8.2. Percobaan Back to Back
A
H V LV
LV Transform ator
B
Transform ator A
V
Supply T erm inal Satu Phasa
A
HV LV
HV LV
LV Transformator
B
Transformator A
V
Supply Terminal
Auxiliary Transformer
Gambar 2.5. a. Rangkaian trafo 1 Phasa Back to Back
Senovandy A. L. Tobing : Penentuan Temperatur Akhir Trafo Distribusi Dengan Percobaan Hubung Singkat, 2008. USU Repository © 2009
31
A V
3 Phasa Supply Terminal
3 Phasa Supply Terminal
Transformator B
Transformator A
Auxliary Transformator
LV HV
HV
LV HV
LV
a b
c
a a
b b
c c
A V
3 Phasa Supply Terminal
Transformator B
Transformator A
LV HV
HV LV
a b
c
a b
c
Gambar 2.5. b. Rangkaian trafo 3 Phasa Back to Back Dalam pengujian back to back ini, transformator dibangkitkan tegangan normal dan
arus beban penuh disirkulasi dengan auxilary transformator. Transformator 1Phasa, Seperti pada gambar a. diatas metode ini dihubungkan dari
transformator satu phasa. Transformator memerlukan dua inisial tempatnya tidak kurang dari 1 m tersendiri dengan sisi tegangan tinggi berdekatan. Kumparan tegangan tinggi
dihubungkan setelah ammeter ditempatkan. Tegangan rendah dari satu transformator dihubungkan kesuplai kumparan satu phasa, yang lainnya dihubungkan parallel. Tetapi
kumparan tegangan rendah auxiliary transformator salah satu dari sumber yang pantas
Senovandy A. L. Tobing : Penentuan Temperatur Akhir Trafo Distribusi Dengan Percobaan Hubung Singkat, 2008. USU Repository © 2009
32
dimasukkan kedalam rangkaian. Kumparan tegangan tinggi dari auxiliary transformator salah satu suplainya tersendiri seperti pada gambar atau ditempat parallel melewati yang lain
dengan tahanan berubah-ubah dalam hubungan seri. Tegangan rendah keadaan normal frekuensi sebenarnya dipakai untuk kumparan
tegangan rendah dalam hubungan parallel dan suplai tegangan ke kumparan tegangan tinggi dari auxiliary transformator sampai ke ammeter dalam pengukuran tegangan tinggi dari
transformator dibawah pengujian dibaca dan arus normal beban penuh. Jika tahanan berubah- ubah terhubung digunakan auxiliary transformator, resistannya adalah biasa sampai ammeter
dalam pengujian tegangan tinggi dari transformator dibawah pengujian menunjukkan keadaan normal tegangan tinggi arus beban penuh.
Seabagai catatan dalam metode ini tanpa wattmeter digunakan, sebenarnya dalam kondisi beban penuh. Exitasi normal dan arus beban penuh yang dibenarkan dan rugi-rugi
tembaga serta rugi-rugi besi, oleh karena itu tidak membutuhkan pengukuran selama pengujian di metode ini. Mesin mensuplai kumparan tegangan rendah dan hubungan parallel
harus mampu memberikan keadaan normal tegangan rendah, tegangan dari transformator setelah pengujian dan dua kali tanpa arus beban yang merupakan suplai rangkaian rugi-rugi
besi. Kumparan tegangan dari auxiliary transformator harus munsupali dua kali tegangan
impedansi dari transformator setelah pengujian. Keadaan normal tegangan rendah arus beban penuh dan ketika metode seperti gambar diatas digunakan, mesin mensuplai auxiliary
transformator harus mampu memberikan tegangan sama ke ratio transformasi dari auxiliary transformator setelah pengujian. Arus sama pada tegangan rendah dari transformator setelah
pengujian dibagi dengan ratio transformasi dari auxiliary transformator. Rangkaian ini mensuplai rugi-rugi tembaga setelah pengujian.
Senovandy A. L. Tobing : Penentuan Temperatur Akhir Trafo Distribusi Dengan Percobaan Hubung Singkat, 2008. USU Repository © 2009
33
8.3. Percobaan Delta Delta