Deskripsi Statistik Data atau Variabel Penelitian

4.2 Deskripsi Statistik Data atau Variabel Penelitian

Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah pertumbuhan SHU yang memiliki skala nominal, sedangkan variabel bebas independent variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar, rasio utang, rasio laba bersih, dan rasio perputaran persediaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan skala rasio. Berikut deskriptif statistik variabel-variabel dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian P SHU Current Ratio Debt Ratio Net Profit Margin Inventory Turnover kali Minimum -68,00 7,2 56,00 8,00 64,74 Maksimum 97,00 61,33 88,00 31,00 167,7 Mean 24,17 28,515 71,67 13,17 101,6 Std. Deviasi 55,03 18,817 13,28 8,86 35,752 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan hasil deskripsi statistik variabel penelitian pada Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai minimum pertumbuhan SHU pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 sebesar -68 yang terjadi pada tahun 2011. Nilai tersebut menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 24,17. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan terendah SHU KPRI Dewantara mengalami penurunan yang terjadi pada tahun 2011. Sedangkan nilai maksimum pertumbuhan SHU sebesar 97 yang terjadi pada tahun 2010. Angka tersebut lebih besar daripada rata-rata pertumbuhan SHU selama periode 2007-2012. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan SHU tertinggi pada KPRI Dewantara terjadi pada tahun 2010. Rata-rata pertumbuhan SHU pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 sebesar 24,17. Sementara itu, standar deviasi pertumbuhan SHU, yaitu sebesar 55,03 menunjukkan angka yang lebih besar dari nilai rata-ratanya 24,17. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan SHU selama periode 2007-2012 cenderung berfluktuasi. Nilai minimum rasio lancar Current Ratio seperti terlihat pada Tabel 4.1 sebesar 7,2 menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya 28,515 yang terjadi pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan terendah KPRI Dewantara dalam melunasi hutang-hutangnya dengan menggunakan asset lancar yang dimilikinya yaitu sebesar 7.2. Sedangkan nilai maksimum rasio lancar Current Ratio sebesar 61.33 yang terjadi pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan tertinggi KPRI Dewantara dalam melunasi hutang-hutangnya dengan menggunakan asset lancar sebesar 61,33. Rata-rata rasio lancar Current Ratio pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 sebesar 28,515. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2007-2012 aset lancar yang digunakan oleh KPRI Dewantara dalam melunasi hutangnya sebesar 28,515. Sementara itu, standar deviasi rasio lancar Current Ratio sebesar 18,817 menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya 28,515. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi rasio lancar selama periode 2007-2012 cenderung ke arah yang lebih stabil. Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa rasio utang Debt Ratio memiliki nilai minimum 56 dan maksimum 88 yang lebih kecil dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa KPRI Dewantara lebih banyak menggunakan ekuitas daripada hutang dalam memenuhi kebutuhan dananya. Rata-rata rasio utang Debt Ratio pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 juga menunjukkan angka di bawah 1 yaitu sebesar 71,67. Artinya, KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 memang lebih banyak menggunakan ekuitas daripada hutang dalam memenuhi kebutuhan dananya. Sementara itu, standar deviasi rasio utang Debt Ratio sebesar 13,28 menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya 71,67. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi rasio hutang selama periode 2007-2012 cenderung ke arah yang lebih stabil. Nilai minimum rasio laba bersih Net Profit Margin seperti terlihat pada Tabel 4.1 sebesar 8 yang terjadi pada tahun 2007 dan 2008. Nilai tersebut menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya sebesar 13,17. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan bruto terendah yang mampu dihasilkan KPRI Dewantara menjadi SHU yaitu sebesar 8. Sedangkan nilai maksimum rasio laba bersih Net Profit Margin sebesar 31 yang terjadi pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan pendatan bruto tertinggi yang mampu dihasilkan KPRI Dewantara menjadi SHU sebesar 31. Rata-rata rasio laba bersih Net Profit Margin pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 sebesar 13,17. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2007-2012 KPRI Dewantara rata-rata memiliki kemampuan untuk menghasilkan pendapatan bruto yang dijadikan SHU sebesar 13,17. Sedangkan standar deviasi rasio laba bersih Net Profit Margin sebesar 8,86 menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya 13,17. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi rasio laba bersih Net Profit Margin selama periode 2007-2012 cenderung ke arah yang lebih stabil. Nilai minimum rasio perputaran persediaan Inventory Turnover seperti terlihat pada Tabel 4.1 sebesar 64,74 kali yang terjadi pada tahun 2012. Nilai tersebut menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya yaitu sebesar 101,6. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran dana persediaan KPRI Dewantara terendah terjadi tahun 2012 yaitu sebesar 64,74 kali. Sedangkan nilai maksimum rasio perputaran persediaan Inventory Turnover sebesar 167,7 kali yang terjadi pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan kemampuan tertinggi perputaran dana yang tertanam dalam persediaan KPRI Dewantara sebesar 167,7 kali. Rata-rata rasio perputaran persediaan Inventory Turnover pada KPRI Dewantara selama periode 2007-2012 sebesar 101,6 kali. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2007-2012 KPRI Dewantara rata- rata memiliki kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam persedian sebesar 101,6 kali. Sedangkan standar deviasi rasio perputaran persediaan Inventory Turnover sebesar 35,752 kali menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai rata- ratanya 101,6 kali. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi rasio perputaran persediaan Inventory Turnover selama periode 2007-2012 cenderung ke arah yang lebih stabil.

4.3 Hasil Analisis Data