Pengaruh Biopestisida Dalam Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Di Rumah Kasa
PENGARUH BIOPESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN TEMBAKAU
DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH : HALIMAH 050302014
HPT
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH BIOPESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN TEMBAKAU
DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH : HALIMAH 050302014
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dari Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ir. Syahrial Oemry, MS Ketua
Ir. Fatimah Zahara Anggota
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
Nama Departemen Jurusan
: PENGARUH BIOPESTISIDA DALAM MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA : Halimah : Hama dan Penyakit Tumbuhan : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ir. Syahrial Oemry, MS Ketua
Ir. Fatimah Zahara Anggota
Mengetahui :
Ir. Marheni, MP Ketua Departemen/ Program Studi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Halimah, “Influence of Biopesticide to Control caterpillar Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabacum L.)”. This experiment was conducted in screenhouse at Research Institute for Sugarcane and Deli Tobacco, Sampali Medan. The experiment used RAL (Compelety Randomized Design) Non Factorial with six treatments and four replications. The treatments were S0 (Control), S1 (40 cc sour’s extract/ litre of water), S2 (60 cc sour’s extract/ litre of water), S3 (80 cc sour’s extract/ litre of water), S4 (100 cc sour’s extract/ litre of water) dan S5 (120 cc sour’s extract/ litre of water). The result showed that S1 and S5 treatments was high significantly than control (S0). The percentage of attack intensity was higher at control 64.09% compare to S1 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Halimah, “Pengaruh Biopestisida untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli ”. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tebu dan Tembakau Deli (BPTD) Sampali Medan. Penelitian menggunakan (RAL) Rancangan Acak lengkap non factorial, terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu S0 (kontrol), S1 (40 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S2 (60 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S3 (80 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S4 (100 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air) dan S5 (120 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan S1 dan S5 berpengaruh nyata terhadap control (S0). Persentase Intensitas Serangan tertinggi terdapat pada S0 sebesar 64.09% dan terendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan pada tanggal 11 Juli 1986 dari ayah alm. H. Djarkasih Siregar dan ibu Aisyah Harahap. Penulis merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Pendidikan Formal
1. Tahun 1999 lulus dari SDN 112246 di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan.
2. Tahun 2002 lulus dari MTS Ponpes Ar - Raudhatul Hasanah di Payabundung, Medan.
3. Tahun 2005 lulus dari MA Ponpes Darul Falah di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan.
4. Tahun 2005 lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMDK. Penulis memilih program studi Hama dan Penyakit Tumbuhan pada Fakultas Pertanian.
Pendidikan Informal 1. Tahun 2003 mengikuti Kegiata Pramuka Kursus Pembina Mahir Dasar di Pesantren Darul Mursyid Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. 2. Tahun 2005 sampai sekarang menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN). 3. Tahun 2005 sampai sekarang menjadi anggota Komunikasi Muslim HPT (KOMUS). 4. Tahun 2006 mengikuti seminar ”Achievement Motivation Training” di Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK) USU, Medan.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahun 2006 sampai sekarang masuk menjadi anggota Pramuka USU. 6. Tahun 2007 mengikuti seminar Psikologi Islam ”Kenapa Harus Menikah
Sekarang?!?” di Gelanggang Mahasiswa, USU. 7. Tahun 2007 mengikuti kegiatan Gerakan Anti Narkoba (GAN) di
Sibolangit. 8. Tahun 2007-2008 menjabat jadi Sekretaris Dewan Racana Rasuna Said
Pramuka USU. 9. Tahun 2008 mengikuti seminar ”Leadership Training” di FP, USU. 10. Tahun 2008 mengikuti seminar ”Peranan Pertanian Dalam Pembangunan
Sumatera Utara” di FP, USU. 11. Tahun 2006 mengikuti seminar Kemuslimahan di FP, USU. 12. Tahun 2008-2009 menjabat jadi Bendahara KOMUS HPT. 13. Tahun 2008-2009 menjabat jadi Ketua Dewan Racana Rasuna Said
Pramuka USU. 14. Tahun 2009 mengikuti seminar Nasional Brain Power di Mutiara Suara
Convention Hall, Medan. 15. Tahun 2009 penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Rambutan Tebing Tinggi. 16. Tahun 2009 melaksanakan penelitian di Balai Penelitian Tembakau Deli
(BPTD) Sampali, Medan.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENGARUH BIOPESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Syahrial Oemry, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Fatimah Zahara selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Februari 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 Hipotesa Penelitian............................................................................ 4 Kegunaan Penelitian.......................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama .................................................................................... 6 Gejala Serangan ................................................................................ 8 Biopetisida ........................................................................................ 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Bahan Penelitian ............................................................ 12 Bahan dan Alat.................................................................................. 12 Metode Penelitian.............................................................................. 12 Pelaksanaan Percobaan...................................................................... 14 Persiapan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)......................... 14 Persiapan Media .................................................................... 14 Penanaman ............................................................................ 14 Pemeliharaan ......................................................................... 14 Prosedur Pembuatan Biopestisida .......................................... 15 Aplikasi Biopestisida ............................................................. 15 Parameter Pengamatan ...................................................................... 16 Intensitas Serangan Hama ...................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F. ................................. 17
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... 21 Saran................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Judul
Halm
1. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida Terhadap Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F. ....................................... 17
2. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida terhadap Pertambahan Intensitas Serangan Larva S. Litura F. ................................. 20
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Judul
Halm
1. Telur Spodoptera litura F. .................................................................... 6
2. Larva Spodoptera litura F. ................................................................... 7
3. Pupa Spodoptera litura F...................................................................... 7
4. Imago Spodoptera litura F. .................................................................. 8
5. Gejala Serangan Spodoptera litura F. ................................................... 9
6. Histogram Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Intensitas Serangan (%) setiap waktu pengamatan................................................ 19
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
Halm
1. Bagan Penelitian .................................................................................. 21
2. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 HSA (%) ...................... 22
3. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 msa (%)........................ 23
4. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 2 msa (%)........................ 25
5. Skala Serangan Spodoptera litura F. Pada Daun Tembakau.................. 27
6. Lahan Penelitian................................................................................... 28
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Halimah, “Influence of Biopesticide to Control caterpillar Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabacum L.)”. This experiment was conducted in screenhouse at Research Institute for Sugarcane and Deli Tobacco, Sampali Medan. The experiment used RAL (Compelety Randomized Design) Non Factorial with six treatments and four replications. The treatments were S0 (Control), S1 (40 cc sour’s extract/ litre of water), S2 (60 cc sour’s extract/ litre of water), S3 (80 cc sour’s extract/ litre of water), S4 (100 cc sour’s extract/ litre of water) dan S5 (120 cc sour’s extract/ litre of water). The result showed that S1 and S5 treatments was high significantly than control (S0). The percentage of attack intensity was higher at control 64.09% compare to S1 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Halimah, “Pengaruh Biopestisida untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli ”. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tebu dan Tembakau Deli (BPTD) Sampali Medan. Penelitian menggunakan (RAL) Rancangan Acak lengkap non factorial, terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu S0 (kontrol), S1 (40 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S2 (60 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S3 (80 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S4 (100 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air) dan S5 (120 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan S1 dan S5 berpengaruh nyata terhadap control (S0). Persentase Intensitas Serangan tertinggi terdapat pada S0 sebesar 64.09% dan terendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis Amerika. Tembakau menjadi populer di Eropa dan digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya menghilangkan rasa lapar, mengurangi rasa kantuk, dan mengobati beberapa penyakit (Matnawi, 1997).
Tembakau Deli saat ini masih merupakan primadona tembakau cerutu, kegunaannya lebih diutamakan untuk pembungkus cerutu, bahkan daun Tembakau Deli lebih terkenal sebagai pembungkus dan pembalut cerutu nomor satu di dunia. Sehingga tetap dibutuhkan oleh pabrik penghasil cerutu berkualitas tinggi (Erwin, 2000).
Banyak sekali perusahaan cerutu di Eropa maupun Amerika menggunakan simbol-simbol tembakau Sumatera sebagai wrapper, bahkan ada perusahaan yang hanya sedikit sekali menggunakan tembakau Sumatera pada cerutunya, tetapi sudah menyebutkan bahwa cerutu ini sudah mengandung daun tembakau Sumatera atau menggunakan tembakau Sumatera (Anonimous, 1999).
Tembakau cerutu merupakan komoditas strategis bagi Indonesia. Adanya serangan hama seperti pemakan daun Helicoverpa spp., Spodoptera litura F. dan pengisap Myzus persicae Sulz. dapat menyebabkan kehilangan hasil di Deli sebesar 30-40% dan di Besuki sebesar 15-25%. Pengendalian hama secara kimia dengan penyemprotan insektisida kimia intensif menjadi pilihannya. Resistensi serangga hama terhadap bahan aktif insektisida adalah peristiwa terjadinya
Universitas Sumatera Utara
penurunan respon serangga terhadap bahan aktif yang semula terbukti efektif (Haryani, 2005).
Permasalahan yang sangat dirasakan pada beberapa tahun terakhir adalah rendahnya produktivitas Tembakau Deli, meskipun berbagai upaya telah dilakukan. Volume produksi untuk lelang Bremen masih belum terpenuhi sesuai permintaan konsumen yang berkisar antara 8.000-10.000 bal per tahunnya. Penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan pasar tersebut cukup komplek, antara lain akibat serangan hama dan penyakit. Di samping faktor fisik lingkungan (Erwin, 2000).
Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman Tembakau Deli antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak), Heliothis assulta (ulat pupus), Plusia signata (ulat kilan), Cyrtopeltis tenuis (capsid), Lasioderma serricorne (hama gudang), Acridaturrita L. (belalang), Solenopsis geminata (semut), Molusca sp. (keong), Myzus persicae, Bemisia tabaci (kutu putih) (Erwin, 2000).
Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak (Budi, 2009).
Salah satu penyebab melonjaknya nilai impor pestisida adalah penolakan terhadap penggunaan biopestisida masih terjadi dengan berbagai alasan yaitu belum adanya peraturan pemerintah yang khusus mengatur penyiapan,
Universitas Sumatera Utara
penggunaan dan peredaran biopestisida sebagai alternatif dalam pengendalian hama penyakit. Dengan demikian ketergantungan kepada pestisida kimia sintetis semakin tinggi (Anonimous, 2006).
Dengan kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan yang telah diisolasi dan diidentifikasi bahkan disintesis untuk bahan pengendalian OPT. Senyawasenyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai aktivitas biologi pada serangga melalui proses penghambatan atau penolakan makan, penolakan penelusuran, penghambat pertumbuhan dan perkembangan, kematian dan lain-lain (Dadang, 1999).
Beberapa jenis tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili Meliaceae (nimba, aglaia), famili anonaceae (biji srikaya, biji sirsak, biji buah nona). Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya (penyebab penyakit tanaman) atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematoda (penyebab penyakit tanaman) (Plantus, 2008).
Untuk menghasilkan bahan pestisida nabati siap pakai dapat dilakukan secara sederhana. Pertama, dengan teknik penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta. Kedua, dengan teknik rendaman untuk menghasilkan produk ekstrak. Ketiga, dengan cara ekstraksi menggunakan bahan kimia (Budi, 2009).
Tanaman sirsak (Annona muricata) banyak tumbuh di Indonesia dan tidak tergantung musim sehingga dapat tersedia terus-menerus. Tanaman sirsak dikenal
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan sebagai insektisida botanis. Senyawa aktif utama biji sirsak adalah annonain dan squamosin yang termasuk golongan senyawa asetogenin (Muharsini dkk, 2006).
Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakterisidal) (Plantus, 2008).
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh biopestisida dalam mengendalikan
ulat grayak (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera: Noctuidae) pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
Hipotesa Penelitian Pemberian biopestisida diduga memberikan pengaruh yang berbeda untuk
menekan intensitas serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian - Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas
Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha
pengendalian hama Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Hama Spodoptera litura F.
Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae
Genus
: Spodoptera
Species
: Spodoptera litura F.
Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun
(kadang-kadang tersusun dua lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan
diletakkan berkelompok (masing-masing berisi 25-500 butir) yang bentuknya
bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya. Kelompok telur
tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung
ngengat betina. Lama stadium telur 3-5 hari (Anonimous, 2008).
Gambar 1. Telur Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Dan ulat membuat lubang pada daun. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. Umumnya larva mempunyai titik hitam arah lateral pada setiap abdomen. Lama stadium larva 6 – 13 hari (Anonimous, 2008).
Gambar 2. Larva Spodoptera litura F. Larva berkepompong dalam tanah atau pasir. Membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dan berkisar 1.6 cm. Lama stadium larva 10 – 14 hari (Erwin, 2000). Pupa berwarna kecoklatan berada dalam tanah atau pasir. Pada bagian ventral, abdomen segmen terakhir pupa jantan, dijumpai dua titik yang agak berjauhan. Titik yang ada di sebelah atas adalah calon alat kelamin jantan sedang titik yang di bawahnya adalah calon anus. Pupa betina mempunyai dua titik yang saling berdekatan (Sudarmo, 1992).
Gambar 3. Pupa Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam. Malam hari ngengat dapat terbang sejauh lima kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur (Ardiansyah, 2007). Dengan masa peletakan telur 2 – 6 hari dan lama stadium imago yaittu 5 – 9 hari (Sudarmo, 1992).
Gambar 4. Imago Spodoptera litura F. Gejala Serangan Spodoptera litura F.
Kerusakan daun yang diakibatkan larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan buah. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya tanaman (Sudarmo, 1992).
Larva Spodoptera litura F. disebut juga dengan ulat grayak. Ngengat meletakkan telur dalam satu paket pada permukaan daun bagian bawah sejak tanaman baru menghasilkan 4 – 5 daun. Saat keluar dari telur, ulat hidup bergerombol disekitar paket sampai dengan instar ke-3, dan fase ini ulat memakan daun dengan gejala transparan. Pada instar ke-4 ulat menyebar ke bagian tanaman atau ke tanaman sekitarnya (Subandrijo dkk, 1992).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Gejala Serangan Spodoptera litura F. Biopestisida
Tanaman sirsak (Annona muricata) banyak tumbuh di Indonesia dan tidak tergantung musim sehingga dapat tersedia terus-menerus. Tanaman sirsak dikenal dapat digunakan sebagai insektisida botanis. Senyawa aktif utama biji sirsak adalah annonain dan squamosin yang termasuk golongan senyawa asetogenin. Senyawa asetogenin dari suku annonaceae dilaporkan mempunyai toksisitas yang cukup efektif terhadap serangga dari beberapa ordo seperti lepidoptera, coleoptera, homoptera dan diptera. Senyawa annonain, dan squamosin bersifat sitoksik dan neurotoksik sehingga menimbulkan kematian sel pada serangga. Apabila senyawa ini kontak atau masuk ke dalam tubuh maka akan menghalangi ikatan enzim NADH dengan sitokrom c reduktase dan sitokrom komplek sub unit I yang berada di dalam mitokondria serangga. Akibatnya sel kehilangan energi dan pernafasan sel akan terhenti (Muharsini dkk, 2006).
Daun sirsak merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati. Bagian dari tanaman sirsak yang digunakan adalah daun dan biji. Daun dan biji sirsak mengandung senyawa asetogenin, antara lain asimilin, bulatacin, dan squamosin. Pada konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
tinggi, senyawa asetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat sebagai racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga mati (Muharsini dkk, 2006).
Akhir-akhir ini pengendalian hama secara biologis atau pengendalian hayati mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini antara lain disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan bahayanya pengaruh samping penggunaan insektisida kimia, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Dampak negatif penggunaan insektisida yang kurang bijaksana akan menimbulkan resistensi hama, resurgensi hama, munculnya hama kedua, terbunuhnya jasad bukan sasaran (parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya), residu insektisida dan pencemaran lingkungan (Widayat dan Payah, 1993).
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida nabati berfungsi sebagai penolak (repellent), penarik (attractan), pemandul (antifertilitas) atau pembunuh. Pestisida nabati bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan (Kardinan, 2004).
Selain bersifat selektif, pestisida botanis juga bersifat ”hit and run” atau pukul dan lari, yaitu pada saat diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hama terbunuh maka residunya akan cepat hilang (Kardinan, 2004).
Pestisida ekstrak sirsak tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh mengurangi nafsu makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan menjadi serangga dewasa, menghambat peletakan dan
Universitas Sumatera Utara
penurunan daya tetas telur dan bekerja secara sistemik dan kontak serta mudah diabsorbsi tanaman (Kardinan, 2000).
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Tembakau PT. Perkebunan Nusantara II, BPTD (Balai Penelitian Tembakau Deli), Sumatera Utara, Medan. Dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan 27 Agustus 2009 sampai dengan bulan 5 November 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tembakau, media tanam 3 : 2 : 1 (tanah humus : pasir : pupuk kompos), biopestisida yaitu ekstrak daun sirsak, air bersih, detergent sebagai perekat biopestisida, serta bahan lain yang mendukung penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah polibag ukuran 15 kg, kuas, plat nama, pacak, meteran, timbangan, gembor handsprayer, blender, saringan, kain muslim, jerigen, tali rafia, gunting, corong, alat tulis, buku dan kalkulator serta alat-alat lain yang mendukung penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : S0 = Kontrol (tanpa perlakuan) S1 = 40 cc ekstrak daun sirsak/ l air
Universitas Sumatera Utara
S2 = 60 cc ekstrak daun sirsak / l air
S3 = 80 cc ekstrak daun sirsak / l air
S4 = 100 cc ekstrak daun sirsak / l air
S5 = 120 cc ekstrak daun sirsak / l air
Banyaknya ulangan dilakukan sebanyak 4 kali setiap perlakuan. Jumlah
ulangan diperoleh dari rumus :
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(6 – 1) (r – 1) ≥ 15
5r – 5 ≥ 15
5r ≥ 20
r ≥ 4 Ulangan = 4
Jumlah ulangan
:4
Jumlah perlakuan
:6
Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman
Jumlah plot
: 24
Jumlah tanaman keseluruhan : 144 tanaman
Jumlah sampel yang diamati : 2 tanaman/ plot
Model linier rancangan yang digunakan adalah :
Yij Dimana :
= U + Ti + Eij
i = 1, 2,... t
j = 1, 2,...r
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j
U = Nilai tengah umum
Universitas Sumatera Utara
Ti = Pengaruh perlakuan ke- i Eij = galat pengamatan dari perlakuan ke- i dan ulangan ke- j. (Bangun, 1991). Pelaksanan Penelitian
Persiapan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Spodoptera litura diambil dari lapangan dan dibiakkan/ diriring terlebih
dahulu pada stoples atau pada tanaman yang sudah disiapkan. Sampai imago dari Spodoptera litura F. yang dipelihara menghasilkan telur dan menetas menjadi ulat. Periringan hama dilakukan untuk mendapatkan ulat dengan instar yang sama. Persiapan Media
Sementara melaksanakan pembibitan, areal pertanaman (penelitian) dibersihkan dari kotoran – kotoran seperti tanaman sebelumnya dibuang. Disiapkan 144 polibag dengan ukuran 15 kg yang sudah disterilkan, kemudian polibag diisi dengan tanah yang sudah disterilkan. Seterusnya dibuat plot percobaan. Penanaman
Setelah areal pertanaman selesai dibersihkan dan bibit telah berumur 40 hari maka bibit tersebut dipindahkan ke polibag. Bibit dipindahkan dari pembibitan, dan waktu penanaman bibit, tanah ditekan sedikit agar tegak pertumbuhannya dan tidak merebah. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi. Penyiraman dilakukan sampai tahap pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
Penyisipan dilakukan pada tanaman di dalam polibag yang mengalami kegagalan pertumbuhan. Penyisipan dilakukan pada sore hari yang diambil dari plot tanaman yang dikhususkan untuk tanaman sisipan. Waktu penyisipan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanam.
Penyiangan dilakukan satu kali dalam seminggu atau bergantung pada keadaan gulma di dalam polibag. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan tangan atau dicabut langsung.
Pemupukan dilakukan dua kali untuk pupuk pertama Mixed 5 x 10,75 sebanyak 10 – 15 gr satuan tanaman. Pemberian pupuk pertama dilakukan 1 (satu) hari sebelum tanam dan pemberian pupuk kedua 15 hari setelah tanam dengan Mixed 5 x 20,75 sebanyak 10 gr.
Prosedur Pembuatan Biopestisida Daun sirsak (Annona muricata) diambil dari lapangan sebanyak 1 kg
kemudian dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air bersih, ditumbuk halus atau di blender. Setelah itu didiamkan/diendapkan selama 24 jam kemudian disaring dengan kain muslim. Kemudian larutan biopestisida diambil sesuai perlakuan dan dilarutkan dalam 1 liter air. Setelah itu, tambahkan 1 gram diterjen diaduk sampai rata. Kemudian larutan disemprotkan ke seluruh tanaman. Aplikasi biopestisida
Aplikasi biopestisida dilakukan pada tanaman Tembakau Deli setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanaman dipindahkan dari tempat pembibitan. Penyemprotan biopestisida dilakukan pada sore hari yaitu dengan menggunakan handsprayer. Pengaplikasian biopestisida dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan interval pengaplikasian 1 minggu.
Universitas Sumatera Utara
Parameter Pengamatan
Intensitas Serangan Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Pengamatan pertama dilakukan 1 hari sebelum aplikasi biopestisida.
Kemudian pengamatan kedua 1 minggu setelah aplikasi. Dengan interval
pengamatan 7 hari sekali. Sedangkan lama pengamatan 15 hari. Jumlah tanaman
sampel adalah 48 tanaman.
Nilai skala dapat dikategorikan sebagai berikut :
0 1 2 3 4 Rumus
= daun bersih tidak ada serangan = > 0 – 25 % yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >26 – 50% yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >51 – 75% yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >76 – 100% yang terserang dari jumlah daun yang diamati
IS = ∑ (nxv) x100% NxZ Keterangan :
IS : Intensitas serangan hama ( % ) n : Jumlah daun rusak tiap kategori serangan v : Nilai skala tiap kategori terserang N : Jumlah daun yang diamati Z : Nilai skala tertinggi kategori serangan (Anonimous, 1991)
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi yang
diaplikasikan berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan larva
Spodoptera litura F. setiap waktu pengamatan (lampiran 2-4). Untuk mengetahui
perlakuan mana yang berbeda nyata dilakukan uji jarak duncan (DRMT) pada
taraf 5%.
Tabel 1. Rataan Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida Terhadap Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F.
Perlakuan
S0 (Kontrol.) S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S2 (60 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S3 (80 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S4 (100 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S5 (120 cc ekstrak daun sirsak/ l air)
Intensitas Serangan (%)
1 hsa
1 msa
2msa
23,64
45,74 a 64,09 a
20,79
27,75 b 34,19 c
17,99
28,35 b 36,97 bc
20,38
31,42 b 36,22 bc
24,83
32,15 b 38,01 b
18,85
28,36 b 34,45 c
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% menurut uji jarak Duncan
1 hsa
: satu hari sebelum aplikasi
1 msa
: satu minggu setelah aplikasi
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada pengamatan satu
minggu setelah aplikasi, seluruh perlakuan lebih efektif dalam mengurangi
intensitas serangan Spodoptera litura F. dibandingkan tanpa perlakuan (kontrol).
Hal ini disebabkan oleh pengaruh zat bioaktif atau senyawa yang terdapat pada
daun sirsak mampu mengurangi daya makan dan pertumbuhan larva. Bahkan
dapat membunuh larva. Sesuai dengan pernyataan Muharsini, dkk (2006) yang
menyatakan daun sirsak dan biji sirsak mengandung senyawa acetogenin antara
lain squamosin, asimilin dan bulatacin. Pada konsentrasi tinggi senyawa
Universitas Sumatera Utara
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga mati.
Tabel 1 menunjukkan pada pengamatan dua minggu setelah aplikasi, perlakuan S1 dan S5 berbeda nyata dengan S4s sedangkan S2 dan S3 tidak berbeda nyata dengan S1, S5 dan S4. Dan selanjutnya semua perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. Intensitas serangan larva Spodoptera litura F. terendah terdapat pada perlakuan S1 sebesar 34.19% dan tertinggi pada perlakuan S4 yaitu sebesar 38.01%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pada konsentrasi tinggi dan rendah ekstrak daun sirsak dapat mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura).
Seperti halnya pada pengamatan satu hari sebelum aplikasi semua perlakuan berbeda tidak nyata, tetapi pada pengamatan berikutnya perlakuan berbeda nyata terhadap kontrol. Ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak berpengaruh nyata dalam mengurangi intensitas serangan larva.
Dari tabel 1 juga dapat dilihat perbedaan konsentrasi ekstrak daun sirsak terhadap intensitas serangan. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan S0 sebesar 64.09% dan terendah sebesar 34.19%. Tingginya S0 adalah karena tidak ada aplikasi ekstrak daun sirsak. Sedangkan S1 adalah aplikasi ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi terendah yaitu 40 cc/l air dan S5 adalah aplikasi dengan dosis tertinggi 120 cc/l air. Tinggi dan rendahnya konsentrasi yang diaplikasikan sangat berpengaruh dalam mengurangi intensitas serangan ulat yang menyerang tanaman tembakau. Tingginya intensitas serangan pada perlakuan S0 dipengaruhi perlakuan itu sendiri dalam arti pada perlakuan S0 tanpa aplikasi (kontrol), sehingga efek perlakuan itu sendiri tidak ada. Sedangkan pada perlakuan S1 sampai S5 mendapat perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Pada pengamatan dua minggu setelah aplikasi menunjukkan dimana semua perlakuan berbeda nyata intensitas serangannya Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan S4 sebesar 38.01% dan terendah pada perlakuan S1 yaitu sebesar 34.19%. Perlakuan S1 sangat berbeda nyata terhadap kontrol (S0), tidak berbeda nyata terhadap S5 yaitu 34.45%, S2 sebesar 36.97%, S3 sebesar 36.22% dan berbeda nyata terhadap S4 sebesar 38.01%.
Perlakuan
70 60 50 40 30 20 10
0
1 has
1 msa
2 msa
Waktu Pe ngamatan
S0 S1 S2 S3 S4 S5
Gambar 6. Histogram Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Intensitas Serangan (%) setiap waktu pengamatan
Histogram di atas (gambar 6) menjelaskan intensitas serangan larva meningkat untuk setiap waktu pengamatan mulai pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir, pengaruh yang jelas dapat dilihat pada semua perlakuan ditandai dengan peningkatan intensitas serangan larva yang tidak begitu cepat atau lamban untuk setiap pengamatan. Namun tinggi dan rendahnya peningkatan intensitas serangan tersebut, berfluktuasi antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya, begitu juga pada perlakuan tanpa aplikasi biopestisida (kontrol) dimana peningkatan intensitas serangan larva begitu cepat pada setiap waktu pengamatan. Hal ini berarti aplikasi penyemprotan ekstrak daun sirsak mampu menekan laju peningkatan intensitas serangan larva S. Litura pada tanaman tembakau. Rendahnya intensitas serangan larva dikarenakan senyawa acetogenin yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung dalam biopestisida tersebut. Dimana pada konsentrasi rendah bersifat
sebagai racun perut dan pada konsentrasi tinggi bersifat antifeedant, dan larva
tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.
Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida terhadap Pertambahan Intensitas Serangan Larva S. Litura F.
Perlakuan
S0 (Kontrol.) S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S2 (60 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S3 (80 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S4 (100 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S5 (120 cc ekstrak daun sirsak/ l air)
Pertambahan Intensitas Serangan
(%)
1 msa
2msa
Jumlah
22,10
18,35
40.45
6,96 6,44 13.40
10,36
8,62 18.98
11,04
4,80 15,84
7,32 5,86 13.18
9,51 6,09 15.60
Perubahan intensitas serangan yang terjadi pada aplikasi penyemprotan biopestisida relatif lebih rendah dibandingkan tanpa aplikasi biopestisida (kontrol). Pada tabel 2 diatas bahwa jumlah pertambahan intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan S4 yaitu 13.18%. Dimana terjadi penurunan tingkat intensitas serangan mulai dari pengamatan pertama hari sebelum aplikasi yaitu 24.83% sampai pengamatan dua minggu setelah aplikasi yaitu 5.86%. Hal ini berarti perlakuan 100 cc ekstrak daun sirsak/ liter air dapat menekan pertambahan intensitas serangan dari larva Spodoptera litura setelah mengalami dua kali aplikasi. Untuk perlakuan S1, S3 dan S5 juga berlaku namun jumlah pertambahan intensitas serangannya sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan S4.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Pemanfaatan daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura F.) karena disamping efektif juga sangat mudah diaplikasinya. 2. Pengaruh perlakuan ekstrak daun sirsak yang memiliki intensitas terendah pada pengamatan 2 msa dalam mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah pada perlakuan S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) sebesar 34.19%. 3. Intensitas serangan tertinggi pada 1 msa terdapat pada perlakuan S4 (100 cc/l air) yaitu 32.15% dan terendah terdapat pada perlakuan S1 sebesar 27.75%. 4. Persentase serangan tertinggi pada 2 msa terdapat pada perlakuan S4 sebesar 38.01% dan tersendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%. 5. Tinggi dan rendah nya konsentrasi larutan yang diaplikasikan efektif dalam mengurangi intensitas serangan.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh dosis dan
konsentrasi pestisida nabati di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1991. Buku Petunjuk Percobaan Lapangan PHT Palawija dan Sayur-Sayuran. Program Nasional Penelitian dan PHT, Jakarta.
Anonimous, 1999. Sejarah Tembakau Deli. PTP. Nusantara II (PERSERO), Medan. Halm 11.
Ananimous, 2008. Cara Pengendalian Penggunaan Insektisida Pada Tanaman
Hortikultura.
Available
at:
http://72.14.235.132/search?q=cache:8nZ049CeH9wJ:one.indoskripsi.com
/click/3090/0+cara+pengendalian+penggunaan+insektisida+pada+tanaman
+hortikultura&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id. Diakses Tanggal :
20 Februari 2009.
Anonimous, 2006. Tanaman Biofarmaka Sebagai Biopestisida Available at: http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_docman&t ask=doc_view&gid=73. Diakses Tanggal : 20 Februari 2009.
Bangun, M.K., 1991. Rancangan Percobaan. Universitas Sumatera Utara, Medan. Halm 7.
Budi, C., 2009. Mengenal Pestisida Nabati Skala Rumah Tangga Untuk
Mengendalikan
Hama
Tanaman.
Available
at:
http://www.kelompokabs.webs.com. Diakses Tanggal : 20 Februari 2009.
Dadang, 1999. Sumber Insektisida Alami Dalam Kumpulan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Alami. Pusat Pengkajian Pengendalian Hama Terpadu, IPB.
Erwin, 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II (Persero), Medan. Halm 1-2.
Haryani, 2005. Resistensi Hama Tembakau Cerutu. Available at : http://209.85.175.132/search?q=cache:0Gvo_9uhl4AJ:www.balittas.info/d ownload/prosiding/tembakau/temb16.pdf+spodoptera+litura+pada+tanaman+tembakau+deli&hl=id&ct=clnk &cd=1&gl=id. Diakses Tanggal : 15 Februari 2009.
Kardinan, A., 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kardinan, A., 2004. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E., 1981. Pest of Crop In Indonesia. P.t. Ichtiar Baru. Van Hoeve, Jakarta. P.350
Matnawi, Hadi., 1997. Budidaya tanaman tenbakau bawah Naungan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Halm 9.
Universitas Sumatera Utara
Muharsini, S., A.H. Wardhana dan Yuningsih, 2006. Uji Efektifitas Biji Sirsak (Annona muricata) dan Akar Tuba (Derris elliptica) Terhadap Larva Chrysomya bezziana Secara In Vitro. Available at: http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/semnas/pro06-152.pdf. Diakses tanggal 21 Februari 2009.
Plantus, 2008. Biopestisida Sebagai Pengendali Hama dan Penyakit Tanaman Hias. Available at: balithi.litbang.deptan.go.id Diakses Tanggal 2 Maret 2009.
Subandrijo, S.H., Istdijoso dan Suwarso, 1992. Pengendalian Serangga Hama Tembakau Besuki Oogst. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Tembakau dan Tanaman Serat. Malang, Indonesia.
Sudarmo, S., 1992. Tembakau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Halm 26. Widayat W. dan D.J. Payah, 1993. Hasil Pengendalian Entomopatogen Lokan
dan Prospek Penggunaannya Sebagai Insektisida Hayati. Prosiding Simposium Patologi Serangga, Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kaca
BAGAN PENELITIAN
IV II III I S3 S1 S2 S5
S1 S2 S5 S0
S2 S5 S0 S4
S5 S0 S4 S3
S0 S4 S3 S2
S4 S3 S1
Keterangan : S0 = Kontrol (tanpa perlakuan) S1 = 40 cc ekstrak daun sirsak/ l air S2 = 60 cc ekstrak daun sirsak / l air S3 = 80 cc ekstrak daun sirsak / l air S4 = 100 cc ekstrak daun sirsak / l air S5 = 120 cc ekstrak daun sirsak / l air
S1
U S
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 hsa (%)
22-Okt-09 1 Hari Sebelum Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 21,36 23,08 19,80 20,42 17,96 21,36
123,98 20,66
Ulangan
II 14,58 22,12 17,94 21,42 22,14 18,92
117,12 19,52
Data Transformasi √x+0,5
III 22,36 20,84 21,44 19,24 36,15 20,22
140,25 23,38
IV 36,25 17,11 12,78 20,42 23,08 14,88
124,52 20,75
Total
Rataan
94,55 83,15 71,96 81,50 99,33 75,38 505,87
23,64 20,79 17,99 20,38 24,83 18,85
21,08
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 4,68 4,86 4,51 4,57 4,30 4,68
27,58 4,60
Ulangan
II 3,88 4,76 4,29 4,68 4,76 4,41
26,78 4,465
III 4,78 4,62 4,68 4,44 6,05 4,55
29,13 4,86
IV 6,06 4,2 3,64 4,57 4,86 3,92
27,25 4,54
Total
Rataan
19,4 18,43 17,13 18,27 19,96 17,56
110,75
4,85 4,61 4,28 4,57 4,99 4,39
4,61
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
10662,69 665,77 142,99 522,78
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 25,57
JK 665,77 142,99 522,78
KT
28,60 29,04
F 0,98 tn
F0,5 2,9
F0,1 4,5
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 msa (%)
29-Okt-09 1 Minggu Setelah Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 36,25 30,57 30,16 31,46 25,86 30,87
185,17 30,86
Ulangan
II 65,58 26,91 28,30 32,46 30,04 28,43
211,72 35,29
Data Transformasi √x+0,5
III 34,07 28,33 31,80 30,28 41,72 29,73
195,93 32,66
IV 47,04 25,19 23,14 31,46 30,98 24,39
182,2 30,37
Total
Rataan
182,94 111 113,40 125,66 128,60 113,42
775,02
45,74 a 27,75 b 28,35 b 31,42 b 32,15 b 28,36 b
32,30
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 6,06 5,57 5,54 5,65 5,13 5,60
33,56 5,59
Ulangan
II 8,13 5,24 5,37 5,74 5,53 5,38
35,38 5,90
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
25027,33 1775,43 932,69 842,73
III 5,88 5,37 5,68 5,55 6,50 5,50
34,48 5,75
IV 6,90 5,07 4,86 5,65 5,61 4,99
33,08 5,51
Total
Rataan
26,97 21,25 21,45 22,60 22,77 21,47
136,50
6,74 5,31 5,36 5,65 5,69 5,37
5,69
Universitas Sumatera Utara
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 21,19
JK 1775,43
932,69 842,73
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
KT
186,54 46,82
Sy W
SSR 05 LSR 05 Perlakuan
1,40 2,00 2,97 4,15
S1 27,75
3,00 3,12 4,36
S2 28,35
4,00 3,21 4,48
S5 28,36
F 3,98*
F0,5 2,9
F0,1 4,5
5,00 3,27 4,57
S3 31,42
6,00 3,32 4,64
S4 32,15
B
7,00 3,35 4,68
S0 45,74
A
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 2 msa (%)
5 November 2009 2 Minggu Setelah Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 65,58 35,60 38,53 36,76 31,05 36,96
244,48 40,75
Ulangan
II 75,50 34,64 37,67 35,76 35,21 34,52
253,30 42,22
Data Transformasi √x+0,5
III 60,53 34,82 39,17 35,58 49,62 35,82
255,54 42,59
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 8,13 6,01 6,25
6,1 5,62 6,12
38,23 6,37
Ulangan
II III
8,72 7,81
5,93 5,94
6,18 6,3
6,02 6,01
5,98 7,08
5,92 6,03
38,74
39,17
6,46 6,53
IV 54,75 31,68 32,51 36,76 36,15 30,48
222,33 37,06
Total
Rataan
256,36 136,74 147,88 144,86 152,03 137,78
975,65
64,09 a 34,19 c 36,97 bc 36,22 bc 38,01 b 34,45 c
40,65
IV 7,43 5,68 5,75 6,1 6,05 5,57
36,58 6,1
Total
Rataan
32,09 23,55 24,47 24,24 24,73 23,63 152,71
8,02 5,89 6,12 6,06 6,18 5,91
6,36
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
39662,21 3168,25 2679,71 488,54
Universitas Sumatera Utara
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 12,82
JK 3168,25 2679,71
488,54
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
KT
535,94 27,14
F 19,75**
F0,5 2,9
F0,1 4,5
Sy W
SSR 05 LSR 05 Perlakuan
1,06 2,00 2,97 3,16
S1 34,19
3,00 3,12 3,32
S5 34,45
4,00 3,21 3,41
S3 36,22
5,00 3,27 3,48
S2 36,97
C
6,00 3,32 3,53
S4 38,01
B
7,00 3,35 3,56
S0 64,09
A
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Skala Serangan S. litura pada Daun Tembakau
Keterangan : 0 : daun bersih tidak ada serangan 1 : 0≤x ≤ 25% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 2 : 26≤x≤ 50% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 3 : 51≤x≤ 75% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 4 : 76≤x≤100% yang terserang dari jumlah daun yang diamati
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Lahan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH : HALIMAH 050302014
HPT
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH BIOPESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN TEMBAKAU
DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA
SKRIPSI
OLEH : HALIMAH 050302014
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dari Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ir. Syahrial Oemry, MS Ketua
Ir. Fatimah Zahara Anggota
DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
Nama Departemen Jurusan
: PENGARUH BIOPESTISIDA DALAM MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA : Halimah : Hama dan Penyakit Tumbuhan : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ir. Syahrial Oemry, MS Ketua
Ir. Fatimah Zahara Anggota
Mengetahui :
Ir. Marheni, MP Ketua Departemen/ Program Studi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Halimah, “Influence of Biopesticide to Control caterpillar Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabacum L.)”. This experiment was conducted in screenhouse at Research Institute for Sugarcane and Deli Tobacco, Sampali Medan. The experiment used RAL (Compelety Randomized Design) Non Factorial with six treatments and four replications. The treatments were S0 (Control), S1 (40 cc sour’s extract/ litre of water), S2 (60 cc sour’s extract/ litre of water), S3 (80 cc sour’s extract/ litre of water), S4 (100 cc sour’s extract/ litre of water) dan S5 (120 cc sour’s extract/ litre of water). The result showed that S1 and S5 treatments was high significantly than control (S0). The percentage of attack intensity was higher at control 64.09% compare to S1 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Halimah, “Pengaruh Biopestisida untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli ”. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tebu dan Tembakau Deli (BPTD) Sampali Medan. Penelitian menggunakan (RAL) Rancangan Acak lengkap non factorial, terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu S0 (kontrol), S1 (40 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S2 (60 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S3 (80 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S4 (100 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air) dan S5 (120 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan S1 dan S5 berpengaruh nyata terhadap control (S0). Persentase Intensitas Serangan tertinggi terdapat pada S0 sebesar 64.09% dan terendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan pada tanggal 11 Juli 1986 dari ayah alm. H. Djarkasih Siregar dan ibu Aisyah Harahap. Penulis merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Pendidikan Formal
1. Tahun 1999 lulus dari SDN 112246 di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan.
2. Tahun 2002 lulus dari MTS Ponpes Ar - Raudhatul Hasanah di Payabundung, Medan.
3. Tahun 2005 lulus dari MA Ponpes Darul Falah di Langgapayung, Kab. Labuhan Batu Selatan.
4. Tahun 2005 lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMDK. Penulis memilih program studi Hama dan Penyakit Tumbuhan pada Fakultas Pertanian.
Pendidikan Informal 1. Tahun 2003 mengikuti Kegiata Pramuka Kursus Pembina Mahir Dasar di Pesantren Darul Mursyid Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. 2. Tahun 2005 sampai sekarang menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN). 3. Tahun 2005 sampai sekarang menjadi anggota Komunikasi Muslim HPT (KOMUS). 4. Tahun 2006 mengikuti seminar ”Achievement Motivation Training” di Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK) USU, Medan.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahun 2006 sampai sekarang masuk menjadi anggota Pramuka USU. 6. Tahun 2007 mengikuti seminar Psikologi Islam ”Kenapa Harus Menikah
Sekarang?!?” di Gelanggang Mahasiswa, USU. 7. Tahun 2007 mengikuti kegiatan Gerakan Anti Narkoba (GAN) di
Sibolangit. 8. Tahun 2007-2008 menjabat jadi Sekretaris Dewan Racana Rasuna Said
Pramuka USU. 9. Tahun 2008 mengikuti seminar ”Leadership Training” di FP, USU. 10. Tahun 2008 mengikuti seminar ”Peranan Pertanian Dalam Pembangunan
Sumatera Utara” di FP, USU. 11. Tahun 2006 mengikuti seminar Kemuslimahan di FP, USU. 12. Tahun 2008-2009 menjabat jadi Bendahara KOMUS HPT. 13. Tahun 2008-2009 menjabat jadi Ketua Dewan Racana Rasuna Said
Pramuka USU. 14. Tahun 2009 mengikuti seminar Nasional Brain Power di Mutiara Suara
Convention Hall, Medan. 15. Tahun 2009 penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Rambutan Tebing Tinggi. 16. Tahun 2009 melaksanakan penelitian di Balai Penelitian Tembakau Deli
(BPTD) Sampali, Medan.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENGARUH BIOPESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) DI RUMAH KASA” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Syahrial Oemry, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Fatimah Zahara selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Februari 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 Hipotesa Penelitian............................................................................ 4 Kegunaan Penelitian.......................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama .................................................................................... 6 Gejala Serangan ................................................................................ 8 Biopetisida ........................................................................................ 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Bahan Penelitian ............................................................ 12 Bahan dan Alat.................................................................................. 12 Metode Penelitian.............................................................................. 12 Pelaksanaan Percobaan...................................................................... 14 Persiapan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)......................... 14 Persiapan Media .................................................................... 14 Penanaman ............................................................................ 14 Pemeliharaan ......................................................................... 14 Prosedur Pembuatan Biopestisida .......................................... 15 Aplikasi Biopestisida ............................................................. 15 Parameter Pengamatan ...................................................................... 16 Intensitas Serangan Hama ...................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F. ................................. 17
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... 21 Saran................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Judul
Halm
1. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida Terhadap Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F. ....................................... 17
2. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida terhadap Pertambahan Intensitas Serangan Larva S. Litura F. ................................. 20
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Judul
Halm
1. Telur Spodoptera litura F. .................................................................... 6
2. Larva Spodoptera litura F. ................................................................... 7
3. Pupa Spodoptera litura F...................................................................... 7
4. Imago Spodoptera litura F. .................................................................. 8
5. Gejala Serangan Spodoptera litura F. ................................................... 9
6. Histogram Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Intensitas Serangan (%) setiap waktu pengamatan................................................ 19
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
Halm
1. Bagan Penelitian .................................................................................. 21
2. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 HSA (%) ...................... 22
3. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 msa (%)........................ 23
4. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 2 msa (%)........................ 25
5. Skala Serangan Spodoptera litura F. Pada Daun Tembakau.................. 27
6. Lahan Penelitian................................................................................... 28
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Halimah, “Influence of Biopesticide to Control caterpillar Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) on Deli Tobacco Plant (Nicotiana tabacum L.)”. This experiment was conducted in screenhouse at Research Institute for Sugarcane and Deli Tobacco, Sampali Medan. The experiment used RAL (Compelety Randomized Design) Non Factorial with six treatments and four replications. The treatments were S0 (Control), S1 (40 cc sour’s extract/ litre of water), S2 (60 cc sour’s extract/ litre of water), S3 (80 cc sour’s extract/ litre of water), S4 (100 cc sour’s extract/ litre of water) dan S5 (120 cc sour’s extract/ litre of water). The result showed that S1 and S5 treatments was high significantly than control (S0). The percentage of attack intensity was higher at control 64.09% compare to S1 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Halimah, “Pengaruh Biopestisida untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli ”. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tebu dan Tembakau Deli (BPTD) Sampali Medan. Penelitian menggunakan (RAL) Rancangan Acak lengkap non factorial, terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu S0 (kontrol), S1 (40 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S2 (60 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S3 (80 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air), S4 (100 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air) dan S5 (120 cc ekkstrak daun sirsak/ liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan S1 dan S5 berpengaruh nyata terhadap control (S0). Persentase Intensitas Serangan tertinggi terdapat pada S0 sebesar 64.09% dan terendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis Amerika. Tembakau menjadi populer di Eropa dan digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya menghilangkan rasa lapar, mengurangi rasa kantuk, dan mengobati beberapa penyakit (Matnawi, 1997).
Tembakau Deli saat ini masih merupakan primadona tembakau cerutu, kegunaannya lebih diutamakan untuk pembungkus cerutu, bahkan daun Tembakau Deli lebih terkenal sebagai pembungkus dan pembalut cerutu nomor satu di dunia. Sehingga tetap dibutuhkan oleh pabrik penghasil cerutu berkualitas tinggi (Erwin, 2000).
Banyak sekali perusahaan cerutu di Eropa maupun Amerika menggunakan simbol-simbol tembakau Sumatera sebagai wrapper, bahkan ada perusahaan yang hanya sedikit sekali menggunakan tembakau Sumatera pada cerutunya, tetapi sudah menyebutkan bahwa cerutu ini sudah mengandung daun tembakau Sumatera atau menggunakan tembakau Sumatera (Anonimous, 1999).
Tembakau cerutu merupakan komoditas strategis bagi Indonesia. Adanya serangan hama seperti pemakan daun Helicoverpa spp., Spodoptera litura F. dan pengisap Myzus persicae Sulz. dapat menyebabkan kehilangan hasil di Deli sebesar 30-40% dan di Besuki sebesar 15-25%. Pengendalian hama secara kimia dengan penyemprotan insektisida kimia intensif menjadi pilihannya. Resistensi serangga hama terhadap bahan aktif insektisida adalah peristiwa terjadinya
Universitas Sumatera Utara
penurunan respon serangga terhadap bahan aktif yang semula terbukti efektif (Haryani, 2005).
Permasalahan yang sangat dirasakan pada beberapa tahun terakhir adalah rendahnya produktivitas Tembakau Deli, meskipun berbagai upaya telah dilakukan. Volume produksi untuk lelang Bremen masih belum terpenuhi sesuai permintaan konsumen yang berkisar antara 8.000-10.000 bal per tahunnya. Penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan pasar tersebut cukup komplek, antara lain akibat serangan hama dan penyakit. Di samping faktor fisik lingkungan (Erwin, 2000).
Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman Tembakau Deli antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak), Heliothis assulta (ulat pupus), Plusia signata (ulat kilan), Cyrtopeltis tenuis (capsid), Lasioderma serricorne (hama gudang), Acridaturrita L. (belalang), Solenopsis geminata (semut), Molusca sp. (keong), Myzus persicae, Bemisia tabaci (kutu putih) (Erwin, 2000).
Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak (Budi, 2009).
Salah satu penyebab melonjaknya nilai impor pestisida adalah penolakan terhadap penggunaan biopestisida masih terjadi dengan berbagai alasan yaitu belum adanya peraturan pemerintah yang khusus mengatur penyiapan,
Universitas Sumatera Utara
penggunaan dan peredaran biopestisida sebagai alternatif dalam pengendalian hama penyakit. Dengan demikian ketergantungan kepada pestisida kimia sintetis semakin tinggi (Anonimous, 2006).
Dengan kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan yang telah diisolasi dan diidentifikasi bahkan disintesis untuk bahan pengendalian OPT. Senyawasenyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai aktivitas biologi pada serangga melalui proses penghambatan atau penolakan makan, penolakan penelusuran, penghambat pertumbuhan dan perkembangan, kematian dan lain-lain (Dadang, 1999).
Beberapa jenis tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili Meliaceae (nimba, aglaia), famili anonaceae (biji srikaya, biji sirsak, biji buah nona). Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya (penyebab penyakit tanaman) atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematoda (penyebab penyakit tanaman) (Plantus, 2008).
Untuk menghasilkan bahan pestisida nabati siap pakai dapat dilakukan secara sederhana. Pertama, dengan teknik penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta. Kedua, dengan teknik rendaman untuk menghasilkan produk ekstrak. Ketiga, dengan cara ekstraksi menggunakan bahan kimia (Budi, 2009).
Tanaman sirsak (Annona muricata) banyak tumbuh di Indonesia dan tidak tergantung musim sehingga dapat tersedia terus-menerus. Tanaman sirsak dikenal
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan sebagai insektisida botanis. Senyawa aktif utama biji sirsak adalah annonain dan squamosin yang termasuk golongan senyawa asetogenin (Muharsini dkk, 2006).
Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakterisidal) (Plantus, 2008).
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh biopestisida dalam mengendalikan
ulat grayak (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera: Noctuidae) pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
Hipotesa Penelitian Pemberian biopestisida diduga memberikan pengaruh yang berbeda untuk
menekan intensitas serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.).
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian - Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas
Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha
pengendalian hama Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Hama Spodoptera litura F.
Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae
Genus
: Spodoptera
Species
: Spodoptera litura F.
Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun
(kadang-kadang tersusun dua lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan
diletakkan berkelompok (masing-masing berisi 25-500 butir) yang bentuknya
bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya. Kelompok telur
tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung
ngengat betina. Lama stadium telur 3-5 hari (Anonimous, 2008).
Gambar 1. Telur Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Dan ulat membuat lubang pada daun. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. Umumnya larva mempunyai titik hitam arah lateral pada setiap abdomen. Lama stadium larva 6 – 13 hari (Anonimous, 2008).
Gambar 2. Larva Spodoptera litura F. Larva berkepompong dalam tanah atau pasir. Membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dan berkisar 1.6 cm. Lama stadium larva 10 – 14 hari (Erwin, 2000). Pupa berwarna kecoklatan berada dalam tanah atau pasir. Pada bagian ventral, abdomen segmen terakhir pupa jantan, dijumpai dua titik yang agak berjauhan. Titik yang ada di sebelah atas adalah calon alat kelamin jantan sedang titik yang di bawahnya adalah calon anus. Pupa betina mempunyai dua titik yang saling berdekatan (Sudarmo, 1992).
Gambar 3. Pupa Spodoptera litura F.
Universitas Sumatera Utara
Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam. Malam hari ngengat dapat terbang sejauh lima kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur (Ardiansyah, 2007). Dengan masa peletakan telur 2 – 6 hari dan lama stadium imago yaittu 5 – 9 hari (Sudarmo, 1992).
Gambar 4. Imago Spodoptera litura F. Gejala Serangan Spodoptera litura F.
Kerusakan daun yang diakibatkan larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan buah. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya tanaman (Sudarmo, 1992).
Larva Spodoptera litura F. disebut juga dengan ulat grayak. Ngengat meletakkan telur dalam satu paket pada permukaan daun bagian bawah sejak tanaman baru menghasilkan 4 – 5 daun. Saat keluar dari telur, ulat hidup bergerombol disekitar paket sampai dengan instar ke-3, dan fase ini ulat memakan daun dengan gejala transparan. Pada instar ke-4 ulat menyebar ke bagian tanaman atau ke tanaman sekitarnya (Subandrijo dkk, 1992).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Gejala Serangan Spodoptera litura F. Biopestisida
Tanaman sirsak (Annona muricata) banyak tumbuh di Indonesia dan tidak tergantung musim sehingga dapat tersedia terus-menerus. Tanaman sirsak dikenal dapat digunakan sebagai insektisida botanis. Senyawa aktif utama biji sirsak adalah annonain dan squamosin yang termasuk golongan senyawa asetogenin. Senyawa asetogenin dari suku annonaceae dilaporkan mempunyai toksisitas yang cukup efektif terhadap serangga dari beberapa ordo seperti lepidoptera, coleoptera, homoptera dan diptera. Senyawa annonain, dan squamosin bersifat sitoksik dan neurotoksik sehingga menimbulkan kematian sel pada serangga. Apabila senyawa ini kontak atau masuk ke dalam tubuh maka akan menghalangi ikatan enzim NADH dengan sitokrom c reduktase dan sitokrom komplek sub unit I yang berada di dalam mitokondria serangga. Akibatnya sel kehilangan energi dan pernafasan sel akan terhenti (Muharsini dkk, 2006).
Daun sirsak merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati. Bagian dari tanaman sirsak yang digunakan adalah daun dan biji. Daun dan biji sirsak mengandung senyawa asetogenin, antara lain asimilin, bulatacin, dan squamosin. Pada konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
tinggi, senyawa asetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat sebagai racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga mati (Muharsini dkk, 2006).
Akhir-akhir ini pengendalian hama secara biologis atau pengendalian hayati mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini antara lain disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan bahayanya pengaruh samping penggunaan insektisida kimia, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Dampak negatif penggunaan insektisida yang kurang bijaksana akan menimbulkan resistensi hama, resurgensi hama, munculnya hama kedua, terbunuhnya jasad bukan sasaran (parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya), residu insektisida dan pencemaran lingkungan (Widayat dan Payah, 1993).
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida nabati berfungsi sebagai penolak (repellent), penarik (attractan), pemandul (antifertilitas) atau pembunuh. Pestisida nabati bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan (Kardinan, 2004).
Selain bersifat selektif, pestisida botanis juga bersifat ”hit and run” atau pukul dan lari, yaitu pada saat diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hama terbunuh maka residunya akan cepat hilang (Kardinan, 2004).
Pestisida ekstrak sirsak tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh mengurangi nafsu makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian kulit, hambatan menjadi serangga dewasa, menghambat peletakan dan
Universitas Sumatera Utara
penurunan daya tetas telur dan bekerja secara sistemik dan kontak serta mudah diabsorbsi tanaman (Kardinan, 2000).
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Tembakau PT. Perkebunan Nusantara II, BPTD (Balai Penelitian Tembakau Deli), Sumatera Utara, Medan. Dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan 27 Agustus 2009 sampai dengan bulan 5 November 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tembakau, media tanam 3 : 2 : 1 (tanah humus : pasir : pupuk kompos), biopestisida yaitu ekstrak daun sirsak, air bersih, detergent sebagai perekat biopestisida, serta bahan lain yang mendukung penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah polibag ukuran 15 kg, kuas, plat nama, pacak, meteran, timbangan, gembor handsprayer, blender, saringan, kain muslim, jerigen, tali rafia, gunting, corong, alat tulis, buku dan kalkulator serta alat-alat lain yang mendukung penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : S0 = Kontrol (tanpa perlakuan) S1 = 40 cc ekstrak daun sirsak/ l air
Universitas Sumatera Utara
S2 = 60 cc ekstrak daun sirsak / l air
S3 = 80 cc ekstrak daun sirsak / l air
S4 = 100 cc ekstrak daun sirsak / l air
S5 = 120 cc ekstrak daun sirsak / l air
Banyaknya ulangan dilakukan sebanyak 4 kali setiap perlakuan. Jumlah
ulangan diperoleh dari rumus :
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(6 – 1) (r – 1) ≥ 15
5r – 5 ≥ 15
5r ≥ 20
r ≥ 4 Ulangan = 4
Jumlah ulangan
:4
Jumlah perlakuan
:6
Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman
Jumlah plot
: 24
Jumlah tanaman keseluruhan : 144 tanaman
Jumlah sampel yang diamati : 2 tanaman/ plot
Model linier rancangan yang digunakan adalah :
Yij Dimana :
= U + Ti + Eij
i = 1, 2,... t
j = 1, 2,...r
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j
U = Nilai tengah umum
Universitas Sumatera Utara
Ti = Pengaruh perlakuan ke- i Eij = galat pengamatan dari perlakuan ke- i dan ulangan ke- j. (Bangun, 1991). Pelaksanan Penelitian
Persiapan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Spodoptera litura diambil dari lapangan dan dibiakkan/ diriring terlebih
dahulu pada stoples atau pada tanaman yang sudah disiapkan. Sampai imago dari Spodoptera litura F. yang dipelihara menghasilkan telur dan menetas menjadi ulat. Periringan hama dilakukan untuk mendapatkan ulat dengan instar yang sama. Persiapan Media
Sementara melaksanakan pembibitan, areal pertanaman (penelitian) dibersihkan dari kotoran – kotoran seperti tanaman sebelumnya dibuang. Disiapkan 144 polibag dengan ukuran 15 kg yang sudah disterilkan, kemudian polibag diisi dengan tanah yang sudah disterilkan. Seterusnya dibuat plot percobaan. Penanaman
Setelah areal pertanaman selesai dibersihkan dan bibit telah berumur 40 hari maka bibit tersebut dipindahkan ke polibag. Bibit dipindahkan dari pembibitan, dan waktu penanaman bibit, tanah ditekan sedikit agar tegak pertumbuhannya dan tidak merebah. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi. Penyiraman dilakukan sampai tahap pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
Penyisipan dilakukan pada tanaman di dalam polibag yang mengalami kegagalan pertumbuhan. Penyisipan dilakukan pada sore hari yang diambil dari plot tanaman yang dikhususkan untuk tanaman sisipan. Waktu penyisipan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanam.
Penyiangan dilakukan satu kali dalam seminggu atau bergantung pada keadaan gulma di dalam polibag. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan tangan atau dicabut langsung.
Pemupukan dilakukan dua kali untuk pupuk pertama Mixed 5 x 10,75 sebanyak 10 – 15 gr satuan tanaman. Pemberian pupuk pertama dilakukan 1 (satu) hari sebelum tanam dan pemberian pupuk kedua 15 hari setelah tanam dengan Mixed 5 x 20,75 sebanyak 10 gr.
Prosedur Pembuatan Biopestisida Daun sirsak (Annona muricata) diambil dari lapangan sebanyak 1 kg
kemudian dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air bersih, ditumbuk halus atau di blender. Setelah itu didiamkan/diendapkan selama 24 jam kemudian disaring dengan kain muslim. Kemudian larutan biopestisida diambil sesuai perlakuan dan dilarutkan dalam 1 liter air. Setelah itu, tambahkan 1 gram diterjen diaduk sampai rata. Kemudian larutan disemprotkan ke seluruh tanaman. Aplikasi biopestisida
Aplikasi biopestisida dilakukan pada tanaman Tembakau Deli setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanaman dipindahkan dari tempat pembibitan. Penyemprotan biopestisida dilakukan pada sore hari yaitu dengan menggunakan handsprayer. Pengaplikasian biopestisida dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan interval pengaplikasian 1 minggu.
Universitas Sumatera Utara
Parameter Pengamatan
Intensitas Serangan Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Pengamatan pertama dilakukan 1 hari sebelum aplikasi biopestisida.
Kemudian pengamatan kedua 1 minggu setelah aplikasi. Dengan interval
pengamatan 7 hari sekali. Sedangkan lama pengamatan 15 hari. Jumlah tanaman
sampel adalah 48 tanaman.
Nilai skala dapat dikategorikan sebagai berikut :
0 1 2 3 4 Rumus
= daun bersih tidak ada serangan = > 0 – 25 % yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >26 – 50% yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >51 – 75% yang terserang dari jumlah daun yang diamati = >76 – 100% yang terserang dari jumlah daun yang diamati
IS = ∑ (nxv) x100% NxZ Keterangan :
IS : Intensitas serangan hama ( % ) n : Jumlah daun rusak tiap kategori serangan v : Nilai skala tiap kategori terserang N : Jumlah daun yang diamati Z : Nilai skala tertinggi kategori serangan (Anonimous, 1991)
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi yang
diaplikasikan berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan larva
Spodoptera litura F. setiap waktu pengamatan (lampiran 2-4). Untuk mengetahui
perlakuan mana yang berbeda nyata dilakukan uji jarak duncan (DRMT) pada
taraf 5%.
Tabel 1. Rataan Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida Terhadap Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F.
Perlakuan
S0 (Kontrol.) S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S2 (60 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S3 (80 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S4 (100 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S5 (120 cc ekstrak daun sirsak/ l air)
Intensitas Serangan (%)
1 hsa
1 msa
2msa
23,64
45,74 a 64,09 a
20,79
27,75 b 34,19 c
17,99
28,35 b 36,97 bc
20,38
31,42 b 36,22 bc
24,83
32,15 b 38,01 b
18,85
28,36 b 34,45 c
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% menurut uji jarak Duncan
1 hsa
: satu hari sebelum aplikasi
1 msa
: satu minggu setelah aplikasi
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada pengamatan satu
minggu setelah aplikasi, seluruh perlakuan lebih efektif dalam mengurangi
intensitas serangan Spodoptera litura F. dibandingkan tanpa perlakuan (kontrol).
Hal ini disebabkan oleh pengaruh zat bioaktif atau senyawa yang terdapat pada
daun sirsak mampu mengurangi daya makan dan pertumbuhan larva. Bahkan
dapat membunuh larva. Sesuai dengan pernyataan Muharsini, dkk (2006) yang
menyatakan daun sirsak dan biji sirsak mengandung senyawa acetogenin antara
lain squamosin, asimilin dan bulatacin. Pada konsentrasi tinggi senyawa
Universitas Sumatera Utara
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga mati.
Tabel 1 menunjukkan pada pengamatan dua minggu setelah aplikasi, perlakuan S1 dan S5 berbeda nyata dengan S4s sedangkan S2 dan S3 tidak berbeda nyata dengan S1, S5 dan S4. Dan selanjutnya semua perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. Intensitas serangan larva Spodoptera litura F. terendah terdapat pada perlakuan S1 sebesar 34.19% dan tertinggi pada perlakuan S4 yaitu sebesar 38.01%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pada konsentrasi tinggi dan rendah ekstrak daun sirsak dapat mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura).
Seperti halnya pada pengamatan satu hari sebelum aplikasi semua perlakuan berbeda tidak nyata, tetapi pada pengamatan berikutnya perlakuan berbeda nyata terhadap kontrol. Ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak berpengaruh nyata dalam mengurangi intensitas serangan larva.
Dari tabel 1 juga dapat dilihat perbedaan konsentrasi ekstrak daun sirsak terhadap intensitas serangan. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan S0 sebesar 64.09% dan terendah sebesar 34.19%. Tingginya S0 adalah karena tidak ada aplikasi ekstrak daun sirsak. Sedangkan S1 adalah aplikasi ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi terendah yaitu 40 cc/l air dan S5 adalah aplikasi dengan dosis tertinggi 120 cc/l air. Tinggi dan rendahnya konsentrasi yang diaplikasikan sangat berpengaruh dalam mengurangi intensitas serangan ulat yang menyerang tanaman tembakau. Tingginya intensitas serangan pada perlakuan S0 dipengaruhi perlakuan itu sendiri dalam arti pada perlakuan S0 tanpa aplikasi (kontrol), sehingga efek perlakuan itu sendiri tidak ada. Sedangkan pada perlakuan S1 sampai S5 mendapat perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Pada pengamatan dua minggu setelah aplikasi menunjukkan dimana semua perlakuan berbeda nyata intensitas serangannya Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan S4 sebesar 38.01% dan terendah pada perlakuan S1 yaitu sebesar 34.19%. Perlakuan S1 sangat berbeda nyata terhadap kontrol (S0), tidak berbeda nyata terhadap S5 yaitu 34.45%, S2 sebesar 36.97%, S3 sebesar 36.22% dan berbeda nyata terhadap S4 sebesar 38.01%.
Perlakuan
70 60 50 40 30 20 10
0
1 has
1 msa
2 msa
Waktu Pe ngamatan
S0 S1 S2 S3 S4 S5
Gambar 6. Histogram Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Intensitas Serangan (%) setiap waktu pengamatan
Histogram di atas (gambar 6) menjelaskan intensitas serangan larva meningkat untuk setiap waktu pengamatan mulai pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir, pengaruh yang jelas dapat dilihat pada semua perlakuan ditandai dengan peningkatan intensitas serangan larva yang tidak begitu cepat atau lamban untuk setiap pengamatan. Namun tinggi dan rendahnya peningkatan intensitas serangan tersebut, berfluktuasi antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya, begitu juga pada perlakuan tanpa aplikasi biopestisida (kontrol) dimana peningkatan intensitas serangan larva begitu cepat pada setiap waktu pengamatan. Hal ini berarti aplikasi penyemprotan ekstrak daun sirsak mampu menekan laju peningkatan intensitas serangan larva S. Litura pada tanaman tembakau. Rendahnya intensitas serangan larva dikarenakan senyawa acetogenin yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung dalam biopestisida tersebut. Dimana pada konsentrasi rendah bersifat
sebagai racun perut dan pada konsentrasi tinggi bersifat antifeedant, dan larva
tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.
Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida terhadap Pertambahan Intensitas Serangan Larva S. Litura F.
Perlakuan
S0 (Kontrol.) S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S2 (60 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S3 (80 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S4 (100 cc ekstrak daun sirsak/ l air) S5 (120 cc ekstrak daun sirsak/ l air)
Pertambahan Intensitas Serangan
(%)
1 msa
2msa
Jumlah
22,10
18,35
40.45
6,96 6,44 13.40
10,36
8,62 18.98
11,04
4,80 15,84
7,32 5,86 13.18
9,51 6,09 15.60
Perubahan intensitas serangan yang terjadi pada aplikasi penyemprotan biopestisida relatif lebih rendah dibandingkan tanpa aplikasi biopestisida (kontrol). Pada tabel 2 diatas bahwa jumlah pertambahan intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan S4 yaitu 13.18%. Dimana terjadi penurunan tingkat intensitas serangan mulai dari pengamatan pertama hari sebelum aplikasi yaitu 24.83% sampai pengamatan dua minggu setelah aplikasi yaitu 5.86%. Hal ini berarti perlakuan 100 cc ekstrak daun sirsak/ liter air dapat menekan pertambahan intensitas serangan dari larva Spodoptera litura setelah mengalami dua kali aplikasi. Untuk perlakuan S1, S3 dan S5 juga berlaku namun jumlah pertambahan intensitas serangannya sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan S4.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Pemanfaatan daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura F.) karena disamping efektif juga sangat mudah diaplikasinya. 2. Pengaruh perlakuan ekstrak daun sirsak yang memiliki intensitas terendah pada pengamatan 2 msa dalam mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah pada perlakuan S1 (40 cc ekstrak daun sirsak/ l air) sebesar 34.19%. 3. Intensitas serangan tertinggi pada 1 msa terdapat pada perlakuan S4 (100 cc/l air) yaitu 32.15% dan terendah terdapat pada perlakuan S1 sebesar 27.75%. 4. Persentase serangan tertinggi pada 2 msa terdapat pada perlakuan S4 sebesar 38.01% dan tersendah pada perlakuan S1 sebesar 34.19%. 5. Tinggi dan rendah nya konsentrasi larutan yang diaplikasikan efektif dalam mengurangi intensitas serangan.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh dosis dan
konsentrasi pestisida nabati di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1991. Buku Petunjuk Percobaan Lapangan PHT Palawija dan Sayur-Sayuran. Program Nasional Penelitian dan PHT, Jakarta.
Anonimous, 1999. Sejarah Tembakau Deli. PTP. Nusantara II (PERSERO), Medan. Halm 11.
Ananimous, 2008. Cara Pengendalian Penggunaan Insektisida Pada Tanaman
Hortikultura.
Available
at:
http://72.14.235.132/search?q=cache:8nZ049CeH9wJ:one.indoskripsi.com
/click/3090/0+cara+pengendalian+penggunaan+insektisida+pada+tanaman
+hortikultura&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id. Diakses Tanggal :
20 Februari 2009.
Anonimous, 2006. Tanaman Biofarmaka Sebagai Biopestisida Available at: http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_docman&t ask=doc_view&gid=73. Diakses Tanggal : 20 Februari 2009.
Bangun, M.K., 1991. Rancangan Percobaan. Universitas Sumatera Utara, Medan. Halm 7.
Budi, C., 2009. Mengenal Pestisida Nabati Skala Rumah Tangga Untuk
Mengendalikan
Hama
Tanaman.
Available
at:
http://www.kelompokabs.webs.com. Diakses Tanggal : 20 Februari 2009.
Dadang, 1999. Sumber Insektisida Alami Dalam Kumpulan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Alami. Pusat Pengkajian Pengendalian Hama Terpadu, IPB.
Erwin, 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II (Persero), Medan. Halm 1-2.
Haryani, 2005. Resistensi Hama Tembakau Cerutu. Available at : http://209.85.175.132/search?q=cache:0Gvo_9uhl4AJ:www.balittas.info/d ownload/prosiding/tembakau/temb16.pdf+spodoptera+litura+pada+tanaman+tembakau+deli&hl=id&ct=clnk &cd=1&gl=id. Diakses Tanggal : 15 Februari 2009.
Kardinan, A., 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kardinan, A., 2004. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E., 1981. Pest of Crop In Indonesia. P.t. Ichtiar Baru. Van Hoeve, Jakarta. P.350
Matnawi, Hadi., 1997. Budidaya tanaman tenbakau bawah Naungan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Halm 9.
Universitas Sumatera Utara
Muharsini, S., A.H. Wardhana dan Yuningsih, 2006. Uji Efektifitas Biji Sirsak (Annona muricata) dan Akar Tuba (Derris elliptica) Terhadap Larva Chrysomya bezziana Secara In Vitro. Available at: http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/semnas/pro06-152.pdf. Diakses tanggal 21 Februari 2009.
Plantus, 2008. Biopestisida Sebagai Pengendali Hama dan Penyakit Tanaman Hias. Available at: balithi.litbang.deptan.go.id Diakses Tanggal 2 Maret 2009.
Subandrijo, S.H., Istdijoso dan Suwarso, 1992. Pengendalian Serangga Hama Tembakau Besuki Oogst. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Tembakau dan Tanaman Serat. Malang, Indonesia.
Sudarmo, S., 1992. Tembakau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Halm 26. Widayat W. dan D.J. Payah, 1993. Hasil Pengendalian Entomopatogen Lokan
dan Prospek Penggunaannya Sebagai Insektisida Hayati. Prosiding Simposium Patologi Serangga, Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kaca
BAGAN PENELITIAN
IV II III I S3 S1 S2 S5
S1 S2 S5 S0
S2 S5 S0 S4
S5 S0 S4 S3
S0 S4 S3 S2
S4 S3 S1
Keterangan : S0 = Kontrol (tanpa perlakuan) S1 = 40 cc ekstrak daun sirsak/ l air S2 = 60 cc ekstrak daun sirsak / l air S3 = 80 cc ekstrak daun sirsak / l air S4 = 100 cc ekstrak daun sirsak / l air S5 = 120 cc ekstrak daun sirsak / l air
S1
U S
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 hsa (%)
22-Okt-09 1 Hari Sebelum Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 21,36 23,08 19,80 20,42 17,96 21,36
123,98 20,66
Ulangan
II 14,58 22,12 17,94 21,42 22,14 18,92
117,12 19,52
Data Transformasi √x+0,5
III 22,36 20,84 21,44 19,24 36,15 20,22
140,25 23,38
IV 36,25 17,11 12,78 20,42 23,08 14,88
124,52 20,75
Total
Rataan
94,55 83,15 71,96 81,50 99,33 75,38 505,87
23,64 20,79 17,99 20,38 24,83 18,85
21,08
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 4,68 4,86 4,51 4,57 4,30 4,68
27,58 4,60
Ulangan
II 3,88 4,76 4,29 4,68 4,76 4,41
26,78 4,465
III 4,78 4,62 4,68 4,44 6,05 4,55
29,13 4,86
IV 6,06 4,2 3,64 4,57 4,86 3,92
27,25 4,54
Total
Rataan
19,4 18,43 17,13 18,27 19,96 17,56
110,75
4,85 4,61 4,28 4,57 4,99 4,39
4,61
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
10662,69 665,77 142,99 522,78
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 25,57
JK 665,77 142,99 522,78
KT
28,60 29,04
F 0,98 tn
F0,5 2,9
F0,1 4,5
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 1 msa (%)
29-Okt-09 1 Minggu Setelah Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 36,25 30,57 30,16 31,46 25,86 30,87
185,17 30,86
Ulangan
II 65,58 26,91 28,30 32,46 30,04 28,43
211,72 35,29
Data Transformasi √x+0,5
III 34,07 28,33 31,80 30,28 41,72 29,73
195,93 32,66
IV 47,04 25,19 23,14 31,46 30,98 24,39
182,2 30,37
Total
Rataan
182,94 111 113,40 125,66 128,60 113,42
775,02
45,74 a 27,75 b 28,35 b 31,42 b 32,15 b 28,36 b
32,30
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 6,06 5,57 5,54 5,65 5,13 5,60
33,56 5,59
Ulangan
II 8,13 5,24 5,37 5,74 5,53 5,38
35,38 5,90
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
25027,33 1775,43 932,69 842,73
III 5,88 5,37 5,68 5,55 6,50 5,50
34,48 5,75
IV 6,90 5,07 4,86 5,65 5,61 4,99
33,08 5,51
Total
Rataan
26,97 21,25 21,45 22,60 22,77 21,47
136,50
6,74 5,31 5,36 5,65 5,69 5,37
5,69
Universitas Sumatera Utara
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 21,19
JK 1775,43
932,69 842,73
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
KT
186,54 46,82
Sy W
SSR 05 LSR 05 Perlakuan
1,40 2,00 2,97 4,15
S1 27,75
3,00 3,12 4,36
S2 28,35
4,00 3,21 4,48
S5 28,36
F 3,98*
F0,5 2,9
F0,1 4,5
5,00 3,27 4,57
S3 31,42
6,00 3,32 4,64
S4 32,15
B
7,00 3,35 4,68
S0 45,74
A
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Data Pengamatan Intensitas Serangan Larva 2 msa (%)
5 November 2009 2 Minggu Setelah Aplikasi
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 65,58 35,60 38,53 36,76 31,05 36,96
244,48 40,75
Ulangan
II 75,50 34,64 37,67 35,76 35,21 34,52
253,30 42,22
Data Transformasi √x+0,5
III 60,53 34,82 39,17 35,58 49,62 35,82
255,54 42,59
Perlakuan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Total Rataan
I 8,13 6,01 6,25
6,1 5,62 6,12
38,23 6,37
Ulangan
II III
8,72 7,81
5,93 5,94
6,18 6,3
6,02 6,01
5,98 7,08
5,92 6,03
38,74
39,17
6,46 6,53
IV 54,75 31,68 32,51 36,76 36,15 30,48
222,33 37,06
Total
Rataan
256,36 136,74 147,88 144,86 152,03 137,78
975,65
64,09 a 34,19 c 36,97 bc 36,22 bc 38,01 b 34,45 c
40,65
IV 7,43 5,68 5,75 6,1 6,05 5,57
36,58 6,1
Total
Rataan
32,09 23,55 24,47 24,24 24,73 23,63 152,71
8,02 5,89 6,12 6,06 6,18 5,91
6,36
FK JK (Total) JK (Perlakuan) FK (Error)
39662,21 3168,25 2679,71 488,54
Universitas Sumatera Utara
Analisi Sidik Ragam
SK db
Total
23
Perlakuan
5
Error
18
KK 12,82
JK 3168,25 2679,71
488,54
Keterangan : tn : tidak nyata * : berbeda nyata ** : berbeda sangat nyata
KT
535,94 27,14
F 19,75**
F0,5 2,9
F0,1 4,5
Sy W
SSR 05 LSR 05 Perlakuan
1,06 2,00 2,97 3,16
S1 34,19
3,00 3,12 3,32
S5 34,45
4,00 3,21 3,41
S3 36,22
5,00 3,27 3,48
S2 36,97
C
6,00 3,32 3,53
S4 38,01
B
7,00 3,35 3,56
S0 64,09
A
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Skala Serangan S. litura pada Daun Tembakau
Keterangan : 0 : daun bersih tidak ada serangan 1 : 0≤x ≤ 25% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 2 : 26≤x≤ 50% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 3 : 51≤x≤ 75% yang terserang dari jumlah daun yang diamati 4 : 76≤x≤100% yang terserang dari jumlah daun yang diamati
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Lahan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara