Strategi Menghadapi Ancaman Militer

PPKN 183

1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer

Pasal 30 Ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta Sishankamrata� Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh� Dengan kata lain, penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur� Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara� Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi nantinya, model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan perannya masing- masing� Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan aspek-aspek berikut� a� Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat� b� Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan� c� Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geograis sebagai negara kepulauan. 184 Kelas XII SMAMTs Sumber: www.jurnalpatriotnews.com Gambar 6.1 TNIPolri menjadi kekuatan utama sistem pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia untuk menghadapi ancaman militer Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada doktrin dan strategi Sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan ancaman yang dihadapi Indonesia� Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan eisien, diupayakan keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur militer lainnya, maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir-militer� Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan tiga kekuatan militer Republik Indonesia, yaitu keterpaduan antara kekuatan darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara� Adapun, keterpaduan antara kekuatan militer dan kekuatan nir-militer diwujudkan dalam keterpaduan antara komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung� Keterpaduan tersebut diperlukan dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik dalam rangka menghadapi ancaman militer maupun ancaman nir-militer� Komponen utama disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer dalam Perang OMP� Penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda kekuatan komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasidemobilisasi� Kendati kekuatan pertahanan siap dikerahkan untuk melaksanakan OMP, namun setiap bentuk perselisihan dengan negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya melalui jalan damai� Penggunaan kekuatan pertahanan untuk tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak berhasil� PPKN 185 Tugas Kelompok 6.1 Baca dan analisis berita di bawah ini� Pesawat Singapura Memasuki Wilayah Indonesia Tanpa Izin Jakarta - Tentara Nasional Indonesia berhasil menurunkan paksa pesawat asing yang melintas di wilayah udara tanpa izin� Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Muhammad Fuad Basya mengatakan pesawat latih Singapura Beechcraft 9L bernomor registrasi Singapura VH-PKF lebih dulu masuk di wilayah Malaysia sebelum diturunkan di Indonesia� “Pesawat asing tersebut dicegat di atas Pulau Natuna, Kepulauan Riau,” kata Fuad Basya melalui pesan elektronik pada Selasa, 28 Oktober 2014� Kronologinya, pada pukul 10�15 WIB, radar TNI Angkatan Udara mendeteksi satu pesawat asing yang melintas di wilayah Indonesia dari arah Singapura selatan menuju Sibu Kinabalu, Malaysia� Pesawat TNI AU mengejar pesawat Singapura itu dengan mengerahkan dua Flankers, call sign Klewang Flight, terdiri atas TS 3008 dengan pilot Letnan Kolonel Penerbang Tamboto dan Kapten Penerbang Fauzi serta TS 2704 dengan penerbang Kapten Penerbang Gusti� Sumber : http:www.tempo.coreadnews20141029078617811 Gambar 6.2 Sejumlah prajurit TNI AU bersiaga di sekitar pesawat latih Singapura yang masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin 186 Kelas XII SMAMTs Keduanya lepas landas dari Batam menuju sasaran� “Namun, saat dikejar, pesawat terbang asing sipil tersebut telah memasuki wilayah udara Malaysia,” kata Fuad Basya� Pada pukul 13�00 WIB, pesawat asing tersebut kembali terbang dari Malaysia dengan menggunakan rute yang sama� Penerbangan pesawat asing itu ditangkap kembali oleh radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I pada posisi di Pontianak utara� Melihat kejadian ini, pesawat TNI AU kembali terbang dari Batam menuju sasaran, “Dan mendaratkan paksa pesawat asing tersebut di Lapangan Udara Supadio, Pontianak,” ujar Fuad� Untuk sementara, tutur dia, TNI mencurigai pesawat itu terbang di atas wilayah Indonesia tanpa izin pemerintah Indonesia� Pesawat Singapura itu terbang pada ketinggian sekitar 20 ribu kaki dari permukaan laut dengan kecepatan 250-350 knot per jam� Pesawat tersebut selanjutnya dicegat dua Sukhoi Su-2730MKI Flankers di atas perairan Laut Cina Selatan, Natuna, Kepulauan Riau� Sumber: http:www�tempo�coreadnews20141029078617811 Setelah membaca berita di atas, coba kalian analisis efektivitas penanganan kasus tersebut oleh TNI AU dan ajukan solusi untuk mencegah terjadinya kembali kasus tersebut� Paparkan hasil analisismu dalam bentuk artikel sepanjang lima sampai tujuh paragraf�

2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir-Militer