PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogya

(1)

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA

(Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)

SKRIPSI

Oleh:

HENDIK SUKMA SETIAWAN NPM: 20120730147

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK

BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim

Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

HENDIK SUKMA SETIAWAN NPM: 20120730147

PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii NOTA DINAS

Lamp. : 3 eks Skripsi Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Hendik Sukma Setiawan NPM : 20120730147

Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP

MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH

MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,


(4)

iii

PENGESAHAN Judul Skripsi

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK

BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim

Yogyakarta) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Hendik Sukma Setiawan NPM : 20120730147

Telah dimunaqasyahkan di depan sidang munaqasyah Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Skripsi

Ketua Sidang : Sutrisno, S.EI, M.SI ( )

Pembimbing : Aqidah Asri Suwarsi, S.EI, M.EI ( )

Penguji : Syarif As’ad , S.EI, M.SI ( )

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. NIK: 19660717199203113014


(5)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hendik Sukma Setiawan NPM : 20120730147

Program studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS DAN PROMOSI TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA DALAM MEMILIH

MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DENGAN PROMOSI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

TERHADAP MINAT SANTRI MAHASISWA (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

Hendik Sukma Setiawan NPM: 20120730147


(6)

v MOTTO

“Berhubungan Dengan Allah Bukan Hanya Sekedar Surga dan Neraka, Tapi Lebih Mencari Keridhaan Dalam Beribadah Kepadanya”

Menjalani Hidup Tak Sekedar Masalah Kebutuhan, Namun Bagaimana Bisa Bermanfaat Bagi Sekelilingnya”


(7)

vi

PERSEMBAHAN Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah berupa kesehatan, kreatifitas dan kemampuan sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Sholawat beserta salam Allah tercurahkan kepada Pimpinan umat Akhir zaman Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan sunnah. Sehingga saya bisa menjalankan urusan dunia amupun akhirat dengan sebaik-baiknya.

Persembahan karya tulis ini bukti cinta kasih saya kepada kedua Orang Tua. Bapak Sadikan Rahim Mangun Salyo dan Ibu tercinta Yeni Minarti Dharmo Yadi yang tak pernah lelah memberi doa di setiap malam serta sela waktunya saat bersujud kepada Allah SWT, memberikan nasehat yang tak pernah bosan hingga aku dewasa, dan selalu memberikan dukungan positif. Saya tak akan bisa mengurai semua hal yang telah dikeluarkannya demi saya. Saya hanya memberikan sedikit kebahagiaan yang selama ini telah saya perjuangkan demi Orang tua tercinta. Kepada kedua adik saya Sukma Santika Sadikan dan Syaid Amar Kholiq Sadikan yang telah meberikan hiburan di hati kecil ini. Saya berharap Doa dan Ridho Allah semoga keluarga saya bisa di berikan Kesehatan, umur panjang, dilancarkan segala urusannya dan bisa menjadi panutan yang baik bagi orang sekitarnya Amin.


(8)

vii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, dengan mengucap rasa Syukur sebesar-besarnya kepada Gusti Allah SWT, sehingga peneliti bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: Pengaruh Religiusitas dan Promosi Terhadap Minat Santri Mahasiswa dalam Memilih Menggunakan Produk Bank Syariah dengan Promosi sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Minat Santri Mahasiswa (Studi Kasus Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta) yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Shalawat serta salam selalu tertuju kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembenah Akidah dan Akhlak umatNya yang telah di utuas oleh Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, doa, serta saran dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(9)

viii

3. Bapak Syarif As’ad, SE.I., M.SI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam.

4. Ibu Miftakhul Khasanah STP., MSI. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama menempuh ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Ibu Aqidah Asri Suwarsi, S.EI., M.EI selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia mengorbankan waktu dan teganya hingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini. Serta Memberikan ilmu, nasihat dan pengalamannya yang sangat berharga.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang telah mentransformasi ilmu dengan kesabaran dan keteladanan semoga bermanfaat bagi penulis dikemudian hari.

7. Seluruh civitas akademisi khususnya Pegawai Tata Usaha, terimakasih telah mendukung perkuliahan selama ini dan melancarkan segala persyaratan dalam skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Sadikan Rahim Mangun salyo dan Yeni Minarti Dharmo Yadi yang menjadi motivasi, selalu mendoakan dan dukungannya demi kelancaran selama menuntut Ilmu

9. Kepada kedua adik yang saya banggakan Sukma Santika dan Syaid Amar Kholiq yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi, semoga selalu dimudahkan dalam meraih prestasi akademik maupun aktifitas lainnya.


(10)

ix

10.Sahabat-sahabat EPI C 2012 yang telah menjadi teman inspirator dibangku kuliah. Tak ternilai pengalaman yang selalu kita diskusikan.

11.Terimakasih kepada santri putra dan santri putri mahasiswa yang telah bersedia menjadi responden dari sekripsi saya. Seluruh staf kepengurusan Yayasan Pondon Pesantren Wahid Hasyim yang telah memberikan kesempatan saya untuk melakukan penelitian di pondok pesantren.

12.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis tetap berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Yogyakaryta, 24 Agustus 2016 Penulis

Hendik Sukma Setiawan NPM 20120730147


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRSCK ... xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Statistik Pembahasan ... 13

BAB II: TINAJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 15

B. Kerangka Teori... 17

1. Perbankan Syariah ... 17

2. Religiusitas ... 38

3. Promosi ... 47

4. Minat ... 56


(12)

xi

D. Hipotesis ... 59

BAB III: METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 61

1. Jenis Penelitian ... 61

2. Subyek dan Obyek penelitian ... 61

3. Populasi dan Sampel ... 62

4. Sumber Data ... 63

5. Teknik Pengumpulan Data ... 63

6. Variabel Penelitian ... 64

7. Uji Instrumen Data ... 67

8. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 68

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Tempat penelitian... 74

B. Karakteristik Responden ... 80

C. Uji Instrumen dan Data ... 87

D. Hasil Penelitian ... 90

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115 LAMPIRAN


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka Peneliti ... 15

Tabel 4.1 Usia Responden... 81

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 82

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 83

Tabel 4.4 Produk yang Digunakan Responden ... 84

Tabel 4.5 Pendapatan Responden ... 84

Tabel 4.6 Sumber Pendapatan Responden ... 85

Tabel 4.7 Rentan Waktu Menjadi Nasabah Bank Syariah ... 86

Tabel 4.8 Masa Menjadi Santri Mahasiswa di PPWH ... 87

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Reabilitas ... 88

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Validitas ... 89

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif ... 90

Tabel 4.12 Uji Normalitas H1 sampai H2 ... 91

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 93

Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas ... 94

Tabel 4.15 Hasil Regresi Linear Berganda H1 sampai H2 ... 95

Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi H1 sampai H2 ... 96

Tabel 4.17 Uji F (ANOVA) H1 sampai H2 ... 97

Tabel 4.18 Uji Normalitas H3... 98

Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas H3 ... 100

Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Multikolenieritas H3 ... 101


(14)

xiii

Tabel 4.22 Regresi Sederhana Hipotesis 3 (H3) ... 103

Tabel 4.23 Uji Koefisien Determinasi (R Square) Moderasi Hipotesis 3 (H3) 104 Tabel 4.24 Uji F (ANNOVA) ... 104

Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Memoderasi Hipotesis 3 (H3) ... 105

Tabel 4.26 Regresi dengan Variabel Pemoderasi Hipotesis 3 (H3) ... 106

Tabel 4.27 Uji Koefisien Determinasi Moderasi Hipotesis 3 (H3) ... 107


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim 78 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression for H1 Until H2 ... 92 Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Moderate Regression for H3 ... 99


(16)

xv ABSTRAK

Populasi umat muslim di Indonesia merupakan salah satu terbesar di dunia. Banyaknya umat muslim di Indonesia semestinya bisa dijadikan sebagai pengembangan basis perkembangan Bank Syariah terutama pada tempat umum pembelajaran ilmu pengetahuan agama seperti Pondok Pesantren. Namun pada kenyataannya di Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta masih sedikit santri yang menggunakan produk Bank syariah. Total santri mahasiswa yang ada disana hanya 11% santri yang menggunakan Bank Syariah. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas dan Promosi tehadap minat santri mahasiswa yang menggunakan produk Bank Syariah. Serta variabel promosi seberapa kuat memoderasi pengaruh religiusitas tehadap minat santri mahasiswa mempengaruhi minat santri mahasiswa menggunakan produk bank syariah.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena untuk mengkonfimasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Obyek penelitian yang digunakan adalah santri mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang menggunakan produk Bank Syariah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dengan metode pengumpulan data menggunakan angket kuisioner. Hasil penelitian pengolahan data menunjukkan bahwa Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat santri mahasiswa, variabel Promosi berpengaruh sugnifikan terhadap minat santri mahasiswa dan adanya Promosi mampu memoderasi hubungan Religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih menggunakan produk di Bank Syariah.


(17)

xvi ABSTRACT

The population of Moslem in Indonesia is one of the biggest population in the world. The number of Moslem in Indonesia is supposed to be the basis of the development of sharia bank especially in religion educational center such as Islamic boarding school. In fact, however, there are only few students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School using the products of sharia bank. There is only 11% of the students using sharia bank. This research aimed to find out the relation of religiosity and promotion variable to the students’ preference in using the products of sharia bank. It was also to find out how far promotion variable moderate the religiosity toward students’ preference in using the products of sharia bank.

This research employed quantitative method in order to confirm the data taken with the existing theory. The research object was the students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School who used the product of sharia bank. The sample was 40 students and questionnaire was used to collect the data. The result of the research showed that religiosity did not significantly influence students’ preference, promotion highly influenced the students’ preference, and that promotion was able to moderate the relation of religiosity toward students’ preference in choosing to use the products of sharia bank.


(18)

xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata Arab-Latin yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan Tunggal Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

Bā’ B -

T -

ث Sā s (dengan titik diatas)

ج J m J -

ح Hā h (dengan titik dibawah)

خ Khā’ Kh -


(19)

xviii

ذ Zāl Ż z (dengan titik diatas)

ر Rā’ R -

ز Zā’ Z -

س S n S -

ش Sy n Sy -

ص Sād .s s (dengan titik dibawah)

ض Dād .d d (dengan titik dibawah)

ط Tā’ .t t (dengan titik dibawah)

ظ Zā’ .z z (dengan titik dibawah)

ع „A n koma terbalik ke atas

Ga n G -

ف Fā’ F -

Qāf Q -

Kāf K -

ل Lām L -


(20)

xix

ن N n N -

و Wāwu W -

ه Hā’ H -

ء Hamzah „ Apostrof

Yā’ Y -

2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ةدد تم

Ditulis Muta’addidah

ةدع

Ditulis „iddah

3. Ta’ Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan tulis h

مكح

Ditulis ḥikmah

يزج

Ditulis Jizyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan, bila kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)


(21)

xx

b. Bila ta’ marbuṭah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h

ء يلوأا مارك

Ditulis Kar mah al-auliy ’

c. Bila ta’ marbuṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t

رط لا ة كز

Ditulis Zak t al-fịtr

4. Vokal Pendek

ــــــــــــــــ faṭhạh Ditulis A

ــــــــــــــــ Kasrah Ditulis I

ــــــــــــــــ .dammah Ditulis U

5. Vokal Panjang 1. Faṭhạh +alif

ج

ي ه

Ditulis

Ditulis J hiliyah

2. Faṭhạh + ya’ mati

سنت

Ditulis


(22)

xxi 3. Kasrah + ya’ mati

يرك

Ditulis

Ditulis Karīm

4. ḍammah + wawu mati

ضورف

Ditulis

Ditulis Fur d

6. Vokal Rangkap 1. Faṭhạh + ya’ mati

كنيب

Ditulis Ditulis

Ai

Bainakum

2. Faṭhạh + wawu mati

لوق

Ditulis Ditulis

Au Qaul

7. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

تنأأ

Ditulis a’antum

دعأ

Ditulis u’iddat


(23)

xxii 8. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

نآر لا

Ditulis al –Qur’ n

س ي لا

Ditulis al-Qiy s

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya

ء مسلا

Ditulis as –Sam ’

سمشلا

Ditulis asy- Syams

9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

ضور لا ىوذ

Ditulis Zawi al-furūḍ


(24)

(25)

xvi ABSTRACT

The population of Moslem in Indonesia is one of the biggest population in the world. The number of Moslem in Indonesia is supposed to be the basis of the development of sharia bank especially in religion educational center such as Islamic boarding school. In fact, however, there are only few students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School using the products of sharia bank. There is only 11% of the students using sharia bank. This research aimed to find out the relation of religiosity and promotion variable to the students’ preference in using the products of sharia bank. It was also to find out how far promotion variable moderate the religiosity toward students’ preference in using the products of sharia bank.

This research employed quantitative method in order to confirm the data taken with the existing theory. The research object was the students at Wahid Hasyim Islamic Boarding School who used the product of sharia bank. The sample was 40 students and questionnaire was used to collect the data. The result of the research showed that religiosity did not significantly influence students’ preference, promotion highly influenced the students’ preference, and that promotion was able to moderate the relation of religiosity toward students’ preference in choosing to use the products of sharia bank.


(26)

xv ABSTRAK

Populasi umat muslim di Indonesia merupakan salah satu terbesar di dunia. Banyaknya umat muslim di Indonesia semestinya bisa dijadikan sebagai pengembangan basis perkembangan Bank Syariah terutama pada tempat umum pembelajaran ilmu pengetahuan agama seperti Pondok Pesantren. Namun pada kenyataannya di Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta masih sedikit santri yang menggunakan produk Bank syariah. Total santri mahasiswa yang ada disana hanya 11% santri yang menggunakan Bank Syariah. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel Religiusitas dan Promosi tehadap minat santri mahasiswa yang menggunakan produk Bank Syariah. Serta variabel promosi seberapa kuat memoderasi pengaruh religiusitas tehadap minat santri mahasiswa mempengaruhi minat santri mahasiswa menggunakan produk bank syariah.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena untuk mengkonfimasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada. Obyek penelitian yang digunakan adalah santri mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang menggunakan produk Bank Syariah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dengan metode pengumpulan data menggunakan angket kuisioner. Hasil penelitian pengolahan data menunjukkan bahwa Religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat santri mahasiswa, variabel Promosi berpengaruh sugnifikan terhadap minat santri mahasiswa dan adanya Promosi mampu memoderasi hubungan Religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih menggunakan produk di Bank Syariah.


(27)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar ke 2 (dua), oleh karenanya Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan industri keuangan syariah di dunia. Hal ini bukan merupakan impian yang mustahil karena potensi dan peluang Indonesia untuk menjadikan global player keuangan syariah sangat besar, diantaranya:

1. Jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri keuangan syariah, diantaranya prospek ekonomi yang cerah tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yang ditopang oleh ekonomi fundamental yang solid.

2. Peningkatan sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade yang akan meingkatkan minat investor untuk berinvestasi disektor keuangan domestik, termasuk industri keuangan syariah dan memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat menjadikan sebagai

underlying transaksi keuangan syariah

(http://www.bppk.kemenkeu.go.id). Alamsyah pimpinan Gubernur Bank Indonesia mengatakan optimis pangsa bank syariah di atas 5 persen dari total pangsa perbankan nasional (http://syariahmandiri.co.id).


(28)

2

Melihat potensi yang dimiliki Indonesia tidak menutup kemungkinan ekonomi syariah bisa dijadikan basis budaya yang menjanjikan bila dikembangkan. Masyarakat muslim banyak di Indonesia sehingga memudahkan pemasaran ekonomi syariah yang dilembagakan dengan bentuk bank syariah.

Pemasaran yang dilakukan secara berkelanjutan tentunya akan membuat perekonomian Indonesia akan membaik dan lebih bagus dari generasi ke generasi. Melemahnya ekonomi kapitalis atau yang sering kita sebut bank konvensional akan membuat pangsa pasar ekonomi syariah mendapatkan peluang yang lebih besar. Ekonomi syariah yang membentuk struktur bangun ekonomi Islam yang bernama bank syariah tidak mudah dalam mengajak masyarakat muslim menggunakan ataupun beradaptasi dengan bank syariah. Harus ada yang berusaha untuk menjadikan bank syariah ini membumi di tanah ibu pertiwi dan harus ada keikhlasan melakukan hal tersebut sesuai dengan tujuan perbankan syariah yang rela bersama-sama memakmurkan umat manusia.

Kebutuhan yang berkaitan dengan cara berbisnis melalui bank syariah bisa ditempuh dengan cara musyarakah atau mudharabah yang merupakan salah satu tujuan syariah. Tujuan syariah dalam prespektif ekonomi islam adalah memberi pedoman atau arah bagi masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka atau menjalankan proses bisnis agar memenuhi kebutuhan. Lahirnya produk syariah dapat dikatakan bahwa tidak bisa lepas dari tujuan


(29)

3

syariah (Alwi, 2013:7). Bank Islam biasa disebut dengan bank syariah yaitu bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah disebut dengan bank tanpa bunga yang merupakan lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW (Muhammad, 2011:13). Pada era yang modern ini perbankan syariah semakin ketat dalam melakukan persaingan dengan bank konvensional perlu adanya cara yang tepat untuk menarik minat nasabah dalam menggunakan strategi pemasaran. Strategi pemaran dapa dilakukan dengan memahami prilaku konsumen.

Prilaku konsumen (customer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmesta dan Handoko, 2000:10). Kegiatan pengambilan keputusan oleh konsumen untuk menentukan produk apa yang akan dibeli atau digunakan.

Keputusan beli konsumen dalam ilmu pemasaran mengidentifikasikan faktor-faktor umum yang dapat menentukan dan mempengaruhi konsumen yang akan membeli dibahas dalam unsur-unsur marketing mix yang dilakukan oleh perusahaan. Unsur-unsur marketing mix diantaranya adalah produsen atau penjual yaitu product, price, place dan promotion.


(30)

4

1. Produk (product) merupakan semua hal yang ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

2. Lokasi (place) merupakan tempat penyampaian produk kepada konsumen (Aarifin dan Khotimah, 2014: 168).

3. Harga (price) merupakan ketentuan jumlah atas produk yang diberikan kepada konsumen.

4. Promosi (promotion ) identik dengan penyampaian informasi kepada konsumen yang didefinisikan fakta dan kejujuran yang disampaikan kepada calon konsumen.

Informasi yang disampaikan adalah tentang segala sesuatu atribut-atribut tentang kualifikasi barang atau jasa secara obyektif (Muslich, 2007:153). Mengamati prilaku konsumen bank syariah juga perlu bekerja sama dengan pemerintah dalam melakukan promosi dengan memberi pemahaman akan penting dan manfaatnya menggunakan produk perbankan syariah.

Sosialisasi tentang perbankan syariah perlu dilakukan oleh seluruh steakholder guna menunjang publikasi fungsi dan peran perbankan syariah. Sosialisasi dilakukan oleh alumni dari lulusan perbankan syariah seharusnya mampu menyampaikan hasil pembelajarannya selama dibangku kuliah maupun sekolah yang memiliki jurusan perbankan syariah. Faktanya banyak lulusan setiap tahun masih belum mampu memberi edukasi kepada orang


(31)

5

disekelilingnya. Disebabkan jumlah yang masih sedikit lulusan akademisi dari perbankan syariah. Kurangnya partisipasi pemerintah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah. Perlu adanya sinergi antara pemerintah yang terkait seperti Kementrian Agama, Bank Indonesia dan lembaga-lembaga keuangan syariah dalam bekerja sama untuk memperlancar sosialisasi. Sosialisasi bisa dilakukan di lembaga pembelajaran seperti pondok pesantren. Peran pesantren sebenarnnya dapat dijadikan tombak pendidikan perbankan syariah nonformal, karena selain untuk menanamkan nilai-nilai akidah, akhlak bisa diimbangi dengan nilai-nilai muamalah.

Pondok pesantren merupakan kekayaan khasanah budaya umat Islam di Indonesia yang khas. Lembaga pendidikan dan lembaga sosial keagamaan pesantren telah menjadi barometer pertahan moralitas umat Islam yang mampu melakukan perubahan masyarakat dilingkungannya kearah transformasi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Pesantren juga merupakan lembaga yang mengerti dan memahami terhadap perubahan dan tantangan lokal, nasional maupun global (Susilo, 2007:19). Menurut Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI 2009, Jumlah pesantren di Indonesia mencapai 21.521 dengan total 3.818.469 santri. Jumlah pesantren dalam 20 tahun terakhir meningkat hampir 4 kali lipat atau dalam 6 tahun terakhir bertambah 2 kali lipat. Meningkatnya pertumbuhan tersebut dapat dikatakan pesantren mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan (Suprayogo, 2014:2). Alumni serta lulusan pondok pesantren


(32)

6

berkesempatan menyebarkan dakwahnya di kampung halaman, tentunya tetap dalam bimbingan kiyai. Dimulai dari situ para alumni apabila yang mempunyai ilmu tentang perbankan syariah, dapat menyebarkannya secara perlahan. Modernnya zaman bisa diimbangi perintis pesantren dengan model pendidikan yang baru seperti pesantren mandiri dengan karyanya serta jangan lupa tetap melestarikan tradisi pesantrennya yang didapat dari pendidikannya dahulu, dengan ingat apa yang menjadi tujuannya mendirikan pesantren.

Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara (Qomar, 2007:6). Namun dalam kenyataannya ekspansi bank konvensional seakan melunturkan ajaran-ajaran keislaman dan keagamaan yang selama ini ada di pesantren. Seperti contohnya bank mandiri menggandeng PBNU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) untuk mencari bibit muda wirausaha di pesantren, padahal pesantren tahu jika bank konvensional meminjamkan modalnya berupa bunga bukan sistem bagi hasil yang selama ini Islam ajarkan. Terbukti salah satu pondok pesantren Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa Tengah telah memberikan peluang bagi bank konvensional untuk masuk di ranah yang notabennya berpendidikan Islam kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan sistem konvensional yang menggunakan riba (http://finance.detik.com).


(33)

7

Peran ulama mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam mensosialisasikan perbankan syariah kepada masyarakat, setidaknya ada empat peran penting ulama yaitu (Antonio, 2014:237):

1. Menjelaskan kepada masyarakat bahwa perbankan syariah pada dasarnya adalah penerapan tathbiq (fiqih muamalah maaliyah). Fiqih menjelaskan bagaimana sesama manusia berhubungan dalam bidang harta, ekonomi, bisnis, dan keuangan.

2. Mengembalikan masyarakat pada fitrah alam dan fitrah usaha yang sebelumnya telah mengikuti syariah, terutama dalam bidang pertanian, perdagangan, investasi dan perkebunan.

3. Meluruskan fitrah bisnis yang merusak.

4. Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan sosialisasi perbankan syariah.

Salah satu faktor yang menjadi dasar dalam mengembangkan produk-produk perbankan syariah di kalangan santri di pondok pesantren adalah Religiusitas yang menjadi aspek yang melekat pada santri. Religius dalam islam adalah menjalankan ajaran agama secara keseluruhan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208 (Al – Qur’an, Surat Al – Baqarah: 208):


(34)

8

ۚ ناطْيّشلا ا طخ ا عبّتت َ ً ّفاك مْلّسلا يف ا لخْدا ا نمآ نيذّلا ا ّيأ اي

نيبم ّ دع ْمكل هّنإ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu(QS Al – Baqarah: 208)

Sebagai lembaga yang mengedepankan ukhuwah Islamiah bisa mengajak para santrinya untuk berfikir maju dengan mengedepankan aspek keagamaan yang selama ini dipelajari. Seperti penelitian yang dilaukan oleh Masruroh Atik tentang analisis pengaruh tingkat religiusitas dan disposable income terhadap minat menabung mahasiswa di perbankan Islam, Religiusitas sebagai variable moderating mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung mahasiswa STAIN Salatiga (Masruroh, 2015:74). Kemudian menurut penelitian yang dilakukan oleh Abimantra Ananggadipa dkk tahun 2013 tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah (mahasiswa) dalam memilih menabung pada bank syariah mempunyai pengaruh yang positif pada variabel religiusitas meskipun tidak signifikan (Abhimantra dkk, 2013:E-177).

Sebagai pusat pendidikan muslim, pesantren memiliki peran penting dengan kemajuan perbankan syariah di Indonesia. Akidah dan akhlak yang kuat, ditanamkan pada pribadi santri di setiap pembelajaran. Tapi ilmu yang di dapat belum tentu, setiap santri bisa merealisasikannya. Sebab, banyak barang


(35)

9

dan jasa yang sebenernya dilarang tapi masih tetap digunakan. Sebagai contoh penggunaan jasa perbankan konvensional yang dilakukan oleh santri mahasiswa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Mudahnya akses yang ditawarkan oleh bank konvensional sering kali membuat terlena para penggunanya terutama bagi kaum muslim khususnya santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim yang mengerti tentang riba serta sangat diharamkan oleh Islam. Penggunaan akses secara mudah dengan Automatic Teller Machine (ATM) disekitar pesantren membuat sebagian santrinya memilih menggunakan bank konvensional dari pada bank syariah. Menurut data observasi yang dilakukan penelitin dari jumlah santri mahasiswa 524 orang hanya sebesar 11 persen yang menggunakan perbankan syariah. Sisanya masih menggunakan perbankan konvensional berdasarkan data yang diperoleh dari Organisasi Santri Wahid Wasyim Pondok Pesantren Wahid Hasyim (OSWAH PPWH). Mereka belum terlalu faham tentang perbankan syariah sehingga mudah memilih mana yang bisa digunakan dan bermanfaat bagi perbankan syariah yang mengedepankan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.

Santri mahasiswa merupakan santri yang melaksanakan kegiatan mencari ilmu di pondok pesantren dengan cara bermukim di pondok tersebut. Tapi tidak hanya mengaji, kegiatan mereka pun kuliah seperti umumnya seorang mahasiswa. Jadi, pantas apabila santri yang menempuh pendidikan sambil kuliah mampu mengerti informasi yang lebih luas tentang perbankan syariah. Peneliti mempertimbangkan dengan mengambil sampel santri


(36)

10

mahasiswa ingin mengukur seberapa jauh religiusitas yang dilakukan oleh santri mahasiswa dan akses informasi (promosi) yang mudah didapat oleh santri mahasiswa dalam kegiatan sehari-hari di kampus maupun di pondok pesantren yang berada ditengah kota Yogyakarta untuk memilih produk-produk yang ada di perbankan syariah.

Beberapa alasan riil bila perbankan syariah bisa difahami oleh masyarakat pesantren antara lain (Susilo, 2007:25):

1. Pesantren memiliki santri baik siswa, mahasiswa sekaligus santri maupun santri murni yang sewaktu-waktu melakukan pembayaran untuk membantu biaya operasional pesantren seperti syahriyah.

2. Setiap pesantren telah memiliki pasar fanatik (captive market) yaitu santri, ustadz, dan masyarakat di lingkungan pesantren.

3. Jaringan santri mahasiswa, orang tua wali santri yang memiliki aneka usaha, aneka pekerjaan dan latar belakang yang telah terjalin sebagai ikatan orang tua wali santri sangat potensial sebagai jaringan pemasaran. Penjelasan di atas hanya sebagaian potensi dari pentingnya pemahaman santri mahasiswa tentang perbankan syariah bagi pemasaran perbankan syariah. Jangka panjang diharapkan generasi-genersi yang dapat membenarkan budaya ekonomi yang salah kaprah di lingkungannya dengan budaya Ekonomi Islam yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadist.


(37)

11

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengkaji pengaruh pengetahuan santri tentang perbankan syariah terhadap minat memilih produk yang akan disusun dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas dan Promosi Terhadap Minat Santri Mahasiswa dalam Memilih Menggunakan Produk Bank Syariah dengan Promosi sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Minat Santri Mahasiswa (Studi Kasus Santri Mahasiswa Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih produk perbankan syariah ?

2. Bagaimana pengaruh promosi terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih produk perbankan syariah ?

3. Bagaimana pengaruh Promosi dalam memoderasi (memperkuat) religiusitas terhadap minat santri mahasiswa dalam memilih produk perbankan syariah ?


(38)

12

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini antara lain adalah :

1. Menganalisis pengaruh pengetahuan Religiusitas terhadap minat santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim dalam memilih produk Bank Syariah.

2. Menganalisis pengaruh Promosi terhadap minat santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim dalam memilih produk Bank Syariah.

3. Menganalisis pengaruh promosi dalam memoderasi (memperkuat) religiusitas terhadap minat santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim dalam memilih produk Bank Syariah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan dapat dijadikan sebagai rujukan tentang pengaruh Religiusitas dan Promosi terhadap minat akan produk-produk bank syariah.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang di peroleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi penyusun, umumnya bagi instansi yang bersangkutan dan lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam Ekonomi dan Bisnis Islam.


(39)

13

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang alur penelitian dari awal hingga kesimpulan akhir. Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi 5 bab, yang secara singkat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pemabahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Pada bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka, kerangka teori yang relevan dan tekait dengan judul skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, buku maupun hasil penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian yang dirinci yang digunakan peneliti beserta justifikasi atau alasannya seperti jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi dan sampel, sumbe data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, uji kualitas instrument data dan uji hipotesis dan analisis data.


(40)

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat hasil penelitian berisi gambaran umum obyek penelitian, kualifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya. Pemabahasan menjadi sub bahasan dapat digabung menjadi satu kesatuan atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian pada pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah peneliti. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


(41)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka

Beberapa kajian dan pembahasan dalam bentuk karya ilmiah mengenai pengaruh religiusitas dan promosi bukan hal yang baru lagi. Namun, penulis disini akan melakukan tinjauan pustaka sebagai referensi peneliti. Beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan perbandingan skripsi penulis antara lain yaitu:

Tabel 1.1

Tinjauan Pustaka Peneliti

No Penelitian Hasil Penelitian

1

Ananggadipa Abhimantra, Andisa Rahmi Maulida Dan Eka Agustianingsih “Analisis

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nasabah

(Mahasiswa) Dalam Memilih

Menabung Pada Bank Syariah”.

Penerbit Proceeding PESAT (psikologi, ekonomi, sastra, arsitektur, dan teknik sipil) Bandung, 8-9 Oktober 2013 Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah penelitian ini mengarah kepada faktor-faktor seperti pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi dan pelayanan di bank syariah. Faktor tersebut memberi pengaruh yang positif terhadap keputusan memilih menabung di bank syariah, meskipun tidak signifikan. Dengan proporsi pengaruh terbesar di pegang oleh produk, dilanjutkan oleh religiusitas, reputasi, pelayanan dan pengetahuan

2

Atik Masruroh “Analisis

Pengaruh Tingkat Religiusitas

Dan Disposible Income

Terhadap Minat Menabung

Mahasiswa Diperbankan

Syariah (Studi Kasus Mahasiswa

Metode penelitian yang di gunakan adalah metode kuantitatif.

Hasil penelitian ini adalah pengaruh disposible income ternyata ada heteroscedasticity dengan variabel R.DI sehingga variabel harus keluar


(42)

16

STAIN Salatiga)” dari model dan religiusitas sebagai

variabel moderating berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung mahasiswa STAIN Salatiga.

3

Atwal Arifin dan Husnul

Khotimah “Pengaruh Produk,

Pelayanan, Promosi, Dan

Lokasi Terhadap Keputusan

Masyarakat Memilih Bank

Syariah Di Surakarta”. Penerbit syariah accounting paper FEB-UMS, SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER

PROGRAM STUDI

AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014 ISBN: 978-602-70429-2-6. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa variabel produk, promosi dan lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan masyarakat memilih bank syariah. Akan tetapi variabel pelayanan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat memilih bank syariah.

4

Alfi Mulikhah Lestari “Pengaruh Religiusitas, Produk

Bank, Kepercayaan,

Pengetahuan Dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi

Kasus Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)” diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 3 Februari 2015.

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah pengaruh religiusitas terhadap preferensi menabung karena kepatuhan agama. Pengaruh produk tehadap preferensi menabung adalah produk yang inovatif, pengaruh kepercayaan terhadap preferensi menabung adalah kemudahan bertransaksi. Pengaruh pengetahuan terhadap preferensi menabung adalah pengetahuan ilmiah, dan pengaruh pelayanan terhadap preferensi menabung adalah penggunaan fasilitas yang mudah Berdasarkan dengan tinjauan pustaka yang telah terurai di atas, penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu obyek penelitian yang berada di Pondok Pesantren Wahid Hasyim


(43)

17

Yogyakarta. Subyek penelitian dilakukan yaitu santri mahasiswa yang berada di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Kemudian variable independennya yakni Religiusitas dan Promosi pengaruhnya terhadap minat santri mahasiswa yang ada di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Diatas merupakan acuan pustaka serta perbedaan yang dilakukan oleh peneliti.

B. Kerangka Teori 1. Perbankan Syariah

a. Pengertian Perbankan Syariah

Bank syariah adalah bank yang menggunakan prinsip bagi hasil secara adil, berbeda dengan bank konvensional yang bersandarkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai bank yang dalam prinsip, operasional, maupun produknya dikembangkan dengan berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk operasional hadist Muhammad Rasulullah SAW. Hosen dan Ali dalam bukunya (Buchari :2009) menjelaskan perbankan syariah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bank syariah menjadikan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan.


(44)

18

2) Bank syariah menggunakan cara bagi hasil dari keuntungan jasa atas transaksi riil bukan sistem bunga sebagai imbalan terhadap pemilik uang yang besarnya ditetapkan dimuka.

3) Resiko usaha akan dihadapi bersama antara nasabah dengan bank syariah dan tidak mengenal selisih negatif (negative spread). 4) Pada bank syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)

sebagai pengawas kegiatan operasional bank syariah agar tidak menyimpang dari nilai-nilai syariah.

b. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah

Beberapa prinsip-prinsip perbankan syariah antara lain (Buchari, 2009:6):

1) Prinsip Titipan Atau Simpanan (Wadî’ah)

Al-Wadî’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penitip menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis al-wadi’ah yaitu, wadî’ah yâd al-âmanah dan wadî’ah yâd adh-dhamanâh. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:


(45)

19

a) Wadî’ah Yâd Al-âmanah (Trustee Depository)

Merupakan akad penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang ataupun uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

b) Wadî’ah Yâd Adh-Dhamanâh (Guarantee Depository)

Merupakan akad penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang atau uang dapat memanfaatkan barang atau uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan uang atau barang titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam bentuk produk giro dan tabungan.

2) Prinsip Bagi Hasil (Syirkâh)

Sistem ini adalah suatu sistem meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah:

a) Al-Mudhârabah

Al-Mudhârabah merupakan suatu kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama merupakan shahib al-mâl


(46)

20

menyediakan dana, dan pihak kedua merupakan mūdhârib bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai laba yang telah disetujui demi kemajuan bersama, jika rugi shahib al-mâl akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan ketrampilan manajerial selama proyek berlangsung. Secara umum akad mudhârabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu mudhârabah mutlaqah dan mudhârabah muqayyadah.

b) Al-Musyarakah

Musyârakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggung jawab akan segala kerugiaan yang terjadi sesuai dengan penyertaannya masing-masing. Al-Musyârakah juga dapat diartikan sebagai akad kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama.

3) Prinsip Jual Beli (Al-Tîjaroh)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang


(47)

21

dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai supplaier bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Adapun bentuk-bentuk jual beli yaitu :

a) Al-Murabahah

Murabahah merupakan akad jual beli barang dengan menyatakan harga yang dibeli dari supplaier dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Penjelasan singkatnya murabahah ini menuntukkan transparansi harga penjualan asli dan margin kepada nasabah tanpa ada yang disembunyikan diantara kedua belah pihak yang melakukan transaksi.

b) Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli barang sebelum pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam pararel yang dilakukan oleh bank.


(48)

22

c) Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi, teknis, kualitas, dan kauantitasnya. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak laik untuk menyediakan barang pesanan dengann cara istishna’ maka hal ini disebut istishna’ pararel yang dilakukan oleh perbankan. 4) Prinsip Sewa (Al-îjarah)

Al- îjarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran harga sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri yang disewakan. Al-îjarah terbagi menjadi dua jenis yakni: îjarah murni dan îjarah muntahiya bit tamlik.

5) Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Macam-macam produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain wakalah, kâfalah, hawalah, ar-rahn, dan al-qardh. Penjalasan akad-akad dalam prinsip jasa sebagai berikut:


(49)

23

a) Al-Wakalah

Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.

b) Al-Kâfalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau ditanggung.

c) Al-Hawalah

Pengalihan hutang dari orang lain yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada factoring (anjak piutang), post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.

d) Ar-Rahn

Menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan atas peminjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengembalikan kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.


(50)

24

e) Al-Qardh

Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan dari peminjam. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.

c. Produk Perbankan Syariah

Braba mengatakan produk-produk bank syariah muncul karena didasari oleh operasional bank syariah. Operasional bank syariah mempunyai empat fungsi yaitu sebagai penerima amanah, sebagai pengelola investasi, sebagai penyedia jasa dan sebagai pengelola fungsi sosial. Keempat fungsi operasional itu kemudian diturunkan menjadi produk-produk bank syariah yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam produk pendanaan, produk pembiayaan, produk jasa perbankan dan produk kegiatan sosial (Ascarya. 2007:112). Penjelasan produk-produk perbankan syariah sebagai berikut :

1) Produk Pendanaan

Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan sebagai mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang


(51)

25

adil dapat dijamin bagi semua pihak. Bank syariah dalam memberikan produk pendanaan tidak dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat Islam, terutama wadî’ah (titipan), qardh (pinjaman), mudhârabah (bagi hasil), dan îjarah. Produk pendanaan yang ada di bank syariah antara lain (Ascarya. 2007:113) :

a) Pendanaan dengan Prinsip Wadî’ah (1) Giro Wadî’ah

Giro wadî’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaian. Dalam aplikasinya giro wadî’ah perbankan syariah ada yang memberikan bonus tanpa kesepakatan dimuka sering disebut wadî’ah yâd dhamanah dan giro wadî’ah yang dananya tidak boleh dikelolah maupun untuk dana produktif yaitu wadî’ah yâd âmanah serta boleh dikenakan biaya administrasi penitipan. Fasilitas yang didapat dari giro wadî’ah yaitu buku cek, bilyet giro, kartu ATM, fasilitas pembayaran kliring dan lain sebagainya. (2) Tabungan wadî’ah

Tabungan wadî’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk


(52)

26

rekening tabungan (saving account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadî’ah, tetapi tidak sefleksibel giro wadî’ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. Bank boleh menggunakan dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan yang berjangka pendek atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, selama dana tersebut tidak tertarik. Biasanya bank lebih leluasa menggunakan dana tabungan wadî’ah dibandingkan giro wadi’ah karena sifat penarikkannya yang tidak sefleksibel giro wadî’ah. Bank boleh menggunakan dana untuk kebutuhan produktif dan memberikan bonus kepada nasabah namun bonus tersebut tidah ditetapkan dimuka.

b) Pendanaan dengan prinsip mudhârabah (1) Tabungan mudhârabah

Tabungan mudhârabah merupakan tabungan simpanan dengan prinsip bagi hasil dan bagi kerugian yang disepakati bersama, ketika nasabah sebagai pemilik modal (shahibul mâl) menyerahkan uangnya kepada bank sebagai pengusaha (mudhârib) untuk diusahakan. Dalam praktiknya tabungan wadî’ah dan mudhârabah yang biasa digunakan secara luas oleh bank syariah.


(53)

27

(2) Deposito/investasi umum (tidak terikat)

Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka kedalam rekening investasi umum (general investmen account) dengan prinsip mudhârabah al-mutlaqoh. Produk mudhârabah al-mutlaqoh, bank sebagai mudharib mempunyai kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya. Jangka waktu dan bagi hasil disepakati bersama. Apabila bank menghasilkan keuntungan akan dibagi sesuai kesepakan pertama. Apabila bank mengalami kerugian, bukan karena kelalaian bank, kerugian tersebut ditanggung deposan sebagi shahibul mâl.

(3) Deposito/investasi khusus (terkait)

Deposito yang ditawarkan nasabah selain investasi umum bank syariah juga menawarkan investasi khusus (special investmen account) kepada nasabah yang ingin menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip

mudhârabah al-muqayyadah. Produk dalam mudhârabah

al-muqayyadah, bank menginvestasikan dana nasabah ke dalam proyek tertentu yang diinginkan nasabah. Jangka waktu investasi dan bagi hasil disepakati bersama dan


(54)

28

hasilnya langsung berkaitan dengan proyek yang dipilih. Investasi khusus ini ada dua jenis yaitu investasi khusus “executing” (on balance sheet) dan investasi khusus channeling” (off balance sheet).

(4) Sukuk al-mudhârabah

Bank syariah menghimpun dananya bisa menggunakan akad al-murabahah yang ada diobligasi syariah. Diobligasi syariah, bank mendapatkan alternatif sumber dana berjangka panjang (lima tahun atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan berjangka panjang.

c) Pendanaan dengan prinsip qardh

Simpanan giro dan tabungan juga dapat menggunakan prinsip qardh, ketika bank dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai pemilik modal. Giro dan tabungan qardh memiliki karakteristik menyerupai giro dan tabungan wadî’ah. Bank sebagai peminjam dapat memberikan bonus kepada nasabah selama tidak diisyaratkan diawal perjanjian. Karena dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh bank untuk tujuan produktif dan menghasilkan profit.


(55)

29

d) Pendanaan dengan prinsip îjarah (1) Sukuk al-îjarah

Akad ijarah dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk penghimpunan dana dengan menerbitkan sukuk yang merupakan obligasi syariah. Lewat obligasi syariah, bank dapat alternatif sumber dana berjangka panjang (lima tahun atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan jangka panjang. Obligasi syariah ini dapat menggunakan beberapa prinsip yang dibolehkan syariah, seperti menggunakan prinsip bagi hasil (sukuk mudhârabah dan sukuk musyârakah), menggunkan prinsip jual beli (sukuk al-mudhârabah, sukuk al-salam dan sukuk al-istishna), menggunakan prinsip sewa (sukuk al-îjarah) dan lain sebagainya.

2) Produk pembiayaan

Produk-produk perbankan syariah yang mendominasi portofolio pembiayaan bank syariah adalah pembiayan modal kerja, pembiayaan investasi, dan pembiayaan aneka barang dan properti. Akad-akad yang digunakan dalam aplikasi pembiayaan tersebut sangat bervariasi dari pola bagi hasil (mudhârabah, musyârakah, dan musyârakah mutanaqisah), pola jual beli (murabahah, salam, dan istishna), ataupun pola


(56)

30

sewa (îjarah dan îjarah muntahiya bittamlik). Penjelasan pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah sebagai berikut (Ascarya. 2007:122) :

a) Pembiayaan modal kerja

Pembiayaan dalam modal kerja bank syariah memiliki dua alternatif sebagai penyalurannya yakni dengan bagi hasil dan jual beli. Bagi hasil dapat digunakan sebagai modal kerja usaha yang beragam. Pembiayaan modal kerja yang berpola bagi hasil ini dengan akad mudhârabah atau musyârakah seperti usaha rumah makan, usaha bengkel usaha toko kelontong, dan sebagainya. Bagi hasil cara yang tepat untuk menunjang kebutuhan modal kerja pihak pengusaha agar terpenuhi, sementara kedua belah pihak mendapat manfaat dari pembagian resiko yang adil.

Selain bagi hasil ada juga pembiayaan modal kerja yang menggunakan pola jula beli. Kebutuhan modal kerja perdagangan untuk membiayai barang dagangan dapat terpenuhi dengan akad murabahah. Jual beli menjadikan kebutuhan modal pedagang terpenuhi dengan harga tetap, sementara bank syariah mendapat margin tetap dengan meminimalkan resiko.


(57)

31

b) Pembiayaan investasi

Bank syariah dalam pembiayaan investasi memiliki cara untuk memenuhi nasabahnya yakni dengan bagi hasil, jual beli dan sewa. Bagi hasil yang diterapkan dalam pembiayaan investasi dalam bentuk akad mudhârabah atau musyârakah yang digunakan untuk pembuatan pabrik baru, perluasan pabrik, usaha baru, perluasan usaha, dan sebaginya. Bagi hasil ini merupakan cara bank syariah dan pengusaha berbagi resiko usaha yang saling menguntungkan dan adil. Agar bank syariah dapat berperan aktif dalam kegiatan usaha mengurangi kemingkinan resiko.

Selain bagi hasil ada pula pembiayaan investasi mengguakan pola jual beli dengan akad murabahah, istishna dan as-salam. Seperti contoh pembelian mesin, pembelian kendaraan untuk usaha, pembelian tempat usaha dan sebagainya. Bank syariah dapat keuntungan margin jual beli dengan resiko minimal. Sementara itu, pengusaha mendapatkan kebutuhan investasinya dengan perkiraan biaya yang tetap dan mempermudah perencanaan.

Jual beli dan bagi hasil bukan pembiayaan yang dapat digunakan dalam pembiayan investasi ada juga sewa yang berpola îjarah atau îjarah muhtahiya bittamlik. Kebutuhan aset


(58)

32

investasi yang biayanya sangat tinggi dan memerlukan waktu lama untuk produksinya pada umumnya tidak dilakukan dengan cara bagi hasil atau kepemilikan karena resikonya terlalu tinggi atau kebutuhan modalnya tidak terjangkau. Seperti contoh pembiayaan pesawat terbang, kapal dan sejenisnya. Selain itu juga pembiayaan îjarah dapat juga digunakan untuk pembiayaan peralatan industri, mesin-mesin pertanian, dan alat-alat transportasi.

c) Pembiayaan aneka barang, perumahan dan properti

Bank syariah selain menyalurkan pembiayannya dalam modal kerja dan investasi, menyalurkan juga pembiayaannya untuk aneka barang, perumahan dan properti. Pola yang digunakan oleh bank syariah kebanyakan bagi hasil, jual beli dan sewa. Bagi hasil yang di terapkan oleh bank syariah menggunakan akad musyârakah mutanaqisah misalnya pembelian mobil, sepeda motor, rumah, apartemen dan sebagainya. Bank bermitra dengan nasabah untuk membeli aset yang diinginkan nasabah. Aset tersebut kemudian disewakan kepada nasabah. Selain bagi hasil bank syariah juga menggunakan sekema jual beli dengan akad murabahah. Akad murabahah dalam bank syariah dapat memenuhi kebutuhan aset yang diinginkan nasabah dari supplier kemudian menjual


(59)

33

kembali kepada nasabah dengan mengambil margin keuntungan yang diinginkan. Ada juga sewa yang digunakan untuk pembiayaan bank syariah kepada nasabah dengan metode akad îjarah muhtahiya bittamlik. Bank syariah dengan akad îjarah muhtahiya bittamlik membeli aset yang diinginkan nasabah kemudian disewakan kepada nasabah dengan perjanjian pengalihan kepemilikan diakhir periode dengan harga yang telah disepakati diawal akad.

3) Produk jasa perbankan

Produk-produk jasa perbankan dengan pola lainnya pada umumnya menggunakan akad-akad tabârru’ yang dimaksudkan tidak untuk mencari keuntungan, tetapi dimaksudkan sebagai fasilitas pelayanan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Oleh karena itu, bank sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya adminitrasi. Jasa perbankan golongan ini yang bukan termasuk akad tabarru’ adalah akad sharf yang merupakan akad pertukaran uang dengan uang dan ujr yang merupakan bagian dari îjarah (sewa) yang dimaksud untuk mendapatkan upah (ujrah) atau fee. Produk-produk jasa perbankan dibagi menjadi jasa keuangan, jasa nonkeuangan, jasa keagenan dan jasa kegiatan sosial. Jasa keuangan memiliki produk antara lain dana


(60)

34

talangan (qardh), anjak piutang (hiwalah), wakalah (kliring, L/C, inkaso, RTGS, transfer dan sebagainya), jual beli valuta asing (qardh), gadai (rahn), payroll (ujr/wakalah), bank garansi (kâfalah). Jasa yang non-keuangan yaitu safe deposite box (wadi’ah yad âmanah). Jasa keagenan seperti investasi terkait (mudhârabah muqayyadah). Kegiatan sosial yakni pinjaman sosial (qardul hasan) (Ascarya. 2007:128).

d. Kegiatan Operasional Bank Syariah

Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Sejarah perkembangan perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang (Buchari, 2009:6).

Pemberian modal untuk modal kerja berbasisi bagi hasil, seperti mudhârabah, musyârakah, muzara’ah, musaqah, telah dikenal sejak awal diantara kaum muhajirin dan kaum anshar. Jelaslah bahwa individu-individu yang telah melaksanakan fungsi perkembangan zaman Rasulullah SAW, meskipun indvidu tersebut tidak melaksanakan seluruh fungsi perbankan. Ada yang pelaksanakan


(61)

35

fungsi pinjam-meminjam uang, ada sahabat yang menajalankan fungsi titipan, ada yang melaksanakan fungsi pengiriman uang serta ada pula yang memberikan modal kerja.

e. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank syariah dan bank konvensional dalam beberapa aspek memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunkan, persyaratan umum pembiayaan dan lain sebagainya. Kontradiksi antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja diuraikan sebagai berikut (Antonio, 2014):

1) Akad Dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Nasabah seringkali mengabaikan kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan. Beranggapan hanya sebagai hukum positif belaka, tapi tidak demikian perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah kelak.


(62)

36

2) Lembaga Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di pengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata acara dan hukum materi syariah.

Lembaga yang mengatur hukum materi dan berdasarkan prinsip syariah Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Replubik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

3) Struktur Organisasi

Bank syariah mempunyai struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis yang ditentukan sesuai syariah.

Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat dewan komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektifitas dari setiap opini yang diberikan kepada


(63)

37

Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Pengawas Syariah Nasional. 4) Bisnis dan Usaha Yang dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Semua proyek atau objek pembiayaan tidak dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

5) Lingkungan dan Budaya Kerja

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus professional (fathanah), dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah (Buchari, 2009:6)


(64)

38

2. Religiusitas

a. Pengertian Religiusitas

Menurut Harun Nasution pengertian agama berasal dari kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak; gam= pergi mengandung arti kata tidak pergi, tetap di tempat diwarisi turun-temurun (Jalaludin, 2010:12).

Religius dalam islam adalah menjalankan ajaran agama secara keseluruhan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208 (Al –Qur’an, Surat Al – Baqarah: 208):

ا طخ ا عبّتت َ ً ّفاك مْلّسلا يف ا لخْدا ا نمآ نيذّلا ا ّيأ اي

نيبم ّ دع ْمكل هّنإ ۚ ناطْيّشلا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al – Baqarah: 208).


(65)

39

Agama adalah panduan, pedoman dan tentang aturan hidup. Orang beragama adalah orang-orang yang meyakini sesuatu hal yang dianggap hal yang skral yaitu Tuhan. Agama dalam pengertian lain dinisbahkan kepada sesuatu yang orang jadi nyaman, aman dan damai. Agama diartikan dalam hal nonconfused. Apabila agama dipahami

dalam etimologi “tidak kacau” maka agama memiliki aturan yang

mengikat, dimana orang beragama telah diatur oleh seperangkat sistem dan koridor dalam agama yang dianutnya. Agama menurut pandangan islam adalah al-diin yaitu berarti nasehat, pedoman, dan aturan hidup. Al-diin adalah agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk menyalamatkan umat manusia yang bahagia di dunia dan akhirat dengan kenyataan bahwa mereka harus tunduk dan patuh dibawah ketentuan yang berlaku didalamnya. Agama secara hakiki menyelaraskan kehidupan agar menjadi lebih baik, selaras antara dunia dan akhirat (Rajab, 2013:25).

b. Pandangan Ahli Tentang Religius

Menurut Nurcholis Madjid, agama bukanlah sekedar tindakan-tindakan spiritual seperti shalat dan membaca doa. Agama lebih dari aspek tersebut, yaitu keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridho atau perkenaan Allah. Agama dengan demikian meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam


(66)

40

hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia berbudi luhur atas dasar kepercayaan atau iman kepada Allah dan tanggung jawab pribadi dihari kemudian (Sahlan, 2011:42).

Menurut Robet H Thouless, agama adalah sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan menunjuk lingkungan lebih luas dari pada lingkungan fisik yang terikat ruang dan waktu. Definisi ini tidak dimaksud untuk menempatkan kata agama sebagai sesuatu yang mencakup semua jenis sikap terhadap dunia yang berhak mendapatkan penghormatan istimewa (Rohmah, 2013:4).

Menurut Koentjaraningrat mengatakan agama (religi) adalah sistem yang terdiri dari konsep kepercyaan dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat, dan peribadatan (ritual) dan upacara (seremonial) bersama pemuka-pemuka yang melasanakannya. Sistem ini mengatur hubungan antara manusia dangan Tuhan dan dunia gaib, antara manusia dan lingkungannya. Seluruh sistem dijiwai suasana yang dirasakan sebagai suasana kerabat oleh umat yang menganutnya. Koentjoroningrat menegaskan pula komponen yang terkait dalam sistem religi itu, antara lain: emosi keagamaan (emotion of religion), sistem keyakinan (faith or belief system), sistem ritus dan upacara (ritual and ceremonial system), peralatan situs dan upacara (religious people) (Tumanggoro, 2014:6).


(67)

41

c. Dimensi Religiusitas

Menurut Glock dan strak menatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu (Anncok dan Suroso, 2011:77-78): 1) Dimensi keyakinan (Ideologis)

Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Adapun agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang dianutnya. Jadi, dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang harus ditaati oleh penganut agama. Dimensi keyakinan dengan sendirinya menuntut kelakuan praktek-praktek peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

2) Dimensi praktik agama (Ritualistik)

Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamnya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup pemujaan, ketaatan serta hal-hal lebih menunjukkan komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus


(68)

42

yang berkaitan tentang agama. Dimensi praktek dalam agama Islam dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktek muamalah lainnya.

3) Dimensi pengalaman (Eksperiensial)

Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan dan sebagainya.

4) Dimensi pengetahuan agama (Intelektual)

Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang menerangkan seberapa jauh sesorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada didalam kitab suci manapun yang lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi ini dalam Islam meliputi pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan, hukum Islam dan pemahaman terhadap kaidah-kaidah keilmuan ekonomi Islam.

5) Dimensi pengamalan (Konsekuensi)

Dimensi pengamalan yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang termotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya mengunjungi tetangga yang


(69)

43

sedang sakit, menolong orang yang dalam kesulitan, mendermakan hartanya dan sebagainya.

Secara garis besar, agama islam mencakup tiga hal, yaitu keyakinan (akidah), norma atau hukum (syariah), dan prilaku (akhlak). Oleh karena itu pengertian religiusitas Islam adalah tingkat internalisasi beragama sesorang yang dilihat dari penghayatan akidah, syariah, dan akhlak seseorang. Menurut Ancok dan Suroso (2011:80), dalam rumusan Glock dan Strak mempunyai kesesuaian dengan Islam, yaitu:

1) Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjukan pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, surga dan neraka, serta qada dan qadar. 2) Dimensi pibadatan (praktek agama) atau syariah menunjukan pada

seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Keberislaman menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an, doa, dzikir dan sebagainya. 3) Dimensi pengamalan atau akhlak menunjukan pada seberapa

tingkat muslim berprilaku termotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Keberislaman, dimensi ini meliputi


(70)

44

perilaku tolong menolong, bekerjasama, berderma, berperilaku jujur, memaafkan dan sebagainya.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Religiusitas

Hal yang mendasari manusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan yang diakui dzat yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain (Rohmah, 2013:55-56):

1) Faktor sosial

Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan yaitu: pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan itu. Konsep psikolog yang paling erat kaitannya dengan pengaruh-pengaruh seperti itu adalah konsep sugesti yakni proses komunikasi yang menyebabkan diterima dan disadarinya suatu gagasan yang dikomunikasikan tanpa alasan-alasan rasional yang cukup. 2) Faktor alami

Pada umumnya ada anggapan bahwa kehadiran keindahan, keselarasan dan kebaikan yang dirasakan dalam dunia nyata secara psikologi turut memainkan peranan dalam membentuk sikap keagamaan. Sebenarnya ada tiga unsur yang


(71)

45

bisa dibedakan dalam sumbangan-sumbangan pengalaman di dunia nyata kepada sikap keagamaan yaitu: pengalaman-pengalaman mengenai manfaat, keharmonisan dan kehidupan. 3) Faktor konflik moral

Konflik moral dapat dianggap sebagai salah satu faktor yang menentukan sikap keagamaan, sama halnya dengan pengalaman dialam ini. Konflik itu merupakan konflik antara kekuatan-kekuatan yang baik dan kekuatan-kekuatan yang jahat yang ada pada dirinya sendiri. Kekuatan-kekuatan yang baik bisa dijelaskan sebagai kekuatan-kekuatan yang ada pada pihak makhluk yang baik, sedangkan kekuatan pihak yang jahat merupakan pihak lawannya, atau kekuatan jahat juga dapat dipersonifikasikan, misalnya sebagai sifat makhluk-makhluk jahat. Dengan demikian, kepercayaan dengan adanya Tuhan yang baik, antara lain bisa dianggap sebagai intelektualisasi konflik moral itu. Konflik moral inipun dapat membawa orang kepada dualisme dalam sikap keagamaannya, karena rangsangan-rangsangan yang baik dianggap sebagai rangsangan kehendak Tuhan, sedangkan rangsangan yang tidak benar berasal dari kekuatan-kekuatan dunia spiritual yang bertentangan dengan Tuhan


(72)

46

4) Faktor intelektual

Proses-proses intelektual itu merupakan bagian dari landasan sikap keagamaan, karena memang ada benarnya bahwa suatu kepercayaan secara diam-diam akan lebih kuat dipegangi bila proses pemikiran itu dapat digunakan untuk memberikan alasan pembenarannya, dan kebanyakan orang cenderung meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang nampak dimata mereka kurang mendapat dukungan intelektual meskipun kepercayaan-kepercayaan ini menarik perhatian mereka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lainnya. 5) Faktor efektif (emosional)

Salah satu faktor yang membantu pembentukan sikap keagamaan adalah sistem pengalaman emosional yang dimiliki setiap orang dalam kaitannya dengan agama mereka yang disebut “emosional” atau “efektif” dalam sikap keagamaan. Pengalaman keagamaan disini bisa berupa pengalaman yang meskipun secara orisinal terjadi dalam kaitan bukan keagamaan tetapi cenderung mengakibatkan perkembangan keyakinan keagamaan, atau bisa juga suatu corak pengalaman yang timbul sebagai bagian dari perilaku keagamaan yang mungkin memperkuat, memperkaya atau justru malah


(73)

47

memodifikasi kepercayaan-kepercayaan keagamaan yang sudah dianut sebelumnya.

6) Faktor kebutuhan yang tidak terpenuhi

Adapun faktor lainnya yang dianggap juga sebagai sumber keyakinan agama ialah adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-mana. Sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan kepuasan-kepuasan agama. Menurut Drajat secara garis besar kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan rohaniah.

3. Promosi

a. Pengertian Promosi

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga (Simamora, 2011:284).

Menurut Stanton (dalam Rangkuti, 2009:49) promosi adalah sinonim dalam penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada konsumen, menghimbau dan memengaruhi khalayak ramai. Promosi merupakan bauran pokok dalam pemasaran modern. Adapun menurut Saladin, promosi adalah salah satu unsur dalam bauran


(74)

48

pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Bagaimanapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tjiptono (2000:219) menambahkan bahwa pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan suatu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.

b. Tujuan promosi

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan tentu mempunyai tujuan. Demikian juga, perusahaan yang melakukan kegiatan promosi dengan tujuan utamanya untuk mencari laba. Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus mendasar kepada tujuan sebagai berikut (Rangkuti, 2009:51-53):


(75)

49

1) Modifikasi tingkah laku

Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak melakukan sesuatu pertukaran dimana orang-orangnya terdiri atas berbagai macam tingkah laku antara yang satu dengan yang lain berbeda. Demikian juga pendapat mereka mengenai suatu barang dan jasa, selera, keinginan, motivasi dan kesetiannya terhadap barang dan jasa tersebut saling berbeda. Dengan demikian, tujuan promosi disini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia terhadap produknya.

2) Memberi tahu

Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan dan lain sebagainya. Promosi bersifat informasi ini umumnya lebih disukai dan dilakukan pada tahap-tahap awal dalam siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah penting untuk mengingatkan permintaan primer sebab pada tahap ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta kegunaan dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat


(1)

LAMPIRAN HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK HIPOTESIS 1-2


(2)

HASIL UJI ASUMSI KLASIK UNTUK MENGUJI HIPOTESIS 3 (H3)

Uji Normalitas

Chart


(3)

(4)

LAMPIRAN HASIL ANALISIS DATA UNTUK HIPOTESIS 3 (H3)

Statistik Deskriptif

Uji Koefesiensi Determinasi


(5)

LAMPIRAN HASIL REGRESI SEDERHANA HIPOTESIS 3 (H3)


(6)

HASIL MODERATING REGRESSION ANALYSIS HIPOTESIS 3 (H3)