3
3. Peta Ketinggian Hilal
Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 20 Maret 2015 untuk pengamat antara 60
o
LU s.d. 60
o
LS
Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 21 Maret 2015 untuk pengamat antara 60
o
LU s.d. 60
o
LS
Pada Gambar 1 dan 2 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60
o
LU sampai dengan 60
o
LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 20 dan 21 Maret 2015. Pada kedua gambar tersebut ditampilkan pula ketinggian
Hilal untuk pengamat yang berada di Indonesia. Tinggi Hilal yang ditampilkan pada kedua gambar di atas dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi
pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada kedua gambar di atas pada daerah dengan ketinggian Hilal
kurang dari 0
o
, Hilal mustahil akan teramati karena saat Matahari terbenam Hilal sudah di bawah horizon. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 20 Maret 2015 berkisar antara
-2,42
o
sampai dengan -0,25
o
. Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 21 Maret 2015 berkisar antara 9,99
o
sampai dengan 13,06
o
.
4
4. Peta Elongasi
Pada Gambar 3 dan 4 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia saat matahari terbenam tanggal 20 dan 21 Maret 2015. Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan
dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, elongasi saat Matahari terbenam
tanggal 20 Maret 2015 di Indonesia berkisar antara 1,19
o
sampai dengan 2,04
o
. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, elongasi saat Matahari terbenam tanggal 21 Maret 2015 di Indonesia
berkisar antara 12,73
o
sampai dengan 14,44
o
.
Gambar 3. Peta Elongasi tanggal 20 Maret 2015 untuk pengamat di Indonesia
Gambar 4. Peta Elongasi tanggal 21 Maret 2015 untuk pengamat di Indonesia
5
5. Peta Umur Bulan