Keterbatasan Peran Pemerintah Desa Junrejo Konsep atraksi wisata belum memadai Keterbatasan bahan baku dan keterbatasan inovasi produk Tanda Daftar Industri TDI yang Belum Merata

25 Batu hingga November 2015 telah mempersiapkan pengembangan Desa Wisata dengan jumlah saat ini 12 Desa Wisata dan pada akhir tahun 2017 semua desakelurahan di Kota Batu akan menjadi Desa Wisata dengan ciri khas produk unggulannya masing-masing.

b. Political Will Pemerintah Kota Batu

Adanya kemauan atau political will pemerintah dalam upaya pengembangan Desa Wisata di Kota Batu baik yang telah berkembang maupun yang akan segera dikembangkan. Hal tersebut diperkuat dengan dokumen Rencana Induk Pengembangan Desa Wisata yang menjabarkan bagaimana rencana pengembangan Desa Wisata di Kota Batu, strategi-strategi pemerintah serta dukungan-dukungan baik yang bersifat fisik maupun non fisik. 2 aktor Penghambat Faktor penghambat yang dijelaskan pada bagian ini meliputi faktor penghambat yang berasal dari struktural, dan faktor penghambat yang berasal dari kultural. Adapun faktor penghambat ini diketahui berdasarkan temuan lapang peneliti. Secara lebih lengkap uraian mengenai faktor penghambat ialah sebagai berikut :

a. Keterbatasan Peran Pemerintah Desa Junrejo

Kurangnya koordinasi yang massiv antara pihak pemerintah Desa Junrejo dengan masyarakat Desa Junrejo khususnya masyarakat pengrajin dalam mengembangkan potensi industri kerajinan. Hal yang telah diupayakan masih 26 sebatas pemberian izin dan belum ada upaya nyata misalnya dalam bentuk bantuan promosi atau bantuan alat.

b. Konsep atraksi wisata belum memadai

Konsep atraksi wisata menyangkut bagaimana pengelolaan yang ada pada Desa Wisata Junrejo tersebut. Misalnya cara mengemas acara kunjungan wisatawan semenarik mungkin.Atraksi wisata yang ditawarkan pada Desa Wisata Junrejo sebagian besar hanya menyajikan kehidupan utama penduduknya yang bergerak dibidang industri kerajinan. Belum adanya pengelolaan yang memadai sehingga wisatawan hanya sekedar datang membeli produk kerajinan lalu pulang.

c. Keterbatasan bahan baku dan keterbatasan inovasi produk

Keterbatasan bahan baku khususnya cobek menjadi salah satu penghambat tersendiri. Sebab bahan baku membuat cobek adalah batuan yang sulit sekali ditemui. Hambatan lain terletak pada terbatasnya inovasi pengarajin dalam mengelola produk kerajinan cobek dan kayu. Produk cobek dan kerajinan kayu masih berupa produk awal biasa tanpa adanya inovasi lebih lanjut dan kurang memiliki daya tarik lebih.

d. Tanda Daftar Industri TDI yang Belum Merata

Tanda Daftar Industri TDI adalah izin untuk melakukan kegiatan industri yang diberikan kepada semua jenis industri dengan investasi sebesar Rp.5.000.000 sampai dengan Rp.200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dari banyaknya pengrajin cobek dan pengrajin kayu yang ada di Desa Junrejo hanya terdapat 11 unit usaha yang memiliki TDI dari Diskoperindag Kota batu. sedangkan Diskoperindag hanya memberikan 27 bantuan ataupun kegiatan event-event kepada industri yang memiliki TDI, dengan kata lain dari banyaknya pengrajin di Desa Junrejo yang terfasilitasi oleh Pemerintah Kota Batu hanya 11 unit usaha saja.

G. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode kualitatif, metode kualitatif merupakan penelitian yang mengungkap situasi social tertentu dengan cara mendeskripsikannya secara benar. Metode penelitian memberikan peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian 33 .Adapun uraian lebih lanjut dalam metode penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang lebih menekankan pada penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang diamati 34 . Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai strategi pengembangan Desa Wisata berbasis ekonomi kreatif dengan fokus pada sentra industri kerajinan cobek dan kerajinan kayu. Peneliti juga akan menjelaskan faktor pedukung serta penghambatnya dengan mengambil studi di Desa Junrejo Kota Batu. Melalui penelitian deskriptif, penulis mencoba mendeskripsikan fenomena-fenomena terkait pengembangan desa wisata berbasis ekonomi 33 Nazir Moh, 2011. Metode Penelitian. Bogor, Ghalia Indonesia Hlm 44 34 Sebagaimana yang diuraikan oleh E.G Carmines dan R.A Zeller 2006 dalam Eta Mamang Sangadji 2010:26.