Analisis Perencanaan Laba Jangka Pendek dan Prospek Usaha Ayam RAs Pedaging (Studi Kasus di Peternakan "X", Kabupaten Pandeglang)

ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
DAN PROSPEK USAHA AYAM RAS PEDAGING
(Studi Kasus di Peternakan ”X”, Kabupaten Pandeglang)

SKRIPSI
ELI SAFITRI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
ELI SAFITRI. D34102024. 2006. Analisis Perencanaan Laba Jangka Pendek dan
Prospek Usaha Ayam Ras Pedaging (Studi Kasus di Peternakan ”X”,
Kabupaten Pandeglang). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. H. Zulfikar Moesa, MS.
Pembimbing Anggota : Alla Asmara, S.Pt. MSi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis struktur biaya dan
penerimaan Peternakan “X”, (2) menganalisis perencanaan laba jangka pendek

Peternakan “X” dan (3) menganalisis prospek usaha peternakan “X” dimasa
mendatang. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret – April 2006 di Peternakan
”X”, Desa Citalahab Pandeglang. Penelitian ini didesain sebagai studi kasus yang
bersifat deskriptif analitis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis peramalan
komponen anggaran, analisis perencanaan laba jangka pendek dan analisis
sensitifitas.
Hasil penelitian menunjukan metode terbaik untuk peramalan produksi, harga
pakan dan harga jual ayam broiler yaitu metode rata-rata bergerak linear, sedangkan
harga DOC dengan menggunakan metode pemulusan eksponensial tunggal pada α =
0,7, kemudian dilanjutkan dengan metode smoothing (pemulusan) eksponensial
linear dari Brown. Pemilihan metode tersebut didasarkan pada pola data dari periode
sebelumnya, nilai MSE (Mean Square Error) dan nilai MAE (Mean Absolut Error)
yang terkecil.
Analisis struktur biaya dan penerimaan dilakukan dengan metode variable
costing. Peternakan ”X” memiliki struktur biaya variabel yang lebih tinggi dari biaya
tetapnya hal tersebut terjadi karena penggunaan biaya pakan yang tinggi yaitu
sebesar 73,09% dan biaya DOC sebesar 20,63% dari total biaya variabelnya.
Penerimaan Peternakan ”X” terdiri dari penjualan output utama berupa ayam broiler
dan output sampingan berupa penjualan litter, penjualan karung dan pendapatan
tambahan yang terdiri dari insentif mortalitas dan insentif FCR.

Laporan rugi laba yang diproyeksikan pada Peternakan ”X” terdiri dari biaya
dan penerimaan. Biaya total memiliki kontribusi rata-rata sebesar 88,67 % terhadap
penerimaan dan total laba yang diperoleh sebesar 11,33 %. Dari laporan proyeksi
rugi laba tersebut diperoleh nilai titik impas terendah pada periode 15 sebesar Rp
56.085.895,90, nilai titik penutupan usaha tertinggi pada periode 18 sebesar Rp
28.551.388,80, nilai batas keamanan usaha tertinggi pada periode 15 sebesar 88,27
%, nilai pengungkit laba sebesar 1,10 – 1,11 kali pada setiap periodenya dan nilai
margin kontribusi tertinggi pada periode 15 sebesar
Rp 63.028.437,00.
Analisis sensitifitas dilakukan hanya pada perubahan volume produksi, harga
pakan, harga DOC dan harga jual. Proyeksi produksi untuk empat periode yang akan
datang yaitu sebesar 62.016 kg. Nilai penurunan produksi dan harga jual merupakan
nilai yang sensitif terjadi di Peternakan ”X” karena pada periode sebelumnya
penurunan tersebut pernah terjadi. Nilai kenaikan pakan tersebut sangat sensitif dan
pernah terjadi di Peternakan ”X”, sedangkan kenaikan biaya DOC tidak sensitif
karena belum pernah terjadi di Peternakan ”X”.

Peternakan ”X” memiliki struktur biaya variabel yang lebih tinggi dari biaya
tetapnya. Dalam jangka pendek, Peternakan ”X” mengalami penurunan laba. Hal ini
terjadi karena kenaikan biaya variabel lebih tinggi daripada harga penjualan.

Berdasarkan perhitungan parameter perencanaan laba jangka pendek, Peternakan
”X” memiliki prospek usaha yang baik, karena nilai perhitungan tersebut selalu
berada dibawah penerimaan yang pernah terjadi di Peternakan ”X”.
Kata kunci : perencanaan laba jangka pendek, struktur biaya, sensitifitas

ABSTRACT
Short Term Profit Planning Analysis and Business Prospect of Broiler
(Case Study in Peternakan “X”, Pandeglang District)

Safitri E., Z. Moesa , A. Asmara
The entrepreneur of broiler business has to realize the opportunity and threat
of the future. Known the fix cost and variable cost which will give the impact to
output volume is necessary. These information are for business analysis and future
profit orientation. The aims of this research are: (1) To analyze cost structure and
revenue of Peternakan “X”, (2) To analyze short term profit planning of Peternakan
“X”, (3) To analyze business prospect of Peternakan “X” in the future. This research
was carried out at Citalahab Pandeglang District during March until April 2006. Data
analysis are consist of budget forcasting analysis, short term profit planning analysis
and sensitivity analysis. Peternakan “X” has variable cost structure which higher than
fix cost. It is caused by the use of feed cost reaches 73,089% from total variable cost.

The revenue of Peternakan “X” is comes from broiler, chaff and bag sock sales also
mortality and FCR incentives. The result of short term profit planning shows: (1) The
lowest break even point value is occurred on period 15, that is Rp 56.085.895,90 (2)
The highest margin of safety is occurred on period 15, that is 88,27% (3) The
highest shut down point is occurred on period 18, that is Rp 28.551.388,80 (4)
Degree of operating leverage is 1,1 times, (5) The highest contribution margin is
occurred on period 15, that is Rp 63.028.437,00. That value is very small if it is
compared to the amount of revenue which has happened in Peternakan “X”. This
situation shows good business opportunity to the future.
Key word : short term profit planning, cost structure, sensitivity.

ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
DAN PROSPEK USAHA AYAM RAS PEDAGING
(Studi Kasus di Peternakan ”X”, Kabupaten Pandeglang)

ELI SAFITRI
D34102024

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
DAN PROSPEK USAHA AYAM RAS PEDAGING
(Studi Kasus di Peternakan ”X”, Kabupaten Pandeglang)

Oleh
ELI SAFITRI
D34102024

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisis Ujian Lisan pada tanggal 12 September 2006

Pembimbing Utama


Pembimbing Anggota

Ir. H. Zulfikar Moesa, MS.
NIP. 130 516 995

Alla Asmara, S.Pt. MSi.
NIP. 132 159 707

Dekan
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc.
NIP. 131 624 188

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 10 Juni 1984. Penulis adalah
anak pertama dari tiga bersaudara, terlahir dari pasangan Bapak H. Syafei Sastra, SS.
dan Hj. Maryamah.

Penulis mengecap pendidikan formal pertamakali pada Sekolah Dasar Negeri
Carita 2 (1990-1996). Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan di
SLTPN 1 Labuan (1996-1999) dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan
di MAN Pandeglang (1999-2002).

Penulis melanjutkan masa pendidikannya di

Bogor sebagai mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang diperoleh penulis melalui jalur USMI.
Selama

menjadi

mahasiswa,

Penulis

pernah

aktif


dalam

kegiatan

kemahasiswaan diantaranya HIMASEIP (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi
Industri Peternakan), FAMM AL – ANAM dan KMB (Kumpulan Mahasiswa
Banten). Penulis juga pernah aktif dalam berbagai kepanitiaan dalam kampus.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbillalamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah Allah titipkan kepada Penulis,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Perencanaan
Laba Jangka Pendek dan Prospek Usaha Ayam Ras Pedaging (Kasus di Peternakan
”X”, Kabupaten Pandeglang)”. Tidak lupa juga semoga selawat serta salam selalu
tercurah kepada jungjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meraih keuntungan sebesarbesarnya guna menjaga eksistensi usahanya. Tetapi seringkali usaha yang dilakukan
hanya berdasarkan kecenderungan pelaku usaha terutama pelaku usaha ternak rakyat,
sehingga tak jarang peternak mengalami kerugian. Oleh karena itu dibutuhkan
perencanaan laba agar peternak dapat dengan mudah melakukan kontrol terhadap

perolehan laba usahanya. Perencanaan laba jangka pendek akan lebih bermanfaat
bagi manajemen jika menggunakan pendekatan rugi laba yang diproyeksikan
berdasarkan metode variable costing. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat
memberikan gambaran kepada pelaku usaha peternakan mengenai pentingnya
perencanaan laba.
Demikian skripsi ini ditulis dengan semua kekurangan dan kelebihannya.
Penulis meyakini bahwa kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh
karena itu Penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bersifat
membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis khususnya dan bagi orang yang bersungguh-sungguh ingin menimba ilmu
dan menambah wawasannya. Amiiin.

Bogor, September 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...............................................................................................


i

ABSTRACT ..................................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................

v

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................


ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xii

PENDAHULUAN .......................................................................................

1

Latar Belakang ....................................................................................
Perumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................

1
3
4
4

KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

8

Usahaternak Ayam Ras Pedaging .......................................................
Karakteristik Ayam Ras Pedaging ......................................................
Konsep Biaya ......................................................................................
Konsep Penerimaan .............................................................................
Penganggaran ......................................................................................
Peramalan Komponen Anggaran .........................................................
Metode Rata-rata Bergerak (Moving Averages) ........................
Metode Rata-rata Bergerak Linear .............................................
Metode Penghalusan Eksponensial Tunggal .............................
Metode Penghalusan Eksponensial Linear Brown ....................
Pemilihan Metode Peramalan ..............................................................
Horison Waktu (Time Horizon) .................................................
Pola dari Data .............................................................................
Jenis dari Model .........................................................................
Biaya ..........................................................................................
Ketepatan (Accuracy) ................................................................
Mudah Tidaknya Penggunaan atau Aplikasi .............................
Perencanaan Laba Jangka Pendek .......................................................
Analisis Perencanaan Laba Jangka pendek .........................................
Analisis Marjin Kontribusi ........................................................
Analisis Titik Impas ...................................................................
Analisis Marjin Pengaman .........................................................
Analisis Titik Penutupan Usaha .................................................
Analisis Tingkat Pengungkit Laba .............................................

8
9
9
10
11
12
13
14
14
14
14
14
15
15
15
16
16
16
18
19
19
20
21
22

METODE PENELITIAN ...........................................................................

24

Desain Penelitian .................................................................................
Data dan Sumber Data .........................................................................
Lokasi dan Waktu ................................................................................
Analisis Data .......................................................................................
Model Rata-rata Bergerak ..........................................................
Model Rata-rata Bergerak Linear ..............................................
Model Penghalusan Eksponensial Tunggal ...............................
Model Penghalusan Eksponensial Linear dari Brown ...............
Analisis Perencanaan Laba Jangka Pendek ...............................
Analisis Sensitifitas ....................................................................
Analisis Deskriptif .....................................................................
Definisi Istilah .....................................................................................

24
24
24
24
25
25
25
26
27
27
27
28

GAMBARAN UMUM PETERNAKAN ”X” ...........................................

30

Kondisi Peternakan/Lokasi ..................................................................
Kondisi Kandang .................................................................................
Struktur Organisasi ..............................................................................
Produksi ...............................................................................................
Pemasaran ............................................................................................
Manajemen dan Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler .................

30
31
31
32
33
33

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................

34

Analisis Struktur Biaya dan Penerimaan ............................................
Peramalan Komponen Anggaran .........................................................
Perkiraan Produksi .....................................................................
Perkiraan Harga Pakan ...............................................................
Perkiraan Harga DOC ................................................................
Perkiraan Harga Penjualan .........................................................
Laporan Rugi Laba yang Diproyeksikan .............................................
Analisis Perencanaan Laba Jangka Pendek .........................................
Margin Kontribusi (Contribution Margin) .................................
Titik Impas (Break Even Point) .................................................
Batas Keamanan Usaha (Margin of Safety) ...............................
Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point) ................................
Pengungkit Laba (Degree of Operating Leverage) ....................
Analisis Sensitifitas .............................................................................
Analisis Sensitifitas Berdasarkan Penurunan Volume Produksi .
Analisis Sensitifitas Berdasarkan Kenaikan Harga Pakan .........
Analisis Sensitifitas Berdasarkan Kenaikan Harga DOC ..........
Analisis Sensitifitas Berdasarkan Penurunan Harga Jual ..........
Prospek Usaha Peternakan “X” ...........................................................
Faktor-Faktor Pendukung Kelangsungan Usaha
Peternakan “X” ............................................................................
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
Penurunan Laba
Peternakan “X” ............................................................................

35
38
38
39
41
42
44
46
46
46
47
48
49
49
49
52
53
56
58

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................

60

58
60

Kesimpulan ..........................................................................................
Saran ...................................................................................................

61
62

UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

63

LAMPIRAN ................................................................................................

65

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Perkembangan Produksi Ayam Ras Pedaging dan Produksi Daging
Lainnya di Kabupaten Pandeglang Tahun 2001-2005 ........................

2

2. Penerimaan Peternakan ”X” Empat Periode Terakhir ........................

3

3. Besarnya Penerimaan Periode April 2002 – Maret 2003 ....................

10

4. Laporan Rugi Laba yang Diproyeksikan pada PT Prima Karsa
di Empat Lokasi Kandang Periode April2003-Maret 2004 .................

18

5. Komponen Perhitungan Margin of Safety Empat Lokasi Kandang
pada PT Prima Karsa Periode April 2003-Maret 2004 .......................

20

6. Investasi Awal Peternakan ”X” ...........................................................

29

7. Produksi Ayam Peternakan ”X” Selama Empat Periode Terakhir ......

31

8. Laporan Rugi Laba Peternakan ”X” Empat Periode Terakhir .............

35

9. Standar Feed Convertion Rate (FCR), Mortalitas dan Bobot
Ayam yang Digunakan Peternakan ”X” ...............................................

37

10. Proyeksi Produksi Ayam Broiler Peternakan ”X” Empat Periode
yang akan Datang ................................................................................

38

11. Proyeksi Harga Pakan Peternakan ”X” Empat Periode yang akan
Datang
............................................................................................

40

12. Proyeksi Harga DOC Peternakan ”X” Empat Periode yang akan
Datang
............................................................................................

41

13. Proyeksi Harga Jual Peternakan ”X” Empat Periode yang akan
Datang
............................................................................................

42

14. Laporan Rugi Laba Peternakan ”X” yang Diproyeksikan pada
Empat Periode yang akan Datang ........................................................

44

15. Komponen Perhitungan Marjin Kontribusi Peternakan ”X”
Empat Periode yang akan Datang ........................................................

45

16. Komponen Perhitungan Titik Impas Peternakan ”X” Empat
Periode yang akan Datang ...................................................................

46

17. Komponen Perhitungan Batas Keamanan Usaha Peternakan ”X”
Empat Periode yang akan Datang .......................................................

46

18. Komponen Perhitungan Titik Penutupan Usaha Peternakan ”X”
Empat Periode yang akan Datang .......................................................

47

19. Komponen Perhitungan Pengungkit Laba Peternakan ”X” Empat
Periode yang akan Datang ....................................................................

48

20. Hasil Uji Analisis Sensitifitas Penurunan Volume Produksi ..............

50

21. Hasil Uji Analisis Sensitifitas Kenaikan Harga Pakan ........................

52

22. Hasil Uji Analisis Sensitifitas Perubahan Biaya DOC ........................

54

23. Hasil Uji Analisis Sensitifitas Penurunan Harga Jual .........................

56

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Alur Kerangka Pemikiran ....................................................................

7

2. Grafik Pola Produksi Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 ..........

38

3. Grafik Pola Harga Pakan Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 ..

39

4. Grafik Pola Harga DOC Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 ....

40

5. Grafik Pola Harga Jual Ayam Peternakan ”X” Maret 2004 – April
2006
............................................................................................

42

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Produksi Ayam Broiler Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 ....

65

2. Harga Pakan Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 .....................

65

3. Harga DOC Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 .......................

65

4. Harga Jual Ayam Peternakan ”X” Maret 2004 – April 2006 ..............

66

5. Perhitungan Ramalan Produksi Peternakan X dengan Metode
Rata-rata Bergerak Linier ....................................................................

67

6. Perhitungan Ramalan Harga Pakan S10 dengan Metode Rata-rata
Bergerak Linear ...................................................................................

68

7. Perhitungan Ramalan Harga Pakan S11 dengan Metode Rata-rata
Bergerak Linear ...................................................................................

69

8. Perhitungan Ramalan Harga Pakan S12 dengan Metode Rata-rata
Bergerak Linier ....................................................................................

70

9. Perhitungan Ramalan Harga DOC dengan Metode Pemulusan
Eksponensial Tunggal ..........................................................................

71

10. Perhitungan Ramalan Harga DOC dengan Metode Pemulusan
Eksponensial Linear dari Brown ..........................................................

72

11. Perhitungan Ramalan Harga Jual Ayam Broiler dengan Metode
Rata-rata Bergerak Linear ....................................................................

73

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dihadapkan pada suatu tantangan untuk menyediakan bahan
pangan yang berkualitas dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat. Ketersediaan
pangan dengan kandungan gizi yang seimbang sangat penting karena turut
menentukan kualitas sumberdaya manusia dalam suatu negara. Salah satu sasaran
penting dalam pembangunan nasional adalah menyediakan jumlah pangan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dan dapat meningkatkan gizi
mereka.
Dewasa ini kebutuhan protein hewani dalam negeri terus meningkat sejalan
dengan peningkatan pola hidup masyarakat. Selain itu adanya program pemerintah
dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak juga meningkatkan
konsumsi protein. Ayam ras pedaging sebagai penghasil protein hewani yang relatif
murah dan bergizi sangat diminati masyarakat dari kalangan manapun. Melihat
keadaan tersebut budidaya ayam ras pedaging dapat memberikan keuntungan jika
dikelola secara intensif dan terpadu.
Berdasarkan

informasi

Dinas

Pertanian

dan

Peternakan

Kabupaten

Pandeglang, pada tahun 2003 telah diadakan pembinaan usaha tani yang meliputi
inventarisasi usaha peternakan ayam ras pedaging berdasarkan klasifikasi usaha, baik
yang melaksanakan kerjasama (kemitraan) atau usaha mandiri. Perkembangan
produksi agribisnis peternakan ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Ayam Ras Pedaging dan Produksi Daging
Lainnya di Kabupaten Pandeglang Tahun 2001-2005
Tahun

Ayam Ras Pedaging (ton)

Daging Lainnya (ton)

Total Produksi (ton)

2001

24,04

5.256,11

5.280,15

2002

3.077,46

4.885,99

7.963,45

2003

3.510,76

5.088,75

8.599,51

2004

1.650,32

5.229,27

6.879,59

2005

1.747,35

7.363,57

9.110,92

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, 2006

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa produksi ayam ras pedaging
berfluktuasi dari tahun ketahun, begitu juga produksi daging lainnya. Produksi ayam
ras pedaging memberikan kontribusi rata-rata 26,46% per tahun dari produksi daging
secara keseluruhan. Akan tetapi jumlah produksi tersebut belum mencukupi
konsumsi daging ayam ras di Pandeglang mencapai 5.475.000,00 ton per tahun.
Dengan demikian pemerintah Kabupaten Pandeglang masih mendatangkan daging
ayam ras dari luar Kabupaten Pandeglang guna mencukupi kebutuhan konsumsi
daging ayam ras tersebut.
Tingginya konsumsi daging ayam ras merupakan peluang bisnis yang cukup
baik bagi perusahaan peternakan ayam broiler. Pelaku-pelaku agribisnis yang terjun
di bidang usaha peternakan, khususnya peternakan ayam broiler harus menyadari
peluang dan tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang. Pemanfaatan
sumberdaya perusahaan dengan optimal dalam lingkungan yang tidak pasti dan
berubah-ubah merupakan langkah yang tepat dalam mengelola suatu usaha.
Menetapkan perencanaan laba merupakan salah satu strategi agar usahanya
tetap berkembang. Perencanaan laba tersebut berguna bagi pelaku agribisnis sebagai
pihak pengambil keputusan untuk mendapatkan informasi mengenai biaya, baik
biaya tetap maupun biaya variabel dalam hubungannya dengan perubahan volume
produksi. Informasi tersebut diperlukan sebagai alat analisis bisnis, untuk
menyiapkan skenario masa depan dalam pencapaian tujuan usaha.
Berkaitan dengan perencanaan laba jangka pendek, penelitian ini dapat
memberikan gambaran mengenai laporan rugi laba dengan cara mengukur parameter,
titik impas, batas keamanan, titik penutupan usaha, pengungkit laba dan marjin
kontribusi. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
pengambilan kebijakan oleh pihak pelaku usaha ternak ayam broiler dalam
mengembangkan usahanya.

Perumusan Masalah
Peternakan ”X” merupakan salah satu perusahaan peternakan ayam ras
pedaging yang cukup besar di Kabupaten Pandeglang. Dalam menjalankan usahanya
Peternakan ”X” mempunyai tujuan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya
guna menjaga eksistensi usahanya. Akan tetapi Peternakan ”X” selalu dihadapkan
pada masalah, diantaranya masalah keuangan yang berkaitan dengan laba
perusahaan.
Tabel 2. Penerimaan Peternakan ”X” Empat Periode Terakhir
Periode 10

Periode 11

Periode 12

Periode 13

Penerimaan (Rp)

Uraian

416.523.972,00

510.177.544,00

435.240.420,00

405.798.876,00

Biaya Produksi (Rp)

377.328.947,00

455.298.301,00

400.711.502,00

383.582.556,00

39.195.025,00

54.879.243,00

34.528.918,00

22.216.320,00

Laba bersih (Rp)

Sumber : Peternakan ”X”
Khususnya

Peternakan ”X”, penerimaan yang diperoleh selama empat

periode terakhir ini mengalami penurunan seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Penurunan penerimaan ini secara langsung akan berpengaruh terhadap laba
Peternakan ”X”. Penurunan

penerimaan ini dikarenakan usaha yang dijalankan

hanya berdasarkan kecenderungan pelaku usaha. Oleh karena itu dibutuhkan
perencanaan laba agar peternak dapat dengan mudah melakukan kontrol terhadap
perolehan laba usahanya. Perencanaan laba jangka pendek akan lebih bermanfaat
bagi manajemen jika menggunakan pendekatan rugi laba yang diproyeksikan
berdasarkan metode variable costing.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka masalah-masalah yang
dirasa perlu diteliti lebih lanjut adalah :
1. Bagaimana struktur biaya dan penerimaan yang terjadi di Peternakan ”X”?
2. Bagaimana

perencanaan

laba

jangka

pendek

Peternakan

diproyeksikan?
3. Bagaimana prospek usaha Peternakan ”X” dimasa mendatang?

”X”

dapat

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Menganalisis struktur biaya dan penerimaan Peternakan ”X”.
2. Menganalisis perencanaan laba jangka pendek Peternakan ”X”.
3. Menganalisis prospek usaha Peternakan ”X” dimasa mendatang.
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan Penelitian ini
bermanfaat untuk :
1. Bahan informasi dan pengetahuan bagi Peternakan ”X” untuk mengambil
keputusan dalam hubungannya dengan perencanaan laba.
2. Bahan informasi dan pengetahuan bagi pihak yang ingin mengembangkan usaha
yang sama.
3. Bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
4. Penulis khususnya dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah.

KERANGKA PEMIKIRAN
Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang strategis sebagai kontrol
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Salah satu perencanaan strategis yang
dilakukan perusahaan adalah perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba
jangka pendek berbeda-beda pada setiap perusahaan. Ada yang melakukan untuk
waktu setengah tahun ada juga untuk waktu satu tahun tergantung pada kebijakan
yang diterapkan perusahaan. Namun yang pasti perencanaan harus tersusun dan
berkaitan antara satu dan yang lainnya.
Perencanaan laba terutama dipengaruhi oleh 3 faktor : (1) volume produk
yang dijual, (2) harga jual produk dan (3) biaya. Tiga faktor tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Dalam perencanaan laba jangka pendek, hubungan antara biaya,
volume dan laba memegang peranan yang sangat penting. Dalam

pemilihan

alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang,
manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan
yang berakibat terhadap laba yang akan datang ( Mulyadi, 2001).
Volume produk, harga jual, dan biaya merupakan variabel yang fluktuatif.
Perusahaan dihadapkan pada tiga pilihan dalam merencanakan anggaran. Oleh
karena ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
Dengan analisis biaya-volume-laba pihak manajemen dapat segera mengetahui
akibat dari perencanaan perubahan harga, biaya, dan volume. Baik salah satu faktor
tersebut atau keseluruhan. Dengan demikian pelaku usaha dapat membuat rencana
anggaran dengan tepat dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap laba
jangka pendek.
Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan cara mengestimasi
ketiga faktor tersebut diatas. Sebelum menggunakan metode analisis titik impas,
batas keamanan, titik penutupan usaha, pengungkit laba dan marjin kontribusi.
Dilakukan

terlebih dahulu variable costing,

yaitu

memisahkan biaya yang

digunakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Variable costing dilakukan untuk
mempermudah penggunaan metode analisis tersebut.
Hasil dari kelima metode tersebut, pihak manajerial mendapatkan informasi
berapa banyak volume produksi yang harus terealisasi agar usaha yang dijalankan
tetap mendapatkan keuntungan. Perusahaan harus berproduksi di atas titik impas agar

perusahaan mendapatkan keuntungan. Dalam jangka pendek biaya tetap tidak
berubah, akan tetapi biaya variabel berubah sesuai dengan volume kegiatan produksi.
Selain itu perusahaan dapat tetap menjaga produksi pada batas yang aman. Berapa
biaya minimal yang harus digunakan perusahaan agar produksi berjalan optimal
sehingga tidak berakibat terhadap tingginya harga, tetapi perusahaan tetap
mendapatkan keuntungan.
Secara garis besar, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

Peternakan “X”

Input
~ Pakan
~ Tenaga Kerja
~ Kandang
~ DOC, dsb.

Output
~ Ayam siap
potong
~ Feces
~ Sekam

~ Biaya Tetap
~ Biaya Variabel

Volume Penjualan

Penerimaan

Laporan Laba Rugi
Peternakan ”X”

Metode Variable
Costing

Analisis Struktur
Biaya dan Penerimaan
Penganggaran

Laporan Laba Rugi
yang Diproyeksikan
Parameter yang Digunakan :
Dalam analisis perencanaan laba jangka pendek
1. Titik impas
2. Marjin pengaman
3. Titik penutupan usaha
4. Pengungkit laba
5. Margin kontribusi

Prospek Usaha Peternakan ”X”

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran

TINJAUAN PUSTAKA
Usahaternak Ayam Ras Pedaging
SK Menteri Pertanian No. 404/Kpts/OT.210/6/2002 menyebutkan bahwa
perusahaan budidaya ayam ras adalah usaha menengah dan besar, dibidang usaha
budidaya ayam ras yang jumlahnya lebih besar dari 10.000 ekor induk ayam petelur
atau 15.000 ekor produksi ayam pedaging per siklus. Menurut Abidin (2002), usaha
peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada
suatu tempat dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial.
Widjaya dan Abdullah (2003) menyebutkan bisnis ayam ras pedaging relatif
lebih menarik dibandingkan bisnis ayam petelur. Perputaran modal yang cepat
merupakan perangsang yang kuat dan sumberdaya yang dibutuhkan tidak harus
dibayar langsung. Selanjutnya Widjaya dan Abdullah (2003) menyebutkan
pembayaran tidak langsung tersebut disebabkan oleh banyaknya pabrik makanan
ternak, bibit, obat-obatan dan sumberdaya lainnya yang tersedia untuk dipakai
selama 5-6 minggu dan baru dibayar setelah panen, sehingga banyak pihak yang
tertarik untuk terjun dalam bisnis ayam ras pedaging.
Suharno (2003) menyatakan agar manajemen dapat mencapai tujuan yang
diharapkan diperlukan sarana-sarana pendukung, yaitu men (tenaga kerja manusia),
money (uang atau modal yang diperlukan untuk kegiatan agribisnis), methods
(metode atau cara untuk mencapai tujuan), material (bahan yang diperlukan) dan
market (pasar sebagai tempat menjual hasil produksi).
Rasyaf (2002) menyatakan pengelolaan usaha mencakup beberapa aspek,
mulai dari aspek perencanaan, aspek pengelolaan peternakan, aspek pemasaran hasil
dan evaluasi usaha. Lebih lanjut Rasyaf (2002) menyebutkan barang-barang modal
usaha peternakan ayam meliputi ayam, kandang, pakan, alat peternakan, obat-obatan
dan lain-lain. Selanjutnya dikatakan bahwa standar produksi bagi ayam pedaging
bertumpu pada pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan konversi pakan,
sebagai pegangan produksi atau sasaran produksi adalah mortalitas, konsumsi pakan
dan pertambahan produksi dengan cara membandingkan atau memeriksa kenaikan
dan penurunan mana yang tajam dari semua kelompok ayam yang dibudidayakan.
Nurdiastati (2003) dalam penelitiannya menyebutkan sistem pemeliharaan
yang dilakukan oleh PT. Prima Karsa adalah all in all out. Selanjutnya disebutkan

tatalaksana pemeliharaan ayam broiler pada PT. Prima Karsa dibagi menjadi empat
tahap, yaitu : (1) persiapan kandang, (2) penerimaan DOC, (3) masa pemeliharaan
dan (4) seleksi dan pemanenan.
Karakteristik Ayam Ras Pedaging
Menurut Cahyono (2002), ayam ras pedaging adalah ayam yang mempunyai
pertumbuhan yang cepat dengan perolehan timbangan tinggi dalam waktu yang
relatif pendek, yaitu pada umur 5-6 minggu dengan berat 1,3-1,8 kg. Selanjutnya
Rasyaf (2002) menyatakan bahwa di Indonesia ayam ras pedaging sudah dapat
dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3-1,4 kg walaupun
laju pertumbuhan belum maksimal, karena dengan tatalaksana pemeliharaan yang
baik ayam ras pedaging tersebut masih dapat mencapai bobot badan yang lebih besar
dengan umur pemeliharaan yang lebih lama. Namun demikian kebanyakan
masyarakat di Indonesia lebih menyukai daging ayam broiler yang tidak begitu besar
terutama untuk konsumsi rumah makan dan pasar-pasar tradisional.
Biaya
Menurut Niswonger et al., (1990), biaya adalah besarnya kas yang dibayar
atau hutang yang terjadi untuk suatu komoditi atau jasa. Hartanto (1981),
menyebutkan biaya variabel adalah biaya yang sebagai keseluruhannya ikut berubah
dengan perubahan volume (produksi atau penjualan). Biaya konstan atau tetap (fixed
cost) adalah biaya yang sebagai keseluruhan tidak berubah dengan perubahan
volume. Selanjutnya Hartanto (1981) menyebutkan biaya semi-variabel adalah biaya
yang sebagai keseluruhan ikut berubah dengan perubahan volume tetapi
perubahannya tidak sejauh seperti biaya variabel, biaya ini biasanya merupakan
campuran dari biaya tetap dan biaya variabel, contohnya reparasi dan perawatan
mesin.
Yulius (2004) dalam penelitiannya pada CV. Morinda House menunjukkan
bahwa biaya produksi memiliki proporsi terbesar dalam menentukan biaya variabel
total yaitu sebesar 89,7 %, dimana komponen biaya yang sangat berpengaruh besar
adalah biaya bahan baku. Riyanto (1997) menyebutkan bahwa yang termasuk
golongan biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung
(direct labor) dan komisi penjualan. Selanjutnya disebutkan yang termasuk biaya

tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai,
gaji pimpinan, gaji staf peneliti dan biaya kantor.
Nurdiastati (2003) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa biaya tetap pada
perusahaan ayam broiler adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya tenaga kerja
tetap. Selanjutnya disebutkan yang termasuk kedalam biaya variabel adalah biaya
sewa kandang, pakan, Day Old Chick (DOC), sekam, minyak tanah, tenaga kerja,
vaksin, vitamin dan obat-obatan.
Penerimaan
Rasyaf (2002) menyatakan bahwa penerimaan merupakan hasil perkalian
antara total hasil dengan harga. Selanjutnya disebutkan penerimaan merupakan
penjualan hasil ternak berupa ayam broiler dan tinja. Boediono (1990) menyebutkan
penerimaan sering diartikan sama dengan nilai penjualan. Jumlah penerimaan dari
suatu proses produksi dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah produksi yang
dihasilkan dengan harga jual produk tersebut.
Setriani (2005) dalam hasil penelitiannya menyebutkan penerimaan yang
diperoleh peternak ayam broiler (plasma) berasal dari penjualan ayam, penjualan
pupuk dan penjualan karung. Besarnya penerimaan yang diterima peternak pada
setiap bulan berbeda-beda tergantung pada jumlah kilogram ayam yang dihasilkan
dan harga jual yang berlaku dipasar. Penerimaan terbesar diperoleh peternak plasma
pada bulan November sampai Desember karena harga jual ayam cukup tinggi yaitu
Rp 9.100,00 per ekor.
Tabel 3. Besarnya Penerimaan Periode April 2002 – Maret 2003
Lokasi
Cipinang
Rumpin
Cibeureum
Cisarua
Total Penerimaan
Sumber : Nurdiastati, 2003

Jumlah (Rp)
1.052.044.538
1.854.376.225
488.844.290
587.962.210
3.983.227.263

Nurdiastati (2003) dalam penelitiannya menyebutkan penerimaan yang
diterima oleh perusahaan peternakan ayam broiler PT. Prima Karsa adalah semua
hasil penjualan output utama berupa ayam broiler hidup dan output sampingan
berupa litter dan kotoran ayam. Selanjutnya disebutkan penerimaan pada setiap
lokasi kandang berbeda, karena jumlah produksi pada setiap kandang tersebut

berbeda. Besarnya penerimaan perusahaan untuk empat lokasi kandang selama
periode April 2002 hingga Maret 2003 dapat dilihat pada Tabel 3.
Penganggaran
Menurut Niswonger (1990), penganggaran adalah (1) pembentukan sasaransasaran (goals) yang khusus untuk kegiatan dimasa depan, dan (2) perbandingan
secara periodik antara hasil yang sesungguhnya dengan sasaran-sasaran tersebut.
sedangkan anggaran (budget) adalah pernyataan resmi yang tertulis dari rencana
manajemen untuk masa depan yang diungkapkan dalam konotasi keuangan.
Menurut Garrison (1997), anggaran adalah rencana rinci yang menguraikan
perihal pengadaan dan penggunaan sumberdaya keuangan dan sumberdaya lainlainnya selama suatu jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan suatu rencana
masa depan yang dinyatakan dalam bentuk angka tersusun. Tindakan untuk
menyusun anggaran disebut penganggaran. Penggunaan anggaran untuk mengawasi
atau mengendalikan kegiatan sebuah perusahaan dikenal sebagai pengawasan atau
pengendalian berdasarkan anggaran.
Garrison (1997) mengatakan bahwa anggaran induk adalah rangkuman
seluruh tahap rencana dan tujuan perusahaan untuk masa mendatang. Anggaran
induk menetapkan sasaran tertentu bagi kegiatan penjualan, pemabrikan, distribusi,
dan pembiayaan, dan umumnya mencapai puncak pada ikhtisar laba-rugi yang
direncanakan dan ikhtisar kedudukan kas yang diperkirakan untuk masa mendatang.
Anggaran induk merupakan pernyataan yang menyeluruh mengenai rencana
pimpinan untuk waktu mendatang dan bagaimana rencana itu harus dilaksanakan.
Menurut Hongren et al., (1993), periode anggaran bisa bermacam-macam,ada
anggaran yang mempunyai periode satu minggu, bulan atau tahun. Perusahaan
terkadang menggunakan anggaran kas harian untuk melihat apakah perusahaan
tersebut mempunyai kas yang cukup untuk memenuhi kegiatan operasi mereka
sehari-hari. Anggaran yang bersifat jangka panjang biasanya mempunyai periode 5
tahun, tetapi periode-periode seperti 2, 3 atau 10 tahun juga sering digunakan. Proses
penyusunan anggaran akan menimbulkan keuntungan sebagai berikut : (1)
Memberikan arah. Sistem anggaran akan memaksa manajer untuk menetapkan tujuan
masa depan yang realistis. (2) Memberikan motivasi pada pegawai. Anggaran akan
memberikan motivasi kepada pegawai perusahaan disemua tingkat untuk mencapai

tujuan

perusahaan.

(3)

Mengkoordinasikan

aktivitas.

Anggaran

akan

mengkoordinasikan semua aktivitas perusahaan. Koordinasi sangat penting, karena
anggaran untuk satu bagian akan mempengaruhi anggaran bagian yang lain. (4)
Membantu dalam melakukan evaluasi pelaksanaan. Suatu sistem anggaran akan
membantu perusahaan dalam melakukan evaluasi apakah tujuan perusahaan yang
ditetapkan telah dicapai atau belum, dengan melakukan perbandingan antara jumlah
biaya atau penerimaan yang dianggarkan dengan yang dicapai.
Peramalan Komponen Anggaran
Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan suatu keadaan dimasa
mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Esensi peramalan adalah
perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola
diwaktu yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan
pola-pola diwaktu yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksiproyeksi adalah fungsi mekanikal (Handoko, 1999).
Menurut Assauri (1984), dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun,
maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam : (1) peramalan jangka panjang,
yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka
waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan seperti ini
biasanya diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan suatu negara atau
daerah, corporate planning, rencana investasi atau rencana ekspansi dari suatu
perusahaan. (2) peramalan jangka pendek, peramalan yang dilakukan untuk
penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah
tahun. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana tahunan, rencana
kerja operasional dan anggaran, contoh : penyusunan rencana produksi, rencana
penjualan, rencana pengadaan, rencana persediaan, anggaran produksi, anggaran
pemasaran dan anggaran perusahaan.
Assauri (1984) menyebutkan bahwa berdasarkan sifat ramalan yang disusun,
maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : (1) peramalan kualitatif,
yaitu peramalan yang didasarkan pada data kualitatif pada masa lalu. Peramalan
ditentukan berdasarkan intuisi dari penulis, judgement atau pendapat, pengetahuan
serta pengalaman dari penyusunnya. Contoh penelitian bentuk atau morphological.
(2) peramalan kuantitatif, peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa

lalu. Baik tidaknya metode yang digunakan sangat ditentukan oleh perbedaan atau
penyimpangan antara hasil ramalan degan kenyataan yang terjadi. Selanjutnya
menyebutkan peramalan kuantitatif digunakan apabila terdapat kondisi berikut :
(1) adanya informasi tentang keadaan yang lain. (2) informasi tersebut dapat
dikuantitatifkan dalam bentuk data dan (3) dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu
akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.
Assauri (1984) menyebutkan peramalan kuantitatif dibedakan menjadi :

(1)

Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara
variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan deret waktu
(time series). (2) Metode peramalan yang didasarkan atas penggunanan analisa pola
hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya (bukan waktu), yang disebut metode korelasi atau sebab akibat.
Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret
waktu diantaranya adalah metode smoothing, yang mencakup metode data yang lalu
(past data), metode rata-rata kumulatif, metode rata-rata bergerak (moving averages)
dan metode smoothing (penghalusan) eksponensial (Assauri,1984).
Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Handoko (1999) menyebutkan bahwa rata-rata bergerak diperoleh melalui
penjumlahan dan pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali
menghilangkan nilai terlama dan menambah nilai baru. Handoko (1999)
mengemukakan bahwa perhitungan rata-rata dilakukan dengan bergerak ke depan
untuk memperkirakan penjualan periode yang akan datang dan dicatat dalam posisi
terpusat pada data rata-ratanya. Disebutkan juga bahwa rata-rata bergerak secara
efektif meratakan atau menghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Rata-rata
bergerak dapat diterapkan pada jenis data apapun juga, apakah data sesuai dengan
suatu kurva matematik atau tidak.
Tujuan utama dari pengunaan rata-rata bergerak adalah untuk menghilangkan
atau mengurangi acakan (randomness) dalam deret waktu. Tujuan ini dapat dicapai
dengan merata-ratakan beberapa nilai data bersama-sama, dengan cara mana
kesalahan-kesalahan positif dan negatif yang mungkin terjadi dapat dikeluarkan atau

dihilangkan. Rata-rata dilakukan terhadap seluruh angka konstanta dari observasi
(Assauri, 1984).
Metode Rata-rata Bergerak Linear
Makridakis et al., (1995) menyebutkan metode rata-rata bergerak

linear

digunakan untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerak
dipakai pada data yang berkecenderungan. Dasar metode ini adalah menghitung ratarata bergerak yang kedua. Disebutkan juga bahwa prosedur peramalan rata-rata
bergerak linear meliputi tiga aspek : (1) Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada
waktu t (ditulis S’t), (2) Penyesuaian, yang merupakan perbedaan antara rata-rata
bergerak tunggal dan ganda pada waktu t ( ditulis S’t - S”t) dan (3) Penyesuaian
untuk kecenderungan dari periode t ke periode t + 1.
Metode Penghalusan Eksponensial Tunggal
Metode ini mempunyai kebaikan secara nyata dengan mengurangi masalah
penyimpanan (storage) data, karena tidak dibutuhkan penyimpanan lebih lama untuk
data historis. Dalam metode ini hanyalah data observasi yang paling mutakhir dan
nilai ramalan yang terakhir yang harus disimpan (Assauri, 1994). Metode ini cocok
untuk data yang bersifat stasioner (Makridakis et al., 1995). Penghalusan
eksponensial adalah suatu tipe teknik peramalan rata-rata bergerak yang melakukan
penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga data paling
akhir mempunyai bobot yang lebih besar dalam rata-rata bergerak (Handoko, 1999).
Metode Penghalusan Eksponensial Linear Brown
Makridakis et al., (1995) menyebutkan metode penghalusan eksponensial
linear dari Brown digunakan jika datanya menunjukan suatu trend linear. Tetapi jika
datanya musiman metode ini tidak dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik.
Disebutkan juga bahwa dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linear dari
Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier.
Pemilihan Metode Peramalan
Enam faktor utama yang dapat diidentifikasikan sebagai teknik peramalan
menurut Assauri (1984), yaitu :
Horison Waktu (Time Horizon)

Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing
metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu dimasa yang akan datang, dimana
perbedaan dari metode peramalan yang digunakannya sebaiknya disesuaikan. Aspek
kedua adalah jumlah periode untuk ramalan yang diinginkan. Beberapa teknik dan
metode hanya sesuai untuk peramalan satu atau dua periode di muka, sedangkan
teknik dan metode lain dapat dipergunakan untuk peramalan periode dimasa depan.
Pola dari Data
Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa jenis pola dalam
data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang
melukiskan suatu pola musiman, demikian halnya juga dengan pola trend. Metode
peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu nilai rata-rata,
dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Oleh karena adanya
perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasikan pola-pola data,
maka perlu adanya usaha penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan
terlebih dahulu dengan teknik dan metode peramalan yang akan digunakan.
Jenis dari Model
Anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data sebagai tambahan
perlu diperhatikan. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa
model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan suatu deret
dimana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan
perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistimatik dapat dijelaskan
dengan analisa regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau
”causal model”, yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat
tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnya merupakan
campuran dari model-model yang telah disebutkan di atas. Model-model tersebut
sangat penting diperhatikan, karena masing-masing model tersebut mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan.
Biaya
Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu
prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan data, operasi
pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya.

adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas
menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu keadaan yang dihadapi.
Ketepatan (Accuracy)
Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat
perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Ketepatan model dapat dilihat
juga dari nilai Mean Absolute Error (MAE) dan Mean Square Error (MSE) yang
terkecil. Berikut rumus matematis dari MAE dan MSE.
1. Mean Absolute Error (MAE)
n

∑e

i

MAE =

i =1

n
2. Mean Square Error (MSE)
n

MSE = ∑ e