Dengan berpedoman pada rumus tersebut, pada pengolahan data diperoleh koefisen reliabilitas r tes sebesar 0,997. Data tersebut jika dibandingkan dengan
tabel r Product Momen pada N= 36 , dengan taraf kepercayaan α = 0,01 atau tingkat kepercayaan p = 0,99 menunjukkan bahwa indeks reliabilitas lebih besar
daripada r
table
. Dengan demikian, tes yang dicobakan reliabel terpercaya dan layak digunakan sebagai instrumen untuk penelitian.
c. Uji Tingkat Kesukaran Perangkat Tes
Pengujian tingkat kesukaran tes digunakan pengujian tingkat kesukaran relatif setiap butir soal. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
Indeks Tingkat Kesulitan =
2 2
min min
1
Skor Skor
x N
Skor x
N S
S
maks h
− −
+
S
h
= jumlah skor kelompok tinggi S
1
= jumlah skor kelompok rendah Skor
maks
= skor maksimal suatu butir soal Skor
min
= skor minimal suatu butir soal N = jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah 27,5 persen
Nurgiyantoro, 1995; 147 Kriteria tingkat kesukaran butir soal digunakan patokan seperti berikut.
a. 0,00 – 0,10 sukar sekali; tidak layak b. 0,11 – 0,25 sukar; layak
c. 0,26 – 0,75 sedang; layak d. 0,76 – 0,90 mudah; layak
e. 0,91 – 1,00 mudah sekali; tidak layak. Wirasasmita, 1998; 103
Besarnya kelompok tinggi atau kelompok unggul dan kelompok rendah atau kelompok asor ditetapkan masing-masing sebesar 27,5 dari jumlah peserta
tes; maka diperoleh anggota kelompok tinggi sebanyak 10 dan anggota kelompok rendah sebanyak 10. Sh dan Sl untuk setiap butir soal telah dihitung serta dengan
menggunakan rumus uji tingkat kesukaran di atas diketahui indeks tingkat kesukaran untuk setiap butir soal dapat dilihat dalam lampiran 2.
Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran Wirasasmita, 1998; 103, diketahui bahwa ke-20 butir soal yang dicobakan diperoleh tingkat kesukaran
dalam interval 0,26 – 0,75. Dengan demikian, berdasarkan uji tingkat kesukaran seluruh butir soal yang dicobakan tergolong sedang sehingga seluruh butir soal
layak digunakan selanjutnya dalam instrumen tes hasil belajar.
d. Uji Daya Pembeda Perangkat Tes
Pengujian daya pembeda tes dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Indeks Daya Beda =
min 1
Skor Skor
N S
S
maks h
− +
S
h
= jumlah skor kelompok tinggi S
1
= jumlah skor kelompok rendah Skor
maks
= skor maksimal suatu butir soal Skor
min
= skor minimal suatu butir soal N = jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah 27,5 persen
Nurgiyantoro, 1995; 147
Kriteria daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut. ... – 0,10
kurang sekali; tidak layak 0,20 – 0,29
cukup 0,30 – 0,39
baik 0,40 – 1,00
baik sekali Sebagaimana dalam pengujian tingkat kesukaran tes, besarnya kelompok
tinggi unggul dan kelompok rendah asor ditetapkan masing-masing sebesar 27,5 dari jumlah peserta tes, maka diperoleh anggota kelompok tinggi
sebanyak 10 orang dan anggota kelompok rendah 10 orang. Hasil perhitungan Sh dan Sl untuk setiap butir soal dan indeks daya pembeda terdapat dalam lampiran 2
Berdasarkan kriteria daya pembeda yang digunakan, diketahui bahwa dari ke-20 butir soal yang dicobakan diperoleh indeks daya pembeda setiap butir soal
dalam interval 0,40 – 1,00 yang berarti soal tergolong baik sekali. Dengan demikian, berdasarkan uji daya pembeda seluruh butir soal yang dicobakan layak
untuk digunakan.
3. Penyusunan Pedoman Observasi