FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT

GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : FERAWATI 20120340005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN

KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT

GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : FERAWATI 20120340005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KETEPATAN KELULUSAN MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun Oleh : FERAWATI 20120340005

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 30 Juni 2016

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

drg. Sri Utami, MPH. drg. Iwan Dewanto, MMR.

NIK : 19790612200910 173 110 NIK : 19721106200410173070

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros. NIK.19680212200410173071


(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ferawati

NIM : 200120340005

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 30 Juni 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

HALAMAN MOTTO

Berusahalah kamu jika ingin mencapai kesuksesan karena kesuksesan hanya akan menghampiri orang yang berusaha, berusaha dan terus berusaha”


(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua peneliti yaitu Ibunda Hj. Sumarni, Ayahanda H. Andi Masjihad, abang kandung peneliti Andi Maswadhi, kakak kandung peneliti Andi Juniati serta adik kandung


(7)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S1) Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak lepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya serta memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

2. Prof. DR. Bambang Cipto M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. drg. Hastoro Pintadi., Sp.Pros, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Drg. Sri Utami, MPH., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberi arahan, membagi ilmu dan waktu serta memberikan bimbingan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

6. Drg. Iwan Dewanto, MMR., selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan nasehat yang bermanfaat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.


(8)

vii

7. drg. Dwi Aji Nugroho, MDSc., selaku Penanggung Jawab blok 17 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada seluruh mahasiswa untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Seluruh dosen-dosen dan instruktur Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi dan berbagi ilmu pengetahuan.

9. Seluruh pihak RSGM UMY yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

10. Kedua orang tua yang saya sayangi dan saya cintai Hj. Sumarni karim dan H. Andi masjihad yang selalu tulus memberi doa, kasih sayang serta pengorbanan waktu dan materi yang tak terhingga semoga Allah selalu dalam lindungan kedua orang tua ku amin.

11. Abangku tersayang tercinta Andi Maswadhi, kakakku tersayang tercinta Andi Juniati dan Adik kecil ku yang sangat aku banggakan Feni Andriani terimakasih kalian selalu memberi doa, dukungan serta selalu mendengarkan curhatanku.

12. Keponakan antila Andi Raeflie, Finzha ramadhani, Afdhal wijaya, Firzham aulia putra, Alya sabilla dan Fiya syakilla semuanya kesayangan antila terimakasih dengan adanya kalian selalu membuat antila semangat.

13. Vendre Dergistopher Riyadi yang selalu membantu saya dalam mengetik naskah FGD.

14. Untuk sahabat saya bu dokter yang selalu menasehati memberi masukan serta selalu menyemangati saya selama ini Juwita Nur Lastry

15. Teman seperjuangan KTI Arina Ismah Afiati yang selalu membantu dan menyemangati saya dalam segala sesuatu didalam KTI ini.

16. Terima kasih sahabat geng M3NGGAL3 Meiti azmi efenly, Vitriani, Fenny dan Athary yang selalu support dan mendoakan.

17. Terimakasih sahabat-sahabat ku di SMANDA IPA 1 yang selalu memberikan masukan serta selalu memberikan nasehat Ranti oktarina, Mitha septian, Discha, Agung gumelar, Jefri yunizar, Septian, Budi, Ricco dan yoky.


(9)

viii

18. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman Osce holic Ulya, Dicky, Azmi, Dian, Amijuvika, Sofia, Arina, Cynintya, Lutfi, Fina, Gufa, Adither, Rahmad dan Memed yang selalu membantu saya dalam segala hal semoga kita sukses bersama amin

19. Terimakasih juga yang sangat besar kepada sahabat saya geng montok Sofia basalamah, Dian misbahi khafia dan Arina Ismah Afiati yang membantu saya dalam merekam FGD dipenelitian saya.

20. Sahabat dan teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter Gigi angkatan 2012.

21. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan KTI ini.

Semoga seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kemajuan di bidang ilmu kedokteran gigi pada dan bermanfaat bagi pembaca. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Yogyakarta, 30 Juni 2016


(10)

ix

DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH…... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... HALAMAN MOTTO... iii iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

ABSTRACT... xiii

INTISARI... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Keaslian Penelitian... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

A.Tinjauan Pustaka... 9

1. Metode Pembelajaran ... 9

2. Ketepatan Kelulusan... 12

3. Modul Pembelajaran Terintegrasi... 13

4. Faktor-faktor Penghambat Kelulusan... 14

5. Metode Penelitian dengan FGD... 16

B. Landasan Teori... 17

C.Kerangka Konsep... 20

D. Pertanyaan Penelitian ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN... 21

A. Jenis dan Desain Penelitian... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 21

C. Populasi dan Subjek Penelitian... 21

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 22

E. Variabel Penelitian... 22

F. Definisi Operasional... 22

G. Instrumen Penelitian... 22

H. Jalannya Penelitian... 23

I. Keabsahan Data Penelitian Kualitatif... 25

J. Alur Penelitian... 26


(11)

x

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

1. Karakteristik Responden... a. Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan... 27 28 b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 28

2. Faktor-Faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profes... 28

a. Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan... 29

b. Distribusi frekuensi faktor pasien sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 29

c. Distribusi frekuensi faktor dosen sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 30

d. Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 31

e. Distribusi frekuensi faktor requirement sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 32

f. Distribusi frekuensi faktor SIM sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 33

g. Distribusi frekuensi faktor biaya sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 34

h. Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY... 35

B. Pembahasan ... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 46

A.Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 49

Daftar Pustaka... 50 Lampiran


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY... 27 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY... 28 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY... 29 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY... 30 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY... 30 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Kelulusan Mahasiswa

Profesi di RSGM UMY... 31 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat

Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM

UMY... 33 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Masalah Pribadi Sebagai

Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di

RSGM UMY... 34


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ... 20 Gambar 2. Diagram Alur Penelitian ... 26 Gambar 3. Diagram Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan ... 45


(14)

xiii ABSTRACT

Background :There were 58 clinical students in dental hospital of muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the students.

Objective : The objective of this research was to find out the resisting factors that affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital university of yogyakarta.

Methods : This research was a qualitative study using Focus Group Discussion (FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until 2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling. Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis. Result : The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%), information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%) and facility factors (51%).

Conclusion : The internal factors that played an important role in resisting the graduation time were personal matter and expenses while the external factors were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM) factors, requirement factors and facility factors.


(15)

xiv INTISARI

Latar Belakang : Mahasiswa profesi di RSGM UMY yang belum lulus dari angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas. Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas dan juga mahasiswa.

Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33 mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008. Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya (57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%), fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).

Kesimpulan : Faktor internal yang berperan penting dalam menghambat ketepatan kelulusan dari faktor internal adalah masalah pribadi dan biaya, sedangkan faktor eksternal adalah pasien, dosen, SIM, requirement dan fasilitas. Kata Kunci : Faktor-faktor penghambat, Ketepatan Kelulusan


(16)

(17)

muhammadiyah university of yogyakarta who did not graduate yet. The amount of clinical students that did not graduate yet was causing quality decrease for university. An inexact graduation time give bad impact for the university and the students.

Objective : The objective of this research was to find out the resisting factors that affecting the exactness graduation time of clinical student in dental hospital university of yogyakarta.

Methods : This research was a qualitative study using Focus Group Discussion (FGD) method. The subjects were 33 clinical students ranged from 2004 until 2008 year of study. One group consist of 6 until 7 clinical students, which discussion time was about 45-60 minutes. In a month period, there was one discussion session per day. The sampling technique was using a total sampling. Data presented in the form of frequency distribution and qualitative analysis. Result : The result of this reaserch showed that factors resisting the exact of graduation time were personal matters (100%) and expenses (57%) while the external factors were patient factors (100%), supervisor factors (87%), information management system (SIM) factors (84%), requirement factors (69%) and facility factors (51%).

Conclusion : The internal factors that played an important role in resisting the graduation time were personal matter and expenses while the external factors were patient factors, supervisor factors, information management system (SIM) factors, requirement factors and facility factors.


(18)

angkatan 2004 sampai 2008 berjumlah 58 mahasiswa. Jumlah mahasiswa profesi yang tidak lulus tepat waktu menyebabkan menurunnya kualitas mutu universitas. Ketidaktepatan kelulusan memberikan dampak merugikan bagi pihak universitas dan juga mahasiswa.

Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Subjek pada penelitian ini berjumlah 33 mahasiswa profesi yang belum lulus tepat waktu dari angkatan 2004 sampai 2008. Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 mahasiswa profesi dengan waktu diskusi sekitar 45 menit sampai 1 jam. Satu hari terdiri dari 1 sesi selama 1 bulan. Teknik pengambilan sample menggunakan total sampling. Data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisa secara kulitatif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah pribadi (100%) dan biaya (57%) sedangkan faktor eksternal yaitu faktor pasien (100%), dosen (87%), fasilitas (51%), SIM (84%) dan requirement (69%).

Kesimpulan : Faktor internal yang berperan penting dalam menghambat ketepatan kelulusan dari faktor internal adalah masalah pribadi dan biaya, sedangkan faktor eksternal adalah pasien, dosen, SIM, requirement dan fasilitas. Kata Kunci : Faktor-faktor penghambat, Ketepatan Kelulusan


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang mempunyai profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Proses pembelajaran pada program pendidikan sarjana kedokteran gigi menggunakan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa (student centered learning) dengan kurikulum berbasis kompetensi yang dapat mendorong mahasiswa belajar aktif dan mandiri sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), (2011) mendefinisikan bahwa pendidikan kedokteran gigi adalah pendidikan akademik profesional. Pendidikan akademik profesional tersebut mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh ilmu pengetahuan bidang kedokteran gigi, keterampilan klinik sekaligus sikap sebagai seorang dokter gigi yang profesional.

Pendidikan kedokteran gigi di Indonesia terdiri atas dua tahap, yaitu pendidikan sarjana kedokteran gigi yang berlangsung selama kurang


(20)

lebih empat tahun untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi (S.KG) dan melanjutkan lagi pendidikan klinik atau pendidikan profesi untuk mendapatkan gelar dokter gigi (drg) selama kurang lebih dua tahun. Kedua tahapan ini berdasarkan ketentuan yang diatur oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (KKI, 2012).

Pembelajaran pada masa pendidikan profesi merupakan masa yang penting bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi untuk mengembangkan diri dari mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi menjadi dokter dan dokter gigi (Cooke, 2010). Berdasarkan kebijakan pemerintah, institusi pendidikan kedokteran gigi harus menerapkan metode pembelajaran berfokus pada mahasiswa (student centered learning). Metode pembelajaran tersebut mencakup small group discussion, role play and simulation, discovery learning, self directed learning, cooperative learning, collaborative learning, contextual instruction, problem based learning, case study and case report, skill lab, scientific session. Metode pembelajaran semacam ini akan membantu mahasiswa dalam mengembang kualitas belajar mandiri, belajar sepanjang hayat, berfikir kritis dan analisis (Dikti, 2011).

Pendidikan profesi memberikan kesempatan dan pengalaman belajar pada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan clinical reasoning, clinical judgement, problem solving, clinical procedural skills,


(21)

serta kemampuan manajemen klinik dan komunikasi dasar dalam situasi yang sesuai dengan keadaan dimasa mendatang ketika sudah menjadi seorang dokter gigi (PSPDG UMY, 2011). Metode pembelajaran didalam dunia kedokteran gigi terdiri dari outcome-based curriculum, independent learning, problem-based learning, integrated learning, interprofessional education dan core curriculum and student-selected components (Dent dan Harden, 2006).

Hadist yang berisi tentang penguasaan ilmu telah dijelaskan :“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba” (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad).

Syarat kelulusan yang diberlakukan di program profesi RSGM UMY ialah dokter gigi muda lulus semua modul profesi. Kurikulum tahap pendidikan profesi prodi kedokteran gigi FKIK UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis


(22)

kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan yaitu dokter gigi muda mengikuti progress test yang ditandai dengan surat keterangan hasil progress test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester (18 bulan) (PSPDG UMY, 2011).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 37 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran menyebutkan bahwa mahasiswa yang telah lulus program profesi dokter atau profesi dokter gigi wajib mengangkat sumpah sebagai pertanggungjawaban moral kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Sumpah sebagai dokter atau dokter gigi didasarkan pada etika profesi kedokteran dan ditetapkan dengan keputusan presiden.

Sistem integrasiyang diterapkan pada mahasiswa profesi pendidikan dokter gigi di RSGM UMY mempunyai kegiatan belajar mengajar dalam metode integrasi. Tahap profesi dari sistem integrasi meliputi Bed Site Teaching-Modifikasi KG (BST), Direct Observation Procedural Skills (DOPS), Community Scientific Session (CSS), Resources Person Session (RPS), Case Reflectio, pengabdian masyarakat, progress test tahap profesi,e-case dan mentoring (PSPDG UMY, 2011).

Syarat kelulusan yang diberlakukan di program profesi RSGM UMY ialah dokter gigi muda lulus semua modul profesi. Kurikulum tahap


(23)

pendidikan profesi prodi kedokteran gigi FKIK UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan yaitu dokter gigi muda mengikuti progress test yang ditandai dengan suratketerangan hasil progress test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester (18 bulan) (PSPDG UMY, 2011).

Berdasarkan survei penelitian Bulan April sampai Mei 2016 Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi masalah pribadi dan biaya sedangkan faktor eksternal meliputi faktor pasien, requirement, sistem informasi manajemen (SIM), dosen dan fasilitas. Faktor- faktor ini merupakan hambatan yang dialami oleh mahasiswa profesi yang belum lulus.

Faktor internal yang menjadi masalah ketepatan kelulusan mahasiswa profesi adalah faktor masalah pribadi dimana masalah pribadi ini timbul karena adanya rasa malas dari mahasiswa itu sendiri sehingga ketepatan kelulusan tidak bisa diraih. Faktor biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya untuk membayar koas dan biaya untuk membayar perawatan pasien. Masalah biaya ini menjadi keluhan mahasiswa profesi karena sebagai mahasiswa diharuskan mencari pasien dan juga membayari biaya


(24)

dari perawatan yang diberikan terutama apabila pasien tersebut merupakan pasien dari requirement yang dibutuhkan.

Faktor eksternal dari faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi yaitu faktor pasien karena tidak kooperatifnya pasien maka membuat mahasiswa profesi harus mencari cara agar pasien bisa datang kembali untuk kontrol karena apabila pasien tidak datang untuk kontrol maka tidak bisa dikategorikan sebagai satu requirement. Faktor requirement yaitu apabila mahasiswa profesi tidak menyelesaikan requirement yang ditentukan maka kelulusan akan tertunda. Faktor SIM dianggap menjadi faktor yang memperlama pengerjaan pasien karena harus meminta persetujuan dari dosen yang menjaga serta harus kembali lagi untuk menginput data sehingga pasien dibiarkan menunggu lama. Faktor dosen yang sering tidak ditempat, dosen sibuk dan dosen datang terlambat membuat pengerjaan pasien menjadi terhambat juga karena tanpa persetujuan dari dosen maka mahasiswa profesi tidak bisa memberikan perawatan kepada pasien. Faktor fasilitas yang kurang baik juga menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan perawatan seperti misalnya 1 kursi gigi ditempati untuk 12 mahasiswa profesi sehingga harus bergantian dalam pemakaiannya.


(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan : apa saja faktor-faktor yang menghambat ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah yogyakarta.

C. Keaslian Penelitian

Siswanto dan Sampurno. (2015) “ Faktor-faktor penghambat pengerjaan tugas akhir skripsi mahasiswa pendidikan teknik otomotif FT UNY”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Persamaan nya yaitu sama-sama meneliti tentang faktor apa saja yang menghambat dan untuk perbedaan nya yaitu faktor yang menghambat pengerjaan tugas akhir dan faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ketepatankelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :


(26)

1. Bagi peneliti:

Sebagai informasi terkait kesiapan peneliti untuk menempuh pendidikan profesi

2. Bagi dokter gigi muda:

Sebagai informasi terkait hambatan ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY sehingga mahasiswa mengetahui apa hambatan yang terjadi .

3. Bagi RSGM UMY :

Sebagai informasi dan masukan untuk RSGM UMY terkait faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi menjadi tidak lulus tepat waktu.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum

Pembelajaran metode outcome-based curriculum ini merupakan metode pembelajaran yang dimulai dari menentukan outcome dari lulusan yang sudah sukses menjadi seorang dokter. Hasil baik seperti yang dicapai oleh dokter tersebut perlu ditelusuri secara lanjut bagaimana cara mereka mendapatkan hasil yang baik serta memuaskan dan dilanjutkan membuat kesempatan belajar kepada mahasiswa kedokteran (Smith, 2006).

Metode pembelajaran outcome-based curriculum mengadopsi dari hasil (outcome) yang telah ditetapkan. Hasil dari outcome terdiri dari komunikasi yang efektif keterampilan klinis dasar, menggunakan ilmu pengetahuan dasar dalam praktek ilmu, diagnosis, manajemen dan pencegahan, belajar sepanjang hayat, pengembangan profesional dan pertumbuhan pribadi, konteks sosial dan komunitas kesehatan, penalaran moral dan etika klinis, dan pemecahan masalah (Smith, 2003).


(28)

b. Independent learning

Metode pembelajaran independent learning yang berbasis pada mahasiswa sendiri dengan cara mahasiswa menguasai topik dari pelajaran kemudian mempersiapkan diri untuk belajar secara kelompok untuk menindaklanjuti pelajaran yang dibahas pada sesi tersebut. Mahasiswa juga perlu mengetahui lebih banyak mengenai hal-hal yang mendasari pasien dari buku-buku yang menunjang pembelajaran. Intensitas belajar secara mandiri akan lebih banyak saat akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pasien (Harden dan Laidlaw, 1992).

Pembelajaran mandiri yang tidak didampingi oleh dosen atau guru harus lebih mengandalkan diri sendiri dan juga harus menguasai materi pembelajaran. Pendidikan profesi akan membuat belajar lebih efektif dan juga akan lebih mengenali potensi keuntungan yang tersirat dalam belajar mandiri (Harden dan Laidlaw, 1992).

c. Problem-based learning (PBL)

Problem-based learning adalah metode pembelajaran yang tersusun dalamkelompok-kelompok kecil yang berfokus pada mahasiswa sendiri sebagai pendekatan yang efektif untuk belajar ( Norman dan Schmidt, 2000).


(29)

d. Integrated learning

Integrasi di dalam pendidikan kesehatan, terbagi menjadi 2 macam yakni integrasi secara vertikal dan integrasi secara horizontal.Integrasi secara horizontal yaitu integrasi pada pendidikan kesehatan, macam-macam bidang disiplin ilmu dikombinasikan disetiap masing-masing tahun ajaran. Integrasi secara vertikal yaitu integrasi pada berbagai macam bidang disiplin ilmu disusun dalam suatu tema yang besar kemudian dilaksanakan pada seluruh tahun ajaran pendidikan (Prideaux, 2009).

e. Interprofessional Education (IPE)

Interprofessional education (IPE) dianggap WHO sebagai suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan secara kolaboratif dan membantu mahasiswa menjadi lebih kompeten untuk bekerja dalam suatu kelompok (Barr, 2009).

f. Core curriculum and student-selected components

Metode ini adalah pembelajaran inti yang bertujuan agar mahasiswa mendalami dari pembelajaran yang dipelajari.Metode ini merupakan metode dimana mahasiswa memilih struktur dari pembelajaran. Pendidikan kedokteran dasar, sering kali yang menjadi input tersebut dari spesialisasi dan disiplin ilmu diputuskan pada tingkat instutional, dan dimasukkan intikurikulum inti yang


(30)

terintegrasi dalam kaitannya dengan peta hasil belajar (Cholerton, 2005).

2. Ketepatan Kelulusan

Ketepatan kelulusan menurut :

a. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Struktur kurikulum harus meliputi tahap akademik dan tahap profesi. Kurikulum pendidikan dokter harus terdiri atas muatan yang disusun berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia yang disahkan oleh KKI sebesar 80% isi kurikulum serta 20% muatan unggulan lokal. Durasi kurikulum tahap akademik dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4 (empat) semester.

b. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud)

Pasal 17 bagian ketiga dalam permendikbud menyebutkan bahwa masa studi yang dibebankan kepada mahasiswa profesi untuk mempelajari semua kegiatan dan pengetahuan yaitu selama 1 sampai 2 tahun setelah menyelesaikan program sarjana.

c. Panduan kepaniteraan klinik

Syarat kelulusan yang diberlakukan di program profesi RSGM UMY ialah dokter gigi muda lulus semua modul profesi. Kurikulum tahap pendidikan profesi prodi kedokteran gigi FKIK


(31)

UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat. Syarat kedua dari kelulusan yang diberlakukan yaitu dokter gigi muda mengikuti progress test yang ditandai dengan surat keterangan hasil progress test dan yang terakhir dokter gigi muda lulus ujian komprehensif. Dokter gigi muda dikatakan lulus tepat waktu apabila dapat menyelesaikan studi kepaniteraan klinik selama tiga semester atau 18 bulan (PSPDG UMY, 2011).

3. Modul Pembelajaran Terintegrasi

Panduan kepaniteraan klinik, 2011 menyebutkan modul adalah kumpulan materi yang menjadi pedoman selama melaksanakan pendidikan profesi. Kurikulum tahap pendidikan profesi yang ada di KG FKIK UMY terdapat 12 modul terintegrasi yang terdiri atas 9 modul klinik dan 3 modul berbasis kesehatan masyarakat yaitu:

a. Modul maloklusi

b. Modul penyakit periodontal c. Modul operatifdentistry d. Modul penyakit endodontik e. Modul protesa

f. Modul rampant karies g. Modul trauma


(32)

i. Modul lesi oral j. Modul rujukan

k. Modul managemen praktek l. Modul kedokteran gigi keluarga 4. Faktor-Faktor Penghambat Kelulusan

Berdasarkan survei pendahuluan pada Bulan April sampai Mei 2016 oleh peneliti mendapatkan bahwa faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbagi dalam 7 faktor yaitu:

a. Faktor pasien

Faktor pasien yang menjadi salah satu faktor yang menghambat dikarenakan kurangnya kooperatif dari pasien serta pasien sulit untuk didatangkan apabila waktunya untuk kontrol setelah perawatan. Berdasarkan survei pendahuluan pasien yang seharusnya kontrol satu minggu setelah tindakan tetapi tidak datang untuk kontrol maka tidak disebut sebagai requirement, hal ini merugikan mahasiswa profesi dari segi biaya, tenaga dan waktu. b. Faktor requirement

Requirement yang ada di RSGM UMY tidaklah sama dengan universitas lain sehingga harus disamakan terlebih dahulu. Orthodonsi merupakan salah satu requirement yang terlalu banyak sehingga perlu disedikitkan karena mahasiswa profesi kesulitan


(33)

dalam mencari pasien yang akan sering datang untuk kontrol. Pasien yang tidak kontrol setelah dilakukan tindakan tidaklah disebut sebagai requirement sehingga mahasiswa profesi merasa rugi.

c. Faktor Sistem Informasi Manajemen ( SIM )

Mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan harus melakukan beberapa tahapan sesuai dengan ketentuan dari sistem yang diterapkan oleh RSGM. Tahapan yang dilakukan mahasiswa profesi dianggap terlalu panjang sehingga pasien akan menunggu lama sebelum dilakukan perawatan. Mahasiswa profesi sebelum melakukan perawatan harus terlebih dahulu melengkapi data-data pasien serta keadaan pasien secara umum. Berkaitan dengan SIM, mahasiswa profesi melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, setelah itu melakukan indikasi dengan persetujuan dari dosen dan apabila telah disetujui barulah dilakukan tindakan. Mahasiswa profesi harus membayar terlebih dahulu setelah dilakukan tindakan untuk mendapatkan nilai.

d. Faktor masalah pribadi

Masalah pribadi juga muncul dalam faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi. Masalah pribadi itu diantaranya mahasiswa profesi yang cuti karena berbagai macam hal seperti menikah, hamil dan melahirkan. Rasa


(34)

malas yang juga menjadi masalah pribadi sehingga tertundanya kelulusan.

e. Faktor dosen

Berbagai macam perawatan yang dilakukan mahasiswa profesi harus dengan persetujuan dari dosen, tetapi dosen sering tidak ditempat dan mengakibatkan tertundanya pengerjaan pasien. Mahasiswa profesi tidak dapat melakukan tindakan pada pasien tanpa persetujuan dari dosen.

f. Faktor biaya

Biaya yang dikenakan dalam setiap perawatan berbeda-beda tetapi sebagai mahasiswa profesi akan lebih sering membiayai pasien yang dilakukan perawatan karena alasan untuk mempercepata penyelesaian requirement. Pasien yang menolak untuk membayar akan menjadi kewajiban mahasiswa profesi untuk membayari pasien.

g. Faktor fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang terpenting dalam berjalannya proses dalam menempuh gelar dokter gigi. Mahasiswa profesi yang belum lulus (overtime) akan sangat sulit mencari kursi gigi yang akan digunakan dalam perawatan karena terbatasnya jumlah kursi


(35)

gigi sehingga mahasiswa profesi harus menunggu dan bergantian kursi gigi apabila mempunyai pasien.

5. Metode Penelitian dengan Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus merupakan suatu metodepengumpulan data yang lazim digunakan padapenelitian kualitatif sosial, tidak terkecuali padapenelitian keperawatan. Metode ini mengandalkanperolehan data atau informasi dari suatu interaksi informan atau responden berdasarkan hasil diskusidalam suatu kelompok yang berfokus untukmelakukan bahasan dalam menyelesaikanpermasalahan tertentu. Data atau informasi yangdiperoleh melalui teknik ini, selain merupakaninformasi kelompok, juga merupakan suatupendapat dan keputusan kelompok tersebut.

Keunggulan penggunaan metode FGD adalah memberikan data yang lebih kaya dan memberikan nilai tambah pada data yang tidak diperoleh ketika menggunakan metode pengumpulan data lainnya, terutama dalam penelitian kuantitatif (Lehoux dkk., 2006).

B. Landasan Teori

Sistem pembelajaran yang berbasis integrasi pada pendidikan kedokteran khususnya pada pendidikan kedokteran gigi memiliki makna sebagai penggabungan antara beberapa disiplin dalam ilmu yang teratur


(36)

dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis pasien dan selanjutnya menentukan perawatan yang tepat untuk pasien. Proses menentukan diagnosis dan perawatan dalam praktek kedokteran gigi sebaiknya juga didasari oleh beberapa disiplin ilmu seperti ilmu kedokteran umum, sehingga seorang dokter gigi tidak hanya melihat pasien berdasarkan ilmu kedokteran gigi saja melainkan dari kesehatan secara umum pasien.

Sistem pembelajaran terintegrasi membantu dalam proses ketepatan kelulusan mahasiswa profesi sebagimana yang diterapkan di RSGM UMY. Bermacam metode pembelajaran di kedokteran gigi yang terdiri dari outcome-based curriculum, independent learning, problem-based learning, integrated learningdan core curriculum and student-selected components. Berdasarkan beberapa metode tersebut sebagai pacuan pembelajaran yang bertujuaan sebagai dasar dalam pembentukan belajar mandiri seorang mahasiswa profesi.

Penerapan dari bermacam-macam metode pembelajaran pada tiap universitas khususnya pendidikan kedokteran berbeda-beda, tergantung kepada tujuan dari setiap institusi tersebut serta banyaknya manfaat dari metode pembelajaran yang diterapkan.Tujuan dari metode-metode tersebut yakni sebagai suatu alasan untuk mencapai ketepatan kelulusan.

Persyaratan kelulusan setiap universitas berbeda-beda sesuai dengan sistem integrasi yang diterapkan sehingga ketepatan kelulusan mahasiswa profesi akan berbeda juga. Beberapa ketentuan ketepatan


(37)

kelulusan dari DIKTI menyebutkan durasi kurikulum tahap akademik dilaksanakan minimal 7 (tujuh) semester, dan tahap profesi 4 (empat) semester. Peraturan Mentreri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyebutkan mahasiswa profesi mempelajari semua kegiatan dan pengetahuan yaitu selama 1 sampai 2 tahun setelah menyelesaikan program sarjana.

Kelulusan tepat waktu merupakan isu penting yang perlu disikapi bijak oleh institusi pendidikan.Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah satu parameter efektifitas dalam institusi pendidikan, sehingga saat ini memperhatikan tingkat kelulusan tepat waktu suatu perguruan menjadi hal penting. Penurunan tingkat kelulusan akan berpengaruh terhadap akreditasi suatu perguruan. Monitoring dan evaluasi diperlukan terhadap kecenderungan kelulusan tepat waktu atau tidak.

Hambatan menjadi salah satu hal yang membuat banyak orang khususnya mahasiswa dalam menjalankan sesuatu hal. Khusunya dalam pendidikan profesi hambatan yang membuat mahasiswa lulus tidak tepat sangatlah banyak sehingga mahasiswa harus bisa lebih mengetahui bagaimana cara nya agar menghindari hambatan.

Berdasarkan survei pendahuluan didapatkan 7 faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi yaitu faktor pasien yang tidak kooperatif, faktor requirement yang terlalu banyak sehingga menyulitkan mahasiswa profesi, faktor SIM yang dianggap mahasiswa


(38)

profesi sebagai faktor yang memperpanjang waktu kerja, faktor pribadi juga merupakan salah satu faktor yang menghambat ketepatan kelulusan karena adanya rasa malas serta alasan pribadi lainnya, faktor dosen yang jarang ditempat membuat mahasiswa profesi merasa kesulitan, faktor biaya yang cukup banyak untuk membiayai pasien agar supaya pasien mau untuk dilakukan perawatan dan faktor fasilitas yang sedikit menghambat jalannya aktifitas.

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

1. Pasien 2. Requirment 3. Sistem Informasi

Manajement (SIM) 4. Dosen

5. Fasilitas Faktor-faktor yang

menghambat ketepatan kelulusan Mahasiswa profesi di

RSGM UMY

Proses pembelajaran

Internal

1. Masalah pribadi 2. Biaya


(39)

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah : apa saja faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016

C. Populasi dan Subyek Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi di RSGM angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif yang berjumlah 58 mahasiswa.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa profesi angkatan 2004-2008 yang berjumlah 58 mahasiswa.


(41)

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa profesi yang belum lulus dan masih aktif.

2. Kriteria Eksklusi

a. Mahasiswa profesi yang tidak bersedia menjadi responden penelitian.

b. Mahasiswa profesi yang sedang cuti.

c. Mahasiswa profesi yang tidak bisa dihubungi dan jarang masuk.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan

F. Definisi Operasional 1. Ketepatan kelulusan

Ketepatan kelulusan pada penelitian ini adalah batas waktu yang ideal yang ditentukan oleh prodi sebagai ketepatan kelulusan yaitu 18 bulan.


(42)

2. Mahasiswa profesi

Mahasiswa profesi pada penelitian ini adalah dokter gigi muda angkatan 2004-2008 yang belum lulus dan masih aktif.

G. Instrumen Penelitian 1. Alat penelitian

a. Alat tulis b. Recorder c. Camera

d. Ruangan untuk FGD 2. Bahan penelitian

a. Data mahasiswa profesi yang belum lulus

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap persiapan penelitian

a. Menyusun proposal penelitian

b. Membuat data mahasiswa profesi yang belum lulus 2. Tahap-tahap penelitian

a. Sidang proposal penelitian b. Mengurus surat izin penelitian c. Mengurus ethical clearance


(43)

d. Mengumpulkan mahasiswa profesi 2004-2008 yang belum lulus untuk melakukan FGD yang dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 6 sampai 7 orang dengan waktu diskusi sekitar 45 menit sampai satu jam. Satu hari terdiri dari satu sesi. Setiap kelompok FGD terdapat 1 orang moderator dan 1 orang notulen.

e. Jumlah sampel sebanyak 58 responden berkurang menjadi 33 responden dikarenakan 25 responden lainnya masuk dalam kriteria eksklusi karena jarang masuk, sedang cuti dan tidak aktif.

f. Membuat hasil rekaman ke dalam bentuk narasi tertulis g. Melakukan koding data dari hasil FGD

h. Analisis data

i. Membuat kesimpulan

I. Keabsahan Data Penelitian Kualitatif

Subjektifitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen penelitian, ditambah lagi tehnik pengumpulan data utama penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data. Tehnik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan menggunakan empat kriteria yaitu Credibility / derajat kepercayaan,


(44)

Transferability / keteralihan, Dependability / kebergantungan dan Confirmability / kepastian ( Djaelani, 2013 cit. Moeleong, 2015)

1. Credibility atau derajat kepercayaan

Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan pada penelitian ini adalah pengecekan data, penafsiran dan kesimpulan dengan sesama anggota penelitian.

2. Dependibility atau keteralihan

Peneliti dalam mengambil data mengacu pada kekonsistenan dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk mengambil kesimpulan.

3. Konfirmability atau kepastian

Hasil penelitian dapat tidaknya dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.


(45)

J. Alur Penelitian

Ethical Clearance

Pengurusan surat ijin penelitian di RSGM UMY

Focus Group discussion (FGD) ( 33 mahasiswa profesi)

Melakukan coding data

Kesimpulan

Dibagi dalam 5 kelompok

1 kelompok (6-7 mahasiswa) selama 30 hari


(46)

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

K. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi, serta analisis kualitatif.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa profesi laki-laki dan perempuan angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus dengan jumlah 33 mahasiswa serta memiliki karakteristik yang beragam. Hasil penelitian ini didapatkan dari transfer record yang berisi rekaman suara dari responden dengan menyebutkan hambatan-hambatan yang menjadi faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Dilakukan coding terlebih dahulu sehingga hambatan tersebut bisa disimpulkan.

a. Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan

Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan angkatan Angkatan Frekuensi Prosentase (%)

2004 2 6.06 %

2005 1 3.03 %

2006 5 15.15 %

2007 9 27.27 %

2008 13 39.39 %

Jumlah 33 100 %

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan tahun angkatan dengan responden terbanyak yaitu


(48)

pada angkatan 2008 dengan jumlah responden 13 (39.39%). Responden pada penelitian ini dengan jumlah responden paling sedikit yaitu pada angkatan 2005 dengan jumlah responden 1 (3.03%). Jenis kelamin perempuan dengan tahun angkatan 2008 adalah responden yang terbanyak.

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin kelamin

Angkatan Frekuensi Prosentase (%) Laki-laki

Perempuan

10 23

30.30 % 69.69 %

Jumlah 33 100 %

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dengan responden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 23 (69.69%).

2. Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY

Penelitian Faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY pada bulan april sampai mei 2016mendapatkan hasil bahwa faktor pasien, dosen, fasilitas, requirement, SIM, biaya dan masalah pribadi yang menghambat


(49)

ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari tabel 3 sampai 10 berikut :

a. Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor-faktor yang Menghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor Penghambat n (%)

Pasien 33 (100)

Dosen 29 (87)

Fasilitas 17 (51)

Requirement 23 (69)

SIM 28 (84)

Biaya 19 (57)

Masalah Pribadi 33 (100)

Jumlah 33 (100)

Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi terbanyak yaitu faktor pasien sebanyak 33 (100%) dan faktor masalah pribadi sebanyak 33 (100%).

b. Distribusi frekuensi faktor pasien sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor pasien sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :


(50)

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Faktor Pasien Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor Penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%) Pasien Pasien tidak datang kontrol

Kesulitan mencari pasien Pasien tidak kooperatif Pasien ingin datang jika dibayari

29 (87) 25 (75) 14 (45) 12 (36)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa faktor pasien yang tidak datang kontrol sebanyak 29 (87 %) dan kesulitan dalam mencari pasien sebanyak 25 (75%) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah pasien tidak kooperatif sebanyak 14 (45 %) .

c. Distribusi frekuensi faktor dosen sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor dosen sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :


(51)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Dosen Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor Penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%)

Dosen Dosen jarang ditempat

Dosen datang terlambat Dosen terlalu galak Dosen sangat idealis Dosen sibuk

30 (90) 32 (96) 10 (30) 8 (24) 22 (66)

Jumlah 33(100)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor dosen datang terlambat sebanyak 32 (96 %) dan dosen jarang ditempat sebanyak 32 (96%) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah dosen sangat idealis 8 (24%).

d. Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor fasilitas sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :


(52)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%) Fasilitas 1 kursi gigi untuk 12 mahasiswa

Sering kehabisan bahan

Server untuk mengancel pasien hanya 1

28 (84) 17 (51)

5 (15)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa faktor 1 kursi gigi untuk 12 mahasiswa sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah server untuk mengancel pasien hanya 1 sebanyak 5 (15%).

e. Distribusi frekuensi faktor requirement sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor requirement sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :


(53)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Requirement Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%) Requirement Scalling harus kontrol

Orthodontia terlalu banyak PSA terlalu banyak

Follow up membuang waktu

23 (69) 19 (57) 11 (33) 21 (63)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa faktor scalling harus kontrol sebanyak 23 (69 %) dan follow up membuang waktu sebanyak 21 (63 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah PSA terlalu banyak sebanyak 11 (33 %).

f. Distribusi frekuensi faktor SIM sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor SIM sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :


(54)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor SIM Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%) SIM SIM dilogsehingga tidak bisa kerja

pasien

Sistem terlalu panjang

28 (84) 20 (60)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa faktor SIM di log tidak bisa kerja pasien sebanyak 28 (84 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah sistem yang terlalu panjang sebanyak 20 (60 %).

g. Distribusi frekuensi faktor biaya sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor biaya sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :


(55)

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor Biaya Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY Faktor penghambat

umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%)

Biaya Harga perawatan mahal

SPP mahal

17 (51) 8 (24)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa faktor harga perawatan mahal sebanyak 17 (51 %) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah SPP mahal sebanyak 8 (24 %).

h. Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM

Distribusi frekuensi faktor masalah pribadi sebagai penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM dapat dilihat pada Tabel 10 berikut :


(56)

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor masalah pribadi Sebagai Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY

Faktor penghambat umum

Faktor penghambat khusus Jumlah n (%) Masalah pribadi Sudah menikah

Adanya rasa malas

6 (18) 33 (100)

Jumlah 33 (100)

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa faktor adanya rasa malas sebanyak 33 (100) merupakan faktor yang paling terbanyak sedangkan faktor yang paling sedikit adalah sudah menikah sebanyak 33 (100 %).


(57)

B. PEMBAHASAN

Responden pada penelitian ini berjumlah 33 orang terdiri dari mahasiswa profesi angkatan 2004 sampai 2008 yang belum lulus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY antara lain faktor pasien, faktor masalah pribadi, faktor dosen, faktor biaya, faktor SIM, faktor fasilitas dan faktor requirement.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan dan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan menunjukkan bahwa responden yang paling terbanyak adalah angkatan 2008 sebanyak 13 (39.39%), berjenis kelamin perempuan 23 (69,69 %) serta yang sudah menikah 7 (21,21%).

Menurut Prayitna (2014) minat dan keinginan untuk memilih program pendidikan Kedokteran Gigi lebih banyak dimiliki olehperempuan dibandingkan oleh laki-laki. Faktor internal dari masalah pribadi yang sudah menikah dengan jenis kelamin wanita sebanyak 7 (21,21 %) responden dengan tahun angkatan 2008, 2006, 2004 dan 2007 dan 5 (15,15%) responden laki-laki. Responden yang belum menikah sebanyak 21 (63,63 %) berasal dari angkatan 2008, 2005 dan 2007.


(58)

2. Faktor-faktor yang Menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari mahasiswa profesi itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kategori faktor internal adalah faktor masalah pribadi dan faktor biaya. Masalah pribadi dari masing-masing mahasiswa profesi berbeda-beda misalnya mahasiswa profesi yang sudah menikah sehingga akan lebih sibuk untuk mengurusi keluarganya dan pada akhirnya kegiatan profesi tertunda kemudian mahasiswa profesi yang hamil serta melahirkan juga menjadi faktor masalah pribadi yang menghambat kelulusan. Rasa malas juga menjadi faktor internal dari masalah pribadi dikarenakan kurangnya motivasi dari seorang mahasiswa profesi.

Permasalahan menikah dikalangan mahasiswa profesi yang sedang mencari ilmu demi mendapatkan gelar sebagai dokter gigi memang sangat menyulitkan, disamping mereka harus menyelesaikan sekolahnya dilain sisi mereka juga mempertimbangkan umur yang semakin menambah sehingga menginginkan suatu pernikahan. Dampak dari menikah disaat sedang manjalani profesi yaitu tertunda nya kelulusan serta sulit membagi waktu antara tugas profesi dengan kewajiban seseorang yang sudah berumah tangga.


(59)

Mahasiswa profesi yang sudah menikah tidak dipungkiri akan sedikit kesulitan dalam hal keuangan dimana saat menjadi mahasiswa profesi akan senantiasa membayari perawatan pasien untuk memenuhi requirement yang telah ditentukan oleh RSGM. Masalah biaya termasuk dalam faktor internal yang berkaitan erat dengan masalah pribadi, ketika seorang mahasiswa profesi yang sudah menikah sulit mengatur keuangan untuk membayar SPP, perawatan pasien dan kebutuhan rumah tangga.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pribadi mahasiswa profesi. Faktor-faktor eksternal yaitu faktor pasien, dosen, fasilitas, requirement dan SIM. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.

1). Faktor Pasien

Sebanyak 28 (87 %) responden setuju dengan faktor pasien yang menjadi salah satu faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Faktor penghambat sepertipasien yang sudah mendapatkan perawatan sering tidak datang untuk kontrol. Kontrol dari sebuah perawatan merupakan hal penting karena menyangkut dari terpenuhi nya sebuah requirement apabila pasien tidak datang untuk kontrol setelah perawatan maka tidak disebut sebagai requirement. Sebanyak 18 responden berjenis


(60)

kelamin perempuan menyebutkan faktor pasien dan 10 laki-laki menyebutkan faktor pasien dari 28 responden.

Ketidakcocokan antara pasien dengan operator terkadang yang membuat pasien tidak ingin datang lagi atau karena pasien menunggu lama untuk dilakukan tindakan. Kesulitan dalam mencari pasien sebanyak 25 (75 %) juga menjadi salah satu faktor penghambat khusus yang banyak sehingga membuat mahasiswa profesi tidak bisa bekerja untuk memenuhi requirement sehingga tertundalah kelulusan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat.

2). Faktor Dosen

Sebanyak 30 (90%) responden setuju dengan faktor dari dosen jarang ditempat sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.Alasan dari jarangnya dosen berada ditempat terkadang dosen harus mengikuti rapat, undangan dan acara lainnya yang tidak terduga sehingga kewajiban di RSGM terpaksa ditinggalkan untuk mengikuti sebuah kegiatan tersebut. Mahasiswa harus meminta persetujuan dari dosen untuk segala tindakan perawatan yang akan dilakukan tapi kendalanya adalah dosen sering tidak ditempat, dosen sering datang tidak tepat waktu, dosen sering pulang sebelum waktunya dan dosen terkadang membatalkan jadwal jaga karena ada rapat yang mendadak sehingga mahasiswa


(61)

profesi yang sudah membawa pasien untuk indikasi merasa kecewa karena sudah mengatur jadwal pasien dengan dosen.

Keterlambatan kedatangan dosen menjadi faktor penghambat sebanyak 32 (96 %) dikarenakan selain dosen mendapatkan tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga mempunyai tanggung jawab di terpadu. Kegiatan dosen diterpadu misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial ataupun mengerjakan tugas lainnya sehingga terkadang kedatangan dosen ke RSGM sering terlambat dan menyebabkan mahasiswa merasa tidak nyaman.

3). Faktor SIM

Sebanyak 28 (84 %) responden setuju dengan faktor SIM sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Faktor penghambat khusus yaitu SIM di log sehingga mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien menjadi faktor penghambat yang tertinggi dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di Front Office (FO) maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebt akan di log sampai mahasiswa profesi bisa membayar tagihan. Sistem yang membuat mahasiswa profesi merasa terlalu panjangg dengan prosentase sebanyak 20 (60 %) sehingga harus bolak balik FO untuk meminta persetujuan untuk sebuat tindakan perawatan dinilai sedikit membuat mahasiswa kewalahan.


(62)

Beberapa dosen terkadang tidak tahu dengan adanya sistem yang mengharuskan mahasiswa profesi bolak-balik untuk mendapatkan persetujuan serta nilai. Sistem yang selalu diperbaharui tetapi tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada dosen sehingga beberapa dosen tidak tahu dengan adanya aturan baru yang mengharuskan mahasiswa bolak-balik untuk menyelesaikan perawatan.

4). Faktor Fasilitas

Sebanyak 28 (84 %) setuju dengan faktor fasilitas sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Kursi gigi merupakah salah satu fasilitas yang dikeluhkan mahasiswa profesi sebagai penghambat karena harus bergantian secara beramai-ramai. Satu kursi gigi untuk 12 orang sangatlah tidak efektif karena harus mengatur jadwal terlebih dahulu bersama mahasiswa profesi lainnya dan pada waktu yang sudah ditentukan terkadang jam tersebut adalah jam dimana pasien berhalangan hadir karena alasan kuliah kerja serta ada keperluan lain.

Lima responden lainnya tidak setuju apabila kursi gigi sebagai faktor yang menghambat karena mereka berfikir bahwa RSGM sudah memeberikan mereka waktu selama 2 tahun untuk dalam 1 kursi terdiri dari 2 orang tetapi, karena mahasiswa yang tidak mengejar terget dan sering tidak mempunyai pasien maka waktu selama 2 tahun yang diberikan dibuang sia-sia. Mahasiswa


(63)

profesi beranggapan bahwa ini adalah resiko bagi mereka yang terlamat lulus sehingga tidak ada masalah apabila harus mengatur jadwal untuk pembagian jam kursi gigi.

Kehabisan bahan di RSGM juga menjadi faktor penghambat sebanyak 17 (51 %) dimana pada saat mahasiswa profesi akan mengambil atau meminta bahan untuk melakukan suatu tindakan perawatan dan ternyata bahan yang harus diaplikasikan tidak tersedia maka perawatan yang seharusnya dilakukan menjadi tertunda karena kesalahan dari RSGM yang tidak memeriksa perlengkapan yang sudah habis. Kendala seperti ini sedikit menjadi keluhan beberapa mahasiswa yang mengejar waktu karena pasien nya yang mempunyai kegiatan lain setelah dilakukan perawatan.

5). FaktorRequirement

Sebanyak 23 (69 %) setuju dengan requirementscalling harus kontrol merupakan faktor penghambatdikarenakan perawatan scalling gigi pada pasien yang mengharuskan pasien kembali untuk kontrol sehingga bisa disebut sebagai 1 requirement. Pasien tidak semua nya akan kembali kontrol setelah dilakukan perawatan dengan berbagai macam alasan sehingga dengan adanya requirement seperti ini sangat membuang waktu dan tenaga.


(64)

Requirement yang dirasa terlalu banyak adalah orthodontia karena harus mencari pasien yang ingin selalu datang kontrol dikarenakan perawatan orthodontia adalah perawatan yang multi kunjungan untuk mendapatkan pergerakan gigi. Faktor khusus yang mempunyai prosentase sebanyak 21 (63 %) adalah follow up yang dirasa oleh mahasiswa profesi sebagai persayaratan memenuhi 1 requirement yang sangat membuang waktu, dengan alasan harus menulis ulang semua hasil perawatan pada kertas adalah sesuatu hal yang sangat tidak canggih di zaman yang modern ini.


(65)

3. Diagram Hasil Analisis Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Profesi di RSGM UMY.

Diagram hasil analisis faktor penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Diagram Faktor Penghambat Ketepatan Kelulusan Pasien

Requiremen

SIM Biaya

Masalah Pribadi

Fasilitas

Dosen

Tidak bisa mengerjaka n pasien Biaya

Menikah Malas

Tidak memenuhi requirement

SIM di

PSA dan Ortho

Lama menunggu Proses jadi panjang

Datang telat dan sibuk Manajemen kursi gigi

Perawatan mahal

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Requirement terlalu

Faktor

penghambat Kasu

s GTC dan PSA

Pasien menunggu lama, jera dan tidak


(66)

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY yang paling banyak adalah faktor pasien, dosen, fasilitas, requirement, SIM, Biaya dan masalah pribadi.

2. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor dosen adalah dosen datang terlambat dan dosen jarang ditempat. Keterlambatan dosen terjadi karena banyak hal yaitu dikarenakan selain dosen mendapatkan tugas jaga di RSGM, sebagian dosen juga mempunyai tanggung jawab di terpadu misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial ataupun mengerjakan tugas lainnya diterpadu, serta dosen pergi ke kantin sebelum waktunya. Keterlambatan kedatangan dosen berakibat pula pada pasien yang lama menunggu sehingga mahasiswa profesi tidak bisa mengerjakan perawatan pada pasien.

3. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktorpasien adalah pasien tidak datang kontrol dan kesulitan mencari pasien. Pasien sering merasa tidak nyaman karena menunggu lama untuk mendapatkan suatu tindakan sehingga pasien jera. Menunggu lama yang disebabkan karena dosen yang datang terlambat atau dosen mempunyai kegiatan lain. SIM


(68)

yang menyebabkan pasien menjadi menunggu lama sehingga pasien pun akan merasa jera dan tidak mau datang lagi ke RSGM.

4. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor fasilitas adalah Mahasiswa harus bergantian menggunakan kursi gigi dan juga harus membuat jadwal pemakaian kursi supaya tidak bersamaan dalam mendatangkan pasien serta mengerjakan pasien. Manajemen dari mahasiswa yang harus baik untuk pembagian waktu bergantian kursi gigi.

5. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor requirement adalah requirement orthodontia dan PSA yang terlalu banyak dan dari perawatan ortho harus mendatangkan pasien sebanyak 20 kali untuk kontrol dengan biaya perawatan yang mahal. PSA juga termasuk perawatan yang mahal dan harus mendatangkan berkali-kali pasien untuk tahapan perawatannya. Perawatan yang mahal bisa berdampak juga pada mahasiswa profesi yaitu tidak bisa mengerjakan pasien serta tidak bisa memenuhi requirement.

6. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor SIM adalah SIM di log sehingga tidak bisa kerja pasien. Proses yang panjang berakibat kepada pasien karena pasien akan menunggu lama sampai mahasiswa profesi menyelesaikan tahapan untuk mengerjakan pasien. Mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di FO maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebut akan di log sampai mahasiswa profesi bisa membayar tagihan.


(69)

7. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor biaya adalah harga perawatan mahal. Tidak semua harga perawatan mahal tetapi ada beberapa harga perawatan yang sangat mahal yaitu untuk perawatan gigi tiruan lepasan dan orthodontia yang menghabiskan banyak biaya. mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di FO maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebut akan di log sampai mahasiswa profesi bisa membayar tagihan. Faktor biaya ini sangat berkaitan pada masalah pribadi yaitu menikah dimana apabila sudah menikah harus mengatur keangan antara membayar perawatan pasien dengan kebutuhan rumah tangganya.

8. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor masalah pribadi adalah adanya rasa malas. Responden setuju dengan masalah pribadi sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Rasa malas, kurangnya semangat dan kurangnya motivasi yang menjadi faktor internal di masing-masing responden. Pada saat mahasiswa profesi sedang semangat untuk mengerjakan pasien sementara pasien atau dosen tidak bisa datang sesuai yang direncanakan mahasiswa profesi maka timbul rasa malas serta pasrah karena keadaan yang membuat mereka semakin merasa malas. Masalah pribadi dari mahasiswa yang sudah menikah juga berpengaruh karena akan berdampak puka pada biaya kemudian apabila SIM di log mahasiswa tidak bisa mengerjakan pasien dan requirement pun tidak terpenuhi.


(70)

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian adalah: 1. Bagi RSGM UMY

a. Perlu meningkatkan kedisiplinan dosen sehingga datang dan pulang tepat waktu sehingga mahasiswa profesi bisa mengerjakan pasien sesuai dengan jadwal jaga dosen.

b. Perlu adanya evaluasi kembali terhadap requirement PSA dan orthodontia.

c. Perlu adanya evaluasi kembali terhadap Proses SIM yang panjang sehingga bisa lebih memudahkan dalam pengerjaan pasien.

d. Perlu adanya public hearing sebagai sarana untuk mendengarkan keluhan, kesulitan serta alternatif solusi masalah yang dialami mahasiswa profesi.

2. Bagi mahasiswa profesi

Perlu peningkatan semangat serta motivasi sehingga bisa mengejar terget supaya cepat lulus.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian analitik tentang faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan dari tiap faktor penghambat tersebut.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Barr, H. (2009). Interprofessional Educations. Dalam R. M. John A. Dent, A Practical Guide For Medical Teachers. 3rd Ed, London: Elsevier.

Cooke. (2010). Educating physicians: a call for reform of medical school and residency. San Fransisko: Jossey Bass.

Cholerton.S. dan Jordan.R.(2005).Core Curriculum and Student-Selected Components. Dalam R. M. John A. Dent, A Practical Guide For Medical Teacher. London: Elsevier.

Djaelani A. R. (2013). Tehnik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. FPTK IKP Veteran Semarang.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2011). Draft Naskah Akdemik Revisi Standar Pendidikan Dokter Gigi Indonesia.

Dent dan Harden. (2006). A Practical Guide For Medical Teacher. London: Elsevier.

Harden dan Laidlaw. (1992). Independent Learning. Dalam R. M. John A. Dent, A Practical Guide For Medical Teacher. London: Elsevier.

KKI. (2012). Standar Kompetensi Dokter Gigi. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Lehoux P., Blake P. dan Daudelin, G. (2006).Focuse group reaserch and “the patient’s view”.Social Science and Medicine, 63, 2091-2014

Norman dan Schmidt.(2000).Problem Base Learning. Dalam R. M. John A. Dent, A practical Guide For Medical Teacher. London: Elsevier.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.(2014). Standar Nasional Pendidikan Tinggi 2014. Jakarta.

Prayitna, Anang. (2014). Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Kerja Mahasiswa Profesi di RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.Karya tulis ilmiah strata satu. Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi UMY (2012). Buku Panduan Akademik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Prideaux, D. (2009). Integrated Learning. In J. A. Harden, A Practical Guide for Medical Teacher. London: Elsevier.


(72)

Siswanto dan Sampurno. (2015). Faktor-Faktor Penghambat Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Pendidikan Otomotif FT UNY. Jurnal Taman Vokasi. Vol. 3 No. 3

Smith S.R. (2006). Outcome – Based Learning. Dalam Dent J.A. dan Harden R.M. (2006).A Practical Guide For Medical Teachers. 2nd Ed. London.Elsevier.

Smith S.R. (2003).Outcome-based curriculum. Dalam R. M. John A. Dent, A Practical Guide For Medical Teacher. London: Elvesier.

Undang-Undang Republik Indonesia.(2013).Pendidikan Kedokteran No 20 pasal 37. Jakarta.


(73)

(1)

kontrol. Kontrol dari sebuah perawatan merupakan hal penting karena menyangkut dari terpenuhi nya sebuah requirement apabila pasien tidak datang untuk kontrol setelah perawatan maka tidak disebut sebagai requirement. Sebanyak 18 responden berjenis kelamin perempuan menyebutkan faktor pasien dan 10 laki-laki menyebutkan faktor pasien dari 28 responden.

Ketidakcocokan antara pasien dengan operator terkadang yang membuat pasien tidak ingin datang lagi atau karena pasien menunggu lama untuk dilakukan tindakan. Kesulitan dalam mencari pasien sebanyak 25 (75 %) juga menjadi salah satu faktor penghambat khusus yang banyak sehingga membuat mahasiswa profesi tidak bisa bekerja untuk memenuhi requirementsehingga tertundalah kelulusan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat.

2). Faktor Dosen

Sebanyak 30 (90%) responden setuju dengan faktor dari dosen jarang ditempat sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan.Alasan dari jarangnya dosen berada ditempat terkadang dosen harus mengikuti rapat, undangan dan acara lainnya yang tidak terduga sehingga kewajiban di RSGM terpaksa ditinggalkan untuk mengikuti sebuah kegiatan tersebut. Mahasiswa harus meminta persetujuan dari dosen untuk segala tindakan perawatan yang akan dilakukan tapi kendalanya adalah dosen sering tidak ditempat, dosen sering datang tidak tepat waktu, dosen sering pulang sebelum waktunya dan dosen terkadang membatalkan jadwal jaga karena ada rapat yang mendadak sehingga mahasiswa profesi yang sudah membawa pasien untuk indikasi merasa kecewa karena sudah mengatur jadwal pasien dengan dosen.

Keterlambatan kedatangan dosen menjadi faktor penghambat sebanyak 32 (96 %) dikarenakan selain dosen mendapatkan tugas jaga di RSGM, sebagian


(2)

dosen juga mempunyai tanggung jawab di terpadu. Kegiatan dosen diterpadu misalnya harus mengisi kuliah, menjadi tutor saat tutorial ataupun mengerjakan tugas lainnya sehingga terkadang kedatangan dosen ke RSGM sering terlambat dan menyebabkan mahasiswa merasa tidak nyaman.

3). Faktor SIM

Sebanyak 28 (84 %) responden setuju dengan faktor SIM sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Faktor penghambat khusus yaitu SIM di log sehingga mahasiswa profesi tidak bisa kerja pasien menjadi faktor penghambat yang tertinggi dikarenakan pada saat mahasiswa profesi mempunyai hutang di Front Office (FO) maka secara otomatis SIM mahasiswa tersebt akan di log sampai mahasiswa profesi bisa membayar tagihan. Sistem yang membuat mahasiswa profesi merasa terlalu panjangg dengan prosentase sebanyak 20 (60 %) sehingga harus bolak balik FO untuk meminta persetujuan untuk sebuat tindakan perawatan dinilai sedikit membuat mahasiswa kewalahan.

Beberapa dosen terkadang tidak tahu dengan adanya sistem yang mengharuskan mahasiswa profesi bolak-balik untuk mendapatkan persetujuan serta nilai. Sistem yang selalu diperbaharui tetapi tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada dosen sehingga beberapa dosen tidak tahu dengan adanya aturan baru yang mengharuskan mahasiswa bolak-balik untuk menyelesaikan perawatan.

4). Faktor Fasilitas

Sebanyak 28 (84 %) setuju dengan faktor fasilitas sebagai faktor yang menghambat ketepatan kelulusan. Kursi gigi merupakah salah satu fasilitas yang dikeluhkan mahasiswa profesi sebagai penghambat karena harus bergantian secara beramai-ramai. Satu kursi gigi untuk 12 orang sangatlah tidak efektif karena harus mengatur jadwal terlebih dahulu bersama mahasiswa profesi lainnya dan pada


(3)

waktu yang sudah ditentukan terkadang jam tersebut adalah jam dimana pasien berhalangan hadir karena alasan kuliah kerja serta ada keperluan lain.

Lima responden lainnya tidak setuju apabila kursi gigi sebagai faktor yang menghambat karena mereka berfikir bahwa RSGM sudah memeberikan mereka waktu selama 2 tahun untuk dalam 1 kursi terdiri dari 2 orang tetapi, karena mahasiswa yang tidak mengejar terget dan sering tidak mempunyai pasien maka waktu selama 2 tahun yang diberikan dibuang sia-sia. Mahasiswa profesi beranggapan bahwa ini adalah resiko bagi mereka yang terlamat lulus sehingga tidak ada masalah apabila harus mengatur jadwal untuk pembagian jam kursi gigi.

Kehabisan bahan di RSGM juga menjadi faktor penghambat sebanyak 17 (51 %) dimana pada saat mahasiswa profesi akan mengambil atau meminta bahan untuk melakukan suatu tindakan perawatan dan ternyata bahan yang harus diaplikasikan tidak tersedia maka perawatan yang seharusnya dilakukan menjadi tertunda karena kesalahan dari RSGM yang tidak memeriksa perlengkapan yang sudah habis. Kendala seperti ini sedikit menjadi keluhan beberapa mahasiswa yang mengejar waktu karena pasien nya yang mempunyai kegiatan lain setelah dilakukan perawatan.

5). FaktorRequirement

Sebanyak 23 (69 %) setuju dengan requirementscalling harus kontrol merupakan faktor penghambatdikarenakan perawatan scalling gigi pada pasien yang mengharuskan pasien kembali untuk kontrol sehingga bisa disebut sebagai 1 requirement. Pasien tidak semua nya akan kembali kontrol setelah dilakukan perawatan dengan berbagai macam alasan sehingga dengan adanya requirement seperti ini sangat membuang waktu dan tenaga.


(4)

Requirement yang dirasa terlalu banyak adalah orthodontia karena harus mencari pasien yang ingin selalu datang kontrol dikarenakan perawatan orthodontia adalah perawatan yang multi kunjungan untuk mendapatkan pergerakan gigi. Faktor khusus yang mempunyai prosentase sebanyak 21 (63 %) adalah follow up yang dirasa oleh mahasiswa profesi sebagai persayaratan memenuhi 1 requirement yang sangat membuang waktu, dengan alasan harus menulis ulang semua hasil perawatan pada kertas adalah sesuatu hal yang sangat tidak canggih di zaman yang modern ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor penghambat ketepatan kelulusan mahasiswa profesi di RSGM UMY yang paling banyak adalah faktor pasien, dosen, fasilitas, requirement, SIM, Biaya dan masalah pribadi.

2. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor dosen adalah dosen datang terlambat dan dosen jarang ditempat.

3. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktorpasien adalah pasien tidak datang kontrol dan kesulitan mencari pasien

4. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor fasilitas adalah Mahasiswa harus bergantian menggunakan kursi gigi dan juga harus membuat jadwal pemakaian kursi supaya tidak bersamaan dalam mendatangkan pasien serta mengerjakan pasien

5. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor requirementadalah requirement orthodontia dan PSA yang terlalu banyak


(5)

6. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor SIM adalah SIM di log sehingga tidak bisa kerja pasien.

7. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor biaya adalah harga perawatan mahal.

8. Faktor penghambat ketepatan kelulusan dari faktor masalah pribadi adalah adanya rasa malas

SARAN

Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian adalah: 1. Bagi RSGM UMY

a. Perlu meningkatkan kedisiplinan dosen sehingga datang dan pulang tepat waktu sehingga mahasiswa profesi bisa mengerjakan pasien sesuai dengan jadwal jaga dosen.

b. Perlu adanya evaluasi kembali terhadap requirement PSA dan orthodontia. c. Perlu adanya evaluasi kembali terhadap Proses SIM yang panjang sehingga

bisa lebih memudahkan dalam pengerjaan pasien.

d. Perlu adanya public hearingsebagai sarana untuk mendengarkan keluhan, kesulitan serta alternatif solusi masalah yang dialami mahasiswa profesi. 2. Bagi mahasiswa profesi

Perlu peningkatan semangat serta motivasi sehingga bisa mengejar terget supaya cepat lulus.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian analitik tentang faktor-faktor yang menghambat ketepatan kelulusan dari tiap faktor penghambat tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cooke. (2010). Educating physicians: a call for reform of medical school and residency. San Fransisko: Jossey Bass.

Cholerton.S. danJordan.R.(2005).Core Curriculum and Student-Selected Components. Dalam R. M. John A. Dent, A Practical Guide For Medical Teacher. London: Elsevier.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2011). Draft Naskah Akdemik Revisi Standar Pendidikan Dokter Gigi Indonesia.

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi UMY (2012). Buku Panduan Akademik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia.(2013).Pendidikan Kedokteran No 20 pasal 37. Jakarta.