Bagaimana Mendapatkan Prospek
Bagaimana Mendapatkan Prospek
Oleh : Bag Kinantan
Setiap kita membangun sebuah usaha atau bisnis yang kita inginkan adalah produk yang kita jual laku
di pasar, tidak hanya laku, tapi juga mudah menjualnya. Bagi kita yang pernah belajar tentang
marketing, bahwa dahulu produsen asik memproduksi barang lalu di jual. Karena dahulu belum
banyak pesaing, asal produk itu dibutuhkan dan belum ada subtitusinya, maka konsumen ‘terpaksa’
untuk membelinya.
Hari ini dengan pasar yang sangat terkotak kotak, masyarakat mulai cerdas memilih produk/ jasa
yang dibelinya, maka sang pemasar harus cerdas memikirkan strategi bagaimana produk yang kita
jual laku di pasar.
Dalam tulisan yang lalu sudah saya singgung tentang segmentasi dan marketing mix, ini menjadi
dasar penyusunan strategi pemasaran kita. Kita gak mungkin sanggup penjangkau semua orang. Dan
gak semua orang membutuhkan produk kita. Itulah sebabnya kita perlu memilah dan memilih siapa
yang patut dan layak menjadi konsumen kita.
Mereka yang patut dan layak itu kita sebut sebagai PROSPEK.
Kawan saya pernah memberi contoh seperti ini:
Bagi para Lelaki yang sudah menikah, dahulu saat sebelum menikah, siapa prospek anda? Pasti
seorang wanita, apakah semua wanita bisa menjadi istri anda? Tidak juga kan, kita harus
menentukan kriteria siapa yang pantas menjadi istri kita.? Ya kan?
Nah, itu yang kadang dilupakan para pemasar, mereka lupa bahwa mencari prospek itu ibarat
mencari pasangan hidup. Tidak main terabas atau main tebas sembarangan, harus diseleksi. Kalau
kita mencari pasangan hidup ada 4 kriteria, agama, harta, rupa dan keturunan. Lalu bagaimana jika
prospek untuk produk kita?
Kriteria utama calon pembeli yang potensial adalah BAN
B : Budget
A : Authority
N : Need
Calon pembeli potensial itu harus memenuhi ketiga kriteria ini, Budget adalah calon pembeli yang
memiliki daya beli, percuma kan kalo kita menjual atau menawarkan produk ke orang yang tidak
punya daya beli? Sampai berbuih kita menjelaskan kelebihan produk kita, mereka gak akan beli, gak
mampu...
Authority atau pembuat keputusan untuk membeli. Salah satu trik yang sering diberikan para sales
profesional adalah tembak langsung ke bos-nya. Minimal orang yang bisa membawa kita menemui
bos-nya. Ini penting juga, kadang kita menjumpai orang orang yang punya uang, tapi ia harus minta
izin orang yang lebih berpengaruh untuk meminta persetujuan membeli atau tidak.
Need, pembeli potensial adalah mereka yang membutuhkan produk kita. Ingat konsumen hanya
membeli sesuatu yang berguna bagi mereka. salah satu kriteria berguna adalah produk itu haruslah
apa yang ia butuhkan.
Ketiga kriteria ini menjadi kunci bagi kita untuk dapat mengenali siapa pasar potensial kita, mereka
punya keinginan/ kebutuhan akan produk, mereka punya daya beli dan mereka memiliki otoritas
untuk memutuskan, oke saya ambil ini.
sebenarnya ada role play yang bisa kita mainkan agar pemahaman semakin kuat, ini akan saya
sambung di tulisan berikutnya, stay tune.
Salam.
*) hasil diskusi KPMI medan
Tulisan ini dapat anda dapatkan di
http://www.manajemenusaha.com/
Oleh : Bag Kinantan
Setiap kita membangun sebuah usaha atau bisnis yang kita inginkan adalah produk yang kita jual laku
di pasar, tidak hanya laku, tapi juga mudah menjualnya. Bagi kita yang pernah belajar tentang
marketing, bahwa dahulu produsen asik memproduksi barang lalu di jual. Karena dahulu belum
banyak pesaing, asal produk itu dibutuhkan dan belum ada subtitusinya, maka konsumen ‘terpaksa’
untuk membelinya.
Hari ini dengan pasar yang sangat terkotak kotak, masyarakat mulai cerdas memilih produk/ jasa
yang dibelinya, maka sang pemasar harus cerdas memikirkan strategi bagaimana produk yang kita
jual laku di pasar.
Dalam tulisan yang lalu sudah saya singgung tentang segmentasi dan marketing mix, ini menjadi
dasar penyusunan strategi pemasaran kita. Kita gak mungkin sanggup penjangkau semua orang. Dan
gak semua orang membutuhkan produk kita. Itulah sebabnya kita perlu memilah dan memilih siapa
yang patut dan layak menjadi konsumen kita.
Mereka yang patut dan layak itu kita sebut sebagai PROSPEK.
Kawan saya pernah memberi contoh seperti ini:
Bagi para Lelaki yang sudah menikah, dahulu saat sebelum menikah, siapa prospek anda? Pasti
seorang wanita, apakah semua wanita bisa menjadi istri anda? Tidak juga kan, kita harus
menentukan kriteria siapa yang pantas menjadi istri kita.? Ya kan?
Nah, itu yang kadang dilupakan para pemasar, mereka lupa bahwa mencari prospek itu ibarat
mencari pasangan hidup. Tidak main terabas atau main tebas sembarangan, harus diseleksi. Kalau
kita mencari pasangan hidup ada 4 kriteria, agama, harta, rupa dan keturunan. Lalu bagaimana jika
prospek untuk produk kita?
Kriteria utama calon pembeli yang potensial adalah BAN
B : Budget
A : Authority
N : Need
Calon pembeli potensial itu harus memenuhi ketiga kriteria ini, Budget adalah calon pembeli yang
memiliki daya beli, percuma kan kalo kita menjual atau menawarkan produk ke orang yang tidak
punya daya beli? Sampai berbuih kita menjelaskan kelebihan produk kita, mereka gak akan beli, gak
mampu...
Authority atau pembuat keputusan untuk membeli. Salah satu trik yang sering diberikan para sales
profesional adalah tembak langsung ke bos-nya. Minimal orang yang bisa membawa kita menemui
bos-nya. Ini penting juga, kadang kita menjumpai orang orang yang punya uang, tapi ia harus minta
izin orang yang lebih berpengaruh untuk meminta persetujuan membeli atau tidak.
Need, pembeli potensial adalah mereka yang membutuhkan produk kita. Ingat konsumen hanya
membeli sesuatu yang berguna bagi mereka. salah satu kriteria berguna adalah produk itu haruslah
apa yang ia butuhkan.
Ketiga kriteria ini menjadi kunci bagi kita untuk dapat mengenali siapa pasar potensial kita, mereka
punya keinginan/ kebutuhan akan produk, mereka punya daya beli dan mereka memiliki otoritas
untuk memutuskan, oke saya ambil ini.
sebenarnya ada role play yang bisa kita mainkan agar pemahaman semakin kuat, ini akan saya
sambung di tulisan berikutnya, stay tune.
Salam.
*) hasil diskusi KPMI medan
Tulisan ini dapat anda dapatkan di
http://www.manajemenusaha.com/