TA : Rancang Bangun Pelaporan Kehadiran Menggunakan Data Mart di PSDM Stikom Surabaya.
RANCANG BANGUN PELAPORAN KEHADIRAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PSDM STIKOM SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
IRMA ADELINE PRAYOGIANTO 07410100032
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
viii
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Data dan Informasi ... 6
2.2 Sistem Informasi ... 6
2.3 Data Warehouse... 6
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse ... 7
2.3.2 Arsitektur Data Warehouse ... 8
2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse ... 9
2.3.4 Model Multidimensional ... 10
2.3.5 Konsep Staging Area ... 13
(3)
ix
2.5 Sistem Informasi Eksekutif ... 16
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 18
2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 19
2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan ... 20
2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen ... 21
2.8 Grafik ... 22
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem ... 23
2.10 Testing dan Implementasi Sistem ... 25
2.10.1 White Box Testing ... 25
2.10.2 Black Box Testing ... 25
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27
3.1 Analisis Sistem... 27
3.1.1 Wawancara ... 28
3.2 Perancangan Sistem ... 30
3.2.1 Analisa Kebutuhan ... 31
3.2.2 System Flow ... 34
3.2.3 Data Flow Diagram ... 36
3.2.4 Proses Membuat Cube ... 39
3.3 Desain Input Output ... 52
3.3.1 Form Login ... 52
3.3.2 Form Utama... 53
(4)
x
3.3.6 Kegunaan Output ... 80
3.4 Desain Uji Coba ... 81
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 87
4.1 Kebutuhan Sistem ... 87
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 87
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 87
4.2 Implementasi ... 88
4.2.1 Pemetaan Data Warehouse... 88
4.2.2 Struktur Tabel Dimensi ... 93
4.2.3 Struktur Data mart ... 97
4.2.4 Form Login ... 99
4.2.5 Halaman Utama ... . 100
4.2.6 Form Konfigurasi Data... 101
4.2.7 Form Manajemen Pengguna ... 103
4.2.8 Form Laporan Presensi Individu Karyawan... 104
4.2.9 Form Laporan Presensi Individu Dosen ... 105
4.2.10 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian. ... 107
4.2.11 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109
4.2.12 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Untuk PSDM. ... 111
(5)
xi
4.2.15 Form Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 115
4.2.16 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 116
4.2.17 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 120
4.2.18 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 124
4.2.19 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif .... 128
4.2.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif.... 132
4.2.21 Form Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 136
4.2.22 Menu Cetak Laporan ... 140
4.3 Evaluasi ... 154
BAB V PENUTUP ... 161
5.1 Kesimpulan ... 161
5.2 Saran ... 161
DAFTAR PUSTAKA ... 163
BIODATA PENULIS ... 165
(6)
xii
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse ... 9
Tabel 2.2 Perbedaan Data Warehouse dan Data Mart Menurut Ponniah ... 15
Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse dan Data Mart Menurut Tsai ... 15
Tabel 3.1 Pemilihan Tabel Fakta Dan Tabel Dimensi ... 40
Tabel 3.2 Pemetaan Dim_Karyawan... 41
Tabel 3.3 Pemetaan Dim_Status ... 42
Tabel 3.4 Pemetaan Dim_Jabatan ... 43
Tabel 3.5 Pemetaan Dim_Bagian ... 43
Tabel 3.6 Pemetaan Dim_Mata_Kuliah ... 44
Tabel 3.7 Pemetaan Dim_Semester ... 44
Tabel 3.8 Pemetaan Dim_Prodi ... 44
Tabel 3.9 Dim_Bagian ... 46
Tabel 3.10 Dim_Jabatan... 46
Tabel 3.11 Dim_Status ... 47
Tabel 3.12 Dim_Karyawan ... 47
Tabel 3.13 Dim_Mata_Kuliah ... 48
Tabel 3.14 Dim_Semester ... 48
Tabel 3.15 Dim_Prodi ... 49
Tabel 3.16 Kegunaan Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 64
Tabel 3.17 Kegunaan Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 67
(7)
xiii
Tabel 3.21 Kegunaan Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif ... 78
Tabel 3.22 Desain Uji Coba ... 81
Tabel 4.1 Uji Coba Login ... 100
Tabel 4.2 Uji Coba Konfigurasi Data ... 101
Tabel 4.3 Uji Coba Manajemen Pengguna ... 102
Tabel 4.4 Uji Coba Laporan Presensi Individu ... 103
Tabel 4.5 Uji Coba Laporan Presensi Individu Dosen ... 105
Tabel 4.6 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian ... 107
Tabel 4.7 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109
Tabel 4.8 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan untuk PSDM ... 111
Tabel 4.9 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 113
Tabel 4.10 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 114
Tabel 4.11 Uji Coba Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 115
Tabel 4.12 Uji Coba Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 117
Tabel 4.13 Uji Coba Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 121
Tabel 4.14 Uji Coba Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 125
Tabel 4.15 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif ... 129
Tabel 4.16 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 133
Tabel 4.17 Uji Coba Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 137
(8)
(9)
xv
Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data
Marts... 9
Gambar 2.2 Skema Bintang ... 11
Gambar 2.3 Skema Snowflake... 11
Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data Mart ... 16
Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data Mart ... 16
Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... 24
Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian ... 27
Gambar 3.2 Flowchart Proses Pembuatan Laporan Saat Ini ... 29
Gambar 3.3 Proses Pelaporan Presensi Karyawan. ... 31
Gambar 3.4 System Flow ... 35
Gambar 3.5 Context Diagram ... 37
Gambar 3.6 DFD Level 0 Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan ... 38
Gambar 3.7 Proses ETL ... 39
Gambar 3.8 Form Login ... 52
Gambar 3.9 Form Utama ... 53
Gambar 3.10 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 54
Gambar 3.11 Form Laporan Presensi Individu Dosen... 54
Gambar 3.12 Form Laporan Jam Mengajar Individu Dosen ... 55
Gambar 3.13 Form Laporan Presensi Karyawan Dalam Bagian ... 55
Gambar 3.14 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 56
Gambar 3.15 Form Laporan Presensi Bulanan Untuk PSDM ... 56
(10)
xvi
Gambar 3.19 Form Presensi Dosen Untuk PSDM ... 58
Gambar 3.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 59
Gambar 3.21 Form Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif... 60
Gambar 3.22 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 60
Gambar 3.23 Form Laporan Absen Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 61
Gambar 3.24 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif... 62
Gambar 3.25 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63
Gambar 3.26 Form Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63
Gambar 3.27 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 65
Gambar 3.28 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 66
Gambar 3.29 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Gambar 3.30 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 67
Gambar 3.31 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 68
Gambar 3.32 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 69
Gambar 3.33 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
Gambar 3.34 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 70
(11)
xvii
Gambar 3.36 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan
Bagian ... 71
Gambar 3.37 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72
Gambar 3.38 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 72
Gambar 3.39 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 73
Gambar 3.40 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 74
Gambar 3.41 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 74
Gambar 3.42 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
Gambar 3.43 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 76
Gambar 3.44 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Semester ... 77
Gambar 3.45 Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Program Studi ... 77
Gambar 3.47 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 79
Gambar 3.48 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Prodi ... 79
Gambar 4.1 Pemetaan Tabel Dim_Karyawan ... 89
Gambar 4.2 Pemetaan Tabel Dim_Status... 89
Gambar 4.3 Pemetaan Tabel Dim_Jabatan ... 90
Gambar 4.4 Pemetaan Tabel Dim_Bagian ... 90
(12)
xviii
Gambar 4.8 Pemetaan Tabel Fakta_Absen ... 92
Gambar 4.9 Pemetaan Tabel Fakta_Mengajar ... 93
Gambar 4.10 Dim_Bagian ... 93
Gambar 4.11 Dim_Jabatan ... 94
Gambar 4.12 Dim_Status ... 94
Gambar 4.13 Dim_Karyawan ... 95
Gambar 4.14 Dim_Mata_Kuliah ... 95
Gambar 4.15 Dim_Semester ... 96
Gambar 4.16 Dim_Prodi ... 96
Gambar 4.17 Dim_Waktu (Time) ... 97
Gambar 4.18 Cube Absen ... 98
Gambar 4.19 Cube Mengajar ... 99
Gambar 4.20 Form Login ... 99
Gambar 4.21 Login Gagal ... 100
Gambar 4.22 Halaman Utama Pengguna Eksekutif ... 101
Gambar 4.23 Proses Konfigurasi Data ... 102
Gambar 4.24 Proses Konfigurasi Data Sukses ... 102
Gambar 4.25 Form Manajemen Pengguna ... 103
Gambar 4.26 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 104
Gambar 4.27 Form Laporan Presensi Individu Karyawan Berdasarkan Status Presensi ... 104
(13)
xix
Gambar 4.30 Form Pemeriksaan Nama Karyawan Pada Laporan Presensi
Karyawan Dalam Bagian ... 108
Gambar 4.31 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian .... 109
Gambar 4.32 Warning Form Laporan Mengajar Dosen ... 110
Gambar 4.33 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 111
Gambar 4.34 Form Laporan Presensi Bulanan Karyawan dan Dosen ... 112
Gambar 4.35 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen ... 113
Gambar 4.36 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 114
Gambar 4.37 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 115
Gambar 4.38 Form Laporan Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 116
Gambar 4.39 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1... 118
Gambar 4.40 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2... 118
Gambar 4.41 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3... 119
Gambar 4.42 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4... 119
Gambar 4.43 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 5... 120
Gambar 4.44 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 122
Gambar 4.45 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 122
Gambar 4.46 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 123
Gambar 4.47 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 123
Gambar 4.48 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 124
(14)
xx
Gambar 4.51 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 127 Gambar 4.52 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 127 Gambar 4.53 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 128 Gambar 4.54 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 130 Gambar 4.55 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 130 Gambar 4.56 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 131 Gambar 4.57 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 131 Gambar 4.58 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 132 Gambar 4.59 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 1 ... 134 Gambar 4.60 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 2 ... 134 Gambar 4.61 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 3 ... 135 Gambar 4.62 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 4 .... 135 Gambar 4.63 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 5 ... 136 Gambar 4.64 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 1 ... 138 Gambar 4.65 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 2 ... 138 Gambar 4.66 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 3 ... 139 Gambar 4.67 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 4 ... 139 Gambar 4.68 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
(15)
xxi
Berdasarkan Tahun ... 147
Gambar 4.71 Laporan Absen Karyawan Berdasarkan Tahun ... 147
Gambar 4.72 Laporan Jam Kerja Seluruh Karyawan Berdasarkan Tahun ... 148
Gambar 4.73 Laporan Jam Mengajar Seluruh Dosen Berdasarkan Tahun ... 148
Gambar 4.74 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Berdasarkan Tahun ... 149
Gambar 4.75 Laporan Rekapitulasi Presensi Individu Karyawan ... 151
Gambar 4.76 Laporan Rekapitulasi Jam Kerja Individu Karyawan ... 151
Gambar 4.77 Laporan Rekapitulasi Presensi Bagian ... 152
Gambar 4.78 Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 152
Gambar 4.79 Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Berdasarkan Prodi ... 153
Gambar 4.80 Laporan Pertemuan Mengajar Individu Dosen ... 153
(16)
xxii
Lampiran 1. Surat Keterangan ... 166
Lampiran 2. Evaluasi Pelaporan Presensi Karyawan ... 167
Lampiran 3. Laporan Rekapitulasi Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 171
(17)
1
1.1Latar Belakang Masalah
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya sebagai sebuah organisasi pendidikan, tentu saja ingin menjadi organisasi yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya dari STIKOM Surabaya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.
Bagian pengembangan sumber daya manusia (PSDM) STIKOM sebagai bagian yang bertugas untuk mengatur tentang sumber daya manusia, telah melakukan fungsi-fungsi dari manajemen sumber daya manusia, yang meliputi seleksi karyawan, mengevaluasi dan melakukan penilaian kinerja karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan, serta mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi karyawan, yang diantaranya adalah presensi karyawan.
Faktor kehadiran atau presensi karyawan menjadi salah satu poin untuk mendukung fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia. Laporan presensi karyawan sendiri dapat membantu bagian PSDM dalam mengevaluasi kehadiran karyawan dan melakukan penilaian kinerja karyawan. Tidak hanya itu, presensi karyawan juga dapat menentukan reward yang diterima oleh karyawan tiap periodenya.
Untuk memenuhi tugas administratifnya, bagian PSDM membuat pelaporan presensi karyawan yang ditujukan kepada eksekutif dan pejabat
(18)
struktural organisasi pada setiap periode pelaporan. Proses pelaporan saat ini telah menggunakan sistem terkomputerisasi. Sistem pelaporan ini mengandalkan data transaksional yang diambil langsung dari database sistem informasi PSDM STIKOM.
Laporan yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk mengetahui data transaksional harian, bulanan dan tahunan, namun pelaporan ini belum dapat menampilkan laporan yang bersifat historical dan harus diolah lagi sehingga laporan dapat tertata dengan rapi dan dapat dilihat dari berbagai kriteria. Untuk tujuan evaluasi presensi, penilaian kinerja, hingga proses pengambilan keputusan, dibutuhkan informasi yang bersifat historical, detil, dan bersifat analisis (banyak kriteria yang mempengaruhi), sehingga laporan presensi ini belum dapat digunakan secara maksimal oleh eksekutif dan juga bagian PSDM, untuk melakukan evaluasi presensi karyawan dan mendukung penilaian kinerja karyawan.
Melihat kebutuhan PSDM terhadap laporan yang bersifat historical, maka konsep data mart diterapkan dalam pembuatan laporan presensi karyawan. Data mart adalah metode pengolahan data yang dibuat untuk mendukung kebutuhan analisa tertentu dari sebuah departemen secara khusus. Dengan menggunakan konsep data mart, data transaksional presensi karyawan akan dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kriteria yang akan digunakan, kemudian data tersebut dihitung sehingga menghasilkan nilai ringkasan presensi karyawan untuk jangka waktu yang cukup banyak. Laporan yang dihasilkan dari pengolahan data mart sudah berupa ringkasan, sehingga akan memudahkan pengguna dalam proses penilaian kinerja dan pengambilan keputusan. Meskipun sudah berupa ringkasan,
(19)
data didalam laporan tersebut dapat didetilkan ke laporan atau data yang lebih spesifik. Data mart juga memudahkan pengguna untuk melihat laporan dari berbagai kriteria yang dapat membantu dalam proses analisa terhadap suatu masalah.
Pengolahan presensi karyawan menggunakan data mart, dapat membantu bagian PSDM dan eksekutif untuk memperoleh informasi presensi karyawan secara keseluruhan, dalam bagian, presensi karyawan dan laporan jam kerja karyawan. Demikian pula untuk mendukung proses analisa data, mengevaluasi dan menilai kinerja karyawan, serta pengambilan keputusan, sistem dapat menghasilkan informasi yang memiliki nilai prosentase, bersifat historical dan dapat didetilkan.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana merancang pelaporan kehadiran menggunakan data mart di PSDM STIKOM Surabaya
1.3Batasan Masalah
Batasan dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini hanya mengacu pada pelaporan presensi karyawan, jam kerja karyawan, jam mengajar dosen, dan presensi pertemuan mengajar dosen. 2. Pelaporan untuk eksekutif pada sistem pelaporan ini tidak dapat dikategorikan
sebagai sistem informasi eksekutif secara khusus, karena pelaporan ini hanya dapat memenuhi tiga karakteristik dari sistem informasi eksekutif, yaitu :
(20)
konsep penyaringan data, analisa drilldown, serta menggunakan grafik, teks, dan tabel dalam penyajian laporan.
3. Tidak membahas penilaian kinerja. 4. Sistem ini berbasis desktop.
5. Database yang digunakan adalah SQL Server 2008. 6. Tidak membahas masalah jaringan dan keamanan data.
1.4Tujuan
Membuat pelaporan presensi karyawan menggunakan data mart di PSDM STIKOM Surabaya
1.5Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, meliputi : data dan informasi, sistem informasi, data warehouse, data mart, grafik, sistem informasi eksekutif, manajemen sumber daya manusia, kehadiran karyawan dan dosen, analisis dan perancangan sistem, testing dan implementasi sistem.
(21)
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian sistem terdiri dari : analisis masalah, analisa kebutuhan, perancangan sistem, desain input output, rancangan uji coba sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan meliputi : implementasi sistem yang terdiri dari : kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, dan implementasi sistem yang meliputi pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari sistem dan saran untuk pengembangan sistem.
(22)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Data dan Informasi
Menurut Fatansyah (2007), data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Data itu sendiri relatif tidak berarti bagi pengguna sebelum diolah menjadi sebuah informasi. Menurut McLeod (2001), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
2.2 Sistem Informasi
Menurut Hall (2007), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer di dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai (Bodnar, 1996). Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.
2.3 Data Warehouse
Data warehouse adalah dasar dari analisa yang kuat. Data warehouse mendukung pengambilan keputusan dengan membantu manager dan analis untuk menguji data dan menghasilkan analisa yang kuat dengan mudah dan cepat (Bukhbinder, 2005).
Menurut Simarmata (2007), data warehouse merupakan penyimpanan fisik di mana data relasional diatur khusus untuk menyediakan data bersih dalam
(23)
format terstandarisasi. Data-data yang tersimpan tersebut dapat digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang (Nugroho, 2004).
Data warehouse adalah database relasional yang dirancang untuk query dan analisis, bukan untuk proses transaksi. Data warehouse biasanya berisi data historis yang berasal dari data transaksi, tetapi juga dapat berisi data dari luar transaksi. Data warehouse memisahkan proses analisis dan transaksional. Tidak menutup kemungkinan juga dapat menggabungkan banyak data dari berbagai sumber di dalam organisasi (Lane, 2014).
Beberapa dari pengertian tentang data warehouse diatas, dapat disimpulkan ke dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Data warehouse mengandung banyak data. Beberapa data berasal dari data transaksional di dalam organisasi. Beberapa dari data tersebut berasal dari luar organisasi.
2. Data warehouse dibuat untuk memfasilitasi kegunaan data untuk tujuan pembuatan keputusan.
3. Data warehouse menyediakan sarana sehingga pengguna dapat mengakses data.
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse
Menurut Inmon (2005) dan Mallach (2000), data warehouse adalah data yang bersifat subject-oriented (berorientasi subyek), integrated (terintegrasi), non-volatile (tidak dapat berubah), dan time variant (variasi waktu) untuk mendukung keputusan manajemen.
(24)
1. Subject-oriented berarti data dikelompokan menjadi topik-topik utama dari bisnis yang berjalan. Menurut Subhan (2003), subject-oriented juga berarti data warehouse berfokus pada model dan analisis pada data untuk membuat keputusan. Serta untuk menghindari data yang tidak berguna untuk mengambil suatu keputusan.
2. Integrated berarti data disimpan sebagai satu unit khusus. Sedangkan menurut Subhan (2003), integrasi berarti dibangun dari data-data transaksional yang berbeda. Data yang tersimpan memiliki suatu penamaan yang konsisten serta memiliki karakteristik yang berhubungan (Simarmata, 2007). Sementara menurut Humphries (1999), isi data pada data warehouse tidak hanya berdasarkan data transaksional saja, tetapi juga sangat memungkinkan jika data berasal dari luar.
3. Nonvolatile berarti data tidak dapat berubah terus menerus, tetapi kita dapat menambahkan data baru tanpa menghapus data lama yang ada.
4. Time variant berarti data dapat dilihat dari dimensi waktu. Jadi segala perubahan dari waktu ke waktu dapat dipelajari. Menurut Simarmata (2007) time variant berarti, data yang tersimpan mengandung dimensi waktu yang mungkin digunakan sebagai rekaman bisnis untuk tiap waktu tertentu.
2.3.2 Arsitektur Data Warehouse
Menurut Lane (2003), arsitektur data warehouse sangat bergantung dari situasi spesifik dari perusahaan atau organisasi. Ada beberapa arsitektur data warehouse yang umum digunakan.
1. Arsitektur data warehouse (dasar).
(25)
3. Arsitektur data warehouse (dengan staging area dan data marts).
Pengguna data warehouse dapat menggunakan arsitektur data warehouse dengan staging area dan data mart, untuk mendapatkan informasi tentang bagian atau aspek tertentu pada sebuah bisnis yang berjalan. Arsitektur data warehouse dengan staging area dan data mart dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data Mart
2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse
Dari karakteristik data warehouse pada Sub Bab 2.3.1, maka dapat disimpulkan terdapat beberapa perbedaan dari data transaksional dan data yang dihasilkan dari proses data warehouse. Menurut Ponniah (2001), perbedaan On-line transaction processing atau yang di kenal dengan OLTP (data transaksional) dan data warehouse dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse Characteristics OLTP Systems Data warehouse
Analytical capabilities Very Low Moderate
Data for a single session Very Limited Small to medium size
Response time Very fast Fast to moderate
Data Granularity Detail Detail and summary
Data currency Current Current and historical
Basic motivation Collect and input data Provide information
(26)
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse (Lanjutan)
Characteristics OLTP Systems Data warehouse
Optimization of database
For transaction For Analysis
Update frequency Very frequent Generally read-only Scope of user
interaction
Single transaction Throughout data content
2.3.4 Model Multidimensional
Dalam perancangan sebuah data warehouse, masih banyak yang menggunakan model multidimensional sebagai model perancangan struktur database. Fungsi dari model multidimensional itu sendiri menurut Inmon (2005), menyediakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan organisasi memiliki akses data yang fleksibel, dapat dilihat dari berbagai cara untuk menganalisa ringkasan data hingga detil data. Menurut Ponniah (2007), data mart biasanya tersusun pada multidimensional database.
Terdapat dua pendekatan model dimensional yaitu, skema bintang atau yang biasa dikenal juga dengan star join dan skema snowflake. Dimana pada setiap model dimensional tersebut, terdapat cube, measure, dimension, hierarchies, level, attributes.
A. Skema Bintang
Menurut Lane (2003), skema bintang merupakan skema yang paling sederhana. Pusat dari skema ini adalah tabel fakta yang dikelilingi oleh tabel dimensi. Skema bintang juga bisa terdiri dari satu atau lebih tabel fakta. Walaupun terdapat lebih dari satu tabel fakta, mereka tetap menggunakan tabel dimensi bersama-sama. Gambar 2.2 menunjukkan struktur skema bintang.
(27)
Gambar 2.2 Skema Bintang
B. Skema Snowflake
Menurut Inmon (2005), skema Snowflake tersusun dari tabel fakta yang berjumlah lebih dari satu dan dapat dikombinasikan dengan satu tabel dimensi ataupun lebih. Gambar 2.3 menunjukkan struktur skema snowflake.
Gambar 2.3 Skema Snowflake
C. Cube dan Measurement
Pada Oracle Documentation (2008), cube adalah sekumpulan measure dengan dimensi yang identik dan karakteristik yang berbeda. Menurut Tsai (2007), cube biasanya berkaitan dengan satu fakta. Tabel fakta itu sendiri
(28)
memiliki sebuah kolom yang berisi measurement (biasanya berupa data numeric) dan juga kolom-kolom lain yang memiliki relasi terhadap tabel-tabel dimensi.
Measure mengisi cube dengan fakta bisnis yang berjalan. Nilai dari measurement dipengaruhi oleh tabel dimensi, yang biasanya melibatkan tabel dimensi waktu. Measure bersifat statik dan konsisten, sehingga analis menggunakan measure untuk pendukung keputusan (Oracle Documentation, 2008).
D. Dimensi
Menurut Tsai (2007), dimensi adalah sebuah struktur yang terbuat dari satu hirarki maupun lebih dan digunakan untuk mengkategorikan data. Data dimensi biasanya dikumpulkan di tingkat terendah dan kemudian dikumpulkan ke tingkat yang lebih tinggi. Proses rollup pada tabel dimensi ini kita sebut dengan hirarki.
Tabel dimensi sendiri berarti sebuah tabel relasional yang mengumpulkan semua nilai dari dimensi dalam skema bintang atau snowflake. Tabel dimensi biasanya berisi kolom-kolom untuk level dan attributes (Oracle Documentation, 2008).
D.1 Hirarki
Hirarki adalah cara untuk mengatur data pada tingkatan yang berbeda. Analis menggunakan hirarki untuk melihat data pada satu level tertentu, kemudian dapat melakukan drill-down untuk level yang lebih detil serta dapat melakukan roll-up untuk melihat tingkatan yang lebih tinggi (Oracle Documentation, 2008).
(29)
D.2 Level
Level memperlihatkan posisi dalam hirarki. Cakupan level dimulai dari umum hingga ke hal yang lebih spesifik. Setiap level mengandung nilai-nilai agregat untuk tingkat di bawahnya. Hirarki dan level memiliki hubungan many to many. Sebuah hirarki biasanya mengandung beberapa level, dan single level dapat dimasukkan dalam lebih dari satu hirarki (Oracle Documentation, 2008)
D.3 Attributes
Attributes berisi tentang informasi tambahan tentang data. Beberapa attribute digunakan untuk tampilan. Setiap attributes biasanya berkaitan dengan suatu kolom dalam tabel dimensi.
2.3.5 Konsep Staging Area
Tiga fungsi utama yang perlu dilakukan untuk membuat data siap digunakan pada data warehouse adalah extraction, transformation dan loading. Ketiga fungsi ini terdapat pada staging area.
A. Extraction
Menurut Zulfikar (2010), data extraction adalah proses pengambilan data yang diperlukan dari sumber data warehouse dan selanjutnya dimasukkan pada staging area untuk diproses pada tahap berikutnya. Pada fungsi extraction ini, akan banyak berhubungan dengan berbagai tipe sumber data, format data, mesin yang berbeda, software dan arsitektur yang tidak sama.
B. Transformation
Kebanyakan dari pembuat data warehouse saat ini diperhadapkan dengan ketidak konsistenan data pada sumber data. Terkadang data yang tidak konsisten
(30)
tersebut tidak bisa digunakan. “Transformation is the process of dealing with these inconsistence” (Mallach, 2000).
Dengan proses transformasi data ini, kita melakukan standarisasi terhadap data pada satu format yang konsisten. Beberapa contoh data yang tidak konsisten tersebut dapat diakibatkan oleh tipe data yang berbeda, data length dan lain sebagainya (Zulfikar, 2010).
C. Loading
Menurut Zulfikar (2010), data loading adalah memindahkan data ke data warehouse. Sedangkan menurut Mallach (2000), loading diartikan sebagai proses pemindahan data terakhir ke dalam database. Dimana pemindahan tersebut dipindahkan dari komputer yang mengumpulkan sumber data ke komputer yang akan menyimpan database data warehouse.
2.4 Data mart
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, salah satu konsep yang berhubungan dengan data warehouse adalah data mart. Menurut Mallach (2000), data mart adalah versi kecil dari data warehouse, yang terbatas ruang lingkupnya. Isi dari data mart adalah data-data terpilih dari data warehouse. Setiap data mart disesuaikan dengan aplikasi pendukung pengambilan keputusan tertentu. Jadi sebuah organisasi mungkin memiliki berbagai macam data mart, sebagai contoh : data mart sumber daya manusia, data mart keuangan, dan data mart akademik (Humphries, 1999).
Data mart biasa dibangun dan dikendalikan pada sebuah department tertentu pada perusahaan. Mengingat fokus dari pembuatannya, maka data mart biasanya hanya mengambil data dari beberapa sumber saja (Tsai, 2007).
(31)
2.4.1 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart
Menurut Ponniah (2007) dan Tsai (2007), terdapat perbedaan antara data warehouse dan data mart. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart Menurut Ponniah
Data warehouse Data mart
Corporate/Enterprise-wide Departmental
Union of all data marts A single business process Data received from staging area Star-join (Facts & dimensions)
Structure for corporate view of data Structure to suit the departmental view of data
Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse Dan Data Mart Menurut Tsai
Category Data warehouse Data mart
Scope Corporate Line of Business (LOB)
Subject Multiple Single subject
Data Sources Many Few
Implementation Time Months to years Months
2.4.2 Dependent dan Independent Data mart
Data mart dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan asalnya, data mart yang diambil dari data warehouse dapat disebut sebagai dependent data mart, sedangkan data mart yang diambil langsung dari data operasional disebut sebagai independent data mart (Mallach, 2000).
Menurut Hanifah (2009), dependent data mart (Inmon advocated), data mart dibangun dengan cara extract data dari data warehouse. Dilain pihak pada independent data mart (Kimball advocated) dibangun dengan cara extract langsung data dari berbagai source system. Independent data mart tidak
(32)
tergantung pada pusat penyimpan data seperti data warehouse. Gambar 2.4 menggambarkan arsitektur dependent data mart, sedangkan Gambar 2.5 menggambarkan arsitektur independent data mart.
Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data mart
Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data mart
2.5 Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Kristanto (2003) pada dasarnya tingkatan manajemen dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Manajemen tingkat atas (top level management) yang terdiri dari executive manager yang meliputi direktur utama dan ekskutif lainnya. Manajemen tingkat atas ini membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena dalam
(33)
kesehariannya tugas dari manajemen tingkat atas ini adalah pengarahan dan perencanaan.
2. Manajemen tingkat menengah (middle level management) yang terdiri dari kepala cabang dan kepala divisi lainnya.
3. Manajemen tingkat bawah (lower level management) yang meliputi mandor dan pengawas.
Menurut McLeod (1996), istilah eksekutif sering digunakan untuk menggambarkan seorang manajer pada tingkat atas (strategic planning level). Menurut Robbins (2005), seorang eksekutif memiliki jabatan sebagai wakil presiden eksekutif, presdir pelaksana, CEO, ketua dewan direksi.
Menurut Jogiyanto (2003), sistem informasi eksekutif (SIE) merupakan sistem informasi yang digunakan oleh manajer tingkat atas untuk membantu pemecahan masalah tidak terstruktur (unstructured), tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Sistem informasi eksekutif juga memiliki karakteristik yang khusus, yaitu :
1. Dirancang untuk eksekutif puncak 2. Menggunakan data internal dan eksternal 3. Untuk pemecahan tidak terstruktur
4. Untuk membantu perencanaan dan perumusan stratejik 5. Digunakan secara online oleh eksekutif
6. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menyaring data
7. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menggali data sampai ke data terkecil (drilldown)
(34)
9. Menggunakan teks, grafik dan tabel yang mudah dicerna
Menurut Inmon (2005), proses SIE di desain untuk membantu eksekutif untuk mengambil keputusan. Ada beberapa kegunaan khusus dari sistem informasi eksekutif, yaitu :
1. Analisa dan mendeteksi arah (kecenderungan) 2. Indikator pengukuran dan pelacakan
3. Analisa drilldown 4. Memantau masalah 5. Analisa persaingan
6. Memantau indikator keberhasilan
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis (2000), peran strategis sumber daya manusia menekankan bahwa orang-orang di organisasi adalah sumber daya yang penting dan juga investasi perusahaan yang besar. Menurut Bangun (2000), salah satu sumber daya organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya adalah sumber daya manusia.
Menurut Dessler (1997), manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.
Terdapat 2 fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Bangun (2012), fungsi manajerial dan operasional. Fungsi manajerial mengarah pada fungsi manajemen pada umumnya, yaitu planning, organizing, staffing, actuating,
(35)
controlling. Sedangkan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia sendiri berkaitan dengan pengelolaan manusia dalam organisasi, seperti :
a. Pengadaan b. Pengembangan
c. Pemberian kompensasi d. Pengintegrasian
e. Pemeliharaan
f. Pemisahan tenaga kerja
Dari 6 fungsi operasional manajemen sumber daya manusia, ada 2 poin yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu, pengembangan dan pemberian kompensasi.
2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu fungsi tugas operasional MSDM, adalah pengembangan sumber daya manusia. Menurut Mathis (2002), pengembangan dapat dilihat sebagai pertumbuhan kemampuan yang terjadi, jauh melampaui apa-apa yang dituntut dalam sebuah pekerjaan. Pengembangan sangat menguntungkan bagi organisasi maupun individu, dimana nantinya sebuah organisasi akan layak untuk berkompetisi dan beradaptasi dengan lingkungan yang kompetitif.
Menurut Bangun (2012), PSDM adalah proses dalam melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia termasuk perencanaan dan pengembangan karir, pengembangan manajemen, pengembangan organisasi dan penilaian kinerja.
(36)
Penilaian kinerja merupakan umpan balik dari hasil kerja karyawan. Karyawan dapat menunjukkan kemampuan dan mengurangi kelemahan, sehingga akan diketahui sejauh mana produktivitasnya (Bangun, 2012)
Penilaian kinerja adalah proses menilai kinerja individu dan kelompok dalam organisasi. Sehingga pada prosesnya, penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja. Ada beberapa kemungkinan, antara lain para atasan yang menilai karyawannya dan penilaian karyawan sendiri/diri sendiri.
Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan atas asumsi bahwa atasan langsung adalah orang yang berkualitas untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara realistis, objektif, dan adil. Penilaian diri sendiri dilakukan dalam beberapa kondisi tertentu. Hal ini merupakan alat pengembangan diri yang memaksa karyawan untuk memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan menetapkan tujuan untuk pengembangan (Mathis, 2002).
Menurut Bangun (2012), suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu mengerjakan, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran karyawan.
2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan
Menurut Bangun (2012), kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan kepada perusahaan. Menurut Mathis (2002), kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah, disebut gaji pokok.
Banyak organisasi yang menggunakan dua kategori gaji pokok, harian atau tetap. Gaji harian adalah saran paling umum untuk pembayaran gaji yang
(37)
berdasarkan jumlah waktu kerja. Sementara gaji tetap adalah bayaran yang konsisten dari satu periode ke periode lain.
Menurut Dessler (1998), kebanyakan karyawan masih dibayar terutama berdasarkan waktu yang mereka gunakan ditempat kerja. Seperti pekerja harian yang masih dibayar sesuai dengan jumlah jam kerja dalam sehari.
2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen
Menurut surat keputusan ketua STIKOM No. 109 / KPT – 04 / VIII / 95,
tentang aturan kepegawaian pasal 3 ayat 1 dan 2, karyawan wajib hadir pada waktu kerja yang ditetapkan, kecuali pada hari libur resmi atau pada waktu karyawan menjalankan hak cutinya. Jam kerja diatur dengan memperhatikan Undang-Undang atau peraturan yang berlaku, yaitu 40 (empat puluh) jam seminggu, dengan ketentuan hari kerja Senin-Jumat pukul 07.30 – 16.30 WIB
Menurut ketentuan dan tata tertib penyelenggaraan proses pembelajaran STIKOM, dalam satu semester, dosen wajib hadir 14 kali pertemuan, dan hadir sesuai jadwal dan satuan kredit semester (SKS) yang telah ditetapkan.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 37 tahun 2009 tentang dosen, dalam setiap semester, 1 SKS sama atau setara dengan 3 (tiga) jam beban belajar yang mencakup kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk kurun waktu 16 (enam belas) minggu efektif.
Menurut pedoman beban kerja dosen (Direktorat jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional, 2010), tugas utama dosen adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Dengan ketentuan sebagai berikut :
(38)
a. Tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan.
b. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat diiaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat diperhitungkan SKS nya sesuai dengan peraturan perundang undangan.
d. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS.
e. Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 SKS setiap tahun.
2.8 Grafik
Menurut Haryanti (2008), ada beberapa tipe grafik atau diagram yang dapat digunakan untuk menampilkan gambaran informasi supaya lebih jelas, antara lain :
1. Diagram garis
Diagram garis digunakan untuk menunjukkan perubahan nilai dari sederatan data relatif terhadap waktu, karena garis biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan atau trend.
(39)
2. Diagram batang
Diagram batang digunakan untuk menyajikan nilai relatif terhadap data yang lain. Misal, eksekutif ingin melihat penjualan paket reguler dan paket komunitas selama tahun 2012.
3. Diagram roti (pie)
Diagram pie biasanya digunakan untuk menggambarkan besarnya prosentase data. Misalkan menggambarkan jumlah pelanggan TV berlangganan.
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya. Ada berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap jenis keterhubungan data. Namun demikian, grafik kurang bisa menampilkan angka dengan format yang presisi.
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Menurut Kendall (2007), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
Terdapat empat jenis model pengembangan sistem yaitu waterfall, increment prototype, rapid application development, dan prototyping model. Model yang digunakan pada tugas akhir ini adalah model waterfall. Tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan sistem dengan menggunakan model waterfall
(40)
ini terdapat tujuh tahapan yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan syarat informasi, menganalisis kebutuhan sistem, merancang sistem, mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak, menguji dan mempertahankan sistem, serta mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem. Gambar 2.6 menunjukkan pengembangan sistem menggunakan model waterfall.
Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
2.10 Testing dan Implementasi Sistem
Menurut Romeo (2003), test case merupakan suatu uji coba yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini, adalah sebagai berikut :
a. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi (black box testing).
b. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain (white box testing).
(41)
2.10.1 White Box Testing
White box testing atau glass box testing atau clear box testing adalah suatu metode desain test case yang menggunakan struktur kendali dari desain prosedural. Metode desain test case ini dapat menjamin :
1. Semua path (jalur) yang independen/terpisah dapat diuji coba setidaknya sekali uji coba.
2. Semua logika keputusan dapat diuji coba dengan jalur yang salah atau jalur yang benar.
3. Semua loop dapat diuji coba terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya. 4. Semua struktur internal data dapat diuji coba untuk memastikan validasinya.
2.10.2 Black Box Testing
Black box testing atau behavioral testing atau specification-based testing, input/output testing atau functional testing dilakukan tanpa sepengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang diuji coba. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan spesifikasi kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program. Kategori error yang dapat diketahui melalui black box testing, antara lain :
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar. 2. Error dari antar-muka.
3. Error dari struktur data atau akses external database. 4. Error dari kinerja atau tingkah laku.
(42)
5. Error dari inisialisasi dan terminasi.
Desain tes sendiri berfokus terhadap spesifikasi komponen yang telah ditentukan. Sehingga titik awal memulai desain tes adalah spesifikasi atau model sistem. Spesifikasi atau model sistem dapat berupa spesifikasi fungsional, spesifikasi kinerja atau keamanan, spesifikasi skenario pengguna, atau spesifikasi berdasarkan resiko sistem.
Sedangkan untuk dapat membuat test case yang efektif, harus dilakukan dekomposisi dari tugas-tugas testing ke aktivitas-aktivitas yang lebih kecil. Sehingga tiap obyektifitas tes kemudian didekomposisikan ke dalam obyektifitas test cases lainnya menggunakan teknik desain tes.
Pendokumentasian tes juga sangat penting. Desain tes direpresentasikan dalam suatu dokumen yang disebut test design spesification. Dokumen ini memudahkan dalam melakukan audit untuk melacak test cases yang diterapkan terhadap desain spesifikasi komponen.
(43)
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1Analisis Sistem
Dalam membuat Tugas Akhir ini, terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan. Tahapan tersebut disajikan dalam gambar 3.1
Pemba
hasan
Peng
ujia
n
Peran
canga
n
Sistem
Identifika
si masala
h
Testing Pengumpulan data
(wawancara)
Perancangan prototype sistem Analisa data
Tujuan Penelitian
Evaluasi dan Kesimpulan
Studi literatur
Perumusan Masalah
Perancangan desain I/O Perancangan
diagram alir data
Perancangan datamart
Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian
Untuk memperoleh informasi secara mendalam akan proses pelaporan saat ini, maka dilakukan metode pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap kepala bagian PSDM yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
(44)
presensi karyawan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa alur proses pelaporan hingga kendala yang dihadapi saat ini.
3.1.1 Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan kepala bagian PSDM, diperoleh informasi sebagai berikut:
Salah satu tugas PSDM STIKOM adalah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi karyawan, baik itu karyawan secara struktural maupun dosen yang juga merupakan karyawan STIKOM. Salah satu point terpenting dari administrasi karyawan adalah presensi karyawan. Dalam dokumen manual penilaian kinerja karyawan, terdapat banyak poin yang akan dinilai. Salah satu penilaian menitik beratkan pada penilaian presensi kehadiran serta jam kerja karyawan. Jika yang dilakukan adalah penilaian kinerja dosen, maka kehadiran dosen dan terpenuhinya jam mengajar dosen juga diperhitungkan.
Saat ini secara berkala setiap bulan, bagian PSDM rutin menyusun laporan tentang presensi harian karyawan serta keterlambatan karyawan kepada pimpinan dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia. Di waktu tertentu juga ada permintaan laporan sesuai kebutuhan pimpinan yang harus disusun oleh PSDM.
Sistematika pelaporan presensi yang ada saat ini sudah berjalan melalui proses query yang dilakukan oleh bagian pusat pengembangan teknologi informasi (PPTI), yang kemudian hasilnya akan dikirimkan kepada bagian PSDM dalam format microsoft excel. Setelah data tersebut diterima, bagian PSDM masih harus menata beberapa data secara manual pada lembar kerja, sehingga laporan tersebut dapat dilihat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan.
(45)
Permasalahan juga sering muncul saat karyawan PSDM yang bertugas membuat laporan harus memeriksa ulang laporan yang sudah jadi, namun pada akhirnya ditemukan perbedaan antara data yang terekam dan hal yang terjadi sebenarnya. Seperti misalnya, beberapa kasus ijin yang tercatat secara manual pada form ijin, yang masih belum terevisi pada database.
Setelah laporan tersebut dinilai selesai dan sudah tertata dengan terstruktur, laporan tersebut harus terlebih dahulu dilihat dan disetujui oleh kepala bagian (kabag) PSDM sebelum diinformasikan secara terbuka kepada pimpinan dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia.
Bagian PSDM juga masih mengalami masalah jika ingin mengetahui history jumlah presensi per-satuan waktu maupun per-satuan kriteria tertentu. Sistem yang ada saat ini sudah dapat mengeluarkan perbandingan tersebut. Hanya saja, laporan yang dihasilkan masih terbatas hanya dalam kurun waktu satu tahun saja. Sehingga proses perbandingan kinerja dalam kurun waktu yang cukup banyak, masih menggunakan proses manual dari laporan-laporan yang ada. Gambar 3.2 menunjukkan proses pembuatan laporan yang terjadi saat ini.
Proses pengambilan data
Mulai
Perubahan ya
tidak
Selesai Dokumen permintaan
laporan
Proses Rekap
Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/
pelanggaran
Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/
pelanggaran (sementara)
(46)
Menurut Flippo (1984), pembolosan, keterlambatan, dan pergantian merupakan faktor yang mencerminkan suatu sikap dan suatu perasaan tidak bertanggung jawab dan masa bodoh. Catatan yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu dapat memberikan penilaian yang baik sebagai bahan pertimbangan. Demikian pula menurut Mathis (2006), bahwa salah satu elemen penilaian kinerja adalah kehadiran. Maka laporan-laporan presensi, ijin, cuti, dan keterlambatan.
Faktor presensi karyawan dalam penilaian kinerja secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi berbagai keputusan strategis, seperti pengembangan karir, strategi untuk mengatasi kepuasan kerja karyawan, serta strategi pemberian kompensasi kepada karyawan. Menurut (Robbins, 2006), dampak kepuasan kerja cenderung terpusat pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran, dan tingkat keluar masuknya karyawan (turnover). Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung memiliki kinerja dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta turnover yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas.
Melihat kebutuhan akan pelaporan yang bersifat historical dan dapat dilihat dari berbagai kriteria, konsep data mart dapat diterapkan sebagai salah satu cara untuk menyusun laporan-laporan tersebut.
3.2 Perancangan Sistem
Setelah mengetahui masalah yang ada, maka tahap selanjutnya adalah merancang sistem yang akan digunakan. Tahap perancangan sistem ini dijelaskan secara berurutan, yaitu : analisa kebutuhan, system flow, data flow diagram,
(47)
pemilihan tabel fakta dan dimensi, struktur tabel dimensi, struktur tabel fakta, dan skema data mart.
3.2.1 Analisa Kebutuhan
Untuk membuat laporan prersensi karyawan menggunakan data mart, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah pembuatan laporan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart
Keluaran Proses
Masukan
Membuat Cube (ETL)
Membuat laporan untuk eksekutif Data absensi
karyawan
Data ketentuan absensi
Data absensi dosen
Data mengajar dosen
Laporan Presensi Karyawan
Laporan Presensi Dosen
Laporan Jam mengajar dosen
Informasi Persentase Ketepatan Waktu
Kehadiran Karyawan Informasi persentase presensi karyawan
Informasi Persentase Mengajar Dosen
Informasi persentase Presensi Dosen
Informasi peringkat presensi
karyawan
Informasi persentase absensi karyawan Laporan Jam Kerja
Karyawan
(48)
Pada masukan, terdapat empat masukan yaitu data presensi karyawan, data presensi dosen, data jam mengajar dosen, dan data ketentuan presensi. Data presensi dosen dan data jam mengajar dosen adalah data transaksional yang mencatat kehadiran karyawan setiap harinya.
Keempat masukan tersebut akan diolah menjadi cube. Cube yang sudah dibuat akan menghasilkan empat laporan yaitu : laporan presensi karyawan, presensi dosen, laporan jam kerja karyawan, dan laporan jam mengajar dosen. Data ringkasan di dalam cube akan diolah dan dihitung nilai persentasenya, sehingga akan menghasilkan enam informasi untuk eksekutif, yaitu : informasi persentase presensi karyawan, informasi peringkat kehadiran karyawan, persentase absen karyawan, persentase ketepatan waktu kehadiran karyawan, ketepatan waktu mengajar dosen, dan persentase kehadiran dosen.
A. Laporan Presensi Karyawan
Laporan presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi presensi yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, dan keterlambatan, ketepatan waktu kehadiran karyawan, dan juga jam kerja karyawan yang dinilai berdasarkan kriteria dan waktu tertentu. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk memonitor presensi individu karyawan baik secara perseorangan maupun dalam bagian.
B. Laporan Jam Kerja Karyawan
Laporan jam kerja karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi total jam kerja karyawan. Jumlah jam kerja karyawan dihitung dari jam datang dan jam pulang, dari laporan presensi karyawan. Laporan ini dapat digunakan untuk mengetahui rata-rata jam kerja untuk tiap karyawan.
(49)
C. Laporan Presensi Dosen
Laporan presensi dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi presensi dosen yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, ketepatan waktu kehadiran, dan ijin. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk memonitor presensi individu dosen baik secara perseorangan maupun dalam bagian dan program studi (prodi).
D. Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan jam mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi dari jam hadir dan jam selesai, yang akan menghasilkan satuan waktu jam mengajar dosen. Laporan ini juga merupakan laporan yang dapat menampilkan ketepatan waktu kehadiran dosen di tiap pertemuan dan waktu yang sudah ditempuh dosen dalam mengajar.
E. Informasi Persentase Presensi Karyawan
Informasi persentase presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan jumlah kehadiran dan ketidakhadiran karyawan. Informasi ini akan memudahkan pengguna untuk melihat laporan dalam bentuk yang lebih sederhana. Sehingga akan memudahkan untuk pengambilan keputusan secara cepat.
F. Informasi Peringkat Presensi Karyawan
Informasi peringkat kehadiran karyawan berfungsi untuk menampilkan peringkat kehadiran karyawan dari yang tertinggi hingga terendah. Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan reward atau promosi yang akan diberikan kepada karyawan.
(50)
G. Informasi Persentase Absen Karyawan
Informasi persentase absen karyawan berfungsi untuk menampilkan persentase setiap tipe absen karyawan. Informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui tipe absen yang sering digunakan karyawan ketika tidak masuk kerja.
H. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan
Informasi ketepatan waktu kehadiran karyawan merupakan laporan yang berfungsi untuk menampilkan persentase ataupun jumlah karyawan yang hadir tepat waktu pada periode tertentu. Informasi ini dapat digunakan untuk penilaian kinerja karyawan dan juga untuk pengelolaan tunjangan karyawan.
I. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Mengajar Dosen
Informasi ketepatan waktu mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan informasi ringkasan waktu kehadiran dosen dan jumlah total jam mengajar dosen secara keseluruhan serta bersifat historical. Informasi ini juga dapat digunakan untuk melihat tingkat kedisiplinan dosen secara keseluruhan.
J. Informasi Persentase Kehadiran Dosen
Informasi kehadiran dosen berfungsi untuk melihat jumlah kehadiran dosen yang dapat digunakan untuk melihat apakah dosen sudah memenuhi ketuntasan jumlah pertemuan dosen dalam perkuliahan.
3.2.2 System Flow
Alur laporan dan informasi (poin A-J) dapat kita lihat pada system flow pada Gambar 3.4.
(51)
Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart
Pimpinan PSDM
Kabag dan Kaprodi Dosen Karyawan Sistem View absensi dosen Cube absensi karyawan Proses membuat cube (ETL)
Start KaryawanTabel
Tabel Bagian Tabel Status Cube absensi dosen Laporan presensi individu karyawan Laporan presensi individu dosen
Laporan jam kerja individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu karyawan
Laporan jam kerja individu karyawan Laporan presensi individu dosen Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi karyawan dalam bagian / prodi
Laporan presensi dosen dalam bagian /
prodi
Laporan jam kerja karyawan dalam
bagian / prodi
Laporan jam mengajar dosen dalam bagian / prodi
Laporan presensi individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu dosen Laporan jam kerja individu karyawan
Laporanpresensi karyawan seluruh bagian atau prodi
Laporan presensi dosen seluruh prodi
Laporan jam kerja karyawan seluruh bagian atau prodi
Laporan jam mengajar dosen seluiruh bagian /
prodi
Laporan peringkat presensi karyawan
Laporan ketepatan waktu kehadiran karyawan
Laporan presensi karyawan untuk eksekutif
Laporan kehadiran mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam kerja karyawan
untuk eksekutif
Laporan jam mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam mengajar
individu dosen Laporan absensi individu
dosen Laporan jam kerja individu
karyawan Laporan absensi individu
karyawan Membuat laporan absensi karyawan 1
1 1 1
Membuat laporan absensi dosen 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 Membuat laporan jam mengajar 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 Membuat laporan absensi karyawan untuk eksekutif Membuat laporan absensi mengajar dosen untuk eksekutif 13 14 15 17 15 16 13 14 18 18 19 19 End
Laporan absen karyawan untuk eksekutif 17 16 Tabel Prodi Laporan peringkat presensi karyawan 20 20
Gambar 3.4 System Flow
(52)
Terdapat lima pengguna yaitu karyawan, dosen, kabag dan kaprodi, PSDM, dan pimpinan. Setiap entitas memiliki hak akses yang berbeda untuk melihat laporan. Sistem akan memeriksa jabatan dari karyawan yang masuk ke dalam sistem.
Jika jabatan karyawan tersebut kabag atau kaprodi, maka karyawan tersebut dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar seluruh karyawan yang ada di dalam bagian yang dipimpin.
Untuk karyawan admin atau kabag PSDM, maka karyawan tersebut dapat melihat seluruh data presensi dan jam mengajar karyawan, demikian juga untuk pimpinan. Hanya saja bentuk laporan akan lebih banyak menggunakan diagram dan memiliki informasi yang lebih detil.
Sedangkan untuk karyawan dan dosen yang tidak memiliki jabatan khusus dalam organisasi, maka hanya dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar individu karyawan tersebut.
3.2.3 Data Flow Diagram A. Context Diagram
Penggambaran sistem DFD dimulai dari context diagram. Dari context diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah untuk menggambarkan sistem lebih rinci.
Ada tujuh entitas yang terdapat pada sistem ini. Lima adalah entitas pengguna dan dua adalah sistem transaksi penyedia data. Context diagram rancang bangun pelaporan presensi karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
(53)
Inf ormasi prosentase absen karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Mengajar Dosen
Inf ormasi Kehadiran Dosen
Laporan Jam Mengajar Dosen Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan Absensi Dosen Laporan Absensi Karyaw an
Inf ormasi Prosentase Presensi Karyaw an Inf ormasi Peringkat Kehadiran Karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Kehadiran Karyaw an Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Data A bsensi Karyaw an Data Mengajar Dosen Data Kehadiran Dosen
0
Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyaw an
+
Akademik
SDM
Pimpinan Karyaw an
Dosen
Kabag dan Kaprodi
PSDM
Gambar 3.5 Context Diagram Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan
B. DFD Level 0 Pelaporan Presensi Karyawan
Setelah context diagram didekomposisikan maka akan didapat DFD level 0. Pada DFD level 0 terdapat dua proses yaitu proses membuat cube dan proses membuat laporan untuk eksekutif.
Data yang akan diolah oleh proses membuat cube berasal dari database akademik dan sumber daya manusia. Database akademik memberikan data kehadiran dosen dan data mengajar, sedangkan database sumber daya manusia memberikan data presensi karyawan.
Kemudian data-data yang sudah diolah melalui proses membuat cube akan dapat langsung digunakan dan ditampilkan sesuai dengan kriteria dan jenis laporan yang diinginkan. Laporan yang dihasilkan yaitu, presensi karyawan dan dosen, serta laporan jam kerja serta laporan jam mengajar yang dapat di akses oleh karyawan dan dosen, kepala bagian, bagian PSDM, dan pimpinan (eksekutif).
(54)
Proses yang kedua adalah proses membuat laporan untuk eksekutif. Di dalam proses ini, data akan diolah sehingga informasi yang didapat akan mempermudah pengguna, yaitu pimpinan untuk melakukan analisa data. Informasi yang dihasilkan akan mengeluarkan nilai berupa persentase dan juga menampilkan data-data tersebut dalam bentuk chart atau diagram.
Informasi yang akan diterima oleh pimpinan adalah informasi ketepatan waktu kehadiran karyawan, peringkat kehadiran karyawan, informasi kehadiran dosen, persentase kehadiran karyawan, dan informasi ketepatan waktu mengajar dosen. DFD level 0 dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Inf ormasi prosentase absen karyaw an
Data Ekstrak Mengajar Dosen Data ekstrak absensi karyaw an
Flow _58
Flow _56 Laporan Jam Mengajar Dosen Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Inf ormasi Ketepatan Waktu Mengajar Dosen Inf ormasi Kehadiran Dosen Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan Absensi Dosen Laporan Absensi Karyaw an
Inf ormasi Prosentase Presensi Karyaw an
Inf ormasi Peringkat Kehadiran Karyaw an
Laporan Jam Mengajar Dosen Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Data A bsensi Karyaw an Data Mengajar Dosen
Data Kehadiran Dosen Akademik
SDM
Karyaw an
Dosen
Pimpinan Kabag
dan Kaprodi
PSDM
1
Proses Membuat Cube
2
Proses Membuat Laporan Untuk Eksekutif
1 Cube Absen Karyaw an
3 Cube Mengajar Dosen
(55)
3.2.4 Proses Membuat Cube
Untuk membuat cube dibutuhkan beberapa langkah yaitu, proses ETL
(Extract, Transform, Load), memilih rancangan tabel dimensi yang akan digunakan, memetakan tabel-tabel pada database transaksional kedalam tabel dimensi yang dipilih sehingga akan terlihat struktur tabel dimensi, menentukan tabel fakta, dan membuat rancangan cube itu sendiri.
A. ETL (Extract, Transform, Load)
Proses ETL dimulai dari pengambilan seluruh data dari database PSDM untuk data karyawan dan database akademik untuk data dosen. Dari database ini, hanya akan dipilih beberapa tabel dan kolom untuk diolah lebih lanjut. Setelah proses extract selesai maka data-data tersebut akan diolah lagi pada proses transform. Dalam proses ini dilakukan perhitungan dari data-data yang ingin diolah. Sehingga nantinya laporan yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diinginkan dan juga lebih terstruktur. Kemudian proses load, data yang sudah dihitung tersebut akan dipindahkan kedalam data mart. Proses ETL yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Database PSDM (Sumber Data)
Langkah-langkah proses ETL
Operational
Data Source Extract Data Transform Load
Mengambil data yang diperlukan untuk membuat
laporan
· Memilih tabel yang akan digunakan · Memlih kolom
yang akan digunakan
Melakukan perhitungan untuk mendapatkan
nilai yang diinginkan
Memindahkan database PSDM ke
datamart
Datamart PSDM
(56)
B. Pemilihan Tabel Fakta dan Dimensi
Setelah mengetahui langkah-langkah dan menentukan laporan apa saja yang mau dihasilkan, maka diperlukan adanya pemilihan tabel fakta dan dimensi secara lebih mendetil. Sehingga laporan yang dihasilkan akan lebih terstruktur dengan baik.
Tabel fakta dan dimensi adalah tabel yang digunakan untuk membuat sebuah cube, yang juga berfungsi untuk menampung data pada data mart PSDM. Demikian pula untuk pemilihan measurement yang berfungsi untuk memberi nilai pada laporan yang akan digunakan. Measurement sendiri akan terlihat saat pembentukan tabel fakta dari sebuah cube. Untuk mengetahui lebih detil tentang pemilihan tabel fakta dan dimensi, dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pemilihan Tabel Fakta dan Tabel Dimensi
Nama tabel fakta Analisa dimensi
Absen Measurement :
1. Jumlah keterlambatan 2. Keterlambatan (menit) 3. Jumlah Jam Kerja 4. Jumlah absen Dimensi :
1. Dim_Bagian (hirarki) NICK 2. Dim_Status (hirarki) status
3. Dim_Karyawan (hirarki) type_Karyawan, sex, province, bagian nama
4. Dim_Jabatan (hirarki) Jabatan_baru 5. Dim_time (hirarki) year_name,
Half_year_name, month_name, date_name 6. Dim_Kota (hirarki) Nama_Prop,
Nama_Kota Mengajar Dosen Measurement :
1. Lama mengajar 2. Target mengajar 3. Pertemuan Dimensi :
1. Dim_Karyawan (hirarki) type_Karyawan, sex, province
(57)
Tabel 3.1 Pemilihan Tabel Fakta dan Tabel Dimensi (Lanjutan)
Nama tabel fakta Analisa dimensi
2. Dim_Bagian (hirarki) NICK
3. Dim_Jabatan (hirarki) Jabatan_baru 4. Dim_Kota (hirarki) Nama_Prop,
Nama_Kota
5. Dim_Semester (hirarki) Tahun_ajaran, Semester
6. Dim_Prodi (hirarki) prodi
7. Dim_Mata_Kuliah (hirarki) Mata_Kuliah 8. Dim_Jam_Datang (hirarki) Jam_datang 9. Dim_Jam_Pulang (hirarki) Jam_Pulang 10.Dim_Time (hirarki) year_name,
Half_year_name, month_name, date_name
C. Pemetaan Data Warehouse
Salah satu langkah dalam proses ETL adalah pemetaan. Proses pemetaan dilakukan untuk memindahkan data-data dari tabel transaksional ke tabel data mart. Pemetaan ini terbagi dalam 2 kelompok, yaitu : pemetaan tabel-tabel dimensi dan fakta.
C.1 Pemetaan Tabel Dimensi
Tabel transaksional yang akan dipetakan kedalam tabel data mart sehingga menjadi tabel dimensi, adalah sebagai berikut :
a. Tabel Dim_Karyawan
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pemetaan Dim_Karyawan
Tabel Asal (Karyawan) Tabel Tujuan (Dim_karyawan) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
NIK varchar 6 NIK varchar 6
Kode_bag int - Kode_bag int -
Kary_Type varchar 2 Kary_Type varchar 20
(58)
Tabel 3.2 Pemetaan Dim_Karyawan (Lanjutan)
Tabel Asal (Karyawan) Tabel Tujuan (Dim_karyawan) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
Sex int Sex varchar 10
Alamat varchar 100 - - -
Sts_MArital int - - - -
WN int - - - -
Agama int - - - -
Kot_Lahir varchar 50 - - -
Tgl_Lahir date - - - -
Telp varchar 15 - - -
Kota int - Kota int -
Alamat_2 varchar 50 - - -
Telp_2 int - - - -
Kota2 int - - - -
Inisial varchar 3 - - -
Gol_Darah varchar 2 - - -
Gelar_dpn varchar 20 - - -
Gelar_blk varchar 20 - - -
Mulai_kerja date - - - -
Tgl_Keluar date - - - -
Manager_ID varchar 6 Manager_ID varchar 6
Kelompok varchar 10 - - -
b. Tabel Dim_Status
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pemetaan Dim_Status
Tabel Asal (Status) Tabel Tujuan (Dim_status) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
ID varchar 20 ID varchar 20
Status varchar 50 Status varchar 50
Keterangan varchar 100 Keterangan varchar 100
(59)
c. Tabel Dim_Jabatan
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pemetaan Dim_Jabatan
Tabel Asal (Mutasi_Karyawan) Tabel Tujuan (Dim_Jabatan)
Kolom Tipe
data Panjang Kolom
Tipe
data Panjang
NIK varchar 6 NIK varchar 6
NO int - ID int -
TANGGAL datetime - Tanggal date -
BAGIAN int - Kode_bag int -
JABATAN varchar 50 - - -
STATUS char 1 - - -
SHIFT varchar 1 - - -
KETERANGAN varchar 50 - - -
NO_MUTASI varchar 20 - - -
JABATAN_BARU varchar 10 Jabatan_baru varchar 10
TANGGAL_SK datetime - - - -
BAGIAN_LAMA int - Kode_bag_lama int -
d. Tabel Dim_Bagian
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Pemetaan Dim_Bagian
Tabel Asal (Bagian) Tabel Tujuan (Dim_Bagian) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
Kode_Bag int - Kode_bag int -
NICK varchar 8 NICK varchar 8
Nama varchar 35 Nama varchar 35
Seksi varchar 10 - - -
Manager_ID varchar 6 - - -
(60)
e. Tabel Dim_Mata_Kuliah
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Pemetaan Dim_Mata_Kuliah
Tabel Asal (Bagian) Tabel Tujuan (Dim_Bagian) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
id int - id int -
mata_kuliah varchar 100 mata_kuliah varchar 100
Prodi varchar 30 Prodi varchar 30
kode varchar 9 kode varchar 9
f. Tabel Dim_Semester
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Pemetaan Dim_Semester
Tabel Asal (Bagian) Tabel Tujuan (Dim_Bagian) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
id int - id int -
Semester varchar 3 Semester varchar 3
Tahun_ajaran varchar 15 Tahun_ajaran varchar 15
g. Tabel Dim_Prodi
Keterangan tentang kolom yang dipetakan dan tipe data dari masing-masing kolom dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Pemetaan Dim_Prodi
Tabel Asal (Bagian) Tabel Tujuan (Dim_Bagian) Kolom Tipe data Panjang Kolom Tipe data Panjang
id int - - - -
Kode varchar 5 Kode varchar 5
Prodi varchar 45 Prodi varchar 45
(1)
Tabel 4.20 Evaluasi Pelaporan Presensi Karyawan (Lanjutan) No. Analisis
Kebutuhan Detil Analisis Hasil Kesesuaian Keterangan 3. Laporan
presensi mengajar dosen (lanjutan) Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan tipe dosen Dapat dilihat pada lampiran 3 poin U
Sesuai
Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin dosen Dapat dilihat pada lampiran 3 poin V
Sesuai
Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan status pertemuan mengajar Dapat dilihat pada lampiran 3 poin W
Sesuai
Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan tipe dosen dan status pertemuan mengajar Dapat dilihat pada lampiran 3 poin X
Sesuai
Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan tipe dosen dan jenis kelamin dosen
Dapat dilihat pada lampiran 3 poin Y
(2)
Tabel 4.20 Evaluasi Pelaporan Presensi Karyawan (Lanjutan) No. Analisis
Kebutuhan Detil Analisis Hasil Kesesuaian Keterangan 3. Laporan
presensi mengajar dosen (lanjutan)
Membuat laporan presensi mengajar dalam program studi (prodi) yang dapat dilihat berdasarkan tipe dosen, jenis
kelamin dosen, dan status pertemuan
Dapat dilihat pada lampiran 3 poin Z
Sesuai
Dari hasil evaluasi pada Tabel 4.20, dapat disimpulkan bahwa bahwa kesesuaian laporan dengan kebutuhan pengguna mencapai 65,39%. Dari 26 laporan yang di evaluasi, ada 17 laporan yang dinilai sesuai oleh pengguna. Sistem pelaporan presensi karyawan menggunakan data mart, masih memerlukan penambahan dan perbaikan. Terdapat beberapa tampilan laporan yang belum sesuai, diantaranya penyajian laporan berdasarkan periode.
Untuk pelaporan presensi individu dosen dan karyawan pada poin 1 di Tabel 4.20, waktu kedatangan tidak di tambahkan ke dalam laporan karena pada desain awal penyajian laporan adalah pada tanggal berapa status absensi tersebut terjadi, serta jumlah total status absensi tersebut terjadi.
Untuk laporan presensi bagian, presensi seluruh karyawan, dan jam kerja karyawan yang dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin dan tipe karyawan, jumlah presensi pada tiap bulan tidak ditampilkan. Pada desain awal pembuatan laporan, fokus dalam penyajian laporan adalah ringkasan dari data yang diolah. Sehingga laporan langsung menampilkan ringkasan jumlah presensi dari periode yang dipilih. Untuk mendapatkan detil, maka pengguna dapat memilih berdasarkan periode.
(3)
161 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap rancang bangun pelaporan kehadiran karyawan menggunakan data mart dapat disimpulkan : 1 Berdasarkan hasil evaluasi, kesesuaian hasil pelaporan dengan kebutuhan
pengguna dinilai cukup sesuai.
2 Pelaporan presensi karyawan ini mampu menghasilkan laporan presensi karyawan yang memiliki nilai persentase.
3 Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu penilaian kinerja karyawan, menganalisa presensi karyawan serta mendukung proses pengambilan keputusan.
4 Dengan menggunakan model multidimensional pada pengolahan datamart, data dan pelaporan tidak dapat diolah dan ditampilkan secara flexible sama seperti model relational.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya apabila ingin mengembangkan sistem yang telah dibuat agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Pelaporan presensi karyawan ini masih memerlukan penambahan dan perbaikan untuk penyajian informasi berdasarkan periode, meskipun pelaporan sudah dapat menghasilkan laporan yang bersifat historical.
(4)
161
2. Peneliti harus memiliki desain rinci untuk penyajian data. Hal ini memudahkan untuk penyajian data pada saat pelaporan, sehingga hasilnya menjadi lebih terstruktur, flexible dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. Bodnar, George H. & Hopwood, William S. 1996. Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
Bukhbinder, George., Et. Al , 2005, Insurance Industry Decision Support : Data Marts, OLAP and Predictive Analytics. 20 Desember 2012. URL : www.casact.org/pubs/forum/05wforum/05wf171.pdf
Dessler, Gary. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prenhallindo. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2010. Pedoman Beban Kerja Dosen dan
Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Jakarta. Fathansyah, Ir. 2007. Basis Data. Bandung: Informatika.
Hall, James A. 2007. Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat. Hanifah, Ardijan Abu. 2009. Apakah datamart. 5 Januari 2013. URL :
http://yoyonb.wordpress.com/2009/12/17/apakah-data-mart/
Haryanti, E. 2008. Metodologi Pembangunan Dashboard Sebagai Alat Moniotring Kinerja Organisasi Studi Kasus Institut Teknologi Bandung. Humphries, Et al. 1999. Data Warehousing Architecture and implementation.
New Jersey: Prentice Hall.
Inmon, William H. 2005. Building The Datawarehouse Fourth Edition. Canada : Wiley Publishing, Inc.
Jogiyanto H. 2003. Sistem Teknologi Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Kendall, Kenneth E. & Kendall Julie E. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem.
Jakarta: PT. Indeks.
Kristanto, Andri. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta : Gava Media.
Lane, Paul. 2014. Data Warehousing Guide 12c Release 1 (12.1) E41670-06, 23 Juli 2014. URL: http://docs.oracle.com/html/E41670_06/toc.htm
Mallach, Efrem G. 2000. Decision Support and Data Warehouse System. Singapore: McGraw-Hill Book.
(6)
Mathis, Robert L. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.
McLeod, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid II Edisi ke Tujuh. Jakarta: PT. Prenhallindo.
McLeod, Raymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen Jilid I Edisi ke Enam. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Nugroho, Adi. 2004. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika.
Oracle Documentation. 2008. Oracle Olap User Guide 11g realease 1 (11.1) B28124-03. 5 Januari 2013. URL : http://docs.oracle.com/cd/B28359_01/olap.111/b28124/overview.htm Ponniah, Paulraj. 2001. Data Warehousing Fundamental. Canada : John Wiley &
Sons, Inc.
Robbin, Stephen P. 2005. Manajemen Edisi Kedelapan Jilid 1. New Jearsey : Pearson Education.
Robbin, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2006. Perilaku Organisasi,. Jakarta : Prentice Hall.
Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem, Edisi Pertama. Surabaya: STIKOM.
Simarmata, Janner. 2007. Perancangan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset. Subhan, Muhammad. 2003 Pengantar Datawarehouse.. 26 Desember 2012. URL
: www.scribb.com/doc/38739010/subhan-pengertian-datawarehouse Tsai, Jenny. 2007. Oracle Business Intelligent Standart Edition One Tutorial
Realease 10g (10.1.2.3.1) E 10312-01. 5 Januari 2013. URL : http://docs.oracle.com/html/E10312_01/dm_concepts.htm
Zulfikar, Achmad. 2010. ETL Data Warehouse. 5 Januari 2013. URL : http://www.gudangmateri.com/2010/04/etl-data-warehouse.html