Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal untuk Multi Produk Multi Supplier dengan Mempertimbangkan Kapasitas Kendaraan

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612

PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN OPTIMAL UNTUK MULTI
PRODUK MULTI SUPPLIER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
KAPASITAS KENDARAAN

Nurwidiana, Eli Mas’idah, Hanif Mahya Afini
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam Sultan Agung
Jl. Raya Kaligawe Km 4 Semarang
Email : nur_widiana@unissula.ac.id

Abstrak
Kebijakan persediaan merupakan salah satu keputusan penting dalam sebuah industr karena
melibatkan nilai biaya yang cukup besar. Keputusan yang diambil akan semakin komplek dengan
banyaknya jumlah produk yang akan di pesan dan jika pemesanan dilakukan di lebih dari satu
supplier. Dibutuhkan keputusan yang tepat mengenai bagaimana jadual pemesanan dan kuantitas
pesan masing-masing produk untuk meminimalkan total biaya persediaan. Industri Kecil Jatinegara
merupakan sebuah IKM yang memproduksi beberapa jenis meubel, diantaranya sofa, springbed,
daun pintu. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, perusahaan memesan dari beberapa

pemasok dan di tiap pemasok ada beberapa produk yang dipesan. Kebijakan yang saat ini diterapkan
setiap kali akan produksi untuk 1 unit produk maka perusahaan akan melakukan pembelian bahan
baku kepemasok dengan menggunakan kendaraan yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan frekuensi
pemesanan yang dilakukan tiap tahun sangat tinggi dan berakibat biaya persediaan yang harus
dikeluarkan perusahaan menjadi tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut, pengaturan kebijakan
pemesanan perlu dilakukan untuk menentukan jumlah optimal bahan baku yang dipesan sehingga
mampu meminimalkan biaya persediaan yang ditimbulkan serta kuantitas pesan tidak melebihi
kapasitas kendaraan yang digunakan.Untuk itu pada penelitian ini digunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity) Multi Item untuk menentukan kebijakan pemesanan yang optimal, dengan
mempertimbangkan kapasitas kendaraan. Kebijakan pemesanan yang dilaksanakan perusahaan saat
ini yaitu untuk bahan baku yang dipesan dari pemasok 1 dipesan setiap kali akan berproduksi sofa
atau 1 unit springbed. Kebijakan pemesanan bahan baku dari pemasok 2 dengan memesan bahan
baku untuk kebutuhan sejumlah 2 unit sofa dan 2 unit springbed. Kebijakan pemesanan bahan baku
dari pemasok 3 yaitu pemesanan dilakukan secara tetap sejumlah 4 m3. Dengan kebijakan ini biaya
persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 33.754.145 per tahun. Kebijakan
pemesanan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) terjadi penurunan frekuensi pemesanan,
namun jumlah unit (kuantitas) setiap kali pesan meningkat. Peningkatan kuantitas pesan tersebut
menyebabkan perlunya penggantian jenis kendaraan untuk pemesanan ke pemasok 3 karena
kendaraan yang digunakan saat ini kapasitasnya tidak lagi memadai Dengan kebijakan EOQ ini
biaya yang harus dikeluarkan menjadi sebesar Rp.14.774.000 per tahun, atau mampu menghasilkan

penghematan sebesar 56%.
Kata kunci: bahan baku; biaya persediaan; Economic Order Quantity (EOQ); multi item
Pendahuluan
Perencanaan dan pengendalian bahan baku sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran produksi (Ristono,
2008).Industri Kecil Jatinegara merupakan salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Temanggung
yang memproduksi meubel berupa sofa, springbed dan daun pintu. Kebutuhan bahan baku IKM ini didatangkan
dari 3 pemasok. Pemasok 1 berlokasi di Magelang dan menyediakan seluruh kebutuhan bahan baku untuk produksi
sofa dan produksi springbed kecuali bahan baku busa yang kebutuhannya di datangkan dari pemasok 2 yang
berlokasi di Cirebon. Sedangkan kebutuhan bakan baku untuk daun pintu yaitu kayu jati didatangkan dari pemasok
3 yang berlokasi di Wonosari. Sistem pengadaan bahan baku dari ke tiga pemasok sama, yaitu melakukan
pemesanan melalui telepon, kemudian mengambil bahan baku yang dipesan ke lokasi pemasok menggunakan
kendaraan milik perusahaan (untuk pemasok 1) ataupun kendaraan sewa (untuk pemasok 2 dan pemasok 3).
Kebijakan pemesanan bahan baku yang diterapkan oleh IKM selama ini yaitu, pemesanan ke pemasok 1
untuk kebutuhan produksi 1unit sofa dan 1 unit springbed, Bahan baku yang dipesan dari pemasok 2, jumlah
pesanan sesuai kebutuhan produksi 2 unit sofa dan 2 unit springbed dengan beberapa item bahan baku dilakukan
I-26

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612


penambahan. Bahan baku yang dipesan dari pemasok 3 sejumlah 4 m3 tiap kali pesan. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka frekuensi pemesanan produk sangat tinggi dengan volume yang kecil. Hal ini berakibat tingginya
biaya persediaan mengingat perusahaan menanggung biaya transportasi ke tiap pemasok.
Karena persediaan merupakan “the hidden costs”(sinulingga,2009), maka diperlukan analisa perhitungan
yang seksama agar bisa ditetapkan level persediaan yang ekonomis. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk
menentukan jumlah optimal pemesanan ini adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Untuk pemesanan
lebih dari 1 produk ke satu pemasok, digunakan metode EOQ Multi Item. Sedangkan untuk pemesanan satu produk
ke satu pemasok, digunakan metode EOQ Single Item. Dengan metode ini diharapkan dapat meminimalkan total
biaya persediaan bahan baku di perusahaan. Namun perlu dipertimbangkan kelayakannya dari sisi kapasitas
kendaraan, dalam artian keputusan jumlah pesanan yang dihasilkan harus mampu meminimalkan biaya persediaan
namun juga tidak melampaui kapasitas kendaraan yang digunakan sebagai alat angkut.
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada diperlukan serangkaian data dan tahapan-tahapan
analisa yang terstruktur. Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diantaranya data kebijakan pemesanan
perusahaan saat ini, data jumlah permintaan produk, komponen penyusun produk (bill of material) masing-masing
produk, biaya pesan dan biaya simpan dari tiap-tiap produk dan jenis serta kapasitas kendaraan yang digunakan
perusahaan. Dari data tersebut dilakukan perhitungan dan analisa yang meliputi :
a. Perhitungan Biaya Persediaan Kebijakan Perusahaan Saat Ini
Perhitungan ini untuk meenghitung biaya persediaan yang timbul akibat dari kebijakan pesan yang selama ini

dijalankan oleh perusahaan.
b. Penentuan kebijakan persediaan dengan metode EOQ
Untuk menetapkan jumlah pemesanan optimal menggunakan metode EOQ Multi Item untuk pemesanan bahan
baku dengan banyak item yang dipesan pada satu pemasok dan metode EOQ Single Item untuk pemesanan
bahan baku hanya satu item pada satu pemasok. Tahap perhitungannya sebagai berikut:
1) Perhitungan EOQ
2) Perhitungan EOQ ke dalam satuan kapasitas kendaraan (berat & volume)
3) Perhitungan kebutuhan kendaraan
4) Perhitungan biaya persediaan
Hasil dan Pembahasan
Permintaan Produk dan kebutuhan bahan
Sebagai dasar perhitungan akan digunakan tingkat permintaan produk selama tahun 2012, sedangkan
kebutuhan bahan baku dihitung berdasar Bill of material tiap produk. Tingkat permintaan produk selama tahun
2012 untuk Sofa 82 unit, Springbed 120cm 39 unit, Springbed 160cm 22 unit, daun pintu Single 336 unit dan daun
pintu double sebanyak 48 unit. Adapun kebutuhan bahan baku tiap 1 unit produk disajikan pada tabel 1 sampai
dengan tabel 3.

Item
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Tabel 1. Kebutuhan Bahan Baku 1 set Sofa
Kebutuhan
Pemasok
Bahan Baku
Satuan

Per
Per
Unit
Tahun
1
41,60
3411,20
lembar
Kayu 200x20 cm
1
12,24
1003,68
lembar
Kayu 200x15 cm
1
18,16
1488,98
roll
Karet
1

24
1968,00
unit
Per
1
6,24
511,68
meter
Kain Halus
2
1,96
160,36
lembar
Busa 2 cm
2
4,86
398,16
lembar
Busa 4 cm
2

1,96
160,36
lembar
Busa 6 cm
1
9,75
799,5
lembar
Karton
1
25,84 2.118,88
meter
Kain Porsche
1
12
984,00
unit
Kaki Stainless
1
24

1.968,00
unit
Mur + Baut
1
0,75
61,50
kg
Paku 2 cm
1
0,75
61,50
kg
Paku 4 cm
1
0,50
41,00
kg
Paku 6 cm
1
1

82,00
kaleng
Lem

I-27

Harga
per unit
(Rp)
15.000
12.000
7.000
800
4.000
2.500
8.333
17.500
1.500
28.000
15.000

1.200
16.000
14.000
11.000
50.000

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612

Tabel 2. Kebutuhan Bahan Baku Springbed

Springbed 120 cm
Item

Bahan Baku

Per
Unit

Per
Tahun

Springbed 160
cm
Per
Per
Unit
Tahun

Pemasok

Satuan

Harga
per unit
(Rp)

1

Kayu 20 cm

3.20

124,8

3.60

79,2

lembar

1

15.000

2

Kayu 15 cm

8,95

349

9,95

218,9

lembar

1

12.000

3

Per

24

936

24

Unit

1

800

Roll

1

7000

528

4

Karet

8,88

346,45

10,93

240,53

5

Kain Halus

5,2

202,8

7,2

158,4

Meter

1

4000

6

Busa 6 cm

1,11

43,33

1,56

34,22

lembar

2

17.500

7

Busa 4 cm

0,44

17,33

0,67

14,67

lembar

2

8

Karton

3,83

149,5

4,83

106,33

Meter

1

8.333
1500

9

Kain Safira

7,1

276,9

7,5

165

Meter

1

45000

10

Kaki Stainless

6

132

Unit

1

15000

11

Paku

0,35

7,7

Kg

1

11000

4
0,35

Tipe

Kayu Jati

L= 12cm, t = 3 cm

Kayu Jati
Kayu Jati

13,65

Tabel 3. Kebutuhan Bahan Baku Daun Pintu
Pintu Double
Satuan
Pintu Single

Bahan
Baku

Kayu Jati

156

L = 18cm, t = 3 cm
L = 6 cm, t = 3 cm
L = 33cm, t = 2 cm

Bambu
Lem

Per
unit
0,0208
0,0152
0,0112

Per
tahun
6,9888
5,1072
3,7632

Per
unit
0,0416
0,0304
0,0168

Per
tahun
1,9968
1,4592
0,8064

Harga per unit
Pemasok

m3

3

3

3

3

3

3

m
m

6.500.000

0,0544

18,2784

0,0504

2,4192

m

3

0,0009

0,3024

0,0018

0,0864

Batang

1

15000

1

50000

0,02

6,72

0,04

1,92

Kg

Komponen Biaya Persediaan
Biaya persediaan yang diperhitungkan adalah biaya order (K) yaitu biaya yang muncul setiap kali dilakukan
pemesanan tanpa tergantung banyaknya unit yang dipesan. Biaya order minor (ki) biaya order yang muncul tiap
memesan 1 unit barang (Nasution,2008). Serta biaya simpan yaitu biaya menyimpan 1 unit barang selama 1 tahun
yang diidentifikasi dari biaya modal dan biaya penyimpanan bahan baku.

No

Jenis Biaya
Biaya pesan(K)
1
Biaya Transportasi
2
Biaya Loading
3
Biaya dokumen
Jumlah
Biaya pesan minor (Ki)
Biaya simpan (h)

Tabel 4. Biaya Persediaan
Pemasok 1
Pemasok2
Rp/order
Rp/order
40.000
400.000
20.000
60.000
400.000
4.000
2.000
17%
17%

Pemasok 3
Rp/order
600.000
300.000
900.000
2.000
20%

Perhitungan Biaya Persediaan Kebijakan Persediaan Perusahaan
Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 1
Dari pemasok 1 dipesan bahan baku untuk produk Sofa dan Springbed (selain busa) sejumlah kebutuhan
untuk produksi 1 unit produk sofa atau springbed. Sehingga frekuensi pemesanannya adalah sejumlah unit produk
yang diproduksi, dengan kuantitas tiap kali pesan sebagai berikut :

I-28

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612

Tabel 5. Pemesanan Bahan Baku untuk Pemasok 1
Sofa (82unit)
Jmlsekali
pesan (Q)

Bahan Baku

Unit

Kebutuhan 1
Tahun (D)

Rp.000

Spring Bed 120cm (39unit)

Spring Bed 160cm(22unit)

Jml sekali
pesan(Q)

Jml sekali
pesan(Q)

Unit

Rp.000

Unit

Kebutuhan 1
Tahun (D)

Rp.000

Unit

Rp.000

(Q)

Kebutuhan 1
Tahun (D)

Rp.000

unit

Rp.000 

Kayu 20 cm

45

675

3.690

55.350

5

75

195

2.925

5

75

110

1.650

Kayu 15 cm

15

180

1.230

14.760

10

120

390

4.680

10

120

220

2.640

Karet 2 cm

20

140

1.640

11.480

10

70

390

2730

12

84

264

1.848

Per

24

19,2

1.968

1.574

24

19,2

936

749

24

19,2

528

422

Kain Halus

7

28

574

2.296

6

24

234

936

8

32

176

704

Karton

10

15

820

1.230

5

7,5

195

293

5

7,5

110

165

Kain Porsche

26

728

2.132

59.696

Kaki Stainless

12

180

984

14.760

4

60

156

2.340

6

90

132

1.980

Mur + Baut

25

30

2.050

2.460

  

Paku 2 cm

0,75

12

61,5

984

  

Paku 4 cm

0,75

10,5

61,5

861

0,5

7

11

154

Paku 6 cm

0,5

5,5

41

451

  

  

1

50

82

4.100

  

  

Lem
Kain Safira

  

0,5

7

360



Bambu
Jumlah

  

1
  

15
2.088    

1

15

  

19,5

273

312

14.040

8

176

360

  

7.920 
  

170.017    

742,7    

28.965    

795    

17.483 

Perhitungan total biaya (TC) menggunakan formula







 

 

 



 ∑

Total biaya persediaan untuk produk Sofa
%
 
   
.
.
 
 
.
.
Total biaya persediaan untuk produk Springbed 200x120cm
%
 
    .
.
 
.
 
 
.


.
 

(1)

.
   .

Total biaya persediaan untuk produk Springbed 200 cm x 160 cm
%
 
    .
.
 
.
       .
 
.

 

 

   .

.

 

.
.

Dengan kebijakan pemesanan tersebut, maka jumlah biaya persediaan untuk bahan baku yang dipesan dari pemasok
1 sebesar Rp 9.2422.420
  
a.
Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 2
Kebijakan pemesanan ke pemasok 2 adalah, perusahaan memesan busa untuk produksi 2 set sofa dan 2 unit
springbed. Kebijakan pemesanan bahan baku dari pemasok 2 pada tabel 6.
Berdasarkan rumus (1) maka dengan kebijakan pemesanan tersebut, biaya persediaan yang dikeluarkan
perusahaan bagi pemasok 2 :
.
 
    .
.
%
 
.
       .
.
.

I-29

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612

Tabel 6. Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 2
Kebutuhan

Jumlah
Satu
Tahun
(lembar)
D

Unit
Cost
(Rp)

QRpi

Kebutuhan
Tahunan (D)
(Rp)

E

f=cxe

g = d xec

Minor
ordering
cost
(Rp)

Item

Bahan
baku

Sofa

Springbed

Total

A

B

c=a+b

Sekali
Pesan
(lembar)
C

1

Busa 2 cm

1,96

1,96

4

124

2.500

10.000

310.000

666,67

2

Busa 4 cm

4,86

1,11

5,97

12

372

8.333

100.000

3.100.000

666,67

3

Busa 6 cm

1,96

2,67

4,63

10

310

17.500

175.000

5.425.000

666,67

285.000

8.835.000

2.000,00

JUMLAH

H

b.

Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 3
Jumlah bahan baku kayu jati yang dibutuhkan selama 1 tahun (D) 41m3, dipesan dari pemasok 3 dengan
kebijakan setiap kali pesan (Q) sebesar 4m3 dengan harga per m3 sebesar Rp.6.5000.000 . Karena hanya ada satu
produk yang dipesan dari pemasok 3, ini maka perhitungan biaya pesan dilakukan dengan formula EOQ single item
(Nasution,2008) :
 
 
 
(2)
%∗ .

.

.

.

.

Dari perhitungan biaya persediaan ke ketiga pemasok di atas, maka diperoleh Total biaya persediaan dari
kebijakan pemesanan yang diterapkan perusahaan selama ini sebesar :  Rp 33.754.145  
Kebijakan Pemesanan Bahan Baku dengan Metode EOQ
Dengan metode EOQ maka akan tentukan nilai pemesanan optimal (Q*) untuk meminimalkan total biaya
persediaan. Untuk pemasok 1 dan pemasok terdapat lebih 1 produk yang dipesan pemasok maka nilai Q*
ditentukan dengan EOQ multi item (Nasution,2008).


 

 

 

 



 ∑

 ∑

(3)
      ∑

Q* untuk masing-masing item dalam nilai rupiah diperoleh dari membagi di dengan D sebagai berikut:


 
Q* untuk masing-masing item dalam unit sebanding dengan unit cost-nya Ci, sehingga diperoleh:


 



(4)

(5)
(6)

dimana
di
= biaya selama periode tertentu untuk item-i
D
= ∑ = biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua item
ci
= harga per unit item i
QRp = ∑
 Q untuk ukuran lot terpadu dalam “nilai” rupiah

    = Q optimal untuk ukuran lot terpadu dalam “nilai” rupiah

Berdasarkan tabel kebutuhan bahan baku pertahun untuk pemasok 1dan pemasok 2 (tabel 1dan tabel 2)
setelah dikalikan dengan harga per unit, maka diketahui nilai untuk permintaan tahunan dalam rupiah (D) untuk
pemasok 1 = Rp.202.804.432, Pemasok 2 =Rp 8.159.265.Sehingga dapat dihitung nilai rupiah dari EOQ ke tiap tiap
pemasok sebagai berikut
a.

Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 1

        

 

 

 

,

   

.

.

.

.

Angka tersebut merupakan nominal dari sekali pemesanan ke pemasok 1 untuk seluruh bahan baku.
Selanjutnya dengan rumus (5) dihitung nilai nominal untuk masing-masing bahan baku kemudian dikonversikan ke

I-30

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

ISSN 1412-9612

nilai unit dengan rumus (6). Namun karena nilai Qi disini diperoleh angka desimal, maka langsung dilakukan
pembulatan sehingga nilai tersebut merupakan nilai pemesanan yang riil.
Tabel 7. Kebijakan pesan optimal untuk pemasok 1

EOQ
Bahan Baku

Di

Kayu 20 cm
Kayu 15 cm
Karet 2 cm

Q (Rp)

Pembulatan
Q(Rp)
Qi pesan
pesan

Qi

54.228.000

3.304.192,85

220,28

220

3.304.193

18.858.960

1.149.104,54

95,76

96

1.149.105

14.531.720

885.439,36

126,49

126

885.439

Per

2.745.600

167.293,50

209,12

209

167.293

Kain Halus

3.491.520

212.743,52

53,19

53

212.744

Karton

1.582.995

96.454,24

64,30

69

103.500

Kain Porsche

59.328.640

3.614.982,45

129,11

138

3.864.000

Kaki Stainless

19.080.000

1.162.572,83

77,50

78

1.162.573

Mur + Baut

2.361.600

143.895,81

119,91

120

143.896

Paku 2 cm

984.000

59.956,59

3,75

4

59.957

Paku 4 cm

1.159.900

70.674,44

5,05

6

84.000

Paku 6 cm

451.000

27.480,10

2,50

2

27.480

4.100.000

249.819,11

5,00

6

300.000

19.885.500

1.211.653,15

26,93

27

1.211.653

0,06

1

15.000

0

12.690.832

Lem
Kain Safira
Bambu

15.000

913,97

Jumlah

202.804.435

12.357.176,45

Dengan kebijakan pemesanan tersebut, biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan sebagai berikut:
 
.
.
,
 
 
 
 
   
.
.
     
.
.
b.

Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 2

 

. .

.

.

,

.

. .

.

Tabel 8. Kebijakan pesan optimal untuk Pemasok 2

Bahan Baku
Di (Rp)

c.

Qi(unit)

Qi(unit)
Pembulatan

Qi (Rp)
(Pembulatan)

Busa 2 cm

401800

305905,9896

122,3624

123

307500

Busa 4 cm

3586689,86

2730686,688

327,6955

328

2733224

4170775

3175373,454

181,4499

182

3185000

Rp8.159.265

6211966,132

Busa 6 cm
Jumlah

 

Qi (Rp)

 

 

.

.

 

 

,

   

.

.

6.225.724
. .

.

Pemesanan Bahan Baku dari Pemasok 3
Perhitungan jumlah pemesanan optimal dengan Metode EOQ Single Item sehingga jumlah pemesanan
optimal bahan baku tersebut adalah sebagai berikut:
I-31

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

 

        

 

% .

.

ISSN 1412-9612

.

        

  ,

            

 

Dengan kebijakan pemesanan tersebut, biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan sebagai berikut:
 

.

% .

.

  .

.

Total biaya persediaan perusahaan untuk ketiga pemasok dari perhitungan pemesanan dengan menggunakan metode
EOQ sebesar : Rp 12.980.252,46  
 
Perhitungan Kapasitas Kendaraan
Berdasarkan jumlah pemesanan optimal bahan baku ke setiap pemasok, kemudian dikonversikan ke satuan
berat dan volume untuk memperhitungkan kapasitas kendaraan dibutuhkan dandibandingkan dengan kapasitas
kendaraan yang tersedia. Kebutuhan kapasitas kendaraan untuk mengangkut bahan baku dari masing-masing
sebagai berikut:
Tabel 9. Kebutuhan Kapasitas Kendaraan

No

Pemasok

1
2
3

Pemasok 1
Pemasok 2
Pemasok 3

Kapasitas
Dibutuhkan
Berat
Volume
(Kg)
(m3)
838
5,4
226
12
13026
32

Kapasitas
Kendaraan Tersedia
Daihatsu Zebra Pick up
Truk 125 ps
Truk 125 ps

Berat
(Kg)
1500
5000
5000

Volume
(m3)
6
12
22

Keterangan

Memadai
Memadai
Tidak memadai

Kebutuhan kapasitas kendaraan untuk pemasok 1 dan 2 dapat dipenuhi oleh kendaraan yang saat ini tersedia.
Namun untuk pemasok ke 3 kapasitas yang tersedia ternyata sudah tidak memadai, sehingga dilakukan analisa
alternatif penggantian kendaraan. Karena penggantian kendaraan menyebabkan perubahan biaya transportasi yang
merupakan salah satu komponen biaya order, maka untuk tiap altenatif kendaraan kembali diperhitungkan nilai Q
optimal menggunakan EOQ Single item. Selanjutnya dibandingkan lagi kapasitas yang diperlukan berdasar nilai Q*
tersebut dengan kapasitas tiap-tiap kendaraan. Dari berbagai alternatif kendaraan pengganti yang dianalisa, terlihat
bahwa jenis kendaraan yang kapasitas untuk mengangkut jumlah pemesanan optimal adalah jenis kendaraan Dump
Truck 260 ps . Dengan kendaraan Dump Truck 260 ps biaya transportasi naik menjadi Rp 1.250.000, sehingga maka
biaya persediaan ke IKM 3 sebesar 11.616.500, dan total biaya persediaan ke seluruh pemasok sebesar
Rp.14.774.000 per tahun.
Kesimpulan
1.
Dengan menerapkan metode EOQ mampu menurunkan biaya persediaan hingga 56%. Hal ini disebabkan
karena menurunnya frekuensi pemesanan, sehingga mampu memurunkan biaya transportasi
2.
Frekuensi pesan menurun karena meningkatnya kuantitas jumlah tiap kali pesan dari hasil perhitungan EOQ ,
hal ini terjadi karena proporsi biaya simpan relative lebih kecil dibandingkan dengan biaya pesan.
3.
Perusahaan harus menyiapkan cukup modal untuk pembelian bahan baku yang nilainya relatif lebih besar
untuk sekali pembelian dibandingkan kebijakan sebelumnya
4.
Dengan meningkatnya kuantitas pesan maka harus dikoordinasikan kepada pemasok agar dapat memenuhi
bahan baku sesuai dengan junlah yang dipesan.
5.
Peningkatan kuantitas pesan juga mengakibatkan perlunya penggantian kendaraan dengan kapasitas yang
lebih besar untuk pemasok 3 dan berakibat naiknya biaya persediaan karena meningkatnya biaya transportasi.
Perlu dikaji lagi apakah yang apakah biaya tersebut masih lebih kecil dibandingkan jika kuantitas pesan
mengikuti kapasitas kendaraan yang ada pada saat ini, sehingga kebijakan pemesanan ke pemasok 3 tidak
berdasar EOQ namun berdasar kapasitas kendaraan.

I-32

Simposium Nasional RAPI XII - 2013 FT UMS

6.

ISSN 1412-9612

Dalam penerapan metode ini, jumlah bahan baku yang dipesan dan disimpan menjadi lebih banyak dari
kebijakan pemesanan perusahaan sebelumnya, sehingga diperlukan manajemen untuk melakukan pengaturan
dan perawatan persediaan agar bahan baku tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.

Daftar Pustaka
Gunawan, Janti dan Nyoman Sutari. 1993. Pengantar Teknik dan Sistem Industri. Surabaya, Guna Widya
Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta, BPFE
Nasution, Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama .
Yogyakarta, Graha Ilmu
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta, Graha Ilmu
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta, Graha Ilmu
Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya, Guna Widya

I-33