BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG ACTIVITY BASED COSTING

Prinsip-prinsip manajemen investasi mengharuskan Sistem Manajemen Biaya untuk : a mengkaji usulan investasi secara seksama, b membuat keputusan investasi secara konsisten dengan tujuan organisasi, c mengevaluasi keputusan investasi dengan menggunakan criteria ganda, d mempertimbangkan resiko-resiko investasi, e melacak aktivitas-aktivitas setiap peluang investasi, f mendukung pengurangan atau pengeliminasian aktivitas tidak bernilai tambah, dan g mendukung pencapaian biaya target. Elemen-elemen manajemen biaya mencakup : [1] Lingkungan pemanufakturan maju, [2] Just-in-time JIT, [3] Total quality management TQM, [4] Activity-based management ABM, [5] Akuntansi aktivitas AA, [6] Activity-based costing ABC, [7] Pengukuran kinerja, dan [8] Manajemen Investasi.

A. BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya langsung direct cost Merupakan biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusuri ke objek biaya tertentu. Konsep biaya langsung tidak hanya mencakuup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja saja. Jika sebuah perusahaan membebankan biaya ke berbagai kantor di berbagai wilayah penjualan, maka gaji manajer di kantor penjualan pada suatu wilayah merupakan biaya langsung bagi wilayah penjualan tersebut. Biaya tidak langsung indirect cost merupakan biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusuri ke objek biaya tertentu. Contoh : dikaitkan dengan produk, gaji manajer pabrik merupakan biaya tidak langsung, karena biaya ini sama sekali tidak disebabkan oleh proses pembuatan produk.

B. ACTIVITY BASED COSTING

• Activity Based Costing ABC adalah suatu pendekatan biaya terhadap biaya-biaya produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan oleh suatu aktifitas. Inti dari pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari serangkaian aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya dan rangkaian aktifitas ini menggunakan sumber daya yang dihitung dengan biaya. • ABC menghubungkan biaya overhead pabrik dengan biaya objek seperti produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi sumber-sumber daya dan aktifitas-aktifitas sesuai dengan biaya-biayanya dan jumlah yang ingin diproduksi. • Activity based costing adalah suatu sistem yang mengumpulkan dan memproses data-data finansial dan operasional tentang sumber-sumber daya yang digunakan di suatu perusahaan berdasarkan aktifitas, biaya objek, cost drivers dan pengukuran kinerja aktifitas. Prosedur Pengalokasian Dua-Langkah • Prosedur pengalokasian dua-langkah digunakan untuk menghitung biaya-biaya sumber daya yang digunakan perusahaan, seperti biaya overhead pabrik, kelompok biaya dan kemudian untuk membiayai objek berdasarkan besarnya cost objek yang digunakan untuk sumber-sumber daya tersebut. • Sistem biaya perhitungan tradisional pertama kali mengalokasikan biaya overhead pabrik secara keseluruhan ataupun melalui pusat biaya dan kemudian ke hasil produksi. Model prosedur pengalokasian dua-langkah ini, bagaimanapun juga dapat memperhitungkan biaya produk ataupun jasa. • Sistem ABC menggunakan sistem yang berbeda dari sistem pembiayaan tradisional, dimana dapat dilihat dari kemampuannya untuk memodelkan penggunaan dari sumber- sumber daya perusahaan terhadap aktifitas yang dilakukan oleh sumber-sumber daya ini dan kemudian menghubungkan biaya aktifitas-aktifitas terhadap biaya objek seperti halnya produk, pelanggan ataupun jasa. Kapan dibutuhkan Sistem Activity Based Costing? Dimasa lalu, sistem biaya activity based costing hanya digunakan pada saat : • biaya untuk mengukur biaya aktifitas dan biaya-biaya lainnya menurun, yang dapat disebabkan adanya komputerisasi sistem penjadwalan dilantai produksi. • Activity yang tetap, menaikkan biaya dari penetapan harga. • Deferensiasi produk yang tinggi dalam jumlah, ukuran ataupun kompleksitas. Langkah-Langkah dalam Melaksanakan Sistem Actifity based costing. Ada 3 tiga tahap dalam melaksanakan sistem Activity Based Costing yaitu: 1. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktifitas. • Langkah pertama ini berupa pelaksanaan analisa aktifitas untuk mengidentifikasikan biaya sumber daya, dimana bisa muncul dalam berbagai bentuk aktifitas. • Analisa aktifitas mengidentifikasikan dan memaparkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dimana termasuk didalamnya kegiatan pengumpulan data dari dokumen yang ada dan dapat juga menggunakan survey kuesioner, observasi langsung dan wawancara dengan pelaku kunci. Proses manufaktur memiliki 4 empat level aktifitas: • Unit-level activity, dilakukan untuk setiap unit produksi setiap kali unit produksi tersebut melaksanakan proses prduksi. • Batch-level acativity, dilakukan untuk setiap batch atau grup produk dari setiap unit produk yang diproduksi. • Product-sustaining activity, dilakukan untuk mendukung produksi dari suatu produk yang spesifik. • Facilities-sustaining activity, dilakukan untuk mendukung proses produksi dari produk- produk yang ada secara umum. 2. Mengalokasikan Biaya Sumber Daya ke Aktifitas. • kriteria penting untuk memilih resources cost drivers yang baik adalah dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. • Contoh-contoh resources cost drivers adalah sebagai berikut: 1 pengukuran kegunaan utilitas, 2 karyawan dalam hal pembayaran gaji, 3 setup untuk aktifitas mesin, 4 kegiatan pemindahan dalam kaifitas material handling, • Biaya dari sumber daya dapat dialokasikan terhadap aktifitas dengan cara penelusuran langsung ataupun dengan cara estimasi. Penelusuran langsung membutuhkan data aktual mengenai sumber daya yang digunakan dalam aktifitas. Jka penelusuran langsung tidak bisa dilaksanakan, manager ataupun supervisor akan diminta untuk mengestimasi persentasi dari waktu atau usaha yang dikeluarkan karyawan untuk menggunakan suatu aktifitas. 3. Mengalokasikan Biaya Aktifitas ke Biaya Objek.  Setelah biaya aktifitas diketahui, biaya perunit aktifitas harus diukur, hal ini dapat dilakukan denga cara mengukur biaya per unit output yang diproduksi oleh suatu aktifitas.  Output adalah biaya objek untuk setiap aktifitas yang dilaksanakan dimana dapat berupa sistem biaya untuk produk, jasa, pelanggan ataupun unit bisnis.  Activity cost drivers digunakan untuk mengalokasikan biaya aktifitas ke biaya objek dalam hal ini dapat berupa pesanan pembelian, laporan penerimaan, laporan inspeksi, jumlah sumber daya yang disimpan, pembayaran, jam kerja langsung, jam mesin, waktu setup dan waktu siklus manufaktur. Keuntungan dan Keterbatasan dari Activity Based Costing Keuntungan – ABC menyediakan perkiraan tentang biaya produksi yang lebih akurat dan lebih informatif, yang pada akhirnya akan menuju pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kemampuan yang lebih baik untuk mengambil keputusan strategis dalam hal penentuan harga,lini produk, pelanggan, dan pengeluaran kapital. – ABC menyediakan pengukuran yang lebih akurat mengenai aktifitas yang menimbulkan biaya, sehingga para manager akan terbantu untuk meningkatkan kualitas produk dan peningkatan nilai proses sehingga dapat dihasilkan keputusan produk yang lebih baik, kemampuan mengontrol biaya. Keterbatasan – Allocation, ada beberapa biaya yang mungkin perlu dialokasikan pada suatu departemen dan pengukuran volume terhadap produk hal ini dikarenakan adanya penemuan spesifik aktifitas yang menyebabkan ketidak akuratan biaya penggunaan. – Omission of cost, ABC berasal dari penganalisisan beberapa biaya yang diidentifikasikan dengan spesifikasi produk. Aktifitas dapat menyebabkan pemasukan bagi biaya pemasaran, periklanan pencarian dan pengembangan, teknik produk dan permasalahan yang ditimbulkannya. Contoh Soal : ABC PT Baju memproduksi 2 produk yaitu produk polos dan produk bercorak. Produk PT Baju yang bercorak diproduksi dalam jumlah yang sama dan biaya yang sama dengan produk polos. Kedua- duanya bervolume tinggi. PT Baju melakukan : a. 40 persiapan untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya persiapan sebesar Rp. 900.000 dengan rata-rata sebesar Rp 22.500persiapan b. 20 perubahan desain untuk setiap produk dan menegluarkan biaya perubahan desain sebesar Rp.700.000 dengan rata-rata sebesar Rp.35.000 c. Menggunakan 160.000 jam tenaga kerja langsung dan mengeluarkan biaya overhead lain- lain sebesar Rp.3.200.000 dengan rata-rata sebesar 20 jam tenaga kerja langsung. Jawab : Data produksi terakhir PT Baju : PT BAJU Ikhtisar dari Produksi Tahun Terakhir Polos Bercorak Total Unit yang diproduksi 100.000 50.000 Biaya bahan baku langsung Per Unit Rp 10 Rp 15 Total Rp 1.000.000 Rp 750.000 Rp 1.750.000 Tenaga Kerja Langsung Jam Per unit 1 2 Total Jam 80.000 80.000 Total Biaya Rp. 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp 1.750.000 Persiapan 20 20 Perubahan desain 10 10 Overhead Biaya Tingkat Batch Rp. 900.000 Biaya Tingkat Produk Rp.700.000 Overhead lain-lain Rp. 3.200.000 Total Overhead Rp. 4.800.000 Rp. 9.750.000 Berdasarkan data diatas, direktur PT BAJU meminta manajer akuntansinya untuk menghitung berapa biaya per unit berdasarkan perhitungan sistem ABC PERHITUNGAN : PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS ABC PT BAJU PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS Tarif Overhead: Biaya persiapan tingkat batch Rp. 900.000:40=Rp. 22.500persiapan Biaya per kali perubahan-tingkat produk Rp. 700.000:20=Rp. 35.000perubahan Overhead lain-lain Rp. 3.200.000:160.000=Rp. 20jam TKL polos Bercorak Total Bahan baku langsung Rp. 1000.000 Rp. 750.000 Rp. 1.750.000 Tenaga Kerja Langsung 1.600.000 1.600.000 3.200.000 Overhead : Persiapan : Rp.22.500x20 450.000 Persiapan: Rp.22.500x20 450.000 900.000 Perubahan desain Rp.35.000x10 350.000 Perubahan desain Rp35.000x10 350.000 700.000 TKL Rp.20x80.000 jam 1.600.000 TKL Rp.20x80.000 jam 1.600.000 3.200.000 Total biaya Rp. 5.000.000 Rp. 4.750.000 Rp. 9.750.000 Unit yang diproduksi 100.000 50.000 Biaya per unit Rp. 50 Rp. 95

C. ACTIVITY BASED COSTING WITH IDLE CAPACITY