya tarik efektif disebut juga dengan

drawbar

pull peralatan atau tahanan tarik.

Kemampuan
presikan

oleh

merupakan
roda

roda untuk menghasilkan gaya tarik

dieks-

koefisien traksi (CT).

traksi

Koefisien

perbandingan gaya tarik Fmax yang

penggerak dengan beban dinamis pada

dihasilkan

roda

tersebut,

atau :

Pendugaan kemampuan traksi roda ban yang ada pada keadaan

tanah tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan

angka mobilitas (lihat persamaan (5)). Dengan
angka

mobilitas

(M),

maka

menggunakan

koefisien traksi

maksimum

)
yang dapat dihasilkan roda dapat diduga seperti
('Tmax
yang ditunjukkan oleh persamaan berikut (Gee Clough
&,

1982; Plackett, 1985) :

dan
kC~max= 4.838 + 0.061 M

............

.
slip yang terjadi dan panjang

Gaya traksi maksimum (CTmax) dalam kenyataannya
dipengaruhi
antara

alat traksi dan tanah.

bidang

.(9)
juga

kontak

Daya traktor efektif

pada

operasi bergerak akan berkurang karena harus mengatasi tahanan

guling dan untuk mengatasi slip (Jones dan

Aldred,

1980).

Dengan mengetahui nilai slip (s) yang terjadi

dan

besarnya CTmax yang dapat dihasilkan oleh roda, maka nilai
CT

dapat diduga (Gee Clough & &-,1982;

Witney dan

0s-

kui, 1982) dengan persamaan berikut :

di

mana k adalah konstanta kelajuan.

Pengukuran slip sendiri dapat dilakukan melalui cara mengukur selisih jarak lintasan roda traktor tanpa beban tarik
(m)

dan dengan beban tarik (n) pada jumlah putaran

sama.

Untuk

yang

menentukan nilai slip, Kepner & & . (1982)

menggunakan persamaan berikut :
s = ((m
Angka

-

n)/m) x 100%

.............

mobilitas dapat digunakan untuk

menduga

(11)

efisiensi

traksi, dengan menduga nilai slip, CT dan koefisien tahanan

guling

(CRR).

Hubungan CTmax, CRR

dan

slip

dengan

efisiensi traksi ditunjukkan oleh persamaan berikut

(Gee-

Clough, 1980; Ismail & d.,1981; Plackett, 1985) :

.
angka mobilitas seperti persamaan berikut

Koefisien

tahanan guling dapat diduga dengan

CRR = 0.049 + (0.2781M)

dan

menggunakan

:

............

.(13)

.................

Fm=CmxW

(14)

di mana FRR adalah gaya tahanan guling.
Efisiensi traksi (n) adalah perbandingan tenaga yang dihasilkan suatu alat traksi dengan tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan alat traksi tersebut (Richey & aJ,,1961;
Liljedahl & a,,1979).
kan

Efisiensi traksi dapat ditingkat-

dengan mengurangi tahanan guling (Jones dan

1980).

Meningkatkan slip roda dapat

traksi.

menambah

Gaya tarik traktor masih dapat

menaikkan

Aldred,

kemampuan

ditambah

dengan

slip sampai 30 persen (Wanders, 1978),

tetapi

peningkatan traksi dengan slip di atas 15 persen tidak cukup

untuk mengimbangi kehilangan tenaga akibat

kecepatan maju.

Slip yang optimum pada

penurunan

operasi

traktor

adalah antara 10 sampai 15 persen (Anonim, 1984).
Menurut Richey & aJ.(1961),

penambahan berat

pada roda penggerak dapat meningkatkan daya tarik
dan menurunkan slip.

statis
traktor

Jumlah berat statis yang dapat digu-

nakan pada roda penggerak dibatasi oleh kemampuan roda menerima

beban, daya dari motor, kekuatan rangka

traktor,

operasi di lapangan, dan daya dukung tanah.
Menurut Williams dan Syoc (1968), indikator
kan

.

jumlah pemberat yang dapat digunakan adalah

batas

menentukriteria

berat maksimum yang dapat diter