MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA

MASALAH SOSIAL KENAKALAN REMAJA

DISUSUN OLEH :
NAMA: FERERA YULI ASTUTI
NIM: D0312041

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan
dari masa anak-anak menuju ke dewasa. Sebelum dewasa individu akan
mengalami masa dimana terjadi peralihan untuk benar-benar mematangkan
dirinya menuju masa dewasa. Dewasa ini masa remaja di sebut-sebut masa
yang paling rawan dihadapi individu sebagai anak. Dari yang tadinya anakanak mereka mengalami perkembangan secara fisik maupun psikis dengan
beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan menghadapi

hal ini di kala membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja akan
mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan norma seorang anak.
Kaitannya masa remaja disebut sebagai masa yang rawan adalah ancaman
yang mengintai anak yang beranjak remaja yaitu ‘kenakalan remaja’.
Kenakalan tadi bisa disebut sebuah penyimpangan yang dilakukan oleh anak
remaja yang mengakibatkan masalah dalam masyarakat. Penyebab dari
kenakalan remaja tidak hanya satu ataupu dua penyebab saja, pada dasarnya
remaja akan membentuk suatu kelompok sendiri, yang memiliki kesamaan
tertentu yang pada akhirnya akan menjadi identitas. Hal ini sesuai dengan
pandangan Erikson bahwa dalam masa remaja, remaja berusaha untuk
melepaskan diri dari milieu orang tua dengan maksud untuk menemukan
dirinya, dan prosesntersebut dikatakan sebagai proses mencari identitas ego 1.
Hal tadilah yang mendasari kenakalan remaja terjadi dalam masyarakat.
Pada bahasan kali ini penulis memilih permasalah ‘kenakalan remaja’
untuk dibahas dan dikaji lebih dalam kaitanya dengan masyarakat dan
hubungannya dengan keluarga. Dalam mengkaji penulis akan memaparkan
apa yang menjadi penyebab kenakalan remaja yang berkaitan dengan
1 Erikson dalam Monks, F.1, dkk.2006. Psikologi Perkembangan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. Hlm. 282


keluargan dan masyarakat, lalu menganilisnya dengan paradigma sosiologi
yang relevan, dan yang terakhir adalah memberikan solusi apa yang harus
dilakukan untuk menanggulangi masalah kenakalan remaja.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas maka penulis
memberikan rumusan masalah yang berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja?
2. Apa faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja?
3. Apa paradigma sosiologi yang relevan dengan permasalah kenakalan
remaja? Jelaskan!
4. Apa dan bagaimana solusi penanggulangan masalah kenakalan remaja?
C. Tujuan
Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah agar memberikan
pemahaman pada mahasiswa mengenai masalah sosial kenakalan remaja,
penyebab, analisis paradigma sosiologi dan penanggulangannya serta
memenuhi tugas ujian kompetensi dasar 4 mata kuliah sosiologi keluarga.
D. Manfaat
1. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan kenakalan
remaja, penyebab, analisis paradigma sosiologi dan penanggulangannya

maupun untuk dijadikan bahan referensi untuk karya ilmiah selanjutnya.
2. Masyarakat
Jika masyarakat mengetahui mengenai kenakalan remaja melalui makalah
ini, maka bisa jadi kenakalan remaja akan dapat teratasi sebelum telalu
besar potensi terjadinya.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Kenakalan Remaja
Kartini Kartono mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula
sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh
pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka
dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan” 2.
Kasus-kasus yang terjadi pada dewasa ini oleh para remaja rata-rata kasus
yang menyangkut pada tindakan penyimpangan moral. Kasus yang paling
sederhana seperti bolos sekolah, lebih jauh lagi adalah kasus pembunuhan.
Walaupun kasus yang sederhana lebih banyak dilakukan dan kasus yang besar
tidak terlalu namun justru kasus-kasuk yang sederhana tadi yang bisa
berdampak pada masyarakat dan keluarga. Sebagai contoh remaja yang

membolos tanpa sepengetahuan dari keluarga atau orang tua akan melakukan
tindakan yang menyimpang di luar sekolah karena merasa bebas dan tidak
diatur, penyimpangan yang sederhana ini bisa jadi penyimpangan yang lebih
besar jika dilakukan terus-menerus. Remaja yang membolos akhirnya
menghabiskan waktu membolosnya dengan pergi ke warnet untuk mengakses
situs porno dan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya sehingga remaja tadi
melakukan tindakan yang melanggar norma asusila yang berujung pada
perbuatan pemerkosaan. Itu bisa terjadi jika penyimpangan sederhana di
abaikan begitu saja.
Pada masa remaja, remaja cenderung lebih senang berkumpul diluar
rumah, lebih sering membantah orang tua, ingin menonjolkan diri dan kurang
pertimbangan. Di usian ini, remaja biasanya mudah terpengaruh lingkungan 3.
Dapat dikatakan inilah yang melandasi terjadinya kenakalan remaja secara
psikologis. Jika di biarkan berlarut-larut maka kenakalan remaja bisa menjadi
2 Kartini Kartono. 1988.Psikologi Remaja. Bandung : PT.Rosda Karya. Hlm. 93
3 Buku Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (BKR).2009. Pegangan Kader Tentang Pembinaan Anak
Remaja. Jakarta:BKKBN. Hlm. 10

permasalahan yang kompleks di masyarakat yang berujung menjadi penyakit
sosial.

B. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja bukan semata-mata di akibatkan oleh kondisi dari
remaja yang seharusnya dihadapi. Ada beberapa remaja yang dapat melalui
masa remaja dengan baik dan lancar tanpa melakukan penyimpangan yang
dianggap sebagai masalah sosial. Hal itu menandakan bahwa kenakalan
remaja juga dipengaruhi faktor-faktor tertentu baik eksternal maupun internal.
Penulis mencoba memaparkan faktor penyebab secara lengkap.
Faktor internal:


Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.



Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:


Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu

memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.


Teman sebaya yang kurang baik




Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik4.
Penyebab tadi menjadi faktor yang paling sering terjadi di masyarakat

kaitannya dengan kenakalan remaja yang terjadi. Jika dilihat faktor internal
lebih menekankan pada segi psikologis dari yang dihadapi remaja sehingga
menyebabkan remaja melakukan penyimpangan. Sedangkan faktor eksternal
lebih menekankan pada sosiologis atau lingkungan baik lingkungan keluarga,
pertemanan atau sosialisasi dan masih banyak lingkungan lain yang menjadi
faktor remaja melakukan penyimpangan. Ini sejalan dengan konsep struktural
fungsional dalam sosiologi yang menjadikan masyarakat atau lingkungan
yang saling mempengaruhi satu sama lain, dengan seperti itu maka kenakalan
remaja bisa jadi di sebabkan karena masyarakat yang tidak berfungsi secara
benar dalam memberikan kontribusinya pada individu yaitu remaja sehingga
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.
C. Analisis Permasalahan Kenakalan Remaja dengan Paradigma Sosiologi
Untuk menganalisis masalah sosial “kenakalan remaja” penulis
menggunakan dua paradigma karena dianggap sama-sama relevan untuk

mengkaji permasalahan ini. Paradigma yang pertama adalah fakta sosial yang
dikemukakan oleh Emile Durkheim. Untuk menjelaskan apa yang
dimaksudkannya dengan konsep fakta sosial ini, Durkheim menyajikan
sejumlah contoh. Salah satu diantaranya adalah pendidikan anak: sejak bayi
seorang anak di wajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu;
diwajibkan taat, dan menjaga kebersihan serta ketenangan; diharuskan
4 KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd. Disajikan Dalam
Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA. Hlm. 4-5

tenggang rasa terhadap orang lain, menghormati adat dan kebiasaan. Di sini
kita depat menjumpai unsur-unsur yang dikemukakan dalam definisi
Durkheim tersebut: ada cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang
bersumber pada suatu kekuatan diluar individu, bersifat memaksa dan
mengendalikan individu, dan berada di luar kehendak pribadi individu.5.
Kita dapat melihat apa yang menjadi konsep dari fakta sosial relevan
dengan apa yang terjadi pada remaja yang berujung dengan kenakalan remaja.
Remaja yang melakukan penyimpangan tindakan yang dilakukannya
dilakukan karena pengaruh dari luar individu yaitu faktor lingkungan seperti
keluarga, pertemanan, dan masih banyak lagi. Permasalah yang dihadapi oleh
remaja adalah masalah pengendalian diri, remaja tidak bisa mengendalikan

diri sehingga melakukan penyimpangan yang hal itu pun juga disebabkan oleh
unsur-unsur eksternal seperti yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
Menuju paradigma selanjutnya, paradigma yang juga relevan dengan
masalah ini yaitu tindakan sosial. Paradigma ini dikemukakan oleh tokoh
sosiologi yaitu Max Weber. Tindakan

sosial yang Weber dapat berupa

tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa
tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subjektif yang mungkin
terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Atau merupakan tindakan
perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa.
Atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu6. Kerelevanan
paradigma ini berada pada tindakan yang bersifat membatin dari individu atau
dilakukan oleh diri sendiri karena dorongan dari diri sendiri yang menekan
individu.
5 Sunarto, Kamanto. 2010. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI. Hlm. 11
6 Ritzer, George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm.
38


Relevan dengan penyebab dari kenakalan remaja dengan faktor
internal yaitu permasalahan identitas dan tindakan kontrol diri yang lemah
sehingga berakibat pada penyimpangan yang dilakukan remaja itu. Hal ini
bisa terlihat saat remaja ingin menunjukan eksistensinya agar lebih dipandang
oleh

orang

sekitarnya

sebagai

bentuk

identitas

dari

remaja


yang

sesungguhnya. Kenakalan remaja merupakan bentuk ketidak sesuaian
tindakan yang dilakukan remaja dalam menunjukan eksistensinya sehingga
justru penyimpangan yang dilakukan.
D. Solusi Penanggulangan Permasalahan Kenakalan Remaja
Masalah

sosial

yang

terjadi

di

masyarakat

memang

dapat

mengakibatkan permasalahan yang berdampak dalam masyarakat sendiri.
Meski seperti itu namun permasalahan yang terjadi pastilah terdapat solusi
yang dapat menanggulangi permasalahan, meski tidak secara keseluruhan
namun paling tidak dapat menguranginya. Untuk permasalahan kenakalan
remaja maka penulis memaparkan penanggulangannya dari segi sosiologi agar
lebih relevan dengan makalah untuk pemenuhan tugas sosiologi keluarga.
Dari segi sosiologis ini juga masih di bagi menjadi tiga yaitu keadaan
keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat akan dijelaskan secara rinci
untuk keadaan keluarga dan untuk lingkungan sekolah dan masyarakat secara
singkat.
1. Keadaan Keluarga
a. Keluarga

yang

menciptakan

harmonis

lingkungan

sangat
yang

menentukan

baik

dalam

untuk
suasana

kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup
b. Keluarga berfungsi sebagai pusat kehidupan dan kebudayaan.
Untuk mencapai tujuan itu perlua diusahakan/dilakukan:


Memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan anak.



Mendorong minat anak untuk mengembangkan bakat



Menciptakan suasana yang edukatif, yaitu dengan
membiasakan anak sejak kecil untuk membaca bukubuku yang bermutu, dan perlu mengontrol bacaanbacaan yang dapat merugikan perkembangan jiwa.



Melatih hidup untuk disiplin diri sejak kecil, tanpa
perlu menggunakan kekerasan atau paksaan yang
mengakibatkan jiwa anak menjadi kerdil.



Memperhatikan kebutuhan rekreasi bersama secara
sederhana tanpa mengurangi keakraban.



Kesempatan yang cukup untuk mengadakan dialog
untuk saling terbuka antar sesama anggota keluarga.



Agar

tidak

terjerumus

dalam

“kesibukan”

atau

rutinisme perlu dibuat jadwal untuk acara keluarga.


Menanamkan nilai-nilai religius, misalnya ibadah
keluarga setiap hari sebagai santapan rohani.

c. Nuclear family, yaitu lengkapnya struktur keluarga, sehingga
terdapat keutuhan dalam interaksi. Masing-masing dari orang
tua harus ada kesefahaman tentang norma-norma yang harus
dianut untuk pendidikan anak, sehingga tidak membingungkan
atau menimbulkan konflik. Perlu ada saling pengertian dan
saling membantu dalam melaksanakan tugas tanggung jawab:
dalam hal ini tugas orang tua sebagai pendidik.


Peranan Ayah dapat dirumuskan:
a. Sumber kekuasaan, dan dasar identifikasi
b. Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Pelindung ancaman dari luar

d. Penghubung dunia luar
e. Pendidik dari segi “rasional”


Peranan Ibu dapat dirumuskan:
a. Pemberi rasa aman, sumber kasih sayang
b. Tempat mencurahkan isi hati (peranan ayah pula)
c. Pengatur kehidupan rumah tangga
d. Pembimbing kehidupan rumah tangga
e. Pendidik segi emosional
f. Penyimpan tradisi

d. Memberikan bimbingan sebagai:
Usaha untuk menemukan, menganalisa, dan memecahkan
kesulitan yang dihadapi anak dalam hidupnya. Jadi tugas orang
tua adalah:


Berusaha mengerti pribadi anak-anaknya.



Memupuk kesanggupan untuk menolong diri sendiri
dalam mengatasi masalah.



Untuk mengembangkan potensi/bakat anak yang ada.



Membimbing

untuk

mampu

menyesuaikan

diri

terhadap lingkungan sekitarnya.


Membimbing kepada kepada ketaatan dan kasih, nilainilai, agama dan moral7.

2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah seharusnya juga dapat berkontribusi untuk
penanggulangan kenakalan remaja dengan menciptakan suasana
belajar yang dapat memicu kreatifitas dari murid-murid secara
7 Mulyono, Bambang. 2001. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulanganya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hlm. 53-54

lebih sehingga potensi remaja dalam melakukan penyimpangan
dapat tercegah dengan kegiatan yang lebih bermanfaat di sekolah.
Lebih lanjut sekolah pun juga berkoordinasi dengan orang tua
murid untuk saling memantau apa yang dilakukan murid sehingga
jika ada indikasi penyimpangan akan cepat tertangani.
3. Masyarakat
Untuk masyarakat walaupun di masa era postmodern ini, fungsi
masyarakat terganggu oleh budaya individualis, namun meski
begitu

masyarakat

perlu

kemungkinan-kemungkinan

lah
yang

tetap

disosialisasikan

tidak

terduga.

untuk

Sehingga

masyarakat perlu bertindak pengawasan dan tindakan yang tegas
jika memang diperlukan untuk dapat mencegah adanya kenakalan
remaja.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut point-point dari makalah ini untuk kesimpulannya:
1. Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan dari
masa anak-anak menuju ke dewasa.
2. Kaitannya masa remaja disebut sebagai masa yang rawan adalah ancaman
yang mengintai anak yang beranjak remaja yaitu ‘kenakalan remaja’.

Kenakalan tadi bisa disebut sebuah penyimpangan yang dilakukan oleh
anak remaja yang mengakibatkan masalah dalam masyarakat.
3. Kenakalan remaja di sebabkan oleh dua hal utama yaitu faktor internal
psikologis dari remaja dan juga faktor eksternal kondisi sosiologis atau
lebih kepada lingkungan.
4. Paradigma yang relevan untuk permasalah kenakalan remaja adalah fakta
sosial dam tindakan sosial.
5. Penanggulanga kenakalan remaja dapat dilakukan dari segi sosiologis
yaitu dengan tiga hal utama yang harus diperhatikan keadaan keluarga,
lingkungan sekolah dan masyarakat
B. Saran
Sebagai mahasiswa sosiologi penulis menyarankan agar seluruh
elemen masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam pengawasan
terhadap remaja. Penulis mengharapkan tidak hanya keluarga dan sekolah saja
yang melakukan pengawasan itu, namun seharusnya masyarakat juga peka
terhadap lingkungan sekitar, sehingga kenakalan remaja bisa ditanggulangi
secara lebih baik dan di cegah. Tidak hanya itu penulis juga menyarankan
untuk ada nya sosialisasi yang lebih baik dari sekolah dan pemerintah pada
remaja agar tidak melakukan tindakan penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Erikson dalam Monks, F.1, dkk.2006. Psikologi Perkembangan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Kartini Kartono. 1988.Psikologi Remaja. Bandung : PT.Rosda Karya.
Mulyono,

Bambang.

2001.

Pendekatan

Analisis

Penanggulanganya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kenakalan

Remaja

dan

Ritzer, George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sunarto, Kamanto. 2010. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI.
Referensi Lain
Buku Penyuluhan Bina Keluarga Remaja (BKR).2009. Pegangan Kader Tentang
Pembinaan Anak Remaja. Jakarta:BKKBN.
KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa,
M.Pd. Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA.