Uji Predasi Cecopet ( Forficula Auricularia) (Darmaptera : Forficulidae ) Terhadap Larva Dan Imago Brontispa Longissima Gestro. Coleoptera : Chrysomelidae) Di Laboratorium

(1)

UJI PREDASI CECOPET (

Forficula auricularia

)

( Darmaptera : Forficulidae ) TERHADAP LARVA DAN

IMAGO

Brontispa longissima

Gestro.

( Coleoptera : Chrysomelidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI Oleh :

AGUS SETIAWAN 040302013

HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UJI PREDASI CECOPET (

Forficula auricularia

)

( Darmaptera : Forficulidae ) TERHADAP LARVA DAN

IMAGO

Brontispa longissima

Gestro.

( Coleoptera : Chrysomelidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

Oleh :

AGUS SETIAWAN 040302013

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Ir. Amansyah Siregar) (Ir. Yuswani P Ningsih MS.)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

ABSTRACT

Agus Setiawan, The Predation of Forficula auricularia (Darmaptera : Forficulidae) on Larvae and Adult Brontispa longissima Gestro. (Coloeptera : Chrysomelidae) in Laboratory.

The objective of this Research was to evaluate the Predation of Forficula auriculariaon larvae and adultBrontispa longgisimaG in Laboratory.

The research had been done in laboratory ,University North Sumatera since Desember 2008 to January 2009, used completely Randomized Design (RAL) of non Factorial that consist of 6 treatments for the larvae and 6 same treatments for the adult with 3 replication.

The treatments consist: Treatments to Larvae:

1. L0 = 40 larvae + young coconut leaf

2. L1 = 1F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

3. L2 = 2F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

4. L3 = 3F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

5. L4 = 4F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

6. L5 = 5F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

Treatments to Adult :

1. I0 = 40 adult + young coconut leaf

2. I1 = 1F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

3. I2 = 2F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

4. I3 = 3F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

5. I4 = 4F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

6. I5 = 5F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

Parameters observed was mortality percentage of larvae and adult.

The result showed that Predation treatment against larvae was significant different and adult was not significant different. The highest predation larvae was found on L5(90%) and the lowest was found on L1(77,1 %). The highest mortality


(4)

ABSTRAK

Agus Setiawan, Uji Predasi Cecopet Forficula auricularia (Darmaptera : Forficulidae) Terhadap Larva Dan Imago Brontispa longissima Gestro. (Coleoptera : Chrysomelidae) di Laboratorium .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Predasi Forficula auricularia terhadap larva dan imagoB. longissimaGestro. di Laboratorium.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. dari bulan Desember 2008 sampai dengan januari 2009, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari 6 perlakuan untuk larva dan 6 perlakuan yang sama untuk imago masing-masing diulang 3 kali, yakni :

Perlakuan pada larva:

1. L0 = 40 Larva (instar 3) + daun janur Muda

2. L1 = 1 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

3. L2 = 2 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

4. L3 = 3 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

5. L4 = 4 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

6. L5 = 5 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

Perlakuan pada imago:

1. I0 = 40 imago + daun janur Muda

2. I1 = 1 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

3. I2 = 2 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

4. I3 = 3 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

5. I4 = 4 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

6. I5 = 5 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

Parameter yang diamati adalah persentase larva dan persentase mortalitas imago. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat predasi Forficula auricularia terhadap larva berbeda nyata dan imago tidak berbeda nyata. Pada larva predasi tertinggi terdapat pada perlakuan L5(90%) dan terendah pada perlakuan L1(77,1%).

Sedangkan pada imago predasi tertinggi terdapat pada perlakuan I5 (33,1%) dan


(5)

RIWAYAT HIDUP

Agus Setiawan, lahir di sukasari pada tanggal 4 Agustus 1986, anak ke-6 dari 6 bersaudara dari Ayahanda Kasran dan Ibunda Alm Surip.

Tahun 1998 tamat dari SD Negri No. 104270 Perbaungan, Tahun 2001 tamat dari MTs TPI Rambong Sialang, dan Tahun 2004 tamat dari SMU Plus Muhammadiyah Medan. Tahun 2004 melanjutkan pendidikan di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, melalui jalur SPMB.

Kegiatan akademis yang pernah di ikuti selama perkuliahan adalah menjadi Asisten mata kuliah Virologi pada tahun ajaran 2007/2008, mengikuti seminar Pelatihan pembuatan kompos dan pemanfaatan Bioaktifator Pengomposan di Fakultas Pertanian USU pada tanggal 07 juli 2007, Menjadi humas dalam organisasi KOMUS (Komunikasi Muslim) HPT periode 2006 - 2007. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, Bagerpang Estate, Deli Serdang mulai tanggal 09 juni 09 juli 2008 dan melaksanakan penelitian di Laboratorium Ilmu Hama, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan anugrah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah : Uji Predasi Cecopet

Forficula auricularia (Darmaptera : Forficulidae) Terhadap Larva dan Imago

Brontispa longissimaGestro. (Coleoptera : Chrysomelidae) Di Laboratorium .

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pembimbing Bapak Ir. Amansyah Siregar sebagai Ketua dan Ibu Ir. Yuswani P Ningsih MS. sebagai Anggota, yang telah membimbing dan memberi arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga selesai tepat pada waktunya.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Januari 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT

.. i

ABSTRAK... ii

RIWAYAT HIDUP

. iii

KATA PENGANTAR

.. iv

DAFTAR ISI

. v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR

... vii

DAFTAR LAMPIRAN

...

... viii

PENDAHULUAN

LatarBelakang 1

Tujuan Penelitian .. 3

Hipotesis Penelitian .. 3

Kegunaan Penelitian . 3

TINJAUAN PUSTAKA

Serangga hamaBrontispa longissima(Gestro) .. 4

Biologi Hama . 4

Gejala serangan .. 7

Predator cecopetForficula auricularia.... ... 8

BiologiF. auricularia .. .. 8

BAHAN DAAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian.. .. 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian. .. 13

Penelitian untuk larva . 13


(8)

Persiapan Penelitian 14

Penyediaan Serangga Uji 14

Penyediaan Serangga Predator cecopetForficula auricularia . 15

Parameter Yang Diamati . 15

Persentase Kemampuan Predator Memangsa Larva dan

Imago (%) ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan predasi cecopet terhadap larva (%)... ... 17 Kemampuan predasi cecopet terhadap Imago (%) ... 20

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .. 24

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1 Rataan Predasi terhadap larvaB. longissima (%)setelah transformasi

akar kuadrat ( x + 0.5). 17

2. Rataan Predasi terhadap imagoB. longissima (%) setelah transformasi


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. TelurB. longissimaG. 4

2. LarvaB. longissimaG. 5

3. PupaB. longissimaG. 5

4. ImagoB. longissimaG. 6

5. Gejala seranganB. longissimaG. 7

6. TelurF. auricularia 10

7. Nimfa F. auricularia 10

8. ImagoF. auricularia 11

9. Tempat pelaksanaan penelitian 12

10. Tempat pengumpulan cecopet 15

11. Grafik KemampuanF. auricularia Memangsa LarvaBrontispasp. 19 12.Grafik KemampuanF. auricularia Memangsa ImagoBrontispasp. 22


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Bagan Penelitian 27

2. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 1 HSA 29

3. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 2 HSA 30

4. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 3 HSA 32

5. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 4 HSA 34

6. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 5 HSA 36

7. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 6 HSA 38

8. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 7 HSA 40

9. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 8 HSA 42

10. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 9 HSA 44 11. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 10 HSA 46 12. Data Rataan Persentase Mortalitas Larva 11 HSA 48 13. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 1 HSA 50 14. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 2 HSA 51 15. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 3 HSA 53 16. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 4 HSA 55 17. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 5 HSA 57 18. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 6 HSA 59 19. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 7 HSA 61 20. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 8 HSA 63 21. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 9 HSA 65 22. Data Rataan Persentase Mortalitas Imago 10 HAS 67


(12)

ABSTRACT

Agus Setiawan, The Predation of Forficula auricularia (Darmaptera : Forficulidae) on Larvae and Adult Brontispa longissima Gestro. (Coloeptera : Chrysomelidae) in Laboratory.

The objective of this Research was to evaluate the Predation of Forficula auriculariaon larvae and adultBrontispa longgisimaG in Laboratory.

The research had been done in laboratory ,University North Sumatera since Desember 2008 to January 2009, used completely Randomized Design (RAL) of non Factorial that consist of 6 treatments for the larvae and 6 same treatments for the adult with 3 replication.

The treatments consist: Treatments to Larvae:

1. L0 = 40 larvae + young coconut leaf

2. L1 = 1F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

3. L2 = 2F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

4. L3 = 3F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

5. L4 = 4F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

6. L5 = 5F. auricularia+ 40 larvae + young coconut leaf

Treatments to Adult :

1. I0 = 40 adult + young coconut leaf

2. I1 = 1F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

3. I2 = 2F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

4. I3 = 3F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

5. I4 = 4F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

6. I5 = 5F. auricularia+ 40 adult + young coconut leaf

Parameters observed was mortality percentage of larvae and adult.

The result showed that Predation treatment against larvae was significant different and adult was not significant different. The highest predation larvae was found on L5(90%) and the lowest was found on L1(77,1 %). The highest mortality


(13)

ABSTRAK

Agus Setiawan, Uji Predasi Cecopet Forficula auricularia (Darmaptera : Forficulidae) Terhadap Larva Dan Imago Brontispa longissima Gestro. (Coleoptera : Chrysomelidae) di Laboratorium .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Predasi Forficula auricularia terhadap larva dan imagoB. longissimaGestro. di Laboratorium.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. dari bulan Desember 2008 sampai dengan januari 2009, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari 6 perlakuan untuk larva dan 6 perlakuan yang sama untuk imago masing-masing diulang 3 kali, yakni :

Perlakuan pada larva:

1. L0 = 40 Larva (instar 3) + daun janur Muda

2. L1 = 1 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

3. L2 = 2 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

4. L3 = 3 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

5. L4 = 4 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

6. L5 = 5 F. auricularia+ 40 larva (Instar 4) +Daun Janur Muda

Perlakuan pada imago:

1. I0 = 40 imago + daun janur Muda

2. I1 = 1 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

3. I2 = 2 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

4. I3 = 3 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

5. I4 = 4 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

6. I5 = 5 F. auricularia+ 40 imago +Daun Janur Muda

Parameter yang diamati adalah persentase larva dan persentase mortalitas imago. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat predasi Forficula auricularia terhadap larva berbeda nyata dan imago tidak berbeda nyata. Pada larva predasi tertinggi terdapat pada perlakuan L5(90%) dan terendah pada perlakuan L1(77,1%).

Sedangkan pada imago predasi tertinggi terdapat pada perlakuan I5 (33,1%) dan


(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku dengan produksi yaitu sebesar 2.346.000 ton, atau bisa dikatakan setiap daerah di Indonesia memiliki pohon kelapa. Akan tetapi produksi kelapa di Indonesia masih dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha) ( Anonimus, 2008 ).

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) banyak mendapat serangan dari berbagai jenis hama dan penyakit. Hama yang menyerang pada tanaman kelapa diantaranya adalah anai-anai randu, Coptotermes curvignatus,

Brontispa longissima Gestro, Plesispa reichei Chap dan Valanga transiens ( Anonimus, 2008 ).

Hama kumbang perusak janur pada tanaman kelapa, Brontispa sp (Coleoptera : Chrysomelidae), merupakan salah satu hama utama perusak janur kelapa yang dilaporkan pertama kali di Kepulauan Aru pada tahun 1885. Hama ini berasal dari Indonesia (Kepulauan Aru dan kemungkinan Papua dan Papua Nugini). Brontispa sp. telah menjadi permasalahan pelik di Indonesia ( Deptan, 2008 ).


(15)

Brontispa sp merupakan hama penting pada tanaman kelapa, terutama di daerah Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Papua, Bali, dan Yogyakarta. Kumbang ini kecil, panjangnya hanya sekitar 8 mm. Larvanya dapat merusak pucuk sehingga dapat berpengaruh terhadap produksi kelapa. Hama ini aktif di malam hari ( Sukamto, 2001 ).

Brontispa sp menyerang berat di kota Sabang Propinsi NAD, di Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara. Luas areal tanaman kelapa di Kota Sabang Propinsi NAD mencapai 4.108 hektar yang semuanya diusahakan oleh rakyat. Dari luasan tersebut serangan ringan sampai berat ( Deptan, 2007 ).

Telah banyak metode yang di gunakan untuk mengendalikanBrontispa sp Secara kimia maupun pengendalian hayati dengan menggunakan musuh alami. Tiga jenis parasitoid telur diketahui efektif dalam mengendalikan Brontispa sp, Haeckeliana brontispae, Trichogrammatoide (Hymenoptera:Trichogrammatidae), dan Ooencyrtus podontiae (Hymenoptera:Encyrtidae). Tetrastichus brontispae (Hymenoptera:Eulophidae) merupakan parasitoid ulat dan kepompong. Keempat jenis parasitoid tersebut terdapat di Indonesia. Di Vietnam, Cina, dan Thailand parasitoid ulat dan kepompong Brontispa sp. Jenis Asecodes hispinarum berhasil diintroduksikan dari Samoa. Serangga predator yang disebut cecopet (Dermaptera), merupakan predator, sering dijumpai berada di janur yang terserang Brontispa sp ( Deptan, 2008 ).

Menurut subahar (2006) cecopet merupakan serangga yang polipag, memengsa larva Brontispa spdan serangga lainnya yang bertubuh lunak dan sering dijumpai pada janur yang tererang Brontispa sp, oleh karena itu penulis tertarik


(16)

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium.

Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan predasi CecopetForficula auricularia terhadap larva dan Imago hama perusak pucuk (Brontispa longissimaG.) tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.)

Hipotesa Penelitian

Cecopet F. auricularia memiliki predasi yang baik terhadap larva dan imago Brontispa sp. Dan setiap perlakuan memiliki daya predasi yang berbeda. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan penulisan skripsi untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha mengendalikan hama perusak pucuk Brontispa sp tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.)


(17)

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium.

Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan predasi CecopetForficula auricularia terhadap larva dan Imago hama perusak pucuk (Brontispa longissimaG.) tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.)

Hipotesa Penelitian

Cecopet F. auricularia memiliki predasi yang baik terhadap larva dan imago Brontispa sp. Dan setiap perlakuan memiliki daya predasi yang berbeda. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan penulisan skripsi untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dalam usaha mengendalikan hama perusak pucuk Brontispa sp tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.)


(18)

Serangga HamaBrontispa longissima(Gestro.)

Biologi

Menurut Kalshoven (1981), Hama B. longissima termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Chrysomelidae.

Kumbang Brontispa (Brontispa longissima Gestro.) merusak pucuk kelapa terutama pada tanaman yang masih muda. Baik larva maupun kumbangnya berada di dalam lipatan anak daun muda yang belum membuka dan menggerek jaringan anak daun meninggalkan bekas-bekas gerekan memanjang. Selanjutnya daun-daun itu tetap tinggal bersatu, kemudian berkerut dan akhirnya mati ( Setyamidjaja, 1991 ).

Stadium telur lamanya 4 hari . Seekor betina bertelur sebanyak ± 120 butir. Telur B. longissima berbentuk pipih jorong, panjang 1,4 mm dan lebar 0,5 mm.Biasanya berbaris 2-4 butir dan dibungkus dengan kotoran bekas kunyahannya. ( Setyamidjaja, 1991 ).

Gambar 1. TelurB. longissima


(19)

Larva yang akan menjadi pupa melekatkan tubuhnya pada daun yang ada di dekatnya. Biasnya larva merusak daun yang masih lunak dengan cara mengggereknya dibagian bawah ( Suhardiyono, 1995 ).

Gambar 2.LarvaB. Longissima

Sumber : foto langsung.

Stadium larva rata-rata selama satu bulan. Larva berbentuk pipih, panjangnya 8-10 mm, berwarna kuning. Sisi badan berbulu pendek dan ekornya berkait seperti huruf U. Memiliki 4 sampai 6 instar. Larva dewasa panjangnya 10-12 mm, sisi badan berbulu pendek dan kekuningan ( Hosang, dkk., 2006 ).

Gambar 3. PupaB. Longissima


(20)

Lama perkembangan masa pupa 4-7 hari. Pupa berbentuk pipih, panjangnya 9-10 mm, lebar 2 mm, warna kuning, pada ujung abdomennya juga berkait model huruf U seperti larvanya ( Setyamidjaja, 1991 ).

Menurut Kalshoven (1981) elytra bagian atas berwarna kekuningan dan bagian bawah berwarna hitam dengan panjang 7 8 mm. Pada bagian elytra memiliki bercak yang sejajar ( Suhardiyono, 1995 ).

Gambar 4.ImagoB. longissima

Sumber : Foto Langsung.

Kumbang dewasa bentuknya pipih, berukuran panjang 10 mm, lebar 2 mm, kepalanya berwarna kuning-coklat. Antenanya hitam, sedangkan thoraksnya berwarna kuning. Kumbang dewasa dan juga larvanya sangat takut akan cahaya. Karena itu hama ini bergerak aktif pada malam hari. Perkembangbiakan paling cepat biasanya pada musim kemarau ( Suhardiyono, 1995 ).


(21)

Gejala Serangan

Hama ini dapat menyerang semua tingkat umur tanaman, walaupun kerusakan lebih banyak terdapat pada tanaman muda di pembibitan atau setelah 3 atau 5 tahun ditanam di lapangan, terutama pada daerah kering ( Hosang, dkk., 2006 ).

Gambar 5.Gejala seranganB. longissima

Sumber : Foto Langsung

Kerusakan yang ditimbulkan oleh kumbang ini berwarna merah coklat, keriting, dan kering. Serangan berat buah-buah muda berguguran, beberapa tahun berikutnya pohon-pohon itu dapat tidak berbuah sama sekali ( Kalshoven, 1981 ).

Imago B. longissima dan larva tersebut menyerang daun muda (janur) yang belum membuka dengan cara mengorok lipatan anak daun sehingga setelah daun membuka terlihat gejala bercak-bercak memanjang dan anak daun menjadi keriput yang pada serangan berat daun menjadi kering. Hama ini berkembang pada cuaca kering dan panas ( Soedijanto dan Sianipar, 1985 ).


(22)

B. longissima merupakan hama penting pada pembibitan yang berakibat menghambat bibit dan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman. Ambang toleransi B. Longissima adalah 20 stadia hidup (telur, larva, pupa, imago) per pucuk yang mulai membuka per pohon ( Suhardiyono, 1995 ).

Baik larva maupun imago B. longissima (kumbang dewasa) hidup di dalam daun yang masih menutup dan memakan jaringan mesofil daun sehingga menimbulkan bercak memanjang dan lama-kelamaan daun berwarna kecoklatan ( Soedijanto dan Sianipar, 1985 ).

Diperkirakan dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah serangan hama tersebut akan mengalami penurunan produksi kelapa secara drastis dan apabila tidak ada langkah penanggulangan dan upaya pengendalian yang serius akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena tanaman tidak menghasilkan ( Hosang, dkk, 2006 ).

Serangga PredatorForficula auricularia

Biologi

Menurut Skelley (2007) cecopet diklasifikasikan kedalam ordo darmaptera dan famili Forficulidae.

Cecopet mudah dikenal karena ada penjepit pada ekornya. Penjepit dipakai untuk menangkap dan memegang mangsanya, serta pertahanan diri. Cecopet biasanya berwarna hitam atau coklat, dewasa bisa bersayap atau tanpa sayap, aktif pada malam hari, pada siang hari bersembunyi dalam tanah atau dalam bagian tanaman. Cecopet memangsa telur, larva dan nimfa serta imago serangga yang badannya lembut ( Anonimus, 2008 ).


(23)

Serangga ini memiliki nama umum cecopet, berbentuk memanjang, ramping dan agak gepeng yang menyerupai kumbang pengembara, tetapi mempunyai sersi seperti capit. Sayap-sayap depan pendek, seperti kulit dan keras (elytra) dan tidak mempunyai rangka sayap, sehingga disebut dermaptera (derma=kulit, ptera=sayap). Elytra ini tidak digunakan untuk terbang, tetapi hanya untuk proteksi dan tidak menutupi seluruh abdomen. tipe mulut mengunyah dan metamorfosis sederhana. Cecopet muda ruas-ruas antenanya lebih sedikit dari pada yang dewasa, dengan ruas-ruas tambahan setiapkali berganti kulit. Cecopet muda dapat dibedakan dari yang dewasa dengan abdomen beruas sepuluh. Dewasa hanya memiliki delapan ruas yang nyata dan penjepit lurus seperti betina. Penjepit pada ujung abdomen digunakan untuk pertahanan, mengambil makanan (elytra pendek, jadi lebih fleksibel), dan untuk memudahkan perilaku kopulasi. Cecopet aktif pada malam hari dan bersembunyi ketika siang hari pada celah-celah dan lubang-lubang kecil di bawah kulit kayu dan reruntuhan ( Choate, 2001 ).

F. auricularia dapat menghasilkan 50 90 telur masing- masing memiliki panjang 1,5 mm, diletakan di atas permukaan tanah pada seresah sisa-sisa tanaman. Stadia telur selama 10 hari, betina akan menjaga telur-telur didalam sarangnya.Setelah kopulasi jantan akan meninggal ( Deptan, 2008).


(24)

Gambar 6.Telur F.Auricularia

Sumber : Foto Langsung.

Nimfa pengembangan meliputi 4 instars, lamanya stadia nimfa + 40-50 hari . Nimfa instar 1 dan 2 menghabiskan waktu di atas permukaan tanah dan masih dalam pengawasan cocopet dewasa. Pada instar 3 dan 4 mulai menyebar pada lingkungan sekitar (Skelley, 2007).

Gambar 7. Nimfa F.auricularia

Sumber( Deptan, 2008 ).

F .auricularia dewasa memiliki panjang + 12-15 mm , Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang membran. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit lamanya siklus hidup + 1 tahun ( Choate, 2001 ).


(25)

Gambar 8. Imago F.auricularia

Sumber : Foto Langsung.

Kemampuan predator dalam memakan mangsanya dapat terjadi kenaikan yang tajam hal ini dikarenakan mangsa yang terlalu jarang dimangsa, hingga sampai pada suatu titik yang menggambarkan keadaan predator yang telah jenuh dalam memakan mangsanya (Horn, 1988).

Kesukaan predator sangat kuat dipengaruhi oleh efisiensi pencarian makanan yang dihubungkan dengan bagian mangsa yang potensial. Kesukaan predator tergantung pada kualitas mangsa dan energi yang dikeluarkan untuk menangkap mangsa Naughton & Wolf (1990).


(26)

BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada 29 Desember 28 sampai 22 Januari 2009.

Gambar 9. Tempat Pelaksanaan penelitian, Di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian USU.

Sumber : Foto Langsung

B. Bahan dan Alat Bahan

Bahan yang digunakan adalah imago Cecopet F. auricularia sebanyak 90 ekor, larva instar 3 dan imago umur 2 minggu B. Longissima masing masing sebanyak 720 ekor dan daun janur muda 5 helai/ setoples.


(27)

Alat

Adapun alat yang digunakan adalah setoples dengan diameter 20 cm dan tinggi 20 cm sebagai habitat larva dan imagoB. Longissimasebanyak 36 buah, pisau cutter untuk memotong, kertas tissue sebagai alas, kain kasa sebagai tutup stoples, kuas kecil sebagai alat untuk memindahkan B. Longissima, kertas label untuk menulis nama jenis perlakuan, alat tulis untuk menulis hasil pengamatan, serta buku data untuk menulis data dari hasil pengamatan.

C. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap ( RAL) non factorial dengan masing masing 6 perlakuan serta 3 ulangan dengan dua tahap perlakuan :

Tahap 1 perlakuan terhadap larva :

1. L0 = 40 ekor larvaB. Longissima

2. L1 = 40 ekor larvaB. Longissima+ 1 ekor F. auricularia

3. L2 = 40 ekor larvaB. Longissima+ 2 ekorF. auricularia

4. L3 = 40 ekor larvaB. Longissima+ 3 ekor F. auricularia

5. L4 = 40 ekor larvaB. Longissima+ 4 ekorF. auricularia

6. L5 = 40 ekor larvaB. Longissima+ 5 ekorF. auricularia

Tahap 2 perlakuan terhadap imago :

1. I0 = 40 ekor imagoB. Longissima

2. I1 = 40 ekor imagoB. Longissima+ 1 ekorF. auricularia 3. I2 = 40 ekor ImagoB. Longissima+ 2 ekor F. auricularia 4. I3 = 40 ekor ImagoB. Longissima+ 3 ekorF. auricularia


(28)

6. I5 = 40 ekor ImagoB. Longissima+ 5 ekorF. auricularia

Jumlah perlakuan = 12

Jumlah ulangan ( r ) = 3

Jumlah unit perlakuan = 36 perlakuan

JumlahF. auricularia seluruhnya = 90 ekor Jumlah larvaB. Longissimaseluruhnya = 720 ekor Jumlah ImagoB. Longissimaseluruhnya = 720 ekor

Bila hasil analisis sidik ragam menunjukkan beda nyata, dilanjutkan dengan uji jarak Duncan taraf 0,05 (Sugandi dan Sugiarto, 1993).

D. Pelaksanaan Penelitian d.1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan menyediakan bahan dan alat yang dibutuhkan selama pelaksanaan penelitian. Survei dilakukan pada lokasi pengambilan hama (B. longissima) di daerah Desa Tanjung Gusta Sei Mencirim, Medan.

d.2. Penyediaan Serangga uji

Serangga uji yaitu larva dan imago berasal dari daerah Desa Tanjung Gusta, kemudian dipelihara dalam stoples dengan diameter 20 cm dan tinggi 20 cm. Sebagai makanannya dimasukkan janur kelapa muda yang diambil tengahnya dengan panjang 15 cm dan ditutup dengan kain muslin. Jumlah larva dan imago yang dimasukan dalam stoples masing-masing 40 ekor, larva instar 3 memiliki ciri ciri panjang 8-10 mm dan berwarna kuning.Umur imago 2 minggu dan memiliki ciri-ciri antena berwarna hitam, thoraks berwarna kuning kecoklatan.


(29)

d.3. Penyediaan serangga predator

Predator yang digunakan adalah cecopet (F. auricularia ) yang berasal dari daerah desa Tanjung Gusta, Medan. Cecopet yang dibutuhkan sebanyak 90 ekor, dikumpulkan dengan menggunakan setoples yang di dalamnya diberi seresah dari sisa sisa tanaman.

Gambar 10. Tempat Pengumpulan cecopet (F. auricularia) Sumber : Foto Langsung


(30)

E. Parameter yang diamati

e.1. Kemampuan predasiF. auricularia terhadap larva dan imago (%).

Pengamatan dilakukan dengan melihat perilaku dan menghitung kemampuan F. auricularia memangsa larva dan imago setiap hari. Persentase larva dan imago yang diamati, dihitung dengan rumus :

a

M = x 100% (Basle, 1985).

a + b Keterangan :

M = Mortalitas

a = Jumlah larva \ imago yang dimangsa b = Jumlah larva \ imago yang hidup


(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kemampuan predasi F. auricularia terhadap larva (%).

Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa terdapat perbedaan nyata daya predasi diantara perlakuan. Rataan mortalitas larva B. longissima dapat dilihat pada pada Tabel 1 ( lampiran 2 12 ).

Tabel 1. Rataan PredasiF. auricularia terhadap larvaB. longissimaGestro (%). ( Transformasi Arcsin x + 0.5)

Perlakuan

Waktu

1HSA 2HSA 3HSA 4HSA 5HSA 6HSA 7HSA 8HSA 9HSA 10HSA 11HSA L0 2.87d 2.87f 2.87e 2.87d 2.87d 2.87d 2.87d 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c L1 17.59c 22.79e 28.29d 33.20c 39.23c 45.96c 49.32c 54.74b 58.95b 68.86b 77.71b L2 26.54c 37.73d 48.84c 62.9b 73.49b 76.09b 84.7b 90a 90a 90a 90a L3 30.51b 42.6c 59.12b 68.02b 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a L4 35.22b 51.26b 55.97b 80a 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a L5 45.32a 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a 90a

Ket: Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Duncan pada taraf 0.05

Tabel 1. menunjukan bahwa rata rata mortalitas larva B. Longissima yang dimangsa F. auricularia setiap hari berbeda nyata. Perlakuan L5 memiliki rataan predasi tertinggi yakni hanya membutuhkan waktu 2 hari setelah aplikasi jika dibandingkan dengan perlakuan L1 membutuhkan waktu 11 hari,L2 dengan waktu selama 8 hari,L3 dan L4 membutuhkan waktu masing-masing selama 4 hari untuk memangsa B. Longissima yang tersedia. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kompetisi dalam memperoleh sumber makanan yang terbatas. Dan pada perlakuan


(32)

L0 tidak terdapat kematian hal ini disebabkan tidak terdapat predator serta tersedianya sumber makanan yang cukup bagi hama B. Longissima.

Pada perlakuan L3 rataan mortalitas B. Longissima lebih besar yakni 59.12 % jika dibandingkan dengan perlakuan L4 yang hanya sebesar 55.97 % , namun pada hari ke-4 setelah aplikasi terjadi kenaikan tingkat predasi yakni sebesar 80 % pada perlakuan L4 dibandingkan pada perlakuan L3 yang hanya sebesar 68.02 % dan mangsa dari masing masing perlakuan L3 dan L4 habis pada 5 hari setelah aplikasi. Hal ini disebabkan karena kemampuan dari masing masing induvidu predator berbeda beda dan predator mengalami titik jenuh, sesuai dengan literatur Horn (1988), yang menyatakan bahwa kemampuan predator untuk memakan mangsanya dapat terjadi suatu peningkatan yang tajam (ini dikarenakan mangsa yang terlalu jarang untuk dimangsa) dan sampai pada suatu titik yang menggambarkan keadaan predator yang telah jenuh dalam memakan mangsanya.

Pada perlakuan L1 terjadi kenaikan predasi secara konstan mulai dari 1 hari setelah aplikasi hingga pada 11 hari setelah aplikasi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kompetisi antar predator dalam hal ini F. auricularia dan juga dipengaruhi oleh jumlah mangsa yang cukup.

Untuk lebih jelasnya hasil rataan kemampuan F. auricularia memangsa larva B. longissima pada masing masing perlakuan dapat dilihat pada grafik gambar 11.


(33)

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

1HSA 2HSA 3HSA 4HSA 5HSA 6HSA 7HSA 8HSA 9HSA 10HSA 11HSA Waktu Pengamatan (Hari)

Ju m lah L ar va Y an g Di m an gs a ( % ) L0 L1 L2 L3 L4 L5

Gambar 11.Grafik KemampuanF. auricularia Memangsa LarvaBrontispasp.

Keterangan :

L0 = Kontrol L3 = 3 ekor F. auricularia

L1 = 1 ekor F. auricularia L4 = 4 ekor F. auricularia L2 = 2 ekor F. auricularia L5 = 5 ekor F. auricularia

Grafik ganbar 11 menunjukan bahwa kemampuan predasi tertinggi terdapat pada perlakuan L5 sebesar 90 % pada 2 hari setelah aplikasi. Kemudian diikuti perlakuan L4 dan L3 masing masing terdapat pada 6 hari setelah aplikasi, sedangkan pada L2 mencapai persintase tertinggi terdapat pada 8 has dan11 hsa pada perlakuan L1.


(34)

2. Kemampuan predasiF. auricularia terhadap Imago (%).

Tabel 2. Rataan PredasiF. auricularia terhadap ImagoB. longissimaGestro (%). ( Transformasi Arcsin x + 0.5)

perlakuan

waktu

1HSA 2HSA 3HSA 4HSA 5HSA 6HSA 7HSA 8HSA 9HSA 10HSA 11HSA I0 2.87 2.87a 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c 2.87c I1 7.02 9.1a 12.92b 12.92b 16.74b 19.95b 22.05b 23.43b 24.08b 24.08b 24.08b I2 8.29 12.16a 19.69a 20.3 a 23.74a 25.84a 27.58a 27.58a 27.58a 27.58a 27.58a I3 11.65 14.9a 17.35a 19.95a 25.31a 28.24a 30.52a 31.09a 32.16a 32.16a 32.16a I4 13.63 15.89a 17.59a 19.8a 19.8a 19.8b 19.8b 19.8b 19.8b 21.34b 21.34b I5 11.41 14.76a 18.05a 21.9a 23.35a 29.07a 29.98a 32.6a 32.6a 33.1a 33.1a

Ket: Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Duncan pada taraf 0.05

Tabel 2. menunjukan bahwa rata rata kemampuan memangsa F. auricularia terhadap imago B. Longissima berbeda nyata, Hal ini dikarenakan mobilitas imago B. Longissima yang tinggi, sehingga energi yang dikeluarkan oleh F. auricularia lebih besar daripada ketika memangsa larva B. Longissima karena mengeluarkan energi yang lebih besar, makaF. auriculariajuga memerlukan energi yang lebih besar pula. Energi tersebut diperoleh dari mangsanya dalam hal ini adalah B. Longissima. Sehingga rata rata jumlah larva yang dimangsa lebih tinggi yakni sebesar 90 % jika dibandingkan dengan rata rata jumlah imago yang hanya 33,1 %. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Naughton & Wolf (1990), bahwa kesukaan predator sangat kuat dipengaruhi oleh efisiensi pencarian makanan yang


(35)

dihubungkan dengan bagian mangsa yang potensial. Kesukaan predator tergantung pada kualitas mangsa dan energi yang dikeluarkan untuk menangkap mangsa.

Pada perlakuan I4 kemampuan F. auricularia memakan mangsanya pada 4

HAS lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan I2,I3, I5 dan I1 pada 6 HASi

disebabkan karena keadaan F. auricularia terletak pada titik jenuh. Hal in I sesuai dengan literatur Horn (1988), yang menyatakan bahwa kemampuan predator dalam memakan mangsanya dapat terjadi kenaikan yang tajam hingga pada suatu titik yang menggambarkan keadaan predator yang telah jenuh dalam memakan mangsanya.

Hal ini dikarenakanF. auricularia termasuk kedalam ordo darmaptera yang menyukai mangsa B. Longissima pada stadia larva yang bertubuh lunak dibandingkan dengan stadia imago. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Subahar (2006), bahwaF. auricularia merupakan predator yang polipag, memangsa larvaB. Longissima dan serangga lainnya yang bertubuh lunak dan sering di jumpai pada janur yang terserangB. Longissima.


(36)

Ket :

I0 = Kontrol I3 = 3 ekor F. auricularia

I1 = 1 ekor F. auricularia I4 = 4 ekor F. auricularia

I2 = 2 ekor F. auricularia I5 = 5 ekor F. auricularia

Grafik pada gambar 12 menunjukan bahwa daya predasi tertinggi terdapat pada perlakuan I5 sebesar 33,1 % pada 10 Hsa, terrendah terdapat pada perlakuan I4 yakni 21,34 % pada 10 Hsa.

Pada stadia larva B. Longissima bagian tubuh habis tanpa sisa, sedangkan pada stadia imago masih tersisa bagian bagian caput dan toraks serta bagian sayap. Larva dimangsa oleh predator yang terlebih dahulu ditangkap dan dilumpuhkan dengan menggunakan penjepit pada bagian ujung abdomen, kemudian dimakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anonimus (2008 ), yang mengatakan, penjepit padaF. auricularia dipakai untuk menangkap dan memegang mangsanya, serta pertahanan diri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13.CaraF. auriculariamemburu mangsanya.


(37)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rataan tingkat predasi F. auriculariatertinggi terhadap larva B. longissima terdapat pada perlakuan L5 dengan tingkat kemampuan memangsa sebesar 90%, pada 2 HSA dan terendah terdapat pada perlakuan L1 dengan tingkat kemampuan memangsa sebesar 77,1%, pada 11 HSA. 2. Rataan tingkat predasiF. auricularia tertinggi terhadap Imago B.

longissimaterdapat pada perlakuan I5dengan tingkat kemampuan memangsa

sebesar 33,1% pada 10 HSA dan terendah dengan tingkat kemampuan memangsa sebesar 21,34% pada perlakuan I410 HSA.

3. Tingkat kemampuan memangsaF. auricularia terhadap larva B. longissima lebih tinggi yakni sebesar 90 %, jika dibandingkan dengan tingkat kemampuan memangsa terhadap imago yang hanya sebesar 33,1%. 4. F. auricularia lebih berpotensi sebagai predator larva dibandingkan imago

B. longissima.

Saran

Perlu dilakukannya pengujian lebih lanjut untuk studi di lapangan, serta mengenai kemampuan berkembang dari predator sehingga dapat dilakukan perbandingan mengenai kemampuan berkembang predator dengan hama B. longissima.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2007.Brontispasp. http://aseanipm.da.gov.ph/graphics/brontispa.gif,

( 16 july 2008)

, 2008. The earwigs (Dermaptera).

http://entnemdept.ifas.ufl.edu/choate/dermaptera.pdf ( 5 juli 2008)

, 2008. Memanfatkan Buah Kelapa Sebagai Komoditas Ekspor. agroindo.files.wordpress.com/2008/01/kelapa-p ( 24 september 2008 )

, 2008. Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera)

bp0.blogger.com/.../S264/Cew_310390.jpg1.jpg ( 24 september 2008 ) Basle., 1985. Field Trial Manual. Ciba. Geigy. Swittzerland. hal : 18

Baker, C.F.,1918. Identity of a coconut hispid.Gdns Bull. Straits Settl.,2 : 3.

www.fao.org/docrep/010/ag117e/AG117E13.gif ( 5 agustus 2008 )

Choate, PM,. 2001. The earwigs (Dermaptera) of Florida and eastern United States. http://entnemdept.ifas.ufl.edu/choate/dermaptera.pdf ( 5 juli 2008)

Deptan., 2007. Penyebaran Hama Kelapa di Beberapa Wilayah.

http://www.pustaka-deptan.go.id/publication/wr281066.pdf.(5Agust 2008)

, 2008. Ayo Kita Kendalikan Kumbang Janur Kelapa, http://www. ditjenbun.deptan.go.id/perlinbun/linbun/imag ( 7 juli 2008 )

Hosang, M.L.A., C.A Jelfina and H. Novarianto., 2006. Biological Control of Brontispa longissima (Gestro) in Indonesia. Indonesian Coconut and Other Palm Research Institute, Manado. Hal 3-6

Horn, D.J., 1988. Ecological Approach To Pest Management. The Guildford Press, New York.

Kalshoven, L.G.E., 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Resivel and Translated by P.A van der laan. PT. Ichtiar Baru van hoeve, Jakarta. hal : 452 453 Lubis.A.U., Darmosarkoro dan Edy S.S., 1992. KELAPA ( Cocos nucifera L. ).

Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat Bandar Kuala. Marihat Ulu. Pematang Siantar Sumatera Utara. Hal : 4-5

Naughton, M.C.S.J., dan Wolf, L.L., 1990, Ekologi Umum. Edisi Kedua, Penterjemah Drs. S. Pringgoseputro dan Ir. B. Srigondon, MSc., Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


(39)

Setyamidjaja, D., 1991. Bertanam Kelapa Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. hal : 103 Skelley, PE., 2007. European earwig, Forficula auricularia Linnaeus. Featured

Creatures. EENY-32.(16 July 2008)

Soedijanto dan Sianipar., 1985. Kelapa CV Yasaguna. Jakarta. hal : 111

Subahar, T.S.S, 2006. Persebaran Meruang Forficula auricularia (Dermaptera : Forficulidae) Pada Awal Periode Pencarian Makanan

http://science.fmipa.itb.ac.id/jms/file/JMS%20Vol%2011%20Tati%20Suryati .pdf.( 21 September 2008 )

Sugandi , E. dan Sugiarto, 1993. Rancangan Percobaan. Andi offiset, Yogyakarta. Hal : 216

Suhardiyono, L., 1995. Tanaman Kelapa budidaya Produksi Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 106 - 107

Sukamto, I.T.N., 2001. Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta. hal : 12


(40)

Lampiran 1.

BAGAN PENELITIAN

a. Rancangan pada larva b. Rancangan pada imago

u

L1 L3 L2 L0 L5 I1 I3 L5 L2 L3 L1 I5 I1 I0 I3 I2 I4 I3 I5 L1 L4 L2 L5 L0 I1 I5 I4 I2 I0 L4 L0


(41)

Lampiran 2. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima1 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 10 7.5 10 27.5 9.17

L2 20 22.5 17.5 60 20

L3 22.5 25 30 77.5 25.83

L4 37.5 35 27.5 100 33.33

L5 62.5 25 65 152.5 50.83

Total 152.75 115.25 150.25 418.25

Rataan 25.46 19.21 25.04 23.24

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 18.43 15.89 18.43 52.76 17.59

L2 26.57 28.32 24.73 79.61 26.54

L3 28.32 30.00 33.21 91.53 30.51

L4 37.76 36.27 31.63 105.66 35.22

L5 52.24 30.00 53.73 135.97 45.32

Total 166.18 143.35 164.60 474.13

Rataan 27.70 23.89 27.43 26.34

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 3252.72 650.54 19.67 * 3.11

Galat 12 396.85 33.07

Total 17 3649.57

ket : tn tidak nyata

FK 12488.76 * Nyata


(42)

Uji Jarak Duncan

Sy 3.32

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 10.23 10.72 11.06 11.16 11.29

7.36 15.82 19.45 24.06 34.03

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 17.59 26.54 30.51 35.22 45.32

.a b

c .d


(43)

Lampiran 3. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima2 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 15 15 15 45 15.00

L2 37.5 42.5 32.5 112.5 37.5

L3 42.5 42.5 52.5 137.5 45.83

L4 62.5 62.5 57.5 182.5 60.83

L5 100 100 100 300 100.00

Total 257.75 262.75 257.75 778.25

Rataan 42.96 43.79 42.96 43.24

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 22.79 22.79 22.79 68.36 22.79

L2 37.76 40.69 34.76 113.20 37.73

L3 40.69 40.69 46.43 127.81 42.60

L4 52.24 52.24 49.31 153.79 51.26

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 246.34 249.26 246.16 741.76

Rataan 41.06 41.54 41.03 41.21

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 12915.73 2583.15 684.22 * 3.11

Galat 12 45.30 3.78

Total 17 12961.04

ket : tn tidak nyata

FK 30566.99 * Nyata


(44)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.12

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 3.46 3.62 3.74 3.77 3.81

19.33 34.11 38.86 47.49 86.19

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 22.79 37.73 42.6 51.26 90

.a .b

.c .d

.e .f


(45)

Lampiran 4. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima3 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 20 25 22.5 67.5 22.50

L2 60 57.5 52.5 170 56.67

L3 72.5 65 82.5 220 73.33

L4 80 62.5 62.5 205 68.33

L5 100 100 100 300 100.00

Total 332.75 310.25 320.25 963.25

Rataan 55.46 51.71 53.38 53.51

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 26.57 30.00 28.32 84.88 28.29

L2 50.77 49.31 46.43 146.51 48.84

L3 58.37 53.73 65.27 177.37 59.12

L4 63.43 52.24 52.24 167.91 55.97

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 292.01 278.15 285.13 855.28

Rataan 48.67 46.36 47.52 47.52

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 13127.94 2625.59 189.05 * 3.11

Galat 12 166.66 13.89

Total 17 13294.60

ket : tn tidak nyata

FK 40638.95 * Nyata


(46)

Sy 2.15

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 6.63 6.95 7.16 7.23 7.32

Perlakuan L0 L1 L2 L4 L3 L5

2.87 28.29 48.84 55.97 59.12 90

.a b

.c .d


(47)

Lampiran 5. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima4 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 27.5 30 32.5 90 30.00

L2 80 82.5 75 237.5 79.17

L3 85 82.5 90 257.5 85.83

L4 100 100 75 275 91.67

L5 100 100 100 300 100.00

Total 392.75 395.25 372.75 1160.75

Rataan 65.46 65.88 62.13 64.49

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 31.63 33.21 34.76 99.60 33.20

L2 63.43 65.27 60.00 188.71 62.90

L3 67.21 65.27 71.57 204.05 68.02

L4 90.00 90.00 60.00 240.00 80.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 345.14 346.62 319.19 1010.95

Rataan 57.52 57.77 53.20 56.16

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 15801.01 3160.20 59.26 * 3.11

Galat 12 639.99 53.33

Total 17 16441.00

ket : tn tidak nyata

FK 56778.71 * Nyata


(48)

Uji Jarak Duncan

Sy 4.22

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 12.99 13.62 14.04 14.17 14.34

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 33.2 62.9 68.02 80 90

a b

.c .d


(49)

Lampiran 6. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima5 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 40 40 40 120 40.00

L2 95 92.5 87.5 275 91.67

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 435.25 432.75 427.75 1295.75

Rataan 72.54 72.13 71.29 71.99

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 39.23 39.23 39.23 117.69 39.23

L2 77.08 74.11 69.30 220.48 73.49

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 389.18 386.20 381.39 1156.77

Rataan 64.86 64.37 63.57 64.27

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 19405.64 3881.13 1509.34 * 3.11

Galat 12 30.86 2.57

Total 17 19436.50

ket : tn tidak nyata

FK 74340.15 * Nyata


(50)

Uji Jarak Duncan

Sy 0.93

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 2.86 3.00 3.10 3.12 3.16

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 39.23 73.49 90 90 90

a .b

.c .d


(51)

Lampiran 7. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima6 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 55 50 50 155 51.67

L2 95 95 92.5 282.5 94.17

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 450.25 445.25 442.75 1338.25

Rataan 75.04 74.21 73.79 74.35

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 47.87 45.00 45.00 137.87 45.96

L2 77.08 77.08 74.11 228.26 76.09

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 397.81 394.95 391.97 1184.73

Rataan 66.30 65.82 65.33 65.82

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakua

n 5 18651.64 3730.33 3932.54 * 3.11

Galat 12 11.38 0.95

Total 17 18663.02

ket : tn tidak nyata

FK 77977.14 Nyata*


(52)

Uji Jarak Duncan

Sy 0.56

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 1.72 1.81 1.86 1.88 1.90

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 45.96 76.09 90 90 90

a .b

.c .d


(53)

Lampiran 8. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima7 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 60 57.5 55 172.5 57.50

L2 100 100 92.5 292.5 97.50

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 460.25 457.75 447.75 1365.75

Rataan 76.71 76.29 74.63 75.88

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 50.77 49.31 47.87 147.95 49.32

L2 90.00 90.00 74.11 254.11 84.70

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 413.63 412.18 394.84 1220.66

Rataan 68.94 68.70 65.81 67.81

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 18966.71 3793.34 263.70 * 3.11

Galat 12 172.62 14.38

Total 17 19139.33

ket : tn tidak nyata

FK 82777.74 * Nyata


(54)

Uji Jarak Duncan

Sy 2.19

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 6.75 7.07 7.29 7.36 7.45

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 49.32 84.7 90 90 90

a .b

.c .d


(55)

Lampiran 9. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima8 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 67.5 67.5 65 200 66.67

L2 100 100 100 300 100.00

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 467.75 467.75 465.25 1400.75

Rataan 77.96 77.96 77.54 77.82

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan I UlanganII III Total Rataan

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 55.24 55.24 53.73 164.22 54.74

L2 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 418.11 418.11 416.59 1252.81

Rataan 69.68 69.68 69.43 69.60

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 19016.78 3803.36 29832.99 * 3.11

Galat 12 1.53 0.13

Total 17 19018.31

ket : tn tidak nyata

FK 87196.84 * Nyata


(56)

Uji Jarak Duncan

Sy 0.21

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 0.65 0.68 0.70 0.71 0.71

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 54.74 90 90 90 90

a .b


(57)

Lampiran 10. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima9 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 77.5 72.5 70 220 73.33

L2 100 100 100 300 100.00

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 477.75 472.75 470.25 1420.75

Rataan 79.63 78.79 78.38 78.93

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 61.68 58.37 56.79 176.84 58.95

L2 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 424.55 421.24 419.66 1265.44

Rataan 70.76 70.21 69.94 70.30

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 18685.71 3737.14 3594.60 * 3.11

Galat 12 12.48 1.04

Total 17 18698.19

ket : tn tidak nyata

FK 88963.58 * Nyata


(58)

Uji Jarak Duncan

Sy 0.59

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 1.81 1.90 1.96 1.98 2.00

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 58.95 90 90 90 90

A .b


(59)

Lampiran 11. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima10 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 92.5 85 82.5 260 86.67

L2 100 100 100 300 100.00

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 492.75 485.25 482.75 1460.75

Rataan 82.13 80.88 80.46 81.15

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 74.11 67.21 65.27 206.59 68.86

L2 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 436.97 430.08 428.14 1295.19

Rataan 72.83 71.68 71.36 71.95

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 18256.02 3651.20 1016.29 * 3.11

Galat 12 43.11 3.59

Total 17 18299.13

ket : tn tidak nyata

FK 93195.12 * Nyata


(60)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.09

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 3.36 3.52 3.63 3.66 3.71

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 68.86 90 90 90 90

a .b


(61)

Lampiran 12. Rataan Mortalitas LarvaB. longissima11 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

L1 100 90 90 280 93.33

L2 100 100 100 300 100.00

L3 100 100 100 300 100.00

L4 100 100 100 300 100.00

L5 100 100 100 300 100.00

Total 500.25 490.25 490.25 1480.75

Rataan 83.38 81.71 81.71 82.26

Data Pengamatan Jumlah Larva yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

L0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

L1 90.00 71.57 71.57 233.13 77.71

L2 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L3 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L4 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

L5 90.00 90.00 90.00 270.00 90.00

Total 452.87 434.43 434.43 1321.73

Rataan 75.48 72.41 72.41 73.43

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 18287.58 3657.52 193.72 * 3.11

Galat 12 226.56 18.88

Total 17 18514.14

ket : tn tidak nyata

FK 97053.61 * Nyata


(62)

Uji Jarak Duncan

Sy 2.51

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 7.73 8.11 8.36 8.43 8.53

Perlakuan L0 L1 L2 L3 L4 L5

2.87 77.71 90 90 90 90

a .b


(63)

Lampiran 13. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima1 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 2.5 2.5 0.25 5.25 1.75

I2 2.5 0.25 5 7.75 2.58

I3 5 2.5 5 12.5 4.17

I4 7.5 7.5 2.5 17.5 5.83

I5 5 10 0.25 15.25 5.08

Total 22.75 23 13.25 59 19.67

Rataan 3.79 3.83 2.21 9.83 3.28

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 9.10 9.10 2.87 21.06 7.02

I2 9.10 2.87 12.92 24.88 8.29

I3 12.92 9.10 12.92 34.94 11.65

I4 15.89 15.89 9.10 40.89 13.63

I5 12.92 18.43 2.87 34.22 11.41

Total 62.80 58.26 43.54 164.59 54.86

Rataan 10.47 9.71 7.26 27.43 9.14

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 228.42 45.68 2.26 tn 3.11

Galat 12 242.58 20.22

Total 17 471.00

ket : tn tidak nyata

FK 1505.00 * Nyata


(64)

Lampiran 14. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima2 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 2.5 2.5 2.5 7.5 2.50

I2 5 0.25 12.5 17.75 5.92

I3 7.5 5 7.5 20 6.67

I4 7.5 7.5 7.5 22.5 7.50

I5 5 10 5 20 6.67

Total 27.75 25.5 35.25 88.5 29.50

Rataan 4.63 4.25 5.88 14.75 4.92

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 9.10 9.10 9.10 27.29 9.10

I2 12.92 2.87 20.70 36.49 12.16

I3 15.89 12.92 15.89 44.71 14.90

I4 15.89 15.89 15.89 47.68 15.89

I5 12.92 18.43 12.92 44.28 14.76

Total 69.59 62.08 77.38 209.05 69.68

Rataan 11.60 10.35 12.90 34.84 11.61

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 366.58 73.32 4.73 * 3.11

Galat 12 186.13 15.51

Total 17 552.71

ket : tn tidak nyata

FK 2427.90 * Nyata


(65)

Uji Jarak Duncan

Sy 2.27

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 7.00 7.34 7.57 7.64 7.73

Perlakuan I0 I1 I2 I5 I3 I4

2.87 9.1 12.16 14.76 14.9 15.89

a .b


(66)

Lampiran 15. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima3 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 5 5 5 15 5.00

I2 10 7.5 17.5 35 11.67

I3 10 5 12.5 27.5 9.17

I4 10 7.5 10 27.5 9.17

I5 10 15 5 30 10.00

Total 45.25 40.25 50.25 135.75 45.25

Rataan 7.54 6.71 8.38 22.63 7.54

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 12.92 12.92 12.92 38.76 12.92

I2 18.43 15.89 24.73 59.06 19.69

I3 18.43 12.92 20.70 52.06 17.35

I4 18.43 15.89 18.43 52.76 17.59

I5 18.43 22.79 12.92 54.14 18.05

Total 89.53 83.28 92.58 265.39 88.46

Rataan 14.92 13.88 15.43 44.23 14.74

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 583.94 116.79 11.07 * 3.11

Galat 12 126.62 10.55

Total 17 710.56

ket : tn tidak nyata

FK 3912.77 * Nyata


(67)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.88

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.78 6.06 6.25 6.30 6.38

Perlakuan I0 I1 I3 I4 I5 I2

2.87 12.92 17.35 17.59 18.05 19.69

a .b


(68)

Lampiran 16. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima4 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 5 5 5 15 5.00

I2 10 7.5 20 37.5 12.50

I3 12.5 10 12.5 35 11.67

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 10 20 12.5 42.5 14.17

Total 52.75 50.25 62.75 165.75 55.25

Rataan 8.79 8.38 10.46 27.63 9.21

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 12.92 12.92 12.92 38.76 12.92

I2 18.43 15.89 26.57 60.89 20.30

I3 20.70 18.43 20.70 59.84 19.95

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 18.43 26.57 20.70 65.70 21.90

Total 96.15 92.58 104.47 293.19 97.73

Rataan 16.02 15.43 17.41 48.86 16.29

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 794.33 158.87 15.16 * 3.11

Galat 12 125.77 10.48

Total 17 920.10

ket : tn tidak nyata

FK 4775.57 * Nyata


(69)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.87

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.76 6.04 6.22 6.28 6.35

Perlakuan I0 I1 I4 I3 I2 I5

2.87 12.92 19.8 19.95 20.3 21.9

a .b


(70)

Lampiran 17. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima5 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 10 7.5 7.5 25 8.33

I2 15 10 25 50 16.67

I3 20 15 20 55 18.33

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 12.5 20 15 47.5 15.83

Total 72.75 60.25 80.25 213.25 71.08

Rataan 12.13 10.04 13.38 35.54 11.85

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 18.43 15.89 15.89 50.22 16.74

I2 22.79 18.43 30.00 71.22 23.74

I3 26.57 22.79 26.57 75.92 25.31

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 20.70 26.57 22.79 70.06 23.35

Total 114.14 102.44 118.82 335.40 111.80

Rataan 19.02 17.07 19.80 55.90 18.63

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1039.22 207.84 20.00 * 3.11

Galat 12 124.71 10.39

Total 17 1163.93

ket : tn tidak nyata

FK 6249.66 * Nyata


(71)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.86

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.73 6.01 6.20 6.25 6.33

Perlakuan I0 I1 I4 I5 I2 I3

2.87 16.74 19.8 23.35 23.74 25.31

a .b


(72)

Lampiran 18. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima6 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 12.5 10 12.5 35 11.67

I2 17.5 15 25 57.5 19.17

I3 25 17.5 25 67.5 22.50

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 22.5 27.5 21 71 23.67

Total 92.75 77.75 96.25 266.75 88.92

Rataan 15.46 12.96 16.04 44.46 14.82

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 20.70 18.43 20.70 59.84 19.95

I2 24.73 22.79 30.00 77.52 25.84

I3 30.00 24.73 30.00 84.73 28.24

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 28.32 31.63 27.27 87.22 29.07

Total 129.40 116.34 131.55 377.29 125.76

Rataan 21.57 19.39 21.93 62.88 20.96

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1417.32 283.46 39.95 * 3.11

Galat 12 85.15 7.10

Total 17 1502.47

ket : tn tidak nyata

FK 7908.30 * Nyata


(73)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.54

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 4.74 4.97 5.12 5.17 5.23

Perlakuan I0 I4 I1 I2 I3 I5

2.87 19.8 19.95 25.84 28.24 29.07

a b


(74)

Lampiran 19. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima7 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 12.5 17.5 12.5 42.5 14.17

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 22.5 27.5 77.5 25.83

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 25 27.5 22.5 75 25.00

Total 102.75 90.25 102.75 295.75 98.58

Rataan 17.13 15.04 17.13 49.29 16.43

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 20.70 24.73 20.70 66.14 22.05

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 28.32 31.63 91.57 30.52

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 30.00 31.63 28.32 89.94 29.98

Total 136.30 126.22 135.85 398.37 132.79

Rataan 22.72 21.04 22.64 66.40 22.13

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1615.03 323.01 43.80 * 3.11

Galat 12 88.49 7.37

Total 17 1703.52

ket : tn tidak nyata

FK 8816.63 * Nyata


(75)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.57

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 4.83 5.06 5.22 5.27 5.33

Perlakuan I0 I4 I1 I2 I5 I3

2.87 19.8 22.05 27.58 29.98 30.52

a b


(76)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 15 17.5 15 47.5 15.83

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 25 27.5 80 26.67

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 30 35 22.5 87.5 29.17

Total 110.25 100.25 105.25 315.75 105.25

Rataan 18.38 16.71 17.54 52.63 17.54

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 22.79 24.73 22.79 70.30 23.43

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 30.00 31.63 93.26 31.09

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 33.21 36.27 28.32 97.80 32.60

Total 141.59 132.55 137.93 412.07 137.36

Rataan 23.60 22.09 22.99 68.68 22.89

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1782.73 356.55 42.20 * 3.11

Galat 12 101.38 8.45

Total 17 1884.12

ket : tn tidak nyata

FK 9433.50 * Nyata


(77)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.68

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.17 5.42 5.59 5.64 5.71

Perlakuan I0 I4 I1 I2 I3 I5

2.87 19.8 23.43 27.58 31.09 32.6

a b


(78)

Lampiran 21. Rataan Mortalitas ImagoB. longissima9 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 17.5 17.5 15 50 16.67

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 30 27.5 85 28.33

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 30 35 22.5 87.5 29.17

Total 112.75 105.25 105.25 323.25 107.75

Rataan 18.79 17.54 17.54 53.88 17.96

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 24.73 24.73 22.79 72.24 24.08

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 33.21 31.63 96.47 32.16

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 33.21 36.27 28.32 97.80 32.60

Total 143.54 135.76 137.93 417.23 139.08

Rataan 23.92 22.63 22.99 69.54 23.18

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1840.66 368.13 43.61 * 3.11

Galat 12 101.29 8.44

Total 17 1941.95

ket : tn tidak nyata

FK 9670.94 * Nyata


(79)

Uji Jarak Duncan

Sy 1.68

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.17 5.42 5.59 5.64 5.70

Perlakuan I0 I4 I1 I2 I3 I5

2.87 19.8 24.08 27.58 32.16 32.6

a b


(80)

Lampiran 22. Rataan Mortalitas ImagoB. Longissima10 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 17.5 17.5 15 50 16.67

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 30 27.5 85 28.33

I4 15 10 15 40 13.33

I5 30 37.5 22.5 90 30.00

Total 112.75 110.25 107.75 330.75 110.25

Rataan 18.79 18.38 17.96 55.13 18.38

Data Pengamatan JumlahImagoyang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 24.73 24.73 22.79 72.24 24.08

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 33.21 31.63 96.47 32.16

I4 22.79 18.43 22.79 64.01 21.34

I5 33.21 37.76 28.32 99.29 33.10

Total 143.54 139.79 140.01 423.34 141.11

Rataan 23.92 23.30 23.34 70.56 23.52

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fh F0.5

Perlakuan 5 1843.24 368.65 43.65 * 3.11

Galat 12 101.34 8.44

Total 17 1944.58

ket : tn tidak nyata

FK 9956.38 * Nyata

KK 12.36 %


(81)

Sy 1.68

P 2 3 4 5 6

SSR 0,5 3.08 3.23 3.33 3.36 3.40

LSR 0.5 5.17 5.42 5.59 5.64 5.70

16.17 18.66 21.99 26.52 27.40

Perlakuan I0 I4 I1 I2 I3 I5

2.87 21.34 24.08 27.58 32.16 33.1

a b


(82)

(1)

Uji Jarak Duncan

Sy

1.68

P

2

3

4

5

6

SSR 0,5

3.08

3.23

3.33

3.36

3.40

LSR 0.5

5.17

5.42

5.59

5.64

5.71

Perlakuan

I0 I4

I1

I2

I3

I5

2.87 19.8 23.43 27.58 31.09 32.6

a b


(2)

Lampiran 21. Rataan Mortalitas Imago

B. longissima

9 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 17.5 17.5 15 50 16.67

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 30 27.5 85 28.33

I4 15 7.5 12.5 35 11.67

I5 30 35 22.5 87.5 29.17

Total 112.75 105.25 105.25 323.25 107.75

Rataan 18.79 17.54 17.54 53.88 17.96

Data Pengamatan Jumlah

Imago

yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 24.73 24.73 22.79 72.24 24.08

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 33.21 31.63 96.47 32.16

I4 22.79 15.89 20.70 59.39 19.80

I5 33.21 36.27 28.32 97.80 32.60

Total 143.54 135.76 137.93 417.23 139.08

Rataan 23.92 22.63 22.99 69.54 23.18

Daftar Sidik Ragam

SK

db

JK

KT

Fh

F0.5

Perlakuan

5 1840.66 368.13 43.61 * 3.11

Galat

12 101.29 8.44

Total 17 1941.95

ket : tn tidak nyata

FK

9670.94 * Nyata

KK

12.53 %


(3)

Uji Jarak Duncan

Sy

1.68

P

2

3

4

5

6

SSR 0,5

3.08

3.23

3.33

3.36

3.40

LSR 0.5

5.17

5.42

5.59

5.64

5.70

Perlakuan

I0 I4

I1

I2

I3

I5

2.87 19.8 24.08 27.58 32.16 32.6

a b


(4)

Lampiran 22. Rataan Mortalitas Imago

B. Longissima

10 Hsa (%).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25

I1 17.5 17.5 15 50 16.67

I2 22.5 15 27.5 65 21.67

I3 27.5 30 27.5 85 28.33

I4 15 10 15 40 13.33

I5 30 37.5 22.5 90 30.00

Total 112.75 110.25 107.75 330.75 110.25

Rataan 18.79 18.38 17.96 55.13 18.38

Data Pengamatan Jumlah

Imago

yang Dimangsa ( Transformasi Arcsin x + 0.5 )

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

I0 2.87 2.87 2.87 8.60 2.87

I1 24.73 24.73 22.79 72.24 24.08

I2 28.32 22.79 31.63 82.73 27.58

I3 31.63 33.21 31.63 96.47 32.16

I4 22.79 18.43 22.79 64.01 21.34

I5 33.21 37.76 28.32 99.29 33.10

Total 143.54 139.79 140.01 423.34 141.11

Rataan 23.92 23.30 23.34 70.56 23.52

Daftar Sidik Ragam

SK

db

JK

KT

Fh

F0.5

Perlakuan

5 1843.24 368.65 43.65 * 3.11

Galat

12 101.34 8.44

Total 17 1944.58

ket : tn tidak nyata

FK

9956.38 * Nyata

KK

12.36 %

Uji Jarak Duncan


(5)

Sy

1.68

P

2

3

4

5

6

SSR 0,5

3.08

3.23

3.33

3.36

3.40

LSR 0.5

5.17

5.42

5.59

5.64

5.70

16.17 18.66 21.99 26.52 27.40

Perlakuan

I0 I4

I1

I2

I3

I5

2.87 21.34 24.08 27.58 32.16 33.1

a b


(6)

Dokumen yang terkait

Daya Predasi Semut Myopopone castaneae (Hymenoptera : Formicidae) Terhadap Larva Penggerek Pucuk Kelapa Sawit Oryctes Rhinoceros L. (Coleoptera : Scarabaidae) di Laboratorium

2 74 67

Pengaruh Pakan Dan Inang Terhadap Perkembangan Imago Parasitoid Xanthocampoplex Sp. ( Hymenoptera : Ichneumonidae) Di Laboratorium

3 34 62

Daya Predasi Cecopet ( Forficula auricularia ) (Dermaptera: Nisolabididae) Pada Berbagai Instar Larva Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera : Noctuidae) Dilaboraturium

2 53 61

Uji Predasi Cecopet ( Forficula Auricularia) (Darmaptera : Forficulidae ) Terhadap Larva Dan Imago Brontispa Longissima Gestro. Coleoptera : Chrysomelidae) Di Laboratorium

1 44 82

Uji Efektifitas Beberapa Entomopatogen Pada Larva Dan Imago Brontispa longissima Gestro. (Coleoptera : Chrysomelidae) Di Laboratorium

0 27 63

Pengaruh Pemberian Imidacloprid Untuk Mengendalikan Apononia sp ( Coleoptera : Scarabaeidae ) Dan Valanga nigricornis Burm ( Orthoptera : Acrididae ) Di Pembibitan Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )

1 31 53

Daya Predasi Semut Myopopone castaneae (Hymenoptera : Formicidae) Terhadap Larva Penggerek Pucuk Kelapa Sawit Oryctes Rhinoceros L. (Coleoptera : Scarabaidae) di Laboratorium

0 2 10

Pengaruh Pakan Dan Inang Terhadap Perkembangan Imago Parasitoid Xanthocampoplex Sp. ( Hymenoptera : Ichneumonidae) Di Laboratorium

0 0 15

Pengaruh Pakan Dan Inang Terhadap Perkembangan Imago Parasitoid Xanthocampoplex Sp. ( Hymenoptera : Ichneumonidae) Di Laboratorium

0 0 13

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pakan Dan Inang Terhadap Perkembangan Imago Parasitoid Xanthocampoplex Sp. ( Hymenoptera : Ichneumonidae) Di Laboratorium

0 0 10