BAHASA INDONESIA Artikel Kenakalan Remaja

BAHASA INDONESIA
Artikel Kenakalan Remaja

Di Susun Oleh :
NAMA
NIM
KELAS

: FEDY NOLIZA
: 140653111776
: VI i1

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU
PEKANBARU
APRIL, 2017

Kenakalan Remaja
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru
dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi
garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan

komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya
baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja
generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak
berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak
terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat
luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh
mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa,
orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan
kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar
selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami
bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya
anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh
hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teoriteori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam

kehidupan sehari-hari.


Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan
kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat
mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di
ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain
tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab,
alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

[Kenakalan Remaja SD-SMP-SMA Saat ini]

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap
orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi
anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya
untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk
mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada
ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja
untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok
bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya
memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak

remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak

itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya
tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang
patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah
(guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut
untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak
membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak
remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan
moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang
benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan
orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya.
Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola
kenakalan para orang tua.

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya
didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak
dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk

menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja
sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan
idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya

tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya
manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat
melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita
tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru
kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa
orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang
sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum
yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman
sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova
pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja

SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan
(sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan
komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara
keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para
remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di
lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat
memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan

kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam
kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola
perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang
tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan
pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari
kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia,

dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang
guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan.
Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita
akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak
kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.

Ide-Ide Pokok Setiap Alenia :
1. Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para
guru dan keluarganya, tetapi semua orang,
2. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang
sangat luhur di masyarakat.
3. Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi
seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan.
4. Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan
kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam
sangat mendalam dalam sanubari para remaja.
5. Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir
setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang
terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini.
6. Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang

rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan
dan usianya memang terbilang masih remaja.
7. Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya
tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan
si anak remaja kedalam kenakalan remaja
8. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur,
untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
9. Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja,
10. Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah
berita tentang pencabulan
11. Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya
12. Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah),
13. Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat
dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal
kenakalan remaja,

Kalimat Majemuk
Diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah,

Ciri-Ciri Kalimat Majemuk

1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kedua klausanya memiliki hubungan
setara atau sederajat.
Ciri – ciri kalimat majemuk setara
a) Antar klausa memiliki hubungan koordinatif, sehingga bisa berdiri sendiri meskipun
dipisahkan.
b) Klausa yang satu berkedudukan sama dengan klausa lainnya.
c) Konjungsi yang menghubungkan biasanya berupa, dan, lalu, kemudian, bahkan, ketika,
setelah, dan sebelum.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang klausa – klausanya memiliki
hubungan yang tidak sejajar atau sederajat. Dengan kata lain, klausa – klausa tersebut ada yang
berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat.
Ciri – ciri kalimat majemuk bertingkat
a) Salah satu klausa / anak kalimat tidak tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, akan
tidak memiliki arti jika dipisah.

b) Kata penghubungnya berupa jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab,
dan sehingga


3. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal
yang digabungkan menjadi satu. Kalimat – kalimat tunggal tersebut dirapatkan atau digabung
dengan hanya menyebutkan bagian yang tidak sama dan dipisahkan dengan tanda koma (,), dan
konjungsi dan.
Ciri – ciri majemuk rapatan
a) Bisa dipisahkan menjadi dua buah kaalimat tunggal atau lebih.
b) Dipisahkaan dengan tanda koma, dan konjungsi dan, serta, dan juga.

4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat
majemuk setara dan bertingkat.
Ciri – ciri kalimat majemuk campuran
a) Memiliki lebih dari dua buah klausa.
b) Dihubungkan dengan dua buah konjungsi seperti pada kalimat majemuk setara dan
campuran.