Pengaruh Larutan Starter Urea Dan Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Bambu Betung (Dendrocalamus Asper (Schult. F.) Backer Ex Heyne)

41!l6R.
200'-(

088

PENGARUH LARUTAN STARTER UREA DAN URINE SAPI
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBU BETUNG
(Dendrocalamus asper (Schult. f.) Backer ex Heyne)

Oleh
Agus Widanarko

A01400067

DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2004

PENGARUH LARUTAN STARTER UREA DAN URINE SAPI

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBU BETUNG

(Dendrocalamus asper (Schult. f.) Bacl\er ex Heyne)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana p・イエ。NョLゥセ@
Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Agus Widanarko
A01400067

DEPARTEMEN BUm DAYA PERTANIAN
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR

2004

LEMBARPENGESAHAN
Judul


: PENGARUH LARUTAN STARTER UREA DAN URINE
SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBU
BETUNG (Dendrocalamus asper (Schult. f.) Backer ex
Heyne)

Nama

: AGUS WIDANARKO

NRP

: A01400067

Program

: AGRONOMI

Menyetujui,


Pembimbing

Dr If Sandra Arifin Aziz, MS
NIP: 131 476499

Mengetahui,
カBMセLN@

Tanggal Lulus :

セ[p。iZエ・ョャ@

01 JUN R。セ@

Budidaya Pertanian

RINGKASAN

AGUS WIDANARKO. Pengaruh Larutan Starter Urea dan Urine Sapi
Terhadap Pertumbuhan Bibit Bambu Betung (Delldrocaiamlls asper (Schult.

C.) Backer ex Heyne) (Dibimbing oleh SANDRA ARIFIN AZIZ).
Kegiatan penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
larutan starter urea dan urine sapi terhadap pertumbuhan bibit bambu yang berasal
dari setek buluh bambu betung. Pereobaan dimulai pada bulan September dan
berakhir pada Desember 2003. Pereobaan dilakukan di kebun pereobaan
Cikarawang IPB dengan ketinggian 240 m dari permukaan laut (dpl).
Pereobaan menggunakan Raneangan Aeak Kelompok dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah konsentrasi urea dengan tiga taraf perlakuan yaitu 0, 2 dan
4 gil. Faktor kedua adalah konsentrasi urine sapi dengan tiga taraf perlakuan yaitu
0, 15 dan 30 % . Terdapat 9 perlakuan dengan empat kali ulangan. Setiap satuan
pereobaan menggunakan 8 bibit bambu betung yang berumur dua bulan.
Perlakuan diberikan pada 8 MST setiap dua minggu selama satu bulan dengan
dosis 100 ml tiap tanaman. Peubah yang diamati terdiri atas tinggi tajuk, jumlah
tunas dan eabang untuk setiap tanaman, serta bobot basah dan kering tajuk dan
akar tanaman.
Didapatkan hasil pada 8 MST bibit tumbuh tidak seragam sehingga harus
dikelompokkan kedalam empat kelompok ulangan berdasarkan tinggi dan
keragaan tanaman. Tanaman pada kelompok empat merupakan tanaman yang
memiliki tinggi dan keragaan tanaman paling besar dengan rata-rata tinggi 47.45
em dan jumlah eabang 1.24. Sedangkan tanaman kelompok satu merupakan

tanaman dcngan tinggi dan keragaan tan am an terkeeil dengan rata-rata tinggi
21.26 em dan jumlah eabang 0.71. Sampai akhir pereobaan terdapat beberapa
eontoh tanaman yang mati. Bibit yang mati sebagian besar terserang busuk tunas
karena kelembaban tanah yang tinggi dan tergenang pada awal tanam. Pada akhir
pereobaan persentase kematian tanaman terbesar terdapat pada ulangan dua (27
%) sebanyak 20 tanaman, sedangkan persentase kematian terkeeil pada ulangan
empat (6.9 %) sebanyak lima tanaman.
Pemberian larutan starter urea dan urine sapi tidak berpengaruh pada
semua parameter pengamatan. Interaksi urea dan urine sapi tidak memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan bambu pada semua taraf dan peubah
pengamatan. Dalam pembibitan bambu betung tidak diperlukan pemberian larutan
starter urea dan urine sapi.

KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan Hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini yang
beljlldlll PENGARUH LA RUTAN STARTER UREA DAN URINE SAPI
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBU BETUNG (Delldrocalaml/s
asper (Schult. f.) Backer ex Hcync) dapat diselesaikan.


Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
I. Bapak dan Ibll terhormat. adik-adikkll, saudara-salldarakll (keillarga besar Bpk
Munasir) yang telah mendidik, membesarkan dan mendoakan sehingga
semllanya beljalan dengan baik
2. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, MAgr selaku dosen pembimbing akademik
yang lclah memberikan motivasi dan bimbingannya
3. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
sabar membimbing dan mengarahkan dari awal sampai akhir penulisan skripsi
4. Dr. Ir. Iskandar LlIbis dan Dr. Ir. Maya Melati selaku dosen pengllji
5. Pak Satta dan pegawai keblln percobaan Cikarawang atas segal a bantllan
l110riii dan maleriii seial11a peneiilian
6. Rekan-rekan Agronomi 36, 37 dan 38 alas bantllan dan kebersamaannya
7. Rekan-rekan I-Iorti, Lanskap, PMT dan I-IPT 37 atas dllkllngan dan
semangatnya
8. Semua pihak yang telah membantll dalam penlliisan skripsi ini.
Penlliis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semlla. Amiin.

Bogor, JlIni 2004

Penlliis


DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... ..
DAFTAR lSI ............................................................................................

II

DAFT AR T ABEL ....................................................................................

IV

DAFTAR GAMBAR................................................................................

V

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... .
1.1. Latar Belakang ......................................................................... .
1.2. Tujuan Percobaan ......................... ,...........................................
1.3. I-lipotesis ...................................................................................


2
3
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
2.1. Botani dan Sifat-sifat Tanaman Bambu ..................................
2.2. Ekologi Tanaman Bal11bu .........................................................
2.3. Perbanyakan Tanal11an Bal11bu .................................................
2.4. Urea ..........................................................................................
2.5. Urine Sapi ................................................................................
2.6. Bambu Betung ........................................................................
2.7. Larutan Stmier...........................................................................

4
4
5
5
6
6

7

BAB III. BAHAN DAN METODE.........................................................

8

3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.

Waktu dan Tempat ................................................................
Bahan dan Alat ........................................................................
Metode Pelaksanaan ...............................................................
Pelaksanaan Percobaan ............................................................
Pengal11atan...............................................................................

8
8

8
9
10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................

11

4.1. Hasil ...........................................................................................
4.1.1. Kondisi Umum .............................................................
4.1.2. Tinggi Tanal11an ...........................................................
4.1.3. JUl111ah Tunas................................................................
4.1.4. Jumlah Cabang.............................................................
4.1.5. Bobot Tajuk dan Akar ..................................................
4.2. Pembahasan................................................................................
4.2.1. Kondisi Tanaman .........................................................
4.2.2. Perlakuan ......................................................................

II


11
13
13
14
14
15
15
17

111

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................... ;.............................

19

5.1. Kcsill1pulan.................................................................................
5.2. Saran...........................................................................................

19
19

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

20

LAMP IRAN .............................................................................................

22

DAFTAR TABEL
Teks

Nomor

. Halaman

I. Pengelompokan Tanaman Berdasarkan Tinggi Tanaman (em) dan

Keragaan Tanaman Pada 8 MST (0 MSP) ...............................................

11

2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Urine Sapi, Urea dan Interaksinya
terhadap Peubah yang Diamati ... ..... ... ... ..... ... ...... ... .... ... ... ..... ... ..... ........... 12
3. Tinggi Tanaman (em) pada Berbagai TarafUrine Sapi............................

13

4. Tinggi Tanaman (em) pada Berbagai TarafUrea .....................................

13

5. lumlah Tunas pada Berbagai TarafUrine Sapi.........................................

13

6. lumlah Tunas pada Berbagai TarafUrea ..................................................

14

7. .fumlah Cabang pada Berbagai Tarof Urine Sapi .....................................

14

8. lumlah Cabang pada Berbagai Taraf Urea...............................................

14

9. Bobot Bambu (g) pada Berbagai Taraf Urine Sapi ...................................

14

10. Bobot Bambu (g) pada Berbagai TarafUrea ..........................................

15

11. Tinggi Tanaman (em) pada Berbagai Kelompok Ulangan .....................

15

12. lumlah Cabang pad a Berbagai Kelompok Ulangan................................

16

Lampiran

1. Curah Hujan Bulan September Sampai Desember 2003 Dannaga, Bogor 22
2. Kriteria Hujan Menurut lumlah Hujan dalam Satu Hari.........................

23

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor

Halaman

1. Rumpun Bambu Betung .........................................................

8

2. Pertambahan Tinggi Tanaman tiap Kelompok Ulangan........

16

3. Perbandingan Bibit antar Perlakuan Urine Sapi.....................

17

BABI.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bambu telah lama dikenal baik oleh masyarakat Indonesia. Oari segi
manfaat, bambu banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan, kerajinan tangan,
alat rumah tangga, sampai bahan pangan yang sangat digemari. Oi Indonesia,
terutama di Jawa, bambu banyak ditanam oleh masyarakat di pekarangan, kebun
atau tegalan dan menjadi sumber kehidupan masyarakat pedesaan. Oalam kaitan
ini dunia internasional menyebut bambu sebagai Timber of the poor, padahal
rumpun bambu di pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung atau simpanan
harta masyarakat (Sulthoni, 1994).
Bambu telah digunakan sejak lama sebagai bahan konstruksi bangunan
(Kankam et of.. 1986). Penggunaan bambu untuk konstruksi rumah pedesaan
mencapai 30 % (Sulthoni, 1994). Bambu juga dapat digunakan sebagai pagar
alal11i yang l11embantu mengurangi polusi bunyi maupun pencemaran emisi.
Oalam banyak rekomendasi konsultan lingkungan, bambu memegang peranan
penting sebagai penahan polusi udara dan suara, bahkan untuk mendapatkan
sertifikasi ISO 14001 (Budianta, 2002).
Sebagai bahan baku industri, bambu dapat diolah menjadi sump it.
Sedangkan limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat kertas.
Jenis bambu yang digunakan untuk industri ini adalah bambu apus, ater, tutul,
gOl11bong dan duri (Hastuti, 1993). Sebagai bahan pangan, rebung merupakan
salah satu bahan pangan yang disukai. Jenis-jenis tanaman bambu yang rebungnya
bisa diambil untuk dimakan antara lain bambu aur, ater, andong, gornbong, jalur,
dan betung (Muchtadi. 1994).
Kendala utama yang dapat diidentifikasi dalam upaya mengembangkan
atau meluaskan tegakan bambu adalah tersedianya bahan baku tanaman
(Rumawas, 1994). Kendala lain yang dihadapi pada perbanyakan bambu tropik
adalah lokasi penanaman yang jauh dari sUl11ber bibit. Kesulitan ini timbul karena
perbanyakan bambu lebih menganda1kan cara vegetatif yang secara tradisional
dilakukan dengan menggunakan pokok batang bersama-sama akar rimpangnya.
Memang penggunaan setek buluh dapat dilakukan, namun cara ini memerlukan