Analisis pemasaran ayam broiler pada kelompok peternak plasma "jaya broiler" kabupaten Kuningan propinsi Jawa Barat
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER PADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
SULVADEWI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
2000
\\-"
....
\
IJ\ I¥cCM I{h \-elc ....,r.'\.,'"
\JM
, (r,,-/- セサイ@
'0\
RlNGKASAN
f·
Sulvadewi, D.03496033, 2000. Analisis Pemasaran Ayam Broiler Pada Kelompok
Peternak Plasma "Jaya Broiler" Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Petemakan, Fakultas Petemakan. Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Wiwiek Rindayati, MSi
Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pemasaran merupakan suatu hal untuk menilai berhasil atau tidaknya usaha
yang dijalankan. Tujuan akhir dari proses produksi adalah untuk dipasarkan atau
dij ual dengan harapan mendapat imbalan berupa penghasilan atau keuntungan yang
memadai. Kenyataannya harga yang diterima oleh petemak kecil masih jauh lebih
rendah dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk keIjasama inti-plasma,
saluran dan fungsi pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran ayam broiler di Kabupaten Kuningan.
Penelitian ini didesain sebagai suatu survei. Pengambilan sampel petemak
plasma dilakukan dengan multistage sampling method pada kelompok petemak
plasma binaan "Jaya Broiler". Sampel petemak plasma diambil di 8 kecamatan
terdekat dari kantor perusahaan inti, pada 8 kecamatan tersebut terdapat 51 orang
petemak yang melakukan penjualan ayam selama satu bulan (15 April - 15 Mei).
Dari 51 orang petemak tersebut diambil 30 orang petemak sebagai responden
berdasarkan tingkat mortalitas yang kurang dari 12 persen. Pengambilan sampel
untuk lembaga pemasaran dilakukan melalui pendekatan jalur komodoti. Sampel
untuk pedagang pengumpul dan RP A masing-masing sebanyak 2 orang, sampel
untuk pedagang pemotong (pengecer) dan pedagang pengecer diambil masing-masing
sebanyak 3 orang yang melakukan pembelian dan penjualan ayam broiler pada saat
penelitian.
Analisis data yang dilakukan meliputi bentuk kerjasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran dan efisiensi pemasaran. Bentuk
kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi pemasaran dianalisis secara
deskriptif Biaya pemasaran dihitung dari keseluruhan komponen yang ditanggung
oleh setiap lembaga pemasaran. Efisiensi pemasaran dianalisis berdasarkan
perhitungan biaya pemasaran, marjin pemasaran, marjin keuntungan dan bagian yang
diterima oleh petemak (farmer's share) dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan inti-plasma adalah
sistem kredit yang pengembaliannya diperhitungkan setelah panen dengan kebijakan
subsidi silang. Perusahaan inti berperan sebagai pengelola yang memberikan
bimbingan, menyediakan sarana produksi petemakan dan memasarkan hasil produksi.
Saluran pemasaran ayam broiler dari Poultry Shop "Jaya Broiler" ada tiga,
yaitu (1) petemak セ@
inti セ@
pedagang pengumpul Kuningan セ@
pemotong dan
-
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER P ADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSIJAWABARAT
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada Fakuitas Peternakl1Il
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Sulvadewi
D.03496033
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
DAFTARISI
Halaman
RINGKASAN
11
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
IV
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
VI
PRAKA T A .....................................................................................................
VlI
DAFTAR lSI ...................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
XI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
Xli
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
Latar Belakang .........................................................................................
1
Perumusan Masalah ... ...... ........ ....... ...... ... ...... ..... .... ... ......... ... ...... ... ... ... ...
3
Tujuan Penelitian .... ........ ... ... ....... ... ..... ... ...... ........ .... .... ..... ......... ... ...... ....
4
Kegunaan Penelitian ... ... ........... ... ..... ........ ....... .... ........ ..... ... ... ... ...... ... .....
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
5
Konsep Pemasaran .. ........ ... ........ ..... ...... ..... ......... ... .... ........... ... ... ...... .......
5
Fungsi Pemasaran ... ... ..... ........ ..... ..... ... ... ....... .... ... .... ... ... ..... ... .... ... ... .......
6
Lembaga dan Saluran Pemasaran .. ..... ... ... .... .... .... ... .... ........... ...... .... .......
6
Biaya dan Marjin Pemasaran ...................................................................
7
Efisiensi Pemasaran .................................................................................
8
Kemitraan Petemakan Ayam Broiler... ... ...... .... .... ... .... ........ ..... .... ... ........
9
METODE PENELITIAN .............................................................................
12
Populasi dan Sampel . ....................... ........ ... .... ........ ... ... ...........................
12
Desain Pene Ii tian .....................................................................................
12
Data dan Instrumentasi ................... .............. ...........................................
13
tersebut adalah pembatasan skala usaha budidaya ayam ras, yaitu maksimum 5.000
ekor 'mtuk ayam petelur dan 750 ekor per minggu untuk ayam broiler. Melalui
keputusan ini diharapkan petemakan ayam ras benar-benar dapat dikelola untuk
rakyat sehingga meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petemak keci!.
Temyata perkembangan petemakan ayam broiler tidak seperti yang
diharapkan sebagaimana yang tertuang pada Keppres No. 50 Tahun 1981 tersebut,
sehingga pemerintah harus mengeluarkan Keppres No. 22 Tahun 1990. Pembatasan
skala usaha seperti yang diatur pada Keppres No.50 Tahun 1981 tidak berlaku lagi
dan dalam keppres baru diatur pembagian skala usaha baru dan membagi petemakan
ayam ras menjadi dua ketegori yaitu petemakan rakyat dan perusahaan petemakan.
Namun dalam perkembangannya kebijakan tersebut tidak begitu banyak membantu
petemak kecil, sehingga pada tanggal 17 Juni 1996 pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/1996. Surat Keputusan ini
merupakan peraturan yang sangat ditunggu oleh petemak karena merupakan petunjuk
pelaksana dari keppres yang dibuat tahun 1990 tentang Pembinaan Usaha Petemakan
Ayam Ras. Surat Keputusan ini mengatur tentang berbagai macam kemitraan,
termasuk didalamnya pembentukkan tim koordinasi di pusat dan daerah yang dapat
memantau kemitraan secara objektif.
Kemitraan merupakan suatu kerjasama antara pengusaha sebagai inti dengan
petemak sebagai plasma dalam upaya pengelolaan usaha petemakan yang mengacu
pada terciptanya keseimbangan dan keselarasan antara pelaku kemitraan. Dengan
adanya pola kemitraan ini perusahaan petemakan ayam broiler yang melakukan
kemitraan hams menjamin mutu daging, harga dan pemasaran.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pemasaran
Menurut Mubyarto (1989) istilah pemasaran sarna dengan tataniaga yang
merupakan terjemahan dari marketing yaitu serangkaian kegiatan ekonomi yang
berfungsi menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Asosiasi
Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran sebagai pelaksanaan dari kegiatan
dunia usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen
(Musselman dan Jackson, 1990).
Stanton (1996) menyatakan pemasaran merupakan sistem total dari kegiatan
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan baik
kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bemilai dengan pihak
lain (Kotler, 1997).
Pemasaran harus berorientasi pada gugus pengertian aktifitas ekonomik dan
produktif. Pengertian pemasaran ditekankan pada suatu konsep sistem pertukaran
yang akan mengkoordinasikan antara apa yang diproduksi dengan apa yang diminta
konsumen. Tingkatan aktifitas ekonomik terse but akan dimulai dari proses produksi
selanjutnya secara berturut -turut proses pengumpulan, pengolahan dan penanganan,
pedagang besar dan pengecer, dan berakhir diproses konsumen. Pada setiap tingkatan
pengaliran barang tersebut akan memberi nilai tambah tersendiri (Napitupulu, 1989).
Fungsi Pemasaran
Fungsi
dan peranan pemasaran adalah
mengusahakan
agar pembeli
memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang
tepat, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada barang yang ditawarkan.
Pemasaran mempunyai empat fungsi utama yaitu fungsi pengangkutan, penyimpanan
dan pengolahan serta fungsi pembiayaan (Mubyarto, 1989).
Fungsi pemasaran yang sering dibahas menurut Napitupulu (1989) terdiri dari
fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, dimana masing-masing fungsi
terdiri dari beberapa sub fungsi. Fungsi pertukaran terdiri dari sub fungsi pembelian,
penjualan dan penetapan harga; fungsi fisik terdiri dari sub fungsi transportasi,
penyimpanan, grading dan standardisasi; dan fungsi fasilitas terdiri dari sub fungsi
pembiayaan dan penanggungan resiko, berita dan informasi pasar, pengembangan
pasar dan penelitian pasar.
Lembaga dan Saluran Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan pengaliran
barang dari produsen ke konsumen sehingga terselenggara kegunaan atau fungsi
pemasaran. Saluran pemasaran merupakan setiap rangkaian perusahaan atau orang
yang ikut serta dalam menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
(McCarthy dan Perreault, 1993).
6
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472 Tahun 1996 hanya mengatur
tentang kemitraan vertikal. Keputusan terse but menyatakan bahwa kemitraan vertikal
pada peternakan ayam broiler ada tiga bentuk yaitu perusahaan inti rakyat (PIR),
penghela dan pengelola. Perusahaan inti rakyat adalah perusahaan petemakan (inti)
berkewajiban menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen,
pengolahan, memasarkan hasil produksi petemakan dan melakukan usaha agribisllis.
Perusahaan pengelola adalah perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan,
bimbingan, menyediakan sarana produksi dan memasarkan hasil produksi dari
petemak tetapi tidak melakukan usaha agribisnis sendiri. Perusahaan penghela adalah
perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan bimbingan teknis, mengolah dan
memasarkan hasil produksi.
II
keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu
kelompok ataupun suatu daerah.
Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekLU1der. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden yang
mengunakan instrumen berupa daftar pertanyaan (kuesioner) dan disamping itu
dilakukan juga pengamatan secaJ'a langsung di lapangan untuk mendapatkan
infonnasi tambahan. Data primer meliputi bentuk keljasama inti dengan plasma,
harga jual ditingkat peternak, harga beli dan harga jual disetiap tingkatan lembaga
pemasaran, struktur biaya dan fungsi-fungsi pemasaran pada setiap tingkatan lembaga
pemasaran.
Data sekunder diperoleh dari Poultry Shop "Jaya Broiler", Dinas
Peternakan Daerah Tingkat II Kuningan dan kepustakaan yang relevan.
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kuningan, Propinsi J awa Barat.
Pengambilan data dilapangan dilakukan dari bulan April sampai pertengahan bulan
Mei Tahun 2000.
Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap data pnmer dan sekunder yang telah
terkumpul. Hal-hal yang dianalisis meliputi : bentuk keljasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran.
13
Analisis bentuk kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi-fungsi
lembaga pemasaran dilakukan secara deskriptif. Biaya pemasaran dihitung dari
keseluruhan komponen biaya yang ditanggung oleh masing-masing lembaga
pemasaran. Analisis marjin pemasaran dihitung berdasarkan selisih antara harga
penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkatan lembaga pemasaran dan
maljin keuntlmgan dihitung dari marjin pemasaran dikurangi biaya pemasaran pada
setiap tingkatan lembaga pemasaran . Sec3!'a sistematis masing-masing biaya tersebut
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Napitupulu, 1989) :
Mi
=
Hji - Hbi
Bi + Ki
Mi
atau
Ki = Mi - Bi
Maka besamya marjin pemasaran adalah :
n
MP
FS
=.L
1=1
=
Mi
H'
--.1£. x 100%
HE
Keterangan :
Mi =
Hji =
Hbi =
Bi =
Ki =
MP =
FS =
Hjp =
HE =
Majin pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Harga penjualan pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Harga pembelian pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Biaya pemasaran pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Marjin keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Marjin pemasaran(Rp/kg)
Farmer's Share (persentase)
h。イァセ@
penjualan petemak (Rp/kg)
Harga eceraniharga beli konsumen (Rp/kg)
bilangan asli (1,2,3, ... ,11)
14
Efisiensi pemasaran dapat dinilai berdasarka.'1 pehitungan marjin pemasaran,
biaya pemasaran, mrujin keuntungan
、セョ@
farmer·s share atau market's share yang
diterima masing-masing lembaga pemasaran.
Definisi Istilah
Definisi istilah diberikan untuk menghindari kesalahan pengertian dan untuk
menyamakan persepsi istilah yang terdapat dalam teks. Istilah-istilah yang digunakan
antara lain adalah :
I. Petemakan ayam broiler adalah usaha petemakan yang diselenggarakan oleh
petemak plasma dengan produksi utamanya adalah ayam broiler.
2. Kemitraan adalah keljasama dibidang usaha budidaya ayam broiler antara
petemak kecil sebagai plasma dengan perusahaan di bidang petemakan ayam
broiler sebagai inti.
3. Petemak plasma adalah petemak kecil ayam broiler yang melakukan kerjasama
dengan perusahaan inti dalam budidaya ayam broiler. Petemak mendapatkan
kredit sapronak, pembinaan dan jaminan pemasaran hasil produksi dari inti.
4. Perusahaan inti adalah perusahaan di bidang petemakan yang menyediakan
sapronak bagi petemak plasma, melakukan pembinaan dan menjamin pemasaran
hasil produksi petemak plasma.
5. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang kegiatannya membeli ayam hidup
dari petemak plasma dalam skala besar dan menjualnya pada pedagang pemotong
dan pengecer.
IS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan sebagian besar merupakan daerah
pegunungan yang terletak dibagian Timur Jawa Barat. Daerah ini berada diantara
108,20°-108° Bujur Timur dan 6,45°-7,13° Lintang Selatan. Batas-batas administratif
Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan adalah sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Daerah Tingkat II Cirebon, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Daerah Tingkat II Majalengka, sebelah Selatan be:batasan dengan Kabupate:1 Daerah
Tingkat II Ciamis dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Daerah Tingkat II
Brebes.
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan terdiri
atas permukaan tanah yang relatif datar dengan variasi berbukit-bukit terutama daerah
Kuningan bagian Barat dan Selatan dengan ketinggian berkisar 700 meter di atas
permukaan laut, sedangkan Kuningan bagian Timur dan Utara memiliki tanah yang
semakin rata dengan ketinggian antara 120 meter sampai 222 meter di atas
permukaan laut.
Keadaan klimatologi dan hidrologi Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan
beriklim tropis dan angin musim dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C
sampai dengan 22° C serta curah hujan menunjukkan angka rata-rata 2.000 mm
sampai dengan 4.000 mm per tahun di bagian Utara dan Timur.
silang. Subsidi pada peternak diberikan pada saat biaya produksi lebih besar dari
harga jual di pasaran dan sebaliknya jika harga jual pasar jauh lebih tinggi dari biaya '
produksi maka inti mengambil keuntungan dari penjualan ayam terse but dengan
catatan peternak tetap
mendapat keuntungan.
Besarnya subsidi
ditentukan
sepenulmya oleh inti dengan memperhitungkan harga pasar dan biaya produksi untuk
bibit, pakan, obat, vitamin dan vaksin.
Kerjasama dalam kemitraan ini juga menerapkan kebijakan menahan sebagian
penerimaan oleh inti pada saat peternak plasma memperoleh keuntungan yang relatif
besar. Hal ini
bertujuan ketika teJj adi kerugian peternak masih dapat membayar
kerugian dan apabila kondisi selalu menguntungkan maka peternak plasma dapat
memupuk modalnya pada inti. Besarnya penerimaan yang ditahan ditetapkan inti
sesuai dengan persetujuan peternak plasma.
Pola keJjasarna antara inti dan peternak plasma teJjalin atas dasar saling
percaya. Peternak yang ingin menjalin hubungan kemitraan dengan inti harus
memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya yaitu (I) memiliki kandang dan
perJengkapan, (2) memberi uang jaminan yang besarnya tergantung dari skala usaha,
pada saat penelitian pemberian uang jaminan sebesar tiga juta rupiah untuk setiap
1.000 ekor DOC. Pembayaran uang jaminan ini dapat diangsur sesuai kesepakatan
inti dengart pihak plasma.
F asilitas yang diberikan inti pada peternak adalah kredit berupa sapronak
(sarana produksi peternakan) dan jaminan pemasaran. Dalam hubungan ini inti
mempunyai hak sepenuhnya dalam penjualan ayam, sehingga inti mendapat jaminan
atas pengembalian kredit yang diberikan pada peternak. Disamping fasilitas tersebut
22
,
dengan ayam secara fisik, namun inti memiliki hak atas penjualan dan penetapan
harga ayam dari petemak.
Pedagang pengumpul dan RPA memperoleh D.O dari inti untuk mengambil
ayam ke petemak sebanyak yang tertera pada D.O. Pasar di tingkat inti adalah kantor
inti (Poultry Shop), penetapan harga jual berdasarkan harga pasar dan pembayaran
dilakukan tergantung kesepakatan dengan pihak inti. Harga ayam dari inti ke
pedagang pengumpul dan RPA pada saat penelitian rata-rata Rp 5.200,00 per kg dan
pembayaran umumnya dilakukan secara tunai pada saat D.O diberikan oleh inti.
Pasar di tingkat pengumpul adalah pemotong yang sebagian besar juga
berperan sebagai pengecer. Pengumpul mendistribusikan ayam kepada pemotong di
lokasi pemotongan dan pembayaran dilakukan tergantung pada kesepakatan. Dari
pedagang pemotong (pengecer) ayam diproses (dipotong, dibersihkan dari bulu dan
jeroan) untuk selanjutnya dijual sendiri di tempat pemasaran.
Sistem penjualan yang dilakukan RP A adalah menjualan ayam pada pengecer
dengan perhitungan berdasarkan bobot hidup untuk selanjutnya diproses (dipotong,
dibersihkan dari bulu dan jeroan) kemudian diantarkan ke pedagang pengecer dalam
bentuk daging ayam utuh dan pembayaran dilakukan sore hari setelah ayam dijual di
pasar. Pedagang pengecer umumnya menempati kios-kios pada masing-masing pasar
dan ada juga pedagang yang memanfaatkan kaki lima sebagai tempat pemasaran.
Fungsi Fisik
Fungsi fisik terdiri dari sub fungsi pangangkutan, penyimpanan, pengolahan,
standardisasi dan grading. Sub fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh pengumpul
Bentuk ayam potong yang biasa ditemukan di pasar adalah bentuk karkas
yang sudah bersih dari bulu dan jeroan, hati rempeia, usus serta kepala dan kaki dijual
terpisah. Daging ayam dijual dalam satuan kg dan dipotong sesuai dengan keinginan
konsumen.
Masing-masing lembaga pemasaran tidak melakukan standardisasi dalam
pembelian dan penjualan ayam. Standardisasi yang mengacu pada nilai-nilai higienis
belu11l benar-benar diperhatikan. Hal ini terlihat dalam processing di te11lpat
pemotongan atau penyajian daging pada saat dipasarkan kurang 11le11lperhatikan nilainilai higienis.
Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas terdiri dari sub fungsi pe11lbiayaan, penanggungan resiko, dan
informasi pasar. Sub fungsi pembiayaan 11lerupakan suatu hal yang tidak bisa
dipisahkan dala11l aktivitas pe11lasaran, karena setiap aktivitas pelaksanaan pasar
memerlukan biaya. Biaya pemasaran ditanggung oleh 11lasing-masing le11lbaga
pemasaran. Biaya-biaya yang ditanggung oleh masing-masing le11lbaga pemasaran
akan dibahas lebih Ianjut dalam sub bab Analisis Biaya dan Mmj in Pemasaran.
Resiko yang ditanggung oleh pengumpul dan RP A adalah resiko kematian
aya11l sela11la perjalanan, karena situasi dan kondisi jalan serta suhu yang panas
sehingga membuat ayam stres dan mati. Infor11lasi pasar yang dimanfaatkan oleh
le11lbaga pemasaran
bersumber dari jalur infor11lasi yang tidak formal yaitu dari
sesama le11lbaga pemasaran. Peran PINSAR (Pusat Informasi Pasar) belum begitu
dimanfaatkan karena sebagian dari mereka tidak 11lengetahui keberadaan PINSAR,
disamping itu PINSAR terla11lbat dalam memberikan infonnasi.
32
AnaIisis Biaya dan Marjin Pemasaran
Pedagang Pengumpul
Biaya pemasaran yang ditanggung pengumpul adalah Rp 267,64 per kg. Biaya
untuk resiko kematian (58,29%) dan penyimpanan (16,07%) mempakan biaya
terbesar yang dikeluarkan oleh pengumpul disamping biaya untuk pengangkutan dan
tenaga kelja. Besamya biaya resiko kematian karena teljadinya kematian ayam pada
sa at pengangkutan sebesar 3 samp ai 5 p ersen yang disebabkan ayam ada yang sakit
sa at dipanen, ayam stres saat peljalanan, serta kondisi peljalanan dan cuaca yang
panas.
Tabel4. Rataan Biaya, Maljin Pemasaran dan Maljin Keuntungan
Pedagang Pengumpul Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rp/bln
Rp/kg
A. Nilai Penjualan
116.000.000,00
5.800,00
B. Nilai Pembelian
104.000.000,00
5.200,00
400.000,00
20,00
7,47
52083,33
2,60
0,97
c. Perawatan kendaraan
400.000,00
20,00
7,47
d. Tenaga kerja
450.000,00
22,50
8,41
3.120.000,00
156,00
58,29
35.000,00
1,79
0,67
g. Penyimpanan
860.000,00
43,00
16,07
h. Biaya lain-lain
35.000,00
1,75
0,65
5.352083,33
267,64
100,00
D. MaJjin Pemasaran
12.000.000,00
600,00
E. Marjin Keuntungan
6.647.916,67
332,36
%TBP
C. Biaya-biaya
a. Pengangkutan
b. Pajak kendaraan
e. Resiko kematian
f. Keranjang
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 6, II %
Penjualan Ayam Hidup 20.000 kglbln
%TBP (persentase dari Total Biaya Pemasaran)
33
Tabel
4
memperlihatkan
besarnya
maljin
pemasaran
yang
diperoleh
pengnmpul yaitu Rp 600,00 per kg dengan tingkat keuntungan 6,11 persen. Tingkat
keuntungan ini relatif besar jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito
bank pemerilltah (BRI) saat itu yaitu sebesar 1,04 persen per bulan (12,5% per tahun).
Rumah Potong Ayam (RPA)
Biaya terbesar yang di keluarkan oleh RPA adalah biaya untuk tenaga kelja
dan resiko kematian (Tabel 5). Biaya tenaga kelja yang dimaksud adalah biaya untuk
gaji sopir, penangkapan ayam dan pemotongall ayam. Besamya biaya resiko
kematian karena tetjadillya kematian ayam pada saat pengallgkutan yang disebabkan
(
oieh ayam ada yang sakit sa at dip an en, ayam stres saat peljaianan, selta kondisi
petjalanan dan cuaca yang panas.
Matjin keuntungan yang diperoleh RPA relatif besar seperti terlihat pada
Tabel 5 (Rp 56J,82/kg). Tingginya matjin keuntungan terlihat dari besarnya matjin
pemasaran yang diperoleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan relatif keci!.
Tingkat keuntungan yang diperoleh RPA (10,33%) lebih besar dati tingkat suku
bunga deposito bank (1,04% per bulan) saat itu.
34
Tabel5. Rataan Biaya, MaIjin Pemasaran dan MaIjin Keuntungan
RPA Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rplbln
Rp/kg
%TBP
A. Nilai Penjualan
54.000.000,00
6.000,00
B. Nilai Pembelian
46.800.000,00
5.200,00
a. Pemotongan
156.500,00
17,39
7,30
b. Tenaga kerja
1.050.000,00
116,67
48,98
180.000,00
20,00
8,40
22.900,00
2,54
1,07
150.000,00
16,67
7,00
19.150,00
2,13
0,89
540.000,00
60,00
25,19
25.000,00
2,78
1,17
2.143.550,00
238,18
100,00
D. Marjin Pemasaran
7.200.000,00
800,00
E. Marjin Keuntungan
5.056.450,00
561,82
C. Biaya-biaya
c. Pengangklltan
d. Pajak kendaraan
e.
Perawatan kendaraan
f. Keranjang
g. Resiko kematiall
h. Biaya lain-lain
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 10,33%
Penjualan Ayam Hidup 9.000 kglbln
%TBP (Persentase dari Total Biaya Pemasaran)
Pedagang Pemotong dan Pengecer
MaIjin pemasaran yang diperoleh pedagang pemotong dan pengecer cukup
besar yaitu Rp 1.335,lO/kg. Hal ini juga terlihat dari tingkat keuntungan yang
diperoleh (17,89%) lebih besar dad tingkat suku bunga deposito di bank (BRl) saat
itu. Besamya maIjin keuntungan yang diperoleh pedagang pemotong dan pengecer
karena selisih yang cukup besar antara total peneIimaan dengan total pengeluaran
sedangkan biaya
ー・ュ。ウセイョ@
yang dikeluarkan relatif kecil. Biaya-biaya yang
ditanggung pedagang pemotong dan pengecer dapat dilihat pada Tabel 6.
35
Tabel 6. Rataan Biaya, Matjin Perna saran dan M3Ijin Keuntungan Pedagang
Pemotong dan Pengecer Ayarn Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
%TBP
Rp/bln
Rp/kg
A. Nilai Penjualan
17.124.240,00
7.\35,10
B. Nilai Pembelian
13.920.000,00
5800.00
a. Pemotongan
44000,00
18,33
7,26
b. Tenaga kerja
240.000,00
100,00
39,59
c. Pengangkutan
70.000,00
29,63
11,85
d. Pajak k,ndaraan
12.500,00
5,25
2,08
e. Perawatan kendaraan
93.333,33
40,64
16,09
f. Penyimpanan
31.666,67
16,39
6,39
g. Plastik pembungkus
60.000,00
25,00
9,90
h. Sewa kios
27.000,00
10,48
4,28
i. Biaya lain-lain
15000,00
6,48
2,56
593500,00
252,54
100,00
D. Matjin Pemasaran
3.204.240,00
1.335, I 0
E. Marjin Keuntungan
2.610.740,00
1082,56
C Biaya-biaya
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 17,89%
Penjualan Ayam Hidup 2.400 kglbln
%TBP (Persentase dari Total Biaya Pemasaran)
Pedagang Pengecer
Besamya biaya dan malJlI1 pemasaran yang diperoleh pedagang pengecer
sepelti terlihat pada Tabel 7. Maljin perna saran yang diperoleh pedagang pengecer
cukup besar (Rp \.135, 10/kg) dengan tingkat keuntungan 16,05 persen. Hal ini teljadi
karen a kecilnya biaya perna saran (Rp 149,54/kg) yang ditanggung oleh pedagang
pengecer.
36
Tabel 7. Rataan Biaya, MaIjin Pemasaran dan MaIjin Keuntungan
Pedagang Ft:ngecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rp/bln
Rp/kg
%TBP
A. Nilai Penjualan
8.562.120,00
7.135,10
B. Nilai Pernbelian
7.200.000,00
6.000,00
32.500,00
27,17
18,17
b. Plastik pembungkus
37.500,00
31,53
21,09
c. Pengangkutan
70.000,00
59,72
39,94
d. Sewa kiDS
21.666,67
18,06
12,07
e. Biaya lain-lain
15.000,00
13,02
8,73
176.666,67
149,54
100,00
D. Marjin Pernasaran
1.362.120,00
1.135,10
E. Marjill Keuntungall
1.185.453,33
985,56
C. Biaya-biaya
3.
Penyimpanan
Total Biaya Pemasaran
Keterangan: Persentase Tingkat Keuntungan 16,05%
Penjualan Ayarn Hidup 1.200 kglbltl
%TBP (persentase dari Total Biaya Pernasaran)
Analisis Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran teIjadi jika lembaga pemasaran mampu menyampaikan
hasil-hasil dati produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya
dan
mampu mengadakan pembagian yang adil dati keselumhan harga yang dibayar
konsumen akhir pada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan
pemasaran produk tersebut (Mubyarto,1989). Efisiensi pemasaran dapat dilihat dari
besamya biaya pemasaran, maIjin keuntungan, farmer's share dan market's share
yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran.
37
Lampiran 4. Biaya, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Pedagang
Pemotong dan Pengecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Uraian
P. Pemotong & Pengecer I
Rplbln
. Rp/kg
15.660.000,00
5.800,00
Besar Biaya
P. Pemotong & Pengecer II
Rplbln
Rplkg
10.440.000,00
5.800,00
P Pemotong & Pengecer III
Rplbln
Rpikg
15.660.000,00
5.800,00
A. Nilai Pembelian
B. Biaya-biaya
19,26
a. Pemotongan
52.000,00
50.000,00
18,52
16,67
30.000,00
b. Tenaga kerja
270.000,00
100,00
100,00
100,00
270.000,00
180.000,00
c. Pengangkutan
60.000,00
90.000,00
33,33
33,33
60.000,00
22,22
5,56
d. Pajak kendaraan
15.000,00
12.500,00
4,63
5,56
10.000,00
80.000,00
55,56
100.000,00
29,63
e. Prwt kendaraan
100.000,00
37,04
41,61
75.000,00
f Penyimpanan
7,41
20.000,00
75.000,00
27,28
g. Plastik
60.000,00
25,00
45.000,00
25,00
33.000,00
15.000,00
12,22
h. Sewa kios
8,33
12,22
33.000,00
15.000,00
15.000,00
5,56
8,33
i. Biaya lain-lain
5,56
15.000,00
600.000,00
530.000,00
222,23
294,45
Total Biaya Pemasaran
240,94
65.0500,00
C. Nilai Penjualan
a. Hati dan rempela
1.606.770,00
595,10
1071.180,00
595,10
1.606.770,00
595,10
b. Daging ayam
15.012.000,00
5.560,00
10.008.000,00
5.560,00
15.012.000,00
5.560,00
c. Usus
604.800,00
224,00
403.200,00
224,00
604.800,00
224,00
d. Kepala dan kaki
2.041.200,00
756,00
1.360.800,00
756,00
2.041.200,00
756,00
Total Penjualan
19.264.770,00
7.135,10
12.843.180,00
7.135,10
19.264.770,00
7.135,10
D. Marjin Pemasaran
3.604.770,00
1.335,10
2.403.180,00
1.335,10
3.604.770,00
1.335,10
3.004.770,00
1.112,87
1.873.180,00
1.040,65
2.964.270,00
1.094,16
E. Marjin Keuntungan
Keterangan: Persentase Tingkat Keuntungan P.Pemotong dan Pengecer I, II & III: 18,48%, 17,08% & 18,11%
Penjualan Ayam Hidup P. Pemotong dan Pengecer I, II& III: 27.000 kglbln, 18.000 kg.bln & 27.000 kglbln
!
I
I
.\0>
0'
Lampiran 5. Biaya, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Pedagang
Pengecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Uraian
P. Pengecer 1_ .._
Rp/bln_
. Rp/kg
9.000.000,00
6.000,00
Besar Biaya
P. Pengecer II
Rp!bln
Rp/kg
5.400.000,90 .. 6.000,00
P. Pengecer III
Rp!bln _ _ RQ/l(g
7.200.000,00
6.000,00
A. Nilai Pembelian
B. Biaya-biaya
a. Penyimpanan
40.000,00
25.000,00
27,78
32.500,00
26,66
30.000,00
37.500,00
30,00
b. Plastik
45.000,00
33,33
60.000,00
75.000,00
50,00
66,67
75.000,00
c. Pengangkutan
15.000,00
25.000,00
25.000,00
16,67
16,67
h. Sewa kios
15.000,00
15.000,00
15.000,00
i. Biaya lain-lain
10,00
16,67
185.000,00
145.000,00
200.000,00
133,33
161,12
Total Biaya Pemasaran
C. Nilai Penjualan
a. Hati dan rempela
892.650,00
595,10
535.590,00
595,10
714.120,00
b. Daging ayam
8.340.000,00
5.560,00
5.004.000,00
5.560,00
6.672.000,00
c. Usus
336.000,00
224,00
201.600,00
224,00
268.800,00
d. Kepala dan kaki
1.134.000,00
756,00
680.400,00
756,00
907.200,00
Total Penjualan
10.702.650,00
7.135,10
6.421.590,00
7.135,10
8.562.120,00
D. MarjinPemasaran
1.702.650,00
1.135,10
1.021.590,00
1.135,10
1.362.120,00
E. Marjin Keuntlmgan
1.502.650,00
1.001,77
876.590,00
973,98
1.177.120,00
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan P. Pengecer I, II & Ill: 16,33 %, 15,89% & 15,94%
Penjualan Ayam Hidup P. Pengecer I, II& Ill: 1.500 kg!bln, 900 kg. bin & 1.200 kg!bln
.,.
\0
27,08
31,25
62.50
20,83
18,08
154,16
595,10
5.560,00
224,00
756,00
WNQセUL@
10
1.135,10
980,94
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER PADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
SULVADEWI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
2000
\\-"
....
\
IJ\ I¥cCM I{h \-elc ....,r.'\.,'"
\JM
, (r,,-/- セサイ@
'0\
RlNGKASAN
f·
Sulvadewi, D.03496033, 2000. Analisis Pemasaran Ayam Broiler Pada Kelompok
Peternak Plasma "Jaya Broiler" Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Petemakan, Fakultas Petemakan. Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Wiwiek Rindayati, MSi
Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pemasaran merupakan suatu hal untuk menilai berhasil atau tidaknya usaha
yang dijalankan. Tujuan akhir dari proses produksi adalah untuk dipasarkan atau
dij ual dengan harapan mendapat imbalan berupa penghasilan atau keuntungan yang
memadai. Kenyataannya harga yang diterima oleh petemak kecil masih jauh lebih
rendah dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk keIjasama inti-plasma,
saluran dan fungsi pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran ayam broiler di Kabupaten Kuningan.
Penelitian ini didesain sebagai suatu survei. Pengambilan sampel petemak
plasma dilakukan dengan multistage sampling method pada kelompok petemak
plasma binaan "Jaya Broiler". Sampel petemak plasma diambil di 8 kecamatan
terdekat dari kantor perusahaan inti, pada 8 kecamatan tersebut terdapat 51 orang
petemak yang melakukan penjualan ayam selama satu bulan (15 April - 15 Mei).
Dari 51 orang petemak tersebut diambil 30 orang petemak sebagai responden
berdasarkan tingkat mortalitas yang kurang dari 12 persen. Pengambilan sampel
untuk lembaga pemasaran dilakukan melalui pendekatan jalur komodoti. Sampel
untuk pedagang pengumpul dan RP A masing-masing sebanyak 2 orang, sampel
untuk pedagang pemotong (pengecer) dan pedagang pengecer diambil masing-masing
sebanyak 3 orang yang melakukan pembelian dan penjualan ayam broiler pada saat
penelitian.
Analisis data yang dilakukan meliputi bentuk kerjasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran dan efisiensi pemasaran. Bentuk
kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi pemasaran dianalisis secara
deskriptif Biaya pemasaran dihitung dari keseluruhan komponen yang ditanggung
oleh setiap lembaga pemasaran. Efisiensi pemasaran dianalisis berdasarkan
perhitungan biaya pemasaran, marjin pemasaran, marjin keuntungan dan bagian yang
diterima oleh petemak (farmer's share) dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan inti-plasma adalah
sistem kredit yang pengembaliannya diperhitungkan setelah panen dengan kebijakan
subsidi silang. Perusahaan inti berperan sebagai pengelola yang memberikan
bimbingan, menyediakan sarana produksi petemakan dan memasarkan hasil produksi.
Saluran pemasaran ayam broiler dari Poultry Shop "Jaya Broiler" ada tiga,
yaitu (1) petemak セ@
inti セ@
pedagang pengumpul Kuningan セ@
pemotong dan
-
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER P ADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSIJAWABARAT
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada Fakuitas Peternakl1Il
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Sulvadewi
D.03496033
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
DAFTARISI
Halaman
RINGKASAN
11
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
IV
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
VI
PRAKA T A .....................................................................................................
VlI
DAFTAR lSI ...................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
XI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
Xli
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
Latar Belakang .........................................................................................
1
Perumusan Masalah ... ...... ........ ....... ...... ... ...... ..... .... ... ......... ... ...... ... ... ... ...
3
Tujuan Penelitian .... ........ ... ... ....... ... ..... ... ...... ........ .... .... ..... ......... ... ...... ....
4
Kegunaan Penelitian ... ... ........... ... ..... ........ ....... .... ........ ..... ... ... ... ...... ... .....
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
5
Konsep Pemasaran .. ........ ... ........ ..... ...... ..... ......... ... .... ........... ... ... ...... .......
5
Fungsi Pemasaran ... ... ..... ........ ..... ..... ... ... ....... .... ... .... ... ... ..... ... .... ... ... .......
6
Lembaga dan Saluran Pemasaran .. ..... ... ... .... .... .... ... .... ........... ...... .... .......
6
Biaya dan Marjin Pemasaran ...................................................................
7
Efisiensi Pemasaran .................................................................................
8
Kemitraan Petemakan Ayam Broiler... ... ...... .... .... ... .... ........ ..... .... ... ........
9
METODE PENELITIAN .............................................................................
12
Populasi dan Sampel . ....................... ........ ... .... ........ ... ... ...........................
12
Desain Pene Ii tian .....................................................................................
12
Data dan Instrumentasi ................... .............. ...........................................
13
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
SULVADEWI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
2000
\\-"
....
\
IJ\ I¥cCM I{h \-elc ....,r.'\.,'"
\JM
, (r,,-/- セサイ@
'0\
RlNGKASAN
f·
Sulvadewi, D.03496033, 2000. Analisis Pemasaran Ayam Broiler Pada Kelompok
Peternak Plasma "Jaya Broiler" Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Petemakan, Fakultas Petemakan. Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Wiwiek Rindayati, MSi
Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pemasaran merupakan suatu hal untuk menilai berhasil atau tidaknya usaha
yang dijalankan. Tujuan akhir dari proses produksi adalah untuk dipasarkan atau
dij ual dengan harapan mendapat imbalan berupa penghasilan atau keuntungan yang
memadai. Kenyataannya harga yang diterima oleh petemak kecil masih jauh lebih
rendah dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk keIjasama inti-plasma,
saluran dan fungsi pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran ayam broiler di Kabupaten Kuningan.
Penelitian ini didesain sebagai suatu survei. Pengambilan sampel petemak
plasma dilakukan dengan multistage sampling method pada kelompok petemak
plasma binaan "Jaya Broiler". Sampel petemak plasma diambil di 8 kecamatan
terdekat dari kantor perusahaan inti, pada 8 kecamatan tersebut terdapat 51 orang
petemak yang melakukan penjualan ayam selama satu bulan (15 April - 15 Mei).
Dari 51 orang petemak tersebut diambil 30 orang petemak sebagai responden
berdasarkan tingkat mortalitas yang kurang dari 12 persen. Pengambilan sampel
untuk lembaga pemasaran dilakukan melalui pendekatan jalur komodoti. Sampel
untuk pedagang pengumpul dan RP A masing-masing sebanyak 2 orang, sampel
untuk pedagang pemotong (pengecer) dan pedagang pengecer diambil masing-masing
sebanyak 3 orang yang melakukan pembelian dan penjualan ayam broiler pada saat
penelitian.
Analisis data yang dilakukan meliputi bentuk kerjasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran dan efisiensi pemasaran. Bentuk
kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi pemasaran dianalisis secara
deskriptif Biaya pemasaran dihitung dari keseluruhan komponen yang ditanggung
oleh setiap lembaga pemasaran. Efisiensi pemasaran dianalisis berdasarkan
perhitungan biaya pemasaran, marjin pemasaran, marjin keuntungan dan bagian yang
diterima oleh petemak (farmer's share) dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan inti-plasma adalah
sistem kredit yang pengembaliannya diperhitungkan setelah panen dengan kebijakan
subsidi silang. Perusahaan inti berperan sebagai pengelola yang memberikan
bimbingan, menyediakan sarana produksi petemakan dan memasarkan hasil produksi.
Saluran pemasaran ayam broiler dari Poultry Shop "Jaya Broiler" ada tiga,
yaitu (1) petemak セ@
inti セ@
pedagang pengumpul Kuningan セ@
pemotong dan
-
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER P ADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSIJAWABARAT
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada Fakuitas Peternakl1Il
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Sulvadewi
D.03496033
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
DAFTARISI
Halaman
RINGKASAN
11
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
IV
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
VI
PRAKA T A .....................................................................................................
VlI
DAFTAR lSI ...................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
XI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
Xli
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
Latar Belakang .........................................................................................
1
Perumusan Masalah ... ...... ........ ....... ...... ... ...... ..... .... ... ......... ... ...... ... ... ... ...
3
Tujuan Penelitian .... ........ ... ... ....... ... ..... ... ...... ........ .... .... ..... ......... ... ...... ....
4
Kegunaan Penelitian ... ... ........... ... ..... ........ ....... .... ........ ..... ... ... ... ...... ... .....
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
5
Konsep Pemasaran .. ........ ... ........ ..... ...... ..... ......... ... .... ........... ... ... ...... .......
5
Fungsi Pemasaran ... ... ..... ........ ..... ..... ... ... ....... .... ... .... ... ... ..... ... .... ... ... .......
6
Lembaga dan Saluran Pemasaran .. ..... ... ... .... .... .... ... .... ........... ...... .... .......
6
Biaya dan Marjin Pemasaran ...................................................................
7
Efisiensi Pemasaran .................................................................................
8
Kemitraan Petemakan Ayam Broiler... ... ...... .... .... ... .... ........ ..... .... ... ........
9
METODE PENELITIAN .............................................................................
12
Populasi dan Sampel . ....................... ........ ... .... ........ ... ... ...........................
12
Desain Pene Ii tian .....................................................................................
12
Data dan Instrumentasi ................... .............. ...........................................
13
tersebut adalah pembatasan skala usaha budidaya ayam ras, yaitu maksimum 5.000
ekor 'mtuk ayam petelur dan 750 ekor per minggu untuk ayam broiler. Melalui
keputusan ini diharapkan petemakan ayam ras benar-benar dapat dikelola untuk
rakyat sehingga meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petemak keci!.
Temyata perkembangan petemakan ayam broiler tidak seperti yang
diharapkan sebagaimana yang tertuang pada Keppres No. 50 Tahun 1981 tersebut,
sehingga pemerintah harus mengeluarkan Keppres No. 22 Tahun 1990. Pembatasan
skala usaha seperti yang diatur pada Keppres No.50 Tahun 1981 tidak berlaku lagi
dan dalam keppres baru diatur pembagian skala usaha baru dan membagi petemakan
ayam ras menjadi dua ketegori yaitu petemakan rakyat dan perusahaan petemakan.
Namun dalam perkembangannya kebijakan tersebut tidak begitu banyak membantu
petemak kecil, sehingga pada tanggal 17 Juni 1996 pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/1996. Surat Keputusan ini
merupakan peraturan yang sangat ditunggu oleh petemak karena merupakan petunjuk
pelaksana dari keppres yang dibuat tahun 1990 tentang Pembinaan Usaha Petemakan
Ayam Ras. Surat Keputusan ini mengatur tentang berbagai macam kemitraan,
termasuk didalamnya pembentukkan tim koordinasi di pusat dan daerah yang dapat
memantau kemitraan secara objektif.
Kemitraan merupakan suatu kerjasama antara pengusaha sebagai inti dengan
petemak sebagai plasma dalam upaya pengelolaan usaha petemakan yang mengacu
pada terciptanya keseimbangan dan keselarasan antara pelaku kemitraan. Dengan
adanya pola kemitraan ini perusahaan petemakan ayam broiler yang melakukan
kemitraan hams menjamin mutu daging, harga dan pemasaran.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pemasaran
Menurut Mubyarto (1989) istilah pemasaran sarna dengan tataniaga yang
merupakan terjemahan dari marketing yaitu serangkaian kegiatan ekonomi yang
berfungsi menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Asosiasi
Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran sebagai pelaksanaan dari kegiatan
dunia usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen
(Musselman dan Jackson, 1990).
Stanton (1996) menyatakan pemasaran merupakan sistem total dari kegiatan
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan baik
kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bemilai dengan pihak
lain (Kotler, 1997).
Pemasaran harus berorientasi pada gugus pengertian aktifitas ekonomik dan
produktif. Pengertian pemasaran ditekankan pada suatu konsep sistem pertukaran
yang akan mengkoordinasikan antara apa yang diproduksi dengan apa yang diminta
konsumen. Tingkatan aktifitas ekonomik terse but akan dimulai dari proses produksi
selanjutnya secara berturut -turut proses pengumpulan, pengolahan dan penanganan,
pedagang besar dan pengecer, dan berakhir diproses konsumen. Pada setiap tingkatan
pengaliran barang tersebut akan memberi nilai tambah tersendiri (Napitupulu, 1989).
Fungsi Pemasaran
Fungsi
dan peranan pemasaran adalah
mengusahakan
agar pembeli
memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang
tepat, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada barang yang ditawarkan.
Pemasaran mempunyai empat fungsi utama yaitu fungsi pengangkutan, penyimpanan
dan pengolahan serta fungsi pembiayaan (Mubyarto, 1989).
Fungsi pemasaran yang sering dibahas menurut Napitupulu (1989) terdiri dari
fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, dimana masing-masing fungsi
terdiri dari beberapa sub fungsi. Fungsi pertukaran terdiri dari sub fungsi pembelian,
penjualan dan penetapan harga; fungsi fisik terdiri dari sub fungsi transportasi,
penyimpanan, grading dan standardisasi; dan fungsi fasilitas terdiri dari sub fungsi
pembiayaan dan penanggungan resiko, berita dan informasi pasar, pengembangan
pasar dan penelitian pasar.
Lembaga dan Saluran Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan pengaliran
barang dari produsen ke konsumen sehingga terselenggara kegunaan atau fungsi
pemasaran. Saluran pemasaran merupakan setiap rangkaian perusahaan atau orang
yang ikut serta dalam menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
(McCarthy dan Perreault, 1993).
6
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472 Tahun 1996 hanya mengatur
tentang kemitraan vertikal. Keputusan terse but menyatakan bahwa kemitraan vertikal
pada peternakan ayam broiler ada tiga bentuk yaitu perusahaan inti rakyat (PIR),
penghela dan pengelola. Perusahaan inti rakyat adalah perusahaan petemakan (inti)
berkewajiban menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen,
pengolahan, memasarkan hasil produksi petemakan dan melakukan usaha agribisllis.
Perusahaan pengelola adalah perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan,
bimbingan, menyediakan sarana produksi dan memasarkan hasil produksi dari
petemak tetapi tidak melakukan usaha agribisnis sendiri. Perusahaan penghela adalah
perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan bimbingan teknis, mengolah dan
memasarkan hasil produksi.
II
keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu
kelompok ataupun suatu daerah.
Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekLU1der. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden yang
mengunakan instrumen berupa daftar pertanyaan (kuesioner) dan disamping itu
dilakukan juga pengamatan secaJ'a langsung di lapangan untuk mendapatkan
infonnasi tambahan. Data primer meliputi bentuk keljasama inti dengan plasma,
harga jual ditingkat peternak, harga beli dan harga jual disetiap tingkatan lembaga
pemasaran, struktur biaya dan fungsi-fungsi pemasaran pada setiap tingkatan lembaga
pemasaran.
Data sekunder diperoleh dari Poultry Shop "Jaya Broiler", Dinas
Peternakan Daerah Tingkat II Kuningan dan kepustakaan yang relevan.
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kuningan, Propinsi J awa Barat.
Pengambilan data dilapangan dilakukan dari bulan April sampai pertengahan bulan
Mei Tahun 2000.
Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap data pnmer dan sekunder yang telah
terkumpul. Hal-hal yang dianalisis meliputi : bentuk keljasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran.
13
Analisis bentuk kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi-fungsi
lembaga pemasaran dilakukan secara deskriptif. Biaya pemasaran dihitung dari
keseluruhan komponen biaya yang ditanggung oleh masing-masing lembaga
pemasaran. Analisis marjin pemasaran dihitung berdasarkan selisih antara harga
penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkatan lembaga pemasaran dan
maljin keuntlmgan dihitung dari marjin pemasaran dikurangi biaya pemasaran pada
setiap tingkatan lembaga pemasaran . Sec3!'a sistematis masing-masing biaya tersebut
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Napitupulu, 1989) :
Mi
=
Hji - Hbi
Bi + Ki
Mi
atau
Ki = Mi - Bi
Maka besamya marjin pemasaran adalah :
n
MP
FS
=.L
1=1
=
Mi
H'
--.1£. x 100%
HE
Keterangan :
Mi =
Hji =
Hbi =
Bi =
Ki =
MP =
FS =
Hjp =
HE =
Majin pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Harga penjualan pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Harga pembelian pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Biaya pemasaran pada lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Marjin keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke-i (RP/kg)
Marjin pemasaran(Rp/kg)
Farmer's Share (persentase)
h。イァセ@
penjualan petemak (Rp/kg)
Harga eceraniharga beli konsumen (Rp/kg)
bilangan asli (1,2,3, ... ,11)
14
Efisiensi pemasaran dapat dinilai berdasarka.'1 pehitungan marjin pemasaran,
biaya pemasaran, mrujin keuntungan
、セョ@
farmer·s share atau market's share yang
diterima masing-masing lembaga pemasaran.
Definisi Istilah
Definisi istilah diberikan untuk menghindari kesalahan pengertian dan untuk
menyamakan persepsi istilah yang terdapat dalam teks. Istilah-istilah yang digunakan
antara lain adalah :
I. Petemakan ayam broiler adalah usaha petemakan yang diselenggarakan oleh
petemak plasma dengan produksi utamanya adalah ayam broiler.
2. Kemitraan adalah keljasama dibidang usaha budidaya ayam broiler antara
petemak kecil sebagai plasma dengan perusahaan di bidang petemakan ayam
broiler sebagai inti.
3. Petemak plasma adalah petemak kecil ayam broiler yang melakukan kerjasama
dengan perusahaan inti dalam budidaya ayam broiler. Petemak mendapatkan
kredit sapronak, pembinaan dan jaminan pemasaran hasil produksi dari inti.
4. Perusahaan inti adalah perusahaan di bidang petemakan yang menyediakan
sapronak bagi petemak plasma, melakukan pembinaan dan menjamin pemasaran
hasil produksi petemak plasma.
5. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang kegiatannya membeli ayam hidup
dari petemak plasma dalam skala besar dan menjualnya pada pedagang pemotong
dan pengecer.
IS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan sebagian besar merupakan daerah
pegunungan yang terletak dibagian Timur Jawa Barat. Daerah ini berada diantara
108,20°-108° Bujur Timur dan 6,45°-7,13° Lintang Selatan. Batas-batas administratif
Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan adalah sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Daerah Tingkat II Cirebon, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Daerah Tingkat II Majalengka, sebelah Selatan be:batasan dengan Kabupate:1 Daerah
Tingkat II Ciamis dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Daerah Tingkat II
Brebes.
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan terdiri
atas permukaan tanah yang relatif datar dengan variasi berbukit-bukit terutama daerah
Kuningan bagian Barat dan Selatan dengan ketinggian berkisar 700 meter di atas
permukaan laut, sedangkan Kuningan bagian Timur dan Utara memiliki tanah yang
semakin rata dengan ketinggian antara 120 meter sampai 222 meter di atas
permukaan laut.
Keadaan klimatologi dan hidrologi Kabupaten Daerah Tingkat II Kuningan
beriklim tropis dan angin musim dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C
sampai dengan 22° C serta curah hujan menunjukkan angka rata-rata 2.000 mm
sampai dengan 4.000 mm per tahun di bagian Utara dan Timur.
silang. Subsidi pada peternak diberikan pada saat biaya produksi lebih besar dari
harga jual di pasaran dan sebaliknya jika harga jual pasar jauh lebih tinggi dari biaya '
produksi maka inti mengambil keuntungan dari penjualan ayam terse but dengan
catatan peternak tetap
mendapat keuntungan.
Besarnya subsidi
ditentukan
sepenulmya oleh inti dengan memperhitungkan harga pasar dan biaya produksi untuk
bibit, pakan, obat, vitamin dan vaksin.
Kerjasama dalam kemitraan ini juga menerapkan kebijakan menahan sebagian
penerimaan oleh inti pada saat peternak plasma memperoleh keuntungan yang relatif
besar. Hal ini
bertujuan ketika teJj adi kerugian peternak masih dapat membayar
kerugian dan apabila kondisi selalu menguntungkan maka peternak plasma dapat
memupuk modalnya pada inti. Besarnya penerimaan yang ditahan ditetapkan inti
sesuai dengan persetujuan peternak plasma.
Pola keJjasarna antara inti dan peternak plasma teJjalin atas dasar saling
percaya. Peternak yang ingin menjalin hubungan kemitraan dengan inti harus
memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya yaitu (I) memiliki kandang dan
perJengkapan, (2) memberi uang jaminan yang besarnya tergantung dari skala usaha,
pada saat penelitian pemberian uang jaminan sebesar tiga juta rupiah untuk setiap
1.000 ekor DOC. Pembayaran uang jaminan ini dapat diangsur sesuai kesepakatan
inti dengart pihak plasma.
F asilitas yang diberikan inti pada peternak adalah kredit berupa sapronak
(sarana produksi peternakan) dan jaminan pemasaran. Dalam hubungan ini inti
mempunyai hak sepenuhnya dalam penjualan ayam, sehingga inti mendapat jaminan
atas pengembalian kredit yang diberikan pada peternak. Disamping fasilitas tersebut
22
,
dengan ayam secara fisik, namun inti memiliki hak atas penjualan dan penetapan
harga ayam dari petemak.
Pedagang pengumpul dan RPA memperoleh D.O dari inti untuk mengambil
ayam ke petemak sebanyak yang tertera pada D.O. Pasar di tingkat inti adalah kantor
inti (Poultry Shop), penetapan harga jual berdasarkan harga pasar dan pembayaran
dilakukan tergantung kesepakatan dengan pihak inti. Harga ayam dari inti ke
pedagang pengumpul dan RPA pada saat penelitian rata-rata Rp 5.200,00 per kg dan
pembayaran umumnya dilakukan secara tunai pada saat D.O diberikan oleh inti.
Pasar di tingkat pengumpul adalah pemotong yang sebagian besar juga
berperan sebagai pengecer. Pengumpul mendistribusikan ayam kepada pemotong di
lokasi pemotongan dan pembayaran dilakukan tergantung pada kesepakatan. Dari
pedagang pemotong (pengecer) ayam diproses (dipotong, dibersihkan dari bulu dan
jeroan) untuk selanjutnya dijual sendiri di tempat pemasaran.
Sistem penjualan yang dilakukan RP A adalah menjualan ayam pada pengecer
dengan perhitungan berdasarkan bobot hidup untuk selanjutnya diproses (dipotong,
dibersihkan dari bulu dan jeroan) kemudian diantarkan ke pedagang pengecer dalam
bentuk daging ayam utuh dan pembayaran dilakukan sore hari setelah ayam dijual di
pasar. Pedagang pengecer umumnya menempati kios-kios pada masing-masing pasar
dan ada juga pedagang yang memanfaatkan kaki lima sebagai tempat pemasaran.
Fungsi Fisik
Fungsi fisik terdiri dari sub fungsi pangangkutan, penyimpanan, pengolahan,
standardisasi dan grading. Sub fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh pengumpul
Bentuk ayam potong yang biasa ditemukan di pasar adalah bentuk karkas
yang sudah bersih dari bulu dan jeroan, hati rempeia, usus serta kepala dan kaki dijual
terpisah. Daging ayam dijual dalam satuan kg dan dipotong sesuai dengan keinginan
konsumen.
Masing-masing lembaga pemasaran tidak melakukan standardisasi dalam
pembelian dan penjualan ayam. Standardisasi yang mengacu pada nilai-nilai higienis
belu11l benar-benar diperhatikan. Hal ini terlihat dalam processing di te11lpat
pemotongan atau penyajian daging pada saat dipasarkan kurang 11le11lperhatikan nilainilai higienis.
Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas terdiri dari sub fungsi pe11lbiayaan, penanggungan resiko, dan
informasi pasar. Sub fungsi pembiayaan 11lerupakan suatu hal yang tidak bisa
dipisahkan dala11l aktivitas pe11lasaran, karena setiap aktivitas pelaksanaan pasar
memerlukan biaya. Biaya pemasaran ditanggung oleh 11lasing-masing le11lbaga
pemasaran. Biaya-biaya yang ditanggung oleh masing-masing le11lbaga pemasaran
akan dibahas lebih Ianjut dalam sub bab Analisis Biaya dan Mmj in Pemasaran.
Resiko yang ditanggung oleh pengumpul dan RP A adalah resiko kematian
aya11l sela11la perjalanan, karena situasi dan kondisi jalan serta suhu yang panas
sehingga membuat ayam stres dan mati. Infor11lasi pasar yang dimanfaatkan oleh
le11lbaga pemasaran
bersumber dari jalur infor11lasi yang tidak formal yaitu dari
sesama le11lbaga pemasaran. Peran PINSAR (Pusat Informasi Pasar) belum begitu
dimanfaatkan karena sebagian dari mereka tidak 11lengetahui keberadaan PINSAR,
disamping itu PINSAR terla11lbat dalam memberikan infonnasi.
32
AnaIisis Biaya dan Marjin Pemasaran
Pedagang Pengumpul
Biaya pemasaran yang ditanggung pengumpul adalah Rp 267,64 per kg. Biaya
untuk resiko kematian (58,29%) dan penyimpanan (16,07%) mempakan biaya
terbesar yang dikeluarkan oleh pengumpul disamping biaya untuk pengangkutan dan
tenaga kelja. Besamya biaya resiko kematian karena teljadinya kematian ayam pada
sa at pengangkutan sebesar 3 samp ai 5 p ersen yang disebabkan ayam ada yang sakit
sa at dipanen, ayam stres saat peljalanan, serta kondisi peljalanan dan cuaca yang
panas.
Tabel4. Rataan Biaya, Maljin Pemasaran dan Maljin Keuntungan
Pedagang Pengumpul Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rp/bln
Rp/kg
A. Nilai Penjualan
116.000.000,00
5.800,00
B. Nilai Pembelian
104.000.000,00
5.200,00
400.000,00
20,00
7,47
52083,33
2,60
0,97
c. Perawatan kendaraan
400.000,00
20,00
7,47
d. Tenaga kerja
450.000,00
22,50
8,41
3.120.000,00
156,00
58,29
35.000,00
1,79
0,67
g. Penyimpanan
860.000,00
43,00
16,07
h. Biaya lain-lain
35.000,00
1,75
0,65
5.352083,33
267,64
100,00
D. MaJjin Pemasaran
12.000.000,00
600,00
E. Marjin Keuntungan
6.647.916,67
332,36
%TBP
C. Biaya-biaya
a. Pengangkutan
b. Pajak kendaraan
e. Resiko kematian
f. Keranjang
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 6, II %
Penjualan Ayam Hidup 20.000 kglbln
%TBP (persentase dari Total Biaya Pemasaran)
33
Tabel
4
memperlihatkan
besarnya
maljin
pemasaran
yang
diperoleh
pengnmpul yaitu Rp 600,00 per kg dengan tingkat keuntungan 6,11 persen. Tingkat
keuntungan ini relatif besar jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito
bank pemerilltah (BRI) saat itu yaitu sebesar 1,04 persen per bulan (12,5% per tahun).
Rumah Potong Ayam (RPA)
Biaya terbesar yang di keluarkan oleh RPA adalah biaya untuk tenaga kelja
dan resiko kematian (Tabel 5). Biaya tenaga kelja yang dimaksud adalah biaya untuk
gaji sopir, penangkapan ayam dan pemotongall ayam. Besamya biaya resiko
kematian karena tetjadillya kematian ayam pada saat pengallgkutan yang disebabkan
(
oieh ayam ada yang sakit sa at dip an en, ayam stres saat peljaianan, selta kondisi
petjalanan dan cuaca yang panas.
Matjin keuntungan yang diperoleh RPA relatif besar seperti terlihat pada
Tabel 5 (Rp 56J,82/kg). Tingginya matjin keuntungan terlihat dari besarnya matjin
pemasaran yang diperoleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan relatif keci!.
Tingkat keuntungan yang diperoleh RPA (10,33%) lebih besar dati tingkat suku
bunga deposito bank (1,04% per bulan) saat itu.
34
Tabel5. Rataan Biaya, MaIjin Pemasaran dan MaIjin Keuntungan
RPA Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rplbln
Rp/kg
%TBP
A. Nilai Penjualan
54.000.000,00
6.000,00
B. Nilai Pembelian
46.800.000,00
5.200,00
a. Pemotongan
156.500,00
17,39
7,30
b. Tenaga kerja
1.050.000,00
116,67
48,98
180.000,00
20,00
8,40
22.900,00
2,54
1,07
150.000,00
16,67
7,00
19.150,00
2,13
0,89
540.000,00
60,00
25,19
25.000,00
2,78
1,17
2.143.550,00
238,18
100,00
D. Marjin Pemasaran
7.200.000,00
800,00
E. Marjin Keuntungan
5.056.450,00
561,82
C. Biaya-biaya
c. Pengangklltan
d. Pajak kendaraan
e.
Perawatan kendaraan
f. Keranjang
g. Resiko kematiall
h. Biaya lain-lain
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 10,33%
Penjualan Ayam Hidup 9.000 kglbln
%TBP (Persentase dari Total Biaya Pemasaran)
Pedagang Pemotong dan Pengecer
MaIjin pemasaran yang diperoleh pedagang pemotong dan pengecer cukup
besar yaitu Rp 1.335,lO/kg. Hal ini juga terlihat dari tingkat keuntungan yang
diperoleh (17,89%) lebih besar dad tingkat suku bunga deposito di bank (BRl) saat
itu. Besamya maIjin keuntungan yang diperoleh pedagang pemotong dan pengecer
karena selisih yang cukup besar antara total peneIimaan dengan total pengeluaran
sedangkan biaya
ー・ュ。ウセイョ@
yang dikeluarkan relatif kecil. Biaya-biaya yang
ditanggung pedagang pemotong dan pengecer dapat dilihat pada Tabel 6.
35
Tabel 6. Rataan Biaya, Matjin Perna saran dan M3Ijin Keuntungan Pedagang
Pemotong dan Pengecer Ayarn Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
%TBP
Rp/bln
Rp/kg
A. Nilai Penjualan
17.124.240,00
7.\35,10
B. Nilai Pembelian
13.920.000,00
5800.00
a. Pemotongan
44000,00
18,33
7,26
b. Tenaga kerja
240.000,00
100,00
39,59
c. Pengangkutan
70.000,00
29,63
11,85
d. Pajak k,ndaraan
12.500,00
5,25
2,08
e. Perawatan kendaraan
93.333,33
40,64
16,09
f. Penyimpanan
31.666,67
16,39
6,39
g. Plastik pembungkus
60.000,00
25,00
9,90
h. Sewa kios
27.000,00
10,48
4,28
i. Biaya lain-lain
15000,00
6,48
2,56
593500,00
252,54
100,00
D. Matjin Pemasaran
3.204.240,00
1.335, I 0
E. Marjin Keuntungan
2.610.740,00
1082,56
C Biaya-biaya
Total Biaya Pemasaran
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan 17,89%
Penjualan Ayam Hidup 2.400 kglbln
%TBP (Persentase dari Total Biaya Pemasaran)
Pedagang Pengecer
Besamya biaya dan malJlI1 pemasaran yang diperoleh pedagang pengecer
sepelti terlihat pada Tabel 7. Maljin perna saran yang diperoleh pedagang pengecer
cukup besar (Rp \.135, 10/kg) dengan tingkat keuntungan 16,05 persen. Hal ini teljadi
karen a kecilnya biaya perna saran (Rp 149,54/kg) yang ditanggung oleh pedagang
pengecer.
36
Tabel 7. Rataan Biaya, MaIjin Pemasaran dan MaIjin Keuntungan
Pedagang Ft:ngecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Rataan Biaya
Uraian
Rp/bln
Rp/kg
%TBP
A. Nilai Penjualan
8.562.120,00
7.135,10
B. Nilai Pernbelian
7.200.000,00
6.000,00
32.500,00
27,17
18,17
b. Plastik pembungkus
37.500,00
31,53
21,09
c. Pengangkutan
70.000,00
59,72
39,94
d. Sewa kiDS
21.666,67
18,06
12,07
e. Biaya lain-lain
15.000,00
13,02
8,73
176.666,67
149,54
100,00
D. Marjin Pernasaran
1.362.120,00
1.135,10
E. Marjill Keuntungall
1.185.453,33
985,56
C. Biaya-biaya
3.
Penyimpanan
Total Biaya Pemasaran
Keterangan: Persentase Tingkat Keuntungan 16,05%
Penjualan Ayarn Hidup 1.200 kglbltl
%TBP (persentase dari Total Biaya Pernasaran)
Analisis Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran teIjadi jika lembaga pemasaran mampu menyampaikan
hasil-hasil dati produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya
dan
mampu mengadakan pembagian yang adil dati keselumhan harga yang dibayar
konsumen akhir pada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan
pemasaran produk tersebut (Mubyarto,1989). Efisiensi pemasaran dapat dilihat dari
besamya biaya pemasaran, maIjin keuntungan, farmer's share dan market's share
yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran.
37
Lampiran 4. Biaya, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Pedagang
Pemotong dan Pengecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Uraian
P. Pemotong & Pengecer I
Rplbln
. Rp/kg
15.660.000,00
5.800,00
Besar Biaya
P. Pemotong & Pengecer II
Rplbln
Rplkg
10.440.000,00
5.800,00
P Pemotong & Pengecer III
Rplbln
Rpikg
15.660.000,00
5.800,00
A. Nilai Pembelian
B. Biaya-biaya
19,26
a. Pemotongan
52.000,00
50.000,00
18,52
16,67
30.000,00
b. Tenaga kerja
270.000,00
100,00
100,00
100,00
270.000,00
180.000,00
c. Pengangkutan
60.000,00
90.000,00
33,33
33,33
60.000,00
22,22
5,56
d. Pajak kendaraan
15.000,00
12.500,00
4,63
5,56
10.000,00
80.000,00
55,56
100.000,00
29,63
e. Prwt kendaraan
100.000,00
37,04
41,61
75.000,00
f Penyimpanan
7,41
20.000,00
75.000,00
27,28
g. Plastik
60.000,00
25,00
45.000,00
25,00
33.000,00
15.000,00
12,22
h. Sewa kios
8,33
12,22
33.000,00
15.000,00
15.000,00
5,56
8,33
i. Biaya lain-lain
5,56
15.000,00
600.000,00
530.000,00
222,23
294,45
Total Biaya Pemasaran
240,94
65.0500,00
C. Nilai Penjualan
a. Hati dan rempela
1.606.770,00
595,10
1071.180,00
595,10
1.606.770,00
595,10
b. Daging ayam
15.012.000,00
5.560,00
10.008.000,00
5.560,00
15.012.000,00
5.560,00
c. Usus
604.800,00
224,00
403.200,00
224,00
604.800,00
224,00
d. Kepala dan kaki
2.041.200,00
756,00
1.360.800,00
756,00
2.041.200,00
756,00
Total Penjualan
19.264.770,00
7.135,10
12.843.180,00
7.135,10
19.264.770,00
7.135,10
D. Marjin Pemasaran
3.604.770,00
1.335,10
2.403.180,00
1.335,10
3.604.770,00
1.335,10
3.004.770,00
1.112,87
1.873.180,00
1.040,65
2.964.270,00
1.094,16
E. Marjin Keuntungan
Keterangan: Persentase Tingkat Keuntungan P.Pemotong dan Pengecer I, II & III: 18,48%, 17,08% & 18,11%
Penjualan Ayam Hidup P. Pemotong dan Pengecer I, II& III: 27.000 kglbln, 18.000 kg.bln & 27.000 kglbln
!
I
I
.\0>
0'
Lampiran 5. Biaya, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Pedagang
Pengecer Ayam Broiler di Kabupaten Kuningan
Uraian
P. Pengecer 1_ .._
Rp/bln_
. Rp/kg
9.000.000,00
6.000,00
Besar Biaya
P. Pengecer II
Rp!bln
Rp/kg
5.400.000,90 .. 6.000,00
P. Pengecer III
Rp!bln _ _ RQ/l(g
7.200.000,00
6.000,00
A. Nilai Pembelian
B. Biaya-biaya
a. Penyimpanan
40.000,00
25.000,00
27,78
32.500,00
26,66
30.000,00
37.500,00
30,00
b. Plastik
45.000,00
33,33
60.000,00
75.000,00
50,00
66,67
75.000,00
c. Pengangkutan
15.000,00
25.000,00
25.000,00
16,67
16,67
h. Sewa kios
15.000,00
15.000,00
15.000,00
i. Biaya lain-lain
10,00
16,67
185.000,00
145.000,00
200.000,00
133,33
161,12
Total Biaya Pemasaran
C. Nilai Penjualan
a. Hati dan rempela
892.650,00
595,10
535.590,00
595,10
714.120,00
b. Daging ayam
8.340.000,00
5.560,00
5.004.000,00
5.560,00
6.672.000,00
c. Usus
336.000,00
224,00
201.600,00
224,00
268.800,00
d. Kepala dan kaki
1.134.000,00
756,00
680.400,00
756,00
907.200,00
Total Penjualan
10.702.650,00
7.135,10
6.421.590,00
7.135,10
8.562.120,00
D. MarjinPemasaran
1.702.650,00
1.135,10
1.021.590,00
1.135,10
1.362.120,00
E. Marjin Keuntlmgan
1.502.650,00
1.001,77
876.590,00
973,98
1.177.120,00
Keterangan : Persentase Tingkat Keuntungan P. Pengecer I, II & Ill: 16,33 %, 15,89% & 15,94%
Penjualan Ayam Hidup P. Pengecer I, II& Ill: 1.500 kg!bln, 900 kg. bin & 1.200 kg!bln
.,.
\0
27,08
31,25
62.50
20,83
18,08
154,16
595,10
5.560,00
224,00
756,00
WNQセUL@
10
1.135,10
980,94
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER PADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
SULVADEWI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
2000
\\-"
....
\
IJ\ I¥cCM I{h \-elc ....,r.'\.,'"
\JM
, (r,,-/- セサイ@
'0\
RlNGKASAN
f·
Sulvadewi, D.03496033, 2000. Analisis Pemasaran Ayam Broiler Pada Kelompok
Peternak Plasma "Jaya Broiler" Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Petemakan, Fakultas Petemakan. Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Wiwiek Rindayati, MSi
Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pemasaran merupakan suatu hal untuk menilai berhasil atau tidaknya usaha
yang dijalankan. Tujuan akhir dari proses produksi adalah untuk dipasarkan atau
dij ual dengan harapan mendapat imbalan berupa penghasilan atau keuntungan yang
memadai. Kenyataannya harga yang diterima oleh petemak kecil masih jauh lebih
rendah dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk keIjasama inti-plasma,
saluran dan fungsi pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, marjin pemasaran dan
efisiensi pemasaran ayam broiler di Kabupaten Kuningan.
Penelitian ini didesain sebagai suatu survei. Pengambilan sampel petemak
plasma dilakukan dengan multistage sampling method pada kelompok petemak
plasma binaan "Jaya Broiler". Sampel petemak plasma diambil di 8 kecamatan
terdekat dari kantor perusahaan inti, pada 8 kecamatan tersebut terdapat 51 orang
petemak yang melakukan penjualan ayam selama satu bulan (15 April - 15 Mei).
Dari 51 orang petemak tersebut diambil 30 orang petemak sebagai responden
berdasarkan tingkat mortalitas yang kurang dari 12 persen. Pengambilan sampel
untuk lembaga pemasaran dilakukan melalui pendekatan jalur komodoti. Sampel
untuk pedagang pengumpul dan RP A masing-masing sebanyak 2 orang, sampel
untuk pedagang pemotong (pengecer) dan pedagang pengecer diambil masing-masing
sebanyak 3 orang yang melakukan pembelian dan penjualan ayam broiler pada saat
penelitian.
Analisis data yang dilakukan meliputi bentuk kerjasama inti-plasma, saluran
pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran dan efisiensi pemasaran. Bentuk
kerjasama inti-plasma, saluran pemasaran dan fungsi pemasaran dianalisis secara
deskriptif Biaya pemasaran dihitung dari keseluruhan komponen yang ditanggung
oleh setiap lembaga pemasaran. Efisiensi pemasaran dianalisis berdasarkan
perhitungan biaya pemasaran, marjin pemasaran, marjin keuntungan dan bagian yang
diterima oleh petemak (farmer's share) dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan inti-plasma adalah
sistem kredit yang pengembaliannya diperhitungkan setelah panen dengan kebijakan
subsidi silang. Perusahaan inti berperan sebagai pengelola yang memberikan
bimbingan, menyediakan sarana produksi petemakan dan memasarkan hasil produksi.
Saluran pemasaran ayam broiler dari Poultry Shop "Jaya Broiler" ada tiga,
yaitu (1) petemak セ@
inti セ@
pedagang pengumpul Kuningan セ@
pemotong dan
-
ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER P ADA
KELOMPOK PETERNAK PLASMA "JAYA BROILER"
KABUPATEN KUNINGAN PROPINSIJAWABARAT
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada Fakuitas Peternakl1Il
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Sulvadewi
D.03496033
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTASPETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
DAFTARISI
Halaman
RINGKASAN
11
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
IV
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
VI
PRAKA T A .....................................................................................................
VlI
DAFTAR lSI ...................................................................................................
IX
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
XI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
Xli
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
Latar Belakang .........................................................................................
1
Perumusan Masalah ... ...... ........ ....... ...... ... ...... ..... .... ... ......... ... ...... ... ... ... ...
3
Tujuan Penelitian .... ........ ... ... ....... ... ..... ... ...... ........ .... .... ..... ......... ... ...... ....
4
Kegunaan Penelitian ... ... ........... ... ..... ........ ....... .... ........ ..... ... ... ... ...... ... .....
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
5
Konsep Pemasaran .. ........ ... ........ ..... ...... ..... ......... ... .... ........... ... ... ...... .......
5
Fungsi Pemasaran ... ... ..... ........ ..... ..... ... ... ....... .... ... .... ... ... ..... ... .... ... ... .......
6
Lembaga dan Saluran Pemasaran .. ..... ... ... .... .... .... ... .... ........... ...... .... .......
6
Biaya dan Marjin Pemasaran ...................................................................
7
Efisiensi Pemasaran .................................................................................
8
Kemitraan Petemakan Ayam Broiler... ... ...... .... .... ... .... ........ ..... .... ... ........
9
METODE PENELITIAN .............................................................................
12
Populasi dan Sampel . ....................... ........ ... .... ........ ... ... ...........................
12
Desain Pene Ii tian .....................................................................................
12
Data dan Instrumentasi ................... .............. ...........................................
13