Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI

MANTAP PADA PRIA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN

TAHUN 2010

SUSI HERNANI MANALU 095102032

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Judul : Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.

Nama Mahasiswa : SUSI HERNANI MANALU NIM : 095102032

Program Study : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Ketua

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep) Nip. 19740552002122001

Anggota I

(Dr. Sarma Lumban Raja, SpOG(K))

Anggota II

(Dr. Ichwanul Adenin, SpOG)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

(Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep) (Dr. Murniati Manik, Msc, SpKK) NIP. 19740505 200212 2 001 NIP. 19530719 198003 2 001

Ketua Pelaksana Program D-IV Bidan Pendidik FKep USU


(3)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : SUSI HERNANI MANALU NIM : 095102032

JUDUL : PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI MANTAP PADA PRIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN TAHUN 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, Oktober 2010 Pembimbing

Nur Asnah Sitohang, S.Kep NS, M.Kep Nip. 197405052002122001


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH INI

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan komite penguji karya tulis ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan, September 2010 Penulis

(Susi Hernani Manalu) NIM. 095102032


(5)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Oktober 2010 Susi Hernani Manalu

Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan

Vii + hal + Lampiran ABSTRAK

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Pentingnya pria terlibat dalam keluarga berencana dalam keluarga dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual.ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru medan.

Kata kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi mantap pada pria Daftar Pustaka : 15 (1999-2009)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap pada pria di Wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010”

Selama pelaksanaan penulis mendapat dukungan moril, materil, serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :

1. Nur Asnah Sitohang, S.kep, NS, M.kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

6. Kepada kedua orang tua saya R. Manalu dan S. Siagian yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.


(7)

8. Kepada Josman Sihotang, Kando Marisi Katarina dan Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.

9. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Medan, September 2010 Peneliti

(Susi Hernani Manalu)


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengetahuan ... 4

1. Pengertian Pengetahuan ... 4

2. Tingkat Pengetahuan ... 4

B. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria ... 1. Defenisi Vasektomi ... 6

2. Macam-macam Vasektomi ... 8

3. Cara Kerja Vasektomi ... 8

4. Manfaat ... 8

5. Kerugian ... 9

6. Kontraindikasi ... 9

7. Efek samping ... 9 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFENISI OPERASIONAL. 10


(9)

A. Kerangka konsep ... 10

B. Hipotesis ... 10

C. Defenisi Operasional ... 11

BAB IV METODE PENELITIAN ... 12

A. Desain Penelitian ... 12

B. Populasi dan Sampel ... 12

C. Tempat Penelitian ... 12

D. Waktu Penelitian ... 13

E. Etika Penelitian ... 13

F. Alat Pengumpulan Data ... 13

G. Validitas ... 14

H. Reliabilitas ... 15

I. Prosedur Pengumpulan Data ... 16

I. Rencana Analisis Data ... 16

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

A. Hasil ... 18

B.Pembahasan ... 22

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 26 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Tabel defenisi operasional ... 11

Tabel 5.1. Distribusi Karakter Suami di wilayah Kerja Puskesmas Kampung baru Medan Tahun 2010 ... 24 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertannyaan Pengetahuan Suami Tentang

Kontrasepsi Pria di wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010 ... 25

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010……… 26


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Kuesioner Penelitian

3. Master Data

4. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik 5. Surat Balasan Penelitian dari Dinas Kesehatan 6. Surat Balasan Penelitian dari Puskesmas 7. Daftar Konsul

viii


(12)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Kerangka Konsep ……….. 15


(13)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Oktober 2010 Susi Hernani Manalu

Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan

Vii + hal + Lampiran ABSTRAK

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Pentingnya pria terlibat dalam keluarga berencana dalam keluarga dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual.ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru medan.

Kata kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi mantap pada pria Daftar Pustaka : 15 (1999-2009)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah. (Manuaba, 2002)

Dalam usaha untuk meningkatkan gerakan keluarga berencana nasional peranan pria sebenarnya sangat penting dan menentukan. Sebagai kepala keluarga pria merupakan tulang punggung keluarga dan selalu terlibat untuk mengambil keputusan tentang kesejahteraan keluarga, termasuk untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan. (Manuaba, 2002)

Ketidaksetaraan gender dalam bidang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksisangat berpengaruh pada keberhasilan program. Sebagian besar masyarakat dan penentu kebijakan masih menganggap bahwa pengguna kontrasepsi adalah urusan perempuan. Oleh karena itu peserta keluarga berencana pria di indonesia masih sangat rendah. Di masa lalu persoalan pengaturan kelahiran lebih banyak difokuskan kepada perempuan, sehingga terkesan bahwa Keluarga Berencana adalah urusan perempuan saja. (Hartanto, 2004)

Dari jumlah pasangan usia subur di Sumatera Utara sebanyak 1.982.810 pasangan yang menjadi peserta KB aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071 atau 63,8%. dari jumlah pasangan usia subur yang berhasil dibina menjadi peserta KB dengan menggunakan kondom dan metode operasi pria (MOP) masih sangat rendah yaitu kondom 4,62 % dan MOP 0,30 %. Sehingga


(15)

partisipasi kaum perempuan menjadi peserta KB masih cukup dominan yakni 95,08 %. (BKKBN, 2009).

Pencapaian peserta keluarga berencana baru pada bulan Mei 2009 sebanyak 31.017 peserta atau 39,34 % dari perkiraan permintaan masyarakat sebagai peserta Keluarga Berencana baru tahun 2009 sebanyak 332.158 peserta. Sedangkan hasil pencapaian peserta KB baru pada bulan Mei 2009 tetap didominasi pemakaian pil dan suntikan. Komposisi pencapaian peserta KB baru berdasarkan pemakaian kontrasepsi pada bulan Mei 2009 yakni suntikan 32,16 %, pil 35,24 %, implan13,94 %, IUD 8,02 %, kondom, 6,84 %, MOW 2,97 %, dan MOP 0,83 %. (BKKBN, 2009).

Hasil survey awal dilapangan bulan Januari - Juli 2010 di Puskesmas Kampung Baru Medan menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah pasangan usia subur yaitu 980 pasangan, 700 pasangan telah menjadi peserta Keluarga Berencana aktif yang meliputi IUD 83 pasangan, MOW 68 pasangan, MOP 42 pasangan, Kondom 125 pasangan, Implant 80 pasangan, Suntik 150 pasangan dan Pil 152 pasangan.

Dari latar belakang di atas maka dirasakan perlu melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian


(16)

Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang kontrasepsi mantap pada pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru medan tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi suami.

Sebagai bahan masukan bagi suami dan meningkatkan kesadaran terhadap kontrasepsi mantap dan kesehatan reproduksi.

b. Bagi Institusi Pendidikan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah informasi, pengembangan ilmu dan referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan mahasiswa.

c. Bagi peneliti

Menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh, juga berguna untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat nantinya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. (Maulana, 2007)

Menurut Bloom dan skinner, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan ataupun tulisan.

2. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif

a) Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b) Memahami berarti kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahuinya dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c) Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis merupakan kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. f) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. (Maulana, 2007)


(18)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin ketahui atau kita ukur dapat kita sesuiakan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

C. Metode Kontrasepsi Mantap pada Pria (Vasektomi) 1. Defenisi Vasektomi

Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testi vesikula seminalis. Dengan memotong vas deferens sperma tidak mampu diejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah vas deferens bersih dari sperma, yang memakan waktu sekitar tiga bulan. (BKKBN, 2007)

2. Macam-macam Vasektomi

a. Vasektomi dengan pisau operasi

Tehnik pemasangan vasektomi ini dilakukan pada daerah kulit skrotum pada penis dan daerah tersebut dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan Iodofor (betadine) 0,75 %. Menutup daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestasi lokal (prokain atau novakain atau xilokain 1 %) 0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk dan di daerah distal serta proksimal vas deferens dideponir lagi masing-masing 0,5 ml. Kulit skrotum diiris longitudinal 1 – 2 cm, tepat diatas vas deferens yang telah ditonjolkan ke permukaan kulit. Setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem, disiangi sampai tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan cermat. Sebaiknya ditambah lagi obat anestasi ke dalam fasia disayat longitudinal sepanjang 0,5


(19)

cm. Usahakan tepi sayatan rata (dapat dicapai jika pisau cukup tajam) hingga memudahkan penjahitan kembali. Setelah fasia vas deferens dibuka terlihat vas deferens yang berwarna putih mengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vas deferens dan fasianya dibebaskan dengan gunting halus berujung runcing. Jepitlah vas deferens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm dan ikat dengan benang kedua ujungnya. Setelah diikat jangan dipotong dulu. Tariklah benang yang mengikat kedua ujung vas deferens tersebut untuk melihat kalau ada perdarahan yang tersembunyi. Jepitan hanya pada titik perdarahan, jangan terlalu banyak, karena dapat menjepit pembuluh darah lain seperti arteri testikularis atau deferensialis yang berakibat kematian testis itu sendiri. Potonglah diantara 2 ikatan tersebut sepanjang 1 cm. Gunakan benang sutra No. 00,0, atau 1 cm untuk mengikat vas tersebut. Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi juga jangan terlalu keras karena dapat memotong vas deferens. Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang dianjurkan adalah dengan melakukan interposisi fasia vas deferens, yakni menjahit kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian distal (sebelah ureteral dibenamkan dalam fasia dan vas deferens bagian proksimal (sebelah testis)) terletak diluar fasia. Cara ini akan mencegah timbulnya kemungkinan rekanalisasi. Lakukan kembali tindakan untuk vas deferens yang sebelahnya. Dan setelah selesai, tutuplah kulit dengan 1 - 2 jahitan plain catgut No. 000 kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya , tutup dengan kasa steril dan diplester. Cara mengikat vas deferens ada beberapa macam:

1. Kedua ujung diikat tumpang tindih 2. Kedua ujung dibelokkan dan diikat 3. Hanya satu ujung yang dibelokkan.

4. Hanya salah satu ujung saja yang diikat, sehingga dari vas yang proksimal sperma keluar bebas (shapiro). (Saifuddin, 2006)


(20)

b. Vasektomi tanpa pisau operasi.

Penis diplester ke dinding perut. Daerah kulit skrotum dibersihkan dengan cairan yang merangsang seperti larutan Iodofor (betadine). Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. Tepat di linea mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestasi local (prokain atau novakain atau xilokain 1 %) 0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk dan di daerah distal, kemudian dideponir lagi masing-masing 3-4 ml. prosedur ini dilakukan sebelah kanan dan kiri. Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi di dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum. Kemudian klem direbahkan ke bawah sehingga vas deferens mengarah ke bawah kulit. Kemudian tusuk bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat di sebelah distal lingkaran klem sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut 45 derajat. Sewaktu menusuk vas deferens sebaiknya sampai kena vas deferens kemudian klem diseksi ditarik, tutupkan ujung-ujung klem dan dalam keadaan tertutup ujung-ujung klem dimasukkan kembali dalam lobang tusukan, searah jalannya vas deferens. Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang dapat terlihat. Dengan ujung klem diseksi menghadap ke bawah, tusukkan salah satu ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem diputar menurut arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan pindahkan untuk memegang vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan klem diseksi. Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Kalau lobang telah cukup luas, lalu klem diseksi dimasukkan ke lobang tersebut. Kemudian dibuka ujung-ujung klem pelan-pelan paralel dengan


(21)

arah vas deferens yang diangkat. Diperlukan kira-kira 2 cm vas deferens yang bebas. Vas deferens di-crush secara lunak dengan klem diseksi, sebelum dilakukan ligasi dengan benang sutra 3-0. Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong. Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens dalam skrotum. Tarik pelan-pelan benang pada puntung yang distal. Pegang secara halus fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lobang fasia dengan mengikat sedemikian rupa sehingga puntung bagian epididimis tertutup dan puntung distal ada di luar fasia. Apabila tidak ada perdarahan pada keadaan vas deferens tidak tegang. Maka benang yang terakhir dapat dipotong dan vas deferens dikembalikan dalam skrotum. Untuk vas deferens sebelah yang lain, melalui luka di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit tidak perlu dijahit hanya aproksimasikan dengan band aid atau tensoplas. (Saifuddin, 2006)

3. Cara Kerja Vasektomi.

Vas deferens yang dipotong atau diikat sehingga Sperma tidak dikeluarkan dan tidak bisa bertemu dengan sel telur pada saat melakukan hubungan seksual, sehingga tidak terjadi kehamilan. (BKKBN, 2007)

4. Manfaat

Sangat efektif dan aman, tidak ada efek samping jangka panjang, tindakan bedah yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan dan diperlukan konseling. (Saifuddin, 2003).

5. Kerugian

Diperlukan tindakan operatif, kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi, belum memberikan perlindungan total sampai spermatazoa, dan problem


(22)

psikologis yang berhubungan dengan perilaku mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif. (Hartanto, 2004)

6. Kontraindikasi

Pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah urologi, masalah hubungan dan tidak didukung oleh pasangan. (Everret, 2007)

7. Efek samping

Dapat berupa perdarahan, infeksi, hematoma, antibodi sperma dan granuloma sperma. (Everret, 2007)


(23)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang adanya pengetahuan tentang kontrasepsi mantap pria di wilayah kerja puskesmas kampung baru Medan tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 1. 1. Kerangka Konsep Pengetahuan suami

tentang kontrasepsi mantap Pria

•Defenisi Vasektomi •Macam-macam vasektomi •Cara kerja vasektomi •Manfaat

•Kerugian •Kontraindikasi •Efek samping


(24)

C. Defenisi Operasional N o Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan

Suami tentang kontrasepsi

mantap pria di Wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010. Kemampuan untuk mengungkapkan kembali segala apa yang diketahui responden tentang kontrasepsi

mantap pada pria meliputi : defenisi vasektomi, macam-macam vasektomi, cara kerja vasektomi, manfaat, kerugian, kontraindikasi dan efek samping di Wilayah kerja Puskesmas

Kampung Baru Medan Tahun Kuesioner 20 perntanya an Wawa ncara 1.Baik apabila skor responden =16-20 2. Cukup apabila skor responden = 15–8 3. Kurang apabila skor responden = 1–7 Ordina l


(25)

2010.


(26)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini seluruh suami dari pria usia subur di wilayah kerja puskesmas Kampung baru Medan 2010 dari bulan januari-juli 2010 sebanyak 160 orang.

2. Sampel

Untuk besarnya sampel peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : n = N

1 + N (d2) Keterangan: n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat penyimpangan (0,05)

dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu :

n = 160 = 114 Orang 1 + 160(0,052)


(27)

Sedangkan sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh data jumlah populasi dan menetapkan jumlah sampel dengan perhitungan, Seterusnya dengan menggunakan tabel bilangan dan bilangan dengan angka genap yang akan dijadikan sampel. Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang datang ke Puskesmas dan juga yang termasuk dalam sampel. Selanjutnya jika ada responden (sampel yang ditetapkan) yang tidak datang ke puskesmas maka peneliti menjumpai ke rumah responden tersebut untuk melakukan penelitian.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan. Alasan memilih lokasi ini adalah mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, rendahnya jumlah akseptor KB pria di Wilayah ini dan tidak diprioritaskannya penyuluhan tentang kontrasepsi pria di Wilayah ini.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan September tahun 2010. E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada wilayah kerja puskesmas kampung baru medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika,


(28)

yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang saya gunakan ini adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti Nuriah Arma dan dimodifikasi pada pertanyaan No. 3,4,5,14 dan sudah dilakukan uji validitas oleh dr. Melvin Barus, SpOG.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

Untuk menilai pengetahuan suami, dilakukan penilaian dengan kriteria penilaian menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban, yaitu : a) Bila bentuk pernyataan positif jawabannya ”ya” maka skor dari pernyataan itu 1 (satu), namun jika jawabannya ”tidak” skor dari pernyataan itu 0 (nol). b) Bila bentuk pernyataan negatip = skor dari pernyataan itu 1 (satu).

G. Validitas

Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas ini dilakukan content validity oleh dr. Melvin Barus didapat nilai 0,70.


(29)

H. Reliabilitas

Selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrumen untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Uji Reliabilitas sudah dilakukan kepada 10 orang suami di Kelurahan Klumpang dengan hasil cronbac alfa 0,6 (Reliabel).

I. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Wilayah Puskesmas Kampung Baru Medan. Surat izin tersebut pertama sekali diberikan ke Kepala Puskesmas Kampung baru setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan pengumpulan data di puskesmas tersebut serta mendatangi responden ke rumah responden tersebut dan meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden secara suka rela. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent dan memberikan kuesioner pada responden. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dengan cara memberikan tanda ceklist pada jawaban yang dianggap benar. Responden diberikan waktu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam pengisian kuesioner tersebut peneliti mendampingi responden agar mempermudah responden untuk menjawab pertanyaan yang kurang jelas. Setelah lembar kuesioner di isi oleh suami, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut.


(30)

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan data yang telah terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing yaitu mengecek kelengkapan karakteristik responden serta memastikan semua jawaban yang telah diisi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan seluruh pertanyaan yang diajukan dijawab seluruhnya oleh responden sehingga tidak perlu lagi pengambilan data ulang. Coding yaitu pengkodean untuk membedakan karakter dalam rangka pengolahan data. Pengkodean dalam karakteristik responden yaitu pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, umur sedangkan pengkodean pada pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi kode 1, jika salah diberi kode 0. Processing yaitu setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program komputerisasi. Kemudian tehnik analisa yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.


(31)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2010 terhadap 30 responden dari 30 populasi bidan yang berada diwilayah kerja Puskesmas Pulo brayan Medan tahun 2010.

Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Suami tentang Kontrasepsi mantap pada Pria di wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010

n (30)

No Karakteristik F %

A. 1. 2.

Umur

21 - 30 tahun 31 - 40 tahun

19 11

63,3 36,7

Total 30 100

B. 1. 2. Pendidikan D-III D-IV 26 4 86,7 13,3

Total 30 100

C. 1. 2. Sumber informasi Langsung Tidak langsung 27 3 90 10

Total 35 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 21-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 19 orang (63,3 %), berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan D-III sebanyak 26 orang (86,7 %) dan berdasarkan sumber

informasi mayoritas didapat responden secara langsung sebanyak 27 orang (90 %).


(32)

2. Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami tentang Kontrasepsi Mantap pada pria di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah F % F % 1 Defenisi memandikan bayi 30 100 - - 2 Manfaat memandikan bayi 30 100 - - 3 Bayi yang baru lahir sebaiknya dimandikan setelah 30 100 - - 4 Waktu yang tepat memandikan bayi pada pagi hari 17 56,7 13 43,3 5 Waktu yang tepat memandikan bayi pada sore hari 24 80 6 20 6 Perlengkapan memandikan bayi 26 86,7 4 13,3 7 Waktu memandikan bayi di daerah yang panas 30 100 - - 8 Waktu memandikan bayi di daerah yang dingin 9 30 21 70 9 Berikut ini hal – hal yang dianjurkan saat

memandikan bayi 30 100 - - 10 Berikut ini hal – hal yang tidak dianjurkan saat

memandikan bayi 25 83,3 5 16,7 11 Ruangan yang baik saat memandikan bayi 26 86,7 4 13,3 12 Cara merawat tali pusat

29 96,7 1 3,3 13 Produk yang digunakan untuk menghangatkan

tubuh bayi setelah mandi 13 43,3 17 56,7 14 Persiapan ibu saat memandikan bayi 5 16,7 25 83,3 15 Perawatan tali pusat yang belum putus pada bayi 30 100 - - 16 Cara memastikan kehangatan air mandi bayi 4 13,3 26 86,7 17 Sebelum memandikan bayi terlebih dahulu yang

kita persiapkan adalah: 22 73,3 8 26,7 18 Untuk mengeringkan bayi setelah mandi sebaiknya

menggunakan ? 30 100 - -

19 Penggunaan produk untuk bayi 6 20 24 80 20 Berikut ini merupakan pernyataan yang benar yang


(33)

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang pengetahuan bidan tentang memandikan bayi 0-7 hari menjawab benar adalah pertanyaan nomor 1,2,3,7,9,15,18 yaitu 30 orang (100 %), sedanngkan mayoritas responden menjawab salah adalah pertanyaan nomor 16 tentang cara memastikan kehangatan air mandi bayi yaitu 26 orang (86,7%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010

Pengetahuan ibu Frekuensi Persentase (%)

Cukup 8 26,7

Baik 22 73,3

Total 30 100

Berdasarkan kategori, pengetahuan responden tentang memandikan bayi 0–7 hari dalam kategori baik sebanyak 22 orang (73,3 %) dan berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (26,7 %).

Pembahasan

Berikut ini dilakukan pembahasan karakteristik responden berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya.

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30 orang responden mayoritas bidan berumur 21 – 30 tahun yaitu 19 orang (63,3 %) dan minoritas usia bidan 31 – 40 tahun adalah 11 orang (36,7 %).


(34)

Menurut Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa umur seseorang dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan yang dimiliki. Umur muda memiliki pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan umur yang lebih tua, dengan demikian diharapkan semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pengetahuan yang dimiliki yang dapat diperoleh melalui pengalaman dalam bekerja.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden diperoleh data bahwa dari 30 responden sebagian besar pendidikan bidan adalah D-III sebanyak 26 orang (86,7 %) dan yang berpendidikan D-IV yaitu sebanyak 4 orang (13,3 %).

Menurut pendapat Notoatmodjo (2003), bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga (Notoatmodjo, 2003 : 95).

Menurut peneliti, bahwa bukan sepenuhnya hal diatas menjadi faktor utama penentu tingkat pengetahuan seseorang, karena kemampuan belajar dari diri sendirilah sebagai faktor utama pengetahuan seseorang. Jadi pendidikan juga bisa didapat secara informal, yaitu berupa informasi dari orang lain atau berupa pengalaman – pengalaman yang sudah memang dapat dibuktikan kebenaranya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mayoritas bidan mendapatkan informasi tentang memandikan bayi 0-7 hari secara langsung sebanyak 27 orang (90 %) dan sumber informasi yang didapat secara tidak langsung sebanyak 3 orang (10 %).

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Widyastuti (2009), bahwa cara yang paling efektif untuk mendapatkan pengetahuan adalah secara langsung yaitu dari orang lain (petugas kesehatan atau teman).


(35)

2. Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas pengetahuan bidan diwilayah kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan tahun 2010 adalah berpengetahuan baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %), sedangkan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (26,7 %).

Tingginya pengetahuan bidan tentang memandikan bayi 0-7 hari dikaitkan dengan tingkat pendidikan bidan di mana menurut Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan banyak mengetahui sesuatu dan mengerti manfaat dan kegunaan sesuatu hal karena akan beralih ketingkat pengetahuan.

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan bidan dalam penelitian ini dikategorikan baik dikarenakan pendidikan bidan mayoritas D-III dimana materi tentang memandikan bayi telah diberikan pada saat bidan menjalankan pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hurlock bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Bidan dalam hal ini berada pada tingkat mengaplikasikan yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, namun pada saat melakukan tindakan memandikan bayi bidan tidak melakukan sesuai dengan apa yang telah dipelajari.

Menurut peneliti, seorang bidan tidak melakukan tindakan memandikan bayi sesuai dengan apa yang telah dipelajari karena bidan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan dengan alasan pekerjaan, tidak mengetahui tentang waktu yang tepat dalam memandikan bayi serta cara memastikan kehangatan air mandi bayi.

Selain itu hal lain yang mempenngaruhi pengetahuan bidan adalah sumber informasi. Dalam hal ini bidan memperoleh sumber informasi hanya pada saat melakukan pendidikan saja, mereka tidak pernah mencari informasi terbaru dan bidan menganggap bahwa memandikan bayi 0-7 hari bukanlah suatu masalah sehingga tidak perlu dilakukan sesuai apa yang telah diperoleh

dalam pendidikan.


(36)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakteristik responden tentang memandikan bayi 0-7 hari berdasarkan umur mayoritas sebagian besar responden berada pada rentang usia 21 - 30 tahun sebanyak 19 orang (63,3 %), berdasarkan pendidikan sebagian besar adalah D-III sebanyak 26 orang (86,7 %) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas bidan memperoleh informasi secara langsung sebanyak 27 orang (90 %), pengetahuan bidan tentang memandikan bayi 0-7 hari diwilayah kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan menunjukkan dalam kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %) dan dalam kategori cukup sebanyak 8 orang (26,7 %).

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu: 1. Bagi Tenaga Kesehatan

Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan dan pelaksanaan tentang memandikan bayi 0- 7 hari .

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini menjadi referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan mahasiswa D–IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(37)

3. Bagi Peneliti Lanjut

Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan Karya Tulis Ilmiah ini dengan lebih memperbanyak sampel dan tempat penelitian yang berbeda.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arif. A. (2005). Cara Benar Merawat Bayi. http//www.Bayicerdas.com.

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Depkes RI, 1996, Hipotermi dan Resusitasi Bayi, Jakarta.

Hidayat, A.A.A. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, Jakarta : EGC.

Indiarti. MT. (2007). Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi, Jogjakarta : GLOSSIA MEDIA.

Khoirunisa, A.M. (2009), Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita, Yogyakarta : Moncer Publisher.

Maryunani. (2009), Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum), jakarta : trans Info Media.

Maulana, H.D.T. (2009). Promosi Kesehatan, jakarta : EGC.

Muhsin, (2007). Selamat ! Anda Akan Menjadi Ibu. Kartasura : Pustaka Iltizam. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sister, Yogyakarta : Medpress.

Puspita, I.R. (2009). Insiden dan Faktor Resiko Hipotermia Akibat Memandikan Bayi Baru Lahir Cukup Bulan. http//mybaby.metroaktual.com.

Soepardan, Widyani. R. (2002). Perawatan Bayi Sakit, Jakarta : Puspa Suara.

Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


(39)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Memandikan Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan Tahun 2010

Saya yang bernama Susi hernani manalu / 195102032 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon agar mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi suami dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi bidan dan semua informasi yang bidan berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi suami dalam penelitian ini.

Medan, September 2010 Peneliti Responden

Susi hernani manalu ( ………..)


(40)

PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI MANTAP PADA PRIA DI WILAYAH PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN TAHUN 2010

KUESIONER No Responden :

Umur : ………thn Pendidikan : ………. Jumlah anak : ……… Pekerjaan : ………. I. Pengetahuan tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria

Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom di sebelah kanan pernyataan. Jika pernyataan benar. Ceklist pada kolom (B ). Jika pernyataan salah, Ceklist pada kolom (S).

No Pernyataan Salah Benar

1 Vasektomi adalah alat untuk mencegah sperma masuk kedalam kemaluan wanita.

2 Vasektomi dengan pisau operasi adalah salah satu dari macam vasektomi

3 Pemasangan vasektomi dilakukan pada daerah kulit zakar pada penis

4 Cara mengikat saluran sperma ada beberapa macam salah satunya kedua ujung diikat tumpang tindih.

5 Sebelum pemasangan vasektomi, suami harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter.


(41)

7 Manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menghentikan kehamilan selamanya.

8 Operasi pemotongan saluran sperma atau vasektomi agar jalan sperma terhambat.

9 Istri akan hamil walaupun suami sudah melakukan vasektomi.

10 Manfaat penggunaan vasektomi salah satunya adalah meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga Berencana.

11 Tindakan vasektomi dapat efektif untuk mencegah kehamilan.

12 Efektif digunakan dalam waktu jangka panjang salah satu keuntungan dari vasektomi.

13 Penggunaan kontrasepsi mantap (vasektomi) pada pria ini akan merugikan baik secara fisik maupun materi

14 Salah satu kerugian dari Vasektomi adalahS kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. 15 Suami yang mempunyai penyakit kencing manis tidak boleh

melakukan vasektomi.

16 Pria yang mengalami ejakulasi dini, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan vasektomi.

17 Pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah hubungan dan tidak didukung oleh pasangan adalah kontraindikasi


(42)

pemasangan vasektomi.

18 Pemasangan vasektomi pada suami mutlak semua keinginan suami tanpa ada persetujuan istri.

19 Pria yang berumur 25 tahun keatas dan sudah mempunyai anak lebih dari 2 boleh melakukan vasektomi.

20 Vasektomi dapat menyebabkan alergi bagi semua yang memakainya.


(1)

3. Bagi Peneliti Lanjut

Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan Karya Tulis Ilmiah ini dengan lebih memperbanyak sampel dan tempat penelitian yang berbeda.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arif. A. (2005). Cara Benar Merawat Bayi. http//www.Bayicerdas.com.

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Depkes RI, 1996, Hipotermi dan Resusitasi Bayi, Jakarta.

Hidayat, A.A.A. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, Jakarta : EGC.

Indiarti. MT. (2007). Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi, Jogjakarta : GLOSSIA MEDIA.

Khoirunisa, A.M. (2009), Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita, Yogyakarta : Moncer Publisher.

Maryunani. (2009), Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum), jakarta : trans Info Media.

Maulana, H.D.T. (2009). Promosi Kesehatan, jakarta : EGC.

Muhsin, (2007). Selamat ! Anda Akan Menjadi Ibu. Kartasura : Pustaka Iltizam. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sister, Yogyakarta : Medpress.

Puspita, I.R. (2009). Insiden dan Faktor Resiko Hipotermia Akibat Memandikan Bayi Baru Lahir Cukup Bulan. http//mybaby.metroaktual.com.

Soepardan, Widyani. R. (2002). Perawatan Bayi Sakit, Jakarta : Puspa Suara.

Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


(3)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Memandikan Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Brayan Medan Tahun 2010

Saya yang bernama Susi hernani manalu / 195102032 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Mantap Pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Medan Tahun 2010.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon agar mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi suami dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi bidan dan semua informasi yang bidan berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi suami dalam penelitian ini.

Medan, September 2010 Peneliti Responden


(4)

PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KONTRASEPSI MANTAP PADA PRIA DI WILAYAH PUSKESMAS KAMPUNG BARU MEDAN TAHUN 2010

KUESIONER No Responden :

Umur : ………thn Pendidikan : ………. Jumlah anak : ……… Pekerjaan : ………. I. Pengetahuan tentang Kontrasepsi Mantap pada Pria

Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom di sebelah kanan pernyataan. Jika pernyataan benar. Ceklist pada kolom (B ). Jika pernyataan salah, Ceklist pada kolom (S).

No Pernyataan Salah Benar

1 Vasektomi adalah alat untuk mencegah sperma masuk kedalam kemaluan wanita.

2 Vasektomi dengan pisau operasi adalah salah satu dari macam vasektomi

3 Pemasangan vasektomi dilakukan pada daerah kulit zakar pada penis

4 Cara mengikat saluran sperma ada beberapa macam salah satunya kedua ujung diikat tumpang tindih.

5 Sebelum pemasangan vasektomi, suami harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter.


(5)

7 Manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menghentikan kehamilan selamanya.

8 Operasi pemotongan saluran sperma atau vasektomi agar jalan sperma terhambat.

9 Istri akan hamil walaupun suami sudah melakukan vasektomi.

10 Manfaat penggunaan vasektomi salah satunya adalah meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga Berencana.

11 Tindakan vasektomi dapat efektif untuk mencegah kehamilan.

12 Efektif digunakan dalam waktu jangka panjang salah satu keuntungan dari vasektomi.

13 Penggunaan kontrasepsi mantap (vasektomi) pada pria ini akan merugikan baik secara fisik maupun materi

14 Salah satu kerugian dari Vasektomi adalahS kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. 15 Suami yang mempunyai penyakit kencing manis tidak boleh

melakukan vasektomi.

16 Pria yang mengalami ejakulasi dini, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan vasektomi.

17 Pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah hubungan dan tidak didukung oleh pasangan adalah kontraindikasi


(6)

pemasangan vasektomi.

18 Pemasangan vasektomi pada suami mutlak semua keinginan suami tanpa ada persetujuan istri.

19 Pria yang berumur 25 tahun keatas dan sudah mempunyai anak lebih dari 2 boleh melakukan vasektomi.

20 Vasektomi dapat menyebabkan alergi bagi semua yang memakainya.