Senyawa Aktif pada Buah Manggis

negara di Asia lainnya. Produksi manggis di Indonesia pada 2006 berasal dari Kalimantan 2.149 ton, Sulawesi 2.894 ton, Sumatera 26.265 ton, Jawa 39.671 ton, Bali-Nusa Tenggara 1.009 ton dan Maluku-Papua 646 ton. Produksi terbesar masih berasal dari Jawa yang meliputi dari Bogor sebanyak 1.189 ton, Purwakarta 2.290 ton, dan Tasikmalaya 13.244 ton Sutrisno, 2009.

C. Morfologi Kulit Buah Manggis

Buah manggis berbentuk bangun bola dengan diameter 3,5 – 7 cm. Kulit buah manggis memiliki warna hijau muda hingga ungu gelap, sedangkan warna daging buahnya putih. Sewaktu masih muda permukaan kulit buah berwarna hijau, namun setelah matang berubah menjadi ungu kemerah-merahan atau merah muda. Kulit buah manggis ukurannya tebal mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya Cronquist, 1981. Gambar buah manggis dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Buah manggis Garcinia mangostana L. Sumber: Koleksi Pribadi

D. Senyawa Aktif pada Buah Manggis

Pemanfaatan kulit buah manggis sebagai obat biasanya dilakukan dengan merebus kulit manggis selama beberapa waktu kemudian air Daging Buah Kulit Buah rebusannya diminum sebagai obat. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Pradipta dkk. 2007, diketahui bahwa kulit buah manggis ternyata memiliki kandungan senyawa aktif yang termasuk golongan xanthone. Kandungan kimia kulit manggis adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tannin Heyne, 1997; Soedibyo, 1998. Xanthone ialah suatu bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri dari 3 cincin dan ini menjadikannya sangat stabil ketika berada dalam tubuh manusia Anonim, 2009a. Senyawa xanthone yang telah teridentifikasi diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2.8-bis3-metil-2-butenil-9H-xanten-9-on dan 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-bis3-metil-2-butenil-9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfamangostin dan gamma-mangostin Jinsart, 1992. Selain itu, kandungan senyawa kimia pada manggis antara lain karbohidrat, lemak, protein, kalsium, potasium, zat besi, fosfor, vitamin A, vitamin B1, dan B2, vitamin C Yuslianingsih, 2007. Xanton merupakan derivat dari difenil- γ-pyron, yang memiliki nama IUPAC 9H-xantin-9-on. Xanton terdistribusi luas apda tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae Sluis, 1985. Xanton dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antileukimia, antiagregasi platelet, selain itu xanton dapat menstimulasi sistem saraf pusat dan memiliki antituberkolosis secara in vitro pada bakteri Mycobacterium tuberculosis Bruneton, 1999 ; Sluis,1985. Kulit manggis sudah berkasiat meskipun buah belum matang. Xanton pada kulit manggis sudah terbentuk sejak buah berumur satu bulan setelah bunga mekar SBM. Pada umur satu BSA hingga empat BSA saat buah dipanen kandungan xanton relatif sama Kurniawati, 2011. Xanton umumnya terdistribusi luas pada tumbuhan dalam bentuk ikatan glikosida seperti halnya flavonoid. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses hidrolisis yang berfungsi untuk memecah ikatan glikosida sehingga dihasilkan aglikon xanton. Proses hidrolisis dilakukan dengan cara hidrolisis asam menggunakan HCl 2 N. Xanton biasanya terdapat sebagai xanton O-glikosida. Pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi xanton atau lebih terikat pada suatu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam. Hidrolisis asam digunakan untuk memecah ikatan O-glikosida tersebut Pradipta dkk., 2007.

E. Antibakteri dan Efeknya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus IFO 13276.

0 2 14

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus IFO 13276.

0 2 7

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus IFO 13276.

0 3 13