Halogen TUGAS kIMIA GOL 2 A

 Dalam industri baja digunakan untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gubal. C. GAS MULIA DAN HALOGEN

1. Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA 18. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil sangat sukar bereaksi. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :  Sifat-sifat Fisis Gas Mulia Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn Nomor atom 2 10 18 36 54 86 Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8 Jari-jari atom A 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45 Titik leleh o C -272,2 -248,6 -189,4 -157,2 -111,8 -71 Titik didih o C -268,9 -246,0 -185,9 -153,4 -108,1 -62 Energi Pengionan kJ mol -1 2640 2080 1520 1350 1170 1040 Afinitas elektron kJ mol -1 21 29 35 39 41 41 Densitas g L -1 0.178 0,900 1,78 3,73 5,89 9,73 Seperti tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut 0 K. Titik didih gas mulia hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya London gaya dispersi yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta titik didihnya juga meningkat.  Sifat-Sifat Kimia Gas Mulia Dunia kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF 6 . Penemuan itu telah mendobrak kegaiban gas mulia. Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat berbagai senyawa dari xenon, radon, kripton. Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium, neon, dan argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu. Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.

2. Halogen

Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns 2 np 5 . Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :  Sifat-Sifat Fisis Dari tabel tampak bahwa titik didih dan titik leleh naik seiring dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan elektro-negatifitas yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII A, fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen Keenan, dkk, 1992: 228.  Sifat-Sifat Kimia 3 Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua diatom F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor. Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara ventilasi yang baik. Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi Keenan, 1992: 229. D. LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH

1. Logam Alkali