Kesesuaian Instar Larva Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera : Noctuidae) sebagai Inang Parasitoid Larva Snellenius (=Microplitis) manilae Ashmead (Hymenooptera: Braconidae)
KESESUAIAN INSTAR LARVA Spodoptera litura Fabricius
(LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) SEBAGAI INANG PARASlTOlD
LARVA Snellenius (=Microplitis) manilae Ash mead
(HYMENOPTERA: BRACONIDAE)
Oleh
DWI KURNlAWATl
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
snka~~kah
Kalfli telah laya~vkan~rftf&tnndadcmtu
Dm11
~zal~li
telah hihngkatl darpadamu hebatzrrlu
Y a y ~~le~rrheratka~lyungglirglnu
Dalr Katili tirr~gika~
baai~itusebutarlnlri
Knlala ses~tnggi~hlya
sesudah kendita~itu ada ker~tudaha~l
srsrcnggnhnya seesudah kesulitan itu ada ketitudahan
aka ayahila katitu teIah seIesai ,kerjakanlah sarrgguh-sungg~lhy a y lain
Dall halya kepada ~uharilahhendakrlya ba11lu beyharay
(@ ~
h t ~n a y r a h )
Itatfir sayak kdiyart ~ b u ,~ e l f l h ~e e f l i k llgkang
a
saged K e y ~ ~ i t ~tiir~kcri,
ra
Matur Nuwurr sedaya Dorar BnlltlLafl 1g~i~ e r h a t t i ~ i ~ p ~ ~ ~
/
Ian Huri Mntl!?' Nliwllll Do'a la11 ~cr11atifi11~
~ b a 'ti",
k ~a ~ o d i Nunlg
RINGKASAN
DWI KURNIAWATI.
(Lepidoptera:
Kesesuaian lnstar Larva Spodoptera litura Fabricius
Noctuidae) sebagai
lnang
Parasitoid
Larva
Snellenius
(=Microplitis) manilae Ashmead (Hymenoptera: Braconidae) (Di bawah
bimbingan ENDANG SRI RATNA dan DEW1 SARTIAMI).
Larva ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu inang endoparasitoid larva Snellenius (=Microplitis) manilae.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu kesesuaian inang untuk peletakan telur parasitoid, kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid dan pemilihan inang oleh parasitoid. Pengamatan kesesuaian inang untuk peletakan telur dilakukan dengan memaparkan
larva pada parasitoid di dalarn ku'rungan plastik kecil. Di dalam setiap kurungan tersebut terdapat 30 laiba inang dari instar yang saka yang ditempatkan pada satu pucuk tanaman kedelai dan sepasang imago parasitoid berumur empat hari. Pemaparan parasitoid dilakukan mulai dari jam 08.00
-
10.00 wib. Larva S. litura kemudian dibedah, segera setelah pemaparan selesai. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi dan tingkat superparasitisme
yang terjadi pada masing-masing instar.
Pengamatan kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas, sampai pada tahap pemaparan parasitoid. ~elanjutnyalarva dipelihara dalam kotak pemeliharaan
dan ditunggu sampai terbentuk pupa dan muncul sebagai imago. Selanjutnya dihitung tingkat keberhasilan terbentuknya pupa dan tingkat keberhasilan
munculnya imago.
II
Pengarnatan pernilihan inang dilakukan dengan memaparkan 150
larva S. litura masing-masing 30 larva dari instar I, 11. 11, IV dan V pada
sepasang imago parasitoid di dalarn kurungan plastik besar.
Larva dari
masing-masing instar yang berbeda diletakkan pada setiap pucuk tanaman
kedelai yang berbeda. Peletakan pucuk-pucuk tanarnan kedelai tersebut dalam kurungan dilakukan secara acak. Pernaparan dilakukan selarna dua jam
dari 08.00-10.00 wib. Segera setelah pernaparan selesai, larva-larva tersebut
dibedah. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi yang terjadi pada rnasingrnasing instar larva.
Larva S. litura yang paling sesuai untuk peletakan telur ialah larva instar Ill dengan tingkat parasitisasi rata-rata sebesar 56%. Ukuran tubuh inang
larva instar Ill mernudahkan parasitoid rneletakkan telurnya karena reaksi fisik
yang diberikan oleh inang lebih kecil dibandingkan pada instar IV dan V.
I1 lebih besar daripada instar I, sehingga inang
Ukuran tubuh instar II dan 1
tersebut lebih rnudah ditemukan oleh parasitoid.
Larva S. lifura yang paling sesuai untuk kelangsungan hidup parasitoid
adalah larva instar 11, meskipun peletakan telur tertinggi terjadi pada larva instar Ill. Kelangsungan hidup parasitoid ditandai dengan keberhasilan perkernbangan telur menjadi imago sebesar 15%. Keadaan kritis relatif mernpengaruhi perkernbangan larva dibandingkan perkembangan pupa parasitoid,
rnengingat persentase keberhasilan pernbentukan pupa relatif jauh lebih kecil
(19%) dibandingkan dengan pernunculan imago (81YO). Hal ini diperkirakan
oleh adanya superparasitisrne, sebagai contohnya persentase superparasitisrne pada larva instar II yang lebih kecil daripada larva instar Ill, sehingga
...
111
kemampuan larva parasitoid untuk bertahan lebih baik terjadi pada larva instar II dibandingkan larva instar 111.
Imago betina parasitoid lebih rnemilih inang larva instar Ill. Persentase
parasitisasi yang terjadi pada larva instar Ill sebesar 41,67%. Perilaku parasitoid dalam pemilihan inang 'kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran inang,
kemampuan parasitoid bertahan melawan pertahanan inang, serta ketersediaan makanan untuk menyelesaikan fase perkembangan parasitoid itu
sendiri.
KESESUAIAN INSTAR LARVA Spodoptera litura Fabricius
(LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) SEBAGAI INANG PARASlTOlD
LARVA Snellenius (=Microplitis) manilae Ash mead
(HYMENOPTERA: BRACONIDAE)
Oleh
DWI KURNlAWATl
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
snka~~kah
Kalfli telah laya~vkan~rftf&tnndadcmtu
Dm11
~zal~li
telah hihngkatl darpadamu hebatzrrlu
Y a y ~~le~rrheratka~lyungglirglnu
Dalr Katili tirr~gika~
baai~itusebutarlnlri
Knlala ses~tnggi~hlya
sesudah kendita~itu ada ker~tudaha~l
srsrcnggnhnya seesudah kesulitan itu ada ketitudahan
aka ayahila katitu teIah seIesai ,kerjakanlah sarrgguh-sungg~lhy a y lain
Dall halya kepada ~uharilahhendakrlya ba11lu beyharay
(@ ~
h t ~n a y r a h )
Itatfir sayak kdiyart ~ b u ,~ e l f l h ~e e f l i k llgkang
a
saged K e y ~ ~ i t ~tiir~kcri,
ra
Matur Nuwurr sedaya Dorar BnlltlLafl 1g~i~ e r h a t t i ~ i ~ p ~ ~ ~
/
Ian Huri Mntl!?' Nliwllll Do'a la11 ~cr11atifi11~
~ b a 'ti",
k ~a ~ o d i Nunlg
RINGKASAN
DWI KURNIAWATI.
(Lepidoptera:
Kesesuaian lnstar Larva Spodoptera litura Fabricius
Noctuidae) sebagai
lnang
Parasitoid
Larva
Snellenius
(=Microplitis) manilae Ashmead (Hymenoptera: Braconidae) (Di bawah
bimbingan ENDANG SRI RATNA dan DEW1 SARTIAMI).
Larva ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu inang endoparasitoid larva Snellenius (=Microplitis) manilae.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu kesesuaian inang untuk peletakan telur parasitoid, kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid dan pemilihan inang oleh parasitoid. Pengamatan kesesuaian inang untuk peletakan telur dilakukan dengan memaparkan
larva pada parasitoid di dalarn ku'rungan plastik kecil. Di dalam setiap kurungan tersebut terdapat 30 laiba inang dari instar yang saka yang ditempatkan pada satu pucuk tanaman kedelai dan sepasang imago parasitoid berumur empat hari. Pemaparan parasitoid dilakukan mulai dari jam 08.00
-
10.00 wib. Larva S. litura kemudian dibedah, segera setelah pemaparan selesai. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi dan tingkat superparasitisme
yang terjadi pada masing-masing instar.
Pengamatan kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas, sampai pada tahap pemaparan parasitoid. ~elanjutnyalarva dipelihara dalam kotak pemeliharaan
dan ditunggu sampai terbentuk pupa dan muncul sebagai imago. Selanjutnya dihitung tingkat keberhasilan terbentuknya pupa dan tingkat keberhasilan
munculnya imago.
II
Pengarnatan pernilihan inang dilakukan dengan memaparkan 150
larva S. litura masing-masing 30 larva dari instar I, 11. 11, IV dan V pada
sepasang imago parasitoid di dalarn kurungan plastik besar.
Larva dari
masing-masing instar yang berbeda diletakkan pada setiap pucuk tanaman
kedelai yang berbeda. Peletakan pucuk-pucuk tanarnan kedelai tersebut dalam kurungan dilakukan secara acak. Pernaparan dilakukan selarna dua jam
dari 08.00-10.00 wib. Segera setelah pernaparan selesai, larva-larva tersebut
dibedah. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi yang terjadi pada rnasingrnasing instar larva.
Larva S. litura yang paling sesuai untuk peletakan telur ialah larva instar Ill dengan tingkat parasitisasi rata-rata sebesar 56%. Ukuran tubuh inang
larva instar Ill mernudahkan parasitoid rneletakkan telurnya karena reaksi fisik
yang diberikan oleh inang lebih kecil dibandingkan pada instar IV dan V.
I1 lebih besar daripada instar I, sehingga inang
Ukuran tubuh instar II dan 1
tersebut lebih rnudah ditemukan oleh parasitoid.
Larva S. lifura yang paling sesuai untuk kelangsungan hidup parasitoid
adalah larva instar 11, meskipun peletakan telur tertinggi terjadi pada larva instar Ill. Kelangsungan hidup parasitoid ditandai dengan keberhasilan perkernbangan telur menjadi imago sebesar 15%. Keadaan kritis relatif mernpengaruhi perkernbangan larva dibandingkan perkembangan pupa parasitoid,
rnengingat persentase keberhasilan pernbentukan pupa relatif jauh lebih kecil
(19%) dibandingkan dengan pernunculan imago (81YO). Hal ini diperkirakan
oleh adanya superparasitisrne, sebagai contohnya persentase superparasitisrne pada larva instar II yang lebih kecil daripada larva instar Ill, sehingga
...
111
kemampuan larva parasitoid untuk bertahan lebih baik terjadi pada larva instar II dibandingkan larva instar 111.
Imago betina parasitoid lebih rnemilih inang larva instar Ill. Persentase
parasitisasi yang terjadi pada larva instar Ill sebesar 41,67%. Perilaku parasitoid dalam pemilihan inang 'kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran inang,
kemampuan parasitoid bertahan melawan pertahanan inang, serta ketersediaan makanan untuk menyelesaikan fase perkembangan parasitoid itu
sendiri.
(LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) SEBAGAI INANG PARASlTOlD
LARVA Snellenius (=Microplitis) manilae Ash mead
(HYMENOPTERA: BRACONIDAE)
Oleh
DWI KURNlAWATl
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
snka~~kah
Kalfli telah laya~vkan~rftf&tnndadcmtu
Dm11
~zal~li
telah hihngkatl darpadamu hebatzrrlu
Y a y ~~le~rrheratka~lyungglirglnu
Dalr Katili tirr~gika~
baai~itusebutarlnlri
Knlala ses~tnggi~hlya
sesudah kendita~itu ada ker~tudaha~l
srsrcnggnhnya seesudah kesulitan itu ada ketitudahan
aka ayahila katitu teIah seIesai ,kerjakanlah sarrgguh-sungg~lhy a y lain
Dall halya kepada ~uharilahhendakrlya ba11lu beyharay
(@ ~
h t ~n a y r a h )
Itatfir sayak kdiyart ~ b u ,~ e l f l h ~e e f l i k llgkang
a
saged K e y ~ ~ i t ~tiir~kcri,
ra
Matur Nuwurr sedaya Dorar BnlltlLafl 1g~i~ e r h a t t i ~ i ~ p ~ ~ ~
/
Ian Huri Mntl!?' Nliwllll Do'a la11 ~cr11atifi11~
~ b a 'ti",
k ~a ~ o d i Nunlg
RINGKASAN
DWI KURNIAWATI.
(Lepidoptera:
Kesesuaian lnstar Larva Spodoptera litura Fabricius
Noctuidae) sebagai
lnang
Parasitoid
Larva
Snellenius
(=Microplitis) manilae Ashmead (Hymenoptera: Braconidae) (Di bawah
bimbingan ENDANG SRI RATNA dan DEW1 SARTIAMI).
Larva ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu inang endoparasitoid larva Snellenius (=Microplitis) manilae.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu kesesuaian inang untuk peletakan telur parasitoid, kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid dan pemilihan inang oleh parasitoid. Pengamatan kesesuaian inang untuk peletakan telur dilakukan dengan memaparkan
larva pada parasitoid di dalarn ku'rungan plastik kecil. Di dalam setiap kurungan tersebut terdapat 30 laiba inang dari instar yang saka yang ditempatkan pada satu pucuk tanaman kedelai dan sepasang imago parasitoid berumur empat hari. Pemaparan parasitoid dilakukan mulai dari jam 08.00
-
10.00 wib. Larva S. litura kemudian dibedah, segera setelah pemaparan selesai. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi dan tingkat superparasitisme
yang terjadi pada masing-masing instar.
Pengamatan kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas, sampai pada tahap pemaparan parasitoid. ~elanjutnyalarva dipelihara dalam kotak pemeliharaan
dan ditunggu sampai terbentuk pupa dan muncul sebagai imago. Selanjutnya dihitung tingkat keberhasilan terbentuknya pupa dan tingkat keberhasilan
munculnya imago.
II
Pengarnatan pernilihan inang dilakukan dengan memaparkan 150
larva S. litura masing-masing 30 larva dari instar I, 11. 11, IV dan V pada
sepasang imago parasitoid di dalarn kurungan plastik besar.
Larva dari
masing-masing instar yang berbeda diletakkan pada setiap pucuk tanaman
kedelai yang berbeda. Peletakan pucuk-pucuk tanarnan kedelai tersebut dalam kurungan dilakukan secara acak. Pernaparan dilakukan selarna dua jam
dari 08.00-10.00 wib. Segera setelah pernaparan selesai, larva-larva tersebut
dibedah. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi yang terjadi pada rnasingrnasing instar larva.
Larva S. litura yang paling sesuai untuk peletakan telur ialah larva instar Ill dengan tingkat parasitisasi rata-rata sebesar 56%. Ukuran tubuh inang
larva instar Ill mernudahkan parasitoid rneletakkan telurnya karena reaksi fisik
yang diberikan oleh inang lebih kecil dibandingkan pada instar IV dan V.
I1 lebih besar daripada instar I, sehingga inang
Ukuran tubuh instar II dan 1
tersebut lebih rnudah ditemukan oleh parasitoid.
Larva S. lifura yang paling sesuai untuk kelangsungan hidup parasitoid
adalah larva instar 11, meskipun peletakan telur tertinggi terjadi pada larva instar Ill. Kelangsungan hidup parasitoid ditandai dengan keberhasilan perkernbangan telur menjadi imago sebesar 15%. Keadaan kritis relatif mernpengaruhi perkernbangan larva dibandingkan perkembangan pupa parasitoid,
rnengingat persentase keberhasilan pernbentukan pupa relatif jauh lebih kecil
(19%) dibandingkan dengan pernunculan imago (81YO). Hal ini diperkirakan
oleh adanya superparasitisrne, sebagai contohnya persentase superparasitisrne pada larva instar II yang lebih kecil daripada larva instar Ill, sehingga
...
111
kemampuan larva parasitoid untuk bertahan lebih baik terjadi pada larva instar II dibandingkan larva instar 111.
Imago betina parasitoid lebih rnemilih inang larva instar Ill. Persentase
parasitisasi yang terjadi pada larva instar Ill sebesar 41,67%. Perilaku parasitoid dalam pemilihan inang 'kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran inang,
kemampuan parasitoid bertahan melawan pertahanan inang, serta ketersediaan makanan untuk menyelesaikan fase perkembangan parasitoid itu
sendiri.
KESESUAIAN INSTAR LARVA Spodoptera litura Fabricius
(LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) SEBAGAI INANG PARASlTOlD
LARVA Snellenius (=Microplitis) manilae Ash mead
(HYMENOPTERA: BRACONIDAE)
Oleh
DWI KURNlAWATl
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998
snka~~kah
Kalfli telah laya~vkan~rftf&tnndadcmtu
Dm11
~zal~li
telah hihngkatl darpadamu hebatzrrlu
Y a y ~~le~rrheratka~lyungglirglnu
Dalr Katili tirr~gika~
baai~itusebutarlnlri
Knlala ses~tnggi~hlya
sesudah kendita~itu ada ker~tudaha~l
srsrcnggnhnya seesudah kesulitan itu ada ketitudahan
aka ayahila katitu teIah seIesai ,kerjakanlah sarrgguh-sungg~lhy a y lain
Dall halya kepada ~uharilahhendakrlya ba11lu beyharay
(@ ~
h t ~n a y r a h )
Itatfir sayak kdiyart ~ b u ,~ e l f l h ~e e f l i k llgkang
a
saged K e y ~ ~ i t ~tiir~kcri,
ra
Matur Nuwurr sedaya Dorar BnlltlLafl 1g~i~ e r h a t t i ~ i ~ p ~ ~ ~
/
Ian Huri Mntl!?' Nliwllll Do'a la11 ~cr11atifi11~
~ b a 'ti",
k ~a ~ o d i Nunlg
RINGKASAN
DWI KURNIAWATI.
(Lepidoptera:
Kesesuaian lnstar Larva Spodoptera litura Fabricius
Noctuidae) sebagai
lnang
Parasitoid
Larva
Snellenius
(=Microplitis) manilae Ashmead (Hymenoptera: Braconidae) (Di bawah
bimbingan ENDANG SRI RATNA dan DEW1 SARTIAMI).
Larva ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu inang endoparasitoid larva Snellenius (=Microplitis) manilae.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu kesesuaian inang untuk peletakan telur parasitoid, kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid dan pemilihan inang oleh parasitoid. Pengamatan kesesuaian inang untuk peletakan telur dilakukan dengan memaparkan
larva pada parasitoid di dalarn ku'rungan plastik kecil. Di dalam setiap kurungan tersebut terdapat 30 laiba inang dari instar yang saka yang ditempatkan pada satu pucuk tanaman kedelai dan sepasang imago parasitoid berumur empat hari. Pemaparan parasitoid dilakukan mulai dari jam 08.00
-
10.00 wib. Larva S. litura kemudian dibedah, segera setelah pemaparan selesai. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi dan tingkat superparasitisme
yang terjadi pada masing-masing instar.
Pengamatan kesesuaian inang untuk kelangsungan hidup parasitoid
dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas, sampai pada tahap pemaparan parasitoid. ~elanjutnyalarva dipelihara dalam kotak pemeliharaan
dan ditunggu sampai terbentuk pupa dan muncul sebagai imago. Selanjutnya dihitung tingkat keberhasilan terbentuknya pupa dan tingkat keberhasilan
munculnya imago.
II
Pengarnatan pernilihan inang dilakukan dengan memaparkan 150
larva S. litura masing-masing 30 larva dari instar I, 11. 11, IV dan V pada
sepasang imago parasitoid di dalarn kurungan plastik besar.
Larva dari
masing-masing instar yang berbeda diletakkan pada setiap pucuk tanaman
kedelai yang berbeda. Peletakan pucuk-pucuk tanarnan kedelai tersebut dalam kurungan dilakukan secara acak. Pernaparan dilakukan selarna dua jam
dari 08.00-10.00 wib. Segera setelah pernaparan selesai, larva-larva tersebut
dibedah. Selanjutnya dihitung tingkat parasitisasi yang terjadi pada rnasingrnasing instar larva.
Larva S. litura yang paling sesuai untuk peletakan telur ialah larva instar Ill dengan tingkat parasitisasi rata-rata sebesar 56%. Ukuran tubuh inang
larva instar Ill mernudahkan parasitoid rneletakkan telurnya karena reaksi fisik
yang diberikan oleh inang lebih kecil dibandingkan pada instar IV dan V.
I1 lebih besar daripada instar I, sehingga inang
Ukuran tubuh instar II dan 1
tersebut lebih rnudah ditemukan oleh parasitoid.
Larva S. lifura yang paling sesuai untuk kelangsungan hidup parasitoid
adalah larva instar 11, meskipun peletakan telur tertinggi terjadi pada larva instar Ill. Kelangsungan hidup parasitoid ditandai dengan keberhasilan perkernbangan telur menjadi imago sebesar 15%. Keadaan kritis relatif mernpengaruhi perkernbangan larva dibandingkan perkembangan pupa parasitoid,
rnengingat persentase keberhasilan pernbentukan pupa relatif jauh lebih kecil
(19%) dibandingkan dengan pernunculan imago (81YO). Hal ini diperkirakan
oleh adanya superparasitisrne, sebagai contohnya persentase superparasitisrne pada larva instar II yang lebih kecil daripada larva instar Ill, sehingga
...
111
kemampuan larva parasitoid untuk bertahan lebih baik terjadi pada larva instar II dibandingkan larva instar 111.
Imago betina parasitoid lebih rnemilih inang larva instar Ill. Persentase
parasitisasi yang terjadi pada larva instar Ill sebesar 41,67%. Perilaku parasitoid dalam pemilihan inang 'kemungkinan dipengaruhi oleh ukuran inang,
kemampuan parasitoid bertahan melawan pertahanan inang, serta ketersediaan makanan untuk menyelesaikan fase perkembangan parasitoid itu
sendiri.