Ketersediaan lnang Spodoptera lifura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) terhadap Kemampuan Parasitisme dan Superparasitisme Tabuhan Braconid Snellenius manilae Ashmead (Hymenoptera)

HIDAYATULLAH.
(Lepidoptera:

Ketersediaan

Noctuidae)

~uper~arasitismeTabuhan

lnang

terhadap
Braconid

Spodoptera lifura

Kemampuan
Snellenius

Fabricius

Parasitisme
manilae

dan

Ashmead

(Hymenoptera) (Di bawah bimbingan ENDANG SRI RATNA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan
inang S. lifura terhadap kemampuan parasitisme dan superparasitisrne
parasitoid S. manilae. Pengamatan dilakukan dengan mernaparkan sejurnlah
larva inang masing-masing 10, 20, 30, dan 40 larva pada sepasang imago
parasitoid yang berada di dalam kurungan plastik.

Larva inang tersebut

diletakkan pada pucuk tanaman kedelai. Pemaparan dilakukan mulai pukul
06.00 - 18.00 wib. Masing-masing perlakuan dilakukan dalam 10 ulangan.
Larva inang kemudian segera dibedah setelah pemaparan selesai.
Selanjutnya jumlah telur yang diletakkan oleh imago parasitoid dihitung dan

dicatat.
Rata-rata persentase parasitisme imago parasitoid terhadap larva
inang tertinggi pada paparan 20 larva (80.89%), tidak berbeda nyata dengan
rata-rata persentase parasitisme pada paparan 10 larva (75.54%), dan
keduanya berbeda nyata dengan rata-rata persentase parasitisme larva pada
paparan 30 larva (54.94%) serta 40 larva (41.32%). Pada pemaparan 10 dan
20 larva diperoleh jumlah telur yang diletakkan lebih banyak dari jumlah inang
yang tersedia, sehingga persentase parasitisme pada kedua perlakuan

tersebut tinggi. Sebaliknya pada pemaparan 30 dan 40 larva, kemarnpuan
imago parasitoid betina rneletakkan telur lebih kecil dari jurnlah larva yang
dipaparkan, sehingga persentase parasitisme pada ke-2 perlakuan lebih
rendah dibandingkan paparan 10 dan 20 larva.
Rata-rata persentase superparasitisrne berturut-turut pada paparan 10
larva paling tinggi (46.26%), berbeda nyata dengan paparan 20 larva
(27.18%), 30 larva (19.57%), seria 40 larva (14.96%). Pada paparan 30 larva
dan 40, larva rendahnya persentase superparasitisme tidak berbeda nyata
satu sama lain. Tingginya superparasitisme pada paparan 10 larva (46.26%)
disebabkan oleh terbatasnya jumlah inang, sernentara telur yang diletakkan
melebihi jumlah inang, sehingga kernungkinan larva inang terparasit lebih

dari satu kali sangat besar. Sementara menurunnya tingkat superparasitisme
pada penarnbahan larva inang selanjutnya (20, 30, dan 40 larva) disebabkan
oleh makin menurunnya tingkat kernungkinan larva inang terparasit lebih dari
satu kali. Bahkan pada paparan 30 dan 40 larva telur yang diletakkan inang
parasitoid lebih sedikit jumlahnya daripada jumlah inang yang tersedia,
sehingga kemungkinan inang terparasii lebih dari satu kali sernakin kedl.
Pada pemaparan 10 larva juga diju~npai fenornena ovisorption, ha1 ini
kemungkinan disebabkan perilaku iekanan keterbatasan inang.
Diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dalarn rnengefektifkan
di laboratorium dan menghasilkan keturunan
kinerja perbanyakan S. rna~~ilae
parasitoid yang lebih sehat sebagai langkah awal untuk pengendalian di
lapang.

RIWAYAT HlDUP
Penulis dilah~rkandi Jakarta pada tanggal 10 Mei 1976 sebagai anak
kedua dari enam bersaudara. Ayah penulis bernama H. Muhammad Ali dan
Ibu bernama Asmanah Ham~d(alm)
Penulis telah menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 06 Pengadegan
Jakarta Selatan pada tahun 1988, Sekolah Menengah Pertama dl SMPN 155

C~kokoJakarta Selatan pada tahun 1991, dan Sekolah Menengah Atas dr
SMAN 55 Duren T~gaJakarta Selatan pada tahun 1994. Pada tahun 1994
penulis diterima sebagai mahasiswa di lnstitut Pertanian Bogor melalui jalur
UMPTN.

Pada tahun q995 Penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan

Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor.