TA : Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan Pada Server di PT. Telkom Divre V.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus informasi yang cepat, hasil analisis data yang tepat serta proses perhitungan yang akurat sangat dibutuhkan dalam menunjang perkembangan bisnis dalam industri apapun, demikian juga dalam industri jasa. Persaingan yang ketat menuntut pengelolaan bisnis yang profesional oleh manajemen perusahaan.

Proses-proses manual ataupun double proses yang tidak sebaiknya dilakukan, perlu di “re-engineer” untuk meningkatkan produktivitas, efektifitas serta efisiensi resource yang ada. Hal-hal tersebut sangat dimungkinkan dengan mengimplementasikan Teknologi Informasi yang disesuaikan dengan model bisnis perusahaan.

Salah satu bentuk implementasi tersebut adalah dengan membangun jaringan komputer. Dengan jaringan komputer, waktu yang diperlukan untuk pengiriman data atau informasi menjadi lebih singkat/cepat karena semua komputer terhubung dalam satu jaringan yang sama, sehingga masing-masing komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut dapat berkomunikasi satu dengan lainnya.

Jaringan komputer itu sendiri dapat dibangun dengan beberapa pilihan arsitektur, salah satunya adalah client-server system. Dengan menggunakan server, data yang disimpan didalamnya dapat dilihat oleh semua client yang memerlukannya dalam waktu yang cepat dan kapan saja. Karena itu unjuk kerja komponen-komponen pada server sangat menentukan unjuk kerja jaringan


(2)

2

komputer tersebut. Dengan demikian maka pengukuran kinerja level komponen pada server sangat diperlukan. Hasil pengukuran dan analisisnya sangat diperlukan sebagai acuan untuk meningkatkan unjuk kerja perusahaan yang memerlukan dukungan jaringan komputer tersebut.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Daniel A. Menasce tahun 1994 untuk memodelkan component level performance. Pada penelitian tersebut, analisisnya hanya sampai pada level komponen, tanpa memperhatikan jenis protokol yang bervariasi (Menasce, 1994). Keakuratan hasil analisis perlu diuji dengan analisis sampai pada protokol jaringan. Penelitian yang perlu dilakukan adalah analisis kinerja yang diperlukan pada tingkat komponen pada saat komponen mengolah protokol-protokol jaringan komputer yang digunakan. Hasil analisis tersebut diperlukan karena tiap protokol memiliki fungsi yang berbeda dalam server dan jaringan komputer tersebut.

PT. Telkom Divre V Jawa Timur merupakan salah satu perusahaan yang membutuhkan hasil analisis kinerja sistem level komponen dan protokol jaringan komputer untuk mendapatkan hasil analisis kinerja server yang ada di organisasi tersebut. Dengan didapatkannya tingkat unjuk kerja ini, maka administrator jaringan dapat melakukan tuning untuk meningkatkan unjuk kerja. Hasil analisis unjuk kerja ini juga dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mengimplementasikan manajemen jaringan komputer dengan tepat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah pada Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(3)

3

Bagaimana menganalisis kinerja level komponen dan protokol jaringan komputer pada server di PT. Telkom Divre V Jawa Timur?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :

a. Sistem ini memanfaatkan file log dari Ethereal untuk mengambil packet capture pada Server sebagai data dari jaringan komputer.

b. Sistem ini menggunakan file log dari Microsoft Management Console pada Windows 2000 untuk mendapatkan data Component Level pada server yang akan dianalisis.

c. Sistem ini menggunakan PHP untuk melakukan perhitungan dan analisis data. d. Sistem ini menggunakan database MySQL untuk penyimpanan data.

e. Sistem ini menggunakan program untuk membaca file log ethereal untuk kemudian disimpan ke dalam database MySQL.

f. Sistem ini menggunakan program untuk membaca file log dari Microsoft Management Console untuk kemudian disimpan ke dalam database MySQL. g. Server yang dianalisis adalah Server Capex-IS yang digunakan untuk

pengendalian investasi di PT. Telkom Divre V.

h. Pada Tugas Akhir ini tidak dibahas tentang Database, Information System dan Management Information System yang berkaitan dengan Server Capex-IS serta manajemen jaringan komputer di PT Telkom Divre V.

1.4. Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini adalah : Menganalisis kinerja level komponen pada Server di PT. Telkom Divre V yang meliputi : processor, disk, incoming link


(4)

4

dan outgoing link. Analisis pada level komponen tersebut dilakukan dalam memproses protokol-protokol UDP, TCP, EIGRP, ARP, STP dan HTTP.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan Tugas Akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir. Adapun teori yang dibahas adalah Performance Modelling Concepts, Mean Value Analysis, PHP, MySQL, IIS, Ethereal dan Microsoft Management Console.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini dibahas tentang metodologi penelitian mulai dari pengambilan data, variabel penelitian, perancangan sistem, metode analisis kinerja sistem yang digunakan, DFD dan struktur tabel.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini akan membahas tentang implementasi dari analisis kinerja sistem dan evaluasi sistem tersebut.


(5)

5

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh bab sebelumnya serta saran-saran yang membangun. Kesimpulan merupakan rangkuman dari seluruh bahasan. Saran berisi tentang kemungkinan pengembangan lebih lanjut dari pembahasan yang telah dilakukan.


(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang teori-teori dan aplikasi–aplikasi pendukung dalam menghitung dan menganalisis kinerja level komponen dan protokol jaringan yaitu : Performance Modelling Concepts, Microsoft Management Console (MMC), Ethereal, MySQL, PHP dan IIS. Performance Modelling Concepts merupakan standar yang digunakan untuk menghitung kinerja sistem.

2.1 Performance Modelling Concepts

Metric Analisis Kinerja secara umum digolongkan menjadi 2 bagian besar yaitu : berdasarkan Response Time dan Throughput (Menasce, 1994). Hasil perhitungan Response Time berdasarkan pada waktu penyelesaian task mulai dari awal sampai akhir event, mulai task datang, dilayani sampai task meninggalkan server. Hasil perhitungan Throughput berdasarkan pada jumlah task yang dapat dilayani dalam waktu tertentu, selama waktu tertentu server dapat melayani berapa task.

2.2.1. Performance Modelling Concepts untuk Physical Disk dan Processor

Tiga hukum yang digunakan untuk mengevaluasi performance atau kinerja sistem adalah: Utilization Law, Little's Law dan Forced Flow Law (Menasce, 1994). Hukum-hukum tersebut akan menghitung Utilization, Response Time, Service Time dan Throughput sistem serta server.


(7)

7

a. Utilization Law

Selama dilakukan pengamatan dalam periode waktu T, task datang ke server, server memproses task sampai selesai dan meninggalkan server. Selama periode waktu T pada server, dapat diketahui:

a. Jumlah task yang datang ke server selama waktu T, yang diidentifikasikan dengan A..

b. Total waktu dimana server sibuk melakukan proses terhadap task yang datang selama waktu T, diidentifikasikan dengan B.

c. Jumlah keseluruhan task yang dapat diselesaikan oleh server diidentifikasikan dengan C.

Ukuran diatas dapat digunakan untuk menghitung :

a. Rata-rata service time untuk task yang dapat diselesaikan dalam unit of

time : S = B/C (2.1)

b. Output rate of Throughput of server, dalam satuan task per unit of time :

X = C/T (2.2)

c. Prosentase dari periode pengamatan dan server melakukan proses task, yang disebut Utilization of Server : U = B/T (2.3)

Perkalian antara Service time dengan Throughput menghasilkan Utilization.

B/C x C/T = B/T (2.4)

Hukum Utilization :

U(i) = X(i) x S(i) (2.5)


(8)

8

b. Little's Law

Jumlah task yang diproses oleh server pada masing-masing selang waktu

t selama periode pengamatan menghasilkan jumlah total waiting dan process time

untuk semua task selama waktu T. Pengukuran dari task yang selesai C, dalam periode pengamatan T sama dengan akumulasi waiting time W selama T, dapat digunakan untuk menghitung :

a. Rata-rata response time task terselesaikan, dengan satuan unit of time :

R = W/C (2.6)

b. Rata-rata jumlah task pada server : N = W/T (2.7)

c. Throughput Server : X = C/T (2.8)

Perkalian antara response time dan Throughput sama dengan rata-rata jumlah task pada server, atau rata-rata panjang antrian pada server :

W/C x C/T = W/T (2.9)

Little's Law adalah relasi :

N(i)= R(i)x X(i) (2.10)

dimana i adalah server.

c. Forced Flow Law

Sebuah transaksi akan mengalir sampai sistemyang terdapat padaserver. Sebuah transaksi mungkin mempunyai beberapa task yang harus selesai sebelum meninggalkan server. Selama waktu pengamatan T, dapat dihitung :

a. Jumlah transaksi yang dapat diselesaikan oleh server C(0). b. Jumlah task yang dapat diselesaikan oleh server i C(i).


(9)

9

a. Rata-rata jumlah task per transaksi dari server(i), yang disebut sebagai Visit Ratiodari server :

V(i) = C(i)/ C(0) (2.11)

b. Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diselesaikan server selama waktu T, yang disebut System Throughput :

X(0) = C(0)/T (2.12)

c. Rata-rata jumlah dari task yang dapat diselesaikan server i selama waktu T, disebut Server Throughput:

X(i) = C(i)/T (2.13)

Perkalian System Throughput dengan Visit Ratio sama dengan Server Throughput seperti pada persamaan 2.14.

C(i)/C(0) x C(0)/T = C(i)/T (2.14)

The Forced Flow Law :

X(i) = V(i) x X(0) (2.15)

Sistem Throughput dapat dihitung dengan Visit Ratio dan Throughput

pada suatu server. Dengan mengetahui Visit Ratio dari semua server dan

Throughput hanya satu server, memungkinkan dilakukannya perhitungan

Throughput pada semua sistem dalam server.

2.2.2. Performance Modelling Concepts untuk Incoming/Outgoing Link

Untung menghitung analisis kinerja level komponen pada Incoming dan Outgoing Link digunakan Performance Modelling Concepts yang berbeda dengan pada komponen Physical disk dan processor (Menasce, 1999). Persamaan 2.16


(10)

10

dan 2.17 adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Residence Time pada level komponen incoming dan outgoing link.

R

I ncL i nk

=

1à õDDI ncLinkI ncLink (2.16)

R

Outli nk

=

1à õDDOutlinkOutLink

(2.17)

Dari persamaan 2.16 dan 2.17, Service Demand yang diidentikasikan dengan

D

didapatkan dengan menggunakan persamaan 2.18 dan 2.19.

D

I ncLi nk

=

Avg(si ze=f rame)Bandwi dthIncLink (2.18)

D

OutLi nk

=

Avg(si ze=f rame)Bandwi dthOutLink (2.19)

2.2 Mean Value Analysis

Mean Value Analysis digunakan untuk menyelesaikan analisis dari

closed queueing networks (Bobbin, 2004). Tiga Operational Laws dan rangkaian iterasi perhitungan menghasilkan Throughput dan Response Time dari suatu sistem, seperti halnya utilization dan degree of multiprogramming dari suatu sistem adalah 0 (n = 0). Jika tidak ada multiprogramming, panjang antrian pada masing-masing server 0. Jika model menyajikan closed system, degree of multiprogramming adalah load pada sistem. Visit Ratio, (V dengan subscript i,


(11)

11

yang berarti server i) dan rata - rata Service Time (S, dengan subscript i, yang berarti server ke i) dapat diketahui untuk setiap server.

Untuk menghitung Mean Value Analysis :

a. Rata-rata Residence Time pada tiap server adalah waktu yang dihabiskan di server oleh suatu transaksi selama kunjungan ke server (Bobbin, 2004) seperti ditunjukkan pada persamaan 2.20.

R

i

( ) = V

n

i

R

i

= V

i

S

i

(n) 1 à nö n à 1

[

(

)

]

(2.20) V(i) x S(i) =D(i) disebut sebagai Service Demand pada server.

b. Gunakan total dari rata-rata Residence Time semua server untuk menghitung

System Throughput pada derajat dari multiprogramming level = n, pada persamaan 2.21.

X

0

( ) =

n

Î kk= 1Rk( )n n

(2.21) c. Dengan menerapan Little's Law, panjang antrian arus multiprogramming

level dapat diperoleh untuk tiap-tiap serveradalah seperti persamaan 2.22.

n

i

( ) = X

n

0

( ) R

n

i

( )

n

(2.22) d. Kenaikan n dan pengulangan langkah 1-3 sampai n > actual degree of

programming. System Throughput telah dihitung pada langkah b. Maka

System Response Time adalah tampak pada persamaan 2.23.

R n

( ) =

V

k Î k

k= 1Rk( )n

(2.23) Utilization Law dan Forced Flow Law dapat diterapkan untuk memperoleh informasi dari Mean Value Analysis untuk menentukan ukuran unjuk kerja sistem (Bobbin, 2004).


(12)

12

2.3 Protokol Jaringan

Protokol jaringan adalah standar atau konvensi yang digunakan untuk komunikasi antar perangkat jaringan. Protokol terdiri dari format rule yang mendefinisikan bagaimana data dikirimkan dari suatu Source Address ke

Destination Address.

Dalam membahas protokol jaringan, tidak dapat dipisahkan dari keberadaan OSI Layer Model, yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (OSI). OSI Layer merupakan standar yang digunakan untuk komunikasi data antar perangkat jaringan yang bervariasi dan dari vendor yang berbeda.

OSI Layer terdiri 7 layer, masing-masing layer bisa mempunyai sub layer (Odom, 2000) yaitu :

a. Layer 7 (Application Layer)

Suatu aplikasi yang berkomunikasi dengan komputer lain akan mengimplementasikan OSI pada layer application ini. Contoh protokol yang ada pada layer ini adalah HTTP, FTP, WWW Browser, SMTP gateways (Eudora, CC:mail), SNMP.

b. Layer 6 (Presentation Layer)

Layer ini bertujuan untuk mendefinisakan format suatu data yang akan dikirimkan dari application layer. Contoh dari presentation layer adalah JPEG, ASCII, EBCDIC, TIFF, GIF, MPEG, MIDI dan proses enkripsi.

c. Layer 5 (Session Layer)

Layer ini mendefinisikan bagimana proses komunikasi antar komputer dikendalikan mulai dari mulai, selama proses komunikasi, sampai sesi


(13)

13

komunikasi berakhir. Contoh dari layer ini adalah SQL, NFS, Netbios Name, AppleTalk.

d. Layer 4 (Transport Layer)

Layer ini bertanggung jawab terhadap recovery error dalam pengiriman data, bagaimana jika pengiriman data tidak sampai pada tujuan atau ada kerusakan data dalam proses pengirimannya. Contoh protokol pada layer ini adalah TCP, UDP, SPX.

e. Layer 3 (Network Layer)

Layer ini mendefinisikan end to end pengiriman packet (data yang berada pada layer 3 disebut packet). Untuk mendefinisikan end to end ini diperlukan alamat logical yang disebut IP Address. Dalam layer ini didefinisikan bagaimana proses routing bekerja dan bagaimana jalur dipelajari oleh packet yang akan dikirimkan ke tujuan/Destination IP. Contoh protokol pada layer ini adalah IP, IPX, AppleTalk DDP.

f. Layer 2 (Data Link Layer)

Data Link Layer mendefinisikan bagaimana data dikirimkan melalui media pengiriman yang bervariasi. Contoh protokol pada layer ini adalah IEEE 802.3/802.2, HDLC, Frame Relay, PPP, FDDI, ATM.

g. Layer 1 (Physical Layer)

Layer ini akan memberikan karakteristik fisik media jaringan komputer termasuk connector, pin dan lain-lain. Contoh protokol pada layer ini adalah EIA/TIA-232, V.35, Ethernet, RJ45, FDDI.


(14)

14

Dari penjabaran OSI layer diatas, dapat diketahui bahwa protokol tidak dapat dipisahkan dari OSI Layer Model karena tiap protokol bekerja pada layer OSI. Contoh protokol dalam layer OSI antara lain :

1. Addressing Resolution Protocol (ARP)

ARP akan dikirimkan ketika suatu client akan mengirimkan data ke client lain tetapi hanya mempunyai alamat MAC saja, tidak diketahui IP Addressnya. Untuk mengirimkan data diperlukan MAC Address dan IP Address, sehingga ARP akan mengirimkan frame ke seluruh client yang berada dalam 1 network untuk meminta alamat IP suatu client yang hanya diketahui MAC Addressnya. 2. User Datagram Protocol (UDP)

UDP adalah protokol process-to-process yang menambahkan alamat port dalam proses pengirimannya. UDP juga melakukan chek-sum error control

yang berada pada Transport Layer OSI. Protokol ini bersifat connection-less, artinya tidak diperlukan proses handshaking sebelum memulai komunikasi data.

3. Transmision Control Ptrotocol (TCP)

TCP menyediakan layanan penuh pada lapisan transport untuk aplikasi. TCP merupakan protokol transport yang reliable/connection-oriented, artinya koneksi antar source dan destination harus dibangun terlebih dahulu sebelum

source mengirimkan data ke destination. 4. Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

HTTP adalah standar rule yang digunakan untuk transfer file berupa text, grafik, image, sound, video dan file multimedia lainnya dengan menggunakan


(15)

15

World Wide Web (www). Untuk menampilkan data dari protokol HTTP digunakan tool standar yang dikenal dengan nama browser.

5. Spanning Tree Protocol (STP)

STP adalah protokol manajemen yang merupakan standar IEEE 802.1 untuk media akses bridge. STP merupakan algoritma dalam mengurangi redundancy pada jaringan.

6. Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

EIGRP merupakan pengembangan dari IGRP yang digunakan pada skala network yang besar daripada pada IGRP. Protokol EIGRP digunakan oleh router untuk berkomunikasi dengan router lain.

2.4 PHP

PHP (Hypertext PreProcessor) merupakan script yang membuat sebuah halaman web menjadi dinamis, yang berarti halaman web menjadi lebih interaktif. Halaman yang akan ditampilkan dibuat saat client melakukan request halaman tersebut, sehingga informasi yang diterima oleh client adalah selalu informasi yang terbaru. Script PHP dieksekusi pada serverdimana script tersebut dijalankan (serverside), jadi semua informasi yang ingin ditampilkan di halaman web bisa dilihat dengan baik oleh semua jenis browser client. PHP termasuk dalam

HTML-embedded, oleh karena itu script PHP bisa disisipkan pada sebuah halaman HTML.

Perbedaan utama antara script PHP dengan HTML adalah HTML murni sebuah dokumen teks sedangkan script PHP di dalamnya terdapat program yang akan diproses oleh web server dan hasil pemrosesannya adalah sebuah dokumen


(16)

16

teks. Proses request pada HTML murni dan PHP dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

CLIENT SERVER HTTP Request <HTML> DOKUMEN HTML </HTML> HTTP Response DOKUMEN HTML 1 2 3 4

Gambar 2.1 Proses pada request HTML murni

Pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 tersebut terlihat bahwa perbedaan dari keduanya adalah adanya script PHP yang akan diproses/diinterpretasikan terlebih dahulu oleh PHP intepreter dalam web server sebelum dikirimkan ke browser

pada client. Proses inilah yang menyebabkan PHP mampu membuat sebuah halaman web menjadi dinamis.

CLIENT

WEB SERVER

HTTP Re quest

<HTML>

<?php Script PHP?> </HTML>

HTTP Response

Interpreter

<HTML>

<?php Script PHP?> </HTML> Interpreter PHP DOKUMEN HTML 4 3 2 1

Gambar 2.2 Proses pada request PHP

Pada awalnya PHP adalah sebuah proyek pribadi dari Rasmus Lerdorf yang membuat PHP versi pertama untuk homepage pribadinya, versi ini masih


(17)

17

berupa kumpulan script Perl. Kemudian Rasmus membuat versi kedua dari PHP dengan cara menulis ulang script-script Perl menggunakan bahasa C. Pada versi kedua ini ditambahkan dua fasilitas yang penting yaitu Form HTML dan koneksi dengan database MySQL. PHP versi ketiga dikembangkan oleh Rasmus dan suatu kelompok open source, dimana pada versi ini PHP mulai menampakkan keunggulannya sebagai sebuah bahasa server scripting yang handal (Choi, 2000). Melalui perkembangan yang pesat ini banyak fasilitas yang ditambahkan dan oleh kelompok ini PHP disebut sebagai "PHP: Hypertext Preprocessor". Sintak yang digunakan berasal dari bahasa C, Java dan Perl. Sampai dengan tulisan ini dibuat, versi terakhir dari PHP adalah 4.3.10. PHP juga mendukung beberapa layanan yang menggunakan protokol seperti IMAP, SNMP, NNTP, POP3, HTTP, dan protokol-protokol lainnya. Beberapa database yang didukung oleh PHP diantaranya adalah Adabas D, Ingres, Oracle, dBase, InterBase, PostgreSQL, mSQL, MS-SQL, Sybase, IBM DB2, MySQL, Informix, ODBC (Choi, 2000).

Mekanisme kerja sebuah web server yang memanfaatkan PHP dan

database ditunjukkan pada Gambar 2.3. Web Server PHP akan mengakses database server untuk melayani request dari client.


(18)

18

2.5 MySQL

MySQL adalah sebuah sistem manajemen database open source yang populer dan gratis untuk platform Unix dan Windows. Sistem manajemen database MySQL menggunakan kumpulan perintah sederhana untuk memasukkan, memanggil, menghapus dan memperbarui data, maka dapat dikembangkan databaseyang kompleks.

Beberapa kemampuan MySQL (MySQL, 2004) adalah sebagai berikut : a. MySQL bisa diakses dan dimanipulasi dari sejumlah bahasa pemrograman

terkenal, diantaranya adalah C, C++, Java, Perl, Phyton dan PHP.

b. MySQL ditulis dalam C/C++ dan dioptimasi untuk platform Unix dan Win32.

c. MySQL mendukung tipe data yang umum digunakan, termasuk FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, SET dan ENUM. d. MySQL mendukung subset fungsi query dan pengelompokan lanjut,

termasuk diantaranya GROUP BY dan ORDER BY.

e. MySQL memungkinkan alokasi password tiap server. Password yang melalui MySQL diperlukan untuk encrypted authentication.

f. MySQL mendukung berbagai macam metode koneksi, seperti TCP/IP, soket Unix, dan koneksi untuk Windows NT/2000.

g. MySQL bisa diperoleh secara gratis termasuk aplikasi-aplikasi lain yang diperlukan dalam memakai MySQL, seperti misalnya MySQLFront sebagai tool front end MySQL.


(19)

19

MySQL juga merupakan salah satu sistem manajemen database yang stabil di pasaran. Ketika MySQL diluncurkan pertama kali pada pertengahan 1996, beberapa bug dengan cepat dapat diketahui dan diperbaiki. Sekarang MySQL sudah menjadi sangat stabil dan banyak dipercaya oleh korporasi-korporasi di dunia untuk menyimpan data bisnis penting. Data ini biasanya membutuhkan media penyimpan yang besar dan hal ini bukan menjadi masalah bagi MySQL, karena tabel MySQL dapat menampung data lebih dari 4 Gigabytes. MySQL 3.23 berisi jenis tabel baru yaitu MyISAM yang sanggup menampung 8 juta Terabytes (MySQL, 2004).

2.6 IIS

Internet Information Service (IIS) merupakan web server berkecepatan tinggi yang digunakan untuk mempublikasikan dan mendistribusikan content www-based pada standar browser. IIS hanya ada pada platform Windows. IIS 5.0 secara otomatis ada pada Windows 2000 Server atau Windows 2000 Advanced Server serta tidak disediakan untuk Sistem Operasi sebelumnya dari Microsoft. IIS 5.0 dapat diinstal pada Windows 2000 Professional Edition tetapi ada beberapa fungsi yang tidak dapat digunakan yaitu : hosting multiple web sites,

logging pada ODBC Database serta tidak dapat membatasi IP Address yang melakukan akses. Service protokol yang disediakan oleh IIS 5.0 (Walker, 2003) antara lain :

a) Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

HTTP adalah sekumpulan aturan untuk memindahkan file berupa text, grafik, image, sound, video dan file multimedia lainnya melalui World Wide Web (WWW). Untuk mengakses WWW diperlukan software yang biasa


(20)

20

dikenal dengan nama browser pada sisi client. Jenis browser yang dapat digunakan untuk mengakses WWW tersebut antara lain : Internet Explorer (IE), Netscape, Opera dan lain-lain.

b) File Transfer Protocol (FTP)

FTP merupakan standar Internet Protocol (IP) yang berfungsi untuk mempermudah pertukaran file antara suatu komputer dengan komputer lain pada jaringan internet. Umumnya FTP digunakan untuk mengirimkan file web page dari pembuat/programmer web ke server agar siapa saja dapat mengaksesnya melalui internet. User internet biasa menggunakan FTP untuk mengambil file yang ada di internet.

c) Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)

SMTP merupakan TCP/IP protokol yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima e mail pada jaringan komputer, internet maupun intranet. SMTP ini terbagi menjadi 2 fungsi protokol, POP3 atau IMAP yang digunakan untuk mengambil e mail dari server ke clinet dan SMTP digunakan untuk mengirimkan e mail dari client ke server.

d) Network News Transfer Protocol (NNTP)

NNTP adalah protokol yang digunakan oleh komputer client dan server untuk mengatur note dari client yang ditempatkan pada Newsgroup. NNTP mengatur global network dari kumpulan Newsgroup.


(21)

21

Gambar 2.4 Service tool pada Administrative Tool.

Service yang disediakan oleh IIS dapat dilihat dan disetting dengan menggunakan menu Adminstrative Tool, Service, yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. IIS dapat disetting secara otomatis atau manual melalui menu Service tersebut.

2.6 Ethereal

Ethereal adalah salah satu network packet analyzer yang merupakan software freeware. Suatu Network Packet Analyzer akan melakukan capture

terhadap frame yang ada pada jaringan dan mencoba untuk menampilkan informasi frame itu sedetail mungkin.

Beberapa keuntungan menggunakan ethereal (Sharpe, 2004), selain free adalah :

a. Berjalan pada platform Windows maupun UNIX.


(22)

22

c. Dapat membuka kembali dan menyimpan hasil dari packet capture.

d. Dapat diimpor dan diekspor dengan format program packet capture yang lain. e. Dapat melakukan filter dengan banyak kriteria.

f. Dapat melakukan pencarian dengan banyak kriteria. g. Dapat melakukan banyak analisa statistik.

Untuk melakukan install ethereal, diperlukan Windows Packet Capture (WinpCap) yang merupakan tool standar untuk pembacaan packet pada jaringan komputer. WinpCap ini dapat diperoleh di http://netgroup-serv.polito.it/winpcap/install/ secara cuma-cuma. Winpcap ini mempunyai kesamaan format hasil packet capture dengan tcpdump. Karena menggunakan format standar tcpdump, maka file hasil log Ethereal dapat dipindahkan ke format lain yang mendukung tcpdump (Sharpe, 2004).

2.7 Microsoft Management Console

Microsoft Management Console (MMC) merupakan tool yang disediakan oleh Microsoft pada OS Windows NT, seperti Windows 2000 dan Windows XP. MMC adalah service standar untuk melakukan manajemen seluruh resource dan aplikasi yang berjalan di atas Sistem Operasi (Microsoft, 1999).

MMC menyediakan interface yang sangat mudah untuk dioperasikan oleh Administrator, yang dikenal dengan istilah snap-ins. Dengan snap-ins tersebut, Administrator dapat memanajemen tool dari MMC dengan banyak variasi sesuai dengan kebutuhan (Microsoft, 1999).


(23)

23

Gambar 2.5 Menu Tampilan MMC

Menu MMC ini berada pada Control Panel, Administrative Tools, Performance, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Untuk menghasilkan file log pada saat pengamatan, setting dapat dilakukan secara manual, dan dapat diatur sesuai keinginan melalui Counters Log. Pada MMC dapat dilakukan setting penulisan ke file log dengan interval waktu tertentu sesuai kebutuhan. Hasil file log dapat disimpan dengan format .csv, .txt, .tsv dan binary file.


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi penelitian dalam melakukan perhitungan dan analisis kinerja level komponen dan protokol jaringan pada serverdi PT Telkom Divre V. Bahan penelitian, cara pengambilan data, jenis data, analisis sistem dan struktur tabel di bahas pada bab ini.

3.1 Bahan Penelitian

Sebagai bahan penelitian dalam analisis level komponen digunakan data dari file log Microsoft Management Console (MMC). Sedangkan file log Ethereal digunakan sebagai bahan penelitian untuk menganalisis protokol jaringan komputer.

3.1.1 Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan capture pada server yang diamati, menggunakan MMC dan Ethereal. Data dari MMC berupa data attribut level komponen server meliputi physical disk, processor/CPU, sistem, memory dan Network Interface Card (NIC). Data file log Ethereal adalah data attribut network dengan menggunakan standar winpcap/tcpdump yang mengambil data pada OSI Layer 2 berupa frame.

File log dari MMC dapat diambil dengan cara melakukan setting perfomance object dan counter pada tool MMC. Dari performance object dapat dipilih obyek apa yang akan diamati, attribut serta instance apa saja dari tiap atrribut.


(25)

25

Gambar 3.1 Setting untuk membuat File Log

Pada menu MMC Log, seperti pada Gambar 3.1 dapat dilakukan setting nama file yang akan digunakan sebagai tempat penyimpanan file log. Interval atau selang waktu pengambilan capture data dapat diatur pada menu tersebut, pada penelitian ini digunakan interval terkecil yang disediakan pada MMC yaitu, setiap 1 detik. Hal ini disesuaikan dengan file log dari Ethereal yang rata-rata setiap 1 detik dapat melakukan capture sebanyak lebih dari 3 frame. Menu log MMC juga dapat digunakan untuk mengatur jadwal capture misalnya, dilakukan setiap tanggal tertentu setiap bulan selama waktu tertentu. Hasil file log dapat ditentukan format penyimpanannya, pilihan yang disediakan MMC adalah csv, .txt, .tsv dan Binary file.

Gambar 3.2 adalah Menu Select Counters, yang digunakan untuk melakukan setting performance object, counter dan instance pada MMC. Capture


(26)

26

dari komputer lain dapat dilakukan dengan memilih pada field Select counters from computer. Jenis object dapat diatur melalui field Performance object.

Gambar 3.2 Setting object, counter dan instance pada MMC

Data yang digunakan sebagai bahan penelitian meliputi physical disk, processor, Network Interface Card (NIC), memory, process dan sistem yang dapat dipilih melalui Performance object. Data detail performance object dan counter

yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Performance Object yang digunakan

No Performance Object Counters

1 Processor %DPC Time, %Interrupt Time, %Privileged Time, %Processor Time, %Use Time, Interrupt/sec.


(27)

27

Time, %Idle Time, Disk Bytes/sec, Disk Read Bytes/sec, Disk Read/sec, Disk Transfers/sec, Disk Write Bytes/sec, Disk Writes/sec.

3 System Processes, Threads, Processor Queue Length, File Write Bytes/sec, File Write Operations/sec, File Read Bytes/sec, File Read Operation/sec. 4 Memory Page Faults/sec, Page Reads/sec, Page

Writes/sec, Page Input/sec, Page Output/sec, Pages/sec.

5 Process Creating Process ID, Elapsed Time, Handle Count, Thread Count.

6 Network_Interface Bytes Received/sec, Bytes Sent/sec, Bytes Total/sec, Packets Received/sec, Packets Sent/sec.

Contoh capture data dari file log MMC seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.

“(PDH-CSV 4.0) (SE Asia Standard Time)(-420)”,”% DPC Time”,”% I nterruptTime”,”% Privileged Time”,”% Processor Time”,”% User Time”,…..

“12/ 03/ 2004 08:58:56.625”,“6,472088850993852e-007”,”3,4100392824 268457e-005”,”99,990824001893358”,”3,0409622550157475e-005”,…..

Gambar 3.3. Contoh file log dari MMC

Pada Gambar 3.3 baris pertama menunjukkan header performance object


(28)

28

Time pada komponen processor. Kemudian baris kedua adalah data performance dan counter, waktu capture data dilakukan pertama kali adalah pukul

08:58:56.625, tanggal 12/ 03/ 2004, DPC Time adalah 6,472088850993852e-007 dan seterusnya.

Gambar 3.4 Setting capture pada Ethereal

Data penelitian yang digunakan untuk menganalisis protokol jaringan diambil dari file log ethereal. Setting capture pada ethereal dapat dilihat pada Gambar 3.4. Dari gambar tampak bahwa capture dari ethereal akan membuat file baru jika ukuran file sebelumnya sudah mencapai 512 Kbytes pada field Next file every dan file hasil capture disimpan pada directori E:\TA Ethereal\ethereal_00001.txt. Dari file log hasil capture tersebut akan dipilih beberapa protokol, yaitu : UDP, TCP, EIGRP, ARP, STP dan HTTP. Data detail file log Ethereal ditunjukkan pada Tabel 3.2.


(29)

29

Tabel 3.2 Data dari file log Ethereal

No Data dari Ethereal Keterangan

1 Frame No Frame yang di capture oleh Ethereal. 2 Arrival Time Waktu kedatangan Frame di capture. 3 Time delta from previous

packets

Selang waktu antara Frame ke n dengan Frame n-1.

4 Time since reference or first frame

Jarak waktu antara Frame ke n dengan Frame pertama.

5 Packet Length Panjang packet dalam satuan bytes.

6 Capture Length Panjang packet yang di capture dalam satuan bytes.

7 Destination MAC Alamat MAC Address tujuan dimana Frame dikirim.

8 Source MAC Alamat MAC Address asal Frame di kirim. 9 Protocol Jenis protokol dari Frame.

10 Destination IP Alamat IP Address tujuan Frame dikirim. 11 Source IP Alamat IP Address asal Frame dikirim. 12 Destination Port Alamat Port tujuan Frame dikirim. 13 Source Port Alamat Port asal Frame dikirim. 14 Seq Sequence Number pengiriman Frame


(30)

30

File log Ethereal berformat tcpdump tersimpan secara binary sehingga tidak dapat dibaca dengan text editor biasa. Untuk memudahkan pembacaan dengan text editor, Ethereal menyediakan fungsi untuk mengekspor/memindahkan dari format tcpdump ke plain text atau ke format yang lain.

Contoh data dari log Ethereal dengan format plain text seperti ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Frame 1 (60 bytes on wire, 60 bytes captured) Arrival Time: Dec 3, 2004 08:56:34.916218000

Time delta from previous packet: 0.000000000 seconds Time since reference or first frame: 0.000000000 seconds Frame Number: 1

Packet Length: 60 bytes Capture Length: 60 bytes I EEE 802.3 Ethernet

Destination:01:80:c2:00:00:00 (Spanning-tree-(for-bridges)_00) Source: 00:0b:46:98:36:12 (Cisco_98:36:12)

Length: 38

Trailer: 0000000000000000 Logical-Link Control

Spanning Tree Protocol

Gambar 3.5. Contoh file log Ethereal

Dari Gambar 3.5 dapat dilihat detail hasil capture dari Ethereal, Frame 1 (60 bytes on wire, 60 bytes captured) menunjukkan urutan frame yang tercapture pada suatu file adalah pada urutan no 1, kemudian besar frame adalah 60 bytes.

Arrival Time: Dec 3, 2004 08:56:34.916218000 adalah waktu dilakukan capture frame tersebut. Time delta from previous packet: 0.000000000 seconds

menunjukkan bahwa selang waktu dengan frame yang sebelumnya adalah 0,0000000000 second. Time since reference or first frame: 0.000000000 seconds


(31)

31

adalah selang waktu dengan kedatangan frame pertama. Informasi lain adalah Destination MAC Address : 01:80:c2:00:00:00, Source MAC Address :

00:0b:46:98:36:12, Protokol : Spanning Tree Protocol (STP).

Data file log Ethereal dan MMC selanjutnya akan dimasukkan ke database MySQL dengan bantuan interface. Interface ini akan membaca file dengan format plain text dan csv untuk dipindahkan ke tabel-tabel yang sudah disediakan.

3.1.2 Variabel penelitian

Metode yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis data adalah

Performance Modelling Concepts. Beberapa variabel yang diperlukan untuk menerapkan metode ini adalah (Bobbin, 2004):

a. Periode waktu selama pengamatan dilakukan, diidentifikasikan dengan T. b. Jumlah task yang datang ke server selama rentang waktu tertentu T,

diidentifikasikan dengan A.

c. Jumlah task yang dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu T, diidentifikasikan dengan C.

d. Jumlah total waiting time, diidentifikasikan dengan W. e. Jumlah transaksi yang dapat diselesaikan oleh server C(0). f. Total Frame yang dapat di-capture.

g. Rata-rata packet size per frame. h. Rata-rata time per bytes.


(32)

32

Data tersebut di atas akan digunakan sebagai input untuk menghitung kinerja level komponen dan protokol jaringan pada server. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan pada Performance Modelling Concepts, yang pernah dilakukan pada penelitian terdahulu.

3.1 Analisis Sistem

Sistem yang dibuat adalah sistem yang dapat digunakan untuk menghitung dan menganalisis kinerja level komponen dan protokol jaringan komputer. Sistem ini terdiri dari 2 buah interface untuk memindahkan file log ke dalam database MySQL serta 1 buah modul untuk melakukan perhitungan dan analisis data.

Interface 1 digunakan untuk membaca file log MMC kemudian memindahkannya ke database dalam bentuk tabel, sehingga perhitungan lebih mudah dilakukan. Interface 1 akan memindahkan data ke tabel processor, process, sistem, memory, disk dan NIC. Tabel-tabel ini digunakan untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan Performance Modelling Concepts.

Inteface 2 digunakan untuk membaca file log Ethereal dan memindahkannya ke database dalam bentuk tabel. Tabel yang akan dipakai oleh interface ini adalah Tabel Frame. Tabel ini digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari frame size, waktu dan hal-hal lain yang berhubungan dengan detail frame yang tercapture.

Satu modul lagi dibuat sebagai interface untuk memudahkan user dalam menggunakan sistem ini. Rekap hasil perhitungan dan analisis level komponen berada pada modul ini. Dalam rekap yang dibuat dihitung break down perhitungan


(33)

33

per komponen per protokol, untuk komponen processor, physical disk, incoming link, outgoing link serta protokol UDP, TCP, EIGRP, ARP, STP dan HTTP.

Gambar 3.6. menunjukkan flowchart atau diagram alir dari sistem analisis kinerja level komponen dan protokol jaringan yang akan dibuat. Beberapa proses yang dominan adalah Hitung Kinerja Level Komponen, Hitung Kinerja per Protokol dan Hitung per Komponen per Protokol.

START

RUN MMC RUN Ethereal

Input File.log ke Interface 1

Input File.log ke Interface 2

Hitung Kinerja

Level Komponen Hitung Kinerjaper Protokol

Hitung per komponen

per protokol

Hasil

END

Gambar 3.6 Flowchart Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol

Hitung Kinerja Level Komponen terdiri dari 3 sub proses dengan menggunakan hukum Little’s Law, Forced Flow Law dan Utilization Law.


(34)

34

Gambar 3.7 menunjukkan flowchart untuk menghitung dan menganalisis dengan

Performance Modelling Concepts. Tiap Flowchart akan menerima input dari sistem yang diambil dari database. Dari masing-masing input akan digunakan untuk melewati tahap-tahap perhitungan sampai didapatkan nilai Utilization, Little’s Law dan Forced Flow Law.

START

Input A, B, C dan T

Hitung S=B/C

Hitung X=C/T

Hitung U=B/T

Hitung Utilization B/C * C/T = B/T

END

START

Input W, C dan T

Hitung R=W/C

Hitung N=W/T

Hitung X=C/T

Hitung Little Law W/C * C/T = W/T

END

START

Input C(0), C(i) dan T

Hitung V(i) = C(i)/C(0)

Hitung X(0) = C(0)/T

Hitung X(i) = C(i)/T

Hitung Forced Flow Law C(i)/C(0) * C(0)/T = C(i)/T

END

(i) (ii) (iii) Gambar 3.7 Flowchart Utilization, Little’s Law dan Forced Flow Law

Proses Hitung Kinerja per protokol akan menghasilkan jumlah total frame, jumlah bytes, rata-rata waktu yang diperlukan untuk melewatkan 1 frame, rata-rata waktu yang diperlukan untuk melewatkan 1 bytes, rata-rata bytes dikirim per satuan waktu tertentu. Proses ini juga dapat mengetahui jumlah frame menurut protokol, sehingga dapat diketahui protokol paling dominan yang melewati server.


(35)

35

Proses Hitung Komponen per protokol memperoleh input dari file log Ethereal yang telah disimpan ke database, berupa ukuran frame dalam bytes, waktu frame melewati server, jenis protokol frame, source dan destination MAC Address, IP Address dari mana dan ke mana frame dikirim. Tahap-tahap perhitungan analisis per protokol ditunjukkan pada Gambar 3.8.

START

Input Attribut Frame

Tandai jenis protokol

Hitung total Bytes, waktu per protokol

Hitung Bytes ke server (Received) dan dari Server (Send)

END Hasil Perhitungan

Gambar 3.8 Flowchart menghitung protokol

3.2 DFD

Dari analisis sistem di atas dapat disusun Data Flow Diagram (DFD) untuk membuat sistem analisis kinerja level komponen dan protokol jaringan. DFD ini menjelaskan tentang proses dan sub proses serta input dan output sistem secara detail.


(36)

36

File Log Ethereal File Log MMC

Informasi Kinerja Server Konfirmasi Authentikasi Login

Login

0

Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan

+

Administrator Server

Gambar 3.9 DFD level 0 sistem analisis kinerja level komponen dan protokol

Pada Gambar 3.9 ditunjukkan bahwa sistem mendapat input berupa authentikasi login dan password dan log file ethereal dengan format plain text dari Administrator. Dari server, sistem mendapat input berupa hasil log file dari MMC dan Ethereal yang dijalankan di server. Administrator mendapat output dari sistem berupa informasi kinerja server.

Gambar 3.10 DFD Level 1 Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol dt User

dt Level Komponen

dt Frame

Data Level Komponen Frame

Log File Ethereal Log File MMC Log Ethereal

Log MMC

[Informasi Kinerja Server]

[Konfirmasi Authentikasi Login] [File Log MMC]

[File Log Ethereal]

[Login] Administrator Server

1

Input dan Save File

2 Konversi File Log ke

Table

+

3 Analisis Kinerja Level

Komponen dan Protokol

+

4

Authentikasi

1 Data File

2 Frame

3 MMC


(37)

37

Pada Gambar 3.10 terlihat beberapa sub proses yaitu : Input dan Save File, Konversi File Log ke Tabel, Analisis Kinerja Level Komponen dan Authentikasi. Sub proses Input dan Save File mendapatkan input dari Administrator berupa File log dari MMC dengan format .csv serta file log Ethereal yang sudah di ekspor terlebih dahulu ke format plain teks/txt. File log asli akan di upload ke web server dan attribut filenya akan disimpan dalam tabel datafile.

Sub proses berikutnya adalah Konversi File Log ke Tabel yang mendapatkan masukan dari tabel datafile berupa attribut file yang akan dipindahkan ke tabel Frame dan tabel-tabel MMC. Tabel-tabel ini akan memberi masukan ke sub proses Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol sebagai dasar untuk melakukan perhitungan. Sub proses terakhir adalah Authentikasi user dan password untuk mengakses keseluruhan sistem yang berhubungan langsung dengan user yaitu Administrator. Sub proses ini akan mengakses tabel User pada saat authetikasi login dan password dilakukan.

Gambar 3.11 DFD Level 2 Sub proses Konversi File Log ke Tabel [Data Level Komponen]

[Frame]

[Log File MMC] [Log File Ethereal]

1 Data File

2 Frame 3 MMC

2.1 Konversi dari

Ethereal

2.2 Konversi dari MMC


(38)

38

Gambar 3.8 menunjukkan DFD level 2 dari sub proses Konversi File Log ke Tabel. Sub proses ini terdiri dari 2 proses yaitu : Konversi dari Ethereal dan MMC ke tabel-tabel yang telah ditentukan.

Gambar 3.12 DFD Level 2 sub proses Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol

Pada Gambar 3.12 tampak bahwa sub proses Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol mempunyai 3 proses yaitu : Hitung Kinerja Level Komponen, Hitung Kinerja per Protokol dan Hitung Per Komponen per Protokol. Proses Hitung Kinerja Level Komponen mendapat input dari tabel dan menghasilkan output berupa data hasil perhitungan kinerja per komponen. Detail dari proses ini ditunjukkan pada Gambar 3.7 dengan menggunakan 3 hukum dasar yaitu Little’s Law, Forced Flow Law dan Utilization Law.

[dt Level Komponen]

[Informasi Kinerja Server]

Kinerja per Protokol Kinerja per Komponen

[dt Frame]

Administrator

2 Frame 3 MMC

3.1 Hitung Kinerja Level Komponen

3.2 Hitung Kinerja Per

Protokol

3.3

Hitung Per Komponen Per Protokol


(39)

39

Proses Hitung Kinerja per protokol mendapat input dari tabel Frame dan menghasilkan output berupa data hasil perhitungan per protokol. Detail proses secara pseudocode adalah sebagai berikut :

a. Hitung jumlah frame.

b. Hitung jumlah total bytes seluruh frame.

c. Hitung selang waktu antara frame pertama dan terakhir. d. Hitung panjang packet yang menuju server dan dari server. e. Tandai frame dengan protokol yang sama.

f. Hitung rata-rata packet size/frame, rata-rata time/frame, rata-rata time/bytes dan rata-rata bytes/time untuk masing-masing protokol.

3.3 Struktur Tabel

a. Tabel Datafile

Primary Key : Id_datafile

Fungsi : untuk menyimpan attribut file log serta file dalam web server

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_datafile Bigint 5 Id untuk tabel Datafile Nama Varchar 25 Nama file .log

Size Bigint 10 Ukuran file .log Type Varchar 15 Tipe file .log

IP_Server Varchar 15 IP Server yang akan dianalisis

Nama_database Varchar 15 Nama Database di mana tabel datafile disimpan


(40)

40

b. Tabel Disk

Primary Key : Id_Disk

Fungsi : untuk menyimpan attribut disk dari MMC

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_disk Bigint 15 Id untuk tabel Disk

Standart_Time Varchar 30 Tanggal dan waktu dilakukan Disk_read_time Varchar 10 Waktu disk dalam keadaan read Disk_time Varchar 10 Waktu disk

Disk_write_time Varchar 10 Wakru disk saat write

Idle time Varchar 10 Waktu disk dalam keadaan idle Avg_disk_sec_read Varchar 10 Rata-rata waktu disk read Avg_disk_sec_write Varchar 10 Rata-rata waktu disk write Disk_bytes_sec Varchar 10 Proses pada disk dengan satuan

bytes/sec Avg_disk_queue_leng

th

Varchar 10 Rata-rata panjang antrian

Avg_disk_bytes_read Varchar 10 Rata-rata melakukan read per byte Avg_disk_bytes_write Varchar 10 Rata-rata melakukan write per byte

c. Tabel Frame Primary Key : Id

Fungsi : untuk menyimpan data Frame hasil capture dari Ethereal

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id Bigint 15 Id untuk Frame

Frame_Number Bigint 15 Nomor Frame

Arrival_Time Varchar 20 Waktu Frame di-capture

Date Varchar 20 Tanggal Frame di-capture


(41)

41

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Packet_Length Varchar 5 Panjang packet Time_delta_from_previous_p

acket

Varchar 15 Selang waktu Frame n de-ngan Frame

n-1/sebelumnya Time_since_ref_or_first_pac

ket

Varchar 15 Selang waktu Frame n de-ngan Frame pertama

Length Varchar 11 Panjang frame

IP_Source Varchar 15 IP source

IP_Destination Varchar 15 IP destination

MAC_Source Varchar 14 MAC Address Source

MAC_Destination Varchar 17 MAC Address Destination

d. Tabel Memory

Primary Key : Id_memory

Fungsi : untuk menyimpan data memory dari server

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_memory Bigint 15 Id untuk tabel Memory Page Faults/sec Varchar 10 Page Faults/sec

Page Read/sec Varchar 10 Page Read/sec Page Write/sec Varchar 10 Page Write/sec Page Input/sec Varchar 10 Page Input/sec Page Output/sec Varchar 10 Page Output/sec Pages/sec Varchar 10 Pages/sec

e. Tabel Network_Interface Primary Key : Id_nic


(42)

42

Fungsi : untuk menyimpan data yang dapat disimpan dari attribut NIC server

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_nic Bigint 15 Id untuk tabel Network Interface

Bytes Received/sec Varchar 30 Bytes Received/sec Bytes Sent/sec Varchar 30 Bytes Sent/sec Bytes Total/sec Varchar 30 Bytes Total/sec Packets

Received/sec

Varchar 30 Packets Received/sec

Packets Sent/sec Varchar 30 Packets Sent/sec Current Bandwidth Varchar 30 Current Bandwidth

f. Tabel Process

Primary Key : Id_process

Fungsi : untuk menyimpan data process dari server

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_process Bigint 5 Id untuk tabel process Creating Process ID Varchar 15 Creating Process ID Elapsed Time Varchar 15 Elapsed Time Handle Count Varchar 15 Handle Count Thread Count Varchar 15 Thread Count

User Time Varchar 15 User Time

Page Faults/sec Varchar 15 Page Faults/sec

g. Tabel Processor

Primary Key : Id_processor


(43)

43

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_processor Bigint 5 Id untuk tabel processor

DPC Time Varchar 25 DPC Time

Interrupt Time Varchar 10 Interrupt Time Privileged Time Varchar 15 Privileged Time Processor Time Varchar 15 Processor Time

Use Time Varchar 20 Use Time

Interrup/sec Varchar 20 Interrup/sec

h. Tabel Sistem

Primary Key : Id_sistem

Fungsi : untuk menyimpan data sistem dari server

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_sistem Bigint 5 Id untuk tabel sistem

Processes Varchar 25 Processes

Threads Varchar 25 Threads

Processor Queue Length Varchar 25 Processor Queue Length File Write Bytes/sec Varchar 25 File Write Bytes/sec File Write

Operations/sec

Varchar 25 File Write Operations/sec

File Read Operations/sec Varchar 25 File Read Operations/sec

i. Tabel Username Primary Key : Id_user

Fungsi : untuk menyimpan username yang dapat melakukan akses

Nama Tipe Ukuran Deskripsi

Id_user Bigint 5 Id untuk username


(44)

44

Nama Tipe Ukuran Deskripsi


(45)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini dibahas tentang tahap implementasi serta evaluasi dari desain dan analisis sistem yang dijabarkan pada bab sebelumnya. Tahap implementasi menerangkan modul-modul terpenting dari sistem analisis kinerja yang dibuat dengan PHP. Evaluasi dari sistem menjelaskan tentang menu tampilan dari sistem analisis kinerja level komponen dan protokol jaringan yang dibuat. Tetapi sebelumnya, perlu dijelaskan kondisi lingkungan baik software maupun hardware yang digunakan untuk melakukan evaluasi.

4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Hardware

Hardware yang digunakan untuk melakukan implementasi dan evaluasi mempunyai konfigurasi sebagai berikut :

a. Server dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : i. Processor : Pentium IV. 3,4 GHz ii. Memory : RAM 256 MB iii. Harddisk : 40 GB

iv. Ethernet : 10/100 MBps

b. Client untuk melakukan perhitungan dan analisis dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :

i. Processor : Pentium III 800 Ghz ii. Memory : RAM 128 MB


(46)

46

iii. Harddisk : 20 GB iv. Ethernet : 10/100 Mbps

4.1.2 Spesifikasi Software

Kebutuhan Software yang diperlukan adalah : a. Sistem Operasi Windows 2000 Profesional

b. Software Ethereal, untuk capture data traffik jaringan.

c. Database MySQL, untuk menyimpan data dalam bentuk tabel. d. PHP, untuk develop program.

e. Microsoft Management Console f. Web Server IIS

g. JpGraph untuk membuat grafik.

h. MySQLFront, untuk front end MySQL.

4.2 Instalasi dan Pengaturan Sistem

Petunjuk instalasi dan pengaturan sistem adalah sebagai berikut :

1. Instalasi dari sistem ini dimulai dengan menginstal IIS sebagai Web Servernya. IIS secara default ada pada CD installer Windows 2000 ke atas.


(47)

47

Instalasi dilakukan dari Menu Start, Control Panel, Add/Remove Program, Add/Remove Windows Component seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1. Secara default IIS akan membuat folder C:/Inetpub/wwroot/.

2. Setelah selesai melakukan instalasi web server, berikutnya adalah menginstal PHP sebagai interpreter scripts. PHP yang digunakan adalah PHP versi 4.3.10. Konfigurasi detail untuk PHP disediakan pada file php.ini.

3. Untuk membuat tampilah grafik, diinstall tool JPGraph. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan library gd pada php.ini. Ekstrak file JPGraph dan pindahkan direktori src pada direktori web server (wwwroot). 4. Database yang digunakan adalah MySQL versi 3.23.36. Secara default MySQL akan membuat folder C:/mysql. Data tabel terletak pada folder C:/mysql/data/[nama database].

5. Instalasi Tool Packet Capture, yang diawali dengan install Winpcap.exe kemudian Ethereal.

6. Untuk memudahkan maintenance database MySQL bisa digunakan PHPMyAdmin atau MySQLfront.

4.3 Implementasi Prosedur

Prosedur yang harus dilakukan untuk implementasi yaitu :

1. Setting log Ethereal seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Setting Ethereal ini dilakukan pada server yang akan dihitung kinerjanya. Sistem Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan yang dibuat hanya mampu menggunakan file log dengan ukuran maksimum 1 Mbyte. Hal ini disebabkan karena diperlukan waktu yang lama pada saat pemindahan


(48)

48

data dari file log ke tabel. Disarankan menggunakan file log dengan ukuran 512 Kbyte.

Gambar 4.2. Setting Ethereal untuk implementasi sistem

2. File log hasil capture dari Ethereal berformat tcpdump dan binary sehingga tidak bisa dibaca dengan teks editor. Untuk menghindari hal tersebut, Ethereal menyediakan menu untuk Export file hasil .log ethereal ke plain text, seperti tampak pada Gambar 4.3


(49)

49

3. Setting file log pada MMC dengan membuka file .msc yang telah ditentukan (ada pada CD dalam buku ini), seperti tampak pada Gambar 4.4. Sistem Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan Komputer ini hanya mampu memindahkan file log ke tabel dengan ukuran file maksimum 1 Mbyte. Disarankan menggunakan log file dengan ukuran 512 KByte.

Gambar 4.4. Open file .msc dari MMC

4. Data dari file log Ethereal yang dimasukkan ke sistem adalah file hasil ekspor ke plain text dengan ekstensi .txt. Sedangkan file log MMC yang digunakan berekstensi .csv, didapatkan langsung dari file log MMC.

4.4 Implementasi Sistem

Implementasi sistem menjelaskan tentang modul-modul penting dalam sistem yang dibuat. Beberapa modul tersebut adalah :


(50)

50

4.4.1 Upload File

Untuk menyimpan file ke web server dan attribut file ke tabel datafile digunakan function PHP. Modul ini menerima inputan berupa file, yang kemudian dipindahkan ke folder tertentu dalam web server, serta menyimpan nama file, ukuran file, tipe file ke tabel datafile. Gambar 4.5 menunjukkan modul untuk upload file tersebut. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file input_log2.php.

< ?php

$uploaddir = 'c:/ inetpub/ wwwroot/ final/ uploads/ '; / / folder tempat file disimpan pada web server.

$uploadfile = $uploaddir.basename($_FI LES[ 'userfile'] [ 'name'] ); / / nama file / / proses pemindahan file

if (move_uploaded_file($_FI LES[ 'userfile'] [ 'tmp_name'] , $uploadfile)) { echo "File is valid, and was successfully uploaded.\ n";

} else {

echo "Possible file upload attack!\ n"; }

$a = $_FI LES[ 'userfile'] [ 'name'] ; $b = $_FI LES[ 'userfile'] [ 'size'] ; $c = $_FI LES[ 'userfile'] [ 'type'] ; if (preg_match ("/ .txt/ i", $a))

$log= "Ethereal"; else

$log= "MMC";

/ / memasukkan attribut file ke database

$dbQuery = "insert into datafile (id_datafile,nama, size, type, Jenis_log) values ($id_datafile,'$a',$b,'$c','$log')";

mysql_query($dbQuery) or die("Couldn't add file to database Q1"); ?>


(51)

51

4.4.2 Interface Ethereal ke Database

Modul ini digunakan untuk memindahkan file hasil log Ethereal yang tidak beraturan ke database agar mudah untuk dilakukan perhitungan. Modul ini dimulai dengan membuka file, kemudian membaca tiap baris berurutan dari baris pertama sampai terakhir. Pada proses pembacaan baris tersebut dilakukan pula proses pencocokan, jika sesuai akan ditandai untuk dimasukkan ke tabel Frame. Pencocokan data dilakukan untuk mencari attribut no frame, waktu dilakukan capture, jenis protokol, ukuran packet, IP source, IP destination, MAC source, MAC destination, selang waktu antar packet. Sebagian isi modul ditunjukkan pada Gambar 4.6. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file input_frame.php

$datafile= "C:/ I netpub/ wwwroot/ final/ uploads/ ".$_GET[ "a"] ; $fp = fopen ($datafile,"r");

while ($data = fgetcsv ($fp, 10000, "\ t \ t \ t")) { $num = count($data);

for ($c= 0; $c < $num; $c+ + ) {

if (preg_match ("/ Arrival Time/ i", $data[ $c] )) {

$waktu = explode(" ",$data[ $c] );

$tanggal = $waktu[ 2] ." ".$waktu[ 3] ." ".$waktu[ 4] ; / / cari tanggal 1 digit dan 2 digit

if (preg_match ("/ ,/ i", $tanggal)) {

$tanggal= explode(",",$tanggal); $tanggal= $tanggal[ 0] ;

print "Tanggal = ". $tanggal. "< br> \ n"; / / / Tanggal } else{

print "Tanggal = ". $tanggal. "< br> \ n"; / / / Tanggal }

$arr_time = $waktu[ 5] ; / / Arrival Time }


(52)

52

4.4.3 Interface MMC ke Database

Hampir sama dengan modul sebelumnya, modul ini digunakan untuk memindahkan file log MMC yang tidak beraturan untuk dipindahkan ke tabel-tabel yang telah disediakan. Isi modul ini adalah perintah untuk membaca file .csv kemudian melewati proses pemilihan field mana yang dipilih dan dimasukkan ke tabel. Sebagian isi dari modul ini tampak pada Gambar 4.7. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file input_MMC.php

$datafile= "C:/ I netpub/ wwwroot/ final/ uploads/ ".$_GET[ "a"] ; $fp = fopen ($datafile,"r");

while ($data = fgetcsv ($fp, 10000, "\ t \ t \ t")) { $num = count($data);

for ($c= 0; $c < $num; $c+ + ) {

$pieces = explode ("| | ", $data[ $c] ); $waktu = $pieces[ 0] ;

$committed_bytes_in_use = $pieces[ 1] ; $available_bytes = $pieces[ 2] ;

$available_kbytes = $pieces[ 3] ; $available_mbytes = $pieces[ 4] ; $cache_bytes = $pieces[ 5] ; $cache_bytes_peak = $pieces[ 6] ;

$dbQuery = "insert into memory values (0,'$waktu',' $committed_bytes_in_use','$available_bytes','$available_kbytes','$available_mbyt es','$cache_bytes','$cache_bytes_peak','$cache_faults','$commit_limit','$committ ed_bytes','$demand_zero_faults','$free_system_page_table_entries', '$page_faults','$page_reads','$page_writes','$pages_input','$pages_output','$pag es', '$pool_nonpaged_allocs','$pool_nonpaged_bytes','$pool_paged_allocs','$pool_pa ged_bytes','$pool_paged_resident_bytes','$system_cache_resident_bytes','$syste m_code_resident_bytes','$system_code_total_bytes','$system_driver_resident_by tes','$system_driver_total_bytes','$transition_faults','$write_copies')";

mysql_query($dbQuery) or die("Couldn't add file to database Q1");


(53)

53

4.4.4 Perhitungan per Komponen

Modul ini berfungsi untuk melakukan perhitungan dari kinerja level komponen yang menggunakan metode Perfomance Modelling Concepts. Perhitungan dengan cara Little’s Law, Forced Flow Law dan Utilization Law seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file MMC.php

/ / Little’s Law

$response_time_litte = $total_waiting_time/ $jumlah_task_selesai; $task_server = $total_waiting_time/ $total_waktu;

$throughput_little = $jumlah_task_selesai/ $total_waktu …

/ / Forced Flow Law

$task_per_transaksi = $jumlah_task_selesai/ $jumlah_transaksi_selesai; $avg_transaksi = $jumlah_transaksi_selesai/ $total_waktu;

$throughput_forced = $jumlah_task_selesai/ $total_waktu; …

/ / Utilization Law

$service time = $waktu_sibuk/ $jumlah_task_selesai;

throughput_utilization = $total_waktu/ $jumlah_task_selesai; $utilization = $jumlah_task_selesai/ $total_waktu;

Gambar 4.8. Sebagian Modul untuk menghitung per komponen

4.4.5 Perhitungan per Protokol

Modul perhitungan per protokol digunakan untuk menghitung attribut protokol. Dimulai dengan menghitung jumlah secara keseluruhan ukuran frame yang lewat, kemudian dibedakan antara frame yang menuju server (received) dan dari server (send). Setelah itu, proses menandai jenis protokol dan jumlah ukuran frame pada masing-masing jenis protokol tersebut. Sebagian dari modul ini dapat


(54)

54

dilihat pada Gambar 4.9. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file ethereal.php

$result = mysql_query("select * from frame") or die ("I nvalid Query"); while ($row = mysql_fetch_row($result))

{

$jumlah_row_frame = $jumlah_row_frame + 1;

$bytes_packet_frame = $bytes_packet_frame + $row[ 5] ; $total_waktu_frame = $total_waktu_frame + $row[ 6] ; if($row[ 9] = = $capex){

$bytes_packets_frame_sent = $bytes_packets_frame_sent + $row[ 5] ; $jumlah_row_frame_sent = $jumlah_row_frame_sent + 1;

}

if($row[ 10] = = $capex){

$bytes_packets_frame_sent= $bytes_packets_frame_received + $row[ 5] ; $jumlah_row_frame_received = $jumlah_row_frame_received + 1; }

if ($row[ 4] = = 'TCP') {

$jumlah_row_tcp = $jumlah_row_tcp + 1;

$bytes_packet_tcp = $bytes_packet_tcp + $row[ 5] ; $total_waktu_tcp = $total_waktu_tcp + $row[ 6] ; if($row[ 9] = = $capex){

$bytes_packets_tcp_sent = $bytes_packets_tcp_sent + $row[ 5] ; $jumlah_row_tcp_sent = $jumlah_row_tcp_sent + 1;

}

Gambar 4.9. Sebagian Modul untuk menghitung per protokol

4.4.6 Perhitungan per komponen per protokol

Modul terakhir yang akan dibahas adalah perhitungan per komponen per protokol. Modul ini mendapat input berupa modul perhitungan per komponen dan modul perhitungan per protokol. Hasil perhitungan per komponen akan dibagi secara rata-rata oleh komposisi jumlah protokol yang diperoleh dari modul


(55)

55

perhitungan per protokol. Potongan program tersebut, seperti tampak pada Gambar 4.10. Detail lengkap modul ini ada pada lampiran dengan nama file analisis.php.

$service_time = $total_bytes/ $total_waktu; < tr>

< td> < b> Processor< / b> < / td> < td> < ?print

bcpow(($total_waktu_sibuk/ $jumlah_task_selesai),1,6);?> < / td> < td> < ?print

bcpow((($total_waktu_sibuk/ $total_waktu)* 100),1,6);?> < / td> < td> < ? print bcpow($residence_time_cpu,1,6);?> < / td> < / tr>

< tr>

< td> TCP Sent< / td>

< td> < ?print bcpow( (($total_waktu_sibuk/ $jumlah_task_selesai) * ($total_waktu_tcp_sent/ $total_waktu_frame)/ $jumlah_row_tcp_sent) * 1000000,1,6);?> < / td>

< td> < ?print bcpow(((($total_waktu_sibuk/ $total_waktu)* 100)* ($total_waktu_tcp_sent/ $total_waktu_frame)/ $jumlah_row_tcp_sent)*

1000000,1,6);?> < / td>

< td> < ? print bcpow(($residence_time_cpu* ($total_waktu_tcp_sent/ $total_waktu_frame)/ $jumlah_row_tcp_sent)* 1000000,1,6);?> < / td> < / tr>

Gambar 4.10. Sebagian modul perhitungan per komponen per protokol

4.5 Evaluasi Sistem

Sistem ini dimulai dengan halaman login, untuk mempermudah identifikasi user yang melakukan akses terhadap sistem ini. Menu Login seperti tampak pada Gambar 4.11.


(56)

56

Gambar 4.11. Menu Login

Setelah verifikasi user dan password, akan terdapat menu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12. Menu utama dan pilihan sub menu

Beberapa Menu yang tampak pada Gambar 4.12 adalah Input File log, Lihat Rekap File, Analisis MMC, Analisis Ethereal, Hasil Analisis, Grafik dan


(57)

57

Logout. Susunan Menu dibuat secara horizontal, karena tingkatan menu adalah sejajar.

Menu Input File log digunakan untuk menginputkan hasil file log dari MMC ataupun Ethereal ke dalam sistem untuk disimpan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13. Menu Input File log

Menu Input File log tersebut akan menyimpan file ke dalam web server pada folder yang telah ditentukan. Jika file sukses di upload, maka pesan yang akan ditampilkan ditunjukkan pada Gambar 4.14. Dari Gambar, dapat diketahui bahwa file telah sukses diupload. Informasi lain dari halaman ini, nama file dalam web server adalah mmc_000045.csv, sebelum dipindahkan ke web server untuk sementara file akan disimpan dulu di C:/PHP/uploadtemp/. Ukuran file MMC yang telah diupload adalah 524492 bytes atau 513,8 Kbyte. Untuk kemudahan dalam melakukan upload, disarankan untuk menggunakan file yang ukurannya kurang dari 1 Mbyte.


(58)

58

Gambar 4.14. Pesan yang ditampilkan jika file sukses di upload

File hasil upload yang disimpan pada web server selanjutkan akan digunakan sebagai input dari Sistem Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan. Untuk mengetahui file apa saya yang telah ada di web server disediakan menu untuk melihat rekap file. Tampilan menu tersebut, tampak pada Gambar 4.15.


(59)

59

Gambar 4.15. Menu Rekap File .log

Untuk memasukkan file log ke dalam tabel dapat dilakukan pada menu rekap file, dengan cara klik pada Input Frame untuk file log Ethereal dan klik input Server untuk file log MMC. Jika dalam kolom Frame dan Server tertulis OK, maka menu tersebut tidak dapat dipilih, artinya dalam saru baris hanya terdapat satu menu Input dan satu menu OK. Pada menu rekap file log ini dapat juga digunakan untuk melihat isi file, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.16.


(60)

60

Gambar 4.16.Isi file Ethereal

Isi dari file ethereal akan diolah oleh interface 1 untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam Tabel Frame. Tabel Frame tersebut digunakan untuk menghitung kinerja per protokol jaringan. File MMC dipindahkan ke beberapa tabel, yaitu : disk, memory, process, processor dan sistem. File MMC dipindahkan oleh Interface 2. Tabel-tabel tersebut akan digunakan untuk menghitung kinerja pada level komponen.

Protok

ol Frame Total Total Frame

Sent

Total Frame

Recei ved

Total Bytes

Sent Total Bytes Received Total Bytes size/frameAvg

Avg time/fra

me

Avg time/byt

es

Avg bytes/time

All 83824 53504 17355 36891779 1732172 39607555 472.5085 0.3799 0.0008 1243.7497 TCP 17565 1952 15600 544980 1049569 1595343 90.8251 0.0165 0.0001 5501.0967


(61)

61

Protok

ol Frame Total Total Frame Sent Total Frame Recei ved Total Bytes

Sent Total Bytes Received Total Bytes size/frameAvg

Avg time/fra me Avg time/byt es Avg bytes/time

UDP 13521 13045 7 1060597 580 1139001 84.2394 0.769 0.0091 109.5426 ARP 367 199 110 11814 5646 20904 56.9591 0.2133 0.0037 267.0154

EI GRP 6883 0 0 0 0 509342 74 0.6742 0.0091 109.7495

STP 15924 11311 219 678660 13140 955440 60 0.888 0.0148 67.5644 HTTP 24956 23620 1331 34114740 653148 34772559 1393.3546 0.0102 0 135497.82 Others 4450 3269 45 376050 4458 503821 113.2182 0.4541 0.004 249.2877

Gambar 4.17. Contoh analisis Ethereal

Hasil Analisis dari file log Ethereal berupa data rekapitulasi protokol jaringan dalam melakukan proses terhadap frame yang datang. Contoh hasil rekap ditunjukkan pada Gambar 4.17, jumlah data yang digunakan sebanyak 83824 frame/record. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa frame yang mempunyai ukuran rata-rata terbesar adalah protokol HTTP dengan 1393 bytes atau 1,36 Kbyte. Frame yang mempunyai ukuran rata-rata terkecil adalah frame dengan protokol ARP yaitu sebesar 56,9 bytes, urutan berikutnya STP dan EIGRP yang masing-masing sebesar 60 bytes dan 74 byes.

Jumlah frame terbesar adalah HTTP sebanyak 24956 atau sebesar hampir 30% dari seluruh frame yang ter-capture. Jumlah frame terkecil adalah ARP sebanyak 367 atau sebesar 0,4 %.

Jumlah keseluruhan ukuran bytes pada protokol HTTP mencapai 34772 Kbyte atau sebesar 87% dari keseluruhan jumlah byte frame, sedangkan jumlah terkecil adalah ARP dengan 20 Kbyte atau sebesar 0,05%.

Waktu yang diperlukan untuk mengolah frame paling lama adalah pada protokol STP sebesar 0,88 sec setiap framenya. Waktu tercepat untuk mengolah frame pada protokol HTTP sebesar 0,01 sec setiap framenya. Dari segi waktu dan


(62)

62

jumlah frame dapat disimpulkan bahwa ukuran frame HTTP sangat besar tetapi diperlukan waktu tercepat untuk mengolahnya.

Menu Analisis MMC berupa data hasil perhitungan dari tabel disk, processor, memory, sistem dan process. Perhitungan ini didasarkan pada metode Performance Modelling Concepts.

PROCESSOR

Jumlah Task (A) 6909 Total waktu (T) 35043.171 Processor Time (B) 1019.24942 Jumlah task selesai (C) 6879 Utilization of Server (U = B/T) 2.908 %

Utilization Law

Rata-rata Service Time (S=B/C) 0.14816 Troughput (X = C/T) 0.19630 Utilization of Server (U = B/T) 2.908 %

Little's Law

Rata-rata response time (R = W/C) 0.14816 Rata-rata Jumlah task pada server (n=W/T) 6.74908 Troughput Server (X=C/T) 0.19630

Forced Flow Law Visit Ratio Server (V(i) = C(i)/C(0)) 19.43220 System Troughput (X(0)=C(0)/T) 0.01010 Server Troughput (X(i) = C(i)/T) 0.19630

Gambar 4.18. Hasil Perhitungan MMC untuk processor

Hasil perhitungan processor ditunjukkan pada Gambar 4.18. Dari Gambar ditunjukkan bahwa analisis processor dibedakan sesuai dengan hukum yang digunakan dalam perhitungan ini, yaitu : Little’s Law, Forced Flow Law dan Utilization Law. Tidak semua perhitungan disini digunakan pada analisis residence time, hanya informasi dari hasil capture data MMC.

Perhitungan yang dilakukan pada menu analisis MMC berikutnya adalah disk dan incoming/outgoing link. Gambar 4.19 menunjukkan hasil perhitungan


(63)

63

pada disk dan incoming/outgoing link. Hasil perhitungan ini, tidak dibedakan berdasarkan metode Performance Modelling Concepts.

PHYSICAL DISK

Waktu Sibuk (B) 120672 sec Waktu Idle 3368548 sec

Rata rata file di retrieve /sec 4206.5124478958 byte Request/sec 0.00733740649803 Kapasitas Disk C 42,35 %

Kapasitas Disk D 57,64 %

INCOMING/OUTGOING LINK

Avg Bytes yang di receive/sec 73.834608576486 byte Avg Bytes yang di sent/sec 1031.325586707 byte Avg Bytes dieksekusi / sec 1105.5623536801 byte Current Bandwidth 2000000 bps

Total Bytes 38723427 byte Service time per byte 1105.02063298 sec Service Demand Incoming Link 0.000295338434306 sec Service Demand Outgoing Link 0.00412530234683 sec Utilization Incoming Link 0.326515054563 % Utilization Outgoing Link 4.5607789722 %

Gambar 4.19 Hasil perhitungan MMC untuk disk dan incoming/outgoing link

Menu berikutnya adalah Hasil Analisis per komponen per protokol. Analisis ini diperoleh dari dua perhitungan sebelumnya yaitu perhitungan per komponen dan perhitungan per protokol. Contoh hasil analisis tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.20 dengan level komponen incoming link dan processor. Resources(Protokol) Service Demand(µ sec) Utilization(%) Residence Time(µ sec)

Processor 1.477173 2.908553 1.521424

TCP Sent 0.816374 1.607440 0.840830 TCP Received 0.743102 1.463168 0.765363 UDP Sent 36.018764 70.920943 37.097773 UDP Received 5.565643 10.958751 5.732372 ARP Sent 13.951992 27.471472 14.369950


(64)

64

Resources(Protokol)

Service Demand(µ

sec)

Utilization(%) Residence Time(µ sec)

ARP Received 0.526648 1.036971 0.542425 EIGRP Sent 0 0 0 EIGRP Received 0 0 0 STP Sent 43.451585 85.556167 44.753258 STP Received 26.989058 53.141452 27.797565 HTTP Sent 0.242498 0.477479 0.249763 HTTP Received 4.639701 9.135572 4.778692 Others Sent 22.629485 44.557454 23.307393 Others Received 15.245370 30.018132 15.702073

Gambar 4.20.Analisis per komponen per protokol

Analisis Kinerja Level Komponen dan Protokol Jaringan juga disajikan dengan grafik batang/histogram. Gambar 4.21 adalah grafik untuk perhitungan Residence Time pada level komponen Physical Disk.

Gambar 4.21. Grafik residence time pada level komponen Physical Disk

Dari Gambar 4.21, diketahui bahwa jenis protokol yang memerlukan waktu terlama untuk diolah oleh komponen Disk adalah Spanning Tree Protokol (STP), yaitu sebesar 1025,7 µsec untuk frame yang masuk ke server dan 637,1


(65)

65

µsec untuk frame yang keluar dari server. Jenis protokol yang memerlukan waktu tercepat diolah oleh komponen physical disk adalah TCP yang hampir mendekati nilai 20 µsec untuk frame yang keluar dari server.

Pengukuran residence time pada processor/CPU seperti tampak pada Gambar 4.22, yang menunjukkan bahwa protokol UDP merupakan protokol yang paling lama diproses oleh komponen processor sebesar 37,2 µsec untuk frame yang keluar dari server dan 5,7 µsec untuk frame yang masuk ke server. Sedangkan untuk STP memerlukan waktu untuk memproses frame yang masuk ke server selama 27,9 µsec dan 4,5 µsec untuk frame yang keluar dari server.


(66)

66

Gambar 4.23 Grafik residence time pada level komponen incoming link

Gambar 4.23 adalah grafik residence time pada level komponen incoming link. Dari Gambar tersebut disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan untuk memproses protokol yang paling lama adalah STP pada frame yang keluar dari server sebesar 98,5 µsec dan 1,2 µsec untuk frame yang masuk ke server. Pemrosesan terlama juga terjadi pada protokol UDP untuk frame yang keluar dari server selama 94,3 µsec dan hampir 0,0 µsec untuk frame yang masuk ke server.

Gambar 4.24 menampilan grafik residence time pada level komponen outgoing link. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa protokol STP memerlukan waktu rata-rata untuk diproses oleh komponen outgoing link sebesar 1438,1 µsec untuk frame yang keluar dari server menyusul kemudian frame UDP yang keluar dari server selama 1374,9 µsec.


(67)

67

Gambar 4.24 Grafik residence time pada komponen outgoing link

Dari serangkaian evaluasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa protokol STP merupakan jenis protokol yang paling lama dioleh oleh semua level komponen kecuali prosessor.

Jenis resource yang memerlukan waktu tercepat untuk memproses protokol adalah pada level komponen processor. Sebagai contoh untuk memproses protokol STP, processor membutuhkan waktu 27,9 µsec, 637 µsec untuk level physical disk, 1,2 msec untuk level komponen incoming link dan 1438,1 µsec untuk level komponen outgoing link.

Dari hasil analisis yang dilakukan pada protokol, jumlah frame STP relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah frame protokol HTTP, namun untuk melayani protokol STP ini, dibutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan protokol HTTP. Jumlah bytes protokol STP relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah bytes pada protokol lain, namun waktu untuk melayani protokol ini sangat lama.


(68)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil perancangan, implementasi dan evaluasi sistem Analisis Kinerja Level Komponen dan protokol jaringan pada salah satu web server di Divre V, dapat disimpulkan bahwa :

1. Jumlah frame terbesar yang menuju dan dari server adalah protokol HTTP sebanyak 30% dari keseluruhan frame yang ter-capture. Jumlah frame terkecil adalah ARP sebanyak 0,4 %.

2. Jumlah keseluruhan ukuran bytes yang menuju dan dari server pada protokol HTTP mencapai 87% dari keseluruhan jumlah byte frame, sedangkan jumlah terkecil adalah ARP dengan 0,05%.

3. Protokol HTTP merupakan protokol yang paling dominan berada pada web server, jumlah frame sebanyak 30% dari total frame.

4. STP merupakan jenis protokol yang memerlukan waktu paling lama untuk diproses oleh semua level komponen, walaupun jumlah frame dan jumlah bytes protokol ini relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan protokol lain seperti HTTP, TCP dan UDP.

5. Jenis protokol yang hanya melewati network interface card tetapi tidak menuju atau berasal dari web server adalah EIGRP.

6. Ukuran maksimum file log yang dapat diupload adalah 1 Mbyte.


(69)

69

5.2. Saran

Diperlukan cara atau metode lain untuk memindahkan file log ke tabel, agar tidak diperlukan waktu yang lama sehingga ukuran file maksimum yang dapat diproses lebih besar dari 1 Mbyte.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Bobbin, Jill, 2004, Mean Value Analysis 28 Oktober 2004, URL : http://cne.gmu.edu/modules/vm/blue/mva.html

Choi, Wankyu, Kent, Allan, Lea, Chris, Prasad Ganesh, Ullman, Chriss, 2000,

Beginning PHP4, Wrox Press Ltd, Birmingham.

Menasce, D. A., 1994, Capacity Planning and Performance Modelling : From Main Frames to Client-Server, Prentice Hall Inc, Englewood, NJ.

Menasce, D.A, 1999, Component Level Performance Models Of Computers System, 28 Oktober 2004, URL : http://www.cs.gmu.edu/~menasce /cs672/slides/CS672-CompModels.pdf

Menasce D.A., Daniel, 2000, Scalling for E-Bussiness, Prentice Hall PTR, New Jersey.

Meng, Xiannong, 1999, Mean Value Analysis, 18 November 1999, URL :

http://www.cs.panam.edu/~meng/Course/CS6354/Notes/meng/master/no de25.html.

Microsoft, 1999, Microsoft Management Console : Overview, 7 Oktober 1999, URL : http://www.microsoft.com/windows2000/techinfo/howitworks/ management/mmcover.asp.

MySQL Documentation, 2004, MySQL Documentation, 18 Oktober 2004, URL :

http://dev.mysql.com/doc/

Odom, Wendell, 2000, Cisco CCNA Exam #640-507 Certifation Guide, Cisco Press, USA.

Sharpe, Richard, 2004, Ethereal User's Guide, 25 Oktober 2004, URL :

http://www.ethereal.com/docs/.

Walker, W.E., 2003, Guide to the Secure Configuration and Administration of Microsoft Internet Information Service 5.0, National Security Agency (NSA) , USA.


(1)

65

µsec untuk frame yang keluar dari server. Jenis protokol yang memerlukan waktu tercepat diolah oleh komponen physical disk adalah TCP yang hampir mendekati nilai 20 µsec untuk frame yang keluar dari server.

Pengukuran residence time pada processor/CPU seperti tampak pada Gambar 4.22, yang menunjukkan bahwa protokol UDP merupakan protokol yang paling lama diproses oleh komponen processor sebesar 37,2 µsec untuk frame yang keluar dari server dan 5,7 µsec untuk frame yang masuk ke server. Sedangkan untuk STP memerlukan waktu untuk memproses frame yang masuk ke server selama 27,9 µsec dan 4,5 µsec untuk frame yang keluar dari server.


(2)

66

Gambar 4.23 Grafik residence time pada level komponen incoming link

Gambar 4.23 adalah grafik residence time pada level komponen incoming link. Dari Gambar tersebut disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan untuk memproses protokol yang paling lama adalah STP pada frame yang keluar dari server sebesar 98,5 µsec dan 1,2 µsec untuk frame yang masuk ke server. Pemrosesan terlama juga terjadi pada protokol UDP untuk frame yang keluar dari server selama 94,3 µsec dan hampir 0,0 µsec untuk frame yang masuk ke server.

Gambar 4.24 menampilan grafik residence time pada level komponen outgoing link. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa protokol STP memerlukan waktu rata-rata untuk diproses oleh komponen outgoing link sebesar 1438,1 µsec untuk frame yang keluar dari server menyusul kemudian frame UDP yang keluar dari server selama 1374,9 µsec.


(3)

67

Gambar 4.24 Grafik residence time pada komponen outgoing link

Dari serangkaian evaluasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa protokol STP merupakan jenis protokol yang paling lama dioleh oleh semua level komponen kecuali prosessor.

Jenis resource yang memerlukan waktu tercepat untuk memproses protokol adalah pada level komponen processor. Sebagai contoh untuk memproses protokol STP, processor membutuhkan waktu 27,9 µsec, 637 µsec untuk level physical disk, 1,2 msec untuk level komponen incoming link dan 1438,1 µsec untuk level komponen outgoing link.

Dari hasil analisis yang dilakukan pada protokol, jumlah frame STP relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah frame protokol HTTP, namun untuk melayani protokol STP ini, dibutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan protokol HTTP. Jumlah bytes protokol STP relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah bytes pada protokol lain, namun waktu untuk melayani protokol ini sangat lama.


(4)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil perancangan, implementasi dan evaluasi sistem Analisis Kinerja Level Komponen dan protokol jaringan pada salah satu web server di Divre V, dapat disimpulkan bahwa :

1. Jumlah frame terbesar yang menuju dan dari server adalah protokol HTTP sebanyak 30% dari keseluruhan frame yang ter-capture. Jumlah frame terkecil adalah ARP sebanyak 0,4 %.

2. Jumlah keseluruhan ukuran bytes yang menuju dan dari server pada protokol HTTP mencapai 87% dari keseluruhan jumlah byte frame, sedangkan jumlah terkecil adalah ARP dengan 0,05%.

3. Protokol HTTP merupakan protokol yang paling dominan berada pada web server, jumlah frame sebanyak 30% dari total frame.

4. STP merupakan jenis protokol yang memerlukan waktu paling lama untuk diproses oleh semua level komponen, walaupun jumlah frame dan jumlah bytes protokol ini relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan protokol lain seperti HTTP, TCP dan UDP.

5. Jenis protokol yang hanya melewati network interface card tetapi tidak menuju atau berasal dari web server adalah EIGRP.

6. Ukuran maksimum file log yang dapat diupload adalah 1 Mbyte.


(5)

69

5.2. Saran

Diperlukan cara atau metode lain untuk memindahkan file log ke tabel, agar tidak diperlukan waktu yang lama sehingga ukuran file maksimum yang dapat diproses lebih besar dari 1 Mbyte.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bobbin, Jill, 2004, Mean Value Analysis 28 Oktober 2004, URL : http://cne.gmu.edu/modules/vm/blue/mva.html

Choi, Wankyu, Kent, Allan, Lea, Chris, Prasad Ganesh, Ullman, Chriss, 2000, Beginning PHP4, Wrox Press Ltd, Birmingham.

Menasce, D. A., 1994, Capacity Planning and Performance Modelling : From Main Frames to Client-Server, Prentice Hall Inc, Englewood, NJ.

Menasce, D.A, 1999, Component Level Performance Models Of Computers System, 28 Oktober 2004, URL : http://www.cs.gmu.edu/~menasce /cs672/slides/CS672-CompModels.pdf

Menasce D.A., Daniel, 2000, Scalling for E-Bussiness, Prentice Hall PTR, New Jersey.

Meng, Xiannong, 1999, Mean Value Analysis, 18 November 1999, URL :

http://www.cs.panam.edu/~meng/Course/CS6354/Notes/meng/master/no

de25.html.

Microsoft, 1999, Microsoft Management Console : Overview, 7 Oktober 1999, URL : http://www.microsoft.com/windows2000/techinfo/howitworks/ management/mmcover.asp.

MySQL Documentation, 2004, MySQL Documentation, 18 Oktober 2004, URL :

http://dev.mysql.com/doc/

Odom, Wendell, 2000, Cisco CCNA Exam #640-507 Certifation Guide, Cisco Press, USA.

Sharpe, Richard, 2004, Ethereal User's Guide, 25 Oktober 2004, URL :

http://www.ethereal.com/docs/.

Walker, W.E., 2003, Guide to the Secure Configuration and Administration of Microsoft Internet Information Service 5.0, National Security Agency (NSA) , USA.