TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Aset Teknologi Informasi Pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN
ASET TEKNOLOGI INFORMASI PADA
RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh: SUKIRNO 09.41011.0021
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana
Oleh: Nama : Sukirno
NIM : 09.41011.0021 Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(3)
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Aplikasi ... 6
2.2 Aset ... 6
2.3 Manajemen Aset ... 8
2.3.1 Tujuan Manajemen Aset ... 8
2.3.2 Siklus Manajemen Aset ... 8
2.3.3 Pengendalian Aset ... 10
2.3.4 Penghapusan Aset... 11
(4)
2.6 Depresiasi ... 13
2.6.1 Faktor-faktor dalam Perhitungan Depresiasi ... 14
2.6.2 Metode Depresiasi ... 15
2.7 Model Waterfall ... 18
2.8 Database ... 21
2.9 Testing Sofware ... 22
2.9.1 Objektifitas Testing ... 23
2.9.2 Test Case ... 24
2.9.3 Black Box Testing ... 24
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26
3.1 Analisis Sistem ... 26
3.1.1 Komunikasi ... 26
3.1.2 Perencanaan Kebutuhan Sistem ... 45
3.2 Perancangan Sistem (Permodelan Sistem) ... 46
3.2.1 Perancangan Proses ... 46
3.2.2 Perancangan Basis Data ... 82
3.2.3 Struktur Tabel ... 84
3.2.4 Perancangan Input/Output ... 90
3.2.5 Perancangan Uji Coba Sistem ... 107
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 110
4.1 Implementasi ... 110
(5)
4.2 Evaluasi Sistem ... 132
4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 132
4.2.2 Uji Coba Kesesuaian Hasil Laporan ... 153
BAB V PENUTUP ... 156
5.1 Kesimpulan ... 156
5.2 Saran ... 156
DAFTAR PUSTAKA ... 158
(6)
Tabel 2.1 Penyusutan Metode Garis Lurus ... 17
Tabel 3.1 Tahap Observasi ... 26
Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Bagian Unit ... 36
Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Bagian Information Technology ... 37
Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Manajer PPRS ... 37
Tabel 3.5 Kebutuhan Fungsi Mengelola Data Master ... 39
Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Pengadaan ... 40
Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Penerimaan ... 41
Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Perbaikan ... 41
Tabel 3.9 Kebutuhan Fungsi Pemindahan ... 42
Tabel 3.10 Kebutuhan Fungsi Penyusutan ... 43
Tabel 3.11 Kebutuhan Fungsi Penghapusan ... 44
Tabel 3.12 Kebutuhan Fungsi Membuat Laporan... 45
Tabel 3.13 Perencanaan Kebutuhan Sistem ... 46
Tabel 3.14 Jabatan ... 84
Tabel 3.15 Jabatan Departemen ... 84
Tabel 3.16 Pegawai ... 84
Tabel 3.17 Pengadaan ... 85
Tabel 3.18 Pengadaan Aset Departemen ... 85
Tabel 3.19 Aset TI... 86
Tabel 3.20 Lokasi ... 86
(7)
Tabel 3.23 Memiliki Spek ... 87
Tabel 3.24 Detil Spek ... 87
Tabel 3.25 Merk ... 87
Tabel 3.26 Unit... 88
Tabel 3.27 Penerimaan ... 88
Tabel 3.28 Perbaikan ... 88
Tabel 3.29 Detil Perbaikan ... 89
Tabel 3.30 Pemindahan ... 89
Tabel 3.31 Detil Pemindahan ... 89
Tabel 3.32 Penyusutan ... 90
Tabel 3.33 Penghapusan... 90
Tabel 3.34 Tabel Rencana Testing ... 108
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Fungsi Form Login ... 133
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Form Menu Utama ... 134
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Mengelola Data Master ... 136
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Tombol Form Master ... 141
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Melakukan Transaksi ... 142
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Membuat Laporan Aset Keseluruhan ... 146
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Membuat Laporan Usulan Pengadaan ... 147
Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Melakukan Laporan Pengadaan ... 148
Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Melakukan Laporan Penerimaan ... 148
(8)
Tabel 4.12 Hasil Uji Coba Melakukan Laporan Penyusutan ... 151
Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Melakukan Laporan Usulan Penghapusan ... 152
Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Melakukan Laporan Penghapusan ... 153
Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Data Laporan Sistem Saat Ini... 154
(9)
Gambar 2.1 Klasifikasi Aset (Hidayat, 2012) ... 7
Gambar 2.2 Siklus Hidup Pengelolaan Aset (Hidayat, 2012) ... 10
Gambar 2.3 Pengembangan Menggunakan Model Waterfall (Pressman, 2015). 19 Gambar 3.1 Document Flow Pengadaan Aset Teknologi Informasi... 29
Gambar 3.2 Document Flow Penerimaan Aset Teknologi Informasi ... 30
Gambar 3.3 Document Flow Pemindahan Aset Teknologi Informasi ... 31
Gambar 3.4 Document Flow Perbaikan Aset Teknologi Informasi ... 32
Gambar 3.5 Document Flow Penyusutan Aset Teknologi Informasi ... 33
Gambar 3.6 Document Flow Penghapusan Aset Teknologi Informasi ... 35
Gambar 3.7 Context Diagram Aplikasi Pengelolaan Aset TI ... 47
Gambar 3.8 Diagram Jenjang Level 0 Aplikasi Pengelolaan Aset TI ... 48
Gambar 3.9 Diagram Jenjang Proses Level 1 Mengecek Hak Akses ... 49
Gambar 3.10 Diagram Jenjang Level 2 Mengecek Hak Akses Bagian Unit ... 49
Gambar 3.11 Diagram Jenjang Level 2 Mengecek Hak Akses Bagian IT ... 50
Gambar 3.12 Diagram Jenjang Level 2 Mengecek Hak Akses Bagian Manajer PPRS ... 50
Gambar 3.13 Diagram Jenjang Proses Level 1 Mengelola Data Master ... 51
Gambar 3.14 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Aset TI ... 52
Gambar 3.15 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Kategori ... 52
Gambar 3.16 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Merk ... 52
Gambar 3.17 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Spesifikasi .... 53
Gambar 3.18 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Jabatan ... 53
(10)
Gambar 3.21 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Unit ... 55
Gambar 3.22 Diagram Jenjang Level 2 Mengelola Data Master Jabatan Departemen ... 55
Gambar 3.23 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Persetujuan ... 56
Gambar 3.24 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Penerimaan ... 56
Gambar 3.25 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Perbaikan ... 57
Gambar 3.26 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Pemindahan ... 57
Gambar 3.27 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Penyusutan ... 58
Gambar 3.28 Diagram Jenjang Proses Level 1 Melakukan Penghapusan ... 58
Gambar 3.29 Diagram Jenjang Proses Level 1 Membuat Laporan ... 59
Gambar 3.30 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Aset TI Keseluruhan ... 59
Gambar 3.31 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Usulan Pengadaan ... 60
Gambar 3.32 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Pengadaan ... 60
Gambar 3.33 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Penerimaan ... 61
Gambar 3.34 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Perbaikan ... 61
Gambar 3.35 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Pemindahan ... 62
Gambar 3.36 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Penyusutan ... 62
Gambar 3.37 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Usulan Penghapusan ... 63
Gambar 3.38 Diagram Jenjang Level 2 Laporan Penghapusan ... 63
Gambar 3.39 DFD Level 0 Aplikasi Pengelolaan Aset TI... 65
Gambar 3.40 DFD Level 1 Mengecek Hak Akses Login ... 66
Gambar 3.41 DFD Level 1 Mengecek Hak Akses Bagian Unit ... 66
(11)
Gambar 3.44 DFD Level 1 Mengelola Data Master ... 68
Gambar 3.45 DFD Level 1 Mengelola Data Aset TI ... 68
Gambar 3.46 DFD Level 1 Mengelola Data Kategori ... 69
Gambar 3.47 DFD Level 1 Mengelola Data Merk ... 69
Gambar 3.48 DFD Level 1 Mengelola Data Spesifikasi... 70
Gambar 3.49 DFD Level 1 Mengelola Data Jabatan ... 70
Gambar 3.50 DFD Level 1 Mengelola Data Departemen... 71
Gambar 3.51 DFD Level 1 Mengelola Data Pegawai... 71
Gambar 3.52 DFD Level 1 Mengelola Data Unit ... 72
Gambar 3.53 DFD Level 1 Mengelola Data Jabatan Departemen... 72
Gambar 3.54 DFD Level 1 Melakukan Persetujuan ... 73
Gambar 3.55 DFD Level 1 Melakukan Penerimaan ... 74
Gambar 3.56 DFD Level 1 Melakukan Perbaikan ... 74
Gambar 3.57 DFD Level 1 Melakukan Pemindahan ... 75
Gambar 3.58 DFD Level 1 Melakukan Penyusutan ... 76
Gambar 3.59 DFD Level 1 Melakukan Penghapusan ... 76
Gambar 3.60 DFD Level 1 Membuat Laporan ... 77
Gambar 3.61 DFD Level 2 Laporan Aset TI Keseluruhan ... 78
Gambar 3.62 DFD Level 2 Laporan Usulan Pengadaan ... 78
Gambar 3.63 DFD Level 2 Laporan Pengadaan ... 79
Gambar 3.64 DFD Level 2 Laporan Penerimaan... 79
(12)
Gambar 3.67 DFD Level 2 Laporan Penyusutan ... 81
Gambar 3.68 DFD Level 2 Laporan Usulan Penghapusan ... 81
Gambar 3.69 DFD Level 2 Laporan Penghapusan ... 81
Gambar 3.70 CDM Aplikasi Pengelolaan Aset Teknologi Informasi ... 82
Gambar 3.71 PDM Aplikasi Pengelolaan Aset Teknologi Informasi ... 83
Gambar 3.72 Rancangan Form Menu Utama ... 91
Gambar 3.73 Rancangan Form Login ... 91
Gambar 3.74 Rancangan Form Master Aset TI ... 92
Gambar 3.75 Rancangan Form Master Kategori ... 92
Gambar 3.76 Rancangan Form Master Merk ... 93
Gambar 3.77 Rancangan Form Master Spesifikasi... 93
Gambar 3.78 Rancangan Form Master Jabatan ... 94
Gambar 3.79 Rancangan Form Master Departemen... 94
Gambar 3.80 Rancangan Form Master Pegawai... 95
Gambar 3.81 Rancangan Form Master Unit ... 95
Gambar 3.82 Rancangan Form Transaksi Usulan Pengadaan ... 96
Gambar 3.83 Rancangan Form Transaksi Persetujuan Pengadaan ... 96
Gambar 3.84 Rancangan Form Penerimaan ... 97
Gambar 3.85 Rancangan Form Perbaikan ... 98
Gambar 3.86 Rancangan Form Transaksi Pemindahan ... 98
Gambar 3.87 Rancangan Form Transaksi Penyusutan ... 99
(13)
Gambar 3.90 Rancangan Form Laporan Daftar Aset ... 101
Gambar 3.91 Rancangan Form Laporan Kategori ... 101
Gambar 3.92 Rancangan Form Laporan Merk ... 102
Gambar 3.93 Rancangan Form Laporan Spesifikasi ... 102
Gambar 3.94 Rancangan Form Laporan Aset Keseluruhan ... 103
Gambar 3.95 Rancangan Form Laporan Usulan Pengadaan Aset ... 103
Gambar 3.96 Rancangan Form Laporan Pengadaan... 104
Gambar 3.97 Rancangan Form Laporan Penerimaan ... 104
Gambar 3.98 Rancangan Form Laporan Pemindahan ... 105
Gambar 3.99 Rancangan Form Laporan Perbaikan ... 105
Gambar 3.100 Rancangan Form Laporan Penyusutan ... 106
Gambar 3.101 Rancangan Form Laporan Usulan Penghapusan ... 106
Gambar 3.102 Rancangan Form Laporan Penghapusan ... 107
Gambar 4.1 Form Menu Utama ... 111
Gambar 4.2 Form Login ... 114
Gambar 4.3 Form Master Aset TI ... 115
Gambar 4.4 Form Master Kategori ... 116
Gambar 4.5 Form Master Merk ... 116
Gambar 4.6 Form Master Spesifikasi ... 117
Gambar 4.7 Form Master Jabatan ... 117
Gambar 4.8 Form Master Departemen ... 118
(14)
Gambar 4.11 Form Master Jabatan Departemen ... 120
Gambar 4.12 Form Transaksi Usulan Pengadaan ... 121
Gambar 4.13 Form Transaksi Persetujuan Pengadaan ... 121
Gambar 4.14 Form Penerimaan ... 122
Gambar 4.15 Form Perbaikan ... 123
Gambar 4.16 Form Pemindahan ... 123
Gambar 4.17 Form Penyusutan ... 124
Gambar 4.18 Form Usulan Penghapusan ... 125
Gambar 4.19 Form Penghapusan ... 125
Gambar 4.20 Form Laporan Daftar Aset ... 126
Gambar 4.21 Form Laporan Kategori Aset ... 126
Gambar 4.22 Form Laporan Merk Aset ... 127
Gambar 4.23 Form Laporan Spesifikasi Aset ... 127
Gambar 4.24 Form Laporan Aset Keseluruhan ... 128
Gambar 4.25 Form Laporan Usulan Pengadaan Aset ... 128
Gambar 4.26 Form Laporan Pengadaan ... 129
Gambar 4.27 Form Laporan Penerimaan ... 129
Gambar 4.28 Form Laporan Perbaikan ... 130
Gambar 4.29 Form Laporan Pemindahan ... 130
Gambar 4.30 Form Laporan Penyusutan ... 131
Gambar 4.31 Form Laporan Usulan Penghapusan ... 131
(15)
Gambar 4.34 Tampilan Hasil Uji Coba Pesan Login Sukses ... 134
Gambar 4.35 Tampilan Hasil Uji Coba Form Menu Utama Hak Akses Bagian Information Technology ... 135
Gambar 4.36 Tampilan Hasil Uji Coba Form Menu Utama Hak Akses Bagian Kepala Unit ... 135
Gambar 4.37 Tampilan Hasil Uji Coba Form Menu Utama Hak Akses Bagian Manajer PPRS ... 136
Gambar 4.38 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Aset TI ... 137
Gambar 4.39 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Kategori ... 138
Gambar 4.40 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Kategori ... 138
Gambar 4.41 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Spesifikasi ... 138
Gambar 4.42 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Jabatan ... 139
Gambar 4.43 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Departemen ... 139
Gambar 4.44 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Pegawai ... 139
Gambar 4.45 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Unit ... 140
Gambar 4.46 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Jabatan Departemen ... 140
Gambar 4.47 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Berhasil Ditambah ... 141
Gambar 4.48 Tampilan Hasil Uji Coba Form Master Berhasil Diubah ... 141
Gambar 4.49 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Usulan Pengadaan Aset TI ... 143
Gambar 4.50 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Persetujuan Pengadaan Aset TI ... 143
Gambar 4.51 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Penerimaan Aset TI . 144 Gambar 4.52 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Perbaikan Aset TI .... 144
(16)
Gambar 4.55 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Usulan Penghapusan
Aset TI ... 145
Gambar 4.56 Tampilan Hasil Uji Coba Form Transaksi Penghapusan Aset TI 145 Gambar 4.57 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Aset Keseluruhan ... 146
Gambar 4.58 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Usulan Pengadaan ... 147
Gambar 4.59 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Pengadaan ... 148
Gambar 4.60 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Penerimaan ... 149
Gambar 4.61 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Perbaikan ... 150
Gambar 4.62 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Pemindahan ... 151
Gambar 4.63 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Penyusutan ... 151
Gambar 4.64 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Usulan Penghapusan .. 152
Gambar 4.65 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Penghapusan ... 153
(17)
Lampiran 1 Surat Rekomendasi Penelitian ... 159
Lampiran 2 Daftar Wawancara ... 160
Lampiran 3 Laporan Aset TI Keseluruhan... 161
Lampiran 4 Laporan Usulan Pengadaan ... 162
Lampiran 5 Laporan Pengadaan... 163
Lampiran 6 Laporan Penerimaan ... 164
Lampiran 7 Laporan Perbaikan ... 165
Lampiran 8 Laporan Pemindahan ... 166
Lampiran 9 Laporan Penyusutan ... 167
Lampiran 10 Laporan Usulan Penghapusan ... 168
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya merupakan salah satu instansi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya membutuhkan berbagai peralatan teknologi informasi (TI) untuk menunjang kegiatan operasional rumah sakit. Peralatan tersebut merupakan aset penting bagi rumah sakit dimana jumlah serta jenisnya akan selalu bertambah seiring dengan berkembangnya rumah sakit. Menurut Mulyadi (2001), aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali. Salah satu aset yang harus dikelola dengan baik adalah teknologi informasi.
Permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dalam pengelolaan aset teknologi informasiadalah pencatatan asetteknologi informasi yang menggunakan Microsoft Excel dan tidak terarsip dengan baik. Hal ini menyebabkan terjadi kehilangan aset, dan lambat dalam melakukan proses pencarian data. Selain itu rumah sakit lambat dalam memberikan laporan, dan laporan yang dihasilkan tidak tepat. Permasalahan lain yang muncul adalah penghapusan aset yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan kesulitan dalam mengetahui jumlah aset yang dihapus. Masalah proses perhitungan penyusutan yang tidak tepat menyebabkan aset yang masih memiliki umur ekonomis bernilai
(19)
tinggi tidak digunakan kembali dan proses perhitungan penyusutan yang lambat menyebabkan sulit mengetahui aset yang akan dan telah melewati umur ekonomisnya. Selain permasalahan tersebut, pihak manajemen mengalami kesulitan untuk mengetahui beban biaya yang ditanggung aset teknologi informasi selama tahun berjalan. Selain itu, pihak manajemen mengalami kesulitan dalam mengetahui berapa kali aset teknologi informasi tersebut diperbaiki serta perbaikan apa saja yang pernah dilakukan. Hal ini disebabkan tidak adanya data informasiperbaikan yang pernah dilakukan, sehingga mengakibatkan pihak manajemen kesulitan dalam menentukan apakah peralatan tersebut masih layak diperbaiki atau tidak. Tentunya akan memakan waktu yang cukup lama jika harus memeriksa berkas perbaikan yang pernah dilakukan satu persatu.
Berdasarkan uraian tersebut, sehingga dibuat sebuah aplikasi desktop khusus yang bisa langsung diakses secara client server yang terintegrasi dan terakomodasi ke semua stakeholder. Membantu pihak manajemen dalam mengelola aset teknologi informasi yang dimiliki. Aplikasi tersebut dapat mencatat setiap aset teknologi informasi secara lengkap terkait dengan jumlah dari aset teknologi informasi yang dimiliki, serta dapat mencatat transaksi pengadaan, penerimaan, perbaikan, pemindahan, penyusutan, penghapusan serta laporan dari seluruh transaksi. Aplikasi yang dibangun juga dapat menyajikan sisa masa pakai serta nilai penyusutan pada aset teknologi informasi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu bagaimana merancang dan membangun aplikasi pengelolaan aset teknologi informasi pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
(20)
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
a. Aset yang dibahashanya aset teknologi informasi yang merupakan aset tetap Rumah Sakit Islam Jemursai Surabaya, yang berlokasi di Jl. Jemursari 51 – 57, Surabaya.
b. Aplikasi yang dibangun tidak membahas tentang pembelian aset teknologi informasi.
c. Metode penyusutan aset teknologi informasi yang digunakan adalah Metode Garis Lurus (Straight Line Method).
d. Perbaikan aset teknologi informasi yang dilakukan tidak menambah masa pakai.
1.4 Tujuan
Berdasarkan dari masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini yaitu, menghasilkan aplikasi yang dapat mengelola aset teknologi informasi untuk memudahkan dalam mengelola, merencanakan, dan memantau aset teknologi informasi, mulai dari proses pengadaan, penerimaan, perbaikan, pemindahan, penyusutan, hingga penghapusan.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Penulis
Sebagai media penerapan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat saat perkuliahan berlangsung, maupun ilmu baru yang telah dipelajari.
(21)
2. Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya
Aplikasi yang dibangun mampu membantu pihak manajemen rumah sakit untuk menertibkan dan mempermudah pencatatan aset teknologi informasi, menyajikan informasi sisa masa pakai serta nilai penyusutan dari aset teknologi informasi yang dimiliki, selain itu aplikasi yang dibangun mampu membantu pihak manajemen dalam melakukan perawatan aset teknologi informasi, serta mencatat perbaikan yang telah dilakukan.
3. Pembaca
Sebagai referensi untuk pengembangan penelitian berikutnya dalam bidang yang sama.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab pertama pendahuluan berisi tentang latar belakang diambilnya topik penelitian, rumusan masalah dari topik penelitian, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan, tujuan dari penelitian ini dan manfaat yang diperoleh dari pihak penulis, rumah sakit, dan pembaca.
Bab kedua landasan teori menjelaskan tentang gambaran umum dari Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian dan landasan teori yang berbentuk uraian kualitatif, model matematis atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian ini adalah teori tentang aset tetap, metode penyusutan aset, manajemen aset, teknologi informasi dan system development life
(22)
Bab ketiga analisis dan perancangan sistem berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian penelitian yang terdiri dari observasi pendahuluan, interview/wawancara, studi pustaka, identifikasi masalah, pembuatan document flow, context diagram, data flow diagram, entity
relationship diagram baik conceptual data model, maupun physical data model,
yang sesuai dengan analisa kebutuhan dan rancangan sistem serta struktur basis data dan desain antarmuka.
Bab keempat implementasi dan evaluasi menjelaskan tentang implementasi dari sistem yang telah dibuat dan evaluasi aplikasi sesuai dengan uji coba yang telah direncanakan.
Bab kelima penutup berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lainyang ingin meneruskan topik penelitian ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.
(23)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aplikasi
Menurut Jogiyanto (2005), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Menurut Hasan (2005), aplikasi adalah penerapan dari rancang system untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan
software yang ditransformasikan ke komputer yang berisikan perintah-perintah
yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data.
2.2 Aset
Menurut Hidayat (2012), aset berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Asset secara umum artinya adalah barang (thing) atau suatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value), atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha, individu atau perorangan. Menurut Munawir (2007), aset adalah sarana
(24)
atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara obyektif.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar (current asset ) dan aset nonlancar (noncurrent asset). Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya meliputi aset tak berwujud dan aset kerja sama atau kemitraan. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Dari klasifikasi aset tersebut, maka dapat dibuat skema ringkasnya seperti ini.
Aset
Aset Non Lancar (Noncurrent) Aset Lancar
(Current)
Berwujud
(Physical) Tak Berwujud(Intangible) Keuangan
(Financial)
(25)
2.3 Manajemen Aset
Menurut Departemen Transportasi Amerika Serikat dalam Hidayat (2012), manajemen aset adalah proses sistematis guna memelihara, memperbarui, dan mengoperasikan biaya yang timbul dari aset secara efektif. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen aset merupakan kegiatan yang mencakup proses perencanaan dan monitoring aset fisik selama umur penggunaannya oleh suatu departemen. Manajemen aset akan memudahkan perusahaan untuk menyimpan daftar aset, semua dokumen pembelian, biaya-biaya, jumlah, lokasi, pengguna aset, serta akumulasi penyusutan dan nilai buku yang berlaku dari aset yang dimiliki.
2.3.1 Tujuan Manajemen Aset
Menurut Hidayat (2012), tujuan utama manajemen aset adalah membantu entitas (organisani) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien. Ciri-ciri manajemen aset yang efektif dan efisien sebagai berikut : 1. Mengurangi pengadaan aset yang tidak diperlukan
2. Memaksimalkan manfaat aset dengan memastikan bahwa aset digunakan dan dipelihara secara baik.
3. Memfokuskan perhatian pada hasil dengan memberikan pembebanan tanggung jawab, akuntabilitas dan pelaporan secara jelas.
4. Memperoleh nilai uang yang lebih besar melalui penilaian ekonomi.
2.3.2 Siklus Manajemen Aset
Menurut Hidayat (2012), pengelolaan aset selama masa hidupnya melalui beberapa fase perjalanan yang sering disebut siklus manajemen aset.
(26)
Siklus manajemen aset ini terbagi menjadi empat siklus utama antara lain : 1. Siklus Pengadaan
Siklus dimana suatu aset dibeli, dibangun atau dibuat. Pada siklus pengadaan ini setiap perolehan aset yang dilakukan harus dicatat dengan jelas tanggal perolehan, cara perolehan, harga, jumlah serta informasi lain terkait dengan perolehan aset.
2. Siklus Operasi
Siklus dimana suatu aset digunakan untuk tujuan yang telah ditetapkan seperti siapa unit kerja serta dimana saja aset tersebut digunakan sehingga untuk setiap mutasi yang terjadi perlu dicatat. Pada siklus operasi ini mungkin diselingi dengan pemeliharaan, pembaruhan, atau perbaikan yang dilakukan secara periodik, serta penggantian atas aset yang rusak dalam periode penggunaannya sehingga memerlukan pencatatan terhadap pemeliharaan yang terjadi. Pada siklus ini juga diperlukan pencatatan mengenai depresiasi yang ditanggung oleh aset pada tiap tahunnya. Depresiasi dibutuhkan sebagai pengakuan atas pemakaian dari aset selama kurun waktu tertentu.
3. Siklus Penghapusan
Siklus yang dilakukan ketika umur ekonomis atau masa pakai suatu aset telah habis, aset mengalami rusak berat, aset tidak diperlukan atau aset hilang. 4. Siklus Perencanaan
Siklus yang merupakan proses lanjutan dimana output informasi dari setiap fase digunakan sebagai input kebutuhan permintaan terhadap suatu aset untuk direncanakan dan dibuat.
(27)
Berikut gambar fase-fase yang dilalui suatu aset selama masa hidupnya antara lain :
Operasi (Operation)
Penghapusan (Disposal) Pengadaan
(Acuisition)
Perencanaan (Planning)
Gambar 2.2 Siklus Hidup Pengelolaan Aset (Hidayat, 2012)
Tambahan umur dari suatu aset memiliki implikasi yang penting bagi manajer program penyediaan layanan. Keputusan pengadaan yang didasarkan pada harga pembelian yang paling rendah tetapi mengabaikan potensi biaya operasi, dapat mengakibatkan total biaya yang lebih tinggi selama umur hidup aset.
2.3.3 Pengendalian Aset
Menurut Hidayat (2012), tujuan utama dari manajemen aset adalah membantu organisasi dalam memenuhi tujuan penyedian pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup panduan pengadaan, pengguanan dan penghapusan aset. Tujuan manajemen aset ini akan tercapai apabila pihak manajemen dapat mengendalikan dan memantau semua aset yang dimiliki. Agar manajemen dapat mengendalikan serta memantau aset yang dimiliki maka perlu dibuat kebijakan serta prosedur yang memadai. Kebijakan serta prosedur yang dibuat harus
(28)
mencakup kegiatan operasional, seperti prosedur pencatatan aset, verifikasi, dan penghapusan aset dari pencatatan. Selain hal tersebut pihak manajemen juga harus menyediakan daftar aset yang memadai yang digunakan sebagai dasar dari sistem informasi manajemen aset dan berisikan data-data relevan yang dibutuhkan. Daftar aset harus memuat data pengadaan, identitas, akuntabilitas, kinerja dan penghapusan aset.
2.3.4 Penghapusan Aset
Menurut Hidayat (2012), penghapusan aset dilakukan berdasarkan pertimbangan atas alasan-alasan, antara lain :
1. Untuk aset bergerak
Aset bergerak dapat dipertimbangkan untuk disarankan atau diusulkan penghapusannya berdasarkan pertimbangan teknis, pertimbangan ekonomis, dan pertimbangan karena hilang atau kekurangan.
a. Pertimbangan teknis, yaitu :
1. Secara fisik barang tidak dapat dipergunakan karena rusak dan tidak ekonomis apabila diperbaiki.
2. Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. 3. Telah melampaui batas waktu kegunaannya atau kadaluarsa.
4. Selisih kurang dalam timbangan atau ukuran disebabkan penggunaan atau susut dalam penyimpanan atau pengangkutan.
b. Pertimbangan ekonomis, yaitu : 1. Karena berlebih
2. Secara ekonomis lebih menguntungkan apabila dihapus karena biaya operasional dan pemeliharaan lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
(29)
c. Pertimbangan karena hilang atau kekurangan penyimpanan, yaitu : 1. Kesalahan atau kelalaian penyimpanan.
2. Mati, bagi tanaman atau hewan.
3. Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga. 2. Untuk aset yang tidak bergerak
Aset atau barang yang tidak bergerak dapat atau perlu dipertimbangkan untuk diusulkan penghapusannya atas pertimbangan, antara lain :
1. Rusak berat terkena bencana alam atau tidak dapat digunakan lagi. 2. Terkena program planologi.
3. Kebutuhan organisasi dalam perkembangan tugas.
4. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.
2.4 Peripheral
Menurut Ghufron (2008), peripheral adalah perangkat atau peralatan komputer yang berfungsi sebagai perangkat tambahan. Peripheral yang mendukung pengoperasian komputer terdiri dari perangkat input dan perangkat
output. Perangkat input adalah perangkat yang digunakan untuk memasukkan data
atau perintah ke dalam komputer. Perangkat tersebut adalah keyboard, mouse,
scanner, dan lain-lain.
Sedangkan perangkat output adalah peralatan yang kita gunakan untuk melihat hasil pengolahan data atau perintah yang dilakukan oleh komputer. Perangkat tersebut adalah monitor, printer, dan speaker. Hasil output yang ada dapat berupa tampilan visual melalui monitor, berupa hasil cetakan ke media kertas melalui media printer, berupa audio atau suara melalui media speaker.
(30)
2.5 Pemeliharaan
Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Untuk pengertian pemeliharaan menurut Setiawan (2008), lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan dengan memperbarui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin. Dalam hal ini penggabungan dari dua istilah perawatan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan dan perbaikan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Arti perbaikan di sini, reparasi (repair) dimaksudkan untuk semua bentuk aktifitas perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas.
2.6 Depresiasi
Menurut Jusup (2011), depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Pengalokasian biaya perolehan diperlukan agar dapat dilakukan penandingan antara pendapatan dan beban. Depresiasi juga disebut proses pengalokasian biaya perolehan, bukan proses penilaian aset. Perubahan harga aset tetap yang terjadi dipasar tidak perlu dicatat dalam pembukuan, karena aset tetap dimiliki untuk digunakan, bukan untuk dijual kembali. Oleh karena itu nilai buku aset (biaya perolehan – akumulasi depresiasi), bisa berbeda dengan harga pasar.
(31)
Selama masa pemakaian, kemampuan suatu aset untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun fungsinya. Penurunan karena faktor fisik terjadi karena pemakaian dan keausan, sehingga secara fisik aset tetap terlihat menurun. Penurunan dari segi fungsi karena aset menjadi tidak memadai dan ketinggalan jaman. Suatu aset dikatakan tidak memadai lagi, jika aset tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan masa datang.
2.6.1 Faktor-Faktor Dalam Perhitungan Depresiasi
Menurut Jusup (2011), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan depresiasi yaitu:
1. Biaya Perolehan
Merupakan semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset dan pengeluaran-pengeluaran lain sehingga aset siap untuk digunakan. Biaya-biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan seperti harga beli tunai, biaya pengangkutan, biaya asuransi dalam pengangkutan, biaya perakitan dan pemasangan.
2. Masa Manfaat
Masa manfaat atau disebut umur aset atau umur ekonomis adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh perusahaan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (misal jam kerja mesin), atau satuan hasil yang diharapkan dari suatu aset.
Masa manfaat adalah taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan berbagai faktor, seperti rencana penggunaan aset, perkiraan reparasi dan pemeliharaan dan kerentanan terhadap ketinggalan
(32)
jaman. Pengalaman masa lalu sangat berguna dalam memutuskan taksiran masa manfaaat.
3. Nilai Residu
Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaat aset tersebut. Nilai ini bisa didasarkan pada taksiran nilai aset sebagai barang bekas, atau bisa juga atas dasar taksiran bila aset ditukar dengan aset lain diakhir masa manfaat. Seperti halnya masa manfaat, nilai residu juga merupakan suatu taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan rencana penggunaan aset dan pengalaman masa lalu dengan aset serupa.
2.6.2 Metode Depresiasi
Menurut Soemarso (2003), Dasar penyusutan dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Nilai maksimum aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah harga perolehannya. Tetapi ada kalanya dianggap bahwa setelah habis dipakai, aktiva tetap yang bersangkutan masih mempunyai nilai, yang disebut nilai sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa manfaat. Dalam hal ini, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa.
Ada beberapa cara untuk menghitung penyusustan, yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (stright line method), saldo menurun (declining
balance), jumlah angka-angka tahun (sum of the years digit) dan unit produksi
(33)
Berikut ini metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus (straight line method) mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini juga paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang di produksi. Prosedur garis lurus secara konseptual seringkali juga merupakan prosedur yang paling sesuai. Rumus garis lurus dapat dilihat pada Rumus 2.1:
………..(2.1)
Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai sisa. Metode penyusutan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini yaitu :
1. Mudah digunakan dalam praktek
2. Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan Kekurangan dari metode ini yaitu :
1. Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama tiap periode 2. Manfaat ekonomis aktiva tiap tahun sama
3. Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan.
4. Laba yang dihasilkan setiap tahunnya tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva dalam
(34)
matching principle beban penyusutan harus proporsional pada penghasilan
yang dihasilkan. Contoh :
Sebuah aset komputer dibeli dengan harga Rp. 1.000.000,- nilai residu ditaksir Rp. 50.000,- sedang umur penggunaannya di taksir 5 tahun. Beban penyusutan per tahun adalah?
Penjurnalan biaya penyusutan tahun pertama (dan tahun-tahun berikutnya) dicatat sebagai berikut :
(D) Biaya penyusutan 190.000
(K) Akumulasi penyusutan 190.000
Tabel 2.1 Penyusutan Metode Garis Lurus
Akhir
Tahun Harga pokok
Biaya penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai buku
0 1.000.000 - - 1.000.000
1 1.000.000 190.000 190.000 810.000 2 1.000.000 190.000 380.000 620.000 3 1.000.000 190.000 570.000 430.000
2. Saldo Menurun
Dalam metode saldo menurun, biaya penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun. Pembebanan yang makin menurun didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga semakin menurun.
(35)
Dalam metode saldo menurun, biaya penyusutan dihitung dengan rumus 2.2: 2.2 Dimana akumulasi penyusutan awal memiliki nilai nol. Aktiva tetap yang bersangkutan tidak boleh disusutkan sampai dibawah nilai sisa. Apabila nilai buku telah mendekati nol, maka aktiva tetap yang bersangkutan telah mendekati masa manfaatnya.
3. Unit Produksi
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method).
2.7 Model Waterfall
Menurut Pressman (2015), nama lain dari model waterfall adalah model air terjun, kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak, yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan.
(36)
Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam software
enginering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari
level kebutuhan sistem lalu menuju ketahap communication, planning, modeling,
construction, dan deployment.
Gambar 2.3. Menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall. Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, Pressman (2015), memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.
Communication
Project Initiation
Recuirement Gathering Planning Estimating Scheduling
Tracking Modeling Analysis Design
Construction
Code
Test Deployment
Delivery Support Feedback Gambar 2.3 Pengembangan Menggunakan Model Waterfall (Pressman, 2015)
Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model waterfall menurut Pressman (2015).
a. Communication
Langkah pertama diawali dengan komunikasi. Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan informasi tentang kebutuhan pengguna.
b. Planning
Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan,
(37)
resiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.
c. Modeling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
d. Construction
Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau
pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh
user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan
suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
e. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
(38)
2.8 Database
Menurut Linda (2004), database adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap dengan sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses pengambil keputusan. Database dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang memiliki karakteristik seperti berikut: 1. Merupakan suatu kumpulan interaksi data yang disimpan bersama dan tanpa
mengganggu satu sama lain atau membentuk duplikat data.
2. Kumpulan data di dalam database dapat digunakan oleh sebuah program secara optimal.
3. Penambahan data baru, modifikasi dan pengambilan kembali dari data dapat dilakukan dengan mudah dan terorganisasi.
Dalam arsitektur database terdapat tiga tingkatan yang saling mendukung. Di bawah ini adalah penjelasannya yaitu:
1. Internal level yaitu tingkat yang basis datanya secara fisik ditulis atau
disimpan di media storage dan level yang berkaitan.
2. External level disebut juga indivisual user views, yaitu tingkat yang basis
datanya dapat berdasakan kebutuhan masing-masing aplikasi di user atau level yang berkaitan dengan para pemakai.
3. Conceptual level disebut juga community user view, yaitu tingkat user view
dari aplikasi yang berbeda digabungkan sehingga menggunakan basis data secara keseluruhan dengan menyembunyikan penyimpanan data secara fisik yang merupakan penghubung dari internal level dan external level.
(39)
Seluruh operasi yang dilakukan pada database didasarkan atas tabel-tabel dan hubungannya. Dalam model relasional dikenal antara lain table, record, field,
indeks, query penjelasannya seperti dibawah ini:
1. Tabel atau entity dalam model relasional digunakan untuk mendukung antar muka komunikasi antara pemakai dengan professional komputer.
2. Record atau baris atau dalam istilah model relasional yang formal disebut
tuple adalah kumpulan data yang terdiri dari satu atau lebih.
3. Field atau kolom atau dalam istilah model relasional yang formal disebut
dengan attribute adalah sekumpulan data yang mempunyai atau menyimpan fakta yang sama atau sejenis untuk setiap baris pada tabel.
4. Indeks merupakan tipe dari suatu tabel tertentu yang berisi nilai-nilai field
kunci atau field.
5. Query merupakan sekumpulan perintah Structure Query Language (SQL)
yang dirancang untuk memanggil kelompok record tertentu dari satu tabel atau lebih untuk melakukan operasi pada tabel.
2.9 Testing Software
Menurut Romeo (2003), Testing Sofware adalah proses mengoprasikan
software dalam suatu kondisi yang dikendalikan, untuk verifikasi, mendeteksi error, dan validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi
keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya. Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. Validasi adalah melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah dilakukan adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh user. Jadi,
(40)
dapat disimpulkan bahwa testing merupakan tiap-tiap aktivitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi atau mengukur suatu atribut dari software.
Testing software dilakukan untuk mendapatkan informasi reliable
terhadap software dengan cara termudah dan paling efektif, yaitu : 1. Apakah software telah siap digunakan?
2. Apa saja resikonya? 3. Apa saja kemampuanya? 4. Apa saja keterbatasanya? 5. Apa saja masalahnya?
6. Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
2.9.1 Objektifitas Testing
Menurut Romeo (2003), secara umum objektifitas dari testing adalah untuk melakukan verifikasi, validasi dan deteksi error untuk menemukan masalah dan tujuan dari penemuan ini adalah untuk membebaninya. Namun terdapat pula beberapa pendapat dari praktisi yang dapat pula dipandang sebagai bagian dari objektifitas testing, antara lain :
1. Meningkatkan kepercayaan bahwa sistem dapat digunakan dengan resiko yang dapat diterima.
2. Menyediakan informasi yang dapat mencegah terulangnya error yang pernah terjadi.
3. Menyediakan informasi yang membantu untuk deteksi error secara dini. 4. Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan sistem.
(41)
6. Menyediakan informasi untuk kualitas dari produk software. Gambar
2.9.2 Test Case
Menurut Romeo (2003), test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case, yaitu :
1. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi (Black Box Testing).
2. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain (White
Box Testing).
2.9.3 Black Box Testing
Menurut Romeo (2003), black box testing dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, dan juga disebut sebagai behavioral testing, specification based testing, input/output testing atau
functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan fungsional pada suatu program.
Kategori error yang akan diketahui black box testing adalah sebagai berikut :
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar.
2. Error dari antar muka.
(42)
4. Error dari kinerja atau tingkah laku.
(43)
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan dari sistem yang dibuat, yaitu Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Aset Teknologi Informasi pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
3. 1 Analisis Sistem
Pada tahap analisis sistem ini dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil menggunakan model pengembangan waterfall.Pada model waterfall terdapat beberapa tahapan yang meliputi tahap komunikasi (Communication) dan tahap perencanaan (Planning).
3.1.1 Komunikasi
Pada tahap komunikasi, dilakukan proses observasi dan wawancara. Proses observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung proses bisnis yang terjadi pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membangun sistem.
Tabel 3.1 Tahap Observasi
Tahap
Observasi Bagian Yang Diobservasi Data Yang Didapat
Observasi 1 Bagian IT Departemen SIM Data Aset Teknologi Informasi 2016
Tabel 3.1 merupakan tahap observasi dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan pengelolaan aset teknologi informasi. Setelah tahap
(44)
observasi, tahap berikutnya adalah wawancara. Wawancara dilakukan kepada Bapak Andik Jatmiko selaku Manajer Unit Kerja Teknologi Informasi, untuk menggali informasi mengenai kebutuhan sistem sehingga nantinya dapat memberikan solusi dalam memecahkan masalah di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.Adapun hasil observasi dan wawancara tersebut terdapat pada lampiran 2.
A Analisis Bisnis
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, Setelah dilakukan tahap komunikasi, selanjutnya dilakukan analisis bisnis yang meliputi identifikasi masalah, identifikasi pengguna, identifikasi data dan identifikasi fungsi.
1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan aset teknologi informasi yang ditemui antara lain, proses jadwal perbaikan tidak tersimpan dengan baik. Selain itu tidak adanya informasi penghapusan aset teknologi informasi yang bermasalah membuat bagian Information Technology sulit memantau keadaan aset teknologi informasi yang telah dihapus, tidak dapat diketahui dengan pasti dimana dan apakah aset teknologi informasi tersebut masih ada atau tidak.Masalah ini juga menghambat dalam memantau kondisi dan keadaan aset teknologi informasi, yaitu tidak adanya informasi mengenai masa manfaat dari suatu aset teknologi informasi. Selama ini bagian Information Technology hanya mencatat data pengguna, nama aset teknologi informasi, dan detil aset teknologi informasi pada file Microsoft Excel tanpa adanya informasi
(45)
mengenai kapan masa manfaat dari umur suatu aset teknologi informasi akan habis.
Masalah lainnya yaitu tidak adanya pencatatan dan pengarsipan aset teknologi informasi. Saat ini bagian Information Technology tidak memiliki informasi berkaitan dengan seluruh aset teknologi informasi yang dimiliki, misalnya pendataan dari aset yang digunakan, aset yang bermasalah, aset yang diganti atau dipindah. Catatan terhadap seluruh aset teknologi informasi yang dimiliki hanya diketahui berdasarkan dokumen excel dan catatan tertulis. Hal ini menghambat fungsi bagian Information Technology untuk memantau keadaan dan kondisi suatu aset.Aset yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah aset teknologi informasi pada Rumah Sakit Islam Jemursari yang meliputi : CPU, monitor, keyboard, mouse, scanner, printer, speaker, laptop, dan proyektor.Berikut ini adalah gambaran proses bisnis dari hasil identifikasi yang ada, digambarkan dalam document flow berikut ini.
a. Document Flow Pengadaan Aset Teknologi Informasi
Pada proses pengadaan aset dimulai dari Unit/Bagian melakukan proses identifikasi kebutuhan aset, dari proses tersebut menghasilkan dua dokumen surat permintaan pengadaan barang. Surat tersebut diarsip Unit/Bagian dan diberikan ke bagian Information Technology untuk dilakukan proses pemberian surat permintaan pengadaan barang yang diberikan kembali ke Unit/Bagian untuk dilakukan proses pembuatan Term
of Reference oleh Unit/Bagian. Proses pembuatan Term of Reference
menghasilkan dua dokumen berupa surat permintaan pengadaan barang, spesifikasi dan Term of Reference. Dokumen tersebut diarsip Unit/Bagian
(46)
dan diberikan ke Departemen PPRS untuk dilakukan proses pengecekan dokumen. Apabila dokumen tersebut tidak disetujui Departemen PPRS, kemudian Unit/Bagian melakukan identifikasi kebutuhan kembali dan apabila dokumen tersebut disetujui, kemudian Departemen PPRS melakukan proses pengadaan aset teknologi informasi, dan proses tersebut akan menghasilkan dua dokumen surat pengantar beserta barang atau aset. Dokumen tersebut diarsip Departemen PPRS dan diberikan ke Unit/Bagian beserta barangnya untuk proses penerimaan aset. Document flow pengadaan aset teknologi informasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.
(47)
b. Document Flow Penerimaan Aset Teknologi Informasi
Pada proses penerimaan, Unit/Bagian menerima barang beserta surat pengantar. Setelah diterima Unit/Bagian melakukan proses pembuatan berita acara penerimaan aset, dari proses pembuatan berita acara akan menghasilkan berita penerimaan aset. Dokumen berita acara penerimaan digunakan Unit/Bagian untuk proses pembuatan laporan penerimaan aset. Proses tersebut menghasilkan dua dokumen laporan penerimaan. Laporan penerimaan di arsip Unit/Bagian dan diberikan kepada Departemen PPRS.
Document flow penerimaan aset teknologi informasi dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
(48)
c. Document Flow Pemindahan Aset Teknologi Informasi
Proses pemindahan aset dilakukan oleh bagian Information Technology. Setelah itu proses pemindahan tersebut menghasilkan dokumen data pemindahan. Dokumen diarsip bagian Information Technology untuk proses pembuatan laporan pemindahan. Proses pembuatan laporan pemindahan aset menghasilkan dua dokumen laporan pemindahan aset. Laporan pemindahan aset diarsip bagian Information Technology dan diberikan kepada Departemen PPRS. Document flow pemindahan aset teknologi informasi dapat dilihat pada Gambar 3.3.
(49)
d. Document Flow Perbaikan Aset Teknologi Informasi
Proses perbaikan dimulai dari bagian Information Technology melakukan proses pemeriksaan kondisi aset teknologi informasi yang mengalami kerusakan. Proses tersebut menghasilkan data aset yang harus diperbaiki. Data tersebut dilakukan proses perbaikan aset dan proses pembuatan laporan perbaikan aset. Laporan perbaikan aset diarsip oleh bagian
Information Technology dan diberikan kepada Departemen PPRS. Document flow perbaikan aset teknologi informasi dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
(50)
e. Document Flow Penyusutan Aset Teknologi Informasi
Pada proses penyusutan aset dimulai dari bagian Information Technology melakukan proses pembuatan laporan aset. Proses pembuatan laporan aset menghasilkan dua dokumen laporan aset yang diarsip bagian Information
Technology dan diberikan kepada Departemen PPRS. Laporan tersebut
digunakan untuk proses perhitungan penyusutan dan proses pembuatan laporan penyusutan. Laporan penyusutan diarsip bagian Information
Technology dan diberikan kepada Departemen PPRS. Document flow
penyusutan aset teknologi informasi dapat dilihat pada Gambar 3.5.
(51)
f. Document Flow Penghapusan Aset Teknologi Informasi
Proses penghapusan aset dimulai dari bagian Information Technology membuat daftar usulan penghapusan aset. Proses tersebut menghasilkan tiga dokumen daftar usulan penghapusan aset. Daftar usulan penghapusan diarsip bagian Information Technology dan diberikan kepada Departemen PPRS. Kemudian daftar usulan penghapusan yang diserahkan kepada Direksi dilakukan proses pengecekan. Apabila pada proses pengecekan tidak sesuai maka, Direksi melakukan proses pembuatan berita acara tidak ada penghapusan aset. Proses tersebut menghasilkan dua dokumen berita acara tidak ada penghapusan aset. Dokumen tersebut diarsip Direksi dan diberikan kepada Departemen PPRS. Sedangkan jika pada proses pengecekan sesuai, kemudian Direksi melakukan proses pembuatan berita acara penghapusan aset. Proses pembuatan berita acara penghapusan aset menghasilkan dua dokumen berita acara penghapusan aset yang diserahkan kepada Departemen PPRS untuk melakukan penghapusan aset, jika penghapusan aset sudah selesai dilakukan maka, Departemen PPRS akan melakukan proses pembuatan laporan penghapusan aset. Proses pembuatan laporan penghapusan aset menghasilkan dua dokumen laporan penghapusan aset. Dokumen laporan penghapusan aset tersebut diarsip Departemen PPRS dan diberikan kepada bagian Information Technology.
(52)
Gambar 3.6 Document Flow Penghapusan Aset Teknologi Informasi
2. Identifikasi Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andik Jatmiko, S.T selaku Manajer Unit Kerja Teknologi Informasi terdapat beberapa pengguna dalam proses pengelolaan aset teknologi informasi. Pengguna yang berpengaruh pada jalannya sistem adalah bagian Information Technology.
(53)
3. Identifikasi Data
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan dan pengguna, maka dapat dilakukan identifikasi data. Pada proses pengelolaan aset teknologi informasi memerlukan data sebagai berikut: Data Aset Teknologi Informasi secara keseluruhan.
4. Identifikasi Fungsi
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna dan data, maka dapat diidentifikasi fungsi dari proses pengelolaan aset sebagai berikut :Pengadaan, penerimaan, pemindahan, perbaikan, proses perhitungan penyusutan, penghapusan, dan proses pembuatan laporan.
B Analisis Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kebutuhan pengguna. Analisis kebutuhan pengguna berfungsi untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing pengguna yang berhubungan langsung dengan aplikasi yang dibuat dapat sesuai dengan apa yang diminta. Kebutuhan pengguna dapat dilihat pada Tabel 3.2.
1. Bagian Unit
Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Bagian Unit
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Usulan Pengadaan 1.Data Aset TI 2.Data Pegawai 3.Data Unit 4.Data Usulan
Pengadaan
1.Jumlah Data Aset TI 2.Detail Pengusul 3.Jumlah Usulan
Pengadaan Penerimaan 1.Data Penerima
2.Data Aset TI
1.Jumlah Aset TI yang diterima
(54)
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
3.Merk 4.Spesifikasi
2. Bagian Information Technology
Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Bagian Information Technology
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Perbaikan 1. Data Aset TI 2. Data Perbaikan
1. Status Aset TI 2. Jumlah Perbaikan 3. Keterangan Pemindahan 1.Data Aset TI
2.Data Unit/Bagian
1.Daftar Aset TI 2.kategori
3.Jumlah Pemindahan Aset TI Yang Dibutuhkan Penyusutan 1.Data Aset TI 1.Daftar Aset TI
2.Hasil Penyusutan Usulan Penghapusan 1.Data Aset TI
2.Data Kerusakan Aset 3.Data Usulan
Penghapusan
1.Daftar Aset TI 2.Jumlah Kerusakan
Aset TI
3.Jumlah Usulan Penghapusan
3. Manajer PPRS
Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Manajer PPRS
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Melakukan Persetujuan dan Penolakan Usulan Pengadaan
1.Data Usulan Pengadaan Aset TI
1.Daftar Aset TI 2.Nama Pengusul 3.Jumlah Pengadaan Melakukan Persetujuan
dan Penolakan Usulan Penghapusan
1.Data Usulan
Penghapusan Aset TI
1.Daftar Aset TI 2.Nama Pengusul 3.Jumlah
(55)
C Analisis Kebutuhan Data
Analisis kebutuhan pengguna yang telah disusun sebelumnya, maka dibutuhkan beberapa data untuk menunjang aplikasi yang dibuat. Terdapat sembilan data yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi, data tersebut meliputi : 1. Data Aset Teknologi Informasi Keseluruhan
Data Aset teknologi informasi keseluruhan digunakan oleh pihak institusi dan peniliti diberi akses untuk mengetahui jumlah aset teknologi informasi secara keseluruhan.
2. Data Usulan Pengadaan
Data usulan pengadaan digunakan oleh bagian unit dalam melakukan usulan pengadaan ke manajer PPRS.
3. Data Pengadaan
Data pengadaan digunakan untuk mengetahui jumlah aset yang telah di setujui oleh manajer PPRS.
4. Data Penerimaan
Data penerimaan digunakan untuk mengetahui penerima serta jumlah aset yang telah diterima.
5. Data Pemindahan
Data pemindahan digunakan untuk mengetahui aset teknologi informasi apa saja yang akan dilakukan pemindahan serta jumlah dari aset yang dipindah tersebut.
6. Data Perbaikan
Data perbaikan digunakan untuk mengetahui jumlah aset yang mengalami kerusakan sehingga dilakukan perbaikan/servis.
(56)
7. Data Penyusutan
Data penyusutan digunakan untuk mengetahui nilai penyusutan dari perhitungan yang dibuat dengan metode garis lurus.
8. Data Usulan Penghapusan
Data usulan penghapusan digunakan oleh pihak information system dalam melakukan usulan penghapusan ke departemen PPRS.
9. Data Penghapusan
Data penghapusan digunakan untuk mengetahui jumlah aset yang akan di hapus.
D Analisis Kebutuhan Fungsi
Berdasarkan kebutuhan pengguna yang sudah dibuat sebelumnya, dapat diimplementasikan dengan membuat kebutuhan fungsional dari aplikasi. Pada tahap kebutuhan fungsi digunakan untuk mengimplementasikan seluruh fungsi yang didapatkan dari hasil analisis kebutuhan pengguna.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibagi menjadi delapan fungsi yang meliputi:
1. Fungsi Mengelola Data Master
Tabel 3.5 Kebutuhan Fungsi Mengelola Data Master
Nama Fungsi Mengelola Data Master
Pengguna Bagian Information Technology
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan untuk memasukkan dan
mengelola data utama dalam sistem.
Kondisi Awal
1. Data Aset TI 4. Data Spesifikasi 7. Data Pegawai 2. Data Merk 5. Data Jabatan 8. Data Unit 3. Data Kategori 6. Data Departemen 9. Data Jabatan Departemen
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
(57)
1. Pengguna mengelola data master dengan menambahkan data dan mengubah data pada tiap-tiap form.
Aplikasi menampilkan tiap-tiap form yang dipilih untuk ditambahkan data.
Menyimpan Data 2. Pengguna memilih
tombol “simpan” Aplikasi menyimpan data yang sudah ditambahkan dalam database.
Mengubah Data 3. Pengguna menekan dua
kali pada datagridview, kemudian label di tombol “simpan” berubah menjadi “update”
Setelah diklik dua kali pada
datagridview, isi data
otomatis tampil pada tiap-tiap
textbox atau combo box.
Kondisi Akhir Fungsi ini mengelola dan menyimpan data master
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian
Information Technology
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan dari database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
2. Fungsi Pengadaan
Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Pengadaan
Nama Fungsi Pengadaan
Pengguna Bagian Unit dan PPRS
Deskripsi
Fungsi dari proses ini digunakan oleh Bagian Unit untuk melakukan proses Usulan Pengadaan Aset TI kemudian Manajer PPRS melakukan Konfirmasi
Kondisi Awal 1. Data Aset TI
2. Data Unit
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Pengadaan 1. Pengguna memilih dari
data Aset TI yang akan dilakukan usulan pengadaan
Aplikasi menampilkan form usulan pengadaan dan menyediakan spesifikasi untuk pilihan aset yang akan dipilih.
Menyimpan Data
(58)
tombol “simpan” yang sudah ditambahkan ke dalam database, tabel pengadaan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data usulan pengadaan Kebutuhan
Non
Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian Unit dan Manajer PPRS
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
3. Fungsi Penerimaan
Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Penerimaan
Nama Fungsi Penerimaan
Pengguna Bagian Unit
Deskripsi Fungsi dari proses ini digunakan oleh bagian Unit untuk
mengetahui aset yang telah diterima
Kondisi Awal 1. Data Aset TI
2. Data Unit
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Penerimaan 1. Pengguna memilih
unit pada form penerimaan yang telah disediakan
Aplikasi menampilkan form penerimaan dan menyediakan
datagridview untuk mengisi
penerimaan. Menyimpan Data 2. Pengguna memilih
tombol “simpan” Aplikasi menyimpan data penerimaan yang sudah dimasukkan ke dalam
database tabel penerimaan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data penerimaan
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian Unit
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
(59)
4. Fungsi Perbaikan
Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Perbaikan
Nama Fungsi Perbaikan
Pengguna Bagian Information Technology
Deskripsi Fungsi dari proses ini digunakan oleh bagian IT untuk
melakukan proses perbaikan aset yang rusak
Kondisi Awal Data Aset TI
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Perbaikan 1. Pengguna memilih
aset yang akan diperbaiki, jadi untuk diketahui aset apa saja yang mengalami kerusakan maka akan segera di perbaiki
Aplikasi menampilkan form penerimaan dan menyediakan
datagridview untuk mengisi
perbaikan dan melakukan perhitungan dan biaya aset yang di perbaiki.
Menyimpan Data 2. Pengguna memilih
tombol “simpan” Aplikasi menyimpan data perbaikan yang sudah dimasukkan ke dalam
database tabel perbaikan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data perbaikan
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian
Information Technology
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
5. Fungsi Pemindahan
Tabel 3.9 Kebutuhan Fungsi Pemindahan
Nama Fungsi Pemindahan
Pengguna Bagian Information Technology
Deskripsi Fungsi dari proses ini digunakan oleh bagian IT untuk
melakukan proses pemindahan Aset TI
Kondisi Awal 1. Data Aset TI
2. Data Unit
(60)
Melakukan Transaksi Pemindahan 1. Pengguna memilih
aset yang akan dipindahkan
Aplikasi menampilkan form pemindahan dan
menyediakan datagridview untuk memilih aset yang akan dipindah
2. Pengguna memilih asal unit dan tujuan unit serta pengusul yang akan
melakukan pemindahan
Aplikasi menampilkan form pemindahan dan
menyediakan menu
combobox untuk pilihan unit
asal, unit tujuan serta detail pengusul.
Menyimpan Data 3. Pengguna memilih
tombol “simpan” Aplikasi menyimpan data pemindahan yang sudah dimasukkan ke dalam
database tabel pemindahan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data pemindahan
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian
Information Technology
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
6. Fungsi Penyusutan
Tabel 3.10 Kebutuhan Fungsi Penyusutan
Nama Fungsi Penyusutan
Pengguna Bagian Information Technology
Deskripsi Fungsi dari proses ini digunakan oleh bagian IT untuk
melakukan proses perhitungan penyusutan Aset TI
Kondisi Awal Data Aset TI
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Penyusutan 1. Pengguna mencari
dan memilih aset yang akan
diperkirakan nilai penyusutannya
Aplikasi menampilkan form penyusutan dan menyediakan tombol button “cari” untuk memilih aset yang akan dihitung penyusutannya Menyimpan Data
2. Pengguna memilih
tombol “simpan” Aplikasi menyimpan data penyusutan yang sudah dimasukkan ke dalam
(61)
database tabel penyusutan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data penyusutan
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Bagian
Information Technology
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
7. Fungsi Penghapusan
Tabel 3.11 Kebutuhan Fungsi Penghapusan
Nama Fungsi Penghapusan
Pengguna Bagian Information Technology dan Manajer PPRS
Deskripsi
Fungsi dari proses ini digunakan oleh bagian IT untuk melakukan proses usulan penghapusan kepada Manajer PPRS kemudian Manajer PPRS mengkonfirmasi penghapusan
Kondisi Awal
1. Data Aset TI 2. Data Perbaikan 3. Data Penyusutan
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Penghapusan 1. Pengguna mencari
dan memilih aset yang akan dihapus
Aplikasi menampilkan form penghapusan dan
menyediakan button “cari” untuk memilih aset yang akan dihapus pada datagridview 2. Pengguna memilih
status penghapusan
dan menyediakan combobox untuk pilihan status
penghapusan. Menyimpan Data 3. Pengguna memilih
tombol “setuju”
Aplikasi menyimpan data penghapusan yang sudah dimasukkan ke dalam
database tabel penghapusan.
Kondisi Akhir Fungsi ini akan menyimpan data penghapusan
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Manajer PPRS
Error Handling
a. Aplikasi menampilan pesan ketika data berhasil disimpan di database
b. Aplikasi menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
(62)
8. Fungsi Membuat Laporan
Tabel 3.12 Kebutuhan Fungsi Membuat Laporan
Nama Fungsi Membuat Laporan
Pengguna Manajer PPRS
Deskripsi
Fungsi dari proses ini digunakan oleh Manajer PPRS untuk melihat dan mencetak semua laporan yang dibutuhkan.
Kondisi Awal Seluruh Data Transaksi Aset TI
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Melakukan Transaksi Penyusutan 1. Pengguna memilih
laporan dan tanggal periode laporan
Aplikasi menyediakan menu pilihan laporan yang akan dilihat, maka sistem akan mencari sesuai dengan tanggal periode yang diinginkan oleh pengguna. 2. Pengguna mencetak
laporan
Setelah sistem menampilkan data laporan yang di
inginkan, saat pengguna mengklik tombol cetak maka laporan dapat segera dicetak.
Kondisi Akhir Fungsi ini menampilkan dan mencetak laporan yang
dibutuhkan yang sesuai dengan periode tanggal tertentu.
Kebutuhan Non Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah Manajer PPRS
Error Handling
Aplikasi menampilkan pesan error ketika tidak ada proses menampilkan laporan tersebut.
3.1.2 Perencanaan Kebutuhan Sistem
Aplikasi yang dibuat membutuhkan beberapa elemen yang mendukung elemen dari sistem tersebut antara lain adalah hardware (perangkat keras) dan
software(perangkat lunak). Perencanaan kebutuhan perangkat keras dan
(63)
Tabel 3.13 Perencanaan Kebutuhan Sistem
Perangkat Keras Perangkat Lunak
1. Processor Intel Core 2 duo
2. Memory (RAM) 2 GB DDR3
3. Harddisk 320 GB
4. Monitor 5. VGA standar
6. Keyboard
7. Optical Mouse
8. Printer Inkjet
1. Sistem Operasi Microsoft Windows 7
2. Microsoft SQL server 2008
3. Microsoft .Net Framework 3.5
3. 2 Perancangan Sistem (Pemodelan Sistem)
Tahap selanjutnya pada penelitian ini yaitu membuat dan merancang
Data Flow Diagram (DFD), yang didalamnya terdapat: Context Diagram, DFD
level 0, DFD level 1, Entity Relationship Diagram (ERD), yang didalamnya terdapat: Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM) terletak pada skema database kemudian Rancangan input dan output.
3.2.1 Perancangan Proses
Terdapat delapan fungsi untuk melakukan proses pengelolaan aset teknologi informasi. Delapan fungsi tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan proses alur bisnis context diagram, diagram jenjang dan data flow
diagram.
A Context Diagram
Context diagram aplikasi pengelolaan aset TI menggambarkan entitas yang
berhubungan langsung dengan aplikasi dan aliran data secara umum. Context
(64)
Gambar 3.7 Context Diagram Aplikasi Pengelolaan Aset TI
In formas i Menu Mana jer PPRS
In formas i Menu U nit
In formas i Menu IT Mena mp ilk an For m Pen y us uta n
Mena mp ilk an For m Pemind ah an
Mena mp ilk an For m Pers etu jua n Pen gha pu s a n
Mena mp ilk an For m Pers etu jua n Pen gha pu s a n
Mena mp ilk an For m Pen erimaa n
D ata Pe rba ik a n D is impa n
D ata Pe rs e tuju an Pe nga da an
Meny etu jui Da ta Pers etu jua n Pen gad aa n
D ata Pe rs e tuju an Pe ngh ap us an
Meny etu jui Da ta Pers etu jua n Pen gha pu s a n
D afta r As et Yan g D is us u tk a n
Memilih As e t Ya ng dis us utk an D afta r As et Yan g d ipinda h
Memilih As e t Ya ng dip ind ah k a n D afta r Peng us ul Yan g D ipilih
Memilih Pen gu s ul D afta r U nit Yan g D ipilih
Memilih Un it J e nis Pe rb aik a n y an g D ipilih
Memilih J en is Per baik an D afta r U nit Yan g D ipilih
Memilih Un it
D afta r As et Yan g D ip ilih Memilih As e t
As et Yan g D ipiliih Memilih As e t
D afta r As et Yan g D ip ilih
Memilih As e t
La po ran U s ula n Pen ga daa n
La po ran U s ula n Pen gh apu s a n
D ata ub ah Unit D ata Ub ah Peg aw ai D ata Ub ah J ab ata n D ep ar temen
U bah D ata De par temen D ata Ub ah jab ata n U bah D ata Spe s ifik a s i U bah D ata Me rk U bah D ata Katego ri D ata As et TI
D ata J a batan D ep ar temen
D ata Un it D ata Pe gaw ai
D ata De pa rtemen
D ata J a batan D ata Sp es ifik a s i D ata Me rk D ata Ka teg ori U bah D ata As e t TI In formas i L ogin G aga l
D ata Lo gin In formas i L ogin G aga l
D ata Lo gin
In formas i L ogin G aga l
D ata Lo gin
La po ran As et TI Kes e lur uh an
Meno lak D ata Per s e tuju an Pe ngh ap us a n
N ilai Sis a
Pe rk iraa n U mu r As e t
La po ran Pe ne rimaan
Mono lak D ata Per s e tuju an Pe nga da an
La po ran Pe ny us u tan La po ran Pe min da ha n
La po ran Pe ng ada an La po ran Pe rba ik a n
La po ran Pe ng hap us an
D ata Pe min dah an D ata Pe rba ik a n H as il Pe ne rima an
0
R anc an g Bang un Ap lik a s i Pen ge lola an As et Tek nologi Info rmas i
+
Mana jer PPRS
U nit
(1)
153
n. Hasil Uji Coba Laporan Penghapusan
Laporan penghapusan dapat diakses oleh manajer PPRS. Laporan hasil penghapusan menampilkan hasil penghapusan yang sudah disetujui oleh manajer PPRS. Hasil uji coba laporan penghapusan dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Membuat Laporan Penghapusan
No Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil Keluaran
Sistem 1 Mengetahui
respon form laporan penghapusan.
Menu laporan penghapusan.
Tampil laporan penghapusan.
Sukses (Gambar 4.65)
Gambar 4.65 Tampilan Hasil Uji Coba Form Laporan Penghapusan 4.2.2 Uji Coba Kesesuaian Hasil Laporan
Uji coba kesesuaian hasil laporan merupakan uji coba yang bertujuan untuk memastikan bahwa hasil laporan yang didapat pada aplikasi sesuai dengan
(2)
kebutuhan user yang ditetapkan. Uji coba ini dilakukan dengan membuat sebuah contoh kasus, selanjutnya kasus tersebut diselesaikan dengan dua cara yaitu menggunakan aplikasi dan menggunakan sistem yang berjalan saat ini. Setelah mendapatkan hasil laporan yang dibutuhkan, maka kedua hasil tersebut dibandingkan apakah memperoleh hasil yang sama. Hasil uji coba laporan yang diselesaikan dengan cara yang berjalan saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Data Laporan Sistem Saat Ini
Pertanyaan Jawaban
Pada bulan september 2016 Bagian IT melakukan perbaikan sebuah CPU merk Acer dengan jenis perbaikan servis. Ada berapakah Aset TI yang mengalami perbaikan pada bulan september beserta biaya yang dikeluarkan?
Ada 1 dengan biaya Rp. 0.
Setelah membandingkan hasil laporan dengan sistem saat ini, maka dilakukan pencarian hasil laporan menggunakan aplikasi. Dari kedua hasil laporan di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil laporan dengan menggunakan sistem saat ini sesuai dengan hasil laporan menggunakan aplikasi. Kesimpulan dari pengujian di atas dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Data Dengan Aplikasi
No Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil Keluaran
Sistem 1 Mengetahui
kesesuaian hasil laporan
Contoh kasus yang diselesaikan sama dengan cara manual menggunakan aplikasi Hasil laporan manual sama dengan hasil informasi pada aplikasi Sukses (Gambar 4.66)
(3)
155
(4)
156 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi, uji coba, dan evaluasi terhadap aplikasi pengelolaan aset teknologi informasi pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Penelitian telah menghasilkan aplikasi pengelolaan aset teknologi informasi pada Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
2. Aplikasi dapat digunakan untuk mengelola aset teknologi informasi secara lengkap terkait dengan pengadaan, penerimaan, perbaikan, pemindahan, penyusutan dan penghapusan.
3. Aplikasi juga dapat menghasilkan laporan dari seluruh transaksi dan dapat memberikan laporan aset yang dapat digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya apabila ingin mengembangkan aplikasi pengelolaan aset teknologi informasi yang telah dibuat agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Pengguna aplikasi harus memenuhi segala prosedur yang dibutuhkan oleh sistem untuk mengimplementasikan aplikasi pengelolaan aset teknologi informasi ini.
(5)
157
2. Aplikasi dapat dikembangkan dalam bentuk aplikasi Android, agar pengecekan aset teknologi informasi ini bisa dilakukan sewaktu-waktu dan lebih muda diakses.
3. Aplikasi dapat dikembangkan dengan membuat aplikasi manajemen aset secara keseluruhan.
(6)
Ghufron. 2008. Modul Mengoperasikan Peripheral. Diakses 15 Maret, 2016, dari
Website:http://ghufron01.file.wordpress.com/2008/04/Materi-Mengoperasikan-peripheral.pdf
Hasan, Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Hidayat, Muchtar. 2012. Manajemen Aset (privat dan publik). Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Jusup, AL. Haryon. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Munawir, Slamet, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Pressman, R. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku 1. Yogyakarta: ANDI.
Romeo. 2003. Testing dan Implementasi System, Edisi Pertama. Surabaya: STIKOM.
Setiawan, F.D. 2008. Perawatan Mekanikal Mesin Produksi. Yogyakarta: Maximus.
Soemarso, S, R. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Kedua, Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Wira, Franstia. 2011. Rancang Bangun Perangkat Lunak manajemen Aset Elektronik Perusahaan (Studi kasus Stikom Surabaya). Surabaya: Program Studi Sistem Informasi Stikom Surabaya.