Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai

(1)

EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik

DISUSUN OLEH :

YUNITA MARIANA PANE 070903077

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya wacana mengenai pemberian kredit untuk usaha kecil, menengah, dan koperasi, yang disebut-sebut sebagai kredit tanpa jaminan. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program kerjasama pemerintah dengan bank-bank diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Koperasi di daerah Binjai dan sekitarnya.

Dipenelitian ini terdapat permasalahan yaitu dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) terkadang masyarakat menganggap bahwa dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan hibah dari pemerintah sehingga tidak perlu dibayar dan menyebabkan kredit macet.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Kota Binjai di Jalan Jamin Ginting No.20 Bangkatan Binjai. Informan dari penelitian ini adalah Mantri Unit dan menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan datanya.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program kerjasama dengan pemerintah dan bank-bank tertentu danbukanlah merupakan hibah sehingga perlu bagi para debitur untuk mengembalikan lagi dana yang dipinjamnya. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Binjai ini sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan cukup efektif karena sudah mencapai sasaran dan tujuan serta memberikan manfaat yang cukup positif bagi masyarakat di Binjai dan sekitarnya khususnya bagi para pelaku Usaha Kecil Mengengah. Sehingga mensejahterakan keadaan ekonomi masyarakatnya dan perekonomian kota Binjai itu sendiri.

Untuk permasalahan tentang pemahaman KUR itu sendiri sebaiknya pemerintah lebih jelas dan memperbaharui penyuluhan tentang KUR sehingga tidak dianggap sebagai dana hibah lagi oleh masyarakat.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai”. Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Demi penyempurnaannya, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak yang berkompeten dalam bidang ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan mortivasi dan dukungan baik melakui kata-kata penguatan, dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan membimbing saya menyelesaikan skripsi.

2. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara terima kasih buat ilmu yang telah diberikan kepada saya selama saya berkuliah di Fisip.

3. Kak Mega dan kak Dian yg telah membantu proses administrasi selama masa perkuliahan


(4)

4. Kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai yang telah memberikan saya izin untuk melakukan penelitian skripsi ini 5. Kepada kedua orang tua yang sangatsaya cintai, Bapak S. Pane dan Ibu L.

Pangaribuan. Makasi ya Dad dan Mom buat semua dukungannya selama ini. Adek selalu mencintai kalian berdua. 

6. Buat semua teman-teman yang saya kasihi, makasi ya buat dukungannya selama ini, khusunya geng Hedonku Laura, Erny, Roma, Imel, Rio makasih ya buat dukungannya.

Dan kepada semua pihak yang telah membantu saya ucapkan banyak terima kasih. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari kalian semua.

Medan, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori ... 8

1.5.1 Ekonomi Kerakyatan ... 9

1.5.2 Efektivitas ... 11

1.5.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 13

1.6 Defenisi Konsep ... 17

1.7 Sistematika Penulisan ... 19

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 21

2.2 Lokasi Penelitian ... 21

2.3 Informan ... 21

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.4.1 Data Primer ... 22

2.4.2 Data Skunder ... 23

2.5 Teknik Analisa Data ... 23

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Sejarah umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... 25

3.1.1 Slogan, Visi dan Misi dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... 28


(6)

3.1.2 Letak geografis dan sejarah singkat PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk. ... 28

3.1.3 Jumlah pegawai dan struktur organisasi ... 30

3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai ... 30

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 34

BAB V ANALISIS DATA ... 38

BAB VI PENUTUP Kesimpulan ... 55

Saran-Saran ... 56


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya wacana mengenai pemberian kredit untuk usaha kecil, menengah, dan koperasi, yang disebut-sebut sebagai kredit tanpa jaminan. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program kerjasama pemerintah dengan bank-bank diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Koperasi di daerah Binjai dan sekitarnya.

Dipenelitian ini terdapat permasalahan yaitu dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) terkadang masyarakat menganggap bahwa dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan hibah dari pemerintah sehingga tidak perlu dibayar dan menyebabkan kredit macet.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Kota Binjai di Jalan Jamin Ginting No.20 Bangkatan Binjai. Informan dari penelitian ini adalah Mantri Unit dan menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan datanya.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program kerjasama dengan pemerintah dan bank-bank tertentu danbukanlah merupakan hibah sehingga perlu bagi para debitur untuk mengembalikan lagi dana yang dipinjamnya. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Binjai ini sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan cukup efektif karena sudah mencapai sasaran dan tujuan serta memberikan manfaat yang cukup positif bagi masyarakat di Binjai dan sekitarnya khususnya bagi para pelaku Usaha Kecil Mengengah. Sehingga mensejahterakan keadaan ekonomi masyarakatnya dan perekonomian kota Binjai itu sendiri.

Untuk permasalahan tentang pemahaman KUR itu sendiri sebaiknya pemerintah lebih jelas dan memperbaharui penyuluhan tentang KUR sehingga tidak dianggap sebagai dana hibah lagi oleh masyarakat.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan ekonomi menjadi permasalahan utama yang sebenarnya sangat mengganggu sekali karena perekonomian menjadi dasar bagi negara untuk dapat berkembang. Semua itu menyebabkan negara ini menjadi terpuruk. Untuk itulah diperlukan bantuan dari Pemerintah yang memang seharusnya memperhatikan nasib masyarakatnya yang kekurangan seperti ini. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar dapat hidup lebih baik adalah dengan membangun usaha sendiri yang terdiri dari bebrapa golongan salah satunya adalah Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan penolong perekonomian negara yang terjadi pada saat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 karena Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat menyerap tenaga kerja saat itu dan mampu menyumbangkan devisa bagi negara.

Perekonomian di Indonesia saat ini memakai sistem ekonomi kerakyatan yaitu dimana sistem ekonomi berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat, dimana masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.


(9)

Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh–sungguh pada ekonomi rakyat (Jurnal Ekonomi Rakyat, 2002). Dalam prakteknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubung–hubungkan sentra–sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.

Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga-lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekonomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi


(10)

bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli.

Ekonomi kerakyatan itu sendiri adalah sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut: (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; (2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; dan (3) bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut: (1) mengembangkan koperasi (2) mengembangkan BUMN; (3) memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (4) memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak; (5) memelihara fakir miskin dan anak terlantar.


(11)

Dari semua pertimbangan yang ada maka memang sudah seharusnya pemerintah baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah memperhatikan keberlangsungan kegiatan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membantu para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) itu adalah dengan memberikan kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini disediakan hanya oleh bank-bank tertentu yang ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara dan Bank Bukopin. Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor usaha, perdagangan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikeluarkan berdasarkan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Sektor Mikro, Kecil dan Menengah Khususnya Bidang Reformasi Sektor Keuangan. Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini Pemerintah mengharapkan adanya akselerasi atau percepatan pengembangan kegiatan perekonomian dalam rangka penganggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Dikucurkannya dana KUR tersebut merupakan sepenuhnya dibiayai oleh dana perbankan dengan plafon kredit maksimal sebesar Rp. 500.000.000,- dengan bekerjasama dengan Pemerintah. Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan program pemberian pinjaman berupa uang tunai kepada peminjam dengan tujuan untuk menjadi modal bagi si peminjam untuk membuka usaha baru. Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini ditujukan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil dengan cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya.


(12)

Atas diajukannya permohonan peminjaman kredit tersebut, tentu saja harus mengikuti berbagai prosedur yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, pemohon harus mengetahui hak dan kewajiban yang akan timbul dari masing-masing pihak yaitu debitur dan kreditur dengan adanya perjanjian Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengingat segala sesuatu dapat saja timbul menjadi suatu permasalahan apabila tidak ada pengetahuan yang cukup tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Di Binjai sendiri,berdasarkan data integrasi dari BPS terdapat sekitar 1034 pelaku UKM yang tersebar di wilayah Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai Barat, Binjai Timur dan Binjai Kota. Jenis-jenis dari Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut terdiri atas bidang jasa seperti misalnya rumah makan, kedai dan warung, bengkel atau tempel ban, minyak dan gas, serta bidang industri antara lain yaitu konveksi atau menjahit, sulam bordir,sepatu atau selop, pakaian,dan tekstil, barang-barang anyaman bambu dan daun nipah, meubel, gitar, kerupuk, roti dan kue, kecap, tahu dan tempe, selai buah, tepung dan terasi. Berjalannya setiap usaha-usaha tersebut tidaklah terlepas dari diperlukannya biaya dan lebih tepatnya bantuan biaya. Hal ini masih merupakan tanggungjawab dari Pemerintah sehingga Kredit usaha rakyat menjadi program yang paling laris bagi para pelaku usaha tersebut. Penerimaan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut didapat dari Bank sebagai pengucur dana sesuai dengan proses dan tahapannya dan salah satu bank nasional yang melayani pemberian KUR di Binjai adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.


(13)

Disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini memiliki harapan untuk dapat membantu para pelaku UMKM mengembangkan usaha yang mereka miliki dan membantu perekonomian negara juga. Seperti yang kita ketahui bahwa efektivitas berarti suatu keadaan atau kegiatan itu mencapai taraf sesuai dengan yang diinginkan, ataupun berhasil. Berarti diharapkan bahwa penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat ini dapat berhasil membantu rakyat indonesia yang melakukan UMKM. Tetapi apakah benar bahwa penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh BRI sudah efektif ?

Dari semua penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut lagi tentang :

“EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai “

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah efektivitas penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ?


(14)

2. Masalah apa sajakah yang dihadapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dalam pemberian dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai. 2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pemberian Kredit Usaha

Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat keberhasilan dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara subyektif, sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, dan kemampuan untuk


(15)

menuliskannya dalam bentuk karya-karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau

sumbangan pemikiran bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dalam melayani pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

1.5 KERANGKA TEORI

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang mejadi objek penelitian (Singarimbun, 1995:37)

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. (Arikunto, 2000:92)

Berdasarkan rumusan di atas, maka di dalam kerangka teori ini penulis akan mengemukakan teori, gagasan dan pendapat yang akan dijadikan titik tolak


(16)

landasan berfikir dalam penelitian ini. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang disebut juga sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) yang meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dan sebagainya yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Seluruh kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya


(17)

sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada. Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah cara untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih memajukan dan mensejahterakan masyarakat melalui pembentukan program-program yang bermanfaat untuk menanggulangi kemiskinan di negara ini. Program-program yang dibentuk itu antara lain dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), membentuk kegiatan-kegiatan seperti PNPM, Program Inpres Desa Tertinggal (PIDT) yang melakukan pengembangan sumberdaya manusia, modal, dan usaha produktif serta pengembangan kelembagaan masyarakat di desa-desa tertinggal, PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum, P4K (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil) yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.


(18)

Program-program yang dilaksanakan tersebut ada yang berhasil ada juga yang tidak. Tetapi sebagian besar program itu dapat membantu untuk mensejahterakan keadaan masyarakat di negara ini. Maka dari itu setelah melalui berbagai pertimbangan maka pemerintah mengeluarkan program baru yaitu salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).

1.5.2 Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi , kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno yang menyatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992:207). Menurut Effendy (1989) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989:14) sedangkan Menurut Susanto, “Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi” (Susanto, 1975:156).

Menurut Campbel J.P, pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah:


(19)

b. Keberasilan sasaran

c. Kepuasan terhadap program d. Tingkat input dan output

Dengan demikian efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Efektivitas (effectiveness) yang didefinisikan secara abstrak sebagai tingkat pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi dengan tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak itu dapat dideduksi sampai menjadi kongkrit, yaitu sasaran atau strategi. Menurut Ensiklopedia administrasi, (The Liang Gie, 1967) menyampaikan pemahaman entang efektifitas sebagai berikut : Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.

Dari semua penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang dikehendaki, artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal tersebut. Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan


(20)

keberhasilan dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas dan fungsi instansi tersebut.

Jadi dimaksudkan disini yaitu bagaimana penyaluran dana KUR pada BRI itu mencapai titik berhasil sesuai dengan teori-teori yang ada tersebut. Untuk mengetahui apakah penyaluran dana KUR tersebut efektif atau tidak maka dibutuhkan indikator atau alat ukur. Alat ukur yang digunakan disini untuk mengetahui apakah penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu berhasil ataupun tidak adalah dengan melihat apakah tujuan dari dibentuknya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini sudah tercapai dan apakah memberi manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

1.5.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit berasal dari kata cedere yang berarti maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperolah kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Pengertian “kredit” menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Transaksi kredit dapat terjadi atau timbul karena ada suatu pihak yang meminjam uang atau barang kepada pihak yang lainnya yang dapat menimbulkan


(21)

tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit adalah kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu baik sebagian ataupun seluruhnya. Aktivitas kredit diatas secara teknis akan mendatangkan piutang bagi kreditur dan mendatangkan utang bagi debitur.

Pada umumnya, kredit merupakan program kerja dari sebuah bank yang kegiatannya adalah meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan baik itu nasabah mereka ataupun tidak dengan menggunakan berbagai jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengertian kredit menurut undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjam-meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Program pemberian kredit yang banyak dilakukan oleh bank-bank memiliki tujuan yang hampir sama yaitu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang atau masyarakat untuk membuka atau merintis pekerjaan sendiri yang berguna untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka. Pemberian kredit ini terbagi atas pemberian kredit oleh Bank itu sendiri dan ada yang bekerjasama dengan Pemerintah.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerjasama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha sendiri. Karena merupakan bagian dari program kerja pemerintah maka


(22)

pengucuran dari KUR ini umumnya dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dimana bank merupakan bank milik negara.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini adalah kredit yang ditujukan bagi peminjam yang ingin merintis usaha sendiri tetapi masih dengan skala mikro, kecil dan menengah. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sendiri memiliki komitmen untuk untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk komitmen itu adalah dengan dibukanya kredit untuk modal usaha bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMK) dan koperasi yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan alternatif bagi Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang seringkali dihadapi oleh pengusaha Kecil, Mikro dan Koperasi adalah masalah permodalan di dalam mengembangkan usahanya.

KUR sendiri pertama kali diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007. Tujuan diluncurkannya KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500.000.000,-.


(23)

Sumber dananya adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Secara nasional penyaluran KUR banyak diarahkan ke sektor perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 55 % dari total penyaluran KUR diikuti dengan penyaluran ke sektor pertanian sebesar 27 % dan sektor-sektor lain sebesar 9%.

Ada tiga Skim yang dapat dilayani oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini yaitu :

1. KUR Ritel

Untuk KUR Ritel, Modal usaha dengan plafond Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta dapat di layani Kantor cabang BRI dan Kantor Cabang Pembantu.

2. KUR MIKRO

Untuk KUR Mikro, Modal Usaha dengan plafond dibawah Rp. 5 juta, dapat dilayani oleh BRI Unit.

3. KUR Linkage

KUR Linkage, ditujukan untuk BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Plafond kredit Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta. Pinjaman LKM ke end user maksimal Rp. 5 juta.


(24)

Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini memiliki tujuan penyaluran yaitu:

a. Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi.

b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha menengah kecil mikro (UMKM) dan koperasi kepada lembaga keuangan.

c. Dalam rangka penganggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Manfaat dari disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini sendiri adalah untuk memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya. Bagi para masyarakat binjai yang memiliki usaha tetapi terkendala di bidang modal untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya dapat mengajukan prmohonan kredit dan mendapatkan pinjaman. Dengan begitu, usaha yang dimiliki oleh mereka akan dapat lebih maju dan berkembang baik itu dari segi produksi, pemasaran serta untung yang diperoleh kemudian.

1.6DEFINISI KONSEP

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan mengunakan suatu


(25)

istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya. (Singarimbun, 1995:33)

Oleh karena itu, untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Efektivitas

Efektivitas adalah derajat kepuasan ataupun ukuran keberhasilan akan suatu kegiatan yang ditinjau dari segi pencapaian tujuan, ketepatan waktu, manfaat serta hasil. Dalam penelitian ini yang akan ditinjau adalah efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

2. Kredit Usaha Rakyat

Kredit usaha rakyat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerjasama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha sendiri.

3. Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat

Efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah suatu tahap dimana kegiatan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan bank-bank mencapai titik atau tingkat efektif. Dikatakan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini efektif ketika sudah mencapai tujuan awal dari dibentuk dan disalurkannya dana Kredit Usaha


(26)

Rakyat (KUR) ini dengan tepat waktu, serta memberikan manfaat yang positif bagi penerimanya dengan hasil yang memuaskan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum atau karakteristik lokasi penlitian yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi serta struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.


(27)

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan dari bab sebelumnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


(28)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis (Zuriah 2006:47).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat penelitian serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Kota Binjai di Jalan Jamin Ginting No.20 Bangkatan Binjai.

2.3 Informan

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi ataupun sampel seperti dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang


(29)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. (Sugiyono, 2008 : 297).

Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan informan untuk memperoleh berbagai informasi yang dipelukan selama proses penelitian. Informan penelitian dipilih berdasarkan teknik snowball yaitu dengan mencari informan kunci. Yang dimaksud dengan informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. unit Bangkatan Binjai

2. Bagian Perkreditan (Mantri) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. unit Bangkatan Binjai

3. Masyarakat Penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengunpulan data dalam penelitian ini adalah : 2.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang digunakan adalah :


(30)

a. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian. b. Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung dengan mencatat

gejala-gejala yang ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

2.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan adalah :

a. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau foto-foto yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para key informan (informan kunci). Penganalisaan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data dan informasi,


(31)

kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.

Jadi, teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan data dengan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.


(32)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1Sejarah umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Penelitian tentang kredit usaha rakyat ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tepatnya penelitian ini dilakukan di daerah Binjai atau Unit Bangkatan Binjai. Sebelum mengetahui lebih jelas tentang Unit Bangkatan Binjai ada baiknya bila terlebih dahulu kita mengenal tentang PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. secara umum.

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wiraatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang Berkebangsaan Indonesia (Pribumi). Nama lainnya yaitu Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan Milik Kaum Priyayi Purwokerto. Sebutan lainnya yaitu De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tangal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Bank Rakyat Indonesia ini pun ditetapkan sebagai Bank Pemerintah pertama sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946 Pasal 1 di Republik Indonesia. Pada saat terjadi situasi perang mempertahankan untuk kemerdekaan pada tahun 1948,


(33)

kegiatan dari Bank Rakyat Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah Perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui Peraturan Perundang-undangan No.41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani dan Nederlandsche Maartrschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No.9 Tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Sebulan kemudian keluarlah Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor Impor (exim). Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas Pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992


(34)

status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang saat itu kepemilikannya masih 100 % ditangan pemerintah. Sehingga pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual saham dari Bank ini sebesar 30 % sehingga Bank ini menjadi Perusahaan Publik dengan nama resmi yang masih dipakai sampai saat ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Sejak didirikan pada tahun 1895, fokus utama dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah konsisten untuk melakukan pelayanan pada masyarakat kecil dan sampai sekarang tetap konsisten yaitu dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini tercermin pada salah satu program perkembangan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 Milyar yg meningkat menjadi Rp. 8.231,1Milyar pada tahun 1995 sampai dengan Bulan September sebesar Rp. 20.466 Milyar dan dengan masih begitu banyaknya program yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yg semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 2 kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.


(35)

BRI ini mempunyai slogan atau motto “Melayani dengan Setulus Hati”

Visi : menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi :

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3.1.3 Letak geografis dan sejarah singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

Salah satu Kantor Unit dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. juga terdapat di Kota Binjai. Penelitian tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) saya ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dan tepatnya berada di Jalan Jamin Ginting No. 20 Kota Madya Binjai. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini pertama kali aktif yaitu sekitar tahun 1971 tepatnya di daerah Simpang Tanah Seribu Jalan Jamin Ginting Binjai Selatan, sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Binjai. Bangunannya


(36)

pada saat itu masih berupa rumah kontrakan. Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan ini pertama kali memiliki fokus utama untuk melayani para petani untuk memerangi sistem ijon yang sangat marak melanda petani khususnya untuk Wilayah Binjai dan desa sekitarnya. Karena pada saat itu keadaan ekonomi masyarakat sekitar masih tergolong minim dan hanya megandalkan kehidupan dari bertani. Hal itu menyebabkan para petani itu banyak mengorbankan hasil taninya kepada tengkulak walaupun padinya masih muda sehingga menyebabkan harga yang diterima sangat rendah dan tidak sebanding dengan harga normal yang ada. Jadi disini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai mengupayakan agar para petani tersebut tidak lagi berurusan dengan para tengkulak dan dapat melakukan usaha bertaninya seperti biasa mulai dari menanam dan memanen serta menjual dengan harga yang layak. Karena inilah dapat dikatakan bahwa urusan BRI berada ditengah sawah karena banyak melayani petani.

Baru sekitar tahun 1992 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berpindah bangunan ke daerah Bangkatan Binjai. Tepatnya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini terletak di Jalan Jamin Ginting No. 20 Kota Madya Binjai, Kecamatan Binjai Selatan dan berjarak sekitar 1 kilometer dari pusat kota. Sekarang ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai sudah memiliki gedung sendiri yaitu dari membeli gedung yang sudah jadi diatas tanah dengan luas sekitar 400 meter dengan tinggi bangunan sekitar 1 ½ lantai.


(37)

3.1.2 Jumlah pegawai dan struktur organisasi

Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini terdiri dari 1 orang Kepala Unit, 2 orang Mantri Unit, 1 orang Deskman atau Kepala Tata usaha Pembukuan, dan 2 orang Teller dan sebagai tambahan ada 1 orang security atau Petugas Keamanan (Satpam). Jam kerja dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini dimulai dari pukul 08.00 – 14.30 wib.

3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai

Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai terdapat struktur organisasi yang terdiri dari beberapa pegawaiyang memilik tugas dan fungsi dari jabatan yang mereka miliki. Berikut adalah tugas-tugas pokok dan fungsi para pegawai di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Bangkatan Binjai dimulai dari jabatan tertinggi.

1. Kepala unit

Tugas pokok dan fungsi dari seorang Ketua Unit yaitu:

a. Memimpin kantor unit di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah kerjanya yang berkaitan dengan usaha bank.

b. Mengelola keuangan dan harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan kantor unit berdasarkan prinsip-prinsip ketatalaksanaan yang sehat dan tertib


(38)

administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan direksi.

c. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk menunjang operasional kantor unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar instansi

pemerintah maupun swasta ataupun lembaga perbankan/nonperbankan di wilayah kantor unit untuk memperlancar kegiatan usaha bank.

e. Mengoptimalisasi pendayagunaan tenaga kerja dan peralatan guna meningkatkan motivasi kerja, keahlian dalam bidangnya, dan hubungan yang baik dengan sesama karyawan sehingga tercapai kerja yang maksimal.

f. Bertanggungjawab atas kebenaran penyusunan laporan keuangan secara berkala dan laporan lainnya yang berhubungan dengan kantor unit.

g. Mengusahakan pengambilan kredit yang telah diterbitkan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.

h. Mengadakan koordinator dan pengawasan terhadap tugas- tugas yang diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas tersebut.


(39)

2. Mantri unit

Tugas dan fungsi dari seorang Mantri Unit adalah sebagai berikut:

a. Menangani analisis kredit bagi peminjaman uang di bank dan memastikan bahwa semua data yang diajukan oleh calon debitur itu sudah memenuhi syarat, benar dan layak untuk menerima dana kredit.

b. Melakukan peninjauan langsung ke lokasi dari calon debitur yang akan menerima dana kredit yang diajukannya.

3. Deskman

Tugas dan fungsi dari seorang Deskman yaitu:

Menangani komplain ataupun masukan dari nasabah, serta memberikan solusi bagi permasalahan perbankan dan keluhan dari para nasabah. Petugas ini harus memiliki hati yang kuat untuk menahan amarah, dan bersedia mendahulukan senyum dibandingkan perasaan dan emosinya.

4. Teller

Tugas dan fungsi dari teller antara lain adalah :

a. Melayani setoran tunai angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cabang sendiri dan cabang lain.

b. Melayani setoran dan pembayaran deposito.


(40)

d. Menerima transaksi giro. e. Mengelola kas cabang.

f. Melayani kebutuhan nasabah lainnya.

g. Melakukan transaksi penjemputan uang tunai. h. Melakukan penjualan dana keluar.

5. Security

Satpam bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kantor bank, mulai dari parkir, kenyamanan pelanggan dan keamanan gedung bank.

Gambar. 1

Bagan dan Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai

Kepala Unit

Bernadetta Bangun

Mantri Unit

Zulham

Novriana

Deskman

Ferdy

Teller

Dedi Hasibuan

Putri Maysarah


(41)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam Bab IV ini akan dipaparkan mengenai wawancara tentang penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat dengan Mantri Unit Bangkatan Binjai.

1. Sebenarnya Pak, apa arti dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu sendiri ?

Jawaban: “Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini adalah suatu program yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk dapat membantu masyarakat sebagai pelaku usaha untuk dapat lebih mengembangkan usaha yang mereka miliki dan program ini dilaksanakan oleh pemerintah dengan bekerjasama dengan bank-bank.”

2. Apakah yang menjadi dasar hukum dari pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut, Pak ?

Jawaban: “Dasar hukum dari dilaksanakannya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang juga merupakan landasan hukum di Indonesia”

3. Apakah tujuan dari dilaksanakannya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut, Pak ?

Jawaban: “Tujuannya adalah karena keadaan perekonomian di negara kita ini dapat dikatakan masih kurang maju dan masih banyak yang belum memiliki pekerjaan. Adapun yang memiliki pekerjaan atau membuka usaha tetapi tidak berkembang. Semua hal itu disebabkan oleh masalah keterbatasan dana yang dihadapi oleh pelaku usaha tersebut menyebabkan mereka sulit mengembangkan usahanya. Maka dari itu, dilaksanakanlah program ini dengan tujuan dan harapan agar dapat membantu pelaku usaha yag bermasalah di bidang modal untuk mengembangkan usahanya dan dapat membantu negara untuk dapat lebih berkembang.”


(42)

4. Bagaimana respon atau tanggpan dari masyarakat terhadap pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini sendiri ?

Jawaban: “ Respon yang ditunjukkan oleh masyarakat sejauh ini masih positif dan menyambut baik dari dilaksanakannya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini. Makanya banyak masyarakat yang datang berpartisipasi mengajukan permohonan kredit.”

5. Seperti bank-bank lainnya, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan ini juga sudah melaksanakan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Prinsi-prinsip seperti apa yang ada dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut, Pak ?

Jawaban: “Prinsip-prinsip yang ada diberlakukan dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini adalah Bank kita ini hanya akan memberikan atau menyalurkan dana kredit apabila permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur merupakan pengajuan kredit tertulis, di dalamnya harus berisi informasi-informasi yang lengkap dan memenuhi syarat, dan informasi yang diberikan juga harus dipastikan bahwa itu sudah benar dan semuanya itu ditinjau dengan standar prinsip 5 C antara lain

character, capacity, capital, collateral dan condition of economy

6. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, syarat-syarat apa sajakah yang harus dilengkapi oleh calon debitur ketika mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini ?

Jawaban: “syarat-syarat yang diperlukan yaitu fotokopi dari surat-surat data diri antara lain fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Pas Photo berwarna 3x4, dan Surat Keterangan Usaha dari kelurahan setempat masing-masing sebanyak 1 lembar.”


(43)

7. Ada berapa tahap yang harus dilalui oleh calon debitur ketika mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan tahap-tahap apa saja, Pak ?

Jawaban: “Ada sekitar 4 tahap yang harus dilewati oleh calon debitur dalam pengajuan sampai pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimulai dari tahap tahap pengajuan kredit, tahap analisis atau pemeriksaan kredit, tahap pemberian putusan kredit dan yang terakhir adalah tahap pencairan atau akad kredit.”

8. Di dalam proses pencairan dana Kredit Usaha Rakyat, sebenarnya apa sih Pak tugas atau fungsi dari seorang Mantri itu sendiri ?

Jawaban: “Tugas dari seorang Mantri Unit didalam proses pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah tepatnya di tahap pemeriksaan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Disini Mantri Unit akan melakukan pemeriksaan atau checking dan mencocokkan data diri calon debitur. Tugas selanjutnya yaitu melakukan peninjauan langsung kelapangan untuk menentukan apakah calon debitur tersebut layak diberikan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut.”

9. Kalau begitu bagaimana dengan Kepala Unit sendiri ?

Jawaban: “Tugas dari Kepala Unit sendiri adalah untuk mengesahkan data permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ketika semua kelengkapannya sudah diperiksa agar dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu dapat dicairkan di tahap fiat bayar.”

10.Apakah ada hal yang menjadi kendala dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut, dan kendala seperti apa yang dialami Pak ?

Jawaban: “Masalah-masalah yang sering timbul yaitu masyarakat yang salah mengartikan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu adealah hadiah pemberian dari Pemerintah. Padahal sepenuhnya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu adalah dari Bank kita. Masyarakat berfikir itu bantuan total dari Pemerintah sehingga tidak perlu melunasi apa yang mereka pinjam. Hal ini menyusahkan Bank kita dan terjadilah kredit macet yang tinggi,lalu kekeliruan persepsi mengenai ‘tanpa agunan’ padahal semuanya itu harus disesuaikan agar debitur tidak kesusahan ketika membayar angsuran, dan kredit hanya diberikan untuk debitur yang belum


(44)

pernah meminjam dan harus benar-benar memenuhi syarat serta lokasi yang memungkinkan untuk dijangkau dalam peninjauan. Akan tetapi dari semua itu banyak yang belum dapat dipenuhi oleh calon debitur.”

11.Sudah berapa banyakkah dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan juga orang yang menerimanya Pak ?

Jawaban: “Dimulai dari tahun 2008, Unit Bangkatan ini telah mengucurkan dana sebesar Rp. 1.673.000.000,- yang sudah terhitung bayar dan sekitar Rp. 1.399.000.000,- yang masih dalam proses pelunasan kembali. Hal ini karena dalam penyaluran kredit, ada nasabah yang sudah melunasi mengambil kredit kembali. Total penerimanya yang masih berjalan hingga saat ini adalah 245 orang.”


(45)

BAB V

ANALISIS DATA

Data yang akan disajikan di dalam bab ini adalah data mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR). Disini akan dibahas mengenai syarat-syarat dari pengajuan dan pemberian dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta tahap dari proses pengajuan, pemberian serta pencairan dananya di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai. Dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai menetapkan beberapa syarat dalam pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu sendiri terhadap calon penerimanya atau disebut juga debitur. Syarat-syarat dalam bentuk berkas-berkas yang harus dilengkapi oleh debitur dalam peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberlakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai tersebut antara lain yaitu: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai sebagai kreditur tentu saja harus memperhatikan kondisi dan latar belakang dari debiturnya dan harus benar-benar teliti menilai permohonan kredit dari debitur sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada yaitu :

1. Bank hanya memberikan kredit apabila permohonan kredit diajukan secara tertulis. Hal ini berlaku baik untuk kredit baru, perpanjangan jangka waktu, tambahan kredit, maupun permohonan perubahan persyaratan kredit,


(46)

2. Permohonan kredit harus memuat informasi yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank itu sendiri, 3. Bank harus memastikan kebenaran data informasi yang disampaikan dalam

permohonan kredit.

Permohonan kredit secara tertulis itu terdiri dari beberapa syarat seperti berikut :

1. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) 1 lembar 2. Fotokopi Kartu keluarga (KK) 1 lembar

3. Pas photo berwarna ukuran 3x4 1 lembar

4. Surat keterangan usaha dari kelurahan setempat 1 lembar

Semua syarat-syarat itu dilengkapi dan diserahkan kepada pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai di dalam map.

Ketika debitur akan mengajukan permohonan kredit maka ada beberapa tahap yang harus dilalui dari awal permohonan sampai pencairan dana kur itu sendiri. Adapun tahap-tahap dalam mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai antara lain adalah :

1. Calon debitur mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara tertulis kepada pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai Unit Bangkatan Binjai. Calon debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) datang ke kantor PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai, kemudian dengan dibantu oleh Customer Service,


(47)

calon debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengisi formulir pendaftaran atau formulir pengajuan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah disediakan pihak bank, kemudian ditandatangani oleh pemohon. Calon debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharuskan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) diperkenalkan sebagai kredit yang mudah didapat, maka syarat-syarat yang ditetapkan pun sangat sederhana. Syarat-syarat yang perlu disertakan adalah bukti identitas diri berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), pas photo berwarna ukuran 3x4, fotokopi Kartu Keluarga (KK), dan Surat Keterangan Usaha masing-masing sebanyak 1 lembar dan diserahkan di dalam map.

2. Tahap Analisis Kredit/ Tahap Pemeriksaan

Berdasarkan arahan Bank Indonesia sebagaimana termuat dalam SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995, setiap permohonan kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan pinsip sebagai berikut :

a. Bentuk, format, dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit,

b. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total permohonan kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit tidak boleh berdasarkan semata-mata atas pertimbangan permohonan untuk satu transaksi atau satu rekening kredit dari pemohon, namun harus didasarkan atas dasar penilaian seluruh


(48)

kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan dan atau akan diberikan secara bersama-sama oleh bank,

c. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang sekurang-kurangnya meliputi ;

1) Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet,

2) Penilaian kelayakan jumlah permohonan kredit dengan kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark up yang dapat merugikan bank,

3) Menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit.

d. Analisa kredit sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian tentang prinsip 5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititikberatkan pada hasil usaha yang dilakukan pemohon serta menyediakan aspek yuridis perkreditan dengan tujuan untuk melindungi bank atas resiko yang mungkin timbul,

e. Dalam penilaian kredit sindikasi harus dinilai pula bank yang bertindak sebagai bank induk.

Bagaimanapun arahan diatas, tetap terbuka peluang bagi bank-bank untuk mengatur kebijakan kreditnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bank itu sendiri. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dalam melakukan analisis kredit pun mempunyai kebijakan sendiri yang tentunya


(49)

tetap berpedoman pada arahan Bank Indonesia. Laporan keuangan calon debitur merupakan salah satu data pokok mutlak dalam hal analisis.

Pada tahap pemeriksaan, setelah syarat-syarat dilengkapi, pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dalam hal ini Mantri (account officer) akan melakukan checking atau pencocokan serta peninjauan langsung ke lapangan tentang layak atau tidaknya calon debitur kredit usaha rakyat diberikan pinjaman dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut antara lain :

a. Mencocokan fotokopi bukti diri identitas lain sesuai dengan aslinya.

b. Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha calon debitur kredit usaha rakyat. Misalnya: tentang modal, tentang pinjaman pada pihak lain,dll. Tujuannya adalah untuk menganalisis apakah calon debitur mampu mengembalikan pinjaman atau tidak.

c. Menanyakan tentang keuntungan dari usaha calon debitur kredit usaha rakyat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan membayar pinjaman.

3. Tahap Pemberian Putusan Kredit

Tahap ini, calon debitur akan memperoleh keputusan kredit yang berisi persetujuan akan adanya pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai permohonan yang diajukannya. Keputusan persetujuan permohonan kredit berupa mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai akan


(50)

memberitahukan kepada calon debitur untuk mengkonfirmasi kembali beberapa hari menurut hari yang telah ditentukan oleh pihak bank setelah pengajuan permohonan kredit. Biasanya pemberian putusan dilakukan 3-5 hari setelah pendaftaran permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai, sebelum pemberian putusan kredit, Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai wajib meneliti dan memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berkaitan atau yang mendukung pemberian keputusan kredit masih berlaku lengkap, sah, dan berkekuatan hukum. Setiap pejabat yang terlibat dalam kebijakan persetujuan kredit harus mampu memastikan hal-hal berikut (Rachmat Firdaus, 2003 :51) :

a. Setiap kredit yang diberikan telah sesuai dengan prinsip perkreditan yang sehat dan ketentuan perbankan lainnya,

b. Pemberian kredit telah sesuai dan didasarkan pada analisis kredit yang jujur, objektif, cermat, dan seksama (menggunakann 5C’s principles) serta independent,

c. Adanya keyakinan bahwa kredit akan mampu dilunasi oleh debitur. Kebijakan dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai, yang dapat diberikan kredit usaha rakyat ini adalah debitur yang memiliki Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai tidak turut serta menyertakan koperasi, karena sampai saat ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai belum memberlakukan Linkage


(51)

Program dimana kredit terhadap Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dapat disalurkan melalui koperasi.

4. Tahap Pencairan Kredit/Akad Kredit.

Setiap proses pencairan kredit (disbursement) harus terjamin asas aman, terarah, dan produktif dan dilaksanakan apabila syarat yang ditetapkan dalam perjanjian kredit telah dipenuhi oleh pemohon kredit (Rachmat Firdaus, dkk. 2003:52). Setelah semua persyaratan terpenuhi dan pemberian kredit diikat oleh perjanjian kredit maka debitur dapat mengambil dana pinjaman yang telah dimohonkan kepada bagian teller PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.

Tahap akad kredit pencairan meliputi beberapa tahap yaitu tahap persiapan pencairan, penandatangan perjanjian pencairan kredit, fiat bayar dan pembayaran pencairan kredit. Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah pada tahap akad kredit adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Pencairan

Setelah Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP) diputus, Costumer Services mencatatnya pada register atau pendaftaran dan segera mempersiapkan pencairan sebagai berikut :

• Memberitahukan pada calon debitur bahwa permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) nya telah mendapat persetujuan atau putusan dan kepastian tanggal pencairannya.


(52)

• Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang (SPH)

• Mengisi kuitansi pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

b. Penandatanganan Perjanjian Pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Berkas atau kelengkapan pencairan disini adalah Surat Pengakuan Hutang (SPH), sebelum penandatanganan berkas pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Customer Service harus memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencairan kredit usaha rakyat telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan debitur. Setelah itu, Customer Service meminta debitur untuk membaca dan memahami Surat Pengakuan Hutang (SPH) dan menandatangani Surat Pengakuan Hutang (SPH) tersebut selanjutnya diserahkan pada Kepala Unit untuk diperiksa. Untuk menjaga keamanan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian maka Custumer Service mencocokkan tanda tangan dengan tanda tangan debitur pada waktu pendaftaran, kemudian menyerahkan semua berkas kepada Kepala Unit untuk di fiat bayar.

c. Fiat Bayar

Kepala Unit memeriksa berkas tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian berkas kredit usaha rakyat untuk dicocokkan dengan syarat yang disebutkan dalam putusan kredit, setelah yakin maka kepala unit membubuhkan tanda tangan sebagai persetujuan fiat bayar. Setelah selesai, kwitansi diserahkan pada teller dan berkas diserahkan pada customer service.


(53)

Pembayaran pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada debitur dilakukan oleh teller berdasarkan kwitansi yang diterima dari Kepala Unit dengan terlebih dahulu meneliti keabsahan kwitansi.

Apabila terjadi keterlambatan pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), disebabkan oleh banyaknya peminat yang hendak menjadi calon debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengingat jumlah tenaga yang menangani Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak sebanding dengan jumlah peminat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Lamanya proses pencairan dana disebabkan pula oleh penerapan asas kehati-hatian dalam menyalurkan dananya dan tetap berpegang teguh pada lima prinsip dalam penilaian kondisi nasabah atau sering disebut dengan “the five of credit analysis” (Gatot Supramono, 1995 :33-34).

Lima prinsip penilaian tersebut antara lain :

1. Character adalah keadaan watak atau sifat dari debitur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap aspek character ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemauan dan itikad baik debitur untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Character ini merupakan faktor kunci walaupun calon debitur tersebut mampu menyelesaikan hutangnya, namun kalau tidak mempunyai itikad baik tentu akan menimbulkan kesulitan pada bank di kemudian hari. Alat untuk memperoleh gambaran tentang character dari calon nasabah dapat diperoleh melalui upaya:


(54)

a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah,

b. Meneliti reputasi calon debitur tersebut di lingkungan usahanya, c. Melakukan bank to bank information, mencari informasi dari bank ke

bank lain tentang calon debitur,

d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon debitur berada,

e. Mencari informasi apakah calon debitur suka berjudi, f. Mencari informasi apakah calon debitur suka berfoya-foya.

2. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Penilaian ini berfungsi untuk mengukur kemampuan calon debitur dalam mengembalikan hutangnya secara tepat waktu, dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity

dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan historis, yaitu menilai kemampuan yang telah lampau, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu,

b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaan yang menghendaki keahlian teknologi tinggi dan yang memerlukan profesionalisme tinggi,

c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank,


(55)

d. Pendekatan managerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan,

e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, mesin-mesin, administrasi dan keuangan, hubungan industri dan kemampuan merebut pasar.

3. Capital adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Kemampuan modal sendiri diperlukan bank sebagai alat indikator kesungguhan dan tanggung jawab debitur dalam menjalankan usahanya karena ikut menganggung risiko dalam kegagalan usaha. “Biasanya jika jumlah modal sendiri (modal netto) cukup besar, perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenis” (Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, 2003 : 85).

Kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan pembiayaan sendiri dalam praktik, yang jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank. Bentuk pembiayaan ini tidak harus dalam bentuk uang tunai, namun juga bisa dalam bentuk barang modal, seperti: tanah, bangunan, mesin-mesin dan sebagainya.

4. Collateral adalah barang-barang yang diserahkan debitur sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikkan, dan status hukumnya, untuk menghindari terjadinya pemalsuan bukti kepemilikan, maka sebelum


(56)

dilakukan pengikatan harus diteliti mengenai status yuridisnya bukti pemilikan dan orang yang menjaminkan. Hakikatnya, bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan, tetapi juga yang tidak berwujud atau non material seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.

Penilaian ini dapat dilihat dari dua segi berikut:

a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan diagunkan.

b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.

5. condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, yang mempengaruhi usaha calon debitur di kemudian hari. Penelitian mengenai hal-hal seperti keadaan konjungtur, peraturan-peraturan pemerintah, situasi politik, dan perekonomian politik perlu diadakan untuk mendapat gambaran mengenai hal-hal tersebut.

Kelima prinsip di atas yang paling perlu mendapatkan perhatian account officer adalah character, karena apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak berarti, atau dengan kata lain permohonannya harus ditolak. Syarat yang paling utama sebenarnya adalah calon debitur harus memiliki usaha yang paling tidak sudah dirintis sekitar 6 bulan jadi Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini tidak berlaku bagi mereka yang sama sekali belum punya usaha atau baru memulai usaha.


(57)

Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai diluncurkannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimulai pada tahun 2008. Hingga sekarang, jumlah dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dikucurkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah sebesar Rp. 1.673.000.000,- yang sudah terhitung dibayar dan sekitar Rp. 1.399.000.000,- yang masih belum dilunasi pembayarannya. Hal ini disebabkan karena masih banyak yang mengambil lagi. Untuk jumlah penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu sendiri adalah 245 orang yang masih berjalan.

Setiap hal tidak akan selalu berjalan dengan lancar-lancar saja, tentu akan mendapat beberapa hambatan termasuk dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini. Beberapa hambatan yang sering terjadi antara lain yaitu :

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul itu antara lain adalah :

1. Adanya persepsi yang keliru di masyarakat bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan kredit yang dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, bahkan banyak masyarakat yang berpendapat bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan bantuan dari pemerintah. Dalam kenyataannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan kredit yang sumber dananya sepenuhnya dari bank. Karena persepsi yang keliru tersebut, banyak debitur tidak memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran sampai lunas sehingga menimbulkan kredit macet yang cukup tinggi.

2. Banyak masyarakat menganggap bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan selalu sebesar Rp. 5.000.000 padahal penyaluran


(58)

Kredit Usaha Rakyat (KUR) harus disesuaikan dengan kemampuan usaha agar debitur tidak terbebani dalam membayar angsuran.

3. Sesuai dengan ketentuan dari pemerintah yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 10 Tahun 2009, Kredit Usaha Rakyat (KUR) hanya bisa diberikan kepada calon debitur yang belum pernah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan Sistem Informasi Debitur (SID). Dalam kenyataannya banyak calon debitur yang telah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari perbankan sehingga tidak bisa lagi dibiayai dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).

4. Banyak calon debitur yang tidak bisa memenuhi persyaratan dari bank seperti identitas diri yang tidak lengkap maupun kondisi usaha yang belum layak untuk mendapatkan kredit.

5. Untuk beberapa bank, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terkendala karena keterbatasan bank untuk menjangkau lokasi calon debitur yang relatif jauh sehingga penyebaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih belum merata dan terfokus di kota-kota besar saja.

Masalah-masalah yang terjadi tersebut tentu saja dapat menghambat dan menggangu keberhasilan dari penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk itu diperlukanlah penanganan untuk permasalahan tersebut agar penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi permasalahan-permasalahan tersebut adalah hal mendasar yang berupa pemahaman dan pola pikir dari calon debitur yang masih beranggapan bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu adalah hadiah, dan ketika mengajukan


(59)

permohonan kredit masih tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan sehingga berujung kepada tidak mau membaya kembali kredit sesuai dengan perjanjian dan menyebabkan terjadi kredit macet. Cara yang biasanya dilakukan oleh pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. khusunya Unit Bangkatan Binjai adalah dengan memberikan peringatan terlebih dahulu pada saat calon debitur mengajukan permohonan kredit bahwa kredit ini bukanlah hibah ataupun hadiah dari pemerintah sehingga penting bagi calon debitur untuk membayar kembali dana yang telah diterimanya.

Apabila ditengah berjalannya penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) terjadi kredit macet maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan akan melakukan pemanggilan debitur dan melakukan penagihan, namun bila tidak dipenuhi maka pihak bank akan melakukan penagihan ke tempat tinggal debitur. Disamping adanya yang menghambat kelancaran dari penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini terdapat juga faktor yang mendukung kelangsungan penyalurannya seperti misalnya iklan atau penyuluhan yang ditayangkan di televisi membantu pihak bang untuk memberikan keterangan dan penjelasan kepada masyarakat tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu sendiri dan bagaimana cara mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki.

Hal lainnya yaitu para debitur yang rajin mencicil kredit yang dipinjamnya kepada pihak bank. Ini juga memudahkan bank untuk melakukan kegitan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan lancar. Apabila penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu berjalan lancar tentu akan


(60)

berdampak baik juga bagi perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan akan berdampak baik bagi perkembangan dan pembangunan di Indonesia sendiri.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program Pemerintah yang bekerjasama dengan bank-bank yang telah ditentukan diluncurkan oleh Pemerintah dengan landasan bahwa perekonomian yang menjadi pemegang kendali bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia sangat lemah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang cukup punya potensi untuk membantu perekonomian negara ini. Akan tetapi mengapa masih saja Usaha Kecil Mengenah (UKM) negara ini masih belum berkembang karena diakibatkan oleh modal yang dimiliki oleh pelaku usaha sangat minim dan menyebabkan susah untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki. Maka dari itu diharapkan kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini dapat membantu pelaku usaha tersebut untuk lebih gigih berusaha dan membantu Indonesia untuk memperbaiki keadaan perekonomiannya.

Dengan berkembangannya perekonomian Indonesia tentu tidak akan sulit bagi negara ini untuk dapat berkembang. Untuk contoh adalah di daerah Binjai sendiri yang terdiri dari pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang industri, hasil industri mereka dapat lebih dikenal dan bersaing dengan hasil industri lain yang lebih ternama dan dapat mensejajarkannya dengan hasil industri utama lainnya yang ada di Medan atau di Ibu Kota juga. Dengan begitu Binjai akan lebih dikenal dan usaha industri tersebut tentu memberikan sumbangan bagi pelaksanaan pembangunan di Binjai karena selain dari hasil industrinya sebenarnya Binjai adalah kota yang indah dan memiliki banyak sekali


(61)

objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Sebagai perhitungan, pembangunan akan berlanjut ke sektor pertaian dan wisata serta bidang lainnya di Binjai. Berkembangnya Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah Binjai maka akan mengembangkan perekonomian rakyat Binjai juga termasuk pendidikan rakyat Binjai. Jadi tidak akan ada istilah desa atau kota tertinggal.

Pembangunan yang terjadi di suatu negara, kota ataupun desa memiliki kebutuhan yang cukup tinggi terhadap keadaan ekonomi yang dimilikinya, maka perkembangan perekonomian memegang peranan penting dan menjadi hal utama bagi suatu negara, desa ataupun kota untuk melakukan pembangunan ke arah yang lebih baik dan maju.

Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di daerah Binjai dan sekitarnya sendiri dapat dikatakan sudah efektif dilihat dari indikator yang ada yaitu tujuan dari pemberian dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan manfaat disalurkannya dana ini sudah tercapai. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan melalui PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini sudah memberi kesempatan bagi masyarakat Binjai untuk membuka usaha dan mengembangkan usaha, sudah membantu melakukan pemberdayaan masyarakat Binjai, serta memperluas kesempatan kerja dan membantu mengentaskan kemiskinan atau memperbaiki keadaan perekonomian Binjai.


(62)

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan mengenai Kredit Usaha Rakyat di atas maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pinjaman yang harus dilunasi dan bukan merupakan hibah dari pemerintah. Jadi, debitur yang menerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) wajib untuk mengembalikannya kepada bank yang memberikan pinjaman. Pemerintah hanya sebagai penggagas dan bekerjasama dengan bank untuk menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.

2. Keputusan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepenuhnya merupakan kewenangan bank dengan memeprhatikan arahan dari komite kebinjakan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

3. Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan untuk pelaku Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKMK) yang produktif dan layak namun belum bankable agar dapat mengakses kredit atau pembiayaan dari bank untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya.


(63)

4. Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) menggunakan Prinsip 5 C, yang berguna sebagai pedoman pihak termasuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai untuk menentukan kelayakan calon debiturnya.

5. Masalah utama yang menghambat kelancaran penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pemikiran masyarakat bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah hibah sehingga menyebabkan kredit macet.

6. Adanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat membantu para pelaku usaha di Indonesia khususnya Kota Binjai karena lebih membuka kesempatan bagi para pelaku usaha tersebut untuk mengembangkan usaha yang dimilikinya dan berkesempatan untuk memajukan pembangunan Indonesia termasuk Kota Binjai.

B. SARAN-SARAN

Menurut saya, sebagai penulis ada beberapa saran yang akan saya kemukakan yaitu

1. Ada baiknya apabila pemerintah lebih memperjelas penyuluhan yang dilakukan mengenai pengenalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada masyarakat Indonesia. Hal ini untuk mencegah masyarakat tetap berfikir bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu merupakan hibah dari pemerintah dan mencegah terjadi resiko kredit macet.


(64)

2. Selanjutnya adalah pemerintah harus lebih aktif memperhatikan keejahteraan dari usaha yang ada di negara ini termasuk Kota Binjai agar dapat memajukan perekonomian dan memajukan pembangunan juga. Dengan begitu masyarakat negara ini akan senantiasa makmur dan sejahtera.

3. Pemerintah lebih rajin lagi membentuk program-program yang bertujuan untuk memajukan masyarakatnya dan membentuk pribadi masyarakat yang mandiri dan maju. Khususnya Kota Binjai ini, agar dikembangkan lagi program-program lain untuk dapat mengembangkan masyarakat di kota ini baik dari segi keterampilan, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat ataupun daerahnya, misalnya wisata dan lain sebagainya.


(1)

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan mengenai Kredit Usaha Rakyat di atas maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pinjaman yang harus dilunasi dan bukan merupakan hibah dari pemerintah. Jadi, debitur yang menerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) wajib untuk mengembalikannya kepada bank yang memberikan pinjaman. Pemerintah hanya sebagai penggagas dan bekerjasama dengan bank untuk menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.

2. Keputusan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepenuhnya merupakan kewenangan bank dengan memeprhatikan arahan dari komite kebinjakan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

3. Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan untuk pelaku Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKMK) yang produktif dan layak namun belum bankable agar dapat mengakses kredit atau pembiayaan dari bank untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya.


(2)

4. Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) menggunakan Prinsip 5 C, yang berguna sebagai pedoman pihak termasuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai untuk menentukan kelayakan calon debiturnya.

5. Masalah utama yang menghambat kelancaran penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah pemikiran masyarakat bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah hibah sehingga menyebabkan kredit macet.

6. Adanya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat membantu para pelaku usaha di Indonesia khususnya Kota Binjai karena lebih membuka kesempatan bagi para pelaku usaha tersebut untuk mengembangkan usaha yang dimilikinya dan berkesempatan untuk memajukan pembangunan Indonesia termasuk Kota Binjai.

B. SARAN-SARAN

Menurut saya, sebagai penulis ada beberapa saran yang akan saya kemukakan yaitu

1. Ada baiknya apabila pemerintah lebih memperjelas penyuluhan yang dilakukan mengenai pengenalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada masyarakat Indonesia. Hal ini untuk mencegah masyarakat tetap berfikir bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu merupakan hibah dari pemerintah dan mencegah terjadi resiko kredit macet.


(3)

2. Selanjutnya adalah pemerintah harus lebih aktif memperhatikan keejahteraan dari usaha yang ada di negara ini termasuk Kota Binjai agar dapat memajukan perekonomian dan memajukan pembangunan juga. Dengan begitu masyarakat negara ini akan senantiasa makmur dan sejahtera.

3. Pemerintah lebih rajin lagi membentuk program-program yang bertujuan untuk memajukan masyarakatnya dan membentuk pribadi masyarakat yang mandiri dan maju. Khususnya Kota Binjai ini, agar dikembangkan lagi program-program lain untuk dapat mengembangkan masyarakat di kota ini baik dari segi keterampilan, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat ataupun daerahnya, misalnya wisata dan lain sebagainya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Barnard, I, Chester. 1992. Organisasi dan manajemen, Struktur, Perilaku dan proses. Jakarta: Gramedia

H. Rachmat Firdaus, Drs., Msi & Aryanti, Maya. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Sugiyono, A.G. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Supramono, Gatot. 1995. Beberapa Segi Mengenai Perkreditan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

Perundang-undangan


(5)

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 Tentang Pengertian Bank

Undang-Undang No. 14 tahun 1967 Tentang Undang-undang Pokok Perbankan

Undang-undang No. 13 tahun 1968 Tentang Undang-undang Bank Sentral

Undang-undang No. 21 tahun 1968 Tentang Tugas-tugas Pokok BRI

Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dan Kredit

Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 Tentang Tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Rakyat Indonesia Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 Tentang Pengertian kredit

Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan menengah

Penetapan Presiden No. 9 Tahun 1965 Tentang Pengintegrasian Bank Koperasi, Tani dan Nelayan ke dalam Bank Indonesia

Peraturan Perundang-undangan No. 42 Tahun 1960 Tentang Peleburan Bank Rakyat Indonesia ke dalam Koperasi, Tani dan Nelayan

SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 Tentang Analisi dan Pemeriksaan Kredit


(6)

Sumber Internet