Pengawasan Pemberian Kredit Modal Kerja Prosedur Penyelesaian Kredit Macet

sudah sesuai, teller memvalidasi kuitansi tersebut secara rangkap 3 tiga. 2 Proses selanjutnya, teller melakukan perhitungan dan memberikan sejumlah uang sebesar kredit yang dicairkan kepada debitur beserta dengan kuitansi pinjaman untuk nasabah. Setelah proses pemberian sejumlah uang kepada debitur, maka proses realisasi permohonan kredit sudah selesai. 6. Dokumentasi Pada tahap ini disebut juga dokumentasi akhir, deskman melakukan penatausahaan terhadap berkas pinjaman. Adapun yang harus dilakukan deskman pada tahap ini: a. Melengkapi Register Surat Keterangan Permohonan Pinjaman SKPP b. Menyusun berkas pinjaman debitur c. Mempersiapkan SPH untuk dilegalisasikan ke notaris d. Menyimpan berkas pinjaman

IV. Pengawasan Pemberian Kredit Modal Kerja

Pengawasan ini merupakan suatu tindakan mengawasi kredit yaitu mengamati perolehan, penggunaan hingga pengembalian kredit modal kerja Universitas Sumatera Utara yang diminta dan jika mungkin membantu mengatasi masalah yang dapat menghambat kelancaran usaha debitur. Adapun kegiatan untuk mencegah ataupun mengurangi kredit macet didapatkan dari dua informasi yaitu: a. Informasi dari bank 1 Meneliti mutasi keuangan debitur. 2 Meneliti buku-buku pembantu dan berkas kredit debitur. 3 Meneliti perputaran keuangan debitur dengan cara membandingkan debet dan kredit pada rekening debitur. b. Informasi dari luar bank 1 Meminta informasi tentang kinerja usaha debitur secara internal dan eksternal. 2 Melakukan pemeriksaan ke tempat usaha debitur. 3 Melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga.

V. Prosedur Penyelesaian Kredit Macet

Resiko kegagalan pasti akan membayangi setiap usaha yang dilakukan, demikian juga dengan usaha jasa pemberian kredit. Membicarakan kredit bermasalah khususnya kredit macet, sesungguhnya adalah membicarakan resiko yang terkandung dalam setiap pemberian kredit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bank akan sulit terlepas dari kredit macet. Suatu kredit dapat digolongkan ke dalam kategori macet apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dalam perhatian khusus dan diragukan. b. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan, belum ada pelunasan atau usaha debitur untuk menyelamatkan kreditnya. c. Kredit tersebut telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri dan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL. Dalam menangani masalah kredit macet ini, BRI Unit Berastagi menetapkan penyelesaian sebagai berikut: 1 Penyelesaian secara damai. Upaya penyelesaian kredit secara damai dilakukan oleh pihak bank dengan cara: a. Keringanan bunga yang diberikan untuk kredit kolektibilitas diragukan macet dengan pembayaran secara sekaligus lunas ataupun angsuran. b. Penjualan agunan dibawah tangan, yang dilakukan dengan cara dimana debitur diberikan kesempatan untuk menawarkan atau menjual sendiri agunannya. 2 Penyelesaian melalui jalur hukum. Jika upaya penyelesaian damai sudah diupayakan dengan maksimal tetapi belum ada penyelesaian kredit, maka penyelesaian ditempuh melalui sasaran hukum. Penyelesaian melalui saluran hukum ini dapat ditempuh dengan: Universitas Sumatera Utara a. Pengadilan Tinggi Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan penyelesaian kredit melalui Pengadilan Negeri antara lain: 1. Menjual dengan kekuasaan sendiri dengan bantuan Kantor Lelang Negara atau juru lelang. 2. Mengeksekusi hasil keputusan pengadilan dengan cara menunggu pelaksanaan penjualan sukarela terhadap barang- barang agunan yang dapat diikat dengan fiducia atau harta kekayaan lain yang tidak diikat karena belum mempunyai bukti kepemilikan yang sempurna. b. Penyerahan pengurusan kredit macet kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL. Pada setiap akhir bulan, BRI Unit Beratagi menyampaikan laporan kepada kantor cabang yang meliputi neraca, perhitungan laba rugi dan catatan-catatan lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Catatan-catatan lain yang dimaksud dalam hal ini termasuk laporan tentang penggolongan debitur kredit yang ada di kantor unit. Berdasarkan tingkat kolektibilitas dari masing- masing debiturnya, BRI Unit Berastagi menggolongkannya sebagai berikut: 1. Lancar, yaitu pembayaran angsuran tepat waktu, tidak ada tunggakan. Universitas Sumatera Utara 2. Dalam perhatian khusus, yaitu tunggakan pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari. 3. Kurang lancar, yaitu tunggakan pokok dan atau bunga lebih dari 90 hari sampai dengan 120 hari. 4. Diragukan, yaitu tunggakan pokok dan atau bunga lebih dari 120 hari sampai dengan 180 hari. 5. Macet, yaitu tunggakan pokok dan atau bunga lebih dari 180 hari sampai dengan 270 hari. Setelah debitur dikategorikan kolektibilitas macet dan tidak ada kerja sama untuk penyelesaian kreditnya serta tunggakan pokok dan atau bunga sudah lebih dari 270 hari, maka dengan wewenang kepala unit, pinjaman debitur tersebut dapat dilakukan penghapusbukuan. Adapun langkah dan jurnal untuk melakukan penghapusbukuan adalah sebagai berikut: 1. Membentuk rekening titipan penghapusbukuan. 2. Menjurnal penghapusbukuan dengan cara overbooking: a. Rekening Titipan Penghapusbukuan Debitur……………xxx Administrasi Kewajiban Debitur Kredit…………….xxx b. Memorandum Penghapusbukuan Pinjaman…………….xxx Kontra Memorandum Penghapusbukuan Pinjaman……xxx c. Memorandum PPAP Penghapusbukuan Pinjaman…......xxx Kontra Memorandum PPAP Penghapusbukuan Pinjaman………………………..xxx Universitas Sumatera Utara 3. Mengubah status rekening pinjaman di sistem BRI BRInets dari aktif menjadi charge off.

B. Analisa Hasil Penelitian I.